C4z4lX
C4z4lX
C4z4lX
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
HIP KULINER PASAR SANTA<br />
KOMPROMI<br />
MENTERI<br />
JOKOWI<br />
PEMBANGKANGAN<br />
INTEL ISRAEL<br />
EDISI 147 | 22 - 28 SEPTEMBER 2014
DAFTAR ISI<br />
EDISI 147 22 - 28 SEPTEMBER 2014<br />
FOKUS<br />
KOMPROMI<br />
DI ANGKA 34<br />
TERGANJAL ANGGARAN, JOKOWI<br />
BATAL MERAMPINGKAN KABINET.<br />
PERAMPINGAN AKAN DICICIL SELAMA<br />
MASA PEMERINTAHAN.<br />
NASIONAL<br />
KRIMINAL<br />
n DUA SETERU BIDIK DKI-2<br />
n JEJAK ASING DI JARINGAN POSO<br />
INTERNASIONAL<br />
n JUAL PONSEL TIPU-TIPU<br />
HUKUM<br />
n SAAT POLISI DIREHABILITASI<br />
EKONOMI<br />
n MAJU MUNDUR PERANG ISIS<br />
n PEMBANGKANGAN INTEL ISRAEL<br />
n MENJUAL SHAOLIN INC.<br />
INTERVIEW<br />
n JOKOWI HARUS NAIKKAN HARGA BBM<br />
KOLOM<br />
n DILEMA PERKAWINAN BEDA AGAMA<br />
SAINS<br />
n TINGGAL SELANGKAH BAILOUT CENTURY SELESAI<br />
BISNIS<br />
n SAATNYA MENJADI RAJA OTOMOTIF ASEAN<br />
n PEMAIN BARU MPV SIAP BERAKSI<br />
n KEMBALINYA SI RAJA JALANAN<br />
n PERANG SUV CABAI RAWIT<br />
n APPLE TANPA KEJUTAN BARU<br />
LENSA<br />
n DICARI: JACK THE RIPPER<br />
TEATER<br />
n AWAN CINCIN SAAT SLAMET MELETUS<br />
n IKON BARU SENIMAN MUDA BALI<br />
SENI HIBURAN / FILM<br />
n LEONARDO DICAPRIO | ARIANA GRANDE | BIMBIM<br />
GAYA HIDUP<br />
n DUNIA DI BALIK LABIRIN<br />
n FILM PEKAN INI<br />
n AGENDA<br />
Cover:<br />
Ilustrasi: Kiagus Auliansyah<br />
@majalah_detik<br />
majalah detik<br />
n DARI PASAR JADI BARISTA ANDAL<br />
n KERIUHAN DI POJOKAN PASAR SANTA<br />
n PENASARAN DENGAN CITY TOUR BUS<br />
Pemimpin Redaksi: Arifin Asydhad. Wakil Pemimpin Redaksi: Iin Yumiyanti. Redaksi: Dimas Adityo, Irwan<br />
Nugroho, Nur Khoiri, Sapto Pradityo, Sudrajat, Oktamandjaya Wiguna, Arif Arianto, Aryo Bhawono,<br />
Deden Gunawan, Hans Henricus, Silvia Galikano, Nurul Ken Yunita, Kustiah, M Rizal, Budi Alimuddin,<br />
Pasti Liberti Mappapa, Monique Shintami, Isfari Hikmat, Bahtiar Rifai, Jaffry Prabu Prakoso. Bahasa:<br />
Habib Rifa’i, Rahmayoga Wedar. Tim Foto: Dikhy Sasra, Ari Saputra, Haris Suyono, Agus Purnomo.<br />
Product Management & IT: Sena Achari, Sofyan Hakim, Andri Kurniawan. Creative Designer: Mahmud Yunus,<br />
Galih Gerryaldy, Desy Purwaningrum, Suteja, Mindra Purnomo, Zaki Al Farabi, Fuad Hasim,<br />
Luthfy Syahban. Illustrator: Kiagus Aulianshah, Edi Wahyono.<br />
Kontak Iklan: Arnie Yuliartiningsih, Email: sales@detik.com Telp: 021-79177000, Fax: 021-79187769<br />
Direktur Utama: Budiono Darsono Direktur: Nur Wahyuni Sulistiowati, Heru Tjatur, Warnedy Kritik dan Saran:<br />
appsupport@detik.com Alamat Redaksi: Gedung Aldevco Octagon Lantai 2, Jl. Warung Jati Barat Raya<br />
No.75 Jakarta Selatan, 12740 Telp: 021-7941177 Fax: 021-7944472 Email: redaksi@majalahdetik.com<br />
Majalah detik dipublikasikan oleh PT Agranet Multicitra Siberkom, Grup Trans Corp.
LENSA<br />
AWAN CINCIN SAAT SLAMET MELETUS<br />
TAP UNTUK MELIHAT FOTO UKURAN BESAR<br />
(Foto-foto: Oky Lukmansyah<br />
& Idhad Zakaria/Antara).<br />
Gunung Slamet setinggi 2.428 mdpl memuntahkan abu vulkanik disertai dentuman keras pada Kamis (11/9). Meski tidak sehebat Merapi<br />
atau Sinabung, letusan Slamet tetap diwaspadai. Jalur evakuasi dan tindakan antisipatif dilakukan.<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
LENSA<br />
Awan berbentuk cincin terlihat dari Desa Tuwel, Kabupaten Tegal, Kamis (11/9). Fenomena asap berbentuk cincin yang disertai dentuman<br />
keras itu terjadi setiap sekitar lima belas menit.
LENSA<br />
Letusan lava pijar Gunung Slamet terlihat dari Desa Pandansari, Paguyangan, Brebes, Jateng, Rabu (17/9). Gunung Slamet kembali<br />
mengeluarkan letusan yang disertai lava pijar dan menyebabkan hujan abu di wilayah Kabupaten Banyumas, setelah empat hari terakhir<br />
menurun aktivitas vulkaniknya.
LENSA<br />
Letusan juga terlihat pada Mei 2014. Gunung yang terbentuk oleh subduksi Lempeng Indo-Australia pada Lempeng Eurasia terbilang<br />
masik aktif.
LENSA<br />
1. Petugas memantau aktivitas Gunung Slamet menggunakan alat seismograf di Pos Pengamatan Gunung Api Slamet, Desa Gambuhan,<br />
Pemalang, Jateng, Rabu (20/8). 2. Petugas memantau Gunung Slamet menggunakan alat deformasi (pengukur kembang-kempis<br />
gunung) di Pos Pengamatan Gunung Api Slamet, Jateng, Jumat (2/5). 3. Petugas Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)<br />
Kabupaten Banyumas, melakukan pengukuran suhu sumber air panas di obyek wisata pancuran tiga, Baturraden, Banyumas, Jateng,<br />
Selasa (9/9).
LENSA<br />
1. Seorang bocah menemani ibunya yang memanen sisa sayur pada areal perkebunan di Desa Kutabawa, Karangreja, Purbalingga, Jateng, Sabtu (13/9).<br />
2. Petugas menjelaskan status Gunung Slamet kepada sejumlah siswa di Pos Pengamatan Gunung Api Slamet Desa Gambuhan, Pemalang, Jateng,<br />
Kamis (1/5). 3. Sejumlah pengunjung mandi air panas di Wisata Guci, Kabupaten Tegal, Jateng, Jumat (2/5).
LENSA<br />
Semburan lava pijar pada kawah Gunung Slamet terlihat dari Desa Pandansari, Paguyangan, Brebes, Jawa Tengah, Kamis (4/9).
NASIONAL<br />
DUA SETERU<br />
BIDIK DKI-2<br />
ISU KURSI WAKIL GUBERNUR DKI JAKARTA KEMBALI MEMANAS<br />
SETELAH AHOK MUNDUR DARI GERINDRA. SIAPA BERHAK<br />
MENGAJUKAN NAMA, PDIP ATAU GERINDRA<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
NASIONAL<br />
SATU per satu tokoh fraksi partai<br />
anggota Koalisi Merah Putih di<br />
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah<br />
DKI Jakarta mendatangi ruang kerja<br />
Muhammad Taufik di lantai 9 gedung DPRD DKI,<br />
Senin siang, 15 September lalu. Ada Abraham<br />
Lunggana dari Partai Persatuan Pembangunan,<br />
M. Zainuddin dari Golkar, Triwisaksana dari<br />
Partai Keadilan Sejahtera, Ferrial Sofyan dari<br />
Partai Demokrat, dan sejumlah politikus<br />
lainnya. Di ruang Wakil Ketua DPRD dari Fraksi<br />
Partai Gerindra itu, mereka duduk meriung.<br />
Topik perbincangan mereka tak lain adalah<br />
soal sidang paripurna DPRD DKI yang akan<br />
digelar Senin siang itu. Mereka sepakat<br />
menganggap sidang itu tidak sah lantaran tak<br />
pernah dikomunikasikan dengan pimpinan<br />
sementara Dewan. Rapat paripurna sedianya<br />
mengagendakan penetapan Peraturan Tata<br />
Tertib DPRD masa jabatan 2014-2019 dan<br />
Ruang Paripurna DPRD DKI<br />
sepi setelah sidang ditunda,<br />
Senin (15/9).<br />
HASAN/DETIKCOM<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
NASIONAL<br />
Wakil Ketua DPRD DKI<br />
Muhammad Taufik<br />
RACHMAN/DETIKCOM<br />
pengumuman usulan pimpinan Dewan serta<br />
pimpinan fraksi-fraksi.<br />
“Ada satu ketentuan yang dilewati dan<br />
dilanggar,” kata Taufik saat itu.<br />
Pertemuan itu akhirnya menghasilkan<br />
gerakan boikot dari anggota fraksi partai koalisi<br />
pimpinan Gerindra tersebut. Dari 106 anggota<br />
DPRD DKI, hanya 61 yang menandatangani<br />
daftar hadir. Ada sejumlah politikus partai<br />
anggota Koalisi Merah Putih yang sempat<br />
meneken daftar hadir. Namun satu per satu<br />
mereka meninggalkan ruang saat sidang<br />
paripurna hendak dimulai. Alhasil, hanya 49<br />
anggota Dewan yang tersisa. Karena tidak<br />
mencapai kuorum, rapat akhirnya ditunda esok<br />
harinya.<br />
Manuver para politikus partai<br />
anggota Koalisi Merah Putih<br />
itu rupanya tak semata<br />
untuk memprotes sidang<br />
paripurna, tapi juga<br />
untuk mengetes<br />
kekompakan<br />
anggota koalisi<br />
yang mengusung pasangan Prabowo Subianto<br />
dan Hatta Rajasa dalam pemilihan presiden<br />
2014 tersebut. “Dan ternyata berhasil,” ujar<br />
Taufik saat ditemui majalah detik di kantornya,<br />
Selasa, 16 September lalu.<br />
Kekompakan itulah yang diklaim Taufik bakal<br />
terus berlanjut saat proses pemilihan calon<br />
Wakil Gubernur DKI Jakarta. Kursi wagub bakal<br />
segera kosong ditinggalkan Basuki Tjahaja<br />
Purnama atau Ahok, yang “naik pangkat”<br />
menjadi gubernur menggantikan Joko Widodo<br />
atau Jokowi, yang akan mengundurkan diri<br />
karena terpilih menjadi Presiden RI.<br />
Undang-Undang tentang Pemerintahan<br />
Daerah mengatur, wakil gubernur pengganti<br />
dipilih oleh DPRD dari dua nama yang<br />
diajukan oleh gubernur―dalam hal ini Ahok―<br />
berdasarkan usulan partai pengusung. Jokowi<br />
dan Ahok, saat pemilihan Gubernur dan Wakil<br />
Gubernur DKI Jakarta pada 2012, diusung oleh<br />
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan<br />
Gerindra.<br />
Nah, aturan itulah yang menjadi rujukan<br />
Gerindra untuk mengincar jabatan tersebut.<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
NASIONAL<br />
Pilkada DKI Jakarta putaran<br />
pertama, 2012 lalu.<br />
ARI SAPUTRA/DETIKCOM<br />
PDIP juga merasa berhak karena kader<br />
merekalah yang meninggalkan pos gubernur,<br />
sehingga kursi wagub menjadi “jatah” mereka.<br />
