05.12.2012 Views

9_Semikonduktor

9_Semikonduktor

9_Semikonduktor

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

SEMIKONDUKTOR<br />

oleh: Ichwan Yelfianhar<br />

dirangkum dari berbagai sumber


Pengertian Umum<br />

Bahan semikonduktor adalah bahan yang bersifat<br />

setengah konduktor karena celah energi yang dibentuk<br />

oleh struktur bahan ini lebih kecil dari celah energi<br />

bahan isolator tetapi lebih besar dari celah energi bahan<br />

konduktor, sehingga memungkinkan elektron berpindah<br />

dari satu atom penyusun ke atom penyusun lain dengan<br />

perlakuan tertentu terhadap bahan tersebut (pemberian<br />

tegangan, perubahan suhu dan sebagainya). Oleh<br />

karena itu semikonduktor bisa bersifat setengah<br />

menghantar.


KONSEP PITA ENERGI SEMIKONDUKTOR<br />

Hukum dasar yang menjelaskan hubungan antara elektron dengan kulit<br />

orbit :<br />

� elektron bergerak dalam kulit orbit. Elektron tidak dapat mengelilingi inti<br />

atom dalam ruangan yang ada antara dua buah kulit orbit.<br />

� setiap kulit orbit berhubungan dengan sebuah range energi<br />

khusus,elektron-elektron yang bergerak dalam suatu kulit orbit akan<br />

memilki sejumlah energi yang sama.<br />

Catatan : level energi dalam kulit akan meningkat ketika makin jauh dari<br />

inti atom. Hal ini dapat disimpulkan maka elektron valensi selalu memilki<br />

level energi yang tertinggi dalam setiap atom.<br />

� elektron untuk berpindah dari suatu kulit ke kulit yang lain menyerap<br />

energi untuk menyesuaikan level energi antara level energi kulit awal<br />

dengan level energi kulit yang dituju.<br />

� Jika suatu atom menyerap cukup energi untuk berpindah dari suatu kulit<br />

yang satu kekulit yang lain, sebenarnya elektron ini kembali melepaskan<br />

energi yang diserapnya dan mengembalikannya ke kulit energi yang<br />

rendah


Celah & level energi Silikon<br />

Pita Konduksi<br />

Pita Valensi<br />

Celah Energi<br />

e 4=1.8eV<br />

e 3=0.7eV<br />

e 2<br />

e 1


Pita energi untuk Konduktor, semi<br />

konduktor, dan Isolator


Karakteristik Bahan <strong>Semikonduktor</strong><br />

� <strong>Semikonduktor</strong> elemental terdiri atas unsur – unsur pada sistem<br />

periodik golongan IV A seperti silikon (Si), Germanium (Ge) dan<br />

Karbon (C). Karbon semikonduktor ditemukan dalam bentuk kristal<br />

intan. <strong>Semikonduktor</strong> intan memiliki konduktivitas panas yang tinggi<br />

sehingga dapat digunakan dengan efektif untuk mengurangi efek<br />

panas pada pembuatan semikonduktor laser.<br />

� <strong>Semikonduktor</strong> gabungan (kompon) terdiri atas senyawa yang<br />

dibentuk dari logam unsur periodik golongan IIB dan IIIA (valensi 2<br />

dan 3) dengan non logam pada golongan VA dan VIA (valensi 5 dan 6)<br />

sehingga membentuk ikatan yang stabil (valensi 8). <strong>Semikonduktor</strong><br />

gabungan III dan V misalnya GaAs dan InP, sedangakan gabungan II<br />

dan VI misalnya CdTe dan ZnS.


Tabel Bahan <strong>Semikonduktor</strong>


Tabel Karakteristik <strong>Semikonduktor</strong>


Struktur Ikatan Atom <strong>Semikonduktor</strong><br />

Struktur ikatan atom bahan semikonduktor dapat<br />

diamati pada Silikon (Si), Germanium (Ge) dan Galium<br />

Arsenida (GaAs). Hampir semua bahan semikonduktor<br />

yang dibentuk memiliki struktur ikatan kovalen, baik<br />

pada semikonduktor elemental maupun semikonduktor<br />

gabungan. Semikonduktivitas dapat terjadi dengan<br />

memberikan energi maupun pengotor (dopping)<br />

sehingga pada ikatan kovalen yang sempurna akan<br />

terbentuk hole atau kelebihan elektron, sehingga<br />

muncul sifat semikonduktor.


