20.01.2015 Views

C4z4lX

C4z4lX

C4z4lX

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

HIP KULINER PASAR SANTA<br />

KOMPROMI<br />

MENTERI<br />

JOKOWI<br />

PEMBANGKANGAN<br />

INTEL ISRAEL<br />

EDISI 147 | 22 - 28 SEPTEMBER 2014


DAFTAR ISI<br />

EDISI 147 22 - 28 SEPTEMBER 2014<br />

FOKUS<br />

KOMPROMI<br />

DI ANGKA 34<br />

TERGANJAL ANGGARAN, JOKOWI<br />

BATAL MERAMPINGKAN KABINET.<br />

PERAMPINGAN AKAN DICICIL SELAMA<br />

MASA PEMERINTAHAN.<br />

NASIONAL<br />

KRIMINAL<br />

n DUA SETERU BIDIK DKI-2<br />

n JEJAK ASING DI JARINGAN POSO<br />

INTERNASIONAL<br />

n JUAL PONSEL TIPU-TIPU<br />

HUKUM<br />

n SAAT POLISI DIREHABILITASI<br />

EKONOMI<br />

n MAJU MUNDUR PERANG ISIS<br />

n PEMBANGKANGAN INTEL ISRAEL<br />

n MENJUAL SHAOLIN INC.<br />

INTERVIEW<br />

n JOKOWI HARUS NAIKKAN HARGA BBM<br />

KOLOM<br />

n DILEMA PERKAWINAN BEDA AGAMA<br />

SAINS<br />

n TINGGAL SELANGKAH BAILOUT CENTURY SELESAI<br />

BISNIS<br />

n SAATNYA MENJADI RAJA OTOMOTIF ASEAN<br />

n PEMAIN BARU MPV SIAP BERAKSI<br />

n KEMBALINYA SI RAJA JALANAN<br />

n PERANG SUV CABAI RAWIT<br />

n APPLE TANPA KEJUTAN BARU<br />

LENSA<br />

n DICARI: JACK THE RIPPER<br />

TEATER<br />

n AWAN CINCIN SAAT SLAMET MELETUS<br />

n IKON BARU SENIMAN MUDA BALI<br />

SENI HIBURAN / FILM<br />

n LEONARDO DICAPRIO | ARIANA GRANDE | BIMBIM<br />

GAYA HIDUP<br />

n DUNIA DI BALIK LABIRIN<br />

n FILM PEKAN INI<br />

n AGENDA<br />

Cover:<br />

Ilustrasi: Kiagus Auliansyah<br />

@majalah_detik<br />

majalah detik<br />

n DARI PASAR JADI BARISTA ANDAL<br />

n KERIUHAN DI POJOKAN PASAR SANTA<br />

n PENASARAN DENGAN CITY TOUR BUS<br />

Pemimpin Redaksi: Arifin Asydhad. Wakil Pemimpin Redaksi: Iin Yumiyanti. Redaksi: Dimas Adityo, Irwan<br />

Nugroho, Nur Khoiri, Sapto Pradityo, Sudrajat, Oktamandjaya Wiguna, Arif Arianto, Aryo Bhawono,<br />

Deden Gunawan, Hans Henricus, Silvia Galikano, Nurul Ken Yunita, Kustiah, M Rizal, Budi Alimuddin,<br />

Pasti Liberti Mappapa, Monique Shintami, Isfari Hikmat, Bahtiar Rifai, Jaffry Prabu Prakoso. Bahasa:<br />

Habib Rifa’i, Rahmayoga Wedar. Tim Foto: Dikhy Sasra, Ari Saputra, Haris Suyono, Agus Purnomo.<br />

Product Management & IT: Sena Achari, Sofyan Hakim, Andri Kurniawan. Creative Designer: Mahmud Yunus,<br />

Galih Gerryaldy, Desy Purwaningrum, Suteja, Mindra Purnomo, Zaki Al Farabi, Fuad Hasim,<br />

Luthfy Syahban. Illustrator: Kiagus Aulianshah, Edi Wahyono.<br />

Kontak Iklan: Arnie Yuliartiningsih, Email: sales@detik.com Telp: 021-79177000, Fax: 021-79187769<br />

Direktur Utama: Budiono Darsono Direktur: Nur Wahyuni Sulistiowati, Heru Tjatur, Warnedy Kritik dan Saran:<br />

appsupport@detik.com Alamat Redaksi: Gedung Aldevco Octagon Lantai 2, Jl. Warung Jati Barat Raya<br />

No.75 Jakarta Selatan, 12740 Telp: 021-7941177 Fax: 021-7944472 Email: redaksi@majalahdetik.com<br />

Majalah detik dipublikasikan oleh PT Agranet Multicitra Siberkom, Grup Trans Corp.


LENSA<br />

AWAN CINCIN SAAT SLAMET MELETUS<br />

TAP UNTUK MELIHAT FOTO UKURAN BESAR<br />

(Foto-foto: Oky Lukmansyah<br />

& Idhad Zakaria/Antara).<br />

Gunung Slamet setinggi 2.428 mdpl memuntahkan abu vulkanik disertai dentuman keras pada Kamis (11/9). Meski tidak sehebat Merapi<br />

atau Sinabung, letusan Slamet tetap diwaspadai. Jalur evakuasi dan tindakan antisipatif dilakukan.<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


LENSA<br />

Awan berbentuk cincin terlihat dari Desa Tuwel, Kabupaten Tegal, Kamis (11/9). Fenomena asap berbentuk cincin yang disertai dentuman<br />

keras itu terjadi setiap sekitar lima belas menit.


LENSA<br />

Letusan lava pijar Gunung Slamet terlihat dari Desa Pandansari, Paguyangan, Brebes, Jateng, Rabu (17/9). Gunung Slamet kembali<br />

mengeluarkan letusan yang disertai lava pijar dan menyebabkan hujan abu di wilayah Kabupaten Banyumas, setelah empat hari terakhir<br />

menurun aktivitas vulkaniknya.


LENSA<br />

Letusan juga terlihat pada Mei 2014. Gunung yang terbentuk oleh subduksi Lempeng Indo-Australia pada Lempeng Eurasia terbilang<br />

masik aktif.


LENSA<br />

1. Petugas memantau aktivitas Gunung Slamet menggunakan alat seismograf di Pos Pengamatan Gunung Api Slamet, Desa Gambuhan,<br />

Pemalang, Jateng, Rabu (20/8). 2. Petugas memantau Gunung Slamet menggunakan alat deformasi (pengukur kembang-kempis<br />

gunung) di Pos Pengamatan Gunung Api Slamet, Jateng, Jumat (2/5). 3. Petugas Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)<br />

Kabupaten Banyumas, melakukan pengukuran suhu sumber air panas di obyek wisata pancuran tiga, Baturraden, Banyumas, Jateng,<br />

Selasa (9/9).


LENSA<br />

1. Seorang bocah menemani ibunya yang memanen sisa sayur pada areal perkebunan di Desa Kutabawa, Karangreja, Purbalingga, Jateng, Sabtu (13/9).<br />

2. Petugas menjelaskan status Gunung Slamet kepada sejumlah siswa di Pos Pengamatan Gunung Api Slamet Desa Gambuhan, Pemalang, Jateng,<br />

Kamis (1/5). 3. Sejumlah pengunjung mandi air panas di Wisata Guci, Kabupaten Tegal, Jateng, Jumat (2/5).


LENSA<br />

Semburan lava pijar pada kawah Gunung Slamet terlihat dari Desa Pandansari, Paguyangan, Brebes, Jawa Tengah, Kamis (4/9).


NASIONAL<br />

DUA SETERU<br />

BIDIK DKI-2<br />

ISU KURSI WAKIL GUBERNUR DKI JAKARTA KEMBALI MEMANAS<br />

SETELAH AHOK MUNDUR DARI GERINDRA. SIAPA BERHAK<br />

MENGAJUKAN NAMA, PDIP ATAU GERINDRA<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


NASIONAL<br />

SATU per satu tokoh fraksi partai<br />

anggota Koalisi Merah Putih di<br />

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah<br />

DKI Jakarta mendatangi ruang kerja<br />

Muhammad Taufik di lantai 9 gedung DPRD DKI,<br />

Senin siang, 15 September lalu. Ada Abraham<br />

Lunggana dari Partai Persatuan Pembangunan,<br />

M. Zainuddin dari Golkar, Triwisaksana dari<br />

Partai Keadilan Sejahtera, Ferrial Sofyan dari<br />

Partai Demokrat, dan sejumlah politikus<br />

lainnya. Di ruang Wakil Ketua DPRD dari Fraksi<br />

Partai Gerindra itu, mereka duduk meriung.<br />

Topik perbincangan mereka tak lain adalah<br />

soal sidang paripurna DPRD DKI yang akan<br />

digelar Senin siang itu. Mereka sepakat<br />

menganggap sidang itu tidak sah lantaran tak<br />

pernah dikomunikasikan dengan pimpinan<br />

sementara Dewan. Rapat paripurna sedianya<br />

mengagendakan penetapan Peraturan Tata<br />

Tertib DPRD masa jabatan 2014-2019 dan<br />

Ruang Paripurna DPRD DKI<br />

sepi setelah sidang ditunda,<br />

Senin (15/9).<br />

HASAN/DETIKCOM<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


NASIONAL<br />

Wakil Ketua DPRD DKI<br />

Muhammad Taufik<br />

RACHMAN/DETIKCOM<br />

pengumuman usulan pimpinan Dewan serta<br />

pimpinan fraksi-fraksi.<br />

“Ada satu ketentuan yang dilewati dan<br />

dilanggar,” kata Taufik saat itu.<br />

Pertemuan itu akhirnya menghasilkan<br />

gerakan boikot dari anggota fraksi partai koalisi<br />

pimpinan Gerindra tersebut. Dari 106 anggota<br />

DPRD DKI, hanya 61 yang menandatangani<br />

daftar hadir. Ada sejumlah politikus partai<br />

anggota Koalisi Merah Putih yang sempat<br />

meneken daftar hadir. Namun satu per satu<br />

mereka meninggalkan ruang saat sidang<br />

paripurna hendak dimulai. Alhasil, hanya 49<br />

anggota Dewan yang tersisa. Karena tidak<br />

mencapai kuorum, rapat akhirnya ditunda esok<br />

harinya.<br />

Manuver para politikus partai<br />

anggota Koalisi Merah Putih<br />

itu rupanya tak semata<br />

untuk memprotes sidang<br />

paripurna, tapi juga<br />

untuk mengetes<br />

kekompakan<br />

anggota koalisi<br />

yang mengusung pasangan Prabowo Subianto<br />

dan Hatta Rajasa dalam pemilihan presiden<br />

2014 tersebut. “Dan ternyata berhasil,” ujar<br />

Taufik saat ditemui majalah detik di kantornya,<br />

Selasa, 16 September lalu.<br />

Kekompakan itulah yang diklaim Taufik bakal<br />

terus berlanjut saat proses pemilihan calon<br />

Wakil Gubernur DKI Jakarta. Kursi wagub bakal<br />

segera kosong ditinggalkan Basuki Tjahaja<br />

Purnama atau Ahok, yang “naik pangkat”<br />

menjadi gubernur menggantikan Joko Widodo<br />

atau Jokowi, yang akan mengundurkan diri<br />

karena terpilih menjadi Presiden RI.<br />

Undang-Undang tentang Pemerintahan<br />

Daerah mengatur, wakil gubernur pengganti<br />

dipilih oleh DPRD dari dua nama yang<br />

diajukan oleh gubernur―dalam hal ini Ahok―<br />

berdasarkan usulan partai pengusung. Jokowi<br />

dan Ahok, saat pemilihan Gubernur dan Wakil<br />

Gubernur DKI Jakarta pada 2012, diusung oleh<br />

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan<br />

Gerindra.<br />

Nah, aturan itulah yang menjadi rujukan<br />

Gerindra untuk mengincar jabatan tersebut.<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


NASIONAL<br />

Pilkada DKI Jakarta putaran<br />

pertama, 2012 lalu.<br />

ARI SAPUTRA/DETIKCOM<br />

PDIP juga merasa berhak karena kader<br />

merekalah yang meninggalkan pos gubernur,<br />

sehingga kursi wagub menjadi “jatah” mereka.<br />

Namun Taufik yakin calon dari partainyalah<br />

yang bakal melenggang ke kursi DKI-2 karena<br />

Koalisi Merah Putih menguasai 57 dari 106<br />

kursi di Dewan. Sementara itu, koalisi partai<br />

pendukung Jokowi-Jusuf Kalla, yang menjadi<br />

lawan Koalisi Merah Putih dalam pilpres 2014,<br />

menduduki 49 kursi di DPRD DKI.<br />

“Karena soal cawagub ini bukan seperti jatahmenjatah<br />

nasi uduk. Parpol mengajukan nama,<br />

dan kami (Dewan) yang akan menentukan,”<br />

tuturnya.<br />

Perebutan kursi orang nomor dua di Jakarta<br />

antara PDI Perjuangan dan Gerindra sejatinya<br />

imbas dari pilpres 2014. Dua partai yang menjadi<br />

sekutu saat pilkada DKI Jakarta pada 2012 itu<br />

menjadi seteru dalam pemilihan presiden.<br />

PDIP mengusung Jokowi dan JK bersama<br />

Partai Kebangkitan Bangsa, Hanura, NasDem,<br />

serta Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia.<br />

Sedangkan Gerindra, yang menggalang Koalisi<br />

Merah Putih bersama Partai Amanat Nasional,<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


NASIONAL<br />

Muhammad Taufik dan<br />

Ahmad Riza Patria (kanan)<br />

DOK DETIKCOM<br />

Golkar, Partai Persatuan Pembangunan, dan<br />

Partai Bulan Bintang, mengusung Prabowo-<br />

Hatta. Belakangan, Demokrat juga bergabung<br />

dalam koalisi tersebut.<br />

Persaingan PDIP dan Gerindra, yang samasama<br />

membidik kursi Wakil Gubernur Jakarta,<br />

terlihat seusai pilpres dan Jokowi-JK terpilih<br />

sebagai presiden-wakil presiden. Sempat<br />

mereda saat Gerindra berkabung sepeninggal<br />

ketua umumnya, Suhardi, yang wafat karena<br />

sakit, isu ini kembali memanas setelah Ahok<br />

menyatakan mundur dari partai besutan<br />

Prabowo Subianto itu.<br />

Gerindra bahkan telah menyiapkan dua<br />

kadernya untuk mengisi pos Wakil Gubernur<br />

DKI, yakni Muhammad Taufik dan Ahmad<br />

Riza Patria. Selain sebagai Wakil Ketua DPRD,<br />

Taufik menjabat Ketua Dewan Perwakilan<br />

Daerah Gerindra Jakarta. Adapun Riza pernah<br />

maju sebagai calon wakil gubernur dari jalur<br />

independen saat pilkada DKI 2012, berpasangan<br />

dengan Hendardji Soepandji. Saat ini ia menjadi<br />

anggota DPR terpilih. Di antara dua nama itu,<br />

Riza-lah yang dianggap cocok dengan gaya<br />

kepemimpinan Ahok.<br />

“Riza calon kuat. Kalau Pak Taufik, ya nanti<br />

silakan memilih, apakah mau cawagub atau<br />

tetap menjadi Wakil Ketua DPRD,” ucap Ketua<br />

DPP Partai Gerindra Habiburokhman.<br />

Partainya merasa berhak mengusulkan nama<br />

calon wakil gubernur dengan berpedoman<br />

pada Pasal 26 Ayat (4) Undang-Undang Nomor<br />

12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah.<br />

Ayat itu berbunyi “Untuk mengisi kekosongan<br />

jabatan wakil kepala daerah yang berasal dari<br />

partai politik atau gabungan partai politik dan<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


NASIONAL<br />

Djarot Saiful Hidayat (kiri)<br />

dan Boy Bernardi Sadikin<br />

(kanan)<br />

DOK. DETIKCOM<br />

TAP/KLIK UNTUK BERKOMENTAR<br />

masa jabatannya masih tersisa 18 bulan atau<br />

lebih, kepala daerah mengajukan dua orang<br />

calon wakil kepala daerah berdasarkan usul<br />

partai politik atau gabungan partai politik yang<br />

pasangan calonnya terpilih dalam pemilihan<br />

kepala daerah dan wakil kepala daerah untuk<br />

dipilih oleh rapat paripurna DPRD”.<br />

Sebaliknya, PDIP sudah menyiapkan dua<br />

kader terbaiknya untuk mengisi pos wagub,<br />

yakni Ketua DPD PDIP Jakarta Boy Bernardi<br />

Sadikin dan mantan Wali Kota Blitar Djarot<br />

Saiful Hidayat. Menurut Wakil Sekretaris<br />

Jenderal PDIP Ahmad Basarah, dalam waktu<br />

dekat partainya akan berkomunikasi dengan<br />

Partai Gerindra dan Ahok untuk mengajukan<br />

dua nama tersebut.<br />

“Kalau kepentingannya untuk masyarakat<br />

Jakarta, saya kira calon yang baik tak akan<br />

ditolak (DPRD),” kata Basarah, Senin pekan lalu.<br />

Adapun Wakil Sekjen PDIP lainnya, Eriko<br />

Sotarduga, mengklaim partainyalah yang lebih<br />

berhak mengajukan nama calon wagub karena<br />

kader partainya, Jokowi, yang meninggalkan<br />

pos gubernur, yang kemudian diisi oleh Ahok.<br />

“Sudah fatsun-nya, yang mengajukan calon<br />

Wagub DKI adalah PDI Perjuangan,” ujarnya.<br />

Dosen ilmu politik Universitas Indonesia, Reni<br />

Suwarso, menilai semestinya Ahok bisa memilih<br />

sendiri pendampingnya atas persetujuan partaipartai<br />

pengusung untuk kemudian diserahkan<br />

dan dipilih oleh DPRD. “Karena ini bukan PAW<br />

(pergantian antarwaktu) di legislatif, melainkan<br />

pilkada,” tutur Reni. Sebab, wagub nantinya<br />

harus memiliki pemikiran yang sejalan dengan<br />

Ahok sebagai gubernur. n KUSTIAH | DIM<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


NASIONAL<br />

Ahok: Saya Lebih Suka Artis<br />

DI tengah panasnya persaingan<br />

Partai Demokrasi Indonesia<br />

Perjuangan dan Partai Gerakan<br />

Indonesia Raya dalam merebut<br />

kursi Wakil Gubernur DKI Jakarta,<br />

Basuki Tjahaja Purnama kembali<br />

mengeluarkan pernyataan mengejutkan.<br />

Pria yang kerap disapa dengan<br />

sebutan Ahok ini menyebut nama<br />

Nachrowi Ramli sebagai calon wakil<br />

gubernur.<br />

Padahal Nachrowi adalah kader<br />

Partai Demokrat, bukan PDI Perjuangan<br />

atau Gerindra, yang sama-sama<br />

merasa punya hak mengisi jabatan<br />

kursi wagub yang bakal lowong ditinggal<br />

Ahok. Nara—sapaan Nachrowi—adalah<br />

Ketua Dewan Pimpinan<br />

Daerah Partai Demokrat DKI Jakarta.<br />

Sebutan calon wagub itu dialamatkan<br />

Ahok kepada Nara saat keduanya<br />

hadir dalam acara Lebaran Betawi di<br />

kawasan Monas, Jakarta Pusat, Ahad,<br />

14 September lalu.<br />

Menurut Ahok, yang dalam waktu<br />

dekat bakal menjabat Gubernur DKI<br />

menggantikan Joko Widodo, nama<br />

Nara sebenarnya tidak muncul tibatiba.<br />

Nachrowi, yang menjadi calon<br />

wakil gubernur berpasangan dengan<br />

Fauzi Bowo dalam pemilihan kepala<br />

daerah DKI pada 2012, pernah masuk<br />

“radar” Gerindra. Ahok dua pekan<br />

lalu menyatakan mundur dari partai<br />

bentukan Prabowo Subianto itu.<br />

“Sekarang bergantung Partai (Gerindra)<br />

dong, mau apa enggak (mengusulkan<br />

nama Nachrowi),” ujar Ahok<br />

di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu, 17<br />

September lalu.<br />

Sejumlah kalangan menganggap<br />

nama Nara sengaja dimunculkan sebagai<br />

jalan tengah untuk mengatasi<br />

kebuntuan komunikasi politik yang<br />

mungkin saja terjadi di antara PDI Per-<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


NASIONAL<br />

juangan dan Gerindra. Tapi bukan<br />

Ahok namanya kalau tidak mengeluarkan<br />

pernyataan mengejutkan<br />

dan kontroversial.<br />

Jangankan Nara,<br />

yang memang seorang<br />

politikus. Entah<br />

berkelakar atau<br />

serius, Basuki pernah<br />

menyebut nama artis<br />

Dian Sastrowardoyo dan<br />

Raisa sebagai wagub yang<br />

ia dambakan untuk mendampinginya.<br />

Soal artis ini<br />

kembali ia ungkap dalam sebuah<br />

kesempatan wawancara<br />

di Balai Kota DKI, Rabu<br />

pekan lalu. Berikut ini petikannya.<br />

Partai pengusung sudah<br />

meng usulkan nama untuk<br />

calon wakil gubernur<br />

Belum, sampai saat ini belum ada<br />

partai politik yang mengusulkan<br />

nama ke saya. Saya belum terima.<br />

Tapi apakah sudah ada komunikasi<br />

dengan Gerindra atau PDI Perjuangan<br />

soal ini<br />

Belum ada.<br />

Apakah Anda akan mengusulkan<br />

nama<br />

Saya yang akan mengajukan nama<br />

(calon wagub) kepada DPRD tapi berdasarkan<br />

nama usulan dari parpol.<br />

Saya tak punya kewenangan mengajukan<br />

sendiri.<br />

Kapan seharusnya nama-nama<br />

itu masuk<br />

Begitu ada nama (dari partai pengusung),<br />

pasti saya bawa ke Dewan.<br />

Persoalannya, hingga saat ini belum<br />

ada.<br />

Anda pernah menyebut nama<br />

Nachrowi Ramli sebagai calon<br />

wagub....<br />

Oh… ceritanya begini. Nama Pak<br />

Nara itu bukan tiba-tiba muncul. Pak<br />

Taufik (Muhammad Taufik, Wakil Ketua<br />

DPRD DKI dari Partai Gerindra)<br />

menyebut nama Pak Nara. Tapi, ya,<br />

itu kembali lagi ke Gerindra. Pak Nara<br />

dulu pernah dikomunikasikan dengan<br />

Partai Gerindra.<br />

Apakah nama itu tetap akan<br />

diusulkan<br />

Ya, itu kembali lagi ke Partai<br />

Gerindra. Silakan, siapa yang<br />

mau diusulkan.<br />

Gerindra mencalonkan<br />

Ahmad Riza Patria....<br />

Menurut Anda<br />

Ya, saya dengan siapa<br />

pun enggak apaapa.<br />

Tapi saya lebih<br />

suka kalau (wagubnya)<br />

artis. n KUSTIAH | DIM<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


NASIONAL<br />

JEJAK<br />

ASING DI<br />

JARINGAN<br />

POSO<br />

EMPAT WNA YANG DITANGKAP DI<br />

PARIGI MOUTONG, SULAWESI TENGAH,<br />

DIDUGA TERKAIT DENGAN KEGIATAN<br />

ISIS DI INDONESIA DAN JARINGAN<br />

TERORIS SANTOSO. DIBUNTUTI SEJAK<br />

MASUK MAKASSAR.<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


NASIONAL<br />

Sejumlah anggota Brimob<br />

berjaga-jaga saat anggota<br />

Detasemen Khusus 88<br />

Mabes Polri menggeledah<br />

rumah terkait kasus ISIS<br />

di Kecamatan Palu Utara,<br />

Palu, Sulawesi Tengah,<br />

Selasa (16/9).<br />

ZAINUDDIN MN/ANTARA FOTO<br />

KEDATANGAN empat warga negara<br />

asing ke Palu, Sulawesi Tengah,<br />

diendus oleh aparat Detasemen<br />

Khusus 88 Antiteror Markas Besar<br />

Kepolisian RI sejak tiga pekan lalu. Satu tim<br />

antiteror diterjunkan untuk membuntuti<br />

keempatnya sejak tiba di Makassar, Sulawesi<br />

Selatan. Gerak-gerik mereka terus diamati.<br />

Dari Makassar, mereka menuju Palu dan<br />

singgah di sebuah rumah indekos di Jalan Kijang,<br />

Touwa, Palu Selatan. Belakangan, diketahui<br />

tempat indekos tersebut dihuni sejumlah anak<br />

muda yang diduga terkait dengan jaringan<br />

teroris Santoso di Poso. Namun saat itu tim<br />

antiteror belum bertindak, hingga pada Sabtu<br />

sore, 13 September lalu, keempat WNA tersebut<br />

pergi bersama tiga warga negara Indonesia<br />

menggunakan mobil Daihatsu Xenia.<br />

Saat mobil bermuatan tujuh penumpang itu<br />

memasuki wilayah Kabupaten Parigi Moutong,<br />

petugas mencegatnya di depan kantor<br />

kepolisian resor setempat melalui kegiatan<br />

razia lalu lintas. Namun, sadar akan dihentikan,<br />

mereka memutar mobil dan berbalik arah<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


NASIONAL<br />

Polisi menjaga ketat<br />

empat orang yang diduga<br />

terkait Islamic State Iraq<br />

and Syiria (ISIS) saat akan<br />

diberangkatkan ke Jakarta<br />

lewat Bandara Mutiara<br />

Sis Aljufrie Palu, Sulawesi<br />

Tengah, Minggu (14/9).<br />

BASRI MARZUKI/ANTARA FOTO<br />

menuju Kabupaten Toboli.<br />

Sempat dikejar polisi, mobil tersebut akhirnya<br />

terjerembap masuk parit di Desa Marantale,<br />

Kecamatan Siniu, Kabupaten Parigi. Tiga WNI<br />

disergap saat itu juga, sementara empat orang<br />

asing lari ke arah pegunungan.<br />

Berdasarkan informasi yang diperoleh<br />

majalah detik di Polres Parigi, polisi sempat<br />

melakukan pengejaran ke arah gunung.<br />

Namun, menjelang malam, mereka turun dan<br />

bersembunyi di belakang rumah warga. Saat<br />

itulah mereka dibekuk dan langsung digiring ke<br />

Markas Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah.<br />

Kecurigaan polisi terhadap empat WNA<br />

tersebut cukup beralasan. Menurut Kepala Biro<br />

Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigadir<br />

Jenderal Boy Rafli Amar, dari pembuntutan tim<br />

antiteror, mobil itu mengarah ke Kabupaten<br />

Poso, Sulawesi Tengah, yang berjarak sekitar<br />

220 kilometer dari Kota Palu.<br />

Tiga WNI yang bersama mereka mengaku<br />

sebagai warga Palu, yakni Saiful Priatna alias<br />

Ipul, 29 tahun, M. Irfan (21), dan Yudit Chandra<br />

alias Icang (28). Di dalam mobil Xenia yang<br />

mereka tumpangi, polisi menemukan paspor<br />

negara Turki. Namun paspor yang mereka<br />

gunakan diduga palsu.<br />

“Empat WNA itu ternyata warga negara<br />

Tiongkok yang tinggal di daerah perbatasan<br />

Turki-Tiongkok atau dikenal sebagai suku<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


NASIONAL<br />

Kasus terkait ISIS tidak<br />

hanya di Poso. Firman<br />

Hidayat, yang diduga<br />

simpatisan organisasi<br />

yang dinyatakan teroris ini,<br />

diperiksa reserse kriminal<br />

Mapolresta Depok, Jawa<br />

Barat, Jum'at (22/8).<br />

INDRIANTO EKO SUWARSO/ANTARA FOTO<br />

Uighur. Mereka diduga terkait dengan kegiatan<br />

ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah) di Indonesia,”<br />

kata Boy Rafli.<br />

Sejak gerakan ISIS mengemuka di kawasan<br />

Timur Tengah, polisi memperkuat “radar”<br />

pemantauannya. Warga negara asing yang<br />

berkunjung ke Indonesia dicermati. Terlebih,<br />

keempat WNA itu dicurigai bukan wisatawan.<br />

Mereka juga datang ke Palu dan Poso, yang<br />

tergolong bukan daerah tujuan wisata di<br />

Indonesia.<br />

Buntut penangkapan empat orang asing<br />

tersebut, polisi menyisir kelompok teroris<br />

Santoso. Salah satunya K alias Kalman, yang<br />

bertugas sebagai bendahara. Ia ditangkap pada<br />

Senin, 15 September lalu. Dalam penggeledahan<br />

di rumah pria itu, polisi menyita empat<br />

buah surat tanda nomor kendaraan, catatan<br />

pembuatan bom, flash disk, kartu SIM, senjata<br />

tajam, dan peralatan bengkel.<br />

Polisi juga menciduk Akbar alias Jo alias Rosi.<br />

Dia adalah pemilik tempat kos yang disinggahi<br />

empat orang asing itu sebelum ditangkap. Akbar<br />

diduga anggota jaringan Mujahidin Indonesia<br />

Timur dan merupakan kurir kelompok Santoso.<br />

Berikutnya giliran AB yang dicokok di Jalan<br />

Banteng Lorong, Palu Selatan. Di situ ditemukan<br />

dua buah telepon seluler, dua senjata tajam,<br />

satu buah kartu SIM, uang tunai Rp 4.450.000,<br />

serta sebuah kunci pas.<br />

“Kami juga menggeledah rumah orang tua If<br />

(Ipul) atau Say,” ujar Kepala Bagian Penerangan<br />

Umum Mabes Polri Agus Rianto secara terpisah.<br />

Dalam penggeledahan di rumah orang tua Irfan<br />

di Kecamatan Tanantovea, polisi menemukan<br />

peralatan bengkel dan lima buah ponsel.<br />

Dari pengembangan penangkapan empat<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


NASIONAL<br />

Dari situlah<br />

terindikasi mereka<br />

akan melakukan,<br />

mungkin, pelatihan<br />

terorisme dan setelah<br />

itu akan melakukan<br />

tindak terorisme<br />

Sutarman<br />

WNA itu, polisi setidaknya menangkap tujuh<br />

WNI yang terkait dengan jaringan teroris<br />

Santoso. Salah satunya Candra alias Suharto alias<br />

Arif, 42 tahun, warga Pangenrejo, Purworejo,<br />

Jawa Tengah. Arif ditangkap di dekat rumahnya.<br />

Ia salah satu yang masuk daftar pencarian<br />

orang oleh polisi karena menyembunyikan dua<br />

gembong teroris yang telah tewas, Noor Din<br />

M. Top dan doktor Azahari. Dari penangkapan<br />

Arif, polisi mengamankan sepeda motor.<br />

Di Jakarta, Kepala Polri Jenderal<br />

Sutarman mengatakan, berdasarkan<br />

hasil pemeriksaan, keempat WNA<br />

itu mengaku berangkat dari Turki<br />

menuju Kamboja menggunakan<br />

jalur laut. Sesampai di Kamboja,<br />

mereka menempuh jalur darat<br />

menuju Thailand. Di sinilah polisi<br />

menduga mereka membuat<br />

paspor palsu.<br />

“Paspor palsu ini dia pakai terbang<br />

dari Thailand menuju Kuala Lumpur.<br />

Dari Kuala Lumpur ke Bandung, ke<br />

Makassar, ke Palu, dan lanjut ke Parigi, lalu<br />

menuju ke Poso, lalu kita razia,” tutur Sutarman<br />

pada Ahad, 14 September lalu. Ia mengakui<br />

tim antiteror membuntuti mereka sejak masuk<br />

Makassar hingga ditangkap.<br />

Dari empat WNA itu, polisi menyita sejumlah<br />

dokumen, di antaranya tiket pesawat dan<br />

paspor. Mereka diduga akan bergabung dengan<br />

buron kasus terorisme dari jaringan Santoso<br />

melalui perantara Daeng Roro.<br />

“Santoso adalah kelompok terorisme di<br />

Indonesia yang selama ini menjadi buron Polri.<br />

Sinyalemen kita seperti itu,” ucapnya. “Dari<br />

situlah terindikasi mereka akan melakukan,<br />

mungkin, pelatihan terorisme dan setelah itu<br />

akan melakukan tindak terorisme.”<br />

Pernyataan Sutarman dibenarkan Kepala Badan<br />

Nasional Penanggulangan Terorisme Ansyaad<br />

Mbai. Ia mengatakan empat orang asing tersebut<br />

akan bergabung dengan kelompok Santoso.<br />

Warga Tiongkok itu terkait dengan jaringan teroris<br />

di Indonesia, kata Ansyaad, lantaran di sana ada<br />

gerakan militan juga.<br />

“Tapi kita belum dapat informasinya,<br />

(keempat WNA) dari jaringan siapa di Tiongkok,”<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


NASIONAL<br />

Ketua Badan Nasional<br />

Penanggulangan Teroris<br />

Ansyaad Mbai saat menjadi<br />

pembicara diskusi soal ISIS<br />

di Hotel Borobudur, Jakarta,<br />

Senin (25/8/2014).<br />

AGUNG PAMBUDHY/DETIKCOM.<br />

ujar Ansyaad saat ditemui majalah detik di<br />

kantornya, Jumat, 19 September lalu.<br />

Di mata pengamat intelijen dan terorisme<br />

Wawan Purwanto, jejak warga asing dalam<br />

kelompok teroris Indonesia merupakan bentuk<br />

atensi kelompok-kelompok teror luar negeri.<br />

Apalagi saat ini kelompok Islam ekstrem di<br />

beberapa negara di Timur Tengah sedang giat<br />

membentuk jaringan ISIS.<br />

“Orang asing itu datang ke Poso tentu punya<br />

tujuan. Sebab, Poso selama ini dijadikan basis<br />

gerakan kelompok Islam ekstrem di Indonesia,”<br />

tutur Wawan.<br />

Menurut dia, jika hal itu tidak segera dicegah,<br />

konflik dan teror yang terjadi di Timur Tengah<br />

bisa-bisa merembet ke Indonesia. Ini tentu<br />

sangat mengkhawatirkan. ■<br />

JAFFRY PRABU PRAKOSO | DEDEN GUNAWAN<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


HUKUM<br />

SAAT POLISI<br />

DIREHABILITASI<br />

TIGA PULUH EMPAT POLISI DI WILAYAH<br />

JAKARTA BARAT DIBINA KARENA<br />

TERINDIKASI MEMAKAI NARKOBA. MEREKA<br />

BERASAL DARI SATUAN NARKOBA, RESERSE<br />

KRIMINAL, DAN PATROLI.<br />

MUHAMMAD ADIMAJA/ANTARA FOTO<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


HUKUM<br />

BNN Provinsi DKI Jakarta<br />

menggelar tes urine terhadap<br />

ratusan guru tingkat sekolah<br />

dasar dan sekolah menengah<br />

pertama di wilayah Jakarta<br />

Timur akhir Juli lalu.<br />

AGUNG PAMBUDHY/DETIKCOM<br />

LAPANGAN sepak bola di samping<br />

kantor Kepolisian Sektor Palmerah,<br />

Jakarta Barat, dua pekan belakangan<br />

ini kerap ramai. Sejak pukul 08.00<br />

WIB hingga menjelang petang, lapangan<br />

tanah itu dipenuhi puluhan polisi pria yang<br />

tengah berlatih.<br />

Seperti pada Rabu siang, 17 September<br />

lalu. Di bawah terik matahari, 34 anggota<br />

korps seragam cokelat itu berdiri tegak<br />

berjajar dalam tiga barisan. Mereka bertelanjang<br />

dada, memegang tongkat pemukul<br />

berbentuk T, dan menghadap ke seorang<br />

instruktur yang memegang pengeras suara.<br />

“Tongkat bertahan!” teriak sang pelatih.<br />

Mendapat perintah itu, mereka serempak<br />

membuat gerakan pertahanan dengan tongkat<br />

karet berwarna hitam tersebut, diikuti<br />

teriakan berhitung.<br />

Layaknya calon anggota kepolisian, mereka<br />

kembali menjalani pendidikan dasar.<br />

Berlatih baris-berbaris, bela diri, dan berolahraga.<br />

Para abdi negara itu tidak sedang<br />

dipersiapkan untuk diterjunkan ke medan tugas,<br />

melainkan sedang dibina karena tubuh<br />

mereka terindikasi mengandung narkoba.<br />

Ke-34 oknum polisi yang berasal dari<br />

sejumlah polsek itu terindikasi sebagai<br />

pemakai narkoba setelah Polres Jakarta<br />

Barat menggelar tes urine dadakan beberapa<br />

waktu lalu. “Dari semua polsek (di<br />

Jakarta Barat), hanya Polsek Tambora dan<br />

Taman Sari yang bersih,” kata Kepala Bagian<br />

Humas Polres Jakarta Barat, Komisaris Heru<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


