30.04.2013 Views

EKSPRESI PROTEIN FUSI TRIVALENSI YANG ... - Insentif Ristek

EKSPRESI PROTEIN FUSI TRIVALENSI YANG ... - Insentif Ristek

EKSPRESI PROTEIN FUSI TRIVALENSI YANG ... - Insentif Ristek

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

0041: Wien Kusharyoto dkk.<br />

mengurangi tingkat kolonisasi dan pembuangan E. coli<br />

O157:H7 dapat pula berpotensi dalam menurunkan insiden<br />

dari penyakit-penyakit pada manusia yang disebabkan oleh<br />

E. coli O157:H7.<br />

Intimin merupakan salah satu protein membran dari sel<br />

E. coli O157:H7; sebuah protein adhesin, yang diperlukan<br />

untuk proses pelekatan dan pemisahan, maupun dalam<br />

pengikatan sel bakteri pada sel mamalia dan mucosa usus<br />

dari ternak [3]. Intimin merupakan produk dari gen eae (E.<br />

coli attaching and effacing) yang terkandung dalam sebuah<br />

pulau pathogenisitas (pathogenicity island) yang disebut<br />

sebagai locus of enterocyte effacement (LEE) [4]. Bagian Cterminal<br />

dari intimin berikatan dengan protein reseptor<br />

yang berasal dari bakteri tersebut, yaitu Tir (translocated<br />

intimin receptor), sehingga menciptakan pengikatan yang erat<br />

antara sel bakteri dengan permukaan sel mamalia. Dengan<br />

demikian, intimin dianggap sebagai salah satu kandidat<br />

potential dalam pembentukan vaksin untuk mencegah<br />

transmisi dari E. coli O157:H7. Telah ditunjukkan oleh<br />

beberapa studi bahwa antibodi yang spesifik terhadap<br />

intimin berperan penting dalam mencegah pengikatan<br />

bakteri pada sel inang dan melindungi sel inang dari<br />

penyakit yang ditularkan oleh E. coli O157:H7. EspA (E. coli<br />

secreted protein A), faktor virulensi lainnya dari EHEC,<br />

merupakan protein yang disekresikan oleh E. coli dan<br />

membentuk struktur filamen pada permukaan sel EHEC.<br />

EspA adalah salah satu dari sistem sekresi tipe III (type III<br />

secretion system atau TTSS) dan mentrans-lokasikan Tir ke<br />

sel epithel dari inang. Protein EspA juga dianggap sebagai<br />

kandidat potensial dalam pengem-bangan vaksin terhadap<br />

EHEC [5]. Melalui TTSS, Tir ditranslokasikan ke dalam<br />

plasma membran dari sel inang, dan kemudian berfungsi<br />

sebagai sebuah reseptor bagi intimin. Interaksi intimin-Tir<br />

menyebabkan akumulasi skeletal di bawah area pengikatan<br />

bakteri dengan sel inang. Dalam serum dari hewan yang<br />

terinfeksi oleh EHEC terkandung antibodi yang spesifik<br />

terhadap Tir. Dengan demikian pengenalan Tir oleh antibodi<br />

dapat pula berperan penting dalam mencegah pengikatan<br />

bakteri pada sel inang melalui pencegahan interaksi antara<br />

Tir dengan intimin [6].<br />

Sebelumnya, vaksinasi untuk mencegah kolonisasi EHEC<br />

terutama dikembangkan dengan menggunakan protein<br />

intimin atau fragmennya sebagai komponen utama vaksin.<br />

Intimin digunakan sebagai protein tunggal dalam vaksinasi<br />

[2,7] atau dikombinasikan dengan protein lain yang<br />

disekresikan oleh E. coli ( E. coli secreted proteins atau Esp) ]8].<br />

Percobaan terakhir dalam vaksinasi terhadap EHEC telah<br />

menggunakan protein rekombinan trivalensi yang terdiri<br />

