06.09.2014 Views

Betapa Mulia Hidup yang Dipersembahkan bagi Misi - SVD-Curia

Betapa Mulia Hidup yang Dipersembahkan bagi Misi - SVD-Curia

Betapa Mulia Hidup yang Dipersembahkan bagi Misi - SVD-Curia

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

proyek misioner dengan tangan kosong dan bagaimana dia meletakkan seluruh kepercayaannya pada<br />

Tuhan <strong>yang</strong> empunya panen, sambil bersandar pada sama saudara dan saudari <strong>yang</strong> turut menyokong<br />

gagasannya.<br />

Dengan membaktikan Tarekat <strong>Misi</strong>nya <strong>yang</strong> pertama kepada Sang Sabda, Arnoldus Janssen mau<br />

mengingatkan kita bahwa: “Pada mulanya adalah Firman...Firman itu telah menjadi manusia dan diam di<br />

antara kita” Yoh. 1:1&14. Maka sikap pertama seorang misionaris seharusnya sikap kontemplatif <strong>yang</strong><br />

membiarkan Sang Sabda menjelma dan tinggal di tengah kita. Kita ingat contoh istimewa misionaris kita<br />

<strong>yang</strong> santo: Pada suatu hari Joseph Freinademetz bertanya kepada Arnoldus Janssen bagaimana sebaiknya<br />

dia mempersiapkan misinya ke Cina. Arnoldus menganjurkan dia menghafal Injil, karena mungkin di<br />

negeri asing nun jauh ia dilarang membawa Alkitab dan harus mewartakan Kabar Gembira dari hatinya<br />

sendiri. Joseph mengikuti nasihat Arnoldus, tetapi apa <strong>yang</strong> dilakukannya lebih dari sekadar menghafal.<br />

Dia membiarkan Sang Sabda menjelma dalam hidupnya sehingga pribadinya ditransformasi oleh Sang<br />

Sabda menjadi sebuah kabar gembira <strong>bagi</strong> umat di Shantung Selatan. Ketika selanjutnya Arnoldus<br />

mengutus para sama saudara dan saudarinya sebagai misionaris ke pelbagai belahan dunia, dia<br />

sesungguhnya meneruskan perwujudan parabel seorang penabur <strong>yang</strong> pergi menaburkan benih di ladang.<br />

Ia menyadari bahwa ada banyak bahaya menghadang di tepi jalan; ada penolakan dari tanah berbatu dan<br />

semak duri, tetapi pada akhirnya Sang Sabda akan menemukan tanah subur dan menghasilkan buah<br />

berlimpah. Maka Arnoldus mendesak para misionarisnya melaksanakan evangelisasi sebaik-baiknya<br />

sebab: “Mewartakan Kabar Gembira adalah karya pertama dan utama cintakasih kepada sesama”.<br />

Sejak awalnya tarekat-tarekat kita (<strong>SVD</strong>, SSpS, SSpSAP) dirancang sebagai tarekat internasional.<br />

Tarekat-tarekat ini terbuka untuk menerima calon dari pelbagai bangsa dan kebudayaan; dan para<br />

misionaris kita nantinya dikirim ke semua bangsa, terutama ke tempat di mana Kabar Gembira belum<br />

diwartakan atau belum cukup diwartakan. Atas cara ini tarekat-tarekat kita digagas sebagai tanda bahwa<br />

“orang akan datang dari Timur dan Barat, dari Utara dan Selatan, dan mereka akan duduk makan dalam<br />

Kerajaan Allah” (Luk. 13:29). Apabila dewasa ini kita merumuskan kembali perutusan kita di bawah kata<br />

kunci “dialog profetis” atau “hubungan <strong>yang</strong> menghidupkan”, kita hanyalah menegaskan dan<br />

memperdalam wawasan misioner <strong>yang</strong> kita terima dari Bapa Pendiri. Melalui karya para misionaris,<br />

terutama melalui komitmen untuk para pencari iman dan untuk kaum miskin dan tersisih, kita<br />

mengaktualkan lagi perumpamaan Gembala Yang Baik dan Bapa Yang Berbelaskasih. Dan dengan<br />

menjangkau orang-orang dari pelbagai kebudayaan serta agama-agama lain, kita menegaskan bahwa<br />

Kerajaan Allah merangkum semua.<br />

Bila kita mendengarkan perumpamaan Yesus, membaca kembali riwayat hidup Arnoldus Janssen dan<br />

merefleksikan misi kita masa kini, maka kita menyadari bahwa Tuhan telah melakukan karya-karya besar<br />

melalui hamba-Nya <strong>yang</strong> sederhana dari Goch: Yang luarbiasa dalam pribadi <strong>yang</strong> biasa!<br />

Maka dengan gembira kita meneruskan perutusan kita hari ini. Meskipun jumlah anggota di Eropa Barat<br />

menurun dan sumber-sumber dana menyusut, misionaris-misionaris kita <strong>yang</strong> muda dari Asia, Afrika,<br />

Amerika dan kawasan lainnya di Eropa akan menemukan saat rahmat dalam mengikuti Tuhan melalui<br />

jalan kecil sebuah benih, sebab “jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji<br />

saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah” (Yoh. 12:24). Atau dalam kata-kata Bapa<br />

Arnoldus: “Sungguh bernilailah hidup seseorang <strong>yang</strong> memberikan segala-galanya”<br />

Leo Kleden, <strong>SVD</strong><br />

Ledalero, Flores.<br />

2

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!