Namun Taufik yakin calon dari partainyalah<br />
yang bakal melenggang ke kursi DKI-2 karena<br />
Koalisi Merah Putih menguasai 57 dari 106<br />
kursi di Dewan. Sementara itu, koalisi partai<br />
pendukung Jokowi-Jusuf Kalla, yang menjadi<br />
lawan Koalisi Merah Putih dalam pilpres 2014,<br />
menduduki 49 kursi di DPRD DKI.<br />
“Karena soal cawagub ini bukan seperti jatahmenjatah<br />
nasi uduk. Parpol mengajukan nama,<br />
dan kami (Dewan) yang akan menentukan,”<br />
tuturnya.<br />
Perebutan kursi orang nomor dua di Jakarta<br />
antara PDI Perjuangan dan Gerindra sejatinya<br />
imbas dari pilpres 2014. Dua partai yang menjadi<br />
sekutu saat pilkada DKI Jakarta pada 2012 itu<br />
menjadi seteru dalam pemilihan presiden.<br />
PDIP mengusung Jokowi dan JK bersama<br />
Partai Kebangkitan Bangsa, Hanura, NasDem,<br />
serta Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia.<br />
Sedangkan Gerindra, yang menggalang Koalisi<br />
Merah Putih bersama Partai Amanat Nasional,<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
NASIONAL<br />
Muhammad Taufik dan<br />
Ahmad Riza Patria (kanan)<br />
DOK DETIKCOM<br />
Golkar, Partai Persatuan Pembangunan, dan<br />
Partai Bulan Bintang, mengusung Prabowo-<br />
Hatta. Belakangan, Demokrat juga bergabung<br />
dalam koalisi tersebut.<br />
Persaingan PDIP dan Gerindra, yang samasama<br />
membidik kursi Wakil Gubernur Jakarta,<br />
terlihat seusai pilpres dan Jokowi-JK terpilih<br />
sebagai presiden-wakil presiden. Sempat<br />
mereda saat Gerindra berkabung sepeninggal<br />
ketua umumnya, Suhardi, yang wafat karena<br />
sakit, isu ini kembali memanas setelah Ahok<br />
menyatakan mundur dari partai besutan<br />
Prabowo Subianto itu.<br />
Gerindra bahkan telah menyiapkan dua<br />
kadernya untuk mengisi pos Wakil Gubernur<br />
DKI, yakni Muhammad Taufik dan Ahmad<br />
Riza Patria. Selain sebagai Wakil Ketua DPRD,<br />
Taufik menjabat Ketua Dewan Perwakilan<br />
Daerah Gerindra Jakarta. Adapun Riza pernah<br />
maju sebagai calon wakil gubernur dari jalur<br />
independen saat pilkada DKI 2012, berpasangan<br />
dengan Hendardji Soepandji. Saat ini ia menjadi<br />
anggota DPR terpilih. Di antara dua nama itu,<br />
Riza-lah yang dianggap cocok dengan gaya<br />
kepemimpinan Ahok.<br />
“Riza calon kuat. Kalau Pak Taufik, ya nanti<br />
silakan memilih, apakah mau cawagub atau<br />
tetap menjadi Wakil Ketua DPRD,” ucap Ketua<br />
DPP Partai Gerindra Habiburokhman.<br />
Partainya merasa berhak mengusulkan nama<br />
calon wakil gubernur dengan berpedoman<br />
pada Pasal 26 Ayat (4) Undang-Undang Nomor<br />
12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah.<br />
Ayat itu berbunyi “Untuk mengisi kekosongan<br />
jabatan wakil kepala daerah yang berasal dari<br />
partai politik atau gabungan partai politik dan<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
NASIONAL<br />
Djarot Saiful Hidayat (kiri)<br />
dan Boy Bernardi Sadikin<br />
(kanan)<br />
DOK. DETIKCOM<br />
TAP/KLIK UNTUK BERKOMENTAR<br />
masa jabatannya masih tersisa 18 bulan atau<br />
lebih, kepala daerah mengajukan dua orang<br />
calon wakil kepala daerah berdasarkan usul<br />
partai politik atau gabungan partai politik yang<br />
pasangan calonnya terpilih dalam pemilihan<br />
kepala daerah dan wakil kepala daerah untuk<br />
dipilih oleh rapat paripurna DPRD”.<br />
Sebaliknya, PDIP sudah menyiapkan dua<br />
kader terbaiknya untuk mengisi pos wagub,<br />
yakni Ketua DPD PDIP Jakarta Boy Bernardi<br />
Sadikin dan mantan Wali Kota Blitar Djarot<br />
Saiful Hidayat. Menurut Wakil Sekretaris<br />
Jenderal PDIP Ahmad Basarah, dalam waktu<br />
dekat partainya akan berkomunikasi dengan<br />
Partai Gerindra dan Ahok untuk mengajukan<br />
dua nama tersebut.<br />
“Kalau kepentingannya untuk masyarakat<br />
Jakarta, saya kira calon yang baik tak akan<br />
ditolak (DPRD),” kata Basarah, Senin pekan lalu.<br />
Adapun Wakil Sekjen PDIP lainnya, Eriko<br />
Sotarduga, mengklaim partainyalah yang lebih<br />
berhak mengajukan nama calon wagub karena<br />
kader partainya, Jokowi, yang meninggalkan<br />
pos gubernur, yang kemudian diisi oleh Ahok.<br />
“Sudah fatsun-nya, yang mengajukan calon<br />
Wagub DKI adalah PDI Perjuangan,” ujarnya.<br />
Dosen ilmu politik Universitas Indonesia, Reni<br />
Suwarso, menilai semestinya Ahok bisa memilih<br />
sendiri pendampingnya atas persetujuan partaipartai<br />
pengusung untuk kemudian diserahkan<br />
dan dipilih oleh DPRD. “Karena ini bukan PAW<br />
(pergantian antarwaktu) di legislatif, melainkan<br />
pilkada,” tutur Reni. Sebab, wagub nantinya<br />
harus memiliki pemikiran yang sejalan dengan<br />
Ahok sebagai gubernur. n KUSTIAH | DIM<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
NASIONAL<br />
Ahok: Saya Lebih Suka Artis<br />
DI tengah panasnya persaingan<br />
Partai Demokrasi Indonesia<br />
Perjuangan dan Partai Gerakan<br />
Indonesia Raya dalam merebut<br />
kursi Wakil Gubernur DKI Jakarta,<br />
Basuki Tjahaja Purnama kembali<br />
mengeluarkan pernyataan mengejutkan.<br />
Pria yang kerap disapa dengan<br />
sebutan Ahok ini menyebut nama<br />
Nachrowi Ramli sebagai calon wakil<br />
gubernur.<br />
Padahal Nachrowi adalah kader<br />
Partai Demokrat, bukan PDI Perjuangan<br />
atau Gerindra, yang sama-sama<br />
merasa punya hak mengisi jabatan<br />
kursi wagub yang bakal lowong ditinggal<br />
Ahok. Nara—sapaan Nachrowi—adalah<br />
Ketua Dewan Pimpinan<br />
Daerah Partai Demokrat DKI Jakarta.<br />
Sebutan calon wagub itu dialamatkan<br />
Ahok kepada Nara saat keduanya<br />
hadir dalam acara Lebaran Betawi di<br />
kawasan Monas, Jakarta Pusat, Ahad,<br />
14 September lalu.<br />
Menurut Ahok, yang dalam waktu<br />
dekat bakal menjabat Gubernur DKI<br />
menggantikan Joko Widodo, nama<br />
Nara sebenarnya tidak muncul tibatiba.<br />
Nachrowi, yang menjadi calon<br />
wakil gubernur berpasangan dengan<br />
Fauzi Bowo dalam pemilihan kepala<br />
daerah DKI pada 2012, pernah masuk<br />
“radar” Gerindra. Ahok dua pekan<br />
lalu menyatakan mundur dari partai<br />
bentukan Prabowo Subianto itu.<br />
“Sekarang bergantung Partai (Gerindra)<br />
dong, mau apa enggak (mengusulkan<br />
nama Nachrowi),” ujar Ahok<br />
di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu, 17<br />
September lalu.<br />
Sejumlah kalangan menganggap<br />
nama Nara sengaja dimunculkan sebagai<br />
jalan tengah untuk mengatasi<br />
kebuntuan komunikasi politik yang<br />
mungkin saja terjadi di antara PDI Per-<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
NASIONAL<br />
juangan dan Gerindra. Tapi bukan<br />
Ahok namanya kalau tidak mengeluarkan<br />
pernyataan mengejutkan<br />
dan kontroversial.<br />
Jangankan Nara,<br />
yang memang seorang<br />
politikus. Entah<br />
berkelakar atau<br />
serius, Basuki pernah<br />
menyebut nama artis<br />
Dian Sastrowardoyo dan<br />
Raisa sebagai wagub yang<br />
ia dambakan untuk mendampinginya.<br />
Soal artis ini<br />
kembali ia ungkap dalam sebuah<br />
kesempatan wawancara<br />
di Balai Kota DKI, Rabu<br />
pekan lalu. Berikut ini petikannya.<br />
Partai pengusung sudah<br />
meng usulkan nama untuk<br />
calon wakil gubernur<br />
Belum, sampai saat ini belum ada<br />
partai politik yang mengusulkan<br />
nama ke saya. Saya belum terima.<br />
Tapi apakah sudah ada komunikasi<br />
dengan Gerindra atau PDI Perjuangan<br />
soal ini<br />
Belum ada.<br />
Apakah Anda akan mengusulkan<br />
nama<br />
Saya yang akan mengajukan nama<br />
(calon wagub) kepada DPRD tapi berdasarkan<br />
nama usulan dari parpol.<br />
Saya tak punya kewenangan mengajukan<br />
sendiri.<br />
Kapan seharusnya nama-nama<br />
itu masuk<br />
Begitu ada nama (dari partai pengusung),<br />
pasti saya bawa ke Dewan.<br />
Persoalannya, hingga saat ini belum<br />
ada.<br />
Anda pernah menyebut nama<br />
Nachrowi Ramli sebagai calon<br />
wagub....<br />
Oh… ceritanya begini. Nama Pak<br />
Nara itu bukan tiba-tiba muncul. Pak<br />
Taufik (Muhammad Taufik, Wakil Ketua<br />
DPRD DKI dari Partai Gerindra)<br />
menyebut nama Pak Nara. Tapi, ya,<br />
itu kembali lagi ke Gerindra. Pak Nara<br />
dulu pernah dikomunikasikan dengan<br />
Partai Gerindra.<br />
Apakah nama itu tetap akan<br />
diusulkan<br />
Ya, itu kembali lagi ke Partai<br />
Gerindra. Silakan, siapa yang<br />
mau diusulkan.<br />
Gerindra mencalonkan<br />
Ahmad Riza Patria....<br />
Menurut Anda<br />
Ya, saya dengan siapa<br />
pun enggak apaapa.<br />
Tapi saya lebih<br />
suka kalau (wagubnya)<br />
artis. n KUSTIAH | DIM<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
NASIONAL<br />
JEJAK<br />
ASING DI<br />
JARINGAN<br />
POSO<br />
EMPAT WNA YANG DITANGKAP DI<br />
PARIGI MOUTONG, SULAWESI TENGAH,<br />
DIDUGA TERKAIT DENGAN KEGIATAN<br />
ISIS DI INDONESIA DAN JARINGAN<br />
TERORIS SANTOSO. DIBUNTUTI SEJAK<br />
