26.07.2013 Views

Naskah Kuna dan Trend Studi Islam - IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Naskah Kuna dan Trend Studi Islam - IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Naskah Kuna dan Trend Studi Islam - IAIN Syekh Nurjati Cirebon

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

yang terka<strong>dan</strong>g becek bukan main, jika turun hujan. Tembok-tembok merah di seputar<br />

kraton, kotor berlumut. Di sana-sini tercecer sampah buangan para pejalan kaki yang sekadar<br />

numpang lewat halaman kraton. Berbeda dengan Kasepuhan, yang masih terlihat rapih <strong>dan</strong><br />

tertata dengan apik, seperti pada masa lalunya. Walaupun, para pedagang kaki lima masih<br />

mengelilingi alun-alun Kasepuhan yang berdekatan dengan Masjid Agung Sang Cipta Rasa,<br />

yang didirikan pada masa <strong>Syekh</strong> Syarif Gunung Jati atau Sunan Gunung Jati.<br />

Identitas <strong>dan</strong> Akses <strong>Naskah</strong> Kraton Kanoman: Yang Berada di Masyrakat<br />

Seperti disebut di muka, naskah yang berada di masyarakat dalam tulisan ini, sesungguhnya<br />

juga adalah naskah yang memiliki hubungan historis dengan Kraton Kasepuhan <strong>dan</strong><br />

Kanoman. Adapun jumlah naskah yang digitalisasi kurang lebih berjumlah 25 naskah, namun<br />

yang dianalisis dalam tulisan ini berjumlah 16 naskah; 3 (tiga) buah dari Elang Panji <strong>dan</strong><br />

sisanya dari Raden Hasan. Untuk mengenali identitas naskahnya, dalam tulisan ini digunakan<br />

2 (dua) meto de; pertama, kodikologi, <strong>dan</strong> kedua, tekstologi.[20] Paparan rinci dari<br />

penggunaan kedua hal tersebut secara lengkap terdapat dalam lampiran.<br />

Secara singkat, dari sisi kodikologis, identitas naskah itu dilihat dari jenis kertasnya, ada yang<br />

dari Eropa, Dluwang, <strong>dan</strong> kertas bergaris. Ukuran kertasnya juga beraneka macam, mulai dari<br />

yang terkecil (10×14 cm) h ingga terbesar (21×33 cm), <strong>dan</strong> jumlah halamannya macem -<br />

macem, mulai dari yang tebal hingga yang tipis. Di beberapa naskah ditemukan, warna warni<br />

tinta yang cukup dominan. Bahkan, dalam bentuk salinan pun, sepertinya tidak sedikit. Lalu,<br />

beberapa sampul kertasnya juga sudah tidak terlihat atau hilang, <strong>dan</strong> tidak terawat dengan<br />

baik. Se<strong>dan</strong>gkan, penamaan judul pada naskah, lebih sering ditulis sendiri, karena memang<br />

tidak ada judulnya.<br />

Adapun menurut tekstologi, identitas naskah keagamaan yang ditulis itu terdiri dari beberapa<br />

topik keagamaan, mulai dari ilmu azimat, sejarah, primbon, tarekat syattariyah, bahasa Arab,<br />

fiqh (hukum <strong>Islam</strong>), sastra <strong>Islam</strong>i, tauhid, mujarobat, <strong>dan</strong> do’a. Secara umum, teks naskah itu<br />

lebih banyak penjelasan tentang tauhid <strong>dan</strong> fikih.<br />

Dari kedua metode yang digunakan untuk melihat identitas naskah tersebut, kita akan dapat<br />

mengakses naskah dengan mudah, terutama terkait dengan kandungan isi secara singkat<br />

melalui deskripsi sederhana (lihat lampiran). Adapun jika kita hendak mengetahui<br />

keberadaan naskah di masyarakat sendiri, karena di <strong>Cirebon</strong> belum ada sumber,<br />

perpustakaan, atau pusat informasi terkait dengan pernaskahan, maka kita harus sering<br />

melakukan silaturahmi kepada pihak-pihak pemerhati atau pelaku budaya, selain dengan<br />

pihak keluarga Kraton. Kasus di <strong>Cirebon</strong>, misalnya, hampir setiap pelaku seni <strong>dan</strong> budaya itu<br />

bersentuhan dengan pihak Kraton. Sebab, kesenian <strong>dan</strong> kebudayaan yang diciptakan juga<br />

terkait dengan nilai-nilai sosial keagamaan Kraton <strong>Cirebon</strong>. Dalam istilah Hobsbawm (1983)<br />

pelaku seni <strong>dan</strong> budaya di <strong>Cirebon</strong> itu telah melakukan invented tradition.[21]Yakni,<br />

kesenian <strong>dan</strong> kebudayaan yang diciptakan budayawan <strong>Cirebon</strong> hampir selalu mengacu pada<br />

kesenian <strong>dan</strong> kebudayaan <strong>Cirebon</strong> masa lalu. Dengan demikian, akses terhadap naskah, tidak<br />

lepas dari peran pihak-pihak terkait dengan kebudayaan <strong>dan</strong> pihak Kraton.<br />

Lima Rekomendasi: Pemilik <strong>Naskah</strong>-PTAI-Pemda<br />

Berangkat dari temuan <strong>dan</strong> problematika digitalisasi <strong>dan</strong> akses terhadap pernaskahan di<br />

masyarakat tersebut, terdapat beberapa hal yang perlu direkomendasikan kepada pihak<br />

terkait, supaya terbukanya akses, pemeliharaan naskah, <strong>dan</strong> implementasi kandungan naskah

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!