HUKUM<br />

Polda Metro Jaya merilis<br />

temuan pabrik narkoba jenis<br />

sabu di Jakarta, Mei lalu.<br />

GRANDY/DETIKCOM<br />

Julianto, di kantornya, Senin, 15 September<br />

lalu.<br />

Polisi yang tengah menjalani “hukuman” itu<br />

kebanyakan yang bermasalah dengan kedinasannya,<br />

melanggar disiplin, atau memiliki<br />

problem keluarga. Tes urine digelar lantaran<br />

kecurigaan mereka mengkonsumsi narkoba.<br />

“Ternyata ada yang benar (memakai narkoba),<br />

ada yang tidak. Ada juga yang mentalnya<br />

kurang baik, atau kurang di siplin dalam dinas,”<br />

ujar Heru. Mereka diganjar sanksi disiplin<br />

dan dibina selama sebulan penuh. “Berarti<br />

dua minggu lagi. Wajah mereka kemarin<br />

pucat, loyo. Sekarang sudah agak segar.”<br />

Mereka diduga mendapatkan barang<br />

haram itu dari Kampung Ambon di kawasan<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


HUKUM<br />

Setiap institusi<br />

memiliki peraturan<br />

sendiri seperti<br />

kode etik.<br />

Cengkareng. Heru tak menampik polisi yang<br />

tengah dibina itu, yang berasal dari satuan<br />

narkoba, reserse kriminal, dan patroli, mendapatkan<br />

“barang” tersebut saat bertugas di<br />

wilayah yang selama ini dikenal sebagai sarang<br />

peredaran narkoba itu.<br />

“Di sana, dulu gampang jualan<br />

(narkoba), tapi sulit dilacak. Tapi<br />

sekarang Kampung Ambon sudah<br />

berubah. Kalau main ke<br />

sana berbeda dengan dulu,”<br />

tutur Heru.<br />

Pembinaan dan sanksi<br />

disiplin terhadap oknum<br />

polisi pengguna narkoba,<br />

dianggap oleh Kepala Humas<br />

Badan Narkotika Nasional<br />

Sumirat, sah-sah saja.<br />

Sebab, hal itu sesuai dengan<br />

Undang-Undang Nomor 35 Tahun<br />

2009 tentang Narkotika, yang memang<br />

mengatur pengguna narkoba bisa direhabilitasi.<br />

Belum lagi adanya Peraturan Bersama tentang<br />

Penanganan Pecandu Narkotika dan<br />

Korban Penyalahgunaan Narkotika ke dalam<br />

Lembaga Rehabilitasi, yang dikeluarkan bersama<br />

oleh Ketua Mahkamah Agung, Menteri<br />

Hukum dan Hak Asasi Manusia, Menteri<br />

Kesehatan, Menteri Sosial, Jaksa Agung,<br />

Kepala Polri, serta Kepala BNN. Aturan yang<br />

ditandatangani pada Maret 2014 itu berlaku<br />

untuk siapa saja, termasuk anggota kepolisian.<br />

Menurut aturan tersebut, jika dari hasil<br />

penilaian (assessment) seseorang terbukti<br />

sebagai pengguna narkoba murni, ia akan<br />

direhabilitasi. Mereka yang secara sukarela<br />

melaporkan diri sebagai pengguna juga akan<br />

mendapatkan perawatan, baik rehabilitasi<br />

medis maupun sosial.<br />

Adapun tindakan hukumnya diserahkan<br />

kepada instansi masing-masing. Seperti di<br />

lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta,<br />

di mana terdapat 19 orang pegawai terindikasi<br />

sebagai pengguna narkoba, serta yang<br />

tengah dilakukan di Polres Jakarta Barat.<br />

“Karena setiap institusi memiliki per aturan<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


HUKUM<br />

Pengamat kepolisian<br />

Bambang Widodo Umar<br />

ARI SAPUTRA/DETIKCOM<br />

sendiri seperti kode etik,” ucap Sumirat.<br />

Namun, menurut pengamat kepolisian<br />

Bambang Widodo Umar, sanksi disiplin terhadap<br />

polisi pengguna narkoba tidaklah tepat.<br />

Semestinya, kata dia, polisi yang terlibat<br />

dalam penggunaan narkoba dihukum berat,<br />

jika perlu dipecat. Sebab, kata<br />

purnawirawan polisi ini,<br />

profesi penegak hukum<br />

merupakan<br />

pekerjaan mulia,<br />

yang tak boleh<br />

ternodai oleh<br />

tindakan-tindakan<br />

tersebut.<br />

“Kalau sudah<br />

teridentifikasi<br />

menggunakan<br />

narkoba,<br />

buat apa jadi polisi”<br />

ujarnya.<br />

Menurut Bambang,<br />

masih<br />

banyak polisi yang baik dan bekerja benar. Jika<br />

hanya dilakukan pembinaan, ia khawatir bisa<br />

menjadi contoh buruk. “Polisi lain bisa ikutikutan<br />

karena hukumannya ringan,” tuturnya.<br />

Soal kemungkinan para polisi itu mengkonsumsi<br />

narkoba saat sedang melakukan penyamaran<br />

di tempat peredaran narkoba, Bambang<br />

mengatakan penyamaran (undercover)<br />

ada petunjuknya. “Kalau sudah makai atau<br />

mengedar, itu (tetap) tidak diperbolehkan.”<br />

Pernyataan berbeda datang dari komisioner<br />

Komisi Kepolisian Nasional, M. Nasser. Menurut<br />

dia, tidak jadi masalah jika polisi yang kedapatan<br />

memakai narkoba hanya dibina dan<br />

direhabilitasi. Hal yang tidak bisa ditoleransi<br />

adalah jika oknum polisi itu menjadi bagian<br />

dari peredaran gelap obat-obatan terlarang.<br />

Soal rehabilitasi bagi pengguna tertulis di<br />

dalam UU Narkotika. Sedangkan mengenai<br />

sanksinya diatur dalam Peraturan Pemerintah<br />

Nomor 2 Tahun 2003 tentang Peraturan<br />

Disiplin Anggota Kepolisian Negara.<br />

Sementara itu, terkait 34 polisi yang tengah<br />

menjalani pembinaan, Nasser berharap Polri<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


HUKUM<br />

Suasana Kampung Ambon,<br />

Jakarta Barat, Kamis pekan<br />

lalu.<br />

HASAN/DETIKCOM<br />

menindaklanjuti lebih jauh. Apakah benar<br />

mereka sekadar pengguna atau ikut dalam<br />

peredaran gelap narkotik.<br />

“Kalau bagian dari pengedar, harus dijatuhi<br />

sanksi tegas,” ucap Nasser.<br />

Kepala Divisi Humas Markas Besar Polri<br />

Inspektur Jenderal Ronny Franky Sompie<br />

mengatakan ke-34 polisi di Jakarta Barat<br />

yang tengah dibina itu baru terindikasi melakukan<br />

penyalahgunaan, bukan bagian dari<br />

peredaran narkoba.<br />

Ia memaklumi jika para oknum polisi itu<br />

terindikasi memakai narkoba ketika diperiksa<br />

air seninya. Sebab, mereka bertugas di satuan<br />

narkoba, yang kerap kali harus melakukan<br />

penyamaran dengan teknik controlled delivery<br />

saat hendak membongkar kasus.<br />

“Bagaimana mau meyakinkan pengedar<br />

kalau kita bukan pembeli, kalau tidak dengan<br />

mengkonsumsi narkoba bersama-sama<br />

mereka” kata Ronny di kantornya, Selasa, 16<br />

September lalu. Kepada mereka ini tentu tak<br />

bisa serta-merta dihukum berat atau dipecat.<br />

“Kalau anggota diperlakukan seperti itu,<br />

ya tak ada yang mau jadi reserse narkoba.”<br />

Kendati begitu, ia berjanji pihaknya akan<br />

mengawasi kelanjutan dari rehabilitasi terhadap<br />

para polisi pengguna narkoba. Jika ada<br />

yang terlibat dalam peredaran gelap, ujar dia,<br />

“Itu tidak bisa diampuni.” ■ JAFFRY PRABU PRAKOSO |<br />

DEDEN GUNAWAN<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


KRIMINAL<br />

JUAL PONSEL<br />

TIPU-TIPU<br />

POLISI MEMBEKUK SEORANG WANITA<br />

PELAKU DUGAAN PENIPUAN DENGAN<br />

MODUS BERJUALAN PONSEL VIA ONLINE.<br />

KORBANNYA PULUHAN ORANG, DENGAN<br />

KERUGIAN MENCAPAI PULUHAN MILIAR<br />

RUPIAH<br />

ILUSTRASI: EDI WAHYONO<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


KRIMINAL<br />

Pelaku penipuan di Markas<br />

Polrestabes Bandung.<br />

TYA/DETIKCOM<br />

SAYIDAH menutupi hampir seluruh<br />

kepalanya dengan kain bermotif<br />

macan tutul saat digelandang ke<br />

Markas Kepolisian Resor Kota Besar<br />

Bandung, Senin, 15 September lalu. Wajah<br />

wanita berusia 32 tahun ini masih terlihat meski<br />

ditutupi kain, dan berjalan menunduk untuk<br />

menghindari sorotan kamera wartawan.<br />

Sehari sebelumnya, ibu rumah tangga ini<br />

dibekuk tim Satuan Reserse Kriminal Polrestabes<br />

Bandung karena diduga menipu puluhan orang<br />

dengan modus berjualan telepon seluler via<br />

online. Ia ditangkap pada Minggu sore ketika<br />

sedang berjalan kaki di Jalan Pahlawan, Kota<br />

Bandung.<br />

Polisi memburu Sayidah setelah mendapat<br />

laporan dari seorang warga bernama Rini<br />

Meryani. Rini, dalam laporan bernomor<br />

LPB/647/VIII/2014/Jabar, tertanggal 5 Agustus<br />

2014, mengaku ditipu saat membeli sejumlah<br />

unit ponsel berharga murah yang ditawarkan<br />

Sayidah melalui jejaring sosial Facebook dan<br />

BlackBerry Messenger (BBM) pada Januari<br />

2014. Warga Bandung itu tertipu lebih dari Rp<br />

2 miliar.<br />

Rini tergiur oleh tawaran Sayidah, yang<br />

menjual ponsel dengan harga lebih murah<br />

ketimbang harga resmi di pasaran. Pembeli<br />

dan “penjual” ini hanya berkomunikasi<br />

melalui BBM, sebelum Rini mentransfer dana<br />

Rp 2.186.240.000 (Rp 2,186 miliar) untuk<br />

pembelian sejumlah ponsel murah tersebut.<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


KRIMINAL<br />

Berbelanja barang via online.<br />

ARI SAPUTRA/DETIKCOM<br />

Rini mentransfer uang miliaran rupiah itu dari<br />

kantor Bank BRI Jalan Cikutra, Bandung, ke<br />

rekening Sayidah di Bank BCA Jalan Pahlawan,<br />

Bandung.<br />

“Rini mentransfer Rp 2 miliar lebih pada<br />

Januari lalu, dan sampai saat ini barang yang<br />

dipesannya tidak pernah dikirimkan oleh<br />

Sayidah. Korban melapor pada Agustus, dan<br />

kemarin kami berhasil menangkap pelaku,”<br />

kata Kepala Polrestabes Bandung Komisaris<br />

Besar Mashudi.<br />

Sayidah menipu calon korbannya dengan<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


KRIMINAL<br />

Setelah mereka<br />

mentransfer, saya<br />

enggak kirim<br />

barangnya.<br />

memasang foto-foto produk ponsel yang<br />

dijual dengan harga miring di akun Facebook.<br />

Banyak korban tertarik hingga mentransfer<br />

sejumlah uang, dari Rp 500 ribu hingga Rp<br />

2 miliar. Namun barang yang dipesan itu tak<br />

pernah sampai ke tangan pembeli. Bukan<br />

hanya Rini, puluhan korban lainnya pun<br />

melaporkan sepak terjang Sayidah<br />

ke Polrestabes Bandung dan<br />

Kepolisian Sektor Sukajadi.<br />

Sayidah dicokok setelah<br />

petugas berpura-pura<br />

menjadi calon pembeli<br />

melalui akun promosinya<br />

di jejaring sosial tersebut.<br />

Setelah mendapatkan nomor<br />

kontak dan melakukan<br />

transaksi, polisi akhirnya<br />

berhasil menangkap pelaku. Saat<br />

itu Sayidah hendak mengambil<br />

dana hasil penipuannya.<br />

“Dari penyelidikan kami, ternyata ada<br />

korban lainnya, bahkan sampai 33 orang.<br />

Mereka berasal dari Bandung, Bogor,<br />

Tangerang, Serang, Jakarta, Kendal, Gorontalo,<br />

Tanjungpinang, dan daerah lainnya,” ujar Kepala<br />

Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Bandung<br />

Ajun Komisaris Besar Nugroho. Ia menaksir<br />

kerugian yang dialami para korban Sayidah<br />

lebih dari Rp 20 miliar.<br />

Sayidah, yang tercatat sebagai warga Kota<br />

Kembang, mengaku menjual barang via online<br />

sejak lima tahun lalu. Awalnya, ia menjual<br />

pakaian, busana muslim, mukena, dan barang<br />

lainnya, termasuk ponsel. Ia juga sempat<br />

menjual ponsel dengan harga resmi alias harga<br />

pasaran. Ia mendapat untung Rp 50 ribu setiap<br />

menjual satu unit ponsel.<br />

Namun Sayidah merasa keuntungan yang<br />

didapatnya kurang. Karena itu, sekitar setahun<br />

lalu, terbersit ide untuk menipu pembeli. Ia pun<br />

memasang foto-foto berbagai merek ponsel<br />

disertai promosi harga lebih murah 30 persen<br />

daripada harga resminya di akun Facebook.<br />

“Orang (pembeli) lalu menghubungi saya<br />

melalui BBM. Mereka tertarik harga murah<br />

karena mereka juga mau jadi reseller (penjual).<br />

Setelah mereka mentransfer, saya enggak kirim<br />

barangnya,” tutur Sayidah kepada sejumlah<br />

wartawan.<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


KRIMINAL<br />

Polrestabes Bandung<br />

DOK.<br />

Dalam menjalankan aksinya, Sayidah<br />

mengaku sendirian. Suami dan anak-anaknya<br />

tidak mengetahui sepak terjangnya. Ia berdalih<br />

terpaksa menipu karena terlilit utang. Namun,<br />

dari hasil penipuan yang diduga mencapai<br />

miliaran rupiah tersebut, Sayidah mengaku<br />

tidak membelanjakan aset, seperti rumah atau<br />

mobil.<br />

“Ya, buat hidup sehari-hari saja. Sama<br />

punya utang,” ucapnya. Ketika ditanya berapa<br />

dana yang ia raup dari hasil menipu, Sayidah<br />

menjawab kalem, “Enggak tahu berapa, ya…<br />

miliaran mungkin.”<br />

Pelaku, menurut Mashudi, saat ini masih<br />

terus diperiksa secara intensif. Begitupun<br />

pelapor dan sejumlah saksi, masih didalami<br />

keterangannya. Polisi masih mengusut dugaan<br />

keterlibatan pihak lain dari penipuan penjualan<br />

online yang dilakukan Sayidah ini, mengingat<br />

dana yang dikumpulkan sangat besar.<br />

Selain menahan tersangka Sayidah, sejumlah<br />

barang bukti berupa 27 lembar rekening koran<br />

dan 9 lembar fotokopi bukti setoran tunai<br />

disita. Atas perbuatannya itu, Sayidah terancam<br />

dijerat Pasal 378 serta Pasal 372 Kitab Undang-<br />

Undang Hukum Pidana tentang penipuan dan<br />

penggelapan. “Ancaman hukumannya lima<br />

tahun penjara,” kata Mashudi. ■<br />

TYA EKA YULIANTI (BANDUNG) | M. RIZAL<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


KRIMINAL<br />

MENGHINDARI<br />

PENIPUAN<br />

VIA ONLINE<br />

BERBAGAI produk, dari barang elektronik,<br />

pakaian, kosmetik, hingga<br />

obat-obatan, kini bisa dengan mudah<br />

dibeli via online. Namun kemudahan<br />

berbelanja model ini bukan tanpa risiko.<br />

Banyak konsumen yang tertipu. Uang sudah<br />

ditransfer, tapi barang tak kunjung datang.<br />

Nah, agar tak menjadi korban penipuan,<br />

berikut ini beberapa tip mudah untuk mengenali<br />

situs-situs atau program promosi via<br />

online yang patut dicurigai.<br />

1. Menggunakan nama domain (url) atau<br />

alamat website gratisan.<br />

2. Tampilan situs website ala kadarnya, tidak<br />

sesuai dengan perusahaan besar dengan<br />

produk dan modalnya.<br />

3. Tidak mencantumkan alamat jelas.<br />

4. Hanya mencantumkan nomor<br />

ponsel, tidak mencantumkan<br />

nomor telepon rumah atau kantor.<br />

5. Harga produk yang dijual di bawah harga<br />

pasaran.<br />

6. Customer service sulit dihubungi.<br />

7. Admin atau customer service agresif, tapi<br />

enggan memberikan jawaban ketika ditanya<br />

konsumen.<br />

8. Dalam kasus penipuan melalui Facebook,<br />

biasanya profil si pemegang akun<br />

tidak jelas dan kerap hanya menampilkan<br />

barang atau foto-foto cantik.<br />

9. Sistem pembayaran transfer, tanpa melayani<br />

bayar di tempat (cash on delivery/<br />

COD).<br />

10. Pembayaran menggunakan rekening<br />

bersama fiktif.<br />

M. RIZAL | BERBAGAI SUMBER<br />

THINKSTOCK<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


INTERVIEW<br />

KEPALA BPH MIGAS<br />

ANDY NOORSAMAN SOMMENG:<br />

JOKOWI HARUS<br />

NAIKKAN<br />

HARGA BBM<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


INTERVIEW<br />

INFLASI DISIASATI DENGAN PROGRAM SOCIAL SAFETY NET AGAR MASYARAKAT KECIL<br />

TIDAK TERBEBANI.<br />

SUDAH lama subsidi bahan bakar minyak<br />

disadari menjadi beban pembangunan karena<br />

nilainya terus membengkak hingga ratusan<br />

triliun rupiah. Anehnya, setiap rezim pemerintahan<br />

sepertinya sangat berhati-hati mengeluarkan<br />

kebijakan agar tidak disebut takut menghapus<br />

subsidi atau menaikkan harga BBM<br />

bersubsidi. Meski belum resmi berkuasa, duet<br />

Joko Widodo dan Jusuf Kalla sudah dihadapkan<br />

pada situasi pelik ini. Ada yang mendesak<br />

mereka agar berani menaikkan harga, tapi tak<br />

sedikit yang menentang dengan dalih membela<br />

kepentingan rakyat kecil.<br />

Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan<br />

Gas (BPH Migas) Andy Noorsaman Sommeng<br />

termasuk yang menyokong rencana<br />

kenaikan harga BBM bersubsidi. Selanjutnya<br />

dana subsidi dialihkan untuk membangun<br />

infra struktur dan transportasi publik. Untuk<br />

menyiasati inflasi, Noorsaman menyarankan<br />

perlunya dibuat jaring pengaman sosial berupa<br />

dana Bantuan Langsung Tunai atau bantuan<br />

produktif lainnya.<br />

“Kalau tidak, program-programnya (Jokowi-JK)<br />

tak akan jalan jika ruang bagi struktur<br />

APBN sempit karena anggaran terbatas,” katanya<br />

kepada majalah detik di kantornya,<br />

kawasan Mampang, Jakarta Selatan, Kamis, 11<br />

September lalu.<br />

Terkait kisruh kelangkaan BBM pada pertengahan<br />

Agustus hingga awal September lalu,<br />

Noorsaman menilainya sebagai hal aneh. Apa<br />

saja usulannya untuk mencegah agar kisruh<br />

serupa tak terulang Bagaimana manajemen<br />

distribusi BBM sebaiknya dibenahi Simak petikan<br />

perbincangannya berikut ini.<br />

Kuota BBM bersubsidi hampir tiap tahun<br />

jebol, apa penyebabnya<br />

Karena tidak tahu, tidak mengerti, untuk<br />

siapa BBM bersubsidi itu. Sebab, semua kegiatan<br />

ekonomi digerakkan oleh BBM, dan,<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


INTERVIEW<br />

sialnya, BBM bersubsidi. Padahal seharusnya,<br />

seperti di negara lain, transportasi untuk logistik,<br />

umum, itu menggunakan kereta, sehingga<br />

cost produksi barang per unitnya murah. Sedangkan<br />

kenaikan harga BBM selalu memicu<br />

inflasi.<br />

Nah, di luar negeri, yang menggerakkan<br />

kereta itu bukan BBM, melainkan listrik, yang<br />

pembangkitnya air, panas bumi, nuklir, dan<br />

lain-lain. Begitu juga dengan angkutan umum,<br />

seperti Transjakarta. Okelah kalau sekarang<br />

(menggunakan) gas. Tapi akan jauh lebih bagus<br />

kalau (transportasi memakai tenaga) listrik<br />

seperti trem zaman dulu.<br />

Ratusan pemudik antre untuk<br />

mengisi BBM di SPBU.<br />

AGUNG PAMBUDHY/DETIKCOM<br />

Penyebab kelangkaan BBM pada Agustus<br />

hingga awal September lalu<br />

Itu yang membuat saya bingung, makanya<br />

saya sakit karena kecapekan. Tapi, begini,<br />

saat kami rapat dengan Menko Perekonomian,<br />

saya sampaikan, kami ingin jawaban dari<br />

Pertamina. Mengapa pada Januari year-toyear,<br />

atau dari Januari 2013 terhadap Januari<br />

2014, realisasi kuota lebih kecil ketimbang<br />

pada 2013. Perbedaannya sekitar 300 ribu<br />

kiloliter.<br />

Kemudian Pertamina melakukan pengitiran<br />

atau pengurangan alokasi kuota sebesar 5<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


INTERVIEW<br />

persen hingga Juni, sehingga realisasi sampai<br />

Juni 50,02 persen. Artinya, so far, oke dong.<br />

Nah, Juni kan pertengahan tahun, dan realisasi<br />

seharusnya 50 persen. Ternyata kelebihan 0,2<br />

persen. Tapi it’s OK. Kemudian masuk Juli dan<br />

Lebaran. Agustus keluarlah edaran dari BPH<br />

Migas. Karena tidak ada kebijakan dari pemerintah,<br />

pemerintah menunjuk BPH Migas untuk<br />

melakukan pengaturan.<br />

Kalau orang beli mobil, kan dari Januari juga<br />

banyak yang beli. Tapi kenapa tiba-tiba naiknya<br />

Juli. Geli saya mendengar jawaban itu.<br />

GRANDYOS ZAFNA/DETIKCOM<br />

Apa yang diatur<br />

Pertamina mengusulkan yang diatur ini,<br />

ini, ini…. Oke, kemudian kami keluarkan<br />

edaran tersebut sebagai dasar hukum. Pada<br />

minggu pertama, kedua, oke tidak ada persoalan.<br />

Tapi, pada minggu ketiga, tiba-tiba<br />

bummm… oversold. Kenapa ini Aneh. Kan<br />

kalau tadinya pengitiran 5 persen terusmenerus<br />

hingga pertengahan tahun bisa<br />

50,2 persen. Ya, mestinya harus dinaikkan 2<br />

persen menjadi 7-10 persen.<br />

Ya, kalau tidak bisa Juli karena Lebaran sehingga<br />

permintaan banyak, ya Agustus. Bisa<br />

10 persen. Tapi apa yang terjadi Dari hasil uji<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


INTERVIEW<br />

Sejumlah warga membawa<br />

jeriken ketika antre untuk<br />

membeli BBM bersubsidi di<br />

Kota Kediri, Jawa Timur, Minggu<br />

(31/8).<br />

RUDI MULYA/ANTARA FOTO<br />

petik, ternyata ada SPBU yang hanya dikirimi<br />

50 persen. Bahkan ada yang 30 persen, 20<br />

persen. Itu kejadiannya, ya pastinya, dong (terjadi<br />

kelangkaan).<br />

Seharusnya seperti apa<br />

Dalam manajemen distribusi, jika alokasi itu<br />

banyak dikurangi, proses pemulihannya akan<br />

lama. Sebab, tangki-tangki (di SPBU) itu kan<br />

kosong, sehingga tidak ada stok. Kalaupun<br />

diisi, akan cepat habis. Diisi habis, begitu seterusnya.<br />

Jadi frekuensi pengisian harus lebih banyak<br />

lagi. Padahal, untuk mengisi banyak, kapasitas<br />

tangki tidak memungkinkan. Tangki Pertamina<br />

atau milik pihak lain yang disewa juga tidak<br />

mencukupi.<br />

Itu yang terjadi, sehingga saya diprotes<br />

habis-habisan oleh Serikat Pekerja Pertamina<br />

Bersatu. Padahal, saya sudah bilang, tolong<br />

manajemen distribusi diperbaiki. Misalnya,<br />

kalau pengitiran hanya 10 persen secara rutin,<br />

enggak mungkin terjadi kelangkaan. La, ini<br />

sampai 50 persen.<br />

Apa penjelasan Pertamina<br />

Ya, macam-macamlah, untuk menjaga (ketersediaan)<br />

dan lain-lain. Tapi mereka tidak<br />

menjawab (soal pengitiran hingga) 50 persen<br />

itu. Yang dijawab itu sekarang kan Juni, Agustus,<br />

pertumbuhan ekonomi bagus, orang banyak<br />

membeli mobil dan lain-lain. Kalau orang<br />

beli mobil, kan dari Januari juga banyak yang<br />

beli. Tapi kenapa tiba-tiba naiknya Juli. Geli<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


INTERVIEW<br />

saya mendengar jawaban itu.<br />

Mereka yang menggunakan mobil dalam<br />

setahun bisa ratusan atau ribuan liter<br />

(menikmati BBM bersubsidi).<br />

Menyikapi kelangkaan itu, di media<br />

Anda bertanya, “Ini pekerjaan siapa”.<br />

Apa maksudnya<br />

La, iya, dong. Laporannya kan oke-oke<br />

saja, dan hingga Juni hanya ada kelebihan<br />

0,2 persen. Kok tiba-tiba ada kelangkaan.<br />

Okelah kalau dikatakan pada Juli-Agustus<br />

permintaan naik karena ada Lebaran. Tapi,<br />

pada saat itu solar kan tidak begitu banyak<br />

permintaan. Sebab, seminggu sebelum dan<br />

setelah Lebaran, truk tidak boleh jalan. Kok<br />

juga tidak ada. Jadi wajar dong kalau saya<br />

tanya ini kerjaan siapa.<br />

Sudah menemukan jawabannya<br />

Enggak tahu itu. Saya tidak tahu. Jawaban<br />

dari mereka ya minta agar surat edaran itu<br />

dicabut. Padahal surat edaran itu kan enggak<br />

bisa (dicabut).<br />

GRANDYOS ZAFNA/DETIKCOM<br />

Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan<br />

mundur terkait kisruh itu<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


INTERVIEW<br />

tidak menggunakan BBM bersubsidi. Selain<br />

kereta api, juga transportasi publik lainnya,<br />

seperti yang dikelola Damri, Pelni, PPD. Kalau<br />

angkutannya umum dengan fasilitas AC, audio-video,<br />

Wi-Fi, ya tentunya tidak perlu diberi<br />

subsidi.<br />

Ratusan orang dari kalangan<br />

buruh, serikat pekerja, dan<br />

massa yang tergabung dalam<br />

Komite Perjuangan Rakyat<br />

berdemonstrasi di depan gedung<br />

DPR, Jakarta, tahun lalu.<br />

ARI SAPUTRA/DETIKCOM<br />

Wah, enggak benar itu, tidak, tidak, ha-haha….<br />

Saya tidak tahu dan tidak ingin berkomentar<br />

apa pun.<br />

Untuk mencegah kembali kisruh subsidi<br />

dan BBM, apa yang harus dilakukan<br />

Pemerintah harus mengembangkan transportasi<br />

publik, mengembangkan kereta api<br />

jalur rel ganda di Jawa, Sumatera, Kalimantan,<br />

dan Sulawesi agar ongkos logistik murah, sehingga<br />

transportasi untuk kegiatan ekonomi<br />

Artinya, penggantian subsidi seperti<br />

itu<br />

Betul. Subsidi dihilangkan, dananya digunakan<br />

untuk membangun fasilitas infrastruktur,<br />

termasuk pengembangan transportasi<br />

umum yang nyaman dan banyak. Kalau sekarang<br />

kan yang naik mobil itu yang mendapatkan<br />

(subsidi). Orang-orang yang naik bus<br />

atau angkutan umum lainnya malah enggak<br />

dapat. Mereka hanya menikmati subsidi<br />

per hari paling berapa perak Berapa liter<br />

Dalam setahun enggak sampai ratusan liter.<br />

Mereka yang menggunakan mobil dalam<br />

sehari bisa beberapa kali. Setahun bisa ratusan<br />

atau ribuan liter.<br />

Jadi Anda setuju Jokowi-Jusuf Kalla nan-<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


INTERVIEW<br />

kapal kecil atau perahu sebagai buruhnya.<br />

Anda yakin ini solusi yang efektif<br />

Saya kira tidak serta-merta, ya. Tapi akan<br />

mengurangi beban keuangan negara dan<br />

orang tidak akan menyalahgunakan BBM bersubsidi.<br />

Sebab, disparitas harga (antara BBM<br />

bersubsidi dan bukan) tidak besar.<br />

Selain harga dinaikkan, subsidi diberikan<br />

kepada bidang-bidang yang spesifik. Misalnya<br />

untuk Pelni, untuk ekonomi rakyat, pertanian,<br />

rumah sakit kecil, puskesmas, pemadam kebakaran,<br />

dan lain-lain.<br />

Pegawai SPBU berunjuk<br />

rasa menuntut pencabutan<br />

kebijakan larangan menjual<br />

BBM bersubsidi jenis premium<br />

di SPBU jalan tol di depan Istana<br />

Merdeka, Jakarta, Kamis (18/9).<br />

AFUT SYAFRIL/ANTARA FOTO<br />

ti menaikkan harga BBM<br />

Oh, saya sangat setuju sekali, bahkan bila<br />

perlu dipangkas habis. Oke subsidi tetap ada,<br />

tapi untuk hal-hal yang bersifat produktif. Untuk<br />

industri, untuk nelayan. Tapi nelayan pun<br />

harus dilihat, yakni nelayan tradisional, bukan<br />

nelayan besar yang hanya menjadikan pemilik<br />

Tapi kenapa pemerintah sekarang tidak<br />

mau menaikkan harga BBM<br />

Pak Susilo Bambang Yudhoyono kan sudah<br />

menaikkan harga BBM bersubsidi dua<br />

kali. Begitupun dengan (tarif) listrik. Kalau<br />

dinaikkan lagi, justru akan membebani rakyat.<br />

Kan bisa saja seperti itu. Karena itu pula<br />

(kebijakan BBM) diserahkan kepada pemerintahan<br />

baru.<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


INTERVIEW<br />

Kalau Jokowi-JK tidak menaikkan harga,<br />

apa kira-kira dampaknya<br />

Saya kira (mereka) harus (menaikkan) segera.<br />

Kalau tidak, kasihan dia (Jokowi). Sebab, ruang<br />

gerak struktur APBN akan sempit sekali.<br />

Bagaimana program-program Pak Jokowi-JK<br />

bisa berjalan kalau tidak ada dana cukup. Misalnya<br />

Kartu Indonesia Sehat dan berbagai<br />

program kerakyatan lainnya bisa berjalan<br />

Pak SBY sudah menaikkan harga BBM dua<br />

kali, begitupun dengan (tarif) listrik. Kalau<br />

dinaikkan lagi, justru akan membebani<br />

rakyat.<br />

Tapi dampaknya kan ke inflasi, yang<br />

berujung pada melemahnya daya beli<br />

Inflasi pasti. Tapi mengapa harus takut pada<br />

inflasi Yang penting ada program social safety<br />

net, misalnya Bantuan Langsung Tunai, agar<br />

masyarakat kecil tidak terbebani. Begitu juga<br />

dengan pembangunan infrastruktur yang<br />

bersifat padat karya di pedesaan, sehingga<br />

masyarakat terserap (sebagai tenaga kerja)<br />

dalam program tersebut. Alhasil, daya beli<br />

tetap terjaga dan lama-lama keguncangan akibat<br />

inflasi akan reda. ■<br />

ARIF ARIANTO<br />

GRANDYOS ZAFNA/DETIKCOM<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


INTERVIEW<br />

BIODATA<br />

Nama: Dr Ir Andy Noorsaman<br />

Sommeng, DEA<br />

Tempat/Tanggal Lahir: Jakarta,<br />

31 Maret 1959<br />

Istri: Ir Wahyu Susilowati<br />

Anak: Angga Pangeran<br />

Noorsaman<br />

Pendidikan<br />

• Teknik Gas Fakultas<br />

Teknik Universitas<br />

Indonesia, 1984<br />

• Diplome d’Etudes Approfondies<br />

Université de Technologie<br />

de Compiègne, Prancis,<br />

1989<br />

• Ecole Centrale de Paris, Prancis,<br />

1993<br />

Karier<br />

• Kepala Laboratorium Sistem<br />

Proses Kimia Fakultas Teknik<br />

Universitas Indonesia, 1994<br />

• Ketua Jurusan Teknik Gas dan<br />

Petrokimia Fakultas Teknik Universitas<br />

Indonesia, 1996<br />

• Wakil Dekan IV Bidang Kerja<br />

Sama Fakultas Teknik Universitas<br />

Indonesia, 2000<br />

• Direktur Teknologi Informasi<br />

Direktorat Jenderal Hak atas Kekayaan<br />

Intelektual Kementerian<br />

Hukum dan Hak Asasi Manusia,<br />

2001<br />

• Direktur Jenderal Hak atas Kekayaan<br />

Intelektual Kementerian<br />

Hukum dan Hak Asasi Manusia,<br />

2007<br />

• Kepala BPH Migas 2011-2015<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


KOLOM<br />

DILEMA PERKAWINAN<br />

BEDA AGAMA<br />

MENJADI TUGAS ORGANISASI KEAGAMAAN DAN KELUARGA UNTUK<br />

MENANAMKAN KEAFDALAN PERKAWINAN SATU IMAN SESUAI<br />

DENGAN KEBENARAN YANG MEREKA YAKINI.<br />

OLEH: DR SITI RUHAINI DZUHAYATIN<br />

BIODATA<br />

NAMA:<br />

Siti Ruhaini Dzuhayatin<br />

TEMPAT/TANGGAL<br />

LAHIR:<br />

Blora, 17 Mei 1963<br />

PENGATURAN perkawinan beda agama merupakan masalah yang sangat<br />

kompleks sepanjang sejarah manusia. Pada masa lalu, pernikahan beda<br />

agama atau keyakinan dapat dikenai hukuman mati bagi kedua pihak<br />

oleh penguasa. Konon, pada masa pemerintah kolonial, perkawinan beda<br />

agama dan perkawinan perempuan Belanda dengan laki-laki pribumi dapat menyebabkan<br />

hukuman mati bagi keduanya. Proses modernisasi dan demokratisasi<br />

di Barat mengubah pandangan tersebut, di mana negara semakin kehilangan kontrol<br />

terhadap masalah-masalah privat warganya, termasuk masalah agama, perkawinan,<br />

dan warisan, yang dikelola secara sipil oleh masyarakat.<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