MASUK MAKASSAR.<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
NASIONAL<br />
Sejumlah anggota Brimob<br />
berjaga-jaga saat anggota<br />
Detasemen Khusus 88<br />
Mabes Polri menggeledah<br />
rumah terkait kasus ISIS<br />
di Kecamatan Palu Utara,<br />
Palu, Sulawesi Tengah,<br />
Selasa (16/9).<br />
ZAINUDDIN MN/ANTARA FOTO<br />
KEDATANGAN empat warga negara<br />
asing ke Palu, Sulawesi Tengah,<br />
diendus oleh aparat Detasemen<br />
Khusus 88 Antiteror Markas Besar<br />
Kepolisian RI sejak tiga pekan lalu. Satu tim<br />
antiteror diterjunkan untuk membuntuti<br />
keempatnya sejak tiba di Makassar, Sulawesi<br />
Selatan. Gerak-gerik mereka terus diamati.<br />
Dari Makassar, mereka menuju Palu dan<br />
singgah di sebuah rumah indekos di Jalan Kijang,<br />
Touwa, Palu Selatan. Belakangan, diketahui<br />
tempat indekos tersebut dihuni sejumlah anak<br />
muda yang diduga terkait dengan jaringan<br />
teroris Santoso di Poso. Namun saat itu tim<br />
antiteror belum bertindak, hingga pada Sabtu<br />
sore, 13 September lalu, keempat WNA tersebut<br />
pergi bersama tiga warga negara Indonesia<br />
menggunakan mobil Daihatsu Xenia.<br />
Saat mobil bermuatan tujuh penumpang itu<br />
memasuki wilayah Kabupaten Parigi Moutong,<br />
petugas mencegatnya di depan kantor<br />
kepolisian resor setempat melalui kegiatan<br />
razia lalu lintas. Namun, sadar akan dihentikan,<br />
mereka memutar mobil dan berbalik arah<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
NASIONAL<br />
Polisi menjaga ketat<br />
empat orang yang diduga<br />
terkait Islamic State Iraq<br />
and Syiria (ISIS) saat akan<br />
diberangkatkan ke Jakarta<br />
lewat Bandara Mutiara<br />
Sis Aljufrie Palu, Sulawesi<br />
Tengah, Minggu (14/9).<br />
BASRI MARZUKI/ANTARA FOTO<br />
menuju Kabupaten Toboli.<br />
Sempat dikejar polisi, mobil tersebut akhirnya<br />
terjerembap masuk parit di Desa Marantale,<br />
Kecamatan Siniu, Kabupaten Parigi. Tiga WNI<br />
disergap saat itu juga, sementara empat orang<br />
asing lari ke arah pegunungan.<br />
Berdasarkan informasi yang diperoleh<br />
majalah detik di Polres Parigi, polisi sempat<br />
melakukan pengejaran ke arah gunung.<br />
Namun, menjelang malam, mereka turun dan<br />
bersembunyi di belakang rumah warga. Saat<br />
itulah mereka dibekuk dan langsung digiring ke<br />
Markas Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah.<br />
Kecurigaan polisi terhadap empat WNA<br />
tersebut cukup beralasan. Menurut Kepala Biro<br />
Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigadir<br />
Jenderal Boy Rafli Amar, dari pembuntutan tim<br />
antiteror, mobil itu mengarah ke Kabupaten<br />
Poso, Sulawesi Tengah, yang berjarak sekitar<br />
220 kilometer dari Kota Palu.<br />
Tiga WNI yang bersama mereka mengaku<br />
sebagai warga Palu, yakni Saiful Priatna alias<br />
Ipul, 29 tahun, M. Irfan (21), dan Yudit Chandra<br />
alias Icang (28). Di dalam mobil Xenia yang<br />
mereka tumpangi, polisi menemukan paspor<br />
negara Turki. Namun paspor yang mereka<br />
gunakan diduga palsu.<br />
“Empat WNA itu ternyata warga negara<br />
Tiongkok yang tinggal di daerah perbatasan<br />
Turki-Tiongkok atau dikenal sebagai suku<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
NASIONAL<br />
Kasus terkait ISIS tidak<br />
hanya di Poso. Firman<br />
Hidayat, yang diduga<br />
simpatisan organisasi<br />
yang dinyatakan teroris ini,<br />
diperiksa reserse kriminal<br />
Mapolresta Depok, Jawa<br />
Barat, Jum'at (22/8).<br />
INDRIANTO EKO SUWARSO/ANTARA FOTO<br />
Uighur. Mereka diduga terkait dengan kegiatan<br />
ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah) di Indonesia,”<br />
kata Boy Rafli.<br />
Sejak gerakan ISIS mengemuka di kawasan<br />
Timur Tengah, polisi memperkuat “radar”<br />
pemantauannya. Warga negara asing yang<br />
berkunjung ke Indonesia dicermati. Terlebih,<br />
keempat WNA itu dicurigai bukan wisatawan.<br />
Mereka juga datang ke Palu dan Poso, yang<br />
tergolong bukan daerah tujuan wisata di<br />
Indonesia.<br />
Buntut penangkapan empat orang asing<br />
tersebut, polisi menyisir kelompok teroris<br />
Santoso. Salah satunya K alias Kalman, yang<br />
bertugas sebagai bendahara. Ia ditangkap pada<br />
Senin, 15 September lalu. Dalam penggeledahan<br />
di rumah pria itu, polisi menyita empat<br />
buah surat tanda nomor kendaraan, catatan<br />
pembuatan bom, flash disk, kartu SIM, senjata<br />
tajam, dan peralatan bengkel.<br />
Polisi juga menciduk Akbar alias Jo alias Rosi.<br />
Dia adalah pemilik tempat kos yang disinggahi<br />
empat orang asing itu sebelum ditangkap. Akbar<br />
diduga anggota jaringan Mujahidin Indonesia<br />
Timur dan merupakan kurir kelompok Santoso.<br />
Berikutnya giliran AB yang dicokok di Jalan<br />
Banteng Lorong, Palu Selatan. Di situ ditemukan<br />
dua buah telepon seluler, dua senjata tajam,<br />
satu buah kartu SIM, uang tunai Rp 4.450.000,<br />
serta sebuah kunci pas.<br />
“Kami juga menggeledah rumah orang tua If<br />
(Ipul) atau Say,” ujar Kepala Bagian Penerangan<br />
Umum Mabes Polri Agus Rianto secara terpisah.<br />
Dalam penggeledahan di rumah orang tua Irfan<br />
di Kecamatan Tanantovea, polisi menemukan<br />
peralatan bengkel dan lima buah ponsel.<br />
Dari pengembangan penangkapan empat<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
NASIONAL<br />
Dari situlah<br />
terindikasi mereka<br />
akan melakukan,<br />
mungkin, pelatihan<br />
terorisme dan setelah<br />
itu akan melakukan<br />
tindak terorisme<br />
Sutarman<br />
WNA itu, polisi setidaknya menangkap tujuh<br />
WNI yang terkait dengan jaringan teroris<br />
Santoso. Salah satunya Candra alias Suharto alias<br />
Arif, 42 tahun, warga Pangenrejo, Purworejo,<br />
Jawa Tengah. Arif ditangkap di dekat rumahnya.<br />
Ia salah satu yang masuk daftar pencarian<br />
orang oleh polisi karena menyembunyikan dua<br />
gembong teroris yang telah tewas, Noor Din<br />
M. Top dan doktor Azahari. Dari penangkapan<br />
Arif, polisi mengamankan sepeda motor.<br />
Di Jakarta, Kepala Polri Jenderal<br />
Sutarman mengatakan, berdasarkan<br />
hasil pemeriksaan, keempat WNA<br />
itu mengaku berangkat dari Turki<br />
menuju Kamboja menggunakan<br />
jalur laut. Sesampai di Kamboja,<br />
mereka menempuh jalur darat<br />
menuju Thailand. Di sinilah polisi<br />
menduga mereka membuat<br />
paspor palsu.<br />
“Paspor palsu ini dia pakai terbang<br />
dari Thailand menuju Kuala Lumpur.<br />
Dari Kuala Lumpur ke Bandung, ke<br />
Makassar, ke Palu, dan lanjut ke Parigi, lalu<br />
menuju ke Poso, lalu kita razia,” tutur Sutarman<br />
pada Ahad, 14 September lalu. Ia mengakui<br />
tim antiteror membuntuti mereka sejak masuk<br />
Makassar hingga ditangkap.<br />
Dari empat WNA itu, polisi menyita sejumlah<br />
dokumen, di antaranya tiket pesawat dan<br />
paspor. Mereka diduga akan bergabung dengan<br />
buron kasus terorisme dari jaringan Santoso<br />
melalui perantara Daeng Roro.<br />
“Santoso adalah kelompok terorisme di<br />
Indonesia yang selama ini menjadi buron Polri.<br />
Sinyalemen kita seperti itu,” ucapnya. “Dari<br />
situlah terindikasi mereka akan melakukan,<br />
mungkin, pelatihan terorisme dan setelah itu<br />
akan melakukan tindak terorisme.”<br />
Pernyataan Sutarman dibenarkan Kepala Badan<br />
Nasional Penanggulangan Terorisme Ansyaad<br />
Mbai. Ia mengatakan empat orang asing tersebut<br />
akan bergabung dengan kelompok Santoso.<br />
Warga Tiongkok itu terkait dengan jaringan teroris<br />
di Indonesia, kata Ansyaad, lantaran di sana ada<br />
gerakan militan juga.<br />
“Tapi kita belum dapat informasinya,<br />
(keempat WNA) dari jaringan siapa di Tiongkok,”<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
NASIONAL<br />
Ketua Badan Nasional<br />
Penanggulangan Teroris<br />
Ansyaad Mbai saat menjadi<br />
pembicara diskusi soal ISIS<br />
di Hotel Borobudur, Jakarta,<br />
Senin (25/8/2014).<br />
AGUNG PAMBUDHY/DETIKCOM.<br />
ujar Ansyaad saat ditemui majalah detik di<br />
kantornya, Jumat, 19 September lalu.<br />
Di mata pengamat intelijen dan terorisme<br />
Wawan Purwanto, jejak warga asing dalam<br />
kelompok teroris Indonesia merupakan bentuk<br />
atensi kelompok-kelompok teror luar negeri.<br />
Apalagi saat ini kelompok Islam ekstrem di<br />
beberapa negara di Timur Tengah sedang giat<br />
membentuk jaringan ISIS.<br />
“Orang asing itu datang ke Poso tentu punya<br />
tujuan. Sebab, Poso selama ini dijadikan basis<br />
gerakan kelompok Islam ekstrem di Indonesia,”<br />
tutur Wawan.<br />
Menurut dia, jika hal itu tidak segera dicegah,<br />
konflik dan teror yang terjadi di Timur Tengah<br />
bisa-bisa merembet ke Indonesia. Ini tentu<br />
sangat mengkhawatirkan. ■<br />
JAFFRY PRABU PRAKOSO | DEDEN GUNAWAN<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
HUKUM<br />