dari EspA, intimin and Stx2 [9]. Respon kekebalan humoral<br />

yang kuat pada mencit menunjukkan bahwa vaksin<br />

multivalensi dapat lebih efektif digunakan sebagai vaksin<br />

terhadap EHEC daripada vaksin yang hanya terdiri dari<br />

KO-157<br />

protein tunggal. Protein trivalensi tersebut diekspresikan di<br />

E. coli sebagai inang.<br />

Dalam kegiatan penelitian ini dikembangkan protein fusi<br />

rekombinan yang tersusun dari fragmen immunogenik<br />

EspA, Intimin dan Tir untuk digunakan sebagai antigen<br />

untuk vaksinasi. Pertimbangan utama dari pembentukan<br />

protein fusi trivalensi tersebut adalah untuk meningkatkan<br />

sifat immunogenik dari antigen/vaksin dalam menginduksi<br />

respon kekebalan pada hewan model, di samping untuk<br />

menghindari pembentukan protein antigen secara terpisah<br />

agar dapat menghemat biaya dan mempermudah proses<br />

produksi.<br />

II. METODOLOGI<br />

A. Konstruksi vektor ekspresi pJE-IncentA<br />

Sekuen gen yang menyandi protein Intimin, EspA dan<br />

Tir diperoleh dari GenBank berdasarkan pada sekuen genom<br />

E. coli O157:H7 galur Sakai dengan nomor akses<br />

NC_002695.1. Sekuen asam amino dari fragmen<br />

immunogenik Intimin (Intimin282), EspA (EspA128) dan Tir<br />

(Tir103) ditentukan berdasarkan data yang terdapat di<br />

literatur [3]. Gen penyandi ketiga fragmen tersebut<br />

dioptimisasi penggunaan codonnya untuk ekspresi di E. coli<br />

dengan perangkat lunak GeneDesigner (DNA2.0). Gen<br />

penyandi EspA128 dan Intimin282 digunakan untuk<br />

mengkonstruksi gen penyandi protein divalensi<br />

EspA128/Intimin282 dengan rantai peptida penghubung<br />

(linker) LA(EAAAK)4AAA di antaranya [10]. Gen penyandi<br />

protein EspA128/ Intimin282 disintesis oleh DNA2.0 (Menlo<br />

Park, CA) dan diklon ke dalam vektor ekspresi<br />

pJExpress404, sehingga diperoleh vektor pJE-IncentA. Gen<br />

penyandi protein Tir103 yang telah dioptimisasi<br />

penggunaan codonnya untuk ekspresi di E. coli disintesis<br />

oleh ShineGene (Shanghai, China). Gen penyandi Tir103<br />

kemudian diklon ke dalam vektor pJE-IncentA dengan<br />

menggunakan situs restriksi NotI dan XhoI yang tersedia,<br />

sehingga diperoleh vektor pJEIncentA yang mengandung<br />

gen EspA128/Intimin282/ Tir103. Di ujung 5’ dari gen<br />

tersebut terdapat sekuen penyandi peptida sinyal pelB dari<br />

Erwinia carotovora, sedangkan pada ujung 3’ terdapat sekuen<br />

penyandi His6-tag. Hasil kloning tersebut diverifikasi<br />

dengan sekuensing DNA serta pemotongan secara enzimatik<br />

yang dilanjutkan dengan agarose-elektroforesis.<br />

B. Ekspresi protein fusi EspA128/ Intimin282/Tir103 di E.<br />

coli<br />

Vektor ekspresi pJE-IncentA yang mengandung gen<br />

penyandi EspA128/ Intimin282/Tir103 ditransformasikan ke<br />

dalam E. coli JM109 dengan kejut panas (heat-shock). Satu<br />

koloni bakteri yang mengandung pJE-IncentA<br />

diinokulasikan ke dalam 3 mL SB (Super-Broth)-medium<br />

(dengan 100 μg/ml ampicillin), lalu diinkubasi selama 18 jam<br />

pada suhu 37°C dan 200 rpm. Komposisi SB-Medium adalah

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!