KOLOM<br />

SUAMI:<br />

Aristo Priyantoro<br />

ANAK:<br />

n Yustia Rahma<br />

Priyantari<br />

n Nahlia Riska Priyantari<br />

PENDIDIKAN<br />

n SD Muhammadiyah<br />

Blora, 1976<br />

n Pondok Pesantren<br />

Pabelan, Magelang,<br />

Jawa Tengah, 1982<br />

n UIN Sunan Kalijaga,<br />

Yogyakarta, 1987<br />

n Master Sosiologi,<br />

Monash University,<br />

Australia, 1993<br />

n Doktor Sosiologi,<br />

Universitas Gadjah<br />

Mada, 2011<br />

n Short course and<br />

fellowship<br />

n Human Rights<br />

Documentation,<br />

Tidak demikian halnya di negara non-Eropa, seperti Indonesia, negara diharapkan<br />

terlibat dalam urusan agama (termasuk perkawinan) sebagai cerminan masyarakat<br />

agamis yang menolak sekularisasi (pemisahan negara dengan agama).<br />

Perkawinan beda agama menjadi salah satu burning issues ketika dihadapkan<br />

pada rumusan hak asasi manusia yang terdapat dalam konstitusi Undang-Undang<br />

Dasar 1945, bahkan sebelum diamendemen. Penambahan Pasal 28 tentang HAM<br />

sebagai landasan tentang keyakinan dan agama sebagai non-derogative right dan<br />

permissible limitation mengundang multitafsir. Sebagai hak non-derogatif, keyakinan<br />

dan agama seseorang secara substantif adalah absolut dan tidak dapat diintervensi<br />

oleh siapa pun, termasuk oleh negara. Hal ini sejalan dengan Pasal 18<br />

International Covenant on Civil and Political Rights yang telah diratifikasi Indonesia<br />

melalui Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999. Namun negara sebagai duty<br />

bearer diberi wewenang melakukan “pembatasan yang dibolehkan” guna menjaga<br />

ketertiban dan moral umum.<br />

Terkait dengan masalah perkawinan beda agama, sekelompok mahasiswa Universitas<br />

Indonesia yang mengajukan permohonan judicial review ke Mahkamah<br />

Konstitusi berpandangan, negara telah melampaui wewenangnya karena perkawinan<br />

masih dipandang sebagai bagian dari non-derogative right, di mana negara<br />

harus menghormati dengan tidak melakukan intervensi. Di samping itu, perkawinan<br />

ini tidak masuk kategori perbuatan yang harus dibatasi (permissible limitation) karena<br />

bukan perbuatan yang mengancam ketertiban dan moral umum. Sebaliknya,<br />

kelompok yang mempertahankan aturan ini berpendapat perkawinan merupakan<br />

manifestasi dari keyakinan yang mengandung tindakan sosial dan, karena itu, dapat<br />

dikenai prinsip permissible limitation.<br />

Perkawinan satu iman menjadi asas semua agama karena menyangkut keab-<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


KOLOM<br />

Manila, 1996<br />

n Canadian Women<br />

Fellowship, McGill<br />

University, Kanada,<br />

1997<br />

n Fellowship on Islam<br />

and Human Rights,<br />

Emory University,<br />

Amerika Serikat, 2004<br />

n Gender and Conflict<br />

Resolution, Ulster<br />

University, Irlandia<br />

Utara, dan British<br />

Council, Manchester,<br />

Inggris, 2006<br />

n Leadership in<br />

Education, Sunshine<br />

Coast University,<br />

Queensland, Australia,<br />

2010<br />

PENGHARGAAN<br />

n Mahasiswa lulusan<br />

sahan kedudukan anak<br />

dalam masalah keperdataan<br />

lain, seperti hak nasab<br />

dan hak waris. Oleh banyak<br />

kalangan, Undang-Undang<br />

Nomor 1 Tahun 1974 merupakan<br />

cerminan Sila Ketuhanan<br />

Yang Maha Esa, dan<br />

negara diharapkan dapat<br />

melindungi tradisi ini sebagai<br />

bagian dari moral publik<br />

yang juga dijamin konstitusi.<br />

Tidak diakuinya perkawinan<br />

beda agama di Indonesia<br />

tak menyurutkan<br />

pa sangan untuk bersatu<br />

dengan memanfaatkan “celah<br />

hukum”, misalnya menikah<br />

di luar negeri dan mendaftarkannya pada catatan sipil. Praktek semacam ini dipandang<br />

tidak memberi kepastian hukum dan bersikap diskriminatif karena hanya<br />

orang-orang kaya yang dapat melakukan.<br />

Alternatif lain, pasangan melakukan perkawinan satu keyakinan dengan maksud<br />

memenuhi unsur administratif pencatatan. Umumnya, salah satu pasangan<br />

mengikuti keyakinan pasangannya guna memenuhi unsur formalitas negara tapi<br />

tidak secara substantif mengubah keyakinannya. Jalan lain yang ditempuh adalah<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


KOLOM<br />

terbaik Fakultas<br />

Syariah, 1987-1988<br />

n Penghargaan Menteri<br />

Agama, Dosen Terbaik<br />

Bidang Pengembangan<br />

Ilmu Keislaman, 2010<br />

PEKERJAAN<br />

n Ketua Komisi Hak<br />

Asasi Manusia<br />

Organisasi Kerja Sama<br />

Islam (OKI), Jeddah,<br />

Arab Saudi, 2012-2014<br />

n Komisioner Hak Asasi<br />

Manusia OKI, 2014-<br />

2018<br />

n Staf pengajar Fakultas<br />

Syariah dan Hukum<br />

serta Pascasarjana<br />

UIN Sunan Kalijaga,<br />

1990 sampai sekarang<br />

n Fakultas Hukum<br />

Universitas Gadjah<br />

Mada, Yogyakarta,<br />

2010 sampai sekarang<br />

tidak mencatatkan perkawinan mereka dengan konsekuensi dianggap sebagai pasangan<br />

kumpul kebo.<br />

Namun kasus perkawinan artis Asmirandah dan Jonas Rivanno beberapa waktu<br />

lalu telah memunculkan sentimen kolektif. Kembalinya Jonas ke agama aslinya dipandang<br />

oleh Front Pembela Islam sebagai pelecehan dan menodai agama.<br />

Sebenarnya Pasal 2 Undang-Undang Perkawinan Tahun 1974 memberi peluang<br />

penafsiran berbeda karena hanya menyebutkan melakukan menurut hukum masing-masing<br />

agama. Dapat pula diartikan bahwa pasangan beda agama dapat melakukan<br />

dua prosesi perkawinan menurut agama yang mereka anut. Jadi masalahnya<br />

ada pada interpretasi terhadap pasal tersebut, yang selama ini dipahami harus<br />

satu agama bagi pasangan pengantin.<br />

Pendapat mayoritas inilah yang menjadi dasar administratif pencatatan yang<br />

tidak berakibat pada tak adanya ruang perkawinan beda agama. Namun memposisikan<br />

(aparat) negara sebagai pencatat administrasi perkawinan seperti yang<br />

dikehendaki para pemohon judicial review juga mengandung risiko dan kerentanan,<br />

terutama dari kelompok muslim yang masih berdebat tentang keabsahan yang<br />

kumulatif dan alternatif.<br />

Kementerian Agama dan Pengadilan Agama berpendapat keabsahan perkawinan<br />

hanya diakui jika dilaksanakan dengan hukum agama dan dicatat secara bersamaan<br />

sebagaimana praktek di Kantor Urusan Agama saat ini. Namun sebagian umat Islam<br />

masih menganggap perkawinan yang dilaksanakan dengan hukum agama dan<br />

tidak dicatatkan pada administrasi negara tetap sah. Pendekatan alternatif ini banyak<br />

disalahgunakan untuk mengesahkan perkawinan usia dini dan poligami yang<br />

tidak bertanggung jawab.<br />

Masalah selanjutnya, adakah perbedaan pendapat tentang masalah ini dalam<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


KOLOM<br />

n Direktur Kalijaga<br />

Institute for Justice,<br />

UIN Sunan Kalijaga,<br />

Yogyakarta, 2014<br />

n Direktur Pusat Studi<br />

Wanita, UIN Sunan<br />

Kalijaga, 2002-2007<br />

n Konsultan bidang<br />

gender dan<br />

pendidikan, gender<br />

dan hukum, serta<br />

gender dan tata kelola<br />

demokratis, 2004<br />

sampai sekarang<br />

agama-agama dan kepercayaan lain Terkait dengan tugas negara dalam hal ini<br />

adalah menjaga ketertiban umum dengan menindak tegas segala perbuatan yang<br />

mengancam, memaksa, tindak kekerasan, perusakan dan pembunuhan, serta bentuk<br />

kekerasan lainnya yang dilakukan oleh individu dan kelompok terhadap perbedaan<br />

pendapat, termasuk mereka yang memilih perkawinan beda agama.<br />

Dalam menghadapi masalah “khusus” seperti ini, kepastian hukum dapat dikesampingkan<br />

selama dapat memenuhi rasa keadilan bagi yang mencarinya. Namun<br />

solusi ini tidak menjadi penghalang bagi kelompok masyarakat agama yang berkehendak<br />

menjaga keabsahan perkawinan sesama agama yang juga dijamin oleh<br />

konstitusi sebagai hak kolektif. Karena itu, menjadi tugas dari organisasi keagamaan<br />

dan keluarga untuk menanamkan keafdalan perkawinan satu iman sesuai dengan<br />

kebenaran yang mereka yakini. n<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


FOKUS<br />

KOMPROMI DI ANGKA 34<br />

TERGANJAL ANGGARAN, JOKOWI BATAL MERAMPINGKAN KABINET. PERAMPINGAN AKAN<br />

DICICIL SELAMA MASA PEMERINTAHAN.<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


FOKUS<br />

Tap untuk melihat<br />

Video<br />

HANYA dalam waktu tiga minggu,<br />

berat tubuh Eko Putro Sandjojo menyusut<br />

hingga enam kilogram. Hal<br />

itu terjadi setelah kader Partai Kebangkitan<br />

Bangsa tersebut masuk Tim Transisi<br />

Joko Widodo-Jusuf Kalla.<br />

Eko menjadi salah satu dari lima deputi Tim<br />

Transisi. Eko membawahi Kelompok Kerja<br />

(Pokja) Perdagangan, Peningkatan Ekspor,<br />

dan Pasar Dalam Negeri dan Ekonomi Kreatif.<br />

Empat lainnya adalah Hasto Kristiyanto, yang<br />

memimpin Pokja Anggaran Pendapatan dan<br />

Belanja Negara (APBN). Lalu Akbar Faizal untuk<br />

Pokja Infrastruktur, Andi Widjajanto untuk<br />

masalah politik struktur kabinet polhukam, dan<br />

Anies Baswedan, yang membawahi masalah<br />

kesejahteraan rakyat, pertanian, dan kesehatan.<br />

Masuk Tim Transisi pada akhir Agustus lalu,<br />

aktivitas Eko menjadi sangat padat. Belum lagi<br />

ditambah kegiatan lulusan University of Kentucky,<br />

Lexington, Amerika Serikat, ini di PKB.<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


FOKUS<br />

Urusan pemerintah ada 46 bidang.<br />

Jika dimampatkan paling jauh bisa<br />

ditekan jadi 30 kementerian.<br />

Menteri Pendayagunaan<br />

Aparatur Negara dan Reformasi<br />

Birokrasi, Azwar Abubakar<br />

LAMHOT ARITONANG/DETIKCOM<br />

“Berat saya saja sampai turun enam kilogram,”<br />

kisah Eko kepada majalah detik.<br />

Sementara Eko tanpa sengaja dengan mudah<br />

sukses memangkas berat badannya, tidak<br />

demikian dengan Tim Transisi yang ingin merampingkan<br />

kabinet.<br />

Awalnya kabinet Jokowi akan dirampingkan<br />

dengan hanya 27 kementerian. Tujuannya agar<br />

kabinet Jokowi lebih efektif, efisien, dan hemat<br />

anggaran. Diprediksi anggaran Rp 3,8 triliun<br />

bisa dihemat. Namun tim ternyata kesulitan.<br />

Mereka tidak pernah bisa satu suara. “Tiap<br />

deputi pandangannya berbeda-beda,” cerita<br />

Eko.<br />

Ide perombakan terus<br />

digodok. Tim Transisi<br />

juga melakukan pertemuan<br />

dengan sejumlah<br />

menteri kabinet Yudhoyono. Andi cs, misalnya,<br />

pada 12 September 2014 bertemu dengan<br />

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan<br />

Reformasi Birokrasi Azwar Abubakar beserta<br />

jajarannya.<br />

“Mereka sudah ketemu deputi, tapi tetap<br />

mau ketemu saya,” kata Azwar. “Akhirnya diatur<br />

lewat Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan<br />

Keamanan. Saya akhirnya menerima mereka.”<br />

Pertemuan itu dimulai pukul setengah delapan<br />

malam pada Jumat, 12 September 2014,<br />

dan baru kelar pukul sete ngah sebelas. Selama<br />

tiga jam itu, topik utama yang digali oleh Tim<br />

Transisi adalah soal perombakan struktur kementerian.<br />

Azwar mengatakan semua urusan pemerintah<br />

itu jika ditotal ada 46 bidang yang dipadatkan<br />

oleh Yudhoyono jadi 34 kementerian. Jika<br />

dimampatkan lagi, paling jauh bisa ditekan jadi<br />

30 kementerian dengan menyatukan bagianbagian<br />

yang kerjanya tumpang-tindih.<br />

Azwar masuk Kabinet Indonesia Bersatu II<br />

pada 20 Oktober 2011. Saat itu, Presiden Susilo<br />

Bambang Yudhoyono mengubah Kementerian<br />

Pariwisata dan Kebudayaan menjadi Kementerian<br />

Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.<br />

Unit kebudayaan dikembalikan ke Kementerian<br />

Pendidikan Nasional seperti pada era Orde<br />

Baru. Sehingga, namanya berubah menjadi<br />

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan<br />

diberi kursi Wakil Menteri Pendidikan Bidang<br />

Kebudayaan.<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


FOKUS<br />

Jokowi dan Jusuf Kalla saat<br />

mengumumkan komposisi<br />

kabinet di Kantor Tim Transisi,<br />

Jakarta, Senin (15/9).<br />

DARREN WHITESIDE/REUTERS<br />

“Kita jelaskan analisis kebutuhan, manajemen<br />

SDM, menghitung apa yang lebih. Jadi, kita<br />

tidak sewenang-wenang,” cerita Azwar kepada<br />

majalah detik.<br />

Azwar mengingatkan perombakan di zaman<br />

Yudhoyono menimbulkan riak besar.<br />

“Setidaknya butuh waktu satu tahun supaya<br />

kementerian baru bisa normal,” cerita Eko.<br />

Selama setahun itu, kementerian baru dilanda<br />

masalah kepegawaian dan budaya kerja yang<br />

berbeda. Seorang pegawai Kementerian Pariwisata,<br />

Ika, 33 tahun, menceritakan ketika itu<br />

bagian kebudayaan harus mengangkut berkas<br />

dan barang-barang karena mesti pindah dari<br />

Jalan Medan Merdeka Barat ke Jalan Sudirman.<br />

“Pindahan orangnya dua bulan selesai, tapi<br />

yang ribet itu soal berkas dan barang milik negara,”<br />

kata Ika. “Komputer, meja, semua mesti<br />

diperiksa lagi punya bagian (Kementerian) Pariwisata<br />

atau Budaya.”<br />

Pergantian “isi perut” Kementerian Pariwisata<br />

itu ternyata juga berdampak hingga ke daerah.<br />

Pemerintah daerah mesti merombak dinasnya<br />

karena ada yang formatnya Dinas Pariwisata<br />

Pos dan Telekomunikasi dan di tempat lain ada<br />

Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga.<br />

Selain soal kerepotan administrasi itu, problem<br />

lainnya adalah pada penyusunan anggaran.<br />

Perampingan itu, yang salah satu tujuannya untuk<br />

menghemat, ternyata juga butuh anggaran<br />

yang tidak kecil. Anggaran merombak struktur<br />

kementerian ternyata malah menyedot biaya<br />

antara Rp 80 miliar hingga Rp 120 miliar.<br />

Penyusunan anggaran itu harus melalui<br />

proses politik berhadapan dengan DPR. “DPR<br />

belum tentu support. Kalian tahu sendiri kan<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


FOKUS<br />

Nah, apa gunanya kementerian baru<br />

kalau enggak ada anggarannya<br />

Deputi Kepala Staf Kantor<br />

Transisi, Eko Putro Sandjojo<br />

GRANDYOS ZAFNA/DETIKCOM<br />

yang saya maksud” ujarnya. “Nah, apa gunanya<br />

kementerian baru kalau enggak ada anggarannya<br />

Akhirnya kami realistis tetap dengan<br />

34 kementerian.”<br />

Pemerintahan Jokowi memang dibangun dari<br />

koalisi minoritas di DPR, kalah besar dibanding<br />

Koalisi Merah Putih yang beroposisi. Jika komposisi<br />

ini tidak berubah, program kementerian<br />

baru bisa mandek di parlemen.<br />

Kondisi itu tidak ideal buat Jokowi dan Kalla,<br />

yang ingin langsung “gigi lima” begitu mengambil<br />

alih pemerintahan.<br />

Jokowi tak<br />

mau menteri baru<br />

nantinya malah<br />

kelewat sibuk mengurusi masalah internal seperti<br />

ini. “Kalau menterinya enggak kerja, cuma<br />

mengurusi penggabungan saja, masyarakat<br />

bisa marah,” ujarnya.<br />

Kalaupun dipaksakan ada perombakan,<br />

mustahil dijalankan langsung setelah Jokowi<br />

dilantik pada 20 Oktober 2014. Pada Oktober-<br />

Desember 2014, Jokowi harus bekerja dengan<br />

APBN 2014 yang pos anggarannya masih dengan<br />

bentuk kementerian lama.<br />

APBN 2015 juga sudah disusun sebelum perubahan<br />

struktur itu kelar. Maka, disimpulkan<br />

perombakan harus dijalankan secara bertahap<br />

dan baru bisa benar-benar berjalan setelah ada<br />

APBN Perubahan 2015, yang baru mulai dibahas<br />

dengan DPR pada Maret 2015.<br />

●●●<br />

Akhirnya pada Senin, 15 September 2014,<br />

Jokowi mengumumkan jumlah kabinet tetap<br />

34 kementerian. Jumlah yang sama dengan kementerian<br />

pada era Yudhoyono.<br />

Mentok dengan merampingkan kementerian,<br />

Jokowi menyodorkan rencana alternatif.<br />

Ia memangkas kursi wakil menteri, kecuali di<br />

Kementerian Luar Negeri.<br />

Ia juga merampingkan lembaga kepresidenan<br />

dengan melebur Unit Kerja Presiden<br />

Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan<br />

(UKP4) ke dalam Kepala Staf Kantor<br />

Presiden. “Di kantor Kepresidenan nanti hanya<br />

ada Sekretaris Negara, Sekretaris Kabinet, dan<br />

nanti Kepala Staf Kantor Presiden,” kata Jokowi.<br />

“Ya, perubahan memang harus dimulai dari kita<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


FOKUS<br />

Anggota Tim Transisi (kiri-kanan)<br />

Andi Widjajanto, Eko Putro<br />

Sandjojo, Anies Baswedan, Rini<br />

Soemarno, Hasto Kristiyanto dan<br />

Akbar Faisal. di kantor Wapres<br />

Boediono, Jakarta, Selasa (2/9).<br />

PRASETYO UTOMO/ANTARA<br />

dulu. Kalau memang struktur yang sekarang<br />

gemuk, ya bisa dirampingkan,” ujarnya.<br />

Menurut politikus PDIP Eva Sundari, Jokowi<br />

akan mencicil perampingan. Saat ini ada 61<br />

badan yang fungsinya tumpang-tindih. Selain<br />

itu, ada komisi-komisi di luar kementerian yang<br />

menggunakan APBN.<br />

“Semua yang tumpang-tindih akan dikurangi<br />

dan dalam lima tahun akan ramping. Pelaksanaannya<br />

tidak di awal, sambil jalan.”<br />

Tapi langkah itu dikritik. Peneliti politik dari<br />

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Siti<br />

Zuhro, menilai tak ada pembaruan dalam arsitektur<br />

kabinet Jokowi seperti yang dijanjikan<br />

ketika kampanye. Siti bahkan menjulukinya Kabinet<br />

Indonesia Bersatu Jilid III. “Apa bedanya<br />

dengan yang dulu” kritik Siti.<br />

Anggota tim penyelaras kementerian Jokowi-<br />

JK, Andrinof Chaniago, menyatakan pendapat<br />

Siti keliru. “Jelas 34 kementerian Jokowi ini beda<br />

dengan 34 milik SBY,” ujarnya.<br />

Pakar politik Universitas Indonesia ini menje-<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


FOKUS<br />

Proyek perbaikan jalan Pantura<br />

di Tegal, Jawa Tengah. Jokowi<br />

berencana melebur Kementerian<br />

Pekerjaan Umum, Kementerian<br />

Perhubungan, dan Kementerian<br />

Perumahan Rakyat menjadi<br />

Kementerian Infrastruktur buat<br />

menangani proyek seperti ini.<br />

OKY LUKMANSYAH/ANTARA<br />

laskan, 34 kementerian milik Jokowi sudah melewati<br />

proses penggusuran beberapa bagian<br />

kementerian serta penghapusan posisi wakil<br />

menteri, kecuali di Kementerian Luar Negeri.<br />

Hasil pe rombakan itu membuat tiga ruang<br />

kosong yang bisa diisi kementerian baru. “Artinya,<br />

34 itu sudah termasuk badan yang diubah<br />

menjadi kementerian,” ujarnya.<br />

Ada beberapa kementerian yang tak akan<br />

diutak-atik oleh Jokowi karena sifatnya wajib<br />

ada. Instansi tipe ini adalah Kementerian Dalam<br />

Negeri, Kementerian Luar Negeri, Kementerian<br />

Pertahanan, Kementerian Hukum dan Hak<br />

Asasi Manusia, serta Kementerian Agama.<br />

Lalu di sektor ekonomi ada Kementerian<br />

Keuangan, Kementerian BUMN, Kementerian<br />

Energi dan Sumber Daya Mineral, serta Kementerian<br />

Badan Usaha Milik Negara. Ketiga<br />

kementerian koordinator juga akan tetap seperti<br />

sekarang ini.<br />

Di luar kementerian-kementerian itu, Tim<br />

Transisi menggodok opsi-opsi perombakan.<br />

Andi mencontohkan, kelompok kerja pendidikan,<br />

yang sempat bertemu dengan mantan<br />

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Satryo<br />

Soemantri Bro djonegoro, menawarkan opsi<br />

“mutilasi” Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.<br />

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi digabung<br />

dengan Kementerian Riset dan Teknologi.<br />

Sehingga, nantinya ada Kementerian Pendidikan<br />

Tinggi Riset dan Teknologi serta Kementerian<br />

Pendidikan Dasar.<br />

Hasil penggabungan lainnya adalah Ke-<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


FOKUS<br />

Akan ada tiga kementerian baru,<br />

kementerian kependudukan,<br />

kementerian agraria, dan<br />

kementerian ekonomi kreatif.<br />

Deputi Kepala Staf Kantor<br />

Transisi, Andi Widjajanto<br />

DOK. DETIKCOM<br />

menterian Kedaulatan Pangan, yang merupakan<br />

gabungan dari Kementerian Kelautan<br />

dan Perikanan dengan Kementerian Pertanian.<br />

Kedua, penggabungan Kementerian Perindustrian<br />

dan Kementerian Perdagangan,<br />

yang dulu memang menjadi satu. Lalu ada<br />

Kementerian Infrastruktur, yang menyatukan<br />

Kementerian Perhubungan, Pekerjaan<br />

Umum, dan Perumahan.<br />

Ada juga kementerian yang diubah namanya<br />

sehingga berganti pula fungsi kerjanya.<br />

Setidaknya ada dua,<br />

yakni Kementerian<br />

Pembangunan Desa<br />

dari Kementerian<br />

Pembangunan Daerah<br />

Tertinggal dan Kementerian<br />

Maritim, yang berasal dari beberapa unit<br />

di Kementerian Kelautan dan Perikanan.<br />

Selain itu, ada tiga kementerian yang benarbenar<br />

baru. Yang pertama adalah Kementerian<br />

Kependudukan, yang ditargetkan bisa menyiapkan<br />

Indonesia akan bonus demografi alias<br />

ledakan jumlah penduduk pada usia produktif<br />

pada 2030.<br />

Kementerian Kependudukan ini adalah keinginan<br />

Jokowi untuk menguatkan Badan<br />

Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.<br />

Target awal Kementerian Kependudukan<br />

ini adalah merapikan data kependudukan dan<br />

pemetaan kondisi masyarakat. Kementerian<br />

inilah yang akan memberikan rujukan data<br />

kependudukan untuk semua program di berbagai<br />

instansi. “Sehingga, kita bergerak dengan<br />

satu basis data yang sama,” kata Andi.<br />

Pembenahan ini buat menghindari setiap<br />

program punya data yang berbeda. Andi mencontohkan<br />

tiga program kemiskinan bisa punya<br />

tiga angka masyarakat tak mampu yang<br />

berbeda.<br />

Lalu Badan Pertanahan Nasional juga akan<br />

dinaikkan statusnya jadi Kementerian Agraria.<br />

Tim Transisi mencatat sekitar 60 persen dari<br />

kasus hukum di Indonesia ternyata soal sengketa<br />

tanah.<br />

Naiknya status itu bagian dari one map policy,<br />

yakni Kementerian Perta nahan menjadi satusatunya<br />

instansi yang mengeluarkan peta tata<br />

ruang. Setelah naik jadi kementerian, otoritas<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


FOKUS<br />

Demontrasi sengketa tanah<br />

di depan gedung Kementerian<br />

Perdagangan tahun lalu. Tim<br />

Transisi mencatat sekitar 60<br />

persen dari kasus hukum di<br />

Indonesia merupakan sengketa<br />

tanah.<br />

HASAN ALHABSHY/DETIKCOM<br />

pertanahan ini juga memiliki fungsi mengatur<br />

peruntukan lahan dan pemberian izin penggunaannya.<br />

Yang terakhir adalah Kementerian Ekonomi<br />

Kreatif. Jokowi berharap kementerian ini<br />

bisa membantu meningkatkan pertumbuhan<br />

ekonomi dan perekonomian masyarakat.<br />

Semua opsi kementerian itu digodok tim penyelaras<br />

akhir di Yogyakarta. Tim yang kerjanya<br />

dipatok kelar pada Jumat, 19 September 2014,<br />

itu, selain Andrinof, ada Rektor Universitas<br />

Gadjah Mada Pratikno dan pengamat politik<br />

Universitas Gadjah Mada Cornelis Lay.<br />

“Kabinet yang nyusun tetap Pak Jokowi,” ujar<br />

Andrinof. ■ ISFARI HIKMAT, IRWAN NUGROHO, MONIQUE SHINTAMI,<br />

BAHTIAR RIFAI | OKTA WIGUNA<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


FOKUS<br />

KABINET KOMPROMI<br />

SEJAK REFORMASI<br />

PROPORSI kader partai<br />

dan kalangan profesional<br />

yang mengisi kursi menteri<br />

telah menjadi sorotan sejak<br />

dimulainya era Reformasi.<br />

Tanpa ada partai yang dominan<br />

sejak Pemilu 1999,<br />

otomatis koalisi meski dijajaki<br />

dan biasanya ber ujung<br />

pada pembagian jatah di<br />

kabinet.<br />

Penyeimbangan politikus<br />

dan pakar jadi ujian pertama<br />

setiap presiden terpilih.<br />

Kabinet pertama yang<br />

diumumkan menjadi tolok<br />

ukur posisi tawar sang<br />

presiden di hadapan partai<br />

pendukungnya.<br />

Berikut ini proporsi politikus<br />

dan profesional di kabinet<br />

pemerintahan RI sejak<br />

era Presiden Abdurrahman<br />

Wahid hingga masa jabatan<br />

kedua Susilo Bambang Yudhoyono,<br />

serta rencana presiden<br />

terpilih Joko Widodo.<br />

Kabinet-kabinet yang disajikan<br />

ini adalah yang pertama<br />

diumumkan setelah presiden<br />

dilantik sebelum ada reshuffle.<br />

KABINET PERSATUAN NASIONAL<br />

PRESIDEN ABDURRAHMAN WAHID (PKB) - WAKIL PRESIDEN MEGAWATI SOEKARNOPUTRI (PDIP)<br />

4 PKB<br />

• Menteri Luar Negeri<br />

• Menteri Agama<br />

• Menteri Negara Riset dan<br />

Teknologi<br />

• Menteri Negara Pemberdayaan<br />

Perempuan<br />

4 GOLKAR<br />

• Menteri Perindustrian dan<br />

Perdagangan<br />

• Menteri Eksplorasi Laut<br />

• Menteri Tenaga Kerja<br />

• Menteri Negara Pemuda dan<br />

Olahraga<br />

32<br />

MENTERI<br />

8<br />

PROFESIONAL<br />

4<br />

MILITER<br />

20<br />

POLITIKUS<br />

4 PDIP<br />

• Menteri Koordinator Bidang<br />

Ekonomi, Keuangan, dan<br />

Industri<br />

• Menteri Pertanian<br />

• Menteri Negara Lingkungan<br />

Hidup<br />

• Menteri Negara Penanaman<br />

Modal dan Pembinaan Badan<br />

Usaha Milik Negara<br />

4 PAN<br />

• Menteri Keuangan<br />

• Menteri Pendidikan Nasional<br />

• Menteri Negara Transmigrasi<br />

dan Kependudukan<br />

• Menteri Negara Urusan Hak<br />

Asasi Manusia<br />

2 PPP<br />

• Menteri Koordinator Bidang<br />

Kesejahteraan Rakyat dan<br />

Pengentasan Kemiskinan<br />

• Menteri Negara Koperasi<br />

dan Pengusaha Kecil<br />

Menengah<br />

1 PARTAI BULAN BINTANG<br />

• Menteri Hukum dan<br />

Perundang-undangan<br />

1 PARTAI KEADILAN<br />

• Menteri Kehutanan dan<br />

Perkebunan<br />

KABINET GOTONG ROYONG<br />

PRESIDEN MEGAWATI SOEKARNOPUTRI (PDIP)- WAKIL PRESIDEN HAMZAH HAZ (PPP)<br />

30<br />

MENTERI<br />

13<br />

PROFESIONAL<br />

3<br />

MILITER<br />

14<br />

POLITIKUS<br />

6 PDIP<br />

• Menteri Tenaga Kerja dan<br />

Transmigrasi<br />

• Menteri Kehutanan<br />

• Menteri Permukiman dan<br />

Prasarana Wilayah<br />

• Menteri Negara Badan Usaha<br />

Milik Negara<br />

• Menteri Negara Perencanaan<br />

Pembangunan Nasional/<br />

Kepala Bappenas<br />

• Menteri Negara Percepatan<br />

Pembangunan Kawasan Timur<br />

Indonesia<br />

3 GOLKAR<br />

• Menteri Koordinator<br />

Kesejahteraan Rakyat<br />

• Menteri Negara Komunikasi<br />

dan Informasi<br />

• Menteri Negara Pemberdayaan<br />

Wanita<br />

3 PPP<br />

• Menteri Sosial<br />

• Menteri Negara Koperasi dan<br />

Usaha Kecil dan Menengah<br />

• Menteri Negara Badan Usaha<br />

Milik Negara<br />

1 PKB<br />

• Menteri Pertahanan<br />

1 PAN<br />

• Menteri Negara Riset dan<br />

Teknologi Republik Indonesia<br />

1 PARTAI BULAN BINTANG<br />

• Menteri Kehakiman dan Hak<br />

Asasi Manusia<br />

KABINET INDONESIA BERSATU I<br />

PRESIDEN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO (PARTAI DEMOKRAT)-WAKIL PRESIDEN JUSUF KALLA (GOLKAR)<br />

3 PPP<br />

• Menteri Sosial<br />

• Menteri Negara Koperasi dan<br />

Usaha Kecil dan Menengah<br />

• Menteri Negara Badan Usaha<br />

Milik Negara<br />

Kesejahteraan Rakyat<br />

• Menteri Negara Pembangunan<br />

Daerah Tertinggal<br />

2 PARTAI BULAN BINTANG<br />

• Menteri Sekretaris Negara<br />

• Menteri Kehutanan<br />

34<br />

MENTERI<br />

16<br />

PROFESIONAL<br />

15<br />

3 PKS<br />

• Menteri Pertanian<br />

• Menteri Negara Perumahan<br />

Rakyat<br />

• Menteri Negara Pemuda dan<br />

Olahraga<br />

2 GOLKAR<br />

• Menteri Koordinator Bidang<br />

Perekonomian<br />

• Menteri Tenaga Kerja dan<br />

Transmigrasi<br />

2 PKB<br />

• Menteri Koordinator Bidang<br />

2 PAN<br />

• Menteri Perhubungan<br />

• Menteri Pendidikan Nasional<br />

1 PARTAI DEMOKRAT<br />

• Menteri Negara<br />

Pendayagunaan Aparatur<br />

Negara<br />

1 PKPI<br />

• Menteri Pemberdayaan<br />

Perempuan<br />

3<br />

MILITER<br />

POLITIKUS<br />

CATATAN:<br />

Beberapa menteri dari militer dan profesional adalah tim sukses<br />

pasangan SBY-JK dan ada juga yang menjelang Pemilu 2009 menjadi<br />

kader Demokrat.<br />

KABINET INDONESIA BERSATU II<br />

PRESIDEN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO (PARTAI DEMOKRAT)-WAKIL PRESIDEN BOEDIONO (NONPARTAI)<br />