SAAT POLISI<br />
DIREHABILITASI<br />
TIGA PULUH EMPAT POLISI DI WILAYAH<br />
JAKARTA BARAT DIBINA KARENA<br />
TERINDIKASI MEMAKAI NARKOBA. MEREKA<br />
BERASAL DARI SATUAN NARKOBA, RESERSE<br />
KRIMINAL, DAN PATROLI.<br />
MUHAMMAD ADIMAJA/ANTARA FOTO<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
HUKUM<br />
BNN Provinsi DKI Jakarta<br />
menggelar tes urine terhadap<br />
ratusan guru tingkat sekolah<br />
dasar dan sekolah menengah<br />
pertama di wilayah Jakarta<br />
Timur akhir Juli lalu.<br />
AGUNG PAMBUDHY/DETIKCOM<br />
LAPANGAN sepak bola di samping<br />
kantor Kepolisian Sektor Palmerah,<br />
Jakarta Barat, dua pekan belakangan<br />
ini kerap ramai. Sejak pukul 08.00<br />
WIB hingga menjelang petang, lapangan<br />
tanah itu dipenuhi puluhan polisi pria yang<br />
tengah berlatih.<br />
Seperti pada Rabu siang, 17 September<br />
lalu. Di bawah terik matahari, 34 anggota<br />
korps seragam cokelat itu berdiri tegak<br />
berjajar dalam tiga barisan. Mereka bertelanjang<br />
dada, memegang tongkat pemukul<br />
berbentuk T, dan menghadap ke seorang<br />
instruktur yang memegang pengeras suara.<br />
“Tongkat bertahan!” teriak sang pelatih.<br />
Mendapat perintah itu, mereka serempak<br />
membuat gerakan pertahanan dengan tongkat<br />
karet berwarna hitam tersebut, diikuti<br />
teriakan berhitung.<br />
Layaknya calon anggota kepolisian, mereka<br />
kembali menjalani pendidikan dasar.<br />
Berlatih baris-berbaris, bela diri, dan berolahraga.<br />
Para abdi negara itu tidak sedang<br />
dipersiapkan untuk diterjunkan ke medan tugas,<br />
melainkan sedang dibina karena tubuh<br />
mereka terindikasi mengandung narkoba.<br />
Ke-34 oknum polisi yang berasal dari<br />
sejumlah polsek itu terindikasi sebagai<br />
pemakai narkoba setelah Polres Jakarta<br />
Barat menggelar tes urine dadakan beberapa<br />
waktu lalu. “Dari semua polsek (di<br />
Jakarta Barat), hanya Polsek Tambora dan<br />
Taman Sari yang bersih,” kata Kepala Bagian<br />
Humas Polres Jakarta Barat, Komisaris Heru<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
HUKUM<br />
Polda Metro Jaya merilis<br />
temuan pabrik narkoba jenis<br />
sabu di Jakarta, Mei lalu.<br />
GRANDY/DETIKCOM<br />
Julianto, di kantornya, Senin, 15 September<br />
lalu.<br />
Polisi yang tengah menjalani “hukuman” itu<br />
kebanyakan yang bermasalah dengan kedinasannya,<br />
melanggar disiplin, atau memiliki<br />
problem keluarga. Tes urine digelar lantaran<br />
kecurigaan mereka mengkonsumsi narkoba.<br />
“Ternyata ada yang benar (memakai narkoba),<br />
ada yang tidak. Ada juga yang mentalnya<br />
kurang baik, atau kurang di siplin dalam dinas,”<br />
ujar Heru. Mereka diganjar sanksi disiplin<br />
dan dibina selama sebulan penuh. “Berarti<br />
dua minggu lagi. Wajah mereka kemarin<br />
pucat, loyo. Sekarang sudah agak segar.”<br />
Mereka diduga mendapatkan barang<br />
haram itu dari Kampung Ambon di kawasan<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
HUKUM<br />
Setiap institusi<br />
memiliki peraturan<br />
sendiri seperti<br />
kode etik.<br />
Cengkareng. Heru tak menampik polisi yang<br />
tengah dibina itu, yang berasal dari satuan<br />
narkoba, reserse kriminal, dan patroli, mendapatkan<br />
“barang” tersebut saat bertugas di<br />
wilayah yang selama ini dikenal sebagai sarang<br />
peredaran narkoba itu.<br />
“Di sana, dulu gampang jualan<br />
(narkoba), tapi sulit dilacak. Tapi<br />
sekarang Kampung Ambon sudah<br />
berubah. Kalau main ke<br />
sana berbeda dengan dulu,”<br />
tutur Heru.<br />
Pembinaan dan sanksi<br />
disiplin terhadap oknum<br />
polisi pengguna narkoba,<br />
dianggap oleh Kepala Humas<br />
Badan Narkotika Nasional<br />
Sumirat, sah-sah saja.<br />
Sebab, hal itu sesuai dengan<br />
Undang-Undang Nomor 35 Tahun<br />
2009 tentang Narkotika, yang memang<br />
mengatur pengguna narkoba bisa direhabilitasi.<br />
Belum lagi adanya Peraturan Bersama tentang<br />
Penanganan Pecandu Narkotika dan<br />
Korban Penyalahgunaan Narkotika ke dalam<br />
Lembaga Rehabilitasi, yang dikeluarkan bersama<br />
oleh Ketua Mahkamah Agung, Menteri<br />
Hukum dan Hak Asasi Manusia, Menteri<br />
Kesehatan, Menteri Sosial, Jaksa Agung,<br />
Kepala Polri, serta Kepala BNN. Aturan yang<br />
ditandatangani pada Maret 2014 itu berlaku<br />
untuk siapa saja, termasuk anggota kepolisian.<br />
Menurut aturan tersebut, jika dari hasil<br />
penilaian (assessment) seseorang terbukti<br />
sebagai pengguna narkoba murni, ia akan<br />
direhabilitasi. Mereka yang secara sukarela<br />
melaporkan diri sebagai pengguna juga akan<br />
mendapatkan perawatan, baik rehabilitasi<br />
medis maupun sosial.<br />
Adapun tindakan hukumnya diserahkan<br />
kepada instansi masing-masing. Seperti di<br />
lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta,<br />
di mana terdapat 19 orang pegawai terindikasi<br />
sebagai pengguna narkoba, serta yang<br />
tengah dilakukan di Polres Jakarta Barat.<br />
“Karena setiap institusi memiliki per aturan<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
HUKUM<br />
Pengamat kepolisian<br />
Bambang Widodo Umar<br />
ARI SAPUTRA/DETIKCOM<br />
sendiri seperti kode etik,” ucap Sumirat.<br />
Namun, menurut pengamat kepolisian<br />
Bambang Widodo Umar, sanksi disiplin terhadap<br />
polisi pengguna narkoba tidaklah tepat.<br />
Semestinya, kata dia, polisi yang terlibat<br />
dalam penggunaan narkoba dihukum berat,<br />
jika perlu dipecat. Sebab, kata<br />
purnawirawan polisi ini,<br />
profesi penegak hukum<br />
merupakan<br />
pekerjaan mulia,<br />
yang tak boleh<br />
ternodai oleh<br />
tindakan-tindakan<br />
tersebut.<br />
“Kalau sudah<br />
teridentifikasi<br />
menggunakan<br />
narkoba,<br />
buat apa jadi polisi”<br />
ujarnya.<br />
Menurut Bambang,<br />
masih<br />
banyak polisi yang baik dan bekerja benar. Jika<br />
hanya dilakukan pembinaan, ia khawatir bisa<br />
menjadi contoh buruk. “Polisi lain bisa ikutikutan<br />
karena hukumannya ringan,” tuturnya.<br />
Soal kemungkinan para polisi itu mengkonsumsi<br />
narkoba saat sedang melakukan penyamaran<br />
di tempat peredaran narkoba, Bambang<br />
mengatakan penyamaran (undercover)<br />
ada petunjuknya. “Kalau sudah makai atau<br />
mengedar, itu (tetap) tidak diperbolehkan.”<br />
Pernyataan berbeda datang dari komisioner<br />
Komisi Kepolisian Nasional, M. Nasser. Menurut<br />
dia, tidak jadi masalah jika polisi yang kedapatan<br />
memakai narkoba hanya dibina dan<br />
direhabilitasi. Hal yang tidak bisa ditoleransi<br />
adalah jika oknum polisi itu menjadi bagian<br />
dari peredaran gelap obat-obatan terlarang.<br />
Soal rehabilitasi bagi pengguna tertulis di<br />
dalam UU Narkotika. Sedangkan mengenai<br />
sanksinya diatur dalam Peraturan Pemerintah<br />
Nomor 2 Tahun 2003 tentang Peraturan<br />
Disiplin Anggota Kepolisian Negara.<br />
Sementara itu, terkait 34 polisi yang tengah<br />
menjalani pembinaan, Nasser berharap Polri<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
HUKUM<br />
Suasana Kampung Ambon,<br />
Jakarta Barat, Kamis pekan<br />
lalu.<br />
HASAN/DETIKCOM<br />
menindaklanjuti lebih jauh. Apakah benar<br />
mereka sekadar pengguna atau ikut dalam<br />
peredaran gelap narkotik.<br />
“Kalau bagian dari pengedar, harus dijatuhi<br />
sanksi tegas,” ucap Nasser.<br />
Kepala Divisi Humas Markas Besar Polri<br />
Inspektur Jenderal Ronny Franky Sompie<br />
mengatakan ke-34 polisi di Jakarta Barat<br />
yang tengah dibina itu baru terindikasi melakukan<br />
penyalahgunaan, bukan bagian dari<br />
peredaran narkoba.<br />
Ia memaklumi jika para oknum polisi itu<br />
terindikasi memakai narkoba ketika diperiksa<br />
air seninya. Sebab, mereka bertugas di satuan<br />
narkoba, yang kerap kali harus melakukan<br />
penyamaran dengan teknik controlled delivery<br />
saat hendak membongkar kasus.<br />
“Bagaimana mau meyakinkan pengedar<br />
kalau kita bukan pembeli, kalau tidak dengan<br />
mengkonsumsi narkoba bersama-sama<br />
mereka” kata Ronny di kantornya, Selasa, 16<br />
September lalu. Kepada mereka ini tentu tak<br />
bisa serta-merta dihukum berat atau dipecat.<br />
“Kalau anggota diperlakukan seperti itu,<br />
ya tak ada yang mau jadi reserse narkoba.”<br />
Kendati begitu, ia berjanji pihaknya akan<br />
mengawasi kelanjutan dari rehabilitasi terhadap<br />
para polisi pengguna narkoba. Jika ada<br />
yang terlibat dalam peredaran gelap, ujar dia,<br />
“Itu tidak bisa diampuni.” ■ JAFFRY PRABU PRAKOSO |<br />
DEDEN GUNAWAN<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
KRIMINAL<br />
JUAL PONSEL<br />
TIPU-TIPU<br />
POLISI MEMBEKUK SEORANG WANITA<br />
PELAKU DUGAAN PENIPUAN DENGAN<br />
MODUS BERJUALAN PONSEL VIA ONLINE.<br />
KORBANNYA PULUHAN ORANG, DENGAN<br />
KERUGIAN MENCAPAI PULUHAN MILIAR<br />
RUPIAH<br />
ILUSTRASI: EDI WAHYONO<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
