Teknologi Minyak Nilam - agroinfotek
Teknologi Minyak Nilam - agroinfotek
Teknologi Minyak Nilam - agroinfotek
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
88,86%. Kadar patchouli alkohol tidak dipengaruhi oleh<br />
perlakuan jenis bahan pengkelat, konsentrasi pengkelat<br />
maupun lama pengadukan.<br />
Asam sitrat lebih efektif sebagai senyawa<br />
pengkelat dari pada asam tartarat (Marwati et al., 2005).<br />
Kadar asam dalam asam sitrat lebih tinggi dari pada<br />
asam tartarat, sehingga berdasarkan perhitungan<br />
stoikiometri akan mengikat logam lebih banyak.<br />
Purnawati (2000) melaporkan bahwa penggunaan<br />
campuran 1% asam sitrat dan 1% asam tartarat dalam<br />
bentuk kristal mampu meningkatkan kejernihan minyak<br />
(transmisi) dari 4% menjadi 61,7% dan dapat<br />
menurunkan kadar Fe dari 509,20 ppm menjadi 50,26<br />
ppm namun kadar patchouli alkohol mengalami<br />
penurunan dari 30,4% menjadi 27,8%.<br />
Metode Terpeneless<br />
Metode penghilangan senyawa terpen atau<br />
terpeneless biasa dilakukan terhadap minyak atsiri yang<br />
akan digunakan dalam pembuatan parfum karena<br />
minyak yang dihasilkan akan memberikan aroma yang<br />
lebih baik (Hernani et al., 2002; Sait dan Satyaputra,<br />
1995). Ada dua cara penghilangan terpen, yaitu dengan<br />
kromatografi kolom dengan zat penyerap alumina dan<br />
ekstraksi menggunakan alkohol encer (Sait, 1995).<br />
Hernani et al., (2002) melaporkan bahwa penghilangan<br />
senyawa terpen atau terpeneless dengan menggunakan<br />
alkohol encer pada minyak nilam dapat meningkatkan<br />
kadar patchouli alkohol dari 31,69% menjadi 55,29%.<br />
20<br />
KESUMPULAN<br />
Pemurnian minyak nilam dengan cara fisika dan<br />
kimia mempunyai karakteristik yang berbeda. Pemurnian<br />
minyak dengan cara fisika menggunakan sistem papan<br />
bertingkat merupakan salah satu alternatif upaya peningkatkan<br />
mutu minyak dengan bentuk alat dan pengoperasian<br />
yang sederhana. Selain itu, waktu pemurnian<br />
dengan papan bertingkat lebih efisien dibandingkan<br />
dengan cara redestilasi. Pemurnian minyak dengan cara<br />
kimia menggunakan bahan pengkelat cukup efektif<br />
dibandingkan dengan cara kimia yang lainnya. Tiap jenis<br />
adsorben atau bahan pengkelat mempunyai selektifitas<br />
tertentu dalam mengabsorpsi komponen tertentu yang<br />
terdapat dalam minyak nilam. Oleh karena itu, pemilihan<br />
jenis adsorben yang tepat sangat menentukan<br />
keberhasilan teknik pemurnian minyak.<br />
Untuk mendapatkan mutu minyak yang optimal,<br />
aspek penyulingan juga harus diperhatikan. Beberapa hal<br />
yang mempengaruhi mutu minyak nilam diantaranya<br />
adalah jenis bahan ketel penyulingan, teknik penyulingan,<br />
lama penyulingan, kerapatan bahan dalam tangki<br />
penyulingan, dan perbandingan massa daun dengan<br />
batang nilam.<br />
PERKEMBANGAN TEKNOLOGI TRO VOL. 21 No. 1, Juni 2009: 15-21<br />
DAFTAR PUSTAKA<br />
Anonymous. 2000. Adsorption. Micro-soft Corporation<br />
http://encarta. msn.com/find/asp?tiA)1AFA000.<br />
Ardiana, I. 2006. Kajian Proses Pemucatan <strong>Minyak</strong> <strong>Nilam</strong><br />
Menggunakan Asam Sitrat pada Skala Pilot Plant.<br />
Skripsi SI Fakultas <strong>Teknologi</strong> Pertanian IPB, Bogor.<br />
68 hal.<br />
Anonymous. 2009. <strong>Minyak</strong> Atsiri. Trubus Juni 2009. Vol<br />
07. 161 hal.<br />
Armando, R. 2009. Memproduksi 15 Jenis <strong>Minyak</strong> Atsiri<br />
Berkualitas. Penebar Swadaya, Jakarta. 111 hal.<br />
Badan Pusat Statistik. 2006. Statistik Ekspor. Buku I<br />
Badan Pusat Statistik Jakarta. 19 hal.<br />
Dung, N.X., P.A. Leclercq, T.H. Thai and L.D. Moi. 1989.<br />
Chemical composition of patchouli oil from Vietnam.<br />
The Journal of Essential Oil Research. Vol (2): 99-<br />
100.<br />
Davis, E., I. Hassler, P. Ho, A. Hover, and W. Kruger.<br />
2006. Essential oil. http://.wsu. E gnhyde/433-webpages/433<br />
oi -web-pages/essence/ essence-oils. 14<br />
p .<br />
Ekholm P., L. Virkki, M. Ylinen, and L. Johanson. 2003.<br />
The effect of phytic acid and some natural chelating<br />
agents on solubility of mineral elements in oat bran.<br />
Food Chem 80:165-170 p.<br />
Guenther, E. 1949. The Essential Oil Vol. 3. Robert E.<br />
Krieger Publishing Company Huntington, New York.<br />
552- 575 p.<br />
Hernani dan Risfaheri. 1989. Pengaruh perlakuan bahan<br />
sebelum penyulingan terhadap rendemen dan<br />
karakteristik minyak nilam. Pemberitaan Littri. XV(2):<br />
84-87.<br />
Hernani, Munazah, dan Ma'mun. 2002. Peningkatan<br />
kadar patchouli alkohol dalam minyak nilam<br />
(Pogostemon cablin Benth.) melalui proses<br />
deterpenisasi. Prosiding Simposium Nasional II<br />
Tumbuhan Obat dan Aromatik. Kerjasama Kehati,<br />
LIPI, Apinrnap, Unesco, Jica, Bogor. Hal. 225-228.<br />
Hernani dan T. Marwati. 2006. Peningkatan Mutu <strong>Minyak</strong><br />
Atsiri Melalui Proses Pemurnian. Makalah disampaikan<br />
pada Konferensi Nasional <strong>Minyak</strong> Atsiri 2006,<br />
Solo. 11 hal.<br />
Ketaren, S. 1985. Pengantar <strong>Teknologi</strong> <strong>Minyak</strong> Atsiri. PN<br />
Balai Pustaka, Jakarta. 426 hal.