BETUNG KERIHUN - Direktorat PJLKKHL
BETUNG KERIHUN - Direktorat PJLKKHL
BETUNG KERIHUN - Direktorat PJLKKHL
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
!"#"$%!"&"'"(<br />
BTN Bantimurung Bulusaraung<br />
36<br />
#ore itu, langit Kota Daeng<br />
cukup cerah. Pesawat yang kami<br />
tumpangi mendarat mulus di<br />
Bandara Hasannudin. Udara panas<br />
menyergap sewaktu saya berada di luar<br />
gedung bandara itu. Setelah menunggu<br />
15 menit, rekan dari Taman Nasional<br />
Bantimurung Bulusaraung datang<br />
menjemput.<br />
Di sepanjang perjalanan menuju<br />
Kantor Taman Nasional, kami disuguhi<br />
pemandangan yang indah. Jalanan<br />
terasa rindang dinaungi pohon-pohon<br />
asam tua, berjejer di kiri-kanan jalan.<br />
Keindahan mengiringi lawatan ini:<br />
sungai, saluran irigasi, sawah yang<br />
menghijau, bukit-bukit karst yang terjal,<br />
yang sekonyong-konyong nampak<br />
menjulang.<br />
Membanting Murung<br />
di Kerajaan Kupu-kupu<br />
Bantimurung—sebut saja begitu—<br />
salah satu kawasan konservasi di<br />
Kabupaten Maros, yang berbatasan<br />
dengan Kabupaten Pangkep, Sulawesi<br />
Selatan. Maros merupakan pintu gerbang<br />
Sulawesi Selatan dan penyangga bagi<br />
kota Makassar. Bersama rekan Taman<br />
Nasional, yang kepala Seksi Wilayah<br />
I, dan seorang pengendali ekosistem<br />
hutan, saya menyisir setiap jengkal<br />
Bantimurung.<br />
‘Kupu-kupu raksasa’ dengan<br />
sayap merentang enam sampai 10<br />
m, menyambut kedatangan kami. Di<br />
belakang patung kupu-kupu itu, seekor<br />
‘monyet hitam besar’, setinggi sekira 8<br />
meter, ikut pula memberi salam selamat<br />
datang.<br />
Tulisan gigantik: BANTIMURUNG<br />
Firman Santosa*<br />
Sepenggal nostalgia di bukit-bukit karst.<br />
BULUSARAUNG, seukuran 5x3 meter,<br />
dari lempengan alumunium, menghiasi<br />
tebing karst yang masif setinggi 50 meter.<br />
Label ini nampak gagah dan mempesona.<br />
Jalan setapak yang berkelok, licin dan<br />
berlumut, adalah jalur yang ditempuh<br />
untuk menuju ke salah satu puncak<br />
bukit. Rangkaian batu karang sungai<br />
yang berjejer, nampak mengarah menuju<br />
ke pedalaman. Bukit-bukit karst yang<br />
menjulang berdampingan di sepanjang<br />
sungai menawarkan wisata susur sungai.<br />
Hulu jalan ini bersisian dengan areal<br />
penambangan; sementara di hilirnya<br />
berupa jalan raya Maros-Bone. Jadi,<br />
kawasan ini bisa dikatakan mempunyai<br />
potensi sumber daya alam yang besar<br />
bagi pengembangan industri dan wisata<br />
alam.