34 17<br />

MENTERI<br />

11<br />

PROFESIONAL<br />

2<br />

MILITER<br />

21<br />

POLITIKUS<br />

WAKIL<br />

MENTERI<br />

6 PARTAI DEMOKRAT<br />

• Menteri Energi dan Sumber<br />

Daya Mineral<br />

• Menteri Perhubungan<br />

• Menteri Pariwisata dan<br />

Ekonomi Kreatif<br />

• Menteri Koperasi dan Usaha<br />

Kecil dan Menengah<br />

• Menteri Pendayagunaan<br />

Aparatur Negara dan<br />

Reformasi Birokrasi<br />

• Menteri Pemuda dan Olahraga<br />

4 PKS<br />

• Menteri Pertanian<br />

• Menteri Sosial<br />

• Menteri Komunikasi dan<br />

Informatika<br />

• Menteri Riset dan Teknologi<br />

4 GOLKAR<br />

• Menteri Koordinator Bidang<br />

Kesejahteraan Rakyat<br />

• Menteri Perindustrian<br />

• Menteri Kelautan dan<br />

Perikanan<br />

• Menteri Badan Usaha Milik<br />

Negara<br />

3 PAN<br />

• Menteri Koordinator Bidang<br />

Perekonomian<br />

• Menteri Hukum dan Hak Asasi<br />

Manusia<br />

• Menteri Kehutanan<br />

2 PKB<br />

• Menteri Tenaga Kerja dan<br />

Transmigrasi<br />

• Menteri Pembangunan Daerah<br />

Tertinggal<br />

2 PPP<br />

• Menteri Agama<br />

• Menteri Perumahan Rakyat<br />

RENCANA KABINET PRESIDEN TERPILIH<br />

JOKO WIDODO<br />

34<br />

MENTERI<br />

PARTAI PENGUSUNG:<br />

PDIP, PKB, Partai NasDem, Partai Hanura, PKPI<br />

18<br />

PROFESIONAL<br />

16<br />

POLITIKUS<br />

OKTA WIGUNA | ILUSTRASI: EDI WAHYONO | INFOGRAFIS: MINDRA PURNOMO<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


FOKUS<br />

KUE<br />

18 :16<br />

ITU<br />

JOKOWI MEMATOK<br />

ANGKA 16 KURSI UNTUK<br />

PARTAI POLITIK DI<br />

KABINETNYA. PARTAI<br />

PENGUSUNG PRABOWO<br />

PUN DIBERI TAWARAN.<br />

DEMI APA<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


FOKUS<br />

Ketua Umum Partai Persatuan<br />

Pembangunan Emron Pangkapi<br />

menghadiri Rakernas IV PDI<br />

Perjuangan di Semarang.<br />

LAMHOT ARITONANG/DETIKCOM<br />

“Hidup PPP!”<br />

“Hidup PPP!”<br />

TERIAKAN itu terus bergema dalam<br />

acara Rapat Kerja Nasional IV Partai<br />

Demokrasi Indonesia Perjuangan.<br />

Ya, tidak keliru, itu adalah acara PDIP,<br />

bukan Partai Persatuan Pembangunan.<br />

Rakernas ini penting untuk menyiapkan<br />

PDIP, yang semula menjadi partai oposisi,<br />

menjadi partai pemerintah setelah Jokowi-JK<br />

memenangi pemilu presiden pada 9 Juli lalu.<br />

Jokowi dan JK, dan tentu saja Megawati,<br />

datang ke acara yang digelar di Marina<br />

Convention Center, Semarang, itu. Didampingi<br />

Sekretaris Jenderal PDIP Tjahjo Kumolo,<br />

mereka datang sekitar pukul 13.40 WIB.<br />

Luapan kegembiraan menyambut kedatangan<br />

mereka.<br />

Sekitar 15 menit kemudian, suasana rakernas<br />

makin meriah. Para peserta bertepuk tangan<br />

riuh begitu Emron Pangkapi datang. Emron<br />

adalah Ketua Umum PPP versi Romahurmuziy.<br />

Mengenakan jas partai berwarna hijau,<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


FOKUS<br />

Presiden terpilih Joko Widodo<br />

di Rumah Transisi. Di kantor<br />

itu, postur kabinet dibahas.<br />

GRANDYOS ZAFNA/DETIKCOM<br />

Emron langsung menyalami Ketua Umum<br />

PKB Muhaimin Iskandar, Jusuf Kalla, Jokowi,<br />

dan Mega.<br />

Peserta rakernas semakin bungah begitu<br />

rakernas dibuka. Terlebih Wakil Ketua Umum<br />

Partai Amanat Nasional Dradjad Wibowo<br />

ternyata juga datang. Dia datang bersama<br />

Ketua Fraksi PAN Tjatur Sapto Edy. Tepuk<br />

tangan langsung menggema menyambut<br />

mereka.<br />

PPP dan PAN, seperti diketahui, masuk<br />

Koalisi Merah Putih (KMP) yang mengusung<br />

Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Emron dan<br />

Dradjad membantah partainya keluar dari<br />

Koalisi Merah Putih. Namun kedatangan<br />

mereka tetap saja semakin memperkuat<br />

sinyalemen berbaliknya dukungan parpol itu<br />

kepada Jokowi. “Ya, mudah-mudahan, insya<br />

Allah,” kata Mega dalam jumpa pers seusai<br />

pembukaan rakernas.<br />

Jokowi, sehari sebelum rakernas itu,<br />

mengumumkan postur kabinetnya. Kabinet<br />

yang awalnya diwacanakan akan ramping<br />

dengan 27 menteri, ternyata tetap diisi 34<br />

menteri. Pembagiannya, 18 profesional dan 16<br />

profesional partai politik.<br />

Seorang sumber majalah detik membisikkan,<br />

16 menteri parpol dibagi berdasarkan presentasi<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


FOKUS<br />

Joko Widodo menyatukan<br />

tangan dengan Ketua DPP<br />

Partai Kebangkitan Bangsa<br />

Muhaimin Iskandar dan<br />

Ketua Dewan Syuro DPP<br />

PKB KH Abdul Aziz Mansyur<br />

pada Mei lalu. Saat itu PKB<br />

mendeklarasikan dukungan<br />

terhadap Jokowi untuk<br />

pemilihan presiden.<br />

MUHAMMAD ADIMAJA/ANTARA FOTO<br />

perolehan suara pada saat pemilu legislatif.<br />

PDIP, yang memperoleh suara terbesar, akan<br />

mendapatkan kursi menteri terbanyak. Kabarnya<br />

ada enam kursi menteri untuk partai yang<br />

dipimpin Megawati itu.<br />

Lantas Partai Nasional Demokrat dan Partai<br />

Kebangkitan Bangsa masing-masing akan<br />

mendapatkan satu kursi menteri. Partai Hati<br />

Nurani Rakyat satu atau dua kursi menteri.<br />

Dan dua kursi lagi disediakan untuk anggota<br />

KMP yang akan bergabung. Yang paling<br />

santer disebut adalah PPP dan Demokrat.<br />

PAN, meskipun Dradjad datang ke Rakernas<br />

PDIP, dikabarkan tidak akan mendapat kursi<br />

menteri karena peluangnya kecil.<br />

“Kalau PPP saya optimistis. Rommy<br />

(Romahurmuziy) itu sepupu saya,” kata Cak<br />

Imin kepada majalah detik. Setelah pemilu<br />

presiden selesai, Cak Imin mendapat tugas<br />

untuk melobi PAN, PPP, dan Demokrat.<br />

Kader PPP yang paling sering disebut<br />

akan masuk kabinet adalah Lukman Hakim<br />

Saifuddin, Menteri Agama saat ini. Lukman<br />

diprediksi akan tetap menempati posisinya.<br />

Namun PKB masih keberatan. Sumber di PKB<br />

menuturkan partainya memiliki kader yang<br />

lebih berkualitas dari Lukman untuk posisi<br />

Menteri Agama.<br />

Cak Imin menyatakan sudah janjian dengan<br />

Jokowi untuk membahas kabinet dalam waktu<br />

dekat. Ia optimistis banyak kader PKB yang<br />

akan jadi pembantu Jokowi. Bagi Cak Imin,<br />

semua kursi kabinet cocok bagi kader partai<br />

yang dipimpinnya. Pantangannya hanya satu,<br />

Menteri Keuangan.<br />

“Kita sudah janjian dengan Pak Jokowi, kita<br />

akan mendiskusikan dan membicarakannya<br />

detail,” kata Cak Imin.<br />

Sumber di PKB menyatakan Cak Imin sudah<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


FOKUS<br />

Calon menteri yang disodorkan<br />

PDIP: Pramono Anung, Tjahjo<br />

Kumolo, Puan Maharani, dan<br />

Hasto Kristiyanto<br />

DOK.DETIKCOM<br />

mengajukan sejumlah nama kepada<br />

Jokowi. Selain nama Imin sendiri, ada<br />

nama Marwan Jafar dan Rusdi Kirana.<br />

Deputi Tim Transisi dari PKB, Eko<br />

Sandjojo, mengakui sebagian nama di<br />

PKB sudah dititipkan kepadanya. Hanya,<br />

ia belum menyerahkan kepada Jokowi-<br />

JK karena tak diminta. Kewenangannya<br />

sebagai Deputi Tim Transisi sangat<br />

terbatas. “Kalau langsung dari ketua<br />

umum, saya tidak tahu,” ujarnya.<br />

Bila muncul nama Ketua Muslimat<br />

Nahdlatul Ulama Khofifah Indar<br />

Parawansa, dipastikan itu bukan berasal<br />

dari PKB. Jokowi pernah menyebut<br />

nama Khofifah diajukan oleh grup<br />

musik “Slank”, bersama nama Dahlan<br />

Iskan dan Anies Baswedan.<br />

Jokowi dan JK dalam waktu dekat<br />

akan melakukan pertemuan dengan<br />

semua ketua umum parpol untuk<br />

membahas penempatan kader parpol dalam<br />

kabinetnya. Sejauh ini para ketua umum parpol<br />

masih merasa misterius dengan komposisi 18<br />

banding 16 tersebut. Mereka hanya diminta<br />

memberikan list nama kader terbaiknya dua<br />

kali lipat dari jatah yang mereka dapat.<br />

“Tidak diberi alasan mengapa 18 banding<br />

16. Hanya diberi tahu komposisinya seperti<br />

itu saja. Tapi, dengan kemungkinan masuknya<br />

PPP dan Demokrat, bisa jadi komposisi akan<br />

berubah,” kata sumber di PKB.<br />

Adapun PDIP menyerahkan nama politikus<br />

senior PDI Perjuangan Pramono Anung,<br />

Sekretaris Jenderal Tjahjo Kumolo, Ketua DPP<br />

Puan Maharani, dan Hasto Kristiyanto. Sumber<br />

di kalangan internal PDIP membenarkan kabar<br />

ini. Konon, nama-nama itu disetujui oleh Ketua<br />

Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.<br />

Sedangkan Partai NasDem menyodorkan<br />

Sekjen Patrice Rio Capella, Ketua Badan<br />

Pemenangan Pemilu Ferry Mursyidan Baldan,<br />

Ketua DPP Akbar Faizal, Wakil Ketua DPP Siti<br />

Nurbaya, dan Ketua DPP Enggartiasto Lukito.<br />

Namun Ferry membantah sudah memberikan<br />

nama kepada Jokowi.<br />

Sumber di Partai Hanura menyebutkan ketua<br />

umumnya, Wiranto, juga telah menyiapkan<br />

nama untuk Jokowi. Mereka antara lain Ketua<br />

Bappilu Yuddy Chrisnandi, Ketua Bidang<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


FOKUS<br />

Jokowi dan para pemimpin<br />

partai pendukungnya di<br />

rumah Megawati.<br />

RACHMAN HARYANTO/DETIKCOM<br />

Organisasi Djafar Badjeber, Ketua Umum<br />

Sayap Perempuan Amelia Yani, dan Ketua<br />

Bidang Pemuda Hanura Wisnu Dewanto.<br />

Lantas, siapa dari Demokrat yang akan<br />

menjadi menteri bila jadi bergabung dengan<br />

Jokowi Ruhut Sitompul mengaku tidak tahu.<br />

Namun ia menyatakan siap. “Yang tahu itu<br />

Tuhan, Pak SBY, dan Jokowi,” kata Ruhut.<br />

Saat ini pembagian menteri untuk parpol<br />

disebut sudah selesai. Tarik-menarik justru<br />

berlangsung di kementerian profesional. Surya<br />

Paloh, Megawati, dan Jusuf Kalla mengusulkan<br />

nama-nama sendiri dari kalangan profesional<br />

untuk duduk di kabinet.<br />

JK disebut-sebut ingin memasukkan Hamid<br />

Awaluddin dan Sofyan Djalil. Hamid mungkin<br />

akan balik lagi ke posisi Menteri Hukum<br />

dan HAM. Sofyan untuk Menteri BUMN.<br />

Sementara itu, Mega menginginkan Andi<br />

Widjajanto dan Rini Soemarno masuk kabinet.<br />

“Andi Widjajanto itu sudah fix karena dia<br />

pilihan Mega,” kata sumber itu. Sedangkan<br />

nama Kepala Staf Tim Transisi Rini Soemarno<br />

masih ditimbang-timbang. JK tidak sreg<br />

dengan Rini.<br />

Nama dari kalangan profesional lainnya yang<br />

dikabarkan sudah dikantongi Jokowi adalah<br />

Dahlan Iskan, Gita Wirjawan, dan Rhenald Kasali.<br />

Rhenald akan bersaing dengan Enggartiasto<br />

untuk Kementerian Perumahan Rakyat.<br />

Jokowi dan JK sejauh ini belum pernah<br />

menyebut nama menteri ataupun<br />

kementeriannya. “Belum final, masih ada<br />

waktu satu bulan. Nanti disampaikan setelah<br />

ini,” kata Jokowi.<br />

Sikap Jokowi ini dinilai aneh oleh pengamat<br />

politik Universitas Indonesia, Maswadi Rauf.<br />

Semestinya Jokowi melihat nama-nama terlebih<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


FOKUS<br />

Dia menyisakan<br />

kursi untuk<br />

partai yang akan<br />

gabung, la ini<br />

kan jelas sekali<br />

transaksional di<br />

situ.<br />

Siti Zuhro<br />

ARI SAPUTRA/DETIKCOM<br />

dulu, baru kemudian memutuskan cocoktidaknya<br />

menjadi menteri. “Yang diperlukan itu<br />

keahlian orangnya, orang itu siapa saja. Jadi tak<br />

usah pakai target orang partai sekian, nonpartai<br />

sekian,” kritik Maswadi.<br />

Peneliti LIPI, Siti Zuhro, juga heran Jokowi-<br />

JK memberi tawaran kepada KMP. Sikap<br />

tersebut jelas tidak sesuai dengan janji Jokowi,<br />

yang tidak akan melakukan transaksi dalam<br />

penyusunan kabinet. “Dia menyisakan kursi<br />

untuk partai yang akan gabung, la ini kan jelas<br />

sekali transaksional di situ,” ujarnya.<br />

Jokowi membantah tudingan tersebut. Ia<br />

membantah melakukan jatah-jatahan dalam<br />

kabinetnya. “Kalau yang namanya bagi-bagi<br />

kursi itu, belum berangkat sudah saya kasih<br />

kursi menteri,” kata Jokowi. “Ini kan kriterianya<br />

dulu,” tuturnya.<br />

Andrinof Chaniago, anggota tim penyelaras<br />

kementerian Jokowi-JK, menilai 16 menteri<br />

untuk parpol merupakan hal yang wajar.<br />

“Kalau enggak ada dari partai sama sekali, itu<br />

namanya gila. Ini politik, masak dari partainya<br />

dibersihkan” kata dia.<br />

Toh, meskipun memberikan kursi kepada<br />

parpol, Jokowi tetap memagarinya dengan syarat<br />

profesional dan sejumlah kriteria lainnya. Selain<br />

itu, jumlah menteri profesional murni tetap lebih<br />

banyak dibanding profesional dari parpol.<br />

Jokowi memang memberi kriteria, di<br />

antaranya menteri yang akan mengisi<br />

kabinetnya tak boleh merangkap jabatan di<br />

partai politik. Setelah terpilih menjadi menteri,<br />

yang bersangkutan harus melepaskan<br />

jabatannya di partai.<br />

Namun kriteria ini rupanya juga ditawar. Cak<br />

Imin, misalnya, keberatan melepas jabatan<br />

Ketua Umum PKB. Ia justru mempersiapkan<br />

memperbanyak wakil ketua umum untuk<br />

mengambil alih tugasnya di partai. “Jadi<br />

jangan takut akan mengganggu tugas kalau<br />

jadi menteri,” kata Cak Imin.<br />

Akan mengalahkah Jokowi “Sudah saya<br />

sampaikan bolak-balik, kriteria itu tidak berubah,”<br />

Jokowi menegaskan. ■<br />

ISFARI HIKMAT, BAHTIAR RIFAI, KUSTIAH TANJUNG,<br />

MONIQUE SHINTAMI | ARYO BHAWONO<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


FOKUS<br />

MOMOK MENTERI<br />

ASAL PARTAI<br />

ANTARA FOTO, LAMHOT/DETIKCOM,AGUNG/DETIKCOM<br />

MENTERI DARI PARTAI POLITIK MASIH RAWAN TERJANGKIT KORUPSI.<br />

INTEGRITAS KANDIDAT AKAN DIPERIKSA KPK DAN PPATK.<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


FOKUS<br />

Badan Pemeriksa Keuangan<br />

mencatat korupsi<br />

Hambalang merugikan<br />

negara hingga Rp 463 miliar.<br />

EVA Kusuma Sundari dan Ferry Mursyidan<br />

Baldan mengaku sama-sama<br />

tidak tahu bagaimana nama nya bisa<br />

muncul dalam daftar calon menteri<br />

dari partai politik dalam kabinet Joko Widodo-<br />

Jusuf Kalla.<br />

“NasDem tidak mengirim surat usulan nama<br />

menteri. Makanya saya nanya, ‘Mengapa nama<br />

saya muncul’” kata Ferry, Ketua Badan Pemenangan<br />

Pemilu NasDem itu. Menurut dia,<br />

kalaupun namanya muncul, itu bukan berasal<br />

dari sumber resmi NasDem.<br />

Eva menyatakan belum<br />

pernah sekali pun diajak bicara<br />

kalau namanya masuk<br />

dalam list calon menteri PDIP<br />

yang di sodorkan kepada<br />

Jokowi. Ia juga belum mau<br />

buka suara apakah bersedia<br />

atau tidak. “Pokoknya, kalau sudah diputusin,<br />

baru aku mau ngomong,” kata Eva.<br />

Dalam jumpa pers, Senin, 15 September 2014,<br />

Jokowi mengumumkan kabinetnya terdiri atas<br />

34 kementerian: 18 menteri dari profesional<br />

murni, sedangkan 16 menteri dari partai politik.<br />

Jokowi menyebut menteri dari parpol itu dengan<br />

istilah “profesional partai”.<br />

Enam belas jatah menteri itu diberikan kepada<br />

parpol pendukung, yaitu PDI Perjuangan,<br />

Partai Kebangkitan Bangsa, Hanura, dan<br />

NasDem, serta dua kursi untuk parpol peserta<br />

Koalisi Merah Putih yang akan bergabung.<br />

Keberadaan menteri dari parpol, yang perbandingannya<br />

hampir separuh , ini menuai<br />

kritik keras. Menteri parpol masih menjadi<br />

momok bagi pemberantasan korupsi.<br />

Selama pemerintahan Presiden Susilo Bambang<br />

Yudho yono, tidak sedikit menteri dari<br />

parpol yang terseret kasus korupsi.<br />

Megaskandal kasus Hambalang, misalnya,<br />

menyeret Menpora saat itu, Andi Mallarangeng.<br />

Badan Pemeriksa Keuang an mencatat<br />

korupsi Hambalang merugikan negara hingga<br />

Rp 463 miliar.<br />

Mantan juru bicara Presiden Susilo Bambang<br />

Yudhoyono itu divonis penjara 4 tahun pada<br />

Juli 2014. Kasus ini banyak menye ret kader<br />

Demokrat lainnya. Sebut saja mantan Bendahara<br />

Umum Demokrat M. Na zaruddin, Angelina<br />

Sondakh dan anggota Fraksi Demokrat<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


FOKUS<br />

Ferry Mursyidan Baldan dan<br />

Eva Kusuma Sundari<br />

DETIKCOM<br />

Ignatius Mulyono. Kini mantan Ketua Umum<br />

Anas Urbaningrum masih disidang.<br />

Selain Andi, menteri yang terseret kasus korupsi<br />

adalah Suryadharma Ali. Ia menjadi tersangka<br />

kasus dugaan penggelembungan dana<br />

penyelenggaraan ibadah haji 2012-2013.<br />

Selain mark-up, pemondokan, dan transportasi<br />

haji, Sur yadharma dituding memanfaatkan<br />

kuota ONH Plus milik calon jemaah haji untuk<br />

menghajikan kerabat dan pengurus Partai Persatuan<br />

Pembangunan.<br />

Kemudian, belum lama ini Menteri Energi<br />

dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik juga<br />

ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi<br />

Pemberantasan Korupsi. Sekretaris Dewan<br />

Pembina Demokrat itu diduga melakukan<br />

pemerasan untuk tambahan dana operasional<br />

menteri. Jumlahnya nyaris mencapai Rp 10 miliar<br />

sepanjang 2011-2013.<br />

Menteri parpol memang lebih berpotensi<br />

melakukan korupsi dibanding menteri profesional.<br />

Koordinator Indonesia Corruption<br />

Watch Ade Irawan menilai setidaknya ada tiga<br />

faktor yang menjadi penyebabnya.<br />

Pertama, penunjukan menteri parpol sering<br />

tidak berdasarkan pada kompetensi, melainkan<br />

lebih pada balas jasa atas pemenangan seorang<br />

calon presiden. “Jadi (jabatan) diberikan<br />

sebagai hadiah saja,” ujar Ade.<br />

Kedua, menteri parpol cenderung berani<br />

korupsi karena ia mendapatkan tekanan tinggi<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


FOKUS<br />

Pengunjuk rasa yang tergabung<br />

dalam Laskar Anti-Korupsi<br />

melakukan aksi di depan<br />

gedung KPK, Jakarta, tahun<br />

lalu. Aksi tersebut digelar<br />

dalam rangka memperingati<br />

Hari Antikorupsi Internasional.<br />

ANTARA FOTO<br />

untuk menghidupi partainya. Sudah menjadi<br />

rahasia umum bahwa kementerian saat ini<br />

menjadi sumber logistik bagi partai politik.<br />

Ketiga, menteri parpol terlibat korupsi karena<br />

ia membuka pintu bagi pihak yang mencari<br />

untung di kementerian. Orang-orang itu bisa<br />

rekan separtai maupun pihak lain yang mengincar<br />

proyek-proyek besar di kementerian.<br />

Ade mengungkap ada korupsi bentuk lain<br />

yang sangat halus dilakukan oleh menteri dari<br />

parpol. Para menteri parpol itu membuat program-program<br />

yang hanya ditujukan kepada<br />

konstituen mereka sendiri.<br />

Praktek kurang baik lain yang dilakukan menteri<br />

dari parpol adalah membawa orang-orang<br />

dekat atau simpatisan untuk menjadi staf di<br />

kementerian. Pada akhirnya, mereka menjadi<br />

broker dengan rekanan proyek kementerian.<br />

“Tapi saya tidak mengatakan orang parpol<br />

tak boleh jadi menteri,” tutur Ade.<br />

Ade menyarankan agar menteri Jokowi-JK<br />

yang berasal dari parpol melepaskan jabatan<br />

di partainya. Gunanya untuk memutus relasi<br />

korupsi. Selain itu agar seleksi menteri parpol<br />

dilakukan lebih ketat lagi.<br />

Jokowi awalnya ingin menteri yang ditunjuk<br />

harus bebas dari parpol agar fokus bekerja.<br />

Namun belakangan ia berubah pikiran. “Dalam<br />

UUD, parpol itu inkubator pe mimpin Indonesia,”<br />

kata Deputi Kantor Transisi Jokowi-JK, Andi<br />

Widjajanto.<br />

Mantan dosen politik Universitas Indonesia<br />

ini mengatakan Jokowi akan membentuk se-<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


FOKUS<br />

Sejumlah menteri Kabinet<br />

Indonesia Bersatu II berbincang<br />

sebelum rapat paripurna<br />

kabinet di kantor Presiden,<br />

Jakarta, April lalu.<br />

ANTARA FOTO<br />

buah rezim antikorupsi. Menteri-menteri akan<br />

diseleksi dengan ketat. Jokowi akan meminta<br />

bantuan KPK serta Pusat Pelaporan dan Analisis<br />

Transaksi Keuangan (PPATK) untuk memeriksa<br />

integritas para kandidat.<br />

Aspek-aspek yang dinilai KPK dan PPATK<br />

cukup banyak. Misalnya gaya hidup. Kalau ada<br />

yang tidak sesuai dengan konsep rezim antikorupsi,<br />

kandidat akan langsung dicoret dari<br />

nominasi. “Pak Jokowi akan meng-cut,” ujar<br />

Andi.<br />

Pada saat kabinet sudah bekerja, Jokowi<br />

tetap menggandeng kedua lembaga itu untuk<br />

melakukan pengawalan. Mi salnya dengan<br />

meminta pelaporan harta kekayaan menteri<br />

secara lebih sering. “Tidak setahun-dua tahun,<br />

kalau mau tiga bulan, ya tiga bulan,”<br />

kata Andi.<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


FOKUS<br />

Jusuf Kalla menjamin<br />

menteri-menteri dari parpol<br />

tidak akan ditempatkan di<br />

kementerian yang rawan<br />

korupsi.<br />

Jusuf Kalla menjamin menteri-menteri dari<br />

parpol tidak akan ditempatkan di kementerian<br />

yang rawan korupsi.<br />

Kementerian Pertanian dan ESDM, yang<br />

pada zaman Pre siden Susilo Bambang Yudhoyono<br />

diisi menteri parpol, akan diganti oleh<br />

profesional murni. “Supaya tidak ada ‘gerbong’<br />

masuk di situ,” kata JK.<br />

Kementerian Pertanian sebelumnya terkena<br />

skandal korupsi impor daging sapi,<br />

yang lantas menjadikan Presiden<br />

Partai Keadilan Sejahtera Luthfi<br />

Hasan Ishaaq divonis 18 tahun<br />

penjara.<br />

Kalangan pasar rupanya juga<br />

menginginkan sektor-sektor<br />

ekonomi, seperti Kementerian<br />

Pertanian dan ESDM, dijauhkan dari tangantangan<br />

partai politik. Campur tangan kepentingan<br />

parpol membuat kinerja kementeriankementerian<br />

tersebut tidak bagus.<br />

“Itu yang paling ditunggu oleh para pelaku<br />

pasar,” kata Norico Gaman, Kepala Riset BNI<br />

Securities.<br />

Menurut Norico, sebetulnya pasar masih<br />

kurang puas dengan perban dingan komposisi<br />

menteri profesional dan parpol 18:16. Sebab,<br />

perbedaannya cuma 50 persen lebih sedikit.<br />

“Profesional harusnya 60-70 persen,” imbuhnya.<br />

PKB tidak sependapat dengan dikotomi<br />

antara menteri profesional dan parpol. Sebab,<br />

yang paling penting dari menteri itu adalah<br />

leadership-nya. Bagaimana menteri mampu<br />

menyelesaikan masalah, dan tahu kapan harus<br />

bertangan besi dan merangkul orang.<br />

“Yang nonpartai yang bermasalah integritas<br />

juga banyak, kan” kata politikus PKB Eko<br />

Putro Sandjojo, yang juga menjadi Deputi Tim<br />

Transisi.<br />

Andi menambahkan, Jokowi menggunakan<br />

istilah “profesional partai” karena lebih menekankan<br />

sisi profesional menteri, bukan partai<br />

asal. Sekarang ini menjadi tantangan partai untuk<br />

mengirimkan calon-calon yang betul-betul<br />

profesional.<br />

“Walaupun dikirim orang partai, harus betulbetul<br />

paham, profesional di bidang itu,” tutupnya.<br />

n HANS HENRICUS, BAHTIAR RIFAI, MONIQUE SHINTAMI, ISFARI<br />

HIKMAT, PASTI LIBERTI MAPAPPA, ARYO BHAWONO | IRWAN NUGROHO<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


FOKUS<br />

AZWAR ABUBAKAR:<br />

JANGAN TERPAKU<br />

PADA JUMLAH<br />

MENTERI<br />

PERAMPINGAN KABINET SULIT<br />

BERKURANG DARI 30 KEMENTERIAN.<br />

MENYARANKAN PEMOTONGAN<br />

DIREKTORAT DI DALAM KEMENTERIAN<br />

DAN PENGGABUNGAN INSTANSI BUAT<br />

MEMANGKAS ANGGARAN.<br />

HASAN/DETIKCOM<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


FOKUS<br />

Pasangan presiden-wakil<br />

presiden terpilih, Joko Widodo-<br />

Jusuf Kalla, memberikan<br />

keterangan pers di Kantor<br />

Transisi Jokowi-JK di Jalan<br />

Situbondo Nomor 10,<br />

Menteng, Jakarta Pusat, Senin<br />

(15/9).<br />

WIDODO S. JUSUF/ANTARA FOTO<br />

LOBI Tim Transisi bentukan presiden<br />

terpilih Joko Widodo akhirnya tembus<br />

juga pada Jumat, 12 September 2014.<br />

Setelah diberi lampu hijau oleh Menteri<br />

Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan<br />

Djoko Suyanto, tim yang dipimpin Deputi<br />

Kepala Staf Kantor Transisi Andi Widjajanto itu<br />

bisa menemui Menteri Pendayagunaan Aparatur<br />

Negara dan Reformasi Birokrasi Azwar<br />

Abubakar.<br />

Pertemuan dengan Azwar menjadi penting<br />

karena dia menteri yang mengurusi administrasi<br />

dan kepegawaian ketika Presiden Susilo<br />

Bambang Yudhoyono merombak struktur dan<br />

nomenklatur kabinet pada 2011. Kepada Tim<br />

Transisi, Azwar memberi masukan soal perampingan<br />

kementerian.<br />

Azwar memberi masukan kepada Tim Transisi<br />

agar tidak terpaku pada jumlah menteri, tapi<br />

juga struktur di setiap kementerian. “Seperti<br />

sebuah pohon, apakah cabangnya mau dibuat<br />

tujuh atau dibuat tiga saja. Itu yang menentukan<br />

efisiensi,” ujarnya.<br />

Kepada Isfari Hikmat dari majalah detik,<br />

yang me ng on taknya pada Jumat, 19 September<br />

2014, Azwar menjelaskan isi pertemuannya selama<br />

tiga jam dengan Tim Transisi. Berikut ini<br />

petikan wawancara tersebut.<br />

Anda bertemu dengan Tim Transisi, bukankah<br />

pe rintah Presiden Susilo Bambang<br />

Yudhoyono hanya berkoordinasi dengan<br />

Menko<br />

Kan biasa itu. Sudah ketemu deputi, tapi mau<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


FOKUS<br />

Seperti sebuah<br />

pohon, apakah<br />

cabangnya mau<br />

dibuat tujuh atau<br />

dibuat tiga saja. Itu<br />

yang menentukan<br />

efisiensi.<br />

Azwar Abubakar<br />

HASAN/DETIKCOM<br />

ketemu Menteri PAN. Lalu diatur lewat Menko<br />

Polhukam. Akhirnya kami terima. Kami jarang<br />

gembar-gembor apa yang sudah kami buat,<br />

tapi ini karena Tim Transisi, maka kami ceritakan<br />

apa adanya.<br />

Jadi, masukan kami ini melengkapi bahanbahan<br />

yang ada pada Tim Transisi. Kami kasih<br />

semua data dan rumusnya. Karena komitmen<br />

Pak SBY untuk membantu, maka kami lewat<br />

Polhukam ikut membantu. Terbuka menceritakan,<br />

tidak tertutup, apa adanya. Ini untuk<br />

kepentingan bangsa ke depan.<br />

Benarkah Anda membahas soal struktur<br />

kabinet deng an Tim Transisi<br />

Yang pertama itu membicarakan organisasi,<br />

ini yang terkait struktur kabinet. Tim itu saya<br />

kasih kajian secara keselu ruhan, saya tambah<br />

lagi mengenai audit organisasi. Audit itu ada<br />

dua level, makro dan mikro.<br />

Level makro itu bicara struktur kabinet, tidak<br />

bicara jumlah. Tapi bicara apa yang menjadi kewajiban<br />

pemerintah, baik berasaskan undangundang,<br />

visi-misi presiden, atau situasi sekarang<br />

yang berkembang. Misalnya soal otonomi,<br />

karakter hubungan pusat dengan daerah.<br />

Jadi dibagi menjadi tiga sifat urusan. Ada yang<br />

harus diurus negara, misalnya masalah luar negeri,<br />

keuangan, pertahanan, pertanahan. Ada juga<br />

urusan yang diurus bersama-sama, seperti pendidikan,<br />

itu swasta ikut, pemerintah ikut, daerah<br />

juga ikut.<br />

Apa sempat membahas jumlah kementerian<br />

yang ideal<br />

Dijumlah semua urusan pemerintah itu ada<br />

46. Itulah yang dikelompokkan menjadi fungsifungsi<br />

dalam kabinet. Fungsi-fungsi ini bisa 34<br />

maksimum, bisa 30, terserah. Itu saya serahkan<br />

kepada mereka yang datang. Tapi fungsi ini<br />

harus ada.<br />

Jokowi ingin menggabungkan beberapa<br />

direktorat dan lembaga pemerintah. Apa<br />

pendapat Anda<br />

Yang perlu dicatat, urus an yang terpecah di<br />

antara suatu lembaga diusahakan disatukan.<br />

Didekatkan orang yang mengurusnya. Misalnya<br />

ada satu urusan yang terkait dengan<br />

lima kementerian, kita buat agar lebih sedikit<br />

yang mengurus. Kita buat dua atau tiga agar<br />

lebih fokus. Itulah yang kami berikan.<br />

Itu bicara kabinet secara makro. Tapi juga bi-<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


FOKUS<br />

Sejumlah pegawai negeri<br />

sipil antre menerima surat<br />

keputusan kenaikan pangkat<br />

di halaman kantor Badan<br />

Kepegawaian Daerah,<br />

Pendidikan, dan Pelatihan<br />

Kabupaten Madiun, Jawa<br />

Timur, April lalu.<br />

SISWOWIDODO/ANTARA FOTO<br />

cara soal mikro, seperti sebuah pohon, apakah<br />

cabangnya mau dibuat tujuh atau dibuat tiga<br />

saja. Itu yang menentukan efisiensi.<br />

Sering kita dengar petani memotong ranting<br />

agar buahnya lebih banyak. Artinya, orang<br />

jangan terpaut oleh jumlah menteri saja, tapi<br />

setiap menteri itu harus diatur fungsi-fungsinya.<br />

Tim Transisi menyatakan perombakan<br />

struktur kabinet bisa memangkas anggaran....<br />

Belanja IT itu hampir Rp 10 triliun setahun.<br />

Berdasarkan kajian, itu untuk macam-macam,<br />

tapi masih terpisah-pisah. Makanya, bagaimana<br />

agar kita gabung, misalnya antara Kementerian<br />

Dalam Negeri dan kepolisian.<br />

Jadi kita sedang membangun sistem IT dengan<br />

tiga pendekatan utama. Antara government<br />

to government untuk sharing data, tapi<br />

harus aman. Kemudian antara government to<br />

business, misalnya single window di Tanjung<br />

Priok untuk melihat list apa yang bisa diekspor,<br />

belanjanya juga dengan e-account.<br />

Ada juga government to community, misalnya<br />

ada orang yang minta surat apa, bisa melalui<br />

online. Misalnya SKCK itu bisa lewat online saja.<br />

Belakangan, wacananya bukan lagi perampingan,<br />

tapi efisiensi anggaran tiap kementerian....<br />

Kami juga bicara bagaimana membuat<br />

penghematan APBN. Kami sudah dua tahun<br />

ini belanja dinas, jadi rapat-rapat di hotel kami<br />

potong itu. Kami potong di kementerian mas-<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


FOKUS<br />

Gabungan guru dan pegawai<br />

honorer melakukan aksi di<br />

depan Istana Merdeka, Jakarta<br />

Pusat, Mei lalu.<br />

FANNY OCTAVIANUS/ANTARA FOTO<br />

ing-masing, tapi kan tertutup, dari saya ke BPKP<br />

mengevaluasi, lalu laporannya kami berikan ke<br />

masing-ma sing menterinya. Itu bisa diteruskan<br />

lagi ke depan.<br />

Penghematan itu bisa dipakai buat kesejahteraan<br />

PNS. Ke sejahteraannya itu bukan pada gaji<br />

pokok, tapi pada tunjang an kinerja. Ada kinerja<br />

organisasi dan juga kinerja individu. Dibayarnya<br />

bukan dari APBN, tapi dari hasil penghematannya.<br />

Belanja rutin, seperti gaji dan tunjangan,<br />

itu selalu dikritik membebani anggaran karena<br />

jumlah pegawai negeri yang terlalu<br />

besar. Apa ini dibahas dengan Tim Transisi<br />

Kami membahas tentang reformasi birokrasi<br />

secara keseluruhan, analisis kebutuhan,<br />

menghitung apa yang lebih, jadi kita tidak<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