KRIMINAL<br />
Pelaku penipuan di Markas<br />
Polrestabes Bandung.<br />
TYA/DETIKCOM<br />
SAYIDAH menutupi hampir seluruh<br />
kepalanya dengan kain bermotif<br />
macan tutul saat digelandang ke<br />
Markas Kepolisian Resor Kota Besar<br />
Bandung, Senin, 15 September lalu. Wajah<br />
wanita berusia 32 tahun ini masih terlihat meski<br />
ditutupi kain, dan berjalan menunduk untuk<br />
menghindari sorotan kamera wartawan.<br />
Sehari sebelumnya, ibu rumah tangga ini<br />
dibekuk tim Satuan Reserse Kriminal Polrestabes<br />
Bandung karena diduga menipu puluhan orang<br />
dengan modus berjualan telepon seluler via<br />
online. Ia ditangkap pada Minggu sore ketika<br />
sedang berjalan kaki di Jalan Pahlawan, Kota<br />
Bandung.<br />
Polisi memburu Sayidah setelah mendapat<br />
laporan dari seorang warga bernama Rini<br />
Meryani. Rini, dalam laporan bernomor<br />
LPB/647/VIII/2014/Jabar, tertanggal 5 Agustus<br />
2014, mengaku ditipu saat membeli sejumlah<br />
unit ponsel berharga murah yang ditawarkan<br />
Sayidah melalui jejaring sosial Facebook dan<br />
BlackBerry Messenger (BBM) pada Januari<br />
2014. Warga Bandung itu tertipu lebih dari Rp<br />
2 miliar.<br />
Rini tergiur oleh tawaran Sayidah, yang<br />
menjual ponsel dengan harga lebih murah<br />
ketimbang harga resmi di pasaran. Pembeli<br />
dan “penjual” ini hanya berkomunikasi<br />
melalui BBM, sebelum Rini mentransfer dana<br />
Rp 2.186.240.000 (Rp 2,186 miliar) untuk<br />
pembelian sejumlah ponsel murah tersebut.<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
KRIMINAL<br />
Berbelanja barang via online.<br />
ARI SAPUTRA/DETIKCOM<br />
Rini mentransfer uang miliaran rupiah itu dari<br />
kantor Bank BRI Jalan Cikutra, Bandung, ke<br />
rekening Sayidah di Bank BCA Jalan Pahlawan,<br />
Bandung.<br />
“Rini mentransfer Rp 2 miliar lebih pada<br />
Januari lalu, dan sampai saat ini barang yang<br />
dipesannya tidak pernah dikirimkan oleh<br />
Sayidah. Korban melapor pada Agustus, dan<br />
kemarin kami berhasil menangkap pelaku,”<br />
kata Kepala Polrestabes Bandung Komisaris<br />
Besar Mashudi.<br />
Sayidah menipu calon korbannya dengan<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
KRIMINAL<br />
Setelah mereka<br />
mentransfer, saya<br />
enggak kirim<br />
barangnya.<br />
memasang foto-foto produk ponsel yang<br />
dijual dengan harga miring di akun Facebook.<br />
Banyak korban tertarik hingga mentransfer<br />
sejumlah uang, dari Rp 500 ribu hingga Rp<br />
2 miliar. Namun barang yang dipesan itu tak<br />
pernah sampai ke tangan pembeli. Bukan<br />
hanya Rini, puluhan korban lainnya pun<br />
melaporkan sepak terjang Sayidah<br />
ke Polrestabes Bandung dan<br />
Kepolisian Sektor Sukajadi.<br />
Sayidah dicokok setelah<br />
petugas berpura-pura<br />
menjadi calon pembeli<br />
melalui akun promosinya<br />
di jejaring sosial tersebut.<br />
Setelah mendapatkan nomor<br />
kontak dan melakukan<br />
transaksi, polisi akhirnya<br />
berhasil menangkap pelaku. Saat<br />
itu Sayidah hendak mengambil<br />
dana hasil penipuannya.<br />
“Dari penyelidikan kami, ternyata ada<br />
korban lainnya, bahkan sampai 33 orang.<br />
Mereka berasal dari Bandung, Bogor,<br />
Tangerang, Serang, Jakarta, Kendal, Gorontalo,<br />
Tanjungpinang, dan daerah lainnya,” ujar Kepala<br />
Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Bandung<br />
Ajun Komisaris Besar Nugroho. Ia menaksir<br />
kerugian yang dialami para korban Sayidah<br />
lebih dari Rp 20 miliar.<br />
Sayidah, yang tercatat sebagai warga Kota<br />
Kembang, mengaku menjual barang via online<br />
sejak lima tahun lalu. Awalnya, ia menjual<br />
pakaian, busana muslim, mukena, dan barang<br />
lainnya, termasuk ponsel. Ia juga sempat<br />
menjual ponsel dengan harga resmi alias harga<br />
pasaran. Ia mendapat untung Rp 50 ribu setiap<br />
menjual satu unit ponsel.<br />
Namun Sayidah merasa keuntungan yang<br />
didapatnya kurang. Karena itu, sekitar setahun<br />
lalu, terbersit ide untuk menipu pembeli. Ia pun<br />
memasang foto-foto berbagai merek ponsel<br />
disertai promosi harga lebih murah 30 persen<br />
daripada harga resminya di akun Facebook.<br />
“Orang (pembeli) lalu menghubungi saya<br />
melalui BBM. Mereka tertarik harga murah<br />
karena mereka juga mau jadi reseller (penjual).<br />
Setelah mereka mentransfer, saya enggak kirim<br />
barangnya,” tutur Sayidah kepada sejumlah<br />
wartawan.<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
KRIMINAL<br />
Polrestabes Bandung<br />
DOK.<br />
Dalam menjalankan aksinya, Sayidah<br />
mengaku sendirian. Suami dan anak-anaknya<br />
tidak mengetahui sepak terjangnya. Ia berdalih<br />
terpaksa menipu karena terlilit utang. Namun,<br />
dari hasil penipuan yang diduga mencapai<br />
miliaran rupiah tersebut, Sayidah mengaku<br />
tidak membelanjakan aset, seperti rumah atau<br />
mobil.<br />
“Ya, buat hidup sehari-hari saja. Sama<br />
punya utang,” ucapnya. Ketika ditanya berapa<br />
dana yang ia raup dari hasil menipu, Sayidah<br />
menjawab kalem, “Enggak tahu berapa, ya…<br />
miliaran mungkin.”<br />
Pelaku, menurut Mashudi, saat ini masih<br />
terus diperiksa secara intensif. Begitupun<br />
pelapor dan sejumlah saksi, masih didalami<br />
keterangannya. Polisi masih mengusut dugaan<br />
keterlibatan pihak lain dari penipuan penjualan<br />
online yang dilakukan Sayidah ini, mengingat<br />
dana yang dikumpulkan sangat besar.<br />
Selain menahan tersangka Sayidah, sejumlah<br />
barang bukti berupa 27 lembar rekening koran<br />
dan 9 lembar fotokopi bukti setoran tunai<br />
disita. Atas perbuatannya itu, Sayidah terancam<br />
dijerat Pasal 378 serta Pasal 372 Kitab Undang-<br />
Undang Hukum Pidana tentang penipuan dan<br />
penggelapan. “Ancaman hukumannya lima<br />
tahun penjara,” kata Mashudi. ■<br />
TYA EKA YULIANTI (BANDUNG) | M. RIZAL<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
KRIMINAL<br />
MENGHINDARI<br />
PENIPUAN<br />
VIA ONLINE<br />
BERBAGAI produk, dari barang elektronik,<br />
pakaian, kosmetik, hingga<br />
obat-obatan, kini bisa dengan mudah<br />
dibeli via online. Namun kemudahan<br />
berbelanja model ini bukan tanpa risiko.<br />
Banyak konsumen yang tertipu. Uang sudah<br />
ditransfer, tapi barang tak kunjung datang.<br />
Nah, agar tak menjadi korban penipuan,<br />
berikut ini beberapa tip mudah untuk mengenali<br />
situs-situs atau program promosi via<br />
online yang patut dicurigai.<br />
1. Menggunakan nama domain (url) atau<br />
alamat website gratisan.<br />
2. Tampilan situs website ala kadarnya, tidak<br />
sesuai dengan perusahaan besar dengan<br />
produk dan modalnya.<br />
3. Tidak mencantumkan alamat jelas.<br />
4. Hanya mencantumkan nomor<br />
ponsel, tidak mencantumkan<br />
nomor telepon rumah atau kantor.<br />
5. Harga produk yang dijual di bawah harga<br />
pasaran.<br />
6. Customer service sulit dihubungi.<br />
7. Admin atau customer service agresif, tapi<br />
enggan memberikan jawaban ketika ditanya<br />
konsumen.<br />
8. Dalam kasus penipuan melalui Facebook,<br />
biasanya profil si pemegang akun<br />
tidak jelas dan kerap hanya menampilkan<br />
barang atau foto-foto cantik.<br />
9. Sistem pembayaran transfer, tanpa melayani<br />
bayar di tempat (cash on delivery/<br />
COD).<br />
10. Pembayaran menggunakan rekening<br />
bersama fiktif.<br />
M. RIZAL | BERBAGAI SUMBER<br />
THINKSTOCK<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
INTERVIEW<br />
KEPALA BPH MIGAS<br />
ANDY NOORSAMAN SOMMENG:<br />
JOKOWI HARUS<br />
NAIKKAN<br />
HARGA BBM<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
INTERVIEW<br />
INFLASI DISIASATI DENGAN PROGRAM SOCIAL SAFETY NET AGAR MASYARAKAT KECIL<br />
TIDAK TERBEBANI.<br />
SUDAH lama subsidi bahan bakar minyak<br />
disadari menjadi beban pembangunan karena<br />
nilainya terus membengkak hingga ratusan<br />
triliun rupiah. Anehnya, setiap rezim pemerintahan<br />
sepertinya sangat berhati-hati mengeluarkan<br />
kebijakan agar tidak disebut takut menghapus<br />
subsidi atau menaikkan harga BBM<br />
bersubsidi. Meski belum resmi berkuasa, duet<br />
Joko Widodo dan Jusuf Kalla sudah dihadapkan<br />
pada situasi pelik ini. Ada yang mendesak<br />
mereka agar berani menaikkan harga, tapi tak<br />
sedikit yang menentang dengan dalih membela<br />
kepentingan rakyat kecil.<br />
Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan<br />
Gas (BPH Migas) Andy Noorsaman Sommeng<br />
termasuk yang menyokong rencana<br />
kenaikan harga BBM bersubsidi. Selanjutnya<br />
dana subsidi dialihkan untuk membangun<br />
infra struktur dan transportasi publik. Untuk<br />
menyiasati inflasi, Noorsaman menyarankan<br />
perlunya dibuat jaring pengaman sosial berupa<br />
dana Bantuan Langsung Tunai atau bantuan<br />
produktif lainnya.<br />
