Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Laporan Khusus SYAMINA Edisi IX/ Februari 2014<br />
Arab Saudi telah mengeluarkan dana senilai $1 milyar untuk dibelikan senjata dari Eropa dan dikirim<br />
ke Suriah. Amerika Serikat juga telah memberikan $2 juta dalam bentuk kas setiap bulan sebagai<br />
bentuk bantuan tidak resmi, yang dibagikan kepada sejumlah kelompok pemberontak yang “ramah”<br />
pada Barat. Selain itu, AS juga telah memberikan subsidi $35,1 juta untuk menggaji 70.000 pejuang<br />
dengan gaji $50/bulan. 9<br />
Komandan senior pada kedua kelompok tersebut menegaskan bahwa mereka telah menerima<br />
sejumlah dana, namun menolak untuk mengatakan apakah itu khusus untuk tujuan menyerang ISIS.<br />
Mereka khawatir sedang dibandingkan dengan apa yang disebut “Sahwa” tahun 2006 di Irak, ketika<br />
militer AS mendorong mantan pemberontak untuk memberontak terhadap sekutu Al Qaidah mereka,<br />
karena banyak kelompok-kelompok Islam di Suriah menganggap bahwa istilah tersebut cenderung<br />
menyudutkan.<br />
Tak hanya itu, usaha untuk menghadang laju ISIS dan kelompok radikal lainnya juga terus berlanjut.<br />
Pada tanggal 12 Februari 2014, kelompok oposisi moderat mengeluarkan semacam rencana Suriah<br />
pasca perang yang salah satu titik tekan utamanya adalah menyingkirkan seluruh kelompok militer<br />
eksternal dan foreign fighters dari seluruh wilayah Suriah. 10 Oleh AS, rencana tersebut dianggap sebagai<br />
bukti keseriusan kelompok oposisi. “Mereka terus membuat sketsa visi mereka tentang masa depan<br />
Suriah dan kami memuji mereka untuk itu.” 11<br />
Di wilayah selatan, mereka membentuk organisasi baru dengan fungsi yang sama dengan Syrian<br />
Revolution Front (SRF) di wilayah utara. Nama yang dipakai adalah “Southern Front”, yang terdiri dari<br />
49 faksi. Dalam pernyataan resmi mereka, mereka menekankan sebagai “perwakilan suara moderat<br />
dan kekuatan persenjataan yang kuat dari rakyat Suriah; dan bertempur untuk membebaskan Suriah<br />
dari tirani dan para ekstrimis.” 12<br />
Usaha dunia internasional yang berusaha untuk menggeser tokoh antagonis, dari yang awalnya adalah<br />
rezim Bashar Assad, kini mencoba membidikkannya kepada para jihadis. Usaha-usaha untuk mencapai<br />
kesepakatan di Jenewa mentah, kecuali dalam satu hal, bahwa seluruh foreign fighters harus diusir dari<br />
Suriah dan seluruh kelompok radikal harus diperangi bersama. Usaha tersebut akhirnya berujung pada<br />
keluarnya Resolusi Dewan Keamanan PBB no. 2139 pada tanggal 22 Februari 2014 yang secara spesifik<br />
diarahkan pada satu kelompok tertentu, meski dalam sebuah perang seluruh pihak yang berperang<br />
berpotensi melakukan pelanggaran. Resolusi secara tegas menyerukan kepada seluruh pihak, “baik<br />
otoritas Suriah maupun kelompok oposisi untuk berkomitmen memerangi dan mengalahkan organisasi<br />
dan individu yang berasosiasi dengan Al Qaidah, cabang-cabangnya, dan kelompok teroris lainnya.” 13<br />
Seolah mengulang strategi yang dulu sempat berhasil mengalahkan Al Qaidah di Irak, kini langkah<br />
serupa coba dilakukan AS dan sekutunya di Suriah. Hanya saja, jika di Irak banyak mengandalkan faktorfaktor<br />
kesukuan, yang memang masih cukup berpengaruh dalam kehidupan masyarakat Irak, di Suriah<br />
mereka mencoba menggunakan tangan kelompok oposisi dari kalangan moderat.<br />
9 Lihat https://now.mmedia.me/lb/en/commentaryanalysis/535135-southern-comfort<br />
10 Lihat http://www.al-bab.com/arab/docs/syria/opposition-principles-for-settlement-in-syria.htm#sthash.8hDYNY8R.<br />
UlhcE3BY.dpbs<br />
11 Lihat http://ca.reuters.com/article/topNews/idCABREA1B14720140212?sp=true<br />
12 Lihat https://www.zamanalwsl.net/news/46545.html<br />
13 Lihat http://blog.unwatch.org/index.php/2014/02/22/full-text-un-security-council-resolution-2139/<br />
7