FOKUS<br />

Sejumlah tenaga honorer<br />

mengikuti tes CPNS kategori<br />

2 yang dilaksanakan secara<br />

serentak di lokasi ujian SMP<br />

Negeri 1 Palu, Sulawesi Tengah,<br />

Minggu (3/11).<br />

BASRI MARZUKI/ANTARA FOTO<br />

sewenang-wenang nambah. Kami juga menjelaskan<br />

bagaimana proses rekrutmen, katakanlah<br />

suatu instansi butuh 100.000 pegawai,<br />

bagaimana cara rekrutmennya. Kita jelaskan,<br />

rekrutmen itu harus bebas KKN. Dalam tiga<br />

tahun ini berkembang, pakai komputer. Itu<br />

berhemat banget.<br />

Kami juga menghitung jumlah kebutuhan,<br />

rekrutmen, dan promosi terbuka. Selanjutnya,<br />

soal peningkatan kompetensi Pegawai Negeri<br />

Sipil, ini terkait bagaimana meningkatkan<br />

SDM di bidang masing-masing. Ini yang masih<br />

kurang, masih perlu bekerja keras saya katakan.<br />

Jokowi sering membuat soal lelang<br />

jabatan, bagaimana gaya dia itu bisa masuk<br />

dengan reformasi birokrasi<br />

Kami ceritakan juga soal promosi terbuka.<br />

Sesuai aturan Undang-Undang Aparatur Sipil<br />

Negara, sudah ada Januari lalu, kita tunggu<br />

peraturan pemerintah. Nanti dari pusat sampai<br />

daerah itu harus ada promosi terbuka. Seperti<br />

lelang jabatanlah.<br />

Masukan lainnya yang Anda berikan kepada<br />

Tim Transisi<br />

Ada tambahan, bagaimana membangun perencanaan<br />

yang baik. Kedua, kementerian itu<br />

alat untuk pelaksana, tapi ingat, pelaksanaan itu<br />

bukan hanya di pemerintah pusat, tapi juga ada<br />

di daerah.<br />

Ketiga, itu adalah pengawasan yang ada.<br />

Konsep peng awasan disatukan di BPKP sehingga<br />

lebih kompeten dan independen. Punya<br />

kemampuan audit kinerja dan keuang an<br />

sekaligus. ■ ISFARI HIKMAT | OKTA WIGUNA<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


GAYA HIDUP<br />

Dari Pasar Jadi<br />

Barista Andal<br />

KOPI ENAK BUKAN HANYA SOAL BIJI KOPINYA.<br />

BARISTA YANG MUMPUNI JUGA MENJADI FAKTOR<br />

PALING MENENTUKAN.<br />

FOTO: THINKSTOCK<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


GAYA HIDUP<br />

KOPI menjadi minuman andalan<br />

banyak orang. Nongkrong<br />

rasanya kurang pas kalau tak<br />

ditemani secangkir kopi di atas<br />

meja.<br />

Dulu kopi dinikmati di warung-warung<br />

dengan teknik pembuatan ala kadarnya,<br />

tapi kini lebih canggih. Metode pembuatan<br />

secangkir kopi pun makin “rumit”.<br />

Selain kualitas biji kopi, kemampuan para<br />

barista (peracik kopi) sangat menentukan<br />

enak-tidaknya secangkir kopi. Salah sedikit<br />

saja, bisa-bisa hilang kenikmatan kopi.<br />

Profesi barista kini tak bisa dipandang<br />

sebelah mata. Mereka yang terbukti mumpuni<br />

menghasilkan secangkir kopi nikmat akan<br />

digaji mahal oleh kafe-kafe, bahkan hotel<br />

bintang lima.<br />

Pekerjaan yang menggiurkan, bukan Tapi<br />

menjadi barista andal tentu tak mudah.<br />

Dibutuhkan pelatihan intensif sekaligus jam<br />

terbang yang tidak sebentar.<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


GAYA HIDUP<br />

Namun kini kepiawaian<br />

meracik kopi tak cuma demi<br />

profesi. Banyak orang yang<br />

tertarik mengikuti kursus<br />

barista hanya untuk<br />

memenuhi gaya hidup.<br />

“Kalau di rumah lagi<br />

ada teman datang, saya<br />

bisa bikin kopi yang enak,<br />

kan keren,” ujar Dimas,<br />

seorang karyawan swasta yang tertarik<br />

menjajal kursus barista.<br />

Di Jakarta, ada satu tempat kursus barista<br />

yang lagi nge-hip. Namanya ABCD, kependekan<br />

dari A Bunch of Caffeine Dealers. Lokasinya<br />

di lantai dua Pasar Santa, Jakarta Selatan.<br />

Di pasar Yup, benar sekali. Tempat kursus<br />

menjadi barista ini memang menempati salah<br />

satu kios di Pasar Santa. Kumuh Wah, salah<br />

banget.<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


GAYA HIDUP<br />

GETTYIMAGES<br />

ABCD memang benar-benar menempati<br />

kios pasar. Tapi alat-alat dan perlengkapan<br />

untuk belajar membuat kopi di sini<br />

sangat modern. Up to date-lah.<br />

ABCD didirikan oleh Hendri<br />

Kurniawan, seorang konsultan berbagai<br />

kedai kopi tenar di Indonesia, seperti<br />

Rumah Kopi, Sabang 16, Lante Satu, dan<br />

1/15.<br />

Sebagai juri kejuaraan barista tingkat dunia,<br />

kemampuan Hendri soal kopi tentu tak perlu<br />

diragukan lagi. Jadi tak salah jika banyak orang<br />

berguru soal meracik kopi kepadanya.<br />

Kios mungil di pojokan Pasar Santa<br />

ini sejatinya dulu hanya tempat Hendri<br />

“bersembunyi”. Saat membutuhkan tempat<br />

untuk mengerjakan berbagai proyek, Hendri<br />

selalu ke sini.<br />

Lama-lama, banyak orang tahu tentang<br />

tempat ini. Hendri pun akhirnya menjadikan<br />

kios itu sebagai tempat bagi orang-orang<br />

yang ingin serius belajar membuat kopi.<br />

Murid-murid Hendri bahkan tak cuma<br />

mereka yang pemula. Ada juga murid yang<br />

sehari-hari berprofesi sebagai konsultan food<br />

& beverage profesional.<br />

“Mereka yang belajar jadi barista tapi enggak<br />

punya alatnya, ya boleh belajar di sini,” ujar<br />

lelaki yang akrab disapa Uncle Phat ini.<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


GAYA HIDUP<br />

Ruangan di kios ABCD memang tidak luas.<br />

Namun penataannya sangat profesional.<br />

Standar susunan alat peracik kopi serta<br />

letaknya disesuaikan dengan kejuaraan barista<br />

internasional.<br />

“Jadi mereka yang berlatih untuk kejuaraan<br />

nantinya tidak merasa canggung,” kata Ve<br />

Handojo, rekan Hendri.<br />

Seluruh peralatan yang disediakan boleh<br />

dipakai murid secara maksimal. Kalau hanya<br />

teori tanpa praktek, tidak akan menghasilkan<br />

apa-apa.<br />

“Jadi barista andal itu ya terus-menerus belajar<br />

dan melayani tamu. Nanti kemampuannya<br />

pasti meningkat,” ujar Hendri.<br />

Setiap kelas hanya diisi dua sampai tiga<br />

murid. Eksklusif. Dimulai dengan satu jam teori<br />

setiap sesi dan sisanya dimanfaatkan untuk<br />

praktek langsung.<br />

Kelas dibuka Senin sampai Jumat. Kalaupun<br />

pendaftarnya cuma dua orang, kelas barista ini<br />

akan tetap dijalankan. “Berapa pun muridnya,<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


GAYA HIDUP<br />

ya kita jalan saja,” ujar Ve.<br />

Awalnya Ve mengaku tidak yakin kelas<br />

barista ini mampu menarik perhatian banyak<br />

calon barista. Maklum saja, lokasinya berada<br />

di pasar yang sempit dan terkesan kumuh.<br />

“Ternyata responsnya bagus sekali. Kelas<br />

kita sampai Oktober sudah full,” ujar Ve.<br />

Coffee Shop<br />

Hari Senin sampai Jumat, ABCD memang<br />

penuh dengan barista yang belajar, tapi di<br />

akhir pekan berubah fungsi jadi coffee shop.<br />

Uniknya, harga secangkir kopi di sini<br />

tak ditentukan. Setiap tamu bisa memberi<br />

“harga” sendiri-sendiri dan memasukkan ke<br />

dalam tempat uang yang telah disediakan.<br />

Tapi jangan datang terlalu malam, ya. Sebab,<br />

biasanya orang yang datang untuk mencicip<br />

kopi cukup banyak. “Biasanya sebelum pukul<br />

19.00 WIB sudah habis kopinya,” ujar Ve.<br />

Hmm, mampir, yuk! n MELISA MAILOA | KEN YUNITA<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


KULINER<br />

BOSAN<br />

KULINERAN<br />

DI KAFE ATAU<br />

RESTORAN COBALAH<br />

KE PASAR SANTA.<br />

DIJAMIN SERU!<br />

DI POJOKAN<br />

PASAR<br />

SANTA<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


KULINER<br />

ETELAH melewati perdebatan<br />

yang panjang, akhirnya saya<br />

mengiyakan ajakan seorang teman<br />

untuk menghabiskan malam<br />

Minggu di Pasar Santa.<br />

Lagi pula sebenarnya saya sudah bosan dengan<br />

mal maupun tempat hangout lain yang<br />

lazim didatangi jika akhir pekan tiba. “Enggak<br />

ada salahnya menjajal tempat baru,” ujar saya<br />

dalam hati.<br />

Letak Pasar Santa agak tersembunyi, tepatnya<br />

di belakang toko-toko di Jalan Cipaku, Jakarta<br />

Selatan. Buat yang baru pertama kali datang,<br />

pasar ini mungkin agak susah dicari.<br />

Tapi, asalkan tahu patokannya, mencari keberadaan<br />

Pasar Santa tidak susah. Tinggal<br />

mencari plang “Santa Modern Market” di kiri<br />

jalan, ada gang kecil, silakan masuk.<br />

Dari kejauhan, Anda sudah bisa melihat bangunan<br />

bercat hijau itu. Jangan kaget kalau dari<br />

luar pasar ini tampak gelap dan sepi di malam<br />

hari.<br />

Silakan melipir ke lantai dua lewat tangga.<br />

Nah, di situlah “kehidupan malam” Pasar Santa<br />

akan terlihat. Memang sih, banyak kios yang<br />

masih kosong.<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


KULINER<br />

Tapi di pojokan ada “segerombolan” kios makanan<br />

unik yang dijejali pengunjung. Bahkan<br />

antrean pengunjung mengular di beberapa<br />

kios.<br />

Hmm, apa yang bikin tempat ini penuh<br />

pengunjung, ya Padahal tak ada fasilitas wah,<br />

seperti AC, Wi-Fi, atau sofa-sofa empuk khas<br />

kafe di mal. Tapi banyak pengunjung yang rela<br />

berlama-lama nongkrong.<br />

Kuliner khas Pasar Santa melambung seiring<br />

dengan kepopuleran A Bunch of Caffeine<br />

Dealers atau yang lebih dikenal dengan ABCD<br />

Coffee.<br />

Pada akhir pekan, kedai kopi nonkomersial<br />

ini memang selalu ramai pengunjung.<br />

Kios yang didirikan Ve Handojo ini menyediakan<br />

aneka kopi lokal hingga kopi-kopi yang<br />

pernah menang dalam kejuaraan kopi internasional,<br />

di antaranya kopi Geisha Panama, kopi<br />

Maruyama Jepang, Five Senses Australia, dan<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


KULINER<br />

kopi Brasil. Kadang ada kreasi<br />

terbaru dari para baristanya.<br />

ABCD Coffee tidak memiliki daftar menu.<br />

Jadi silakan sampaikan jenis kopi yang paling<br />

disukai, barista di sana akan merekomendasikan<br />

kopi yang paling sesuai dengan selera pengunjung.<br />

Karena saya tidak terlalu menyukai kopi yang<br />

pekat rasanya, saya memesan kopi latte. Tidak<br />

perlu menunggu terlalu lama, nama saya dipanggil<br />

oleh barista yang meracik kopi.<br />

Tampilannya tidak jauh berbeda dengan<br />

kopi pada umumnya. Hanya, kopi ini disajikan<br />

dalam cangkir plastik berukuran mini. Aroma<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


KULINER<br />

kopi yang kuat langsung menggoda saya untuk<br />

segera menyeruput.<br />

“Ini kualitasnya termasuk yang premium,”<br />

ujar Ve, yang kebetulan berada<br />

di kiosnya.<br />

Kopinya yang lembut di<br />

lidah bercampur dengan<br />

gurihnya susu. Kopi ini tidak<br />

ditambahi gula, jadi rasanya<br />

tidak manis, tidak juga pahit.<br />

Saya sangat menikmati<br />

setiap tegukan dari latte<br />

ini. Nah, salah satu yang<br />

unik dari ABCD Coffee<br />

adalah sistem pembayaran<br />

yang disebut<br />

appreciation can.<br />

Jadi uang untuk membayar<br />

dimasukkan ke<br />

kaleng merah. Jumlah<br />

uangnya memang tidak<br />

ditentukan, tapi bukan<br />

berarti suka-suka<br />

Anda.<br />

Besarannya diukur dari apresiasi terhadap<br />

kopi yang baru saja dinikmati. Hmmm, kira-kira<br />

saya harus bayar berapa, ya Bingung juga, hehe-he....<br />

Puas menikmati kopi, saya tergoda untuk mengunjungi<br />

kios mi yang letaknya persis di sebelah<br />

ABCD Coffee. Mie Chino namanya. Kedai ini<br />

diprakarsai seorang koki muda Indonesia yang<br />

baru kembali dari Melbourne, Australia.<br />

Saya memilih duduk di counter kecil yang<br />

berhadapan dengan dapur si koki dan langsung<br />

memesan satu porsi mi seharga Rp 15 ribu.<br />

Dengan cekatan, si koki langsung menyiapkan<br />

pesanan saya.<br />

Dan tahu-tahu, semangkuk mi dengan asap<br />

mengepul sudah terhidang di meja saya. Mie<br />

Chino dihidangkan dalam sebuah mangkuk<br />

putih berukuran sedang. Di atasnya ditaburi<br />

topping sayur, potongan daging ayam, jamur<br />

dan daun bawang.<br />

Ukuran mi di sini terlihat lebih tebal ketimbang<br />

mi pada umumnya.<br />

Minyak yang melumuri mi keriting ini membuatnya<br />

terasa lebih gurih dan nikmat. Makin<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


KULINER<br />

enak ketika diguyur dengan<br />

sambal dan sari kuah ayam dengan<br />

rasa khas. Sikat!<br />

Setelah menghabiskan mi, saya kembali berkeliling<br />

dan menemukan satu kios sederhana<br />

bertulisan “Ketan Pasar”. Tapi antrean pengunjungnya,<br />

waduh, bikin saya nyaris balik kanan.<br />

Karena penasaran, saya pun ikut antre. Ternyata,<br />

tak terlalu lama menunggu, giliran saya<br />

tiba. Saya memesan satu porsi ketan seharga<br />

Rp 5.000 beserta topping berupa kelapa susu<br />

wijen seharga Rp 2.000.<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


KULINER<br />

Teman saya memesan ketan<br />

dengan tambahan topping mangga,<br />

yang masing-masing dihargai<br />

Rp 5.000. Satu porsi ketan ini dihidangkan<br />

di atas piring plastik kecil<br />

beralas daun pisang.<br />

Ketan pesanan saya ini dihiasi<br />

serutan kelapa putih dan wijen.<br />

Di setiap suapannya, saya merasakan<br />

sensasi rasa gurih-manis<br />

yang seolah melumer dari<br />

dalam ketan. Enak!<br />

Ketan pesanan teman saya<br />

ini terlihat lebih berwarna dengan<br />

adanya potongan mangga.<br />

Rasa ketannya sedikit<br />

gurih dan sisanya didominasi<br />

oleh rasa mangga yang asam dan manis.<br />

Teman saya sangat lahap menikmati ketan<br />

mangganya itu. Karena kepingin, saya pun<br />

mencoel sedikit untuk mencicipi. Hmmm,<br />

rasanya ternyata memang enak.<br />

Untuk menyegarkan mulut, saya bergeser ke<br />

kios Bear & Co di seberang Ketan Pasar. Kios<br />

milik John Estey ini menyajikan kopi dan teh<br />

dingin yang dituang dari keran besar semacam<br />

bir Guinness.<br />

Saya memesan Nitro Cold Brew Coffee, sementara<br />

teman saya memesan Polar Bear Cold<br />

Brew Tea dengan harga masing-masing Rp 30<br />

ribu. Kedua pesanan kami dituang dalam gelas<br />

kaca panjang.<br />

Tampilan Nitro Cold Brew Coffee hitam pekat<br />

seperti kopi hitam, sedangkan Polar Bear Cold<br />

Brew Tea berwarna cokelat seperti teh susu.<br />

Nitro Cold Brew Coffee, yang “diinfus” dengan<br />

nitrogen, menghasilkan rasa kopi cair yang<br />

agak pahit dan berkarbonasi, seperti soda.<br />

Awalnya agak terasa aneh di lidah, lama-lama<br />

aroma kopi soda dengan rasa pahit dan dingin<br />

yang menyegarkan ini jadi biasa di lidah saya.<br />

Polar Bear Cold Brew Tea rasanya mirip.<br />

Hanya, aroma teh harum yang bercampur rasa<br />

susu membuat minuman ini terasa lebih spesial<br />

dan tidak terlalu pahit. Benar-benar unik. n<br />

MELISA MAILOA | KEN YUNITA<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


WISATA<br />

PENASARAN DENGAN<br />

CITY TOUR BUS<br />

WARGA JAKARTA DAN PARA TURIS<br />

ANTUSIAS DENGAN KEBERADAAN CITY<br />

TOUR BUS. SAYANG, JUMLAHNYA MASIH<br />

TERBATAS SEHINGGA PENUMPANG<br />

KESULITAN MENDAPAT TEMPAT DUDUK.<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


WISATA<br />

KEBERADAAN city tour bus di<br />

Jakarta menjadi pilihan baru bagi<br />

warga Jakarta untuk menghabiskan<br />

akhir pekan. Meski kini jumlah bus<br />

masih terbatas, antusiasme warga cukup luar<br />

biasa.<br />

Bahkan, di hari libur dan akhir pekan, wisata<br />

keliling kota dengan naik bus tingkat ber-AC<br />

ini kerap dijejali peserta. Antrean panjang<br />

sering terlihat di halte-halte pemberhentian<br />

bus ini.<br />

Bukan cuma warga Jakarta, warga dari<br />

sejumlah kota di sekitar Ibu Kota juga rela<br />

datang untuk menjajal city tour bus. Sejumlah<br />

wisatawan luar negeri juga terlihat antre.<br />

“Saya melihat soal city tour bus ini dari<br />

brosur wisata dan ingin mencoba,” ujar Jhon,<br />

seorang wisatawan asal Thailand, yang ingin<br />

melihat-lihat Kota Jakarta di sore hari itu.<br />

Saya juga, seperti Jhon, ingin mencoba<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


WISATA<br />

AGUNG/DETIKCOM<br />

HASAN/DETIKCOM<br />

naik city tour bus. Saya bersama empat rekan<br />

memutuskan naik dari halte di depan gedung<br />

Sapta Pesona, Jakarta, sekitar pukul 14.00<br />

WIB.<br />

Karena city tour bus ini masih gratis, saya<br />

tidak perlu membeli tiket apa pun. Tinggal<br />

menunggu bus datang di halte yang telah<br />

ditentukan, lalu naik. Gampang. Pikir saya.<br />

Setelah antre sekitar 15 menit, bus yang kami<br />

tunggu-tunggu tiba juga. Ah, ini dia. Saya pun<br />

bersiap-siap naik. Tapi, begitu bus tiba di depan<br />

saya, seorang petugas menginformasikan<br />

bahwa tempat duduk yang tersedia hanya<br />

dua.<br />

“Hanya dua yang bisa naik, penuh,” kata<br />

petugas laki-laki itu ramah.<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


WISATA<br />

HASAN/DETIKCOM<br />

AGUNG/DETIKCOM<br />

Sekitar 10 orang yang saat itu antre cuma<br />

melongo. Rombongan saya lima orang,<br />

sedangkan Jhon dan teman-temannya ada 5<br />

orang juga. Saya dan Jhon memutuskan tidak<br />

naik.<br />

“We want to stick all together,” ujar Jhon<br />

tersenyum.<br />

Lima belas menit setelah itu, satu bus wisata<br />

kembali tiba di halte tempat saya menunggu.<br />

Tapi lagi-lagi bus itu penuh. Cuma tersisa satu<br />

tempat duduk yang tersedia.<br />

Jhon dan teman-temannya sudah terlihat<br />

tidak sabar. Mereka pun memutuskan “cabut”<br />

dari halte dan memilih naik taksi. “We give up,”<br />

ujar seorang rekan Jhon sambil melambaikan<br />

tangan ke arah saya.<br />

Beberapa bus berlalu setelah itu. Saya dan<br />

teman-teman saya tak juga dapat tempat.<br />

Saya sampai bertanya ke salah satu petugas<br />

bus, apakah ada halte transit tempat semua<br />

penumpang turun sehingga rombongan saya<br />

bisa mendapat tempat duduk<br />

Namun, menurut petugas itu, halte transit<br />

untuk bus wisata tidak ada. Jadi, penumpang<br />

boleh bebas naik dan turun di halte-halte<br />

yang telah ditentukan. Hal ini sering membuat<br />

rombongan kesulitan mendapat tempat<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


WISATA<br />

AGUNG/DETIKCOM<br />

duduk.<br />

Akhirnya rombongan saya dipecah menjadi<br />

dua agar bisa naik bus. Dua orang naik duluan,<br />

sisanya di bus berikutnya. Yang penting<br />

merasakan naik bus wisata meski terpisahpisah,<br />

he-he-he....<br />

Dari Halte Sapta Pesona, bus wisata yang<br />

saya tumpangi meluncur ke arah Bundaran<br />

Hotel Indonesia lewat jalur reguler (bukan<br />

busway). Karena hari sudah sore, Jalan Thamrin<br />

macet.<br />

Tapi, karena saya duduk di lantai dua,<br />

pemandangan Jakarta sore itu jadi agak<br />

berbeda. Kemacetan yang mengular panjang<br />

plus gedung-gedung pencakar langit jadi<br />

terlihat menakjubkan di mata saya.<br />

Sampai di Bundaran HI, bus berputar balik<br />

ke arah Harmoni. Ke depan, bus wisata ini<br />

akan mengantarkan wisatawan sampai Kota<br />

Tua. Tapi sampai saat ini bus hanya berjalan<br />

sampai Harmoni.<br />

Jadi, kalau wisatawan ingin pergi ke Kota Tua,<br />

harus “nyambung” dengan busway menuju<br />

Halte Kota Tua. Tiketnya Rp 3.500 saja. Hmm,<br />

agak merepotkan, ya, harus turun-naik bus<br />

begitu.<br />

Padahal Kota Tua adalah salah satu tujuan<br />

wisata paling ramai dikunjungi, khususnya oleh<br />

HERIANTO/DETIKCOM<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


WISATA<br />

AGUNG/DETIKCOM<br />

anak muda. Turis asing juga sangat menyukai<br />

tempat yang dipenuhi bangunan-bangunan<br />

zaman dulu ini.<br />

Pada malam hari, kawasan ini selalu penuh<br />

pengunjung, khususnya di sekitar Museum<br />

Sejarah Jakarta (dulu Museum Fatahillah). Ada<br />

yang sekadar jalan-jalan, cuci mata, ada juga<br />

yang datang untuk berbelanja.<br />

Di lapangan yang cukup besar ini memang<br />

kerap diselenggarakan kegiatan, mulai<br />

panggung hiburan, musik, hingga pertunjukan<br />

film. Ada juga atraksi seniman lokal yang unik.<br />

Para pengunjung bisa berfoto bersama orang<br />

yang melumuri seluruh badannya dengan cat<br />

berwarna gold. Ada juga pertunjukan ilusi<br />

atau sulap yang cukup menghibur.<br />

Di sini juga ada penjaja game unik dengan<br />

hadiah yang wow. Misalnya saja game<br />

mengangkat botol dengan tali bertarif Rp<br />

5.000, hadiahnya handphone, lo. Berani coba<br />

Pengunjung juga bisa berfoto dengan latar<br />

mobil-mobil tua yang unik. Tapi tarifnya Rp<br />

35 ribu, hanya untuk mengambil latar mobilmobil<br />

itu. Cukup mahal, ya.<br />

Jalan-jalan saya sore itu ditutup dengan<br />

kerak telor yang dijual abang-abang di pinggir<br />

jalan. Seporsi jajanan khas Betawi ini dihargai<br />

Rp 20 ribu. Hmm, lumayan mengenyangkan<br />

untuk dinikmati berdua. Nyam! n<br />

KEN YUNITA<br />

MAJALAH DETIK 22 28 SEPTEMBER 2014<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


EKONOMI<br />

TINGGAL SELANGKAH<br />

BAILOUT CENTURY SELESAI<br />

PERUSAHAAN INVESTASI J TRUST<br />

DARI JEPANG TINGGAL SELANGKAH<br />

JADI PEMILIK BARU BANK MUTIARA<br />

(EKS BANK CENTURY). HARGA<br />

KEMUNGKINAN DI BAWAH NILAI<br />

BAILOUT.<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


EKONOMI<br />

ENAM ruangan disiapkan khusus di<br />

kantor Bank Mutiara di Jalan Jenderal<br />

Sudirman, Jakarta Pusat, selama tiga<br />

bulan hingga Agustus. Urusannya<br />

memang serius, sehingga Lembaga Penjamin<br />

Simpanan (LPS), pemilik sementara eks Bank<br />

Century itu, menyiapkan enam ruangan tersebut.<br />

Setiap ruangan berisi satu tim. Tiap tim bertugas<br />

menelaah satu investor yang siap mengambil<br />

alih Bank Mutiara dari LPS. Dari penyaringan<br />

di enam ruangan itu, LPS sudah me netapkan<br />

Transaksi ini tidak masuk dari pembatasan 40<br />

persen kepemilikan bank komersial oleh asing.<br />

Nobuyoshi Fujisawa<br />

CEO J Trust<br />

KIYOSHI OTA/GETTY IMAGES<br />

satu pemenang, yakni J Trust Co Ltd. “Dia memberikan<br />

penawaran yang terbaik, harganya juga<br />

terbaik,” ujar Sekretaris Perusahaan LPS Samsu<br />

Adi Nugroho.<br />

Perusahaan Jepang yang juga memiliki 10<br />

persen saham Bank Mayapada itu menyisihkan<br />

dua investor lokal serta masing-masing satu<br />

investor dari Hong Kong, Malaysia, dan Singapura.<br />

J Trust pun tinggal melewati satu tahap<br />

terakhir untuk mengambil alih Bank Mutiara,<br />

yakni menghadapi Otoritas Jasa Keuangan,<br />

yang akan menggelar uji kepatutan dan kelayakan<br />

kepada mereka.<br />

Berdasarkan informasi di situs resminya,<br />

J Trust merupakan grup usaha Jepang yang<br />

berspesialisasi di bidang keuangan. Operasi<br />

terbesar mereka di Jepang dan Korea Selatan.<br />

Di Jepang, J Trust mengoperasikan perusahaan<br />

penjaminan kredit Nihon Hoshou dan Shinsei<br />

Credia. Sedangkan di Korea Selatan mengendalikan<br />

Chinae Savings Bank dan lembaga pembiayaan<br />

KJI Consumer Finance.<br />

J Trust ingin berinvestasi di Indonesia, negara<br />

yang tumbuh cepat dan penduduknya terbanyak<br />

di Asia Tenggara. Apalagi, menurut J Trust<br />

dalam siaran persnya, “(Kami) sebelumnya telah<br />

beraliansi strategis dengan PT Bank Mayapada.”<br />

Bank Mutiara, dengan aset sekitar Rp 13<br />

triliun, juga memungkinkan J Trust bisa menguasai<br />

penuh bank Indonesia tanpa terkena<br />

aturan pembatasan kepemilikan asing, seperti<br />

jika mereka berinvestasi di bank bukan bailout.<br />

“Transaksi ini tidak masuk dalam pembatasan<br />

40 persen kepemilikan bank komersial oleh as-<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


EKONOMI<br />

Bank Mutiara<br />

RACHMAN/DETIKCOM<br />

ing,” demikian diungkap J Trust.<br />

Saat ini OJK mulai melakukan persiapan.<br />

“Mereka (J Trust) lagi berkomunikasi persisnya<br />

persyaratannya seperti apa. Mereka kan belum<br />

pernah (melakukan) fit and proper test di<br />

Indonesia,” kata komisioner OJK bidang perbankan,<br />

Nelson Tampubolon.<br />

Jika J Trust benar jadi mengambil alih Mutiara,<br />

selesai pula tugas LPS yang panjang dan<br />

melelahkan mengurusi bank yang dulu bernama<br />

Bank Century itu. Sejak 2008 mereka<br />

mengambil alih bank ini dan sudah mengucurkan<br />

dana talang an sampai Rp 7,9 triliun. Kasus<br />

dana talangan ini dipolitisasi begitu kuat sehingga<br />

Sri Mulyani Indrawati sampai mundur<br />

dari kursi menteri dan akhirnya menjadi Man-<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


EKONOMI<br />

aging Director Bank Dunia.<br />

LPS mengucurkan dana talangan dalam dua tahap.<br />

Yang pertama Rp 6,7 triliun dan yang kedua,<br />

tahun lalu, Rp 1,25 triliun. Sejak 2009, LPS menjajakan<br />

Bank Mutiara. Bagi investor asing, membeli<br />

bank yang sedang diselamatkan LPS adalah<br />

satu-satunya kesempatan tidak kenal pembatasan<br />

kepemilikan asing 40 persen, tapi tetap saja para<br />

investor itu enggan. Sebab, harga yang setidaknya<br />

setinggi nilai bailout terlalu tinggi.<br />

Tapi tahun ini berbeda. Setelah lima tahun ditawarkan<br />

tidak ada yang berminat, Bank Mutiara<br />

Ada klausulnya, bahwa di tahun terakhir kita bisa<br />

jual di bawah suntikan modal LPS.<br />

AGUNG PAMBUDHY/DETIKCOM<br />

boleh dijual di bawah nilai bailout oleh LPS. “Ada<br />

klausulnya, bahwa di tahun terakhir kita bisa jual<br />

di bawah suntikan modal LPS,” kata Samsu.<br />

Samsu menyebutkan harga yang ditawarkan J<br />

Trust merupakan yang terbaik. Tapi dia tak mau<br />

memberitahukan nilai pembelian karena ada<br />

perjanjian tidak mengungkap perincian proses<br />

pembelian sampai ada keputusan resmi bahwa<br />

J Trust sudah menjadi pemilik Mutiara.<br />

Para ekonom memperkirakan J Trust tidak<br />

akan membeli Bank Mutiara sesuai dengan<br />

nilai bailout. Patokan pembelian normalnya<br />

adalah nilai buku sebuah perusahaan. Saat ini<br />

nilai buku Bank Mutiara Rp 1-1,5 triliun. “Harganya<br />

paling tinggi hanya 5 kali dari price to book<br />

value,” kata Kepala Ekonom Bank Internasional<br />

Indonesia Juniman.<br />

Selain itu, pembeli akan menghitung kondisi<br />

keuangan Bank Mutiara dan membandingkan<br />

dengan kondisi ekonomi Indonesia. Dengan perhitungan<br />

ini, ia memperkirakan, J Trust membeli<br />

Bank Mutiara pada kisaran Rp 3,5-7,5 triliun.<br />

Hitung-hitungan tidak jauh berbeda diungkap<br />

ahli perbankan dari Universitas Padjadjaran,<br />

Kodrat Wibowo. Ia mengatakan, selain<br />

perhitungan nilai buku dan sisi bisnisnya, investor<br />

melihat aspek hukum, politik, dan psikologi<br />

pasar yang selama ini melingkupi Bank Mutiara.<br />

Ia pun memperkirakan harga Bank Mutiara Rp<br />

3-3,4 triliun. “Harga jualnya memang tidak bisa<br />

tinggi sesuai dengan suntikan modal (bailout),”<br />

tutur Kodrat. n HANS HENRICUS B.S. ARON<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


BISNIS<br />

INDONESIA INTERNATIONAL<br />

MOTOR SHOW<br />

SAATNYA MENJADI<br />

RAJA OTOMOTIF<br />

ASEAN<br />

SELAIN SUDAH SWASEMBADA MOBIL,<br />

INDONESIA MENJADI PASAR TERBESAR<br />

OTOMOTIF ASEAN. TAPI PASAR EKSPOR MASIH<br />

KALAH DIBANDING THAILAND.<br />

AGUNG PHAMBUDHY/DETIKCOM<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


BISNIS<br />

INDONESIA INTERNATIONAL<br />

MOTOR SHOW<br />

Pabrik mobil dunia<br />

memperkenalkan mobil<br />

konsep di pameran otomotif<br />

terbesar Asia Tenggara di<br />

Jakarta.<br />

AGUNG PHAMBUDHY/DETIKCOM<br />

MUNGKIN job description sebagai<br />

duta besar tidak pernah ada yang<br />

menyebut mesti rajin mendatangi<br />

pabrik-pabrik mobil. Tapi Menteri<br />

Perdagangan Muhammad Lutfi, saat menjadi<br />

duta besar untuk Jepang pada 2010-2013, rajin<br />

menemui para bos raksasa otomotif Jepang.<br />

Tujuan Lutfi sederhana. Sebelum menjadi<br />

duta besar, ia adalah Kepala Badan Koordinasi<br />

Penanaman Modal (BKPM). Pada 2008-2009,<br />

terjadi krisis global dan, imbasnya, penjualan<br />

mobil di dalam negeri hanya 483 ribu unit.<br />

Jumlah yang terlalu kecil untuk menarik minat<br />

investor membuka pabrik di Indonesia. Ia<br />

ingin pabrik-pabrik mobil itu menanamkan<br />

modal, menambah produksi di Indonesia.<br />

Pada tahun terakhir menjadi Kepala BKPM,<br />

ia mulai datang ke Stuttgart, Jerman, untuk<br />

bertemu dengan para eksekutif Mercedes-<br />

Benz. Ia mendatangi pabrik mobil Jepang yang<br />

ada di Thailand. Dan, setelah menjadi Duta<br />

Besar Jepang, ia semakin intensif mengetuk<br />

pintu pabrik di sana. “Semua, dari Toyota,<br />

Mitsubishi, Daihatsu, sampai Suzuki saya<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


BISNIS<br />

INDONESIA INTERNATIONAL<br />

MOTOR SHOW<br />

ketok pintunya satu-satu,” katanya.<br />

Itu sebabnya, Lutfi sangat semringah saat<br />

membuka acara Indonesia International Motor<br />

Show pekan lalu. Ia merasa usahanya tidak siasia.<br />

Sekarang pasar domestik Indonesia sudah<br />

melewati 1,2 juta unit dan beberapa ratus ribu<br />

diekspor.<br />

Ukuran pasar mobil domestik Indonesia<br />

bahkan terbesar di ASEAN, melewati Thailand.<br />

Hanya, untuk pasar ekspor, Indonesia masih<br />

kalah. Thailand mengekspor lebih dari 1,5 juta<br />

mobil per tahun.<br />

Tapi Direktur Jenderal Industri Unggulan<br />

Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian<br />

Perindustrian Budi Darmadi sangat optimistis<br />

pasar ekspor Indonesia bisa melewati Thailand.<br />

“Apakah kita bisa melampaui Thailand<br />

Jawaban saya bisa,” tutur Budi.<br />

Jumlah ekspor memang masih kecil<br />

dibanding Thailand, tapi terus meningkat.<br />

Tahun lalu, untuk pertama kalinya, Indonesia<br />

mengalami swasembada produksi mobil.<br />

Jumlah mobil yang diekspor Indonesia lebih<br />

tinggi daripada yang diimpor. Tahun lalu<br />

Indonesia menjual 170 ribu unit ke luar negeri,<br />

sedangkan impor hanya 130 ribu unit. Tahun<br />

ini diharapkan ekspor mencapai 200 ribu unit.<br />

Namun, menyaingi Thailand sebagai<br />

produsen dan eksportir mungkin hanya bisa<br />

dilakukan dalam jangka panjang. Sebab, Negeri<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


