Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
e. Senyawa Golongan Aromatik
Hidrokarbon bergolongan aromatik sering disebut dengan benzen (C6H6).
Senyawa golongan aromatik merupakan senyawa dengan jumlah ketiga
terbanyak pada minyak bumi mentah. Senyawa ini adalah senyawa
hidrokarbon tak jenuh karena memiliki ikatan rangkap pada rantainya.
Senyawa hidrokarbon ini bersifat aktif dan dapat membentuk asam organik
bila teroksidasi. Senyawa ini sengaja dibentuk melalui proses reformasi
katalitik untuk meningkatkan kualitas knocking pada gasolin. Senyawa
aromatik biasanya tidak reaktif, memiliki bau yang khas, pelarut yang baik,
dan memiliki bilangan oktan yang tinggi. Ciri khas dari senyawa ini adalah
rantai 6 karbon yang memiliki 3 ikatan rangkap atau disebut nuclear.
Dalam minyak bumi juga terdapat senyawa aromatik berukuran besar
(polynuclear), misalnya pyrene dan chrysene.
Contoh rumus molekul dari senyawa hidrokarbon aromatik adalah :
C6H6
C8H10
C6H5CH3
C6H5CH2CH3
= benzena
= naftalena
= metil benzena
= etil benzena
H
C
C
H
H
C
C
H
C
C
H
H
f. Senyawa Non Hidrokarbon
Selain senyawa hidrokarbon yang telah disebutkan di atas, terdapat juga
berbagai senyawa non-hidrokarbon dalam minyak mentah dan di dalam
aliran sebagai hasil pengilangan. Beberapa senyawa non-hidrokarbon yang
terkandung dalam minyak bumi adalah garam, senyawa sulfur, senyawa
nitrogen, senyawa oksigen, senyawa logam, pasir, mineral dan air.
g. Garam
Unsur ini berbentuk senyawa klorida yang selalu menimbulkan kesulitan
pada kolom fraksionasi. Garam dapat terurai secara kimiawi menjadi asam
yang menyebabkan korosi terutama pada dinding atas kolom. Garam ini
juga sering menimbulkan terjadinya penyumbatan pada tray fraksionator
dan alat penukar panas (heat exchanger).
h. Sulfur
Senyawa sulfur ini merupakan komponen pengotor terbesar dalam minyak
bumi. Konsentrasi senyawa sulfur bervariasi antar jenis minyak bumi.
Minyak mentah tergolong asam jika mengandung sulfur lebih dari 0,05
90 | I n d u s t r i K i m i a I n d o n e s i a