14.03.2017 Views

Bioeconomy

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Jantung pisang selain bisa langsung diolah sebagaimana pengolahan sayuran tradisional, dia juga bisa<br />

menjadi bahan baku industri abon dan industri pangan lainnya. Serat-serat yang sudah terbentuk<br />

secara alami dari jantung pisang memungkinkan dia mudah diolah sebagai bahan pengganti daging<br />

bagi masyarakat vegetarian.<br />

Bonggol pisang merupakan biomassa yang sangat potensial untuk bahan baku biomaterials seperti<br />

bioplastics, tree-free papers dan sejenisnya. Bahkan banyak juga yang bisa mengolahnya menjadi<br />

keripik atau makanan ringan lainnya.<br />

Batang pisang adalah biomassa terbesar dari pohon pisang. Batang pisang ini seperti sampah bila tidak<br />

diolah, begitu kita bisa mengolahnya – khususnya bila kita bisa memisahkan tiga komponen utamanya<br />

yaitu cellulose, hemicellulose dan lignin – maka ketiganya merupakan bahan baku industri yang bernilai<br />

tinggi - Feedstocks.<br />

Dari ketiga komponen ini (cellulose-hemicellulose- lignin) hampir keseluruhan benda-benda yang ada di<br />

sekitar kita, benda-benda kebutuhan kita – dapat dibuat. Mulai dari pengganti plastik, kertas sampai<br />

pengganti bahan bangunan. Dari bahan bakar sampai bahan obat dan pakaian, dari aspal sampai<br />

komponen pesawat terbang.<br />

Yang menarik dari industri berbasis tanaman pisang tersebut adalah tidak ada batasan skala, bisa mulai<br />

dari skala berapa saja. Tidak ada batasan teknologi, karena dengan teknologi yang paling sederhanapun<br />

kita sudah bisa memanfaatkan hampir keseluruhan dari pohon pisang tersebut.<br />

Pisang juga tumbuh tidak seperti padi yang memerlukan tanah sawah terbaik dengan air melimpah,<br />

pisang bahkan bisa tumbuh di tanah marginal dengan air yang terbatas. Hampir semua tempat di negeri<br />

ini bisa menjadi tempat tumbuhnya tanaman pisang.<br />

Dengan tingkatan harga tersebut kita juga mudah tahu nilai ekonomis dari menanam pisang ini. Dengan<br />

harga beras internasional saat ini hanya di kisaran Rp 5 juta /MT ; maka petani kita pasti sulit bersaing<br />

dengan beras impor bila pemerintah membuka kran impornya. Padahal untuk memproduksi beras<br />

dibutuhkan tanah terbaik – yaitu sawah dengan pengairan yang cukup.<br />

Sebaliknya dengan pisang, dengan harga internasional yang mendekati Rp 13 juta/MT , tanah yang<br />

dibutuhkan juga tidak harus tanah terbaik, produktifitas lahan per hektar untuk pisang juga bisa 2-3 kali<br />

produktifitas padi rata-rata – maka sudah seharusnya kita melirik tanaman ini untuk pemberdayaan<br />

petani-petani kita, yang sekaligus juga akan dapat membangun kekuatan ekonomi baru berbasis pisang<br />

yang saya sebut sebagai Banananomics !<br />

Ini bukan hanya sekedar ide, karena Anda dapat benar-benar menanam pisang bersama kami melalui<br />

program iGrow Pisang yang sampai akhir tahun ini saja kita targetkan siap sekitar 55 ha tanaman<br />

pisang intensif.<br />

Selain terlibat dalam project iGrow Pisang, bagi Anda yang tertarik untuk kerjasama riset dan<br />

pengembangan atau bahkan startup untuk berbagai produk turunan pisang sebagaimana tersaji dalam<br />

infografik di atas – silahkan menghubungi kami. Mudah-mudahan dengan tanaman surga yang satu ini<br />

kita bisa bener-bener membawa perbaikan di negeri ini. InsyaAllah.<br />

Banananomics Bukan Sekedar Wacana<br />

Ketika pekan lalu saya menulis tentang Banananomics , Alhamdulillah banyak respons positif yang<br />

menghargainya. Meskipun sebagian masih menganggapnya sebagai wacana, bagi kami ini adalah<br />

sudah menjadi suatu langkah awal yang nyata dari suatu perjalanan panjang yang akan kami tempuh.<br />

Sebagian pembaca sudah terlibat dalam project ini melalui iGrow pisang. Kesempatan yang sama kini<br />

kami buka kembali bagi yang belum terlibat.<br />

22

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!