Jenis <strong>Semikonduktor</strong><br />

Berdasarkan mekanisme terbentuknya gejala semikonduktivitas,<br />

semikonduktor terdiri atas:<br />

<strong>Semikonduktor</strong> Intrinsik<br />

Terbentuk dari semikonduktor murni yang memiliki<br />

ikatan kovalen sempurna seperti Si, Ge, C dan<br />

sebagainya.<br />

<strong>Semikonduktor</strong> Ekstrinsik<br />

Terbentuk dari semikonduktor murni yang dikotori<br />

oleh atom dopping sebagai penghasil elektron<br />

konduksi atau hole. Terdiri atas dua tipe: Tipe – N (<br />

Silikon + Phospor atau Arsenic) dan Tipe – P (Silikon<br />

+ Boron, Galium atau Indium)


<strong>Semikonduktor</strong> Intrinsik<br />

Mekanisme terbentuknya semikonduktor intrinsik<br />

diperlihatkan pada semikonduktor murni seperti Si.<br />

Pada kondisi normal atom – atom Si saling berikatan<br />

melalui 4 ikatan kovalen (masing – masing memiliki 2<br />

elektron valensi). Ketika suhu dinaikkan maka stimulasi<br />

panas akan mengganggu ikatan valensi ini sehingga<br />

salah satu elektron valensi akan berpindah ke pita<br />

konduksi. Lokasi yang ditinggalkan oleh elektron valensi<br />

ini akan membentuk hole. Pasangan hole dan elektron<br />

ini menjadi pembawa muatan dalam semikonduktor<br />

intrinsik. Proses ini diperlihatkan pada gambar berikut:


<strong>Semikonduktor</strong> Intrinsik<br />

a. Kondisi normal b. Kondisi terstimulasi


Celah Energi <strong>Semikonduktor</strong> Intrinsik<br />

Besar energi yang dibutuhkan<br />

untuk membentuk pasangan<br />

elektron dan hole pada semikonduktor<br />

intrinsik ditentukan<br />

oleh jarak celah energi antara<br />

pita valensi dengan pita konduksi<br />

semakin jauh jaraknya maka<br />

semakin besar energi yang<br />

dibutuhkan untuk membentuk<br />

elektron – hole sebagai pembawa<br />

muatan. Pada Si dibutuhkan<br />

energi Eg = 1,12 eV.


Celah Energi <strong>Semikonduktor</strong> Intrinsik<br />

Semakin kecil celah energi maka jumlah pembawa muatan semakin<br />

meningkat. Sehingga konduktivitas dari unsur golongan IV pada<br />

sistem periodik meningkat dari karbon ke silikon, germanium dan<br />

timah putih. Konduktivitas ini merupakan sifat dasar dari bahan<br />

dan tidak ditimbulkan oleh kotoran, oleh karena itu dinamakan<br />

semikonduktivitas intrinsik. Perbandingan celah energi unsur pada<br />

golongan IV diperlihatkan pada gambar berikut:


<strong>Semikonduktor</strong> Ekstrinsik<br />

<strong>Semikonduktor</strong> ekstrinsik terbentuk melalui mekanisme<br />

doping, yang dimaksudkan untuk mendapatkan elektron<br />

valensi bebas dalam jumlah lebih banyak dan permanen<br />

sehingga diharapkan akan dapat menghantarkan listrik.<br />

Mekanisme ini dilakukan dengan jalan memberikan<br />

atom pengotor ke bahan semikonduktor murni sehingga<br />

apabila atom pengotor memiliki kelebihan elektron<br />

valensi (valensi 5) akan terdapat elektron bebas yang<br />

dapat berpindah. Apabila semikonduktor murni<br />

diberikan pengotor dengan valensi kurang (valensi 3)<br />

maka akan terbentuk area kosong (hole) yang menjadi<br />

pembawa muatan. Mekanisme ini menentukan jenis<br />

semikonduktor yang dibentuk (tipe – N atau tipe – P)


<strong>Semikonduktor</strong> Tipe-N<br />

Bahan silikon diberi doping<br />

phosphorus atau arsenic yang<br />

pentavalen yaitu bahan kristal<br />

dengan inti atom memiliki 5<br />

elektron valensi. Dengan doping,<br />

Silikon yang tidak lagi murni ini<br />

(impurity semiconductor) akan<br />

memiliki kelebihan elektron.<br />

Kelebihan elektron membentuk<br />

semikonduktor tipe-n.<br />

<strong>Semikonduktor</strong> tipe-n disebut juga<br />

donor yang siap melepaskan<br />

elektron.