“Kalau tidak, program-programnya (Jokowi-JK)<br />
tak akan jalan jika ruang bagi struktur<br />
APBN sempit karena anggaran terbatas,” katanya<br />
kepada majalah detik di kantornya,<br />
kawasan Mampang, Jakarta Selatan, Kamis, 11<br />
September lalu.<br />
Terkait kisruh kelangkaan BBM pada pertengahan<br />
Agustus hingga awal September lalu,<br />
Noorsaman menilainya sebagai hal aneh. Apa<br />
saja usulannya untuk mencegah agar kisruh<br />
serupa tak terulang Bagaimana manajemen<br />
distribusi BBM sebaiknya dibenahi Simak petikan<br />
perbincangannya berikut ini.<br />
Kuota BBM bersubsidi hampir tiap tahun<br />
jebol, apa penyebabnya<br />
Karena tidak tahu, tidak mengerti, untuk<br />
siapa BBM bersubsidi itu. Sebab, semua kegiatan<br />
ekonomi digerakkan oleh BBM, dan,<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
INTERVIEW<br />
sialnya, BBM bersubsidi. Padahal seharusnya,<br />
seperti di negara lain, transportasi untuk logistik,<br />
umum, itu menggunakan kereta, sehingga<br />
cost produksi barang per unitnya murah. Sedangkan<br />
kenaikan harga BBM selalu memicu<br />
inflasi.<br />
Nah, di luar negeri, yang menggerakkan<br />
kereta itu bukan BBM, melainkan listrik, yang<br />
pembangkitnya air, panas bumi, nuklir, dan<br />
lain-lain. Begitu juga dengan angkutan umum,<br />
seperti Transjakarta. Okelah kalau sekarang<br />
(menggunakan) gas. Tapi akan jauh lebih bagus<br />
kalau (transportasi memakai tenaga) listrik<br />
seperti trem zaman dulu.<br />
Ratusan pemudik antre untuk<br />
mengisi BBM di SPBU.<br />
AGUNG PAMBUDHY/DETIKCOM<br />
Penyebab kelangkaan BBM pada Agustus<br />
hingga awal September lalu<br />
Itu yang membuat saya bingung, makanya<br />
saya sakit karena kecapekan. Tapi, begini,<br />
saat kami rapat dengan Menko Perekonomian,<br />
saya sampaikan, kami ingin jawaban dari<br />
Pertamina. Mengapa pada Januari year-toyear,<br />
atau dari Januari 2013 terhadap Januari<br />
2014, realisasi kuota lebih kecil ketimbang<br />
pada 2013. Perbedaannya sekitar 300 ribu<br />
kiloliter.<br />
Kemudian Pertamina melakukan pengitiran<br />
atau pengurangan alokasi kuota sebesar 5<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
INTERVIEW<br />
persen hingga Juni, sehingga realisasi sampai<br />
Juni 50,02 persen. Artinya, so far, oke dong.<br />
Nah, Juni kan pertengahan tahun, dan realisasi<br />
seharusnya 50 persen. Ternyata kelebihan 0,2<br />
persen. Tapi it’s OK. Kemudian masuk Juli dan<br />
Lebaran. Agustus keluarlah edaran dari BPH<br />
Migas. Karena tidak ada kebijakan dari pemerintah,<br />
pemerintah menunjuk BPH Migas untuk<br />
melakukan pengaturan.<br />
Kalau orang beli mobil, kan dari Januari juga<br />
banyak yang beli. Tapi kenapa tiba-tiba naiknya<br />
Juli. Geli saya mendengar jawaban itu.<br />
GRANDYOS ZAFNA/DETIKCOM<br />
Apa yang diatur<br />
Pertamina mengusulkan yang diatur ini,<br />
ini, ini…. Oke, kemudian kami keluarkan<br />
edaran tersebut sebagai dasar hukum. Pada<br />
minggu pertama, kedua, oke tidak ada persoalan.<br />
Tapi, pada minggu ketiga, tiba-tiba<br />
bummm… oversold. Kenapa ini Aneh. Kan<br />
kalau tadinya pengitiran 5 persen terusmenerus<br />
hingga pertengahan tahun bisa<br />
50,2 persen. Ya, mestinya harus dinaikkan 2<br />
persen menjadi 7-10 persen.<br />
Ya, kalau tidak bisa Juli karena Lebaran sehingga<br />
permintaan banyak, ya Agustus. Bisa<br />
10 persen. Tapi apa yang terjadi Dari hasil uji<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
INTERVIEW<br />
Sejumlah warga membawa<br />
jeriken ketika antre untuk<br />
membeli BBM bersubsidi di<br />
Kota Kediri, Jawa Timur, Minggu<br />
(31/8).<br />
RUDI MULYA/ANTARA FOTO<br />
petik, ternyata ada SPBU yang hanya dikirimi<br />
50 persen. Bahkan ada yang 30 persen, 20<br />
persen. Itu kejadiannya, ya pastinya, dong (terjadi<br />
kelangkaan).<br />
Seharusnya seperti apa<br />
Dalam manajemen distribusi, jika alokasi itu<br />
banyak dikurangi, proses pemulihannya akan<br />
lama. Sebab, tangki-tangki (di SPBU) itu kan<br />
kosong, sehingga tidak ada stok. Kalaupun<br />
diisi, akan cepat habis. Diisi habis, begitu seterusnya.<br />
Jadi frekuensi pengisian harus lebih banyak<br />
lagi. Padahal, untuk mengisi banyak, kapasitas<br />
tangki tidak memungkinkan. Tangki Pertamina<br />
atau milik pihak lain yang disewa juga tidak<br />
mencukupi.<br />
Itu yang terjadi, sehingga saya diprotes<br />
habis-habisan oleh Serikat Pekerja Pertamina<br />
Bersatu. Padahal, saya sudah bilang, tolong<br />
manajemen distribusi diperbaiki. Misalnya,<br />
kalau pengitiran hanya 10 persen secara rutin,<br />
enggak mungkin terjadi kelangkaan. La, ini<br />
sampai 50 persen.<br />
Apa penjelasan Pertamina<br />
Ya, macam-macamlah, untuk menjaga (ketersediaan)<br />
dan lain-lain. Tapi mereka tidak<br />
menjawab (soal pengitiran hingga) 50 persen<br />
itu. Yang dijawab itu sekarang kan Juni, Agustus,<br />
pertumbuhan ekonomi bagus, orang banyak<br />
membeli mobil dan lain-lain. Kalau orang<br />
beli mobil, kan dari Januari juga banyak yang<br />
beli. Tapi kenapa tiba-tiba naiknya Juli. Geli<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
INTERVIEW<br />
saya mendengar jawaban itu.<br />
Mereka yang menggunakan mobil dalam<br />
setahun bisa ratusan atau ribuan liter<br />
(menikmati BBM bersubsidi).<br />
Menyikapi kelangkaan itu, di media<br />
Anda bertanya, “Ini pekerjaan siapa”.<br />
Apa maksudnya<br />
La, iya, dong. Laporannya kan oke-oke<br />
saja, dan hingga Juni hanya ada kelebihan<br />
0,2 persen. Kok tiba-tiba ada kelangkaan.<br />
Okelah kalau dikatakan pada Juli-Agustus<br />
permintaan naik karena ada Lebaran. Tapi,<br />
pada saat itu solar kan tidak begitu banyak<br />
permintaan. Sebab, seminggu sebelum dan<br />
setelah Lebaran, truk tidak boleh jalan. Kok<br />
juga tidak ada. Jadi wajar dong kalau saya<br />
tanya ini kerjaan siapa.<br />
Sudah menemukan jawabannya<br />
Enggak tahu itu. Saya tidak tahu. Jawaban<br />
dari mereka ya minta agar surat edaran itu<br />
dicabut. Padahal surat edaran itu kan enggak<br />
bisa (dicabut).<br />
GRANDYOS ZAFNA/DETIKCOM<br />
Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan<br />
mundur terkait kisruh itu<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
INTERVIEW<br />
tidak menggunakan BBM bersubsidi. Selain<br />
kereta api, juga transportasi publik lainnya,<br />
seperti yang dikelola Damri, Pelni, PPD. Kalau<br />
angkutannya umum dengan fasilitas AC, audio-video,<br />
Wi-Fi, ya tentunya tidak perlu diberi<br />
subsidi.<br />
Ratusan orang dari kalangan<br />
buruh, serikat pekerja, dan<br />
massa yang tergabung dalam<br />
Komite Perjuangan Rakyat<br />
berdemonstrasi di depan gedung<br />
DPR, Jakarta, tahun lalu.<br />
ARI SAPUTRA/DETIKCOM<br />
Wah, enggak benar itu, tidak, tidak, ha-haha….<br />
Saya tidak tahu dan tidak ingin berkomentar<br />
apa pun.<br />
Untuk mencegah kembali kisruh subsidi<br />
dan BBM, apa yang harus dilakukan<br />
Pemerintah harus mengembangkan transportasi<br />
publik, mengembangkan kereta api<br />
jalur rel ganda di Jawa, Sumatera, Kalimantan,<br />
dan Sulawesi agar ongkos logistik murah, sehingga<br />
transportasi untuk kegiatan ekonomi<br />
Artinya, penggantian subsidi seperti<br />
itu<br />
Betul. Subsidi dihilangkan, dananya digunakan<br />
untuk membangun fasilitas infrastruktur,<br />
termasuk pengembangan transportasi<br />
umum yang nyaman dan banyak. Kalau sekarang<br />
kan yang naik mobil itu yang mendapatkan<br />
(subsidi). Orang-orang yang naik bus<br />
atau angkutan umum lainnya malah enggak<br />
dapat. Mereka hanya menikmati subsidi<br />
per hari paling berapa perak Berapa liter<br />
Dalam setahun enggak sampai ratusan liter.<br />
Mereka yang menggunakan mobil dalam<br />
sehari bisa beberapa kali. Setahun bisa ratusan<br />
atau ribuan liter.<br />
Jadi Anda setuju Jokowi-Jusuf Kalla nan-<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
INTERVIEW<br />
kapal kecil atau perahu sebagai buruhnya.<br />
Anda yakin ini solusi yang efektif<br />
Saya kira tidak serta-merta, ya. Tapi akan<br />
mengurangi beban keuangan negara dan<br />
orang tidak akan menyalahgunakan BBM bersubsidi.<br />
Sebab, disparitas harga (antara BBM<br />
bersubsidi dan bukan) tidak besar.<br />
Selain harga dinaikkan, subsidi diberikan<br />
kepada bidang-bidang yang spesifik. Misalnya<br />
untuk Pelni, untuk ekonomi rakyat, pertanian,<br />
rumah sakit kecil, puskesmas, pemadam kebakaran,<br />
dan lain-lain.<br />
Pegawai SPBU berunjuk<br />
rasa menuntut pencabutan<br />
kebijakan larangan menjual<br />
BBM bersubsidi jenis premium<br />
di SPBU jalan tol di depan Istana<br />
Merdeka, Jakarta, Kamis (18/9).<br />
AFUT SYAFRIL/ANTARA FOTO<br />
ti menaikkan harga BBM<br />
Oh, saya sangat setuju sekali, bahkan bila<br />
perlu dipangkas habis. Oke subsidi tetap ada,<br />