BISNIS<br />

INDONESIA INTERNATIONAL<br />

MOTOR SHOW<br />

Menteri Perdagangan<br />

Muhammad Lutfi<br />

RACHMAN HERIYANTO/DETIKCOM<br />

Gajah Putih memiliki sarana infrastruktur<br />

pendukung yang mumpuni dibanding<br />

Indonesia.<br />

Budi mengatakan Thailand lebih dulu<br />

membangun infrastruktur, seperti pelabuhan<br />

ekspor mobil di Laem Chabang dan jaringan<br />

jalan yang memadai dari pabrik ke pelabuhan.<br />

Contohnya, kata Budi, jalan menuju Pelabuhan<br />

Laem Chabang sepanjang 90 kilometer<br />

dari Kota Bangkok dibuat layang dengan<br />

6 lajur. “Jadi hanya sekitar 30 menit untuk<br />

ke pelabuhan,” ujarnya. Selain itu, Thailand<br />

berani memberikan insentif kepada produsen<br />

yang hendak membangun pabrik.<br />

Meski begitu, selama masih menarik bagi<br />

investor sebagai pasar produksi otomotif,<br />

Indonesia bisa bersaing dengan Thailand.<br />

Usaha menyaingi Thailand mulai tampak dari<br />

jumlah pasar otomotif yang sama, yaitu 1,1-1,2<br />

juta unit.<br />

Jumlah penjualan kendaraan bermotor<br />

di Indonesia memang terus melejit. Ketua<br />

Gabungan Kendaraan Bermotor Indonesia<br />

Sudirman M.R. mengatakan, mulai 2010<br />

hingga 2011, penjualan mobil di Indonesia<br />

beranjak naik mendekati angka 1 juta unit.<br />

Puncaknya adalah pada 2012, penjualan mobil<br />

mencapai 1,1 juta unit dan pada 2013 naik<br />

menjadi 1,2 juta unit. Penjualan mobil hingga<br />

akhir 2014 diperkirakan mencapai 1,25 juta<br />

unit.<br />

Adapun kapasitas produksi mobil di<br />

Indonesia sebesar 1,3 juta unit dan diperkirakan<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


BISNIS<br />

INDONESIA INTERNATIONAL<br />

MOTOR SHOW<br />

Direktur Jenderal Industri<br />

Unggulan Berbasis Teknologi<br />

Tinggi Kementerian<br />

Perindustrian Budi Darmadi<br />

AGUNG PHAMBUDHY/DETIKCOM<br />

bertambah menjadi 2 juta unit hingga akhir<br />

2014. “Informasi ini menunjukkan Indonesia<br />

adalah pasar produk otomotif potensial<br />

sehingga bisa menarik investor,” kata<br />

Sudirman.<br />

Salah satu produsen mobil yang melihat<br />

Indonesia sebagai pasar potensial adalah Honda.<br />

Menurut Jonfis Fandy, Direktur Pemasaran PT<br />

Honda Prospect Motor, agen tunggal pemegang<br />

merek mobil Honda di Indonesia, Honda Motor<br />

Co Ltd di Jepang memilih Indonesia sebagai<br />

salah satu negara pilar produksi Asia, bersama<br />

India dan Thailand.<br />

Menurut Jonfis, Honda Motor Co Ltd<br />

mempercayakan Indonesia untuk ambil<br />

bagian dalam meningkatkan produksi hingga<br />

300 ribu unit per tahun. “Kapasitas pabrik<br />

Honda di Thailand mencapai 270 ribu unit per<br />

tahun, sedangkan India dan Indonesia samasama<br />

200 ribu unit per tahun,” ujar Jonfis. n<br />

HANS HENRICUS B.S. ARON<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


BISNIS<br />

INDONESIA INTERNATIONAL<br />

MOTOR SHOW<br />

PEMAIN BARU<br />

MPV SIAP<br />

BERAKSI<br />

PASAR MPV YANG BEGITU BESAR DI INDONESIA<br />

TERLALU SAYANG DILEWATKAN. MITSUBISHI PUN<br />

MENDIRIKAN PABRIK BARU UNTUK MEMPRODUKSI<br />

MPV DI CIKARANG.<br />

REUTERS/DARREN WHITESIDE<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


BISNIS<br />

INDONESIA INTERNATIONAL<br />

MOTOR SHOW<br />

Daihatsu memamerkan mobil<br />

MPV yang belum diluncurkan.<br />

Mobil ini akan membuat<br />

persaingan low MPV semakin<br />

panas.<br />

DADAN/DETIKOTO<br />

DUA hari sebelum Indonesia<br />

International Motor Show digelar<br />

pekan lalu, Menteri Perindustrian<br />

M.S. Hidayat kedatangan tamu<br />

penting. Ia adalah bos tertinggi Mitsubishi<br />

Motors Corporation, Osamu Masuko.<br />

Dalam pertemuan dengan M.S. Hidayat,<br />

Osamu mengumumkan langkah bisnisnya di<br />

Indonesia: akan membuat pabrik mobil baru<br />

di kawasan industri Greenland International<br />

Industrial Center, Delta Mas, Cikarang, Jawa<br />

Barat.<br />

Mitsubishi menyatakan nilai investasi<br />

pabrik yang mampu memproduksi 160 ribu<br />

unit per tahun ini US$ 600 juta (sekitar Rp<br />

7,2 triliun) dan mulai bekerja tiga tahun lagi.<br />

Mobil yang akan diproduksi Nah, inilah yang<br />

membuat Toyota Avanza atau Honda Mobilio<br />

harus siap bersaing lebih ketat. “Kemarin<br />

pengumumannya small MPV,” ujar Direktur<br />

Pemasaran PT Krama Yudha Tiga Berlian<br />

Motors Rizwan Alamsjah. “Sekarang lagi<br />

dikembangkan oleh mereka (Mitsubishi).”<br />

Rizwan belum mengetahui dengan pasti<br />

apakah maksud small MPV itu MPV yang<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


BISNIS<br />

INDONESIA INTERNATIONAL<br />

MOTOR SHOW<br />

CEO Mitsubishi Motors<br />

Osamu Masuko berdiri dekat<br />

Delica yang siap dipasarkan.<br />

Delica ini masuk kelas MPV<br />

menengah dan Mitsubishi<br />

sudah mengisyaratkan akan<br />

masuk pasar low MPV yang<br />

panas.<br />

REUTERS/DARREN WHITESIDE<br />

ukurannya kecil tapi harganya mahal (di atas<br />

Rp 200 juta) atau low MPV yang harganya di<br />

bawah Rp 200 juta. Ia hanya memperkirakan,<br />

jika mengacu pada kapasitas pabrik yang<br />

besar, yang diproduksi adalah low MPV alias<br />

MPV di bawah Rp 200 juta.<br />

Low MPV, seperti Avanza, Mobilio, Chevrolet<br />

Spin, atau Suzuki Ertiga, menguasai pasar<br />

Indonesia dengan volume penjualan yang<br />

sangat tinggi. Berdasarkan data Gabungan<br />

Industri Kendaraan Bermotor Indonesia,<br />

kontribusi low MPV lebih dari 30 persen dari<br />

total penjualan mobil di Indonesia. Artinya,<br />

setiap penjualan 10 mobil, setidaknya 3 unit<br />

berasal dari kelas ini. Jumlah mobil kelompok<br />

ini juga terus bertambah. Tahun lalu penjualan<br />

low MPV mencapai 375 ribu, naik 13 persen<br />

dari tahun sebelumnya,<br />

Selama beberapa tahun pertama, pasar low<br />

MPV hanya diisi oleh mobil kembar Toyota<br />

Avanza-Daihatsu Xenia. Direktur Pemasaran<br />

Toyota Astra Motor Rahmat Samulo<br />

mengatakan Avanza menyumbang 40 persen<br />

dari penjualan mereka. Padahal per bulan<br />

rata-rata mereka menjual 35 ribu unit. Dengan<br />

hitungan ini, Avanza terjual 14-16 ribu unit per<br />

bulan. Angka yang menakjubkan, apalagi ini<br />

belum termasuk ekspor. “Avanza juga diekspor<br />

ke 60 negara di Amerika Selatan, Asia, dan<br />

Timur Tengah,” ucap Rahmat.<br />

Tingginya volume penjualan Avanza<br />

membuat merek-merek lain ingin mencicipi<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


BISNIS<br />

INDONESIA INTERNATIONAL<br />

MOTOR SHOW<br />

Petugas mengecek deretan<br />

mobil Avanza siap ekspor di<br />

Tanjung Priok, Jakarta. Direktur<br />

Pemasaran Toyota Astra Motor<br />

Rahmat Samulo mengatakan<br />

Avanza menyumbang 40<br />

persen dari penjualan mereka.<br />

HASAN/DETIKCOM<br />

kelas low MPV. Awalnya muncul Nissan Livina,<br />

yang digadang-gadang bisa menghadang laju<br />

Avanza-Xenia. Tapi Livina—yang bentuknya<br />

“kurang minibus” dan ground clearance (jarak<br />

badan mobil dari tanah)-nya terlalu rendah—<br />

tidak bisa menggeser kedudukan pasangan<br />

Avanza-Xenia.<br />

Baru tiga tahun terakhir ini muncul tiga<br />

pesaingnya bersamaan dengan karakter<br />

mirip—kira-kira seperti minibus yang memiliki<br />

hidung—yakni Suzuki Ertiga, Chevrolet Spin,<br />

dan Honda Mobilio.<br />

Ertiga masuk pasar ini karena melihat<br />

volumenya yang begitu besar. “Bermain<br />

otomotif di Indonesia tanpa punya produk<br />

di segmen low MPV sepertinya berat untuk<br />

meningkatkan volume penjualan,” kata Davy<br />

J. Tuilan, 4W Sales, Marketing and Dealer<br />

Network Department Director Suzuki<br />

Indonesia, “karena ini segmen terbesar di<br />

Indonesia.”<br />

Davy menambahkan, low MPV yang<br />

diminati konsumen Indonesia memiliki<br />

7-seater atau tujuh tempat duduk dalam satu<br />

mobil. Sedangkan banderol harganya Rp 130-<br />

190 juta per unit.<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


BISNIS<br />

INDONESIA INTERNATIONAL<br />

MOTOR SHOW<br />

MPV menjadi kendaraan<br />

dominan yang dipakai<br />

pemudik Lebaran yang hendak<br />

menyeberang ke Sumatera di<br />

Pelabuhan Merak. Penjualan<br />

low MPV mengisi 30 persen<br />

pasar otomotif Indonesia.<br />

ANTARA/ASEP FATHULRAHMAN<br />

Davy mengatakan rata-rata penjualan Ertiga<br />

mencapai 4.000 unit setiap bulan. Semuanya<br />

diproduksi di Indonesia. Sisanya, sekitar 500<br />

unit per bulan, diekspor ke Thailand, Pakistan,<br />

dan Brunei Darussalam.<br />

Gurihnya segmen low MPV juga dirasakan<br />

Honda Prospect Motor, agen tunggal<br />

pemegang merek mobil Honda di Indonesia.<br />

Jonfis Fandy, Direktur Pemasaran Honda<br />

Prospect Motor, mengatakan bisa menjual<br />

Mobilio sampai 6.000 unit per bulan. Jumlah<br />

ini jauh lebih tinggi daripada produk laris<br />

Honda lainnya, seperti Jazz. “Jazz paling tinggi<br />

hanya 2.500 unit. Jadi Mobilio sudah dua kali<br />

lipat lebih,” tutur Jonfis.<br />

Menurut dia, Honda Mobilio diminati<br />

karena sesuai dengan kriteria MPV menurut<br />

konsumen Indonesia, antara lain 7-seater,<br />

ground clearance yang cukup tinggi, serta<br />

hemat bahan bakar, yaitu 1 liter untuk 20<br />

kilometer. Namun Honda Prospect Motor<br />

belum mengekspor Honda Mobilio karena<br />

produksi diprioritaskan untuk memenuhi<br />

permintaan dalam negeri.<br />

Jonfis mengatakan sekitar 75 persen<br />

penjualan di Indonesia didominasi mobil<br />

dengan harga di bawah Rp 200 juta, yang<br />

di dalamnya termasuk segmen low MPV. “Di<br />

Indonesia, sampai lima tahun ke depan saya<br />

rasa low MPV masih memiliki pangsa pasar<br />

terbesar,” ujarnya. n HANS HENRICUS B.S. ARON<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


BISNIS<br />

DELICA, YANG SERI<br />

AWALNYA MASUK<br />

DENGAN NAMA COLT<br />

T120, KEMBALI MASUK<br />

INDONESIA. DULU<br />

BANYAK DIPAKAI<br />

SEBAGAI KENDARAAN<br />

NIAGA, SEKARANG<br />

MASUK KELAS<br />

MPV MENENGAH.<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


BISNIS<br />

Penampilan Delica,<br />

"keturunan" Colt T120,<br />

yang pernah merajai<br />

jalanan Indonesia.<br />

HENDRA SONIE/ANTARA FOTO<br />

ORANG boleh mengatakan selama<br />

satu dekade ini Toyota Avanza<br />

menjadi penguasa jalanan di<br />

Indonesia. Dengan penjualan<br />

di atas 15 ribu buah per bulan, bahkan<br />

kadang menyentuh 20 ribu unit, mobil ini<br />

akan ditemui di mana pun kita berada di<br />

Indonesia.<br />

Tapi, empat dekade silam, raja jalanan di<br />

Indonesia adalah produk Mitsubishi, Colt<br />

T120 namanya. Mobil yang dikenal bandel<br />

dan kokoh ini tidak hanya masih gampang<br />

ditemui sampai saat ini, tapi di masanya<br />

juga menjadi raja jalanan.<br />

Itu sebabnya, saat PT Krama Yudha<br />

Tiga Berlian Motors menyatakan akan<br />

memasukkan seri terbaru Delica ke<br />

Indonesia, ingatan tentang raja jalanan itu<br />

kembali muncul. Meski masih “keturunan"-<br />

nya, Delica kali ini sudah bukan mobil<br />

niaga. Ia minibus mewah.<br />

“Ini adalah kendaraan penumpang yang<br />

kami namai sport utility MPV,” kata Kepala<br />

Humas PT Krama Yudha Tiga Berlian<br />

Motors, Intan Vidiasari, menyebut kategori<br />

tidak lazim campuran MPV dengan SUV<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


BISNIS<br />

Acara promosi mobil terlaris<br />

selama beberapa tahun<br />

terakhir, Toyota Avanza, di<br />

Pekanbaru, Februari lalu.<br />

Sekitar empat dekade silam,<br />

penguasa jalanan adalah<br />

Mitsubishi Delica, yang di<br />

Indonesia diberi merek Colt<br />

T120.<br />

SURYANTO/ANTARA FOTO<br />

itu.<br />

Di Indonesia, Delica bakal bersaing<br />

dengan mobil serupa dengan harga tidak<br />

jauh berbeda, yakni Toyota Nav-1 dan<br />

mobil cukup populer Mazda Biante. Ini<br />

adalah mobil dengan tempat duduk tiga<br />

baris yang kisaran harganya Rp 300 juta.<br />

Kisaran harga ini di atas MPV tapi masih<br />

di bawah minibus mewah, seperti Toyota<br />

Alphard atau Nissan Elgrand.<br />

Meski namanya sama, Mitsubishi<br />

membantah ada hubungan mobil yang<br />

diluncurkan ini dengan Delica yang 40<br />

tahun silam dikenal sebagai Colt T120 itu.<br />

“Tidak ada korelasinya dengan Delica saat<br />

ini,” kata Intan.<br />

Mitsubishi mulai memperkenalkan<br />

Delica (singkatan delivery car) pada 1968.<br />

Mereka memperkenalkan ke Indonesia<br />

pada awal 1970-an dan langsung sukses<br />

besar. Semula, Delica muncul dengan<br />

lampu besar di depan, tapi, sejak 1977,<br />

berganti tampilan menjadi dua lampu.<br />

Di Indonesia, saat itu Delica sangat laris.<br />

Baik versi pikap maupun minibus banyak<br />

digunakan. Yang versi pikap sampai sekarang<br />

masih ada di pedesaan dan kadang dipakai<br />

toko bahan bangunan untuk mengangkut<br />

material. Sedangkan versi minibus, selain<br />

dipakai sebagai kendaraan pribadi, banyak<br />

digunakan sebagai angkutan umum.<br />

Mitsubishi menghentikan seri Colt ini<br />

pada sekitar 1980 dan diganti dengan Delica<br />

generasi berikutnya, yang dijual dengan<br />

nama L300. Sampai saat ini, lebih dari tiga<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


BISNIS<br />

Antrean mobil penumpang di<br />

Pelabuhan Merak, Banten. Di<br />

Indonesia, pasar MPV belum<br />

terkalahkan.<br />

RAHMAD/ANTARA FOTO<br />

dekade setelah diluncurkan, Mitsubishi<br />

masih menjual L300 untuk pikap. Mobil<br />

penumpang juga masih dijual.<br />

Sejak pertengahan 1990-an, sebenarnya<br />

Mitsubishi mulai memproduksi Celica yang<br />

memiliki sedikit “hidung”. Tapi model-model<br />

ini tidak pernah diperkenalkan ke Indonesia.<br />

Baru tahun ini Celica yang berhidung, meski<br />

tidak terlalu mancung, itu mulai dijual kembali<br />

ke Indonesia.<br />

Mitsubishi memasukkan Delica karena<br />

melihat minibus atau MPV masih menjadi<br />

kendaraan terpopuler di negeri ini. Karakter<br />

MPV itu, kata Intan, digabung dengan<br />

faktor lain. “Delica mengkombinasikan<br />

karakter produk MPV yang nyaman, tapi<br />

tetap mencerminkan karakter yang sportif<br />

dan dinamis,” katanya.<br />

Kehadiran Delica ini akan membuat<br />

pasar MPV menengah bertambah sesak.<br />

Pasarnya sendiri tidak terlalu besar. Mazda<br />

sampai saat ini sudah melepas 2.800 unit<br />

Biante ke pasar, meski target 200 unit tiap<br />

bulan belum tercapai.<br />

Menurut Mazda, pasar Biante adalah keluarga<br />

menengah. “Mereka butuh kendaraan nyaman<br />

dan aman dengan tampilan cukup mewah,”<br />

kata Manajer Pemasaran Mazda Indonesia,<br />

Astrid Ariani Wijani. n BUDI ALIMUDDIN<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


BISNIS<br />

PERANG<br />

SUV CABAI RAWIT<br />

HONDA MELUNCURKAN HR-V. “ADIK” CR-V INI SIAP MASUK PASAR<br />

SUV KECIL DAN SIAP BERSAING MELAWAN “PARA ADIK” LAIN, YAKNI<br />

MITSUBISHI OUTLANDER, FORD ECOSPORT, DAN NISSAN JUKE.<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


BISNIS<br />

Mitsubishi Outlander menjadi<br />

salah satu pemain SUV mini<br />

di Indonesia, meski ukuran<br />

mesinnya sedikit lebih besar<br />

daripada Nissan Juke atau<br />

Honda HR-V.<br />

SPENCER PLATT/GETTY IMAGES<br />

KALAU hanya dilihat siluetnya,<br />

mobil ini mirip Honda CR-V, yang<br />

populer di Indonesia. Badannya<br />

lebih tinggi ketimbang sedan dan<br />

kesannya siap akan menjelajahi jalanan<br />

yang tidak berbentuk jalan. Tidak selembek<br />

sedan. Tapi, begitu dijejerkan, ketahuan<br />

perbedaannya. Mobil ini jauh lebih kecil<br />

daripada CR-V. Tingginya saja berselisih<br />

sekitar 20 sentimeter.<br />

Mobil bergaya SUV yang garang, tangguh,<br />

dan galak tapi berukuran lebih kecil itu diberi<br />

nama HR-V oleh Honda. Ia memang “adik”<br />

CR-V, baik dari ukuran maupun harga. Direktur<br />

Pemasaran dan Purnajual Honda Prospect<br />

Motor Indonesia, Jonfis Fandy, mengatakan<br />

mereka melihat ada kelompok konsumen yang<br />

memiliki uang lebih. “Mereka ingin terlihat<br />

tengil dan berbeda di jalanan,” katanya.<br />

HR-V tidak sendirian di pasar SUV mini. Di<br />

pasar sudah ada Ford EcoSport, Mitsubishi<br />

Outlander, dan tentu saja pelopornya,<br />

Nissan Juke. Umumnya, mobil ini memiliki<br />

mesin 1.500 cc dengan harga Rp 200-an juta.<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


BISNIS<br />

Presiden Direktur PT Honda<br />

Prospect Motor Tomoki<br />

Uchida (kedua dari kiri) saat<br />

memperkenalkan HR-V pekan<br />

lalu.<br />

SURYANTO/ANTARA FOTO<br />

Hanya Mitsubishi Outlander yang mesinnya<br />

lebih besar, yakni 2.000 cc, dengan harga<br />

termurahnya di atas Rp 300 juta.<br />

Harga ini di atas mobil-mobil MPV populer<br />

Indonesia, seperti Toyota Avanza atau Honda<br />

Mobilio, yang berada di kisaran Rp 150 juta<br />

sampai Rp 200 juta. Tapi masih di bawah<br />

SUV, seperti Honda CR-V, Toyota Fortuner,<br />

atau Nissan X-Trail, yang di atas Rp 300 juta.<br />

Honda, yang semula mengandalkan CR-V<br />

sebagai jualannya, melihat celah pasar<br />

yang kosong antara MPV dan SUV. Padahal<br />

sebagian pengguna MPV di bawah Rp 200<br />

juta atau hatchback yang harganya di kisaran<br />

Rp 200 juta ingin pindah ke SUV. “Dia akan<br />

memilih SUV mini ini dulu,” ucapnya.<br />

Tampilan SUV mini yang seperti cabai<br />

rawit, kecil tapi tengil, dimulai oleh Nissan<br />

Juke tiga tahun silam. Dengan tampilan<br />

seperti mobil kebesaran otot, Nissan Juke<br />

memiliki desain “berani”. Orang akan jatuh<br />

cinta atau sebaliknya, akan tidak suka. Tidak<br />

bisa memandang Juke dan tidak bersikap.<br />

Untungnya, banyak yang memandang Juke<br />

dengan senang. Ini tampak dari penjualannya.<br />

General Manager Marketing Strategy,<br />

Communication, & Product Planning PT<br />

Nissan Motor Indonesia, Budi Nur Mukmin,<br />

mengatakan sudah menjual 20 ribu unit Juke<br />

sejak 2011. Di awal kehadirannya, mereka<br />

bahkan bisa meraup sampai seperlima pasar<br />

SUV medium, kelas seperti kakak Juke, yakni<br />

X-Trail, atau Honda CR-V.<br />

Namun sekarang, setelah muncul pesaing,<br />

pasarnya sedikit menurun. “Saat ini pangsa<br />

pasar Nissan Juke berkisar di angka 5-10<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


BISNIS<br />

Nissan Juke sedang dirakit<br />

di Inggris. Di Indonesia, Juke<br />

menjadi pelopor SUV kecil<br />

dan sekarang pasarnya<br />

mulai diserbu merek-merek<br />

lain.<br />

CHRISTOPHER FURLONG/GETTY IMAGES<br />

persen dari total segmen medium SUV,”<br />

kata Budi. “Untuk rata-rata angka penjualan<br />

Nissan Juke pada tahun 2014 sekitar 150 unit<br />

per bulan.”<br />

Pasar Juke, menurut Budi, selain mereka<br />

yang ingin tampil beda, adalah kaum ibu,<br />

terutama keluarga yang memiliki mobil<br />

kedua. “High ground clearance (mobilnya<br />

tinggi) membuat mereka merasa lebih aman<br />

mengemudikan kendaraan ini,” ucapnya.<br />

Honda juga mengincar pembeli mobil<br />

kedua sebagai calon pasar bagi SUV cabai<br />

rawit ini. “Ya, mobil kedua atau pengganti,”<br />

kata Jonfis.<br />

Melihat kinerja penjualan Juke, Honda<br />

mungkin bisa berharap banyak. Apalagi Ford,<br />

yang menjual EcoSport, juga menyatakan<br />

pemasaran mereka bagus. “Sejak diluncurkan,<br />

All New EcoSport telah menerima lebih<br />

dari 3.500 booking (pesanan),” kata Direktur<br />

Komunikasi Ford Indonesia, Lea Kartika<br />

Indra. n BUDI ALIMUDDIN<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


BISNIS<br />

APPLE TANPA<br />

KEJUTAN BARU<br />

APPLE MELUNCURKAN PONSEL BERLAYAR SEKITAR<br />

5 INCI DAN SMARTWATCH. MEREK LAIN SUDAH<br />

MELUNCURKAN PRODUK SERUPA DI PASAR.<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


BISNIS<br />

Seorang tamu di acara<br />

pelucuran iPhone 6 sedang<br />

memotret seri terbaru ponsel<br />

buatan Apple itu.<br />

REUTERS/STEPHEN LAM<br />

GEDUNG Flint Center for the<br />

Performing Arts di Cupertino,<br />

California, menjadi tempat<br />

bersejarah. Tiga dekade silam, 1984,<br />

Steve Jobs memperkenalkan komputer pribadi<br />

dengan mouse pertama di dunia di tempat<br />

itu. Komputer tersebut mengubah cara orang<br />

menggunakan komputer secara dramatis dan<br />

dalam beberapa tahun mouse menjadi standar<br />

dunia.<br />

Tapi, sejak saat itu, Apple jarang menggunakan<br />

tempat tersebut untuk memperkenalkan<br />

produk inovasi mereka. Mereka lebih sering<br />

menggunakan Yerba Buena Center di San<br />

Francisco. Itu sebabnya, saat Tim Cook, bos<br />

Apple yang sekarang, meluncurkan produk<br />

baru di Flint Center, yakni iPhone dengan<br />

layar lebar sampai 5,5 inci serta smartwatch<br />

bernama iWatch, semua membandingkannya<br />

dengan mendiang Steve Jobs.<br />

Jobs memiliki ide inovasi luar biasa.<br />

Karyanya banyak digemari dan menjadikan<br />

Apple sebagai perusahaan teknologi paling<br />

top dunia. Cook, saat peluncuran, menjanjikan<br />

bahwa Apple iWatch, “Akan mendefinisi ulang<br />

apa yang diharapkan orang dari kategori ini.”<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


BISNIS<br />

CEO Apple, Tim Cook, saat<br />

memperkenalkan Apple Watch<br />

di Flint Center, Cupertino,<br />

California. Sejumlah pesaing<br />

Apple sudah lebih dulu<br />

meluncurkan smartwatch<br />

semacam ini.<br />

REUTERS/STEPHEN LAM<br />

Sejumlah orang terkesan pada produk baru<br />

ini. David Carr, kolumnis New York Times,<br />

menyiratkan, inovasi yang menjadi andalan<br />

bisnis Apple belum berhenti. “Apple berhasil<br />

melakukannya kembali (lewat iWatch).”<br />

Salah satu editor CNET mengatakan,<br />

“Apple jelas memenuhi harapan.” Sedangkan<br />

kolumnis lain di New York Times, Farhad<br />

Manjoo, menulis, berita terbesarnya bukan<br />

soal produknya, melainkan soal Apple yang<br />

banyak menciptakan produk baru. “Berita<br />

terbesarnya adalah tentang Apple yang lama:<br />

mereka beraksi lagi dan lebih bagus ketimbang<br />

sebelumnya.”<br />

Apple, saat dipimpin Steve Jobs, memang<br />

menjadi perusahaan yang menakjubkan.<br />

Banyak menciptakan kategori baru peranti<br />

teknologi, Apple selalu membuat kejutan.<br />

Mereka memperkenalkan pemutar musik yang<br />

bisa menyimpan ribuan lagu lewat iPod. Saat<br />

iPod diluncurkan pada 2001, pemutar musik<br />

digital masih terbatas karena kemampuan flash<br />

disk juga masih rendah. Apple menggunakan<br />

media penyimpan hard disk, seperti yang ada<br />

di komputer pribadi, sebagai gudang lagu di<br />

peranti pemutar musik yang kecil itu.<br />

Mereka kemudian memperkenalkan<br />

iPhone pada pertengahan dekade 2000-an,<br />

ponsel layar sentuh pertama di dunia. Begitu<br />

menakjubkannya produk ini, para insinyur<br />

yang sedang mengembangkan Android di<br />

Google terpaksa mengubah produknya.<br />

Semula mereka akan mengembangkan<br />

peranti lunak untuk smartphone tapi bukan<br />

layar sentuh.<br />

“Kami tahu Apple akan meluncurkan<br />

ponsel, setiap orang tahu itu,” kata Ethan<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


BISNIS<br />

iPhone 6 Plus, ponsel<br />

buatan Apple dengan layar<br />

5,5 inci, diperkenalkan di<br />

Jepang. Ponsel dengan<br />

layar sekitar 5 inci sudah<br />

lebih setahun merajai pasar<br />

tapi baru sekarang Apple<br />

mengikutinya.<br />

REUTERS/YUYA SHINO<br />

Beard, salah satu anggota tim peranti lunak<br />

Android, kepada Atlantic. “Kami cuma tidak<br />

membayangkan ini akan begitu bagus.”<br />

Apple kemudian juga mendefinisikan tablet.<br />

Semula tablet dipandang bakal menggantikan<br />

laptop dan semacam itu. Tapi Steve Jobs<br />

memandangnya berbeda. Tablet hanya akan<br />

menjadi pelengkap laptop, dan hanya dipakai<br />

untuk membaca, membuka Internet, atau<br />

berkirim e-mail. Siapa pun terkesan saat<br />

pertama kali mencoba game balapan yang<br />

pengendaliannya dengan memutar-mutar<br />

iPhone seperti kita memutar-mutar roda<br />

kemudi.<br />

Dengan sejarah inovasi yang dahsyat ini,<br />

Apple meluncurkan Apple iWatch dan dua seri<br />

iPhone baru. Tim Cook menjanjikan bahwa<br />

produk mereka akan mendefinisikan ulang<br />

kategori ini. Tapi sebagian meragukannya.<br />

“Saya tidak tahu apakah mereka sudah<br />

berada di jalan yang benar dengan<br />

meluncurkan iWatch,” kata Daniel Morgan,<br />

wakil presiden perusahaan investasi Synovus<br />

Trust Company di Atlanta, seperti dikutip<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


BISNIS<br />

CEO Apple, Tim Cook, saat<br />

meluncurkan iPhone 6 dan<br />

Apple World di Flint Center,<br />

Cupertino, California. Flint<br />

Center adalah tempat<br />

Steve Jobs, pendahulunya,<br />

memperkenalkan komputer<br />

dengan mouse, Mac.<br />

REUTERS/STEPHEN LAM<br />

Reuters. Nama iWatch muncul dalam spekulasi<br />

sebelum peluncuran.<br />

Salah satu yang diragukan analis adalah<br />

soal harga. Apple iWatch dilepas mulai tahun<br />

depan dengan harga US$ 349. Harga ini cukup<br />

mahal, apalagi pengguna Apple iWatch mesti<br />

memiliki iPhone.<br />

Selain itu, inovasi yang menjadi andalan<br />

Apple sudah berhenti. Apple iWatch bisa<br />

menerima panggilan telepon dan SMS,<br />

memainkan musik, menjadi monitor detak<br />

jantung, sampai menjadi dompet digital untuk<br />

jual-beli sesuatu. Apple menjualnya dalam<br />

tiga versi, mulai yang standar, sport, hingga<br />

berlapis emas 18 karat.<br />

Masalahnya, produk yang kira-kira semacam,<br />

smartwatch dengan kemampuan membaca<br />

detak jantung atau menerima SMS dan<br />

semacamnya, sudah diproduksi perusahaan<br />

lain. Pesaingnya, seperti Sony, Samsung,<br />

LG, dan Qualcomm, sudah meluncurkan<br />

smartwatch meski tidak semuanya sukses.<br />

Google bahkan sudah membuat sistem<br />

operasi bagi arloji pintar ini, bernama Android<br />

Wear. Sistem operasi ini memungkinkan<br />

smartwatch berkomunikasi dengan ponsel<br />

Android lain serta bisa mengunduh aplikasi<br />

dari Play Store.<br />

Pada saat yang sama, Apple meluncurkan<br />

iPhone 6 dengan layar 4,7 inci dan iPhone 6<br />

Plus dengan layar 5,5 inci. Layar ini menjadikan<br />

iPhone masuk kategori phablet—phone tablet<br />

alias ponsel berlayar sangat lebar. Dan layar<br />

selebar ini sudah beberapa tahun laris dipakai<br />

produk berbasis Android. n NUR KHOIRI<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


SAINS<br />

DICARI:<br />

JACK THE RIPPER<br />

“HINGGA AKU MENYAKSIKAN BUKTI<br />

LEBIH BANYAK LAGI, AKU MENGANGGAP<br />

INI HANYA KASUS SERUPA DENGAN<br />

PATRICIA CORNWELL.”<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


SAINS<br />

Aku yakin 100<br />

persen bahwa<br />

Walter Sickert<br />

adalah pembunuh<br />

di Whitechapel.<br />

SETELAH lebih dari sepuluh tahun<br />

dan merogoh dari kantong sendiri<br />

berjuta-juta dolar AS, penulis novel<br />

Patricia Cornwell tiba pada satu<br />

kesimpulan: Walter Sickert = Jack The Ripper.<br />

“Aku percaya dia adalah Walter Sickert. Aku<br />

yakin sekarang, lebih dari yang aku yakini<br />

selama ini,” kata Cornwell setahun lalu.<br />

Dengan biaya sendiri, dia menelusuri jejak<br />

pelukis Inggris itu dan menyelidiki hubungannya<br />

dengan kasus Jack The Ripper. Cornwell rupanya<br />

ingin membuktikan teorinya. Pada 2002, dia<br />

menerbitkan buku bertajuk Portrait of a Killer:<br />

Jack The Ripper—Case Closed. Dalam bukunya<br />

itu, dia menyimpulkan bahwa Sickert-lah sang<br />

Jack The Ripper.<br />

“Jika seseorang membuktikan bahwa<br />

aku salah, bukan hanya aku akan tampak<br />

mengerikan, tapi aku juga bakal kehilangan<br />

reputasi,” kata Patricia Cornwell. Namun<br />

metode riset dan kesimpulan Cornwell dicerca<br />

para ripperologist, peneliti kasus Jack The Ripper,<br />

juga kurator lukisan. “Aku tak percaya dia bisa<br />

melakukan ini. Terdengar sangat bodohnya<br />

bagiku,” kata Richard Shone, kurator pameran<br />

lukisan Sickert di Inggris.<br />

Lahir di Muenchen, Jerman, Sickert tumbuh<br />

besar di Inggris dan menjadi pelukis kondang.<br />

Ketika berita pembunuhan lima pelacur di<br />

Distrik Whitechapel, London Timur, pada 1888,<br />

meledak, Sickert membuat lukisan yang dia<br />

beri tajuk Jack The Ripper's Bedroom. Lukisan<br />

itu menggambarkan satu ruangan yang kelam<br />

dengan sangat detail.<br />

Untuk membuktikan bahwa Sickert-lah<br />

sang pembunuh lima pelacur di Whitechapel<br />

tersebut, Cornwell menyewa jasa mantan<br />

detektif Scotland Yard, John Grieve. Dia<br />

juga membeli puluhan lukisan Sickert untuk<br />

mengumpulkan sampel DNA. Dia kemudian<br />

membandingkannya dengan DNA yang<br />

menempel pada surat-surat yang diduga<br />

dikirim oleh Jack The Ripper, sang pembunuh<br />

misterius, kepada polisi London.<br />

“Aku yakin 100 persen bahwa Walter Sickert<br />

adalah pembunuh di Whitechapel,” kata<br />

Cornwell kala itu. “Dia hanya melukis apa yang<br />

pernah dia saksikan.” Menurut Cornwell, kelainan<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