<strong>Semikonduktor</strong> Tipe-P<br />

Kalau Silikon diberi doping Boron,<br />

Gallium atau Indium, maka akan<br />

didapat semikonduktor tipe-p.<br />

Untuk mendapatkan silikon tipe-p,<br />

bahan dopingnya adalah bahan<br />

trivalen yaitu unsur dengan ion<br />

yang memiliki 3 elektron pada<br />

pita valensi. Karena ion silikon<br />

memiliki 4 elektron, dengan<br />

demikian ada ikatan kovalen yang<br />

bolong (hole). Hole ini digambarkan<br />

sebagai akseptor yang siap<br />

menerima elektron. Dengan<br />

demikian, kekurangan elektron<br />

menyebabkan semikonduktor ini<br />

menjadi tipe-p.


Mobilitas Muatan Pada <strong>Semikonduktor</strong><br />

<strong>Semikonduktor</strong> mempunyai pembawa muatan negatif dan positif.<br />

Elektron yang melompat ke pita konduksi disebut pembawa<br />

muatan jenis negatif. Konduktivitas yang dihasilkan tergantung<br />

pada mobilitas � n dalam pita konduksi semikonduktor.<br />

Lubang elektron yang terjadi dalam pita valensi merupakan<br />

pembawa muatan jenis positif. Konduktivitas yang dihasilkan<br />

tergantung pada mobilitas �p dalam pita valensi semikonduktor.<br />

Sehingga konduktivitas seluruhnya merupakan gabungan dari<br />

keduanya, dirumuskan :<br />

Dengan n : jumlah pembawa muatan<br />

��mobilitas muatan<br />

q : besar muatan yang dibawa (0,16 x 10-18 Coulomb)


Mobilitas Muatan Pada <strong>Semikonduktor</strong><br />

Pada semikonduktor intrinsik pembawa muatan negatif adalah<br />

elektron yang berpindah ke pita konduksi sehingga meninggalkan<br />

lubang (hole) pada pita konduksi sebagai pembawa muatan positif<br />

sehingga nn = np, dan persamaan konduktifitas (�� dapat<br />

disederhanakan.<br />

Pada semikonduktor ekstrinsik nn tidak sama dengan np sehingga<br />

bentuk persamaan tersebut dapat tetap digunakan.<br />

Mobilitas elektron dalam suatu semikonduktor lebih besar daripada<br />

mobilitas lubang elektron dalam semikonduktor yang sama.<br />

Sehingga karakteristik konduktivitas semikonduktor tipe –n<br />

berbeda dengan dengan semikonduktor tipe –p.


Pengaruh Suhu terhadap Konduktivitas<br />

<strong>Semikonduktor</strong><br />

Konduktivitas semikonduktor meningkat dengan meningkatnya<br />

suhu. Hal ini dapat disebabkan karena :<br />

Jumlah pembawa muatan n, bertambah sebanding dengan<br />

jumlah elektron yang dapat melompati celah. Pada suhu<br />

0oK, tidak ada elektron yang mempunyai cukup energi<br />

untuk melompat, akan tetapi dengan naiknya suhu, energi<br />

elektron bertambah, pada 20oC, sejumlah elektron valensi<br />

dalam silikon, germanium dan timah memiliki energi Eg<br />

sebesar celah energi yang dibentuk.<br />

Sehingga distribusi elektron pada semikonduktor yang<br />

mendapatkan energi thermal adalah:<br />

dimana, ni adalah jumlah elektron/m 3 dalam pita konduksi.


Pengaruh Suhu terhadap Konduktivitas<br />

<strong>Semikonduktor</strong><br />

Dalam sela energi E rata-rata terdapat ditengah-tengah celah,<br />

sebanding dengan Eg/2, sehingga persamaan sebelumnya menjadi:<br />

Dengan: T adalah suhu absolut (K)<br />

k adalah konstanta Boltzmann (86,1 x 10-6 eV/K)<br />

Konduktivitas � berbanding lurus dengan jumlah muatan n, oleh<br />

karena itu:<br />

dimana � 0 adalah konstanta pembanding yang mencakup faktorfaktor,<br />

q dan � dari persamaan tadi.