tapi untuk hal-hal yang bersifat produktif. Untuk<br />
industri, untuk nelayan. Tapi nelayan pun<br />
harus dilihat, yakni nelayan tradisional, bukan<br />
nelayan besar yang hanya menjadikan pemilik<br />
Tapi kenapa pemerintah sekarang tidak<br />
mau menaikkan harga BBM<br />
Pak Susilo Bambang Yudhoyono kan sudah<br />
menaikkan harga BBM bersubsidi dua<br />
kali. Begitupun dengan (tarif) listrik. Kalau<br />
dinaikkan lagi, justru akan membebani rakyat.<br />
Kan bisa saja seperti itu. Karena itu pula<br />
(kebijakan BBM) diserahkan kepada pemerintahan<br />
baru.<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
INTERVIEW<br />
Kalau Jokowi-JK tidak menaikkan harga,<br />
apa kira-kira dampaknya<br />
Saya kira (mereka) harus (menaikkan) segera.<br />
Kalau tidak, kasihan dia (Jokowi). Sebab, ruang<br />
gerak struktur APBN akan sempit sekali.<br />
Bagaimana program-program Pak Jokowi-JK<br />
bisa berjalan kalau tidak ada dana cukup. Misalnya<br />
Kartu Indonesia Sehat dan berbagai<br />
program kerakyatan lainnya bisa berjalan<br />
Pak SBY sudah menaikkan harga BBM dua<br />
kali, begitupun dengan (tarif) listrik. Kalau<br />
dinaikkan lagi, justru akan membebani<br />
rakyat.<br />
Tapi dampaknya kan ke inflasi, yang<br />
berujung pada melemahnya daya beli<br />
Inflasi pasti. Tapi mengapa harus takut pada<br />
inflasi Yang penting ada program social safety<br />
net, misalnya Bantuan Langsung Tunai, agar<br />
masyarakat kecil tidak terbebani. Begitu juga<br />
dengan pembangunan infrastruktur yang<br />
bersifat padat karya di pedesaan, sehingga<br />
masyarakat terserap (sebagai tenaga kerja)<br />
dalam program tersebut. Alhasil, daya beli<br />
tetap terjaga dan lama-lama keguncangan akibat<br />
inflasi akan reda. ■<br />
ARIF ARIANTO<br />
GRANDYOS ZAFNA/DETIKCOM<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
INTERVIEW<br />
BIODATA<br />
Nama: Dr Ir Andy Noorsaman<br />
Sommeng, DEA<br />
Tempat/Tanggal Lahir: Jakarta,<br />
31 Maret 1959<br />
Istri: Ir Wahyu Susilowati<br />
Anak: Angga Pangeran<br />
Noorsaman<br />
Pendidikan<br />
• Teknik Gas Fakultas<br />
Teknik Universitas<br />
Indonesia, 1984<br />
• Diplome d’Etudes Approfondies<br />
Université de Technologie<br />
de Compiègne, Prancis,<br />
1989<br />
• Ecole Centrale de Paris, Prancis,<br />
1993<br />
Karier<br />
• Kepala Laboratorium Sistem<br />
Proses Kimia Fakultas Teknik<br />
Universitas Indonesia, 1994<br />
• Ketua Jurusan Teknik Gas dan<br />
Petrokimia Fakultas Teknik Universitas<br />
Indonesia, 1996<br />
• Wakil Dekan IV Bidang Kerja<br />
Sama Fakultas Teknik Universitas<br />
Indonesia, 2000<br />
• Direktur Teknologi Informasi<br />
Direktorat Jenderal Hak atas Kekayaan<br />
Intelektual Kementerian<br />
Hukum dan Hak Asasi Manusia,<br />
2001<br />
• Direktur Jenderal Hak atas Kekayaan<br />
Intelektual Kementerian<br />
Hukum dan Hak Asasi Manusia,<br />
2007<br />
• Kepala BPH Migas 2011-2015<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
KOLOM<br />
DILEMA PERKAWINAN<br />
BEDA AGAMA<br />
MENJADI TUGAS ORGANISASI KEAGAMAAN DAN KELUARGA UNTUK<br />
MENANAMKAN KEAFDALAN PERKAWINAN SATU IMAN SESUAI<br />
DENGAN KEBENARAN YANG MEREKA YAKINI.<br />
OLEH: DR SITI RUHAINI DZUHAYATIN<br />
BIODATA<br />
NAMA:<br />
Siti Ruhaini Dzuhayatin<br />
TEMPAT/TANGGAL<br />
LAHIR:<br />
Blora, 17 Mei 1963<br />
PENGATURAN perkawinan beda agama merupakan masalah yang sangat<br />
kompleks sepanjang sejarah manusia. Pada masa lalu, pernikahan beda<br />
agama atau keyakinan dapat dikenai hukuman mati bagi kedua pihak<br />
oleh penguasa. Konon, pada masa pemerintah kolonial, perkawinan beda<br />
agama dan perkawinan perempuan Belanda dengan laki-laki pribumi dapat menyebabkan<br />
hukuman mati bagi keduanya. Proses modernisasi dan demokratisasi<br />
di Barat mengubah pandangan tersebut, di mana negara semakin kehilangan kontrol<br />
terhadap masalah-masalah privat warganya, termasuk masalah agama, perkawinan,<br />
dan warisan, yang dikelola secara sipil oleh masyarakat.<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
KOLOM<br />
SUAMI:<br />
Aristo Priyantoro<br />
ANAK:<br />
n Yustia Rahma<br />
Priyantari<br />
n Nahlia Riska Priyantari<br />
PENDIDIKAN<br />
n SD Muhammadiyah<br />
Blora, 1976<br />
n Pondok Pesantren<br />
Pabelan, Magelang,<br />
Jawa Tengah, 1982<br />
n UIN Sunan Kalijaga,<br />
Yogyakarta, 1987<br />
n Master Sosiologi,<br />
Monash University,<br />
Australia, 1993<br />
n Doktor Sosiologi,<br />
Universitas Gadjah<br />
Mada, 2011<br />
n Short course and<br />
fellowship<br />
n Human Rights<br />
Documentation,<br />
Tidak demikian halnya di negara non-Eropa, seperti Indonesia, negara diharapkan<br />
terlibat dalam urusan agama (termasuk perkawinan) sebagai cerminan masyarakat<br />
agamis yang menolak sekularisasi (pemisahan negara dengan agama).<br />
Perkawinan beda agama menjadi salah satu burning issues ketika dihadapkan<br />
pada rumusan hak asasi manusia yang terdapat dalam konstitusi Undang-Undang<br />
Dasar 1945, bahkan sebelum diamendemen. Penambahan Pasal 28 tentang HAM<br />
sebagai landasan tentang keyakinan dan agama sebagai non-derogative right dan<br />
permissible limitation mengundang multitafsir. Sebagai hak non-derogatif, keyakinan<br />
dan agama seseorang secara substantif adalah absolut dan tidak dapat diintervensi<br />
oleh siapa pun, termasuk oleh negara. Hal ini sejalan dengan Pasal 18<br />
International Covenant on Civil and Political Rights yang telah diratifikasi Indonesia<br />
melalui Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999. Namun negara sebagai duty<br />
bearer diberi wewenang melakukan “pembatasan yang dibolehkan” guna menjaga<br />
ketertiban dan moral umum.<br />
Terkait dengan masalah perkawinan beda agama, sekelompok mahasiswa Universitas<br />
Indonesia yang mengajukan permohonan judicial review ke Mahkamah<br />
Konstitusi berpandangan, negara telah melampaui wewenangnya karena perkawinan<br />
masih dipandang sebagai bagian dari non-derogative right, di mana negara<br />
harus menghormati dengan tidak melakukan intervensi. Di samping itu, perkawinan<br />
ini tidak masuk kategori perbuatan yang harus dibatasi (permissible limitation) karena<br />
bukan perbuatan yang mengancam ketertiban dan moral umum. Sebaliknya,<br />
kelompok yang mempertahankan aturan ini berpendapat perkawinan merupakan<br />
manifestasi dari keyakinan yang mengandung tindakan sosial dan, karena itu, dapat<br />
dikenai prinsip permissible limitation.<br />
Perkawinan satu iman menjadi asas semua agama karena menyangkut keab-<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
KOLOM<br />
Manila, 1996<br />
n Canadian Women<br />
Fellowship, McGill<br />
University, Kanada,<br />
1997<br />
n Fellowship on Islam<br />
and Human Rights,<br />
Emory University,<br />
Amerika Serikat, 2004<br />
n Gender and Conflict<br />
Resolution, Ulster<br />
University, Irlandia<br />
Utara, dan British<br />
Council, Manchester,<br />
Inggris, 2006<br />
n Leadership in<br />
Education, Sunshine<br />
Coast University,<br />
Queensland, Australia,<br />
2010<br />
PENGHARGAAN<br />
n Mahasiswa lulusan<br />
sahan kedudukan anak<br />
dalam masalah keperdataan<br />
lain, seperti hak nasab<br />
dan hak waris. Oleh banyak<br />
kalangan, Undang-Undang<br />
Nomor 1 Tahun 1974 merupakan<br />
cerminan Sila Ketuhanan<br />
Yang Maha Esa, dan<br />
negara diharapkan dapat<br />
melindungi tradisi ini sebagai<br />
bagian dari moral publik<br />
yang juga dijamin konstitusi.<br />
Tidak diakuinya perkawinan<br />
beda agama di Indonesia<br />
tak menyurutkan<br />
pa sangan untuk bersatu<br />
dengan memanfaatkan “celah<br />
hukum”, misalnya menikah<br />
di luar negeri dan mendaftarkannya pada catatan sipil. Praktek semacam ini dipandang<br />
tidak memberi kepastian hukum dan bersikap diskriminatif karena hanya<br />
orang-orang kaya yang dapat melakukan.<br />
Alternatif lain, pasangan melakukan perkawinan satu keyakinan dengan maksud<br />
memenuhi unsur administratif pencatatan. Umumnya, salah satu pasangan<br />
mengikuti keyakinan pasangannya guna memenuhi unsur formalitas negara tapi<br />
tidak secara substantif mengubah keyakinannya. Jalan lain yang ditempuh adalah<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
KOLOM<br />
terbaik Fakultas<br />
Syariah, 1987-1988<br />
n Penghargaan Menteri<br />
Agama, Dosen Terbaik<br />
Bidang Pengembangan<br />
Ilmu Keislaman, 2010<br />
PEKERJAAN<br />
n Ketua Komisi Hak<br />
Asasi Manusia<br />
Organisasi Kerja Sama<br />
Islam (OKI), Jeddah,<br />
Arab Saudi, 2012-2014<br />
n Komisioner Hak Asasi<br />
Manusia OKI, 2014-<br />
2018<br />
n Staf pengajar Fakultas<br />
Syariah dan Hukum<br />
serta Pascasarjana<br />
UIN Sunan Kalijaga,<br />
1990 sampai sekarang<br />
n Fakultas Hukum<br />
Universitas Gadjah<br />