SAINS<br />

Russell Edwards dan<br />

Dr Jari Louhelainen<br />

LIVERPOOLECHO<br />

pada alat kelamin, kegagalannya memiliki<br />

keturunan, dan sejumlah perselingkuhannya<br />

dengan wanitalah yang mengubah Sickert<br />

menjadi Jack The Ripper. Case closed, kasus<br />

ditutup.<br />

Pada Jumat menjelang subuh, 31 Agustus<br />

1888, sesosok mayat perempuan ditemukan di<br />

Jalan Buck's Row, Distrik Whitechapel, London<br />

Timur. Ada dua sayatan pada leher dan luka<br />

menganga pada perut bagian bawah. Dia<br />

adalah Mary Ann Nichols, 43 tahun. Hingga<br />

9 November 1888, ada lagi empat perempuan<br />

yang dibunuh di Distrik Whitechapel, dengan<br />

luka hampir serupa. Tak pernah terungkap<br />

siapa pelakunya. Hingga hari ini, ada puluhan<br />

hipotesis, puluhan tersangka, tapi minim bukti.<br />

Cornwell terdengar sangat yakin dengan<br />

teorinya, tapi masih banyak yang percaya<br />

bahwa kasus pembunuhan lima pelacur pada<br />

126 tahun lalu itu belum waktunya dimasukkan<br />

ke laci. Sekarang giliran Russell Edwards,<br />

sejarawan amatir, yang mengklaim telah<br />

menemukan bukti yang sangat meyakinkan<br />

siapa Jack The Ripper sebenarnya.<br />

Bukan Walter Sickert, bukan pula Pangeran<br />

Albert Victor, Duke of Clarence, melainkan<br />

imigran Polandia keturunan Yahudi, Aaron<br />

Kosminski. “Aku sangat senang, setelah 126<br />

tahun, aku telah memecahkan misteri itu....<br />

Hanya mereka yang hendak mengabadikan<br />

mitos itu yang akan meragukannya,” Edwards<br />

menulis di Daily Mail, dua pekan lalu.<br />

Pada Maret 2007, Edwards mendengar kabar<br />

soal lelang selendang yang terkait dengan<br />

kasus pembunuhan di Whitechapel. Selendang<br />

itu milik David Melville-Hayes. Sang pemilik<br />

mengklaim selendang itu ditemukan di dekat<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


SAINS<br />

Mitre Square-lokasi<br />

korban keempat Ripper<br />

LIVERPOOLECHO<br />

Jika orang<br />

mendengar istilah<br />

DNA, mereka berpikir<br />

bahwa kasus itu<br />

sudah 100 persen<br />

terpecahkan.<br />

YOUTUBE<br />

mayat Catherine Eddowes, salah satu korban<br />

The Ripper.<br />

Sersan Amos Simpson, salah satu detektif<br />

pada kasus itu, membawa pulang selendang<br />

tersebut dan memberikannya kepada sang istri,<br />

Mary Simpson, nenek buyut David Melville.<br />

Selendang itu diwariskan dari sang nenek<br />

buyut hingga ke tangan David. Yang istimewa,<br />

selendang itu tak pernah dicuci.<br />

Dengan bantuan Jari Louhelainen, peneliti<br />

biologi molekuler di Universitas Liverpool<br />

John Moores, Edwards memelototi selendang<br />

tersebut. Dengan menggunakan kamera<br />

inframerah dan ultraviolet, Jari menemukan<br />

bercak darah dan noda percikan sperma pada<br />

selendang tersebut.<br />

Masalahnya, umur bercak darah dan<br />

sperma itu sudah kelewat tua. Dengan teknik<br />

konvensional, sangat sulit untuk mendapatkan<br />

sampel DNA dari bercak tersebut. “Aku<br />

menggunakan teknik yang aku kembangkan<br />

sendiri, yakni vacuuming, untuk mendapatkan<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


SAINS<br />

Jalan Buck Row, lokasi<br />

korban pertama Ripper<br />

LIVERPOOLECHO<br />

material genetis dari bercak itu,” kata Jari. Dia<br />

menyuntikkan cairan buffer untuk menstabilkan<br />

dan melarutkan sel-sel yang tertinggal di<br />

selendang, kemudian menyedotnya.<br />

Setelah mendapatkan sampel DNA yang utuh,<br />

dengan teknik reaksi berantai polimerase, dia<br />

menggandakan DNA itu hingga bisa dilakukan<br />

sequencing. Saat dibandingkan dengan DNA<br />

kerabat Catherine Eddowes, ternyata hasilnya<br />

cocok. Demikian pula dengan sampel DNA<br />

dari percikan sperma, setelah dibandingkan<br />

dengan keturunan dari saudara perempuan<br />

Aaron Kosminski, ternyata hasilnya juga cocok.<br />

Dari analisis itu pula, Jari Louhelainen bisa<br />

menggolongkan haplogrup dari mitokondria<br />

DNA yang didapat dari noda sperma. Menurut<br />

Jari, dia bisa digolongkan dalam kelompok<br />

haplogrup T1a1, yang biasa ditemukan pada<br />

keturunan Yahudi Rusia. “Selesai sudah. Aku<br />

sangat senang bisa membuktikan bahwa Aaron<br />

Kosminski-lah pelakunya,” kata Jari Louhelainen.<br />

Kesimpulan Russell Edwards dan Jari<br />

Louhelainen ini sebenarnya tak beda dengan<br />

dugaan Inspektur Donald Sutherland Swanson,<br />

detektif senior Kepolisian Metropolitan<br />

London, yang mengusut kasus The Ripper.<br />

Menurut nota tertulis yang ditinggalkan<br />

Detektif Swanson, Kosminski merupakan salah<br />

satu tersangka utama. Seorang saksi mata<br />

sempat menyaksikan dia berada tak jauh dari<br />

lokasi terbunuhnya Elizabeth Stride, salah satu<br />

korban The Ripper.<br />

Keluarga Kosminski datang ke Inggris pada 1881.<br />

Aaron menderita gangguan kejiwaan. Dia sempat<br />

diperiksa polisi dalam kasus pembunuhan di<br />

Whitechapel tapi dilepas kembali karena tak ada<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


SAINS<br />

Berita Jack The Ripper<br />

LIVERPOOLECHO<br />

bukti dan saksi kuat. Dia meninggal pada 1899 di<br />

sebuah rumah sakit jiwa.<br />

Seperti juga teori Patricia Cornwell, bukti<br />

yang disodorkan Edwards dan Jari Louhelainen<br />

disambut skeptis oleh para ripperologist. “Syal<br />

itu sudah dipegang banyak orang,” Richard<br />

Cobb, seorang ripperologist, menyangsikan<br />

akurasi penelitian Louhelainen. Menurut<br />

Stephen P. Ryder, pengelola forum ripperologist,<br />

setiap tahun selalu muncul teori baru soal The<br />

Ripper. “Jika orang mendengar istilah DNA,<br />

mereka berpikir bahwa kasus itu sudah 100<br />

persen terpecahkan,” kata Ryder.<br />

Ada sejumlah masalah yang membuat para<br />

ripperologist ragu dengan pembuktian duo Edwards-<br />

Louhelainen. Pertama, hasil penelitian itu tak<br />

dipublikasikan di jurnal ilmiah, sehingga tak bisa<br />

diuji oleh peneliti lain. Kedua, Jari Louhelainen hanya<br />

mendapatkan sampel DNA mitokondria, bukan<br />

DNA nukleus, yang lazim dipakai dalam uji forensik.<br />

Menurut Ryder, DNA mitokondria diwariskan<br />

lewat jalur ibu, sehingga ada kemungkinan<br />

kemiripan dengan orang lain. Melihat gangguan<br />

kejiwaan parah pada Kosminski, dia juga ragu<br />

pemuda itu bisa melakukan serangkaian<br />

pembunuhan yang tak terlacak tersebut.<br />

“Hingga aku menyaksikan bukti lebih banyak<br />

lagi, aku menganggap ini hanya kasus serupa<br />

dengan Patricia Cornwell,” kata Ryder. ■<br />

SAPTO PRADITYO | DAILY MAIL | GUARDIAN | TELEGRAPH | MIRR<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


SAINS<br />

1<br />

1. Mary Ann Nicholls, dibunuh<br />

pada 31 Agustus 1888<br />

3<br />

5<br />

2<br />

4<br />

LIMA<br />

TERSANGKA<br />

Ada puluhan, bahkan<br />

mungkin ratusan, tersangka<br />

Jack The Ripper.<br />

Berikut ini lima di antaranya.<br />

• Prince Albert Victor<br />

• Walter Sickert<br />

• Lewis Carroll<br />

• Dr Thomas Neill Cream<br />

• Mary “Jill The Ripper”<br />

Pearcey<br />

2. Annie Chapman, dibunuh<br />

pada 8 September 1888<br />

3. Elizabeth Stride, dibunuh<br />

pada 30 September 1888<br />

4. Catherine Eddowes, dibunuh<br />

pada 30 September 1888<br />

5. Mary Jane Kelly, dibunuh<br />

pada 9 November 1888<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


INTERNASIONAL<br />

MAJU-MUNDUR<br />

PERANG ISIS<br />

“SELURUH WILAYAH ITU MERUPAKAN SUMBER UANG. SANGAT<br />

SULIT MEMUTUS SUMBER KEUANGAN MEREKA.”<br />

REUTERS/AHMED JADALLAH<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


INTERNASIONAL<br />

Seorang pekerja di<br />

ladang minyak Al-<br />

Qahtaniya, Provinsi Al-<br />

Hasaka. Milisi Negara<br />

Islam menguasai<br />

sejumlah lapangan<br />

minyak di Suriah dan<br />

Irak.<br />

RODI SAID/REUTERS<br />

DI tengah perang berlarat-larat di<br />

antara pelbagai kubu di Suriah, setiap<br />

hari antrean truk masih mengular di<br />

lapangan minyak Shadada, wilayah<br />

timur laut Suriah. Sejak beberapa bulan lalu,<br />

ladang minyak di Provinsi Deir al-Zor tersebut<br />

dikuasai oleh milisi Negara Islam—dulu ISIS.<br />

Dari sumur-sumur minyak yang mereka<br />

kuasai, setiap hari milisi Negara Islam<br />

memompa ribuan barel minyak mentah.<br />

Truk-truk itu menadah minyak mentah yang<br />

diobral murah oleh milisi Negara Islam. Ratarata<br />

minyak mentah dari ratusan sumur kecil<br />

di Deir al-Zor hanya dijual US$ 18 per barel<br />

di pasar gelap, jauh di bawah harga minyak<br />

mentah internasional. Dari Suriah, lewat para<br />

perantara, minyak mentah itu diselundupkan<br />

dan dijual ke Turki.<br />

Walaupun minyak diobral murah, duit<br />

yang ditangguk nilainya sama sekali tak kecil.<br />

“Negara Islam paling tidak mendapatkan<br />

US$ 2 juta (sekitar Rp 24 miliar) setiap hari,<br />

sehingga memungkinkan mereka membayar<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


INTERNASIONAL<br />

KAMI SANGAT<br />

TERKEJUT, DEMIKIAN<br />

PULA INTELIJEN<br />

AMERIKA SERIKAT.”<br />

gaji prajurit dan mengongkosi operasi militer,”<br />

ujar seorang mantan eksekutif perusahaan<br />

minyak internasional yang beroperasi di Suriah.<br />

Guyuran fulus dari minyak itu membuat<br />

Negara Islam tak lagi bergantung pada donasi<br />

internasional.<br />

Menurut seorang pejabat di Damaskus,<br />

produksi minyak Suriah anjlok menjadi 28 ribu<br />

barel per hari dari sebelumnya<br />

380 ribu barel per hari tiga<br />

tahun lalu. Padahal uang dari<br />

penjualan minyak menyumbang<br />

hampir seperempat pendapatan<br />

pemerintah Suriah. Gara-gara<br />

perang dan minyak yang dicuri, menurut dia,<br />

Damaskus kehilangan uang lebih dari US$ 3,8<br />

miliar.<br />

Seorang insinyur di perusahaan minyak di<br />

Suriah menaksir, milisi Negara Islam menguasai<br />

sumur yang mampu memproduksi minyak 130<br />

ribu barel per hari. Masalahnya, sebagian besar<br />

perusahaan minyak yang mengoperasikan<br />

sumur-sumur itu, seperti Royal Dutch Shell,<br />

Total, dan Petro Canada, jauh-jauh hari sudah<br />

angkat kaki.<br />

“Perusahaan minyak hengkang, sumursumur<br />

ditutup, dan rupa-rupa peralatan<br />

tandas dijarah,” kata mantan eksekutif<br />

perusahaan minyak di Suriah. Bukan cuma dari<br />

menjual minyak mentah milisi Negara Islam<br />

mengeruk dolar, tapi juga dari jasa keamanan.<br />

Mereka mengawal jaringan pipa minyak dan<br />

memastikan aliran minyak tak terganggu. Tentu<br />

saja tak ada yang gratis. Perang terus berlanjut,<br />

tapi bisnis juga jalan terus.<br />

Milisi perlu amunisi, perang butuh uang. Dari<br />

150 kartu memori yang disita dari milisi Negara<br />

Islam beberapa bulan lalu, intelijen Irak bisa<br />

menaksir berapa besar musuh yang mereka<br />

hadapi. “Kami sangat terkejut, demikian pula<br />

intelijen Amerika Serikat,” kata seorang pejabat<br />

senior intelijen Irak.<br />

Sebelum menguasai Kota Mosul di Irak, total<br />

kekayaan milisi Negara Islam sekitar US$ 875<br />

juta atau Rp 10,5 triliun. Setelah merampas uang<br />

di brankas bank di Mosul, kekayaan mereka<br />

berlipat menjadi US$ 1,5 miliar atau Rp 18,1<br />

triliun. “Apakah kalian bisa mencegah mereka<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


INTERNASIONAL<br />

Prajurit<br />

Jerman sedang<br />

menunjukkan<br />

bagaimana cara<br />

mengoperasikan<br />

roket antitank<br />

MILAN yang<br />

akan dikirim ke<br />

Kurdistan, Irak,<br />

Kamis (18/9).<br />

THOMAS PETER/REUTERS<br />

menguasai aset-aset Tidak, karena mereka<br />

menguasai wilayah dengan aset sangat besar,”<br />

kata seorang pejabat antiterorisme Amerika.<br />

Jika Amerika Serikat, Irak, dan negara-negara<br />

sekutunya hendak menumpas milisi Negara<br />

Islam, mencekik aliran uang mereka merupakan<br />

salah satu jalan. Tapi ini bukan urusan gampang.<br />

“Kalian harus memutus jaringan perdagangan<br />

mereka. Tapi, jika kalian memutus jaringan<br />

perdagangan mereka, ribuan warga sipil<br />

berisiko ikut menderita,” kata sang pejabat<br />

antiterorisme. Pejabat di Kementerian Luar<br />

Negeri Turki juga mengatakan sangat sulit<br />

memutus jaringan penyelundupan minyak ke<br />

Turki, yang menjadi sumber fulus Negara Islam.<br />

Selain menguasai wilayah yang terbentang<br />

dari Suriah hingga Irak, milisi Negara Islam<br />

menguasai pelbagai sumber pendapatan.<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


INTERNASIONAL<br />

KITA TAK AKAN LAGI<br />

TERLIBAT DALAM<br />

PERANG LAIN DI IRAK.”<br />

“Seluruh wilayah itu merupakan sumber<br />

keuangan. Sangat sulit memutus sumber<br />

keuangan mereka,” ujar Douglas Ollivant,<br />

mantan Direktur Irak di Dewan Keamanan<br />

Nasional Amerika Serikat.<br />

Negara Islam mengumpulkan rupa-rupa<br />

pajak dari warga di wilayah itu. Seorang warga<br />

di wilayah kekuasaan Negara Islam menuturkan<br />

mereka harus membayar<br />

pajak hasil pertanian<br />

berdasarkan luas lahan yang<br />

mereka miliki. “Mereka minta<br />

dibayar dengan emas, perak,<br />

atau barang berharga lain,”<br />

katanya.<br />

●●●<br />

Ketika milisi Negara Islam menyerbu sejumlah<br />

wilayah di bagian utara Irak dan mendekati<br />

ibu kota Kurdistan, Irbil, beberapa bulan lalu,<br />

sebagai prajurit Peshmerga, Sherzad Sadraden<br />

mestinya turut angkat senjata dan maju<br />

menghadang mereka. Tapi ada satu persoalan:<br />

dia tak punya senjata.<br />

Sherzad sudah menjual senapan miliknya<br />

setahun lalu untuk membayar pembelian<br />

rumah. Untung ada Rasho, saudara laki-lakinya<br />

yang menjadi bos di perusahaan konstruksi.<br />

Rasho buru-buru berangkat ke bazar senjata dan<br />

membeli senapan AK-47 dari Kuba dan empat<br />

magasin peluru. Total dia merogoh kantong<br />

US$ 1.250 untuk mempersenjatai saudara lakilakinya.<br />

“Sekarang aku pakai senapan itu untuk<br />

bertempur,” kata Sherzad.<br />

Dibanding tentara Irak yang masih “hijau”,<br />

milisi Peshmerga dari Kurdistan dikenal lebih<br />

disiplin dan terlatih. Tapi mereka juga punya<br />

masalah genting, yakni kurangnya peralatan<br />

tempur dan seretnya keuangan. Kepada<br />

mereka inilah Amerika dan sekutu-sekutunya<br />

berharap bisa menumpas milisi Negara Islam<br />

yang brutal.<br />

Presiden Amerika Serikat Barack Obama<br />

sudah menegaskan mereka tak akan lagi terlibat<br />

dalam perang di Irak. “Kita tak akan lagi terlibat<br />

dalam perang lain di Irak,” Obama memastikan.<br />

Pekan lalu, Kongres Amerika memberikan izin<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


INTERNASIONAL<br />

Milisi Syiah-Irak<br />

sedang berlatih di<br />

gurun di Provinsi<br />

Najaf untuk<br />

menghadapi milisi<br />

Negara Islam,<br />

Selasa (16/9).<br />

REUTERS<br />

kepada Gedung Putih untuk memulai program<br />

pelatihan militer bagi milisi moderat di Suriah.<br />

Sekitar 5.000 prajurit milisi itu akan dilatih<br />

tempur di Arab Saudi. Amerika juga bakal<br />

memberikan bantuan peralatan militer.<br />

Apakah 5.000 prajurit itu bakal sanggup<br />

melawan sekitar 30 ribu prajurit Negara Islam<br />

Menteri Pertahanan Amerika Chuck Hagel<br />

mengakui 5.000 prajurit itu barangkali tak<br />

akan bisa membalikkan gelombang Negara<br />

Islam. “Selalu ada risiko dalam program seperti<br />

ini. Tapi risiko itu masih bisa dibenarkan,” kata<br />

Hagel.<br />

James Matis, purnawirawan jenderal marinir,<br />

mengkritik pernyataan Presiden Obama, yang<br />

bersumpah tak akan mengirimkan prajurit<br />

untuk berperang lagi di Irak. Menurut Matis,<br />

pernyataan itu seperti belenggu bagi militer.<br />

Pernyataan tersebut seperti jaminan bagi<br />

milisi Negara Islam bahwa mereka tak akan<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


INTERNASIONAL<br />

SELALU ADA<br />

RISIKO DALAM<br />

PROGRAM<br />

SEPERTI INI.”<br />

Sekelompok<br />

orang memprotes<br />

kemungkinan<br />

pengiriman prajurit<br />

Amerika Serikat<br />

untuk berperang<br />

melawan milisi<br />

Negara Islam.<br />

REUTERS<br />

berhadapan dengan prajurit Amerika.<br />

Kepala Staf Gabungan Jenderal Martin<br />

Dempsey sepertinya kurang sreg dengan<br />

kebijakan bosnya. Jenderal Dempsey justru<br />

membuka kesempatan bagi prajurit Amerika<br />

untuk ikut berperang melawan milisi Negara<br />

Islam.<br />

“Jika kita sampai pada satu titik di mana<br />

penasihat militer kita harus menemani tentara<br />

Irak untuk menyerang target milisi Negara<br />

Islam, aku akan merekomendasikannya kepada<br />

Presiden,” katanya. Dempsey menyatakan<br />

mendukung sepenuhnya kebijakan Presiden<br />

Obama. Namun, jika strategi Gedung Putih itu<br />

gagal total, dia akan mengusulkan taktik lain,<br />

termasuk kemungkinan mengirimkan prajurit<br />

Amerika untuk berperang di Irak. n SAPTO PRADITYO<br />

| GUARDIAN | WASHINGTON POST | CNN | BBC<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


INTERNASIONAL<br />

PEMBANGKANGAN INTEL ISRAEL<br />

“KAMI MENOLAK BERPERANG DI SEBERANG PERBATASAN TAHUN 1967 YANG HANYA BERTUJUAN<br />

MENGUASAI, MENGUSIR, DAN MELECEHKAN SEMUA ORANG.”<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


INTERNASIONAL<br />

VOSIZNEIAS<br />

SIAPA tak kenal Waze Aplikasi peta<br />

pemandu perjalanan yang sangat<br />

populer itu dibeli oleh Google<br />

dengan nilai fantastis, US$ 1,1 miliar<br />

atau Rp 13,2 triliun, dari sebuah perusahaan<br />

kecil di Israel. Waze hanyalah satu di antara<br />

puluhan perusahaan teknologi yang lahir dari<br />

“rahim” Yehida Shmoneh-Matayim.<br />

Yehida Shmoneh atau lebih dikenal<br />

sebagai Unit 8200 merupakan unit intelijen<br />

dalam militer Israel (IDF). Tugas Unit 8200<br />

ini kurang-lebih sama dengan Government<br />

Communications Headquarters (GCHQ) milik<br />

Inggris dan National Security Agency (NSA)<br />

Amerika Serikat, yakni menguping, menyadap,<br />

dan menyedot segala hal informasi intelijen<br />

elektronik. Para pendiri Waze merupakan<br />

alumni Unit 8200.<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


INTERNASIONAL<br />

AKU MERASA SANGAT<br />

BERUNTUNG MEMILIKI<br />

PEKERJAAN YANG BENAR-<br />

BENAR BERSIH DARI<br />

MASALAH MORAL.”<br />

Ribuan staf unit elite intelijen Yehida<br />

Shmoneh, menurut Nir Lempert, mantan Wakil<br />

Direktur Unit 8200, direkrut dari lulusan-lulusan<br />

perguruan tinggi Israel paling cemerlang.<br />

Selama enam bulan, menurut Kapten H—<br />

namanya dirahasiakan—dari<br />

menjelang matahari terbit<br />

hingga malam, mereka terus<br />

dilatih pemrograman, kerja<br />

sama tim, manajemen proyek,<br />

dan cara memecahkan<br />

masalah dengan kreatif.<br />

Hampir menyerupai materi<br />

di sekolah bisnis.<br />

Tak mengherankan jika<br />

alumni Unit 8200 menjadi<br />

incaran perusahaanperusahaan<br />

teknologi Israel.<br />

Bagi sebagian pemuda Israel, Unit 8200<br />

merupakan “perusahaan idaman” dan menjadi<br />

jalan tol menuju masa depan. “Aku masih ingat<br />

betul bagaimana rasanya saat aku direkrut<br />

Unit 8200. Aku merasa sangat beruntung<br />

memiliki pekerjaan yang benar-benar bersih<br />

dari masalah moral, karena pekerjaan kami<br />

membuat pekerjaan orang lain lebih cerdas,”<br />

kata A, 32 tahun, dua pekan lalu.<br />

Semula, bagi A, juga Nadav, 26 tahun, sersan<br />

di Unit 8200, dan D, 29 tahun, yang berpangkat<br />

kapten, Yehida Shmoneh merupakan organisasi<br />

dengan misi “mulia”. “Aku sangat bangga kala<br />

itu. Aku pikir unit ini merupakan unit yang<br />

sangat penting,” kata Sersan Nadav.<br />

“Tugas kami mestinya meminimalkan jumlah<br />

korban dalam perang melawan terorisme.... Dan<br />

saat tentara Israel menyerang balik, kamilah<br />

yang harus memastikan bahwa hanya orangorang<br />

jahat yang terbunuh,” kata A, lulusan<br />

jurusan matematika dari Universitas Hebrew,<br />

Israel. Setelah menjalani latihan militer selama<br />

satu setengah tahun, A direkrut oleh Unit 8200.<br />

Selama lima tahun menjadi “telinga” bagi<br />

militer Israel, pendapat A dan sebagian<br />

kawannya mengenai “misi mulia” Unit 8200<br />

mulai luntur. Sersan Nadav, Kapten D, A, dan<br />

40 staf cadangan maupun personel aktif Unit<br />

8200 merasa operasi intelijen Yehida Shmoneh-<br />

Matayim di Palestina sudah kelewatan.<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


INTERNASIONAL<br />

IDFBLOG<br />

Bukan cuma menguping dan memata-matai<br />

orang-orang yang dianggap membahayakan<br />

keamanan negara Yahudi itu, tapi Unit 8200<br />

juga menyadap warga sipil Palestina yang tak<br />

berkaitan dengan masalah keamanan maupun<br />

politik. Mulai urusan perselingkuhan hingga<br />

orientasi seksual.<br />

“Mereka tak punya hak menolak,” kata Sersan<br />

Nadav. Intelijen Israel bebas melakukan apa<br />

pun dengan informasi yang mereka kumpulkan<br />

soal warga Palestina. Jika dibutuhkan, bermodal<br />

hasil penyadapan, intel Israel bisa “memeras”<br />

warga Palestina supaya bersedia menjadi<br />

informan. “Apa pun informasi pribadi yang<br />

bisa dipakai memeras akan dianggap sebagai<br />

informasi yang relevan.”<br />

Menurut Nadav, intelijen Israel juga<br />

cenderung semakin menganggap enteng<br />

korban sipil. Sepuluh tahun lalu, saat pesawat<br />

tempur Israel menjatuhkan bom di atas rumah<br />

tokoh Hamas, Salah Shehade, dan menewaskan<br />

14 anggota keluarganya, media di Israel ribut<br />

mempermasalahkannya.<br />

“Tapi lihat sekarang, ketika gedung demi<br />

gedung berpenghuni dihancurkan dan ratusan<br />

warga sipil tewas, tak ada satu pun orang yang<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


INTERNASIONAL<br />

TAK ADA TEMPAT BAGI<br />

PENOLAKAN TUGAS DI<br />

IDF.”<br />

mengernyitkan jidat, tak seperti sepuluh tahun<br />

lalu,” kata Sersan Nadav. Intelijen Israel tak<br />

merasa perlu lagi memastikan bangunan yang<br />

hendak dia tembak berpenghuni atau tidak.<br />

Korban sipil itu seolah-olah hanya angka-angka<br />

belaka.<br />

Kecewa berat terhadap apa yang dilakukan<br />

Unit 8200, Sersan Nadav, Kapten N, Sersan Ella,<br />

Letnan Assaf, Letnan Gilad, Sersan<br />

Maya, dan teman-temannya—total<br />

ada 43 orang—nekat mengirimkan<br />

surat kepada Perdana Menteri<br />

Israel Benjamin Netanyahu, Panglima IDF<br />

Benny Gantz, Direktur Intelijen Militer Mayor<br />

Jenderal Aviv Kochavi, dan Komandan Unit<br />

8200, Jumat dua pekan lalu.<br />

Lewat surat itu mereka menyatakan menolak<br />

terlibat dalam operasi terhadap warga Palestina<br />

dan menolak membantu operasi militer di<br />

wilayah pendudukan, wilayah Palestina yang<br />

diduduki Israel sejak Perang Enam Hari pada<br />

1967. Menurut mereka, perluasan permukiman<br />

Israel di wilayah pendudukan tak ada urusannya<br />

dengan masalah keamanan Israel. “Kami tak<br />

bisa lagi melanjutkan tugas ini tanpa kesadaran,<br />

dengan mengabaikan hak jutaan orang,”<br />

mereka menulis dalam suratnya. Surat itu juga<br />

mereka kirimkan ke surat kabar Israel, Yedioth<br />

Ahronoth, dan koran Inggris, Guardian.<br />

Surat pembangkangan terbuka para veteran<br />

dan staf Unit 8200 terang membuat berang<br />

Perdana Menteri Netanyahu dan petinggi militer<br />

Negeri Bintang Daud. Apa yang ditulis para<br />

refusenik—sebutan bagi para pembangkang—<br />

menurut Netanyahu, merupakan fitnah tanpa<br />

dasar.<br />

Brigadir Jenderal Motti Almoz, juru bicara IDF,<br />

memastikan mereka akan dijatuhi hukuman.<br />

“Tak ada tempat bagi penolakan tugas di IDF,”<br />

kata Almoz. Menurut Menteri Pertahanan<br />

Moshe Ya’alon, mereka yang menandatangani<br />

surat itu bakal diperlakukan seperti kriminal.<br />

“Ini harga yang kami siap bayar.... Kalian tak<br />

bisa lari dari tanggung jawab,” kata Sersan<br />

Nadav. Seorang prajurit perempuan Unit 8200<br />

yang turut membubuhkan tanda tangan sedikit<br />

khawatir dengan konsekuensi yang bakal<br />

mereka tanggung. “Aku harus siap menghadapi<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


INTERNASIONAL<br />

NEWYORKER<br />

orang-orang yang mengharapkanku mati, yang<br />

menyumpahiku sebagai pengkhianat.”<br />

Pembangkangan bukan hal yang benarbenar<br />

baru di militer Israel. Namanya Letnan A.<br />

Dia bertugas di Unit 8200, dia membangkang<br />

dan diseret ke pengadilan militer. Pada suatu<br />

hari pada Januari 2003, dua bom meledak di<br />

Kota Tel Aviv dan membunuh 23 warga Israel.<br />

Murka terhadap pengeboman itu, petinggi<br />

militer Israel berniat membalasnya kontan.<br />

Letnan A diminta komandannya mengidentifikasi<br />

sebuah gedung di wilayah Palestina<br />

dan mencari informasi berapa jumlah<br />

penghuninya. Dia merasa heran dengan<br />

perintah tak lazim itu. Sebab, biasanya mereka<br />

diperintahkan mencari informasi mengenai<br />

seorang musuh dan di mana persembunyiannya.<br />

Letnan A curiga informasi “aneh” itu akan<br />

menjadi bekal serangan udara dengan korban<br />

acak. Dia khawatir serangan udara itu akan<br />

membunuh korban sipil tak bersalah. Tak setuju<br />

dengan operasi militer ngawur itu, Letnan A<br />

memutuskan menahan informasi intelijen yang<br />

dia peroleh. Tanpa bekal informasi intelijen,<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


INTERNASIONAL<br />

MIKOPELED<br />

serangan udara itu pun dibatalkan.<br />

Komandan Unit 8200 memutuskan menyeret<br />

Letnan A ke pengadilan militer Israel. Menurut<br />

sang komandan, bukan urusan Letnan A<br />

untuk menentukan apakah operasi militer itu<br />

sah atau tidak, bermoral atau tak bermoral.<br />

“Tapi tak sedikit orang yang menilai apa yang<br />

dia lakukan merupakan tindakan benar,” ujar<br />

seorang perwira muda Israel.<br />

Setahun sebelumnya, Kapten David<br />

Zonzhein dan puluhan prajurit IDF membuat<br />

surat terbuka—belakangan disebut The<br />

Combatant’s Letter. Lewat surat itu, mereka<br />

menolak dikirim ke wilayah pendudukan,<br />

di seberang Garis Hijau. Menurut mereka,<br />

operasi militer di wilayah pendudukan<br />

tak bertujuan menjaga keamanan Israel,<br />

melainkan hanya demi melanggengkan<br />

kekuasaan atas wilayah Palestina. “Kami<br />

menolak berperang di seberang perbatasan<br />

tahun 1967 yang hanya bertujuan menguasai,<br />

mengusir, dan melecehkan semua orang,”<br />

mereka menulis dalam suratnya. Hingga hari<br />

ini, sudah hampir 700 prajurit Israel yang<br />

bergabung dalam gerakan Ometz LeSarev<br />

alias Courage to Refuse. ■ SAPTO PRADITYO | GUARDIAN<br />

| JERUSALEM POST | YNET | ARUTZ SHEVA | MA'ARIV<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


INTERNASIONAL<br />

MENJUAL<br />

SHAOLIN INC.<br />

MENJUAL<br />

SHAOLIN INC.<br />

MENJUAL<br />

SHAOLIN INC.<br />

MENJUAL<br />

SHAOLIN INC.<br />

“HIDUP KAMI MUNGKIN BERUBAH, TAPI APA<br />

YANG KAMI LATIH DAN PIKIRAN<br />

KAMI TAK BERUBAH.”<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMEBER 2014


INTERNASIONAL<br />

REDDIT<br />

SEKILAS, tidak ada yang tak lazim<br />

dalam iklan lowongan itu, kecuali<br />

pemasangnya. Dicari dua orang untuk<br />

mengisi posisi direktur utama<br />

dan pemimpin redaksi. Menurut kantor berita<br />

Tiongkok, Xinhua, syarat bagi pelamar dua<br />

jabatan tinggi itu ha nya dua hal: pintar berbahasa<br />

Inggris, baik menulis maupun bercakap,<br />

dan lihai mengelola jejaring sosial seperti Weibo<br />

dan menyebarkan pesan lewat WeChat.<br />

Iklan lowongan di akun Yuji di situs Weibo—<br />

situs Twitter ala Tiongkok—pada awal September<br />

lalu itu dipasang oleh biara Shaolin di Pegunungan<br />

Song, Kota Dengfeng, Provinsi Henan,<br />

Tiongkok. Ya, kuil para biarawan Buddha dan<br />

konon tempat lahirnya kungfu.<br />

Menurut Yang Tong, pemilik akun Yuji, ada<br />

lebih dari 300 pelamar yang tertarik bekerja<br />

untuk Kuil Shaolin. Ada sejumlah wartawan<br />

Xinhua, juga beberapa jurnalis stasiun te levisi,<br />

yang mengirimkan lamaran. Lebih dari seperempat<br />

pelamar merupakan lu lusan universitas<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMEBER 2014


INTERNASIONAL<br />

MEREKA YANG BEKERJA UNTUK<br />

KUIL SHAOLIN HARUS TAHAN<br />

DENGAN KESEPIAN.”<br />

luar negeri.<br />

Karena pemilik lowongan adalah kuil biarawan<br />

Buddha, sebagian pelamar masih ragu<br />

dengan syaratnya. “Apakah pelamarnya harus<br />

laki-laki Apakah kami harus berpantang makan<br />

daging Apakah kami boleh menikah Dan<br />

apakah kami juga dilarang berhubungan seks”<br />

mereka melontarkan rupa-rupa pertanyaan.<br />

Tak perlu berpantang makan daging, juga tak<br />

harus seorang Buddha,<br />

menurut Qian Daliang,<br />

Manajer Shaolin<br />

Intangible Assets<br />

Management Center,<br />

yang boleh bekerja<br />

bagi mereka. Bahkan<br />

perempuan pun boleh<br />

ikut bergabung. Daliang<br />

mengatakan Kuil<br />

Shaolin berniat menyebarkan nilai-nilai Buddha,<br />

seni bela diri kungfu, dan ilmu pengobatan<br />

Shaolin ke seluruh dunia lewat jejaring sosial.<br />

Namun, walaupun namanya direktur dan<br />

pemimpin redaksi, seorang mantan murid<br />

Shaolin mengingatkan, jabatan itu jauh dari kesan<br />

glamor. Kuil Shaolin tetap merupakan kuil<br />

bagi biarawan Buddha. “Mereka yang bekerja<br />

untuk Kuil Shaolin harus tahan dengan kesepian....<br />

Anak-anak muda biasanya cepat bosan di<br />

sana,” kata dia.<br />

Sudah berumur lebih dari 15 abad, Kuil Shaolin<br />

memang tak lagi seperti biara Buddha pada<br />

puluhan tahun silam. Kini Biara Shaolin sudah<br />

menjadi obyek wisata yang sangat kondang.<br />

Setiap tahun, lebih dari 2 juta wisatawan dari<br />

seluruh dunia berkunjung ke kuil di Pegunungan<br />

Song tersebut.<br />

Sekarang, dalam sejumlah hal, Biara Shaolin<br />

lebih menyerupai sebuah “perusahaan”. Kepala<br />

Biara Shaolin ke-30, Shi Yongxin, 49 tahun,<br />

telah menyulap Shaolin dari biara miskin dan<br />

telantar, menjadi “perusahaan” yang lumayan<br />

tajir. Di media, Shi Yongxin dijuluki “Biarawan<br />

CEO” bukan cuma karena dia memiliki gelar<br />

MBA, tapi juga bagaimana cara dia mengelola<br />

Biara Shaolin.<br />

Pada 1998, Shaolin mendirikan perusahaan<br />

Henan Shaolin Temple Industrial Development<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMEBER 2014