Pengaruh Suhu terhadap Konduktivitas<br />

<strong>Semikonduktor</strong><br />

Mobilitas � memang tergantung pada suhu akan tetapi<br />

perubahan tersebut berada dalam batas-batas daerah<br />

kerja semikonduktor umumnya dan kecil bila<br />

dibandingkan dengan perubahan eksponensial dari<br />

jumlah pembawa muatan n, oleh karena itu :<br />

Bila konduktivitas (atau tahanan) semikonduktor diukur<br />

di laboratorium maka Eg dapat dihitung dari kemiringan<br />

kurva, ln T terhadap Eg (kemiringan = - Eg/2k).<br />

sebaliknya bila diketahui Eg dan �, kita dapat<br />

menghitung � pada suhu tertentu.


Pemanfaatan <strong>Semikonduktor</strong><br />

<strong>Semikonduktor</strong> merupakan terobosan dalam teknologi<br />

bahan listrik yang memungkinkan pembuatan<br />

komponen elektronik dalam wujud mikro, sehingga<br />

peralatan elektronik dapat dibuat dalam ukuran yang<br />

lebih kecil. Beberapa komponen elektronik yang<br />

menggunakan bahan semikonduktor yaitu:<br />

Dioda<br />

Transistor<br />

IC (Integated Circuit)<br />

Mikroprosesor


Dioda<br />

� Diode merupakan peranti semikonduktor yang dasar.<br />

Diode memiliki banyak tipe dan tiap tipe memiliki<br />

fungsi dan karakteristik masing-masing.<br />

� Kata Diode berasal dari Di (Dua) & Ode (Elektrode),<br />

jadi Diode adalah komponen yang memiliki dua<br />

terminal atau dua electrode yang berfungsi sebagai<br />

penghantar arus listrik dalam satu arah. Dengan kata<br />

lain diode bekerja sebagai Konduktor bila beda<br />

potensial listrik yang diberikan dalam arah tertentu<br />

(Bias Forward) tetapi diode akan bertindak sebagai<br />

Isolator bila beda potensial listrik diberikan dalam<br />

arah yang berlawanan (Bias Reverse) Tipe dasar dari<br />

diode adalah diode sambungan PN.


Kurva Karakteristik Diode


LAPISAN PENGOSONGAN DIODA


Bias Forward pada Diode


Bias Reverse pada Diode


Light Emiting Diode (LED)


Transistor<br />

Transistor adalah komponen elektronik yang dibuat dari<br />

materi semikonduktor yang dapat mengatur tegangan<br />

dan arus yang mengalir melewatinya dan dapat<br />

berfungsi<br />

elektronik.<br />

sebagai saklar elektronik dan gerbang<br />

Transistor dapat digunakan pada:<br />

� Rangkaian Switching<br />

� Rangkaian Penguat<br />

� Rangkaian Osilasi<br />

� Sensor


Transistor<br />

Transistor yang umum digunakan dinamakan Bipolar<br />

Junction Transistor (BJT) karena dirancang dari semi<br />

konduktor tipe N dan P yang dihubungkan melalui<br />

penghubung (junction). Bagian – bagiannya antara lain:


Transistor<br />

Transistor BJT ada dua jenis yaitu:<br />

� Tipe NPN<br />

� Tipe PNP


Transistor<br />

Prinsip kerja transistor BJT diperlihatkan pada gambar<br />

berikut:


Transistor<br />

Arus masuk ke terminal emiter akan di salurkan ke<br />

terminal kolektor dan basis. Besar arus yang dihasilkan<br />

diterminal kolektor dapat diatur dengan mengatur<br />

tegangan yang diberikan antara terminal basis dan<br />

emiter. Besar arus yang diperoleh pada terminal<br />

kolektor dirumuskan:<br />

Dengan I0 = arus emiter, V0 = tegangan emiter – basis,<br />

B = konstanta basis


Integrated Circuit (IC)<br />

Integrated Circuit merupakan komponen elektronik<br />

yang terdiri atas beberapa terminal transistor yang<br />

tergabung membentuk gerbang. Masing – masing<br />

gerbang dapat dioperasikan sehingga membentuk<br />

logika tertentu yang dapat mengendalikan<br />

pengoperasian suatu perangkat elektronik.<br />

Gabungan dari beberapa buah IC dan komponen lain<br />

dapat diproduksi dengan menggunakan bahan<br />

semikonduktor dalam bentuk chip. Chip multifungsi ini<br />

kemudian dikenal sebagai mikroprosesor yang<br />

berkembang hingga sekarang.


Perkembangan IC<br />

Teknologi Nama Jumlah<br />

Komponen<br />

Tahun<br />

SSI Small Scale Integrated Awal 1980


Macam-macam <strong>Semikonduktor</strong> dan<br />

penggunaannya


Macam-macam <strong>Semikonduktor</strong> dan<br />

penggunaannya

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!