INTERNASIONAL<br />

WAROSU<br />

Company dan mendaftarkan hak cipta atas<br />

merek Shaolin. Shaolin menjadi biara pertama<br />

di Tiongkok yang menguasai hak cipta atas<br />

namanya.<br />

“Kami menempuh jalur komersial dan hukum<br />

untuk melin dungi hak intelektual, merek, dan<br />

warisan sejarah kami,” Shi Yongxin menjelaskan<br />

alasan di balik pendaftaran nama Shaolin<br />

itu. Sepertinya memang tak ada cara lain bagi<br />

Sang Kepala Biara, karena nama Shaolin sangat<br />

kondang. Bukan cuma di kampung halamannya<br />

di Provinsi Henan, tapi juga di seluruh Tiong-<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMEBER 2014


INTERNASIONAL<br />

BIARAWAN BUDDHA YANG<br />

MENGENDARAI MOBIL MEWAH<br />

TAK MEMBERIKAN TELADAN<br />

KEPADA UMATNYA.”<br />

kok, bahkan seluruh dunia.<br />

Tak terhitung film dari daratan Tiongkok,<br />

Hong Kong, maupun Hollywood yang meminjam<br />

nama Shaolin. Tak terhitung pula sekolah<br />

kungfu yang membajak nama Biara Shaolin dari<br />

Songshan. Rupa-rupa produk, mulai sosis babi,<br />

obat-obatan herbal, parfum, bahkan minuman<br />

beralkohol yang terang barang haram bagi<br />

biarawan Buddha, juga nekat mencatut nama<br />

Kuil Shaolin.<br />

Sekarang, menurut Shi<br />

Yongxin, mereka tak punya<br />

cukup tenaga dan biaya untuk<br />

memperkarakan para pembajak<br />

“merek” Shaolin. “Jika kami<br />

menggugat mereka, kami akan<br />

menghabiskan banyak duit dan waktu. Itu pun<br />

hasilnya belum tentu memuaskan.... Suatu saat<br />

nanti, ketika masyarakat Tiongkok sudah seperti<br />

masyarakat Barat, ketika masyarakat lebih<br />

sadar hukum, secara alamiah mereka akan melepaskan<br />

nama Biara Shaolin,” kata Shi Yongxin<br />

bijak, terdengar taktis seperti bos perusahaan<br />

besar.<br />

Untuk sementara, Biara Shaolin sudah lumayan<br />

sejahtera dengan pendapatan dari<br />

tiket masuk ke kompleks Shaolin, uang kursus<br />

kungfu di 40 pusat kebudayaan yang dikelola<br />

Shaolin di seluruh dunia, plus royalti pemakaian<br />

nama Shaolin untuk film. Biara Shaolin juga<br />

mengelola perusahaan pembuat makanan dan<br />

obat-obatan tradisional.<br />

Tak sedikit pula eksekutif perusahaan dari<br />

seluruh dunia yang bersedia membayar mahal<br />

hanya demi menyimak beberapa patah nasihat<br />

dari biarawan Shaolin. “Kungfu meng ajari kita<br />

berlaku seperti air yang terus mengalir, karena<br />

semua hal dalam kungfu terus mengalir,” kata<br />

Demina Masoula, konsultan bisnis dari Yunani.<br />

Namun Shi Yongxin maupun anak buahnya<br />

menolak meng ungkap berapa besar pendapatan<br />

mereka setiap tahun. Tiket masuk ke<br />

kompleks Biara Shaolin, menurut situs China.<br />

org, sebesar 20 yuan atau sekitar Rp 39 ribu.<br />

Jika ada 2 juta pengunjung setiap tahun, bisa<br />

dihitung pendapatan dari tiket masuk Biara<br />

Shaolin saja paling tidak Rp 78 miliar. Memang,<br />

tak semua duit itu masuk ke kantong Shaolin.<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMEBER 2014


INTERNASIONAL<br />

REDDIT<br />

Menurut Yongxin, mereka hanya mendapat 30<br />

persen pendapatan tiket. Sisanya masuk ke kas<br />

pemerintah Kota Dengfeng.<br />

Sebagai tanda terima kasih kepada Biara<br />

Shaolin, yang telah menyumbang pendapatan<br />

lumayan besar, Pemerintah Kota Dengfeng<br />

memberikan hadiah mobil mewah Volkswagen<br />

SUV kepada pemimpin kuil, Shi Yongxin.<br />

Di Tiongkok, harga mobil VW SUV berkisar 2<br />

juta yuan atau sekitar Rp 1,9 miliar. Entah barang<br />

sumbangan atau bukan, beberapa kali<br />

Shi Yongxin juga tampak menenteng iPad dan<br />

merogoh iPhone dari balik jubahnya. Tak urung,<br />

mobil mewah dan gadget mahal itu mengundang<br />

gunjingan.<br />

“Biarawan Buddha yang mengendarai mobil<br />

mewah dan menenteng ponsel mahal tak<br />

memberikan teladan kepada umatnya,” Niu<br />

Fengrui, sosiolog di Akademi Ilmu Sosial Tiongkok,<br />

mengkritik. “Gaya hidup seperti itu juga<br />

tak selaras dengan semangat Buddha.” Setelah<br />

dicerca di sana-sini, Shi Yongxin memutuskan<br />

melelang mobil VW miliknya dan menyumbangkan<br />

uangnya kepada Biara Shaolin.<br />

Tapi suara miring terhadap Biara Shaolin,<br />

terutama soal komersialisasi Shaolin, tak lantas<br />

bisa dibungkam. “Sekarang jarang menemui<br />

biarawan Shaolin yang tekun melafalkan doadoa<br />

Buddha. Di mana-mana aku menemui para<br />

bia rawan yang lebih sibuk dengan ponselnya,”<br />

kata Pan Shanzhen, warga Kota Dengfeng, beberapa<br />

waktu lalu. Tapi Shi Yongxin tak ambil<br />

pusing dengan rupa-rupa kritik itu.<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMEBER 2014


INTERNASIONAL<br />

Shi Yongxin, Kepala<br />

Biara Shaolin<br />

REDDIT<br />

“Kita telah memasuki<br />

masyarakat<br />

komersial dan orang<br />

cenderung menilai<br />

segala hal dari sudut<br />

komersialisasi,” kata<br />

Shi Yongxin. “Tapi<br />

kalian harus melihat<br />

motivasi di balik<br />

bisnis. Ada orang<br />

yang berbisnis untuk<br />

bertahan hidup, ada<br />

pula yang berbisnis<br />

demi mengejar kekayaan.<br />

Biara Shaolin<br />

hanya ingin bertahan<br />

hidup.”<br />

“Kami tak punya<br />

banyak uang di bank, tapi kami memiliki stok<br />

makanan untuk dua tahun sehingga, jika ada<br />

bencana, kami masih bisa bertahan selama<br />

dua tahun,” Biarawan Yongxin menuturkan.<br />

“Aku selalu percaya, seorang Buddhis harus<br />

hidup di dunia nyata. Jika kalian mengasingkan<br />

diri di gunung, kalian tak akan memberikan<br />

manfaat.”<br />

Walaupun tak lagi miskin, menurut Shi<br />

Yongxin, para biarawan Shaolin tak memiliki<br />

barang-barang pribadi. Mobil dan<br />

pelbagai perangkat yang mereka pakai<br />

merupakan milik biara. Bagi Shi Yanbo, biarawan<br />

muda Shaolin, perubahan di biara<br />

itu merupakan satu ujian.<br />

“Turis merupakan ujian bagi xiuxing, jalan<br />

menuju pencerahan. Kami harus yakin bahwa<br />

pikiran kami tak terpengaruh oleh lingkungan<br />

yang bising,” kata Yanbo. “Hidup kami mungkin<br />

berubah, tapi apa yang kami latih dan pikiran<br />

kami tak berubah.” ■<br />

SAPTO PRADITYO | GLOBALTIMES | GUARDIAN | XINHUA | CHINA DAILY | FT<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMEBER 2014


LEONARDO<br />

DICAPRIO<br />

PESAN<br />

PERDAMAIAN<br />

ARIANA GRANDE<br />

THE FUTURE<br />

DIVA<br />

BIMBIM ‘SLANK’<br />

PEMBELA<br />

AHOK<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


PEOPLE PEOPLE<br />

LEONARDO DICAPRIO<br />

PESAN<br />

PERDAMAIAN<br />

LEONARDO DiCaprio tak cuma dikenal<br />

gape dalam bermain peran. Pemeran<br />

“Jack” dalam film Titanic ini juga dikenal<br />

cinta lingkungan dengan yayasan yang<br />

memiliki misi melin dungi bumi.<br />

Aktivitas ini ternyata mengundang perhatian<br />

PBB. Pria kelahiran Los Angeles, 11 November<br />

1974, ini didapuk sebagai Pembawa Pesan Perdamaian<br />

PBB (United Nations Messenger of<br />

Peace).<br />

“Dia bukan hanya salah satu aktor besar dunia.<br />

Dia juga punya komitmen jangka panjang terhadap<br />

lingkungan, termasuk lewat yayasannya,”<br />

ujar Sekjen PBB Ban Ki-moon.<br />

Pemeran film The Wolf of Wall Street ini pun<br />

langsung menyambut baik. Dia merasa menjadi<br />

pembawa pesan perdamaian PBB adalah bentuk<br />

kewajiban moral setiap orang.<br />

“Inilah saatnya untuk beraksi, bagaimana kita<br />

bereaksi terhadap krisis iklim mendatang yang<br />

menentukan nasib manusia dan bumi kita,” ujar<br />

aktor 39 tahun ini.<br />

Setelah resmi menjadi duta PBB, pria yang akrab<br />

disapa Leo ini kerap menghadiri pertemuan-pertemuan<br />

penting. Salah satunya pembahasan khusus<br />

tentang perubahan iklim. Good luck, Leo! n<br />

MELISA MAILOA | KEN YUNITA<br />

GETTY IMAGES<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


PEOPLE<br />

BIMBIM ‘SLANK’<br />

PEMBELA AHOK<br />

SEJUMLAH orang menyebut Basuki<br />

Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai kutu<br />

loncat setelah memutuskan “cabut”<br />

dari Partai Gerindra. Tapi, buat Bimbim<br />

“Slank”, langkah Ahok itu justru wajib diacungi<br />

jempol.<br />

Pria bernama lengkap Bimo Setiawan Almachzumi<br />

ini bahkan menyebut Ahok adalah negarawan<br />

yang benar. Tak banyak politikus yang<br />

punya sikap seperti Ahok.<br />

“Dia kan mundur untuk membela kepentingan<br />

orang banyak, bukan pindah partai biar kariernya<br />

lebih mulus,” ujarnya.<br />

Menurut Bimbim, Ahok merasa tidak klop<br />

dengan langkah partainya yang berkeras menjegal<br />

pemilihan kepala daerah secara langsung.<br />

“Jadi, aku justru salut sama dia (Ahok), yang<br />

berani bersikap sesuai hati nurani, itu hebat kan,”<br />

ujar drummer grup band yang punya banyak fans<br />

ini. Wah, jadi tim pem bela Ahok nih, Bim n<br />

MELISA MAILOA | KEN YUNITA<br />

DETIKCOM<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


PEOPLE PEOPLE<br />

ARIANA GRANDE<br />

THE FUTURE<br />

DIVA<br />

ARIANA Grande punya banyak fans<br />

di kawasan Asia, termasuk Indonesia.<br />

Penyanyi Amerika Serikat yang<br />

menyabet enam kategori dalam MTV<br />

EMA 2014 ini meng aku tak sabar ingin ke Indonesia.<br />

Dalam acara jumpa fans lewat sambung an<br />

Google+, pelantun lagu Bang Bang ini mengungkapkan<br />

keinginannya segera menggelar konser<br />

di Indonesia.<br />

“Aku ingin berkunjung ke sana (Indonesia) dan<br />

bertemu dengan kalian (fans) semua,” ujar Ariana<br />

saat menjawab pertanyaan seorang fans asal<br />

Indonesia.<br />

Ariana memang dikenal sebagai penyanyi yang<br />

dekat dengan penggemarnya. Di negaranya<br />

sendiri, Ariana sangat sering me lakukan “jumpa<br />

fans” dengan Arianators.<br />

Nama Ariana mulai ngetop sejak akhir 2013. Di<br />

tengah banyaknya penyanyi muda yang mengandalkan<br />

auto-tune di lagu mereka, Ariana menawarkan<br />

hal lain.<br />

Penyanyi kelahiran 26 Juni 1993 ini mengingatkan<br />

pentingnya menikmati lagu dengan suara<br />

multioktaf ala Mariah Carey. Pantas saja album<br />

perdananya langsung menjadi nomor satu di<br />

iTunes hanya dalam waktu 19 menit setelah diluncurkan.<br />

Wow! n MELISA MAILOA | KEN YUNITA<br />

GETTY IMAGES<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


SENI HIBURAN<br />

TEATER<br />

Ikon Baru<br />

Seniman<br />

Muda Bali<br />

BALI TIDAK PERNAH DIAM.<br />

PERGULATANNYA MENGALIR<br />

TERUS DARI ZAMAN KE ZAMAN.<br />

KINI BALI MENEMUKAN<br />

SINERGI BARU BUDAYA<br />

POPULER DAN TRADISI.<br />

FOTO: PALEVI S/ DETIKHOT<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


SENI HIBURAN<br />

TEATER<br />

D<br />

ARI Kan Ada, Roman<br />

(Cak Lontong) datang<br />

berwisata ke Bali. Di<br />

negeri para dewata<br />

ini dia didampingi pemandu<br />

wisata (Insan<br />

Nur Akbar) yang luar<br />

biasa mata duitannya. Tiap sebentar minta bayaran.<br />

“One information one dollar, Sir,” katanya kepada<br />

Roman. Jadi, kalau dia memberitahukan<br />

nama tiga tetangganya: Putu, Made, dan Ketut,<br />

setelahnya Roman akan dimintai duit tiga dolar.<br />

“No problem,” jawab Roman sambil merogoh<br />

saku, “No problem for you, but for me very<br />

problem.”<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


SENI HIBURAN<br />

TEATER<br />

Roman dibawa ke Kuta,<br />

Sanur, Kintamani, dan Bedugul.<br />

Di sebuah pura, Roman<br />

berkenalan dengan Sita<br />

(Ayushita) setelah gadis ini<br />

bersembahyang. Roman<br />

tertarik pada Sita. Dia pun menjanjikan macammacam<br />

kemewahan agar Sita mau menerima<br />

cintanya.<br />

“Kalau kau mau, aku ajak kawan-kawanku<br />

yang investor ke sini. Kita bangun jalan tol, semua<br />

kita bangun, kita bikin Bali sebagai pulau<br />

metropolitan agar kau bisa menikmati suasana<br />

kota modern di Bali, seperti di Klaten, negeri<br />

bagian di Kan Ada. Semua serbakomputer,” Roman<br />

melemparkan rayuan mautnya.<br />

Sita tidak langsung meng iyakan tawaran Roman.<br />

Pasalnya, ada pemuda kampung yang sudah<br />

lebih dulu mendekatinya, bernama Made<br />

(I Wayan Balawan), putra Bape (Marwoto),<br />

seorang tokoh spiritual Bali. Made, yang sederhana,<br />

pandai bermain gitar dan rajin ke pura.<br />

Bape pun dapat membaca maksud tersembunyi<br />

Roman terhadap Sita.<br />

Sita bimbang menentukan ke mana hatinya<br />

di labuhkan. Persaingan merebut Sita makin<br />

lama makin keras. Dari yang merayu Sita, meledek<br />

pesaing, sampai perkelahian fisik.<br />

Pak Sapta (Sapta Nirwandar), ayah Sita, memberi<br />

masukan agar putrinya lebih baik bersama<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


SENI HIBURAN<br />

TEATER<br />

Made, yang jelas baik pe rangainya dan punya<br />

kesamaan budaya. “Kalau sama Roman, nanti<br />

dia tidak mau ke pura.” Sita menerima saran<br />

ayahnya dan menerima Made sebagai calon<br />

suami.<br />

Demikian Indonesia Kita yang digelar di Graha<br />

Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta,<br />

12 & 13 September 2014. Di tengah penolakan<br />

keras masyarakat atas upaya reklamasi Teluk<br />

Benoa, Bali, pementasan yang digagas Butet<br />

Kartare djasa, Agus Noor, dan Putu Fajar Arcana<br />

itu mengangkat lakon Roman Made in Bali.<br />

Seniwati-seniman Bali dihadirkan, memperkuat<br />

barisan anak negeri yang menolak perusakan<br />

alam dan budaya Bali. Selain Balawan,<br />

ada penyanyi new age Ayu Laksmi, penyanyi<br />

opera Heny Janawati, I Made Sidia dengan<br />

wayang listriknya, dan kelompok tari Kobagi<br />

(Komunitas Badan Gila) yang anggotanya dari<br />

beragam-ragam profesi. Muncul pula sebagai<br />

kameo, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati<br />

(Tjok Ace), sesepuh Puri Ubud yang merupakan<br />

tiang pancang tradisi Bali.<br />

Keberadaan para seniwati-seniman Bali<br />

dalam satu panggung seni pertunjukan memberi<br />

“identitas” baru atas pencapaian ekspresi<br />

generasi paling kini di Bali. Bahwa Bali sejak<br />

pembabakan masa sejarah sampai hari ini terus<br />

tumbuh dan berinovasi, menemukan cerukceruk<br />

kultural terbaru dan terus memberi harapan<br />

bagi lahirnya generasi masa depan yang<br />

berdialog dengan tradisinya.<br />

Tak berlebihan bila dikatakan Bali sedang<br />

menuju puncak sinergi kebudayaan populer<br />

dan tradisi. Intisari kultur tradisi merembes dan<br />

memberi warna pada penghayatan hidup manusia<br />

Bali masa kini dan memberi respons atas<br />

apa yang terjadi di sekitar mereka hari-hari ini.<br />

Sekilas, Roman Made in Bali tak<br />

ubahnya cerita ringan tipikal<br />

tentang dua pemuda<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


SENI HIBURAN<br />

TEATER<br />

yang berebut cinta seorang gadis. Namun mari<br />

lihat lebih dalam. Di situ ada Sita, gadis yang<br />

diperebutkan, sebagai pelambang Bali. Roman<br />

sebagai investor yang buas siap melahap sang<br />

gadis berbekal duit dari mana saja. Dan Made,<br />

penduduk lokal yang nyaris putus asa mempertahankan<br />

gadis yang dia sayang.<br />

Kita melihat keputusasaan penduduk Bali ketika<br />

sawah leluhur dan pura, yang dulu tempat<br />

anak-anak belajar menari, sudah berganti rupa<br />

jadi hotel, pub, dan minimarket. Bali dalam perebutan<br />

antara kepentingan wisatawan asing<br />

berikut pemodal dan keberpihakan pada keaslian<br />

budaya religius penduduk lokal.<br />

Humor-humor spontan komedian Cak Lontong,<br />

Akbar, dan Marwoto, yang bukan dari Bali,<br />

menandakan Bali juga bersentuhan dengan<br />

sesuatu yang “di luar”. Marwoto, yang asalnya<br />

seniman ludruk Jawa Timur, sempat keteteran<br />

ketika Balawan, di luar skenario, atau mungkin<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


SENI HIBURAN<br />

TEATER<br />

sengaja untuk membangun kelucuan, nyerocos<br />

panjang dalam bahasa Bali.<br />

“Wah, bingung ini, jangan panjang-panjang.<br />

Tadi di latihan tidak ada,” kata Marwoto yang,<br />

walau kebingung an, tetap mempertahankan<br />

dialek Bali-nya.<br />

Riuh-rendah industri pariwisata sesungguhnya<br />

sudah ditanggapi I Wayan Limbak<br />

dan Walter Spies pada 1931 ketika menafsirkan<br />

ulang tari Sanghyang menjadi tari<br />

Cak sebagaimana yang kita kenal sekarang.<br />

Atau Spies dan Bonnet, bersama Tjokorda<br />

Raka Sukawati membentuk kelompok perupa<br />

Pita Maha, yang mewariskan lukisan<br />

bercorak Ubud dan Batuan. Mundur lagi ke<br />

abad ke-8 Masehi, ada nama besar Maharsi<br />

Markandeya, yang mendirikan Pura Besakih,<br />

atau pada abad ke-16 Masehi, Bali mengalami<br />

masa keemasan saat pemerintahan Dalem<br />

Waturenggong.<br />

Dan Bali kini, Bali kontemporer, punya ikon<br />

dan representasi sendiri yang menunjukkan<br />

Bali tidak berhenti. Generasi seniwati-seniman<br />

muda seolah membentuk satu orkestra yang<br />

disuarakan berbarengan, respons yang mencitrakan<br />

identitas kedirian mereka. Nyatanya,<br />

musik, lagu, dan cara mereka berkesenian diterima<br />

zaman. ■ SILVIA GALIKANO<br />

MAJALAH DETIK 22 -- 28 SEPTEMBER 2014


SENI HIBURAN<br />

FILM<br />

DUNIA<br />

DI BALIK LABIRIN<br />

SEKELOMPOK PEMUDA HIDUP TERISOLASI DI DALAM LINGKARAN DINDING<br />

RAKSASA. JALAN KELUAR SATU-SATUNYA ADALAH LABIRIN YANG MENYESATKAN<br />

DAN MEMATIKAN.<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


SENI HIBURAN<br />

FILM<br />

Judul: The Maze Runner<br />

Genre: Action | Mystery<br />

Sutradara: Wes Ball<br />

Produksi: 20th Century Fox<br />

Tap untuk melihat Video<br />

Pemain: Dylan O’Brien,<br />

Kaya Scodelario, Will<br />

Poulter<br />

Durasi: 1 jam 54 menit<br />

Lift kurungan<br />

kawat besi dari bawah<br />

tanah yang melaju<br />

“BOOM!”<br />

membentur permukaan.<br />

Isinya seorang pemuda (Dylan O’Brien). Suara<br />

keras itu membangunkannya dari pingsan yang<br />

entah sudah sejak kapan.<br />

Segerombolan pemuda berdiri di luar<br />

kurungan, memperhatikan. Alby (Aml<br />

Ameen) maju, membukakan pintu kurungan,<br />

menjulurkan tangan, dan menariknya keluar.<br />

Dia masih linglung, tak tahu dari mana<br />

datangnya, tak tahu apa yang terjadi<br />

sebelumnya, bahkan tak ingat namanya<br />

MAJALAH MAJALAH DETIK 23 DETIK - 293 MAJALAH DESEMBER - 9 MARET DETIK 2013 2014<br />

22 - 28 SEPTEMBER 2014


SENI HIBURAN<br />

FILM<br />

sendiri. “Sudah biasa begitu,” Alby mencoba<br />

menghibur, “Kami semua juga demikian. Nanti,<br />

setelah satu-dua hari, kau akan ingat namamu.”<br />

Tempat ini bernama Glade, berisi para<br />

pemuda yang tak punya ingatan akan masa lalu<br />

mereka. Alby adalah pemuda pertama yang<br />

dikirim, tiga tahun lalu. Mereka membangun<br />

tempat tinggal berupa gubuk-gubuk dari kayu<br />

beratap ranting dan daun. Tiap bulan, datang<br />

semacam helikopter yang melemparkan drumdrum<br />

berisi logistik untuk keperluan sebulan.<br />

Glade dikelilingi tembok raksasa dengan<br />

empat pintu di empat penjuru mata angin.<br />

Satu pintu akan membuka begitu matahari<br />

terbit dan akan menutup sebelum matahari<br />

terbenam. Mereka tidak pernah melihat tiga<br />

pintu lainnya terbuka.<br />

Gladers (penghuni Glade) dibagi-bagi dalam<br />

kelompok tugas berdasarkan kemampuannya.<br />

“Kasta” paling tinggi adalah runner (pelari),<br />

kelompok orang-orang pilihan, yang hanya<br />

dipunyai sangat sedikit orang. Minho (Ki<br />

Hong Lee) salah satunya. Tak ada yang boleh<br />

melewati pintu dinding raksasa itu kecuali para<br />

runner.<br />

Di balik tembok yang mengelilingi Glade<br />

adalah labirin rumit yang menyesatkan tapi<br />

diyakini sebagai satu-satunya jalan keluar untuk<br />

bisa meninggalkan Glade dan kembali ke dunia<br />

nyata. Tugas runner menyusuri dan memetakan<br />

labirin, dari pagi hingga petang, sekali sepekan.<br />

Begitu pintu terbuka di pagi hari, dua runner<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


SENI HIBURAN<br />

FILM<br />

Film ini merupakan debut<br />

feature sutradara Wes<br />

Ball yang sebelumnya<br />

menangani efek visual di<br />

The Beginners (2010).<br />

berlari melewati pintu, dan<br />

petang hari para Gladers sudah<br />

bersiap di pintu menunggu<br />

kepulangan mereka.<br />

Jika hingga pintu ditutup<br />

runner tak kembali, dipastikan<br />

mereka tak akan kembali<br />

selamanya. Pasalnya, di<br />

dalam labirin ada Grievers,<br />

makhluk-makhluk biomekanik<br />

berbentuk tarantula dengan<br />

sengat beracun, yang keluar<br />

pada malam hari. Grievers siap melumat habis<br />

manusia yang mereka temui.<br />

Hari kedua, anak baru ini ditantang adu<br />

gulat melawan Gally (Will Poulter), yang sejak<br />

awal sudah tampak sinis. “Ayo, Greenie (Hijau),<br />

lawan aku.” Walau sempat ragu, pemuda yang<br />

mendapat panggilan “Greenie” itu menerima<br />

tantangan Gally.<br />

Sebuah serudukan keras Gally membuat<br />

tubuh Greenie terempas dan kepalanya<br />

membentur tanah dengan kencang. Seketika<br />

dia teringat namanya: Thomas.<br />

The Maze Runner mencemplungkan para<br />

remaja yang belum pernah membaca novel<br />

laris serial The Maze Runner (2009) karya James<br />

Dashner.<br />

Film ini merupakan debut feature sutradara<br />

Wes Ball yang sebelumnya menangani efek<br />

visual di The Beginners (2010) dan jadi sutradara<br />

film pendek animasi A Work in Progress<br />

(2002). Ball membangun adegan akhir yang<br />

menegangkan dan solid serta pengungkapan<br />

sebuah rencana besar di balik Glade, yang<br />

membuat kisah coming-of-age itu makin<br />

menarik.<br />

Pada satu jam pertama, film ini berjalan<br />

lambat dan tidak banyak pengembangan<br />

karakter. Sering kali gambar biru terang<br />

berkelebat, visual isi kepala Thomas, yang tak<br />

jelas tertangkap apa maknanya. Baru kemudian,<br />

ketika Thomas dan Minho sepakat mendobrak<br />

ketakutan selama ini untuk bersama-sama<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


SENI HIBURAN<br />

FILM<br />

mencari jalan keluar, The Maze Runner mulai<br />

terasa serunya.<br />

Baru beberapa hari Thomas datang, seorang<br />

gadis dikirim ke tengah-tengah gerombolan<br />

pemuda. Teresa (Kaya Scodelario) namanya.<br />

Begitu terjaga, nama Thomas yang dia<br />

gumamkan, setelah itu pingsan lagi.<br />

Tentu penonton berharap Teresa memberi<br />

arti penting di Glade. Namun, setelah mendapat<br />

porsi khusus dalam cerita sebagai orang dari<br />

masa lalu Thomas, satu-satunya perempuan ini<br />

pada akhirnya tenggelam jadi bayang-bayang.<br />

Penambahan seorang gadis terasa benar<br />

dipaksakan. Jadi jangan harap ada percintaan<br />

supranatural di sini, seperti di serial Twilight.<br />

Karakter-karakter The Maze Runner<br />

cenderung datar dan dua dimensi. Sepanjang<br />

film, O’Brien terus-menerus melemparkan<br />

tatapan kebingungan. Poulter, yang biasanya<br />

brilian, kali ini jadi si jahat yang tak berhenti<br />

bersungut-sungut menyebalkan.<br />

Kehadiran Grievers yang membahayakan<br />

Gladers kurang digali trio penulis skenario<br />

Noah Oppenheim, Grant Pierce Myers, dan<br />

T.S. Nowlin. Mereka terlalu berfokus pada<br />

hari ini si A mati di dalam labirin, besok B,<br />

lusa siapa. Padahal, selain adegan action yang<br />

menegangkan, dinding labirin yang kokoh dan<br />

menyesatkan itu merupakan sumber yang kuat<br />

untuk memberi bobot emosional film.<br />

Dibanding film-film bergenre dewasamuda<br />

lainnya, seperti The Hunger Games dan<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


SENI HIBURAN<br />

FILM<br />

Divergent, The Maze Runner terasa low-tech,<br />

klasik, dan segar. Mungkin saja The Maze<br />

Runner dipatok sebagai The Hunger Games<br />

berikutnya. Dan Wes Ball akan lebih berani<br />

menangani cowok-cowok keren ini memimpin<br />

dunia yang hancur di The Maze Runner, Part<br />

Deux. Siapa tahu ■<br />

SILVIA GALIKANO<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


FILM PEKAN INI<br />

DINO<br />

TIME<br />

KISAH tiga petualang anak-anak<br />

yang menjelajahi waktu dengan<br />

sebuah mesin waktu berbentuk telur.<br />

Ketiganya menjelajahi waktu hingga 65 juta<br />

tahun yang lalu, saat dinosaurus berkuasa di<br />

bumi.<br />

JENIS FILM: ANIMATION | PRODUSER: ROBERT<br />

ABRAMOFF, JOONBUM HEO, DAVID<br />

LOVEGREN | PRODUKSI: CJ ENTERTAINMENT |<br />

SUTRADARA: YOON-SUK CHOI, JOHN KAFKA |<br />

DURASI: 88 MENIT<br />

MAJALAH DETIK 21 - 27 JULI 2014<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


FILM PEKAN INI<br />

THE<br />

NOVEMBER<br />

MAN<br />

PETER Devereaux (Pierce Brosnan) adalah<br />

mantan anggota CIA yang kembali beraksi dalam<br />

sebuah misi yang sangat pribadi. Kali ini dia harus<br />

melawan mantan anak didiknya di permainan maut yang<br />

melibatkan pejabat pemerintah tinggi Amerika Serikat<br />

dan Presiden Rusia.<br />

JENIS FILM: ACTION | PRODUSER: SRIRAM DAS,<br />

BEAU ST. CLAIR | PRODUKSI: RELATIVITY MEDIA |<br />

SUTRADARA: ROGER DONALDSON | DURASI: 108 MENIT<br />

MAJALAH DETIK 21 - 27 JULI 2014<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


FILM PEKAN INI<br />

THE PURGE:<br />

ANARCHY<br />

JENIS FILM: ACTION, THRILLER | PRODUSER: MICHAEL BAY,<br />

JASON BLUM | PRODUKSI: UNIVERSAL PICTURES | SUTRADARA:<br />

JAMES DEMONACO | DURASI: 103 MENIT<br />

PEMERINTAHAN baru dijalankan oleh New<br />

Founders of America (NFA), melegalkan<br />

pembunuhan selama 12 jam di malam hari untuk<br />

memastikan bahwa tingkat kejahatan tetap di<br />

bawah 1 persen selama sisa tahun.<br />

Di saat pemerintah tidak bisa memberikan bantuan, lima<br />

warga sipil mencari tahu seberapa jauh mereka akan pergi<br />

untuk melindungi diri mereka. Mereka berjuang untuk bertahan<br />

hidup di malam yang penuh dengan keputusan mustahil.<br />

MAJALAH MAJALAH DETIK 22 DETIK 4 - - 28 10 SEPTEMBER 21 NOVEMBER - 27 JULI 2013<br />

2014


AGENDA<br />

SPACE IBIZA 25TH ANNIVERSARY TOUR<br />

26 SEPTEMBER 2014, 00.00 WIB, Colosseum Club, Jalan<br />

Kunir No. 7 Kota Tua, Jakarta Barat<br />

COMICONNEXIONS:<br />

COMIC’S WEEK YOGYAKARTA<br />

Reinhard Kleist, 22-27 SEPTEMBER 2014, Goethe-Institut<br />

Indonesien, Yogyakarta<br />

ART HOUSE CINEMA:<br />

POSTCARD FROM THE ZOO<br />

SELASA, 23 SEPTEMBER 2014, PUKUL 19.00 WIB,<br />

GoetheHaus Jakarta<br />

KOLINTANG:<br />

THE SOUND OF HARMONY<br />

Oleh Sanggar Bapontar, SABTU, 27 SEPTEMBER 2014,<br />

PUKUL 15.00 WIB, Galeri Indonesia Kaya, Jakarta<br />

33 TAHUN DUET ARI-REDA<br />

27 SEPTEMBER 2014 PUKUL 20.00 WIB, Coffeewar, Jalan<br />

Kemang Timur 15, Jaksel<br />

APPASSE’RE SA’RA<br />

Oleh Passare Ensemble, MINGGU, 28 SEPTEMBER 2014,<br />

PUKUL 15.00 WIB, Galeri Indonesia Kaya, Jakarta<br />

THE COLOR INDEPENDENCE ARTIST FESTIVAL<br />

28 SEPTEMBER 2014 PUKUL 18.00 WIB, Tennis Indoor Senayan,<br />

Jakarta, Promotor: Full Color Entertainment<br />

JAKARTA CONTEMPORARY CERAMIC<br />

BIENNALE: COEFFICIENT OF EXPANSION<br />

23 SEPTEMBER-13 OKTOBER 2014<br />

Pembukaan: 2 SEPTEMBER PUKUL 19.00 WIB<br />

Galeri Nasional, Jakarta<br />

STAGE EMPIRE FEAT. ADA BAND<br />

25 SEPTEMBER 2014 PUKUL 22.00 WIB<br />

Colosseum Club, Jalan Kunir No. 7 Kota Tua, Jakarta Barat,<br />

Promotor: Colosseum Club<br />

CUMLAUDE CONCERT SERIES XIV:<br />

A MUSICAL SUNDAY<br />

Oleh VIENNA MUSIC Menampilkan Ananda Sukarlan dan<br />

Children in Harmony, Teater Kecil, MINGGU, 28 SEPTEMBER<br />

2014, Pukul: 16.00 WIB, HTM: Rp 100.000<br />

WAYANG ORANG PANDAWA KUMARA PRABU<br />

25 SEPTEMBER 2014 PUKUL 19.00 WIB, Gedung Kesenian<br />

Jakarta, Jalan Gedung Kesenian No. 1, Jakarta, Promotor:<br />

Sekar Budaya Nusantara<br />

SPEAK PERCUSSION<br />

25 SEPTEMBER 2014 PUKUL 20.00 WIB<br />

Galeri Salihara, Jalan Salihara 16, Pasar Minggu, Jakarta<br />

Selatan, 12520<br />

MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014


Alamat Redaksi : Aldevco Octagon Building Lt. 4<br />

Jl. Warung Jati Barat Raya No. 75, Jakarta 12740 , Telp: 021-7941177 Fax: 021-7944472<br />

Email: redaksi@majalahdetik.com<br />

Majalah detik dipublikasikan oleh PT Agranet Multicitra Siberkom, Grup Trans Corp.<br />

@majalah_detik<br />

majalah detik

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!