Mada, Yogyakarta,<br />
2010 sampai sekarang<br />
tidak mencatatkan perkawinan mereka dengan konsekuensi dianggap sebagai pasangan<br />
kumpul kebo.<br />
Namun kasus perkawinan artis Asmirandah dan Jonas Rivanno beberapa waktu<br />
lalu telah memunculkan sentimen kolektif. Kembalinya Jonas ke agama aslinya dipandang<br />
oleh Front Pembela Islam sebagai pelecehan dan menodai agama.<br />
Sebenarnya Pasal 2 Undang-Undang Perkawinan Tahun 1974 memberi peluang<br />
penafsiran berbeda karena hanya menyebutkan melakukan menurut hukum masing-masing<br />
agama. Dapat pula diartikan bahwa pasangan beda agama dapat melakukan<br />
dua prosesi perkawinan menurut agama yang mereka anut. Jadi masalahnya<br />
ada pada interpretasi terhadap pasal tersebut, yang selama ini dipahami harus<br />
satu agama bagi pasangan pengantin.<br />
Pendapat mayoritas inilah yang menjadi dasar administratif pencatatan yang<br />
tidak berakibat pada tak adanya ruang perkawinan beda agama. Namun memposisikan<br />
(aparat) negara sebagai pencatat administrasi perkawinan seperti yang<br />
dikehendaki para pemohon judicial review juga mengandung risiko dan kerentanan,<br />
terutama dari kelompok muslim yang masih berdebat tentang keabsahan yang<br />
kumulatif dan alternatif.<br />
Kementerian Agama dan Pengadilan Agama berpendapat keabsahan perkawinan<br />
hanya diakui jika dilaksanakan dengan hukum agama dan dicatat secara bersamaan<br />
sebagaimana praktek di Kantor Urusan Agama saat ini. Namun sebagian umat Islam<br />
masih menganggap perkawinan yang dilaksanakan dengan hukum agama dan<br />
tidak dicatatkan pada administrasi negara tetap sah. Pendekatan alternatif ini banyak<br />
disalahgunakan untuk mengesahkan perkawinan usia dini dan poligami yang<br />
tidak bertanggung jawab.<br />
Masalah selanjutnya, adakah perbedaan pendapat tentang masalah ini dalam<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
KOLOM<br />
n Direktur Kalijaga<br />
Institute for Justice,<br />
UIN Sunan Kalijaga,<br />
Yogyakarta, 2014<br />
n Direktur Pusat Studi<br />
Wanita, UIN Sunan<br />
Kalijaga, 2002-2007<br />
n Konsultan bidang<br />
gender dan<br />
pendidikan, gender<br />
dan hukum, serta<br />
gender dan tata kelola<br />
demokratis, 2004<br />
sampai sekarang<br />
agama-agama dan kepercayaan lain Terkait dengan tugas negara dalam hal ini<br />
adalah menjaga ketertiban umum dengan menindak tegas segala perbuatan yang<br />
mengancam, memaksa, tindak kekerasan, perusakan dan pembunuhan, serta bentuk<br />
kekerasan lainnya yang dilakukan oleh individu dan kelompok terhadap perbedaan<br />
pendapat, termasuk mereka yang memilih perkawinan beda agama.<br />
Dalam menghadapi masalah “khusus” seperti ini, kepastian hukum dapat dikesampingkan<br />
selama dapat memenuhi rasa keadilan bagi yang mencarinya. Namun<br />
solusi ini tidak menjadi penghalang bagi kelompok masyarakat agama yang berkehendak<br />
menjaga keabsahan perkawinan sesama agama yang juga dijamin oleh<br />
konstitusi sebagai hak kolektif. Karena itu, menjadi tugas dari organisasi keagamaan<br />
dan keluarga untuk menanamkan keafdalan perkawinan satu iman sesuai dengan<br />
kebenaran yang mereka yakini. n<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
FOKUS<br />
KOMPROMI DI ANGKA 34<br />
TERGANJAL ANGGARAN, JOKOWI BATAL MERAMPINGKAN KABINET. PERAMPINGAN AKAN<br />
DICICIL SELAMA MASA PEMERINTAHAN.<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
FOKUS<br />
Tap untuk melihat<br />
Video<br />
HANYA dalam waktu tiga minggu,<br />
berat tubuh Eko Putro Sandjojo menyusut<br />
hingga enam kilogram. Hal<br />
itu terjadi setelah kader Partai Kebangkitan<br />
Bangsa tersebut masuk Tim Transisi<br />
Joko Widodo-Jusuf Kalla.<br />
Eko menjadi salah satu dari lima deputi Tim<br />
Transisi. Eko membawahi Kelompok Kerja<br />
(Pokja) Perdagangan, Peningkatan Ekspor,<br />
dan Pasar Dalam Negeri dan Ekonomi Kreatif.<br />
Empat lainnya adalah Hasto Kristiyanto, yang<br />
memimpin Pokja Anggaran Pendapatan dan<br />
Belanja Negara (APBN). Lalu Akbar Faizal untuk<br />
Pokja Infrastruktur, Andi Widjajanto untuk<br />
masalah politik struktur kabinet polhukam, dan<br />
Anies Baswedan, yang membawahi masalah<br />
kesejahteraan rakyat, pertanian, dan kesehatan.<br />
Masuk Tim Transisi pada akhir Agustus lalu,<br />
aktivitas Eko menjadi sangat padat. Belum lagi<br />
ditambah kegiatan lulusan University of Kentucky,<br />
Lexington, Amerika Serikat, ini di PKB.<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
FOKUS<br />
Urusan pemerintah ada 46 bidang.<br />
Jika dimampatkan paling jauh bisa<br />
ditekan jadi 30 kementerian.<br />
Menteri Pendayagunaan<br />
Aparatur Negara dan Reformasi<br />
Birokrasi, Azwar Abubakar<br />
LAMHOT ARITONANG/DETIKCOM<br />
“Berat saya saja sampai turun enam kilogram,”<br />
kisah Eko kepada majalah detik.<br />
Sementara Eko tanpa sengaja dengan mudah<br />
sukses memangkas berat badannya, tidak<br />
demikian dengan Tim Transisi yang ingin merampingkan<br />
kabinet.<br />
Awalnya kabinet Jokowi akan dirampingkan<br />
dengan hanya 27 kementerian. Tujuannya agar<br />
kabinet Jokowi lebih efektif, efisien, dan hemat<br />
anggaran. Diprediksi anggaran Rp 3,8 triliun<br />
bisa dihemat. Namun tim ternyata kesulitan.<br />
Mereka tidak pernah bisa satu suara. “Tiap<br />
deputi pandangannya berbeda-beda,” cerita<br />
Eko.<br />
Ide perombakan terus<br />
digodok. Tim Transisi<br />
juga melakukan pertemuan<br />
dengan sejumlah<br />
menteri kabinet Yudhoyono. Andi cs, misalnya,<br />
pada 12 September 2014 bertemu dengan<br />
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan<br />
Reformasi Birokrasi Azwar Abubakar beserta<br />
jajarannya.<br />
“Mereka sudah ketemu deputi, tapi tetap<br />
mau ketemu saya,” kata Azwar. “Akhirnya diatur<br />
lewat Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan<br />
Keamanan. Saya akhirnya menerima mereka.”<br />
Pertemuan itu dimulai pukul setengah delapan<br />
malam pada Jumat, 12 September 2014,<br />
dan baru kelar pukul sete ngah sebelas. Selama<br />
tiga jam itu, topik utama yang digali oleh Tim<br />
Transisi adalah soal perombakan struktur kementerian.<br />
Azwar mengatakan semua urusan pemerintah<br />
itu jika ditotal ada 46 bidang yang dipadatkan<br />
oleh Yudhoyono jadi 34 kementerian. Jika<br />
dimampatkan lagi, paling jauh bisa ditekan jadi<br />
30 kementerian dengan menyatukan bagianbagian<br />
yang kerjanya tumpang-tindih.<br />
Azwar masuk Kabinet Indonesia Bersatu II<br />
pada 20 Oktober 2011. Saat itu, Presiden Susilo<br />
Bambang Yudhoyono mengubah Kementerian<br />
Pariwisata dan Kebudayaan menjadi Kementerian<br />
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.<br />
Unit kebudayaan dikembalikan ke Kementerian<br />
Pendidikan Nasional seperti pada era Orde<br />
Baru. Sehingga, namanya berubah menjadi<br />
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan<br />
diberi kursi Wakil Menteri Pendidikan Bidang<br />
Kebudayaan.<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
FOKUS<br />
Jokowi dan Jusuf Kalla saat<br />
mengumumkan komposisi<br />
kabinet di Kantor Tim Transisi,<br />
Jakarta, Senin (15/9).<br />
DARREN WHITESIDE/REUTERS<br />
“Kita jelaskan analisis kebutuhan, manajemen<br />
SDM, menghitung apa yang lebih. Jadi, kita<br />
tidak sewenang-wenang,” cerita Azwar kepada<br />
majalah detik.<br />
Azwar mengingatkan perombakan di zaman<br />
Yudhoyono menimbulkan riak besar.<br />
“Setidaknya butuh waktu satu tahun supaya<br />
kementerian baru bisa normal,” cerita Eko.<br />
Selama setahun itu, kementerian baru dilanda<br />
masalah kepegawaian dan budaya kerja yang<br />
berbeda. Seorang pegawai Kementerian Pariwisata,<br />
Ika, 33 tahun, menceritakan ketika itu<br />
bagian kebudayaan harus mengangkut berkas<br />
dan barang-barang karena mesti pindah dari<br />
Jalan Medan Merdeka Barat ke Jalan Sudirman.<br />
“Pindahan orangnya dua bulan selesai, tapi<br />
yang ribet itu soal berkas dan barang milik negara,”<br />
kata Ika. “Komputer, meja, semua mesti<br />
diperiksa lagi punya bagian (Kementerian) Pariwisata<br />
atau Budaya.”<br />
Pergantian “isi perut” Kementerian Pariwisata<br />
itu ternyata juga berdampak hingga ke daerah.<br />
Pemerintah daerah mesti merombak dinasnya<br />
karena ada yang formatnya Dinas Pariwisata<br />
Pos dan Telekomunikasi dan di tempat lain ada<br />
Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga.<br />
Selain soal kerepotan administrasi itu, problem<br />
lainnya adalah pada penyusunan anggaran.<br />
Perampingan itu, yang salah satu tujuannya untuk<br />
menghemat, ternyata juga butuh anggaran<br />
yang tidak kecil. Anggaran merombak struktur<br />
kementerian ternyata malah menyedot biaya<br />
antara Rp 80 miliar hingga Rp 120 miliar.<br />
Penyusunan anggaran itu harus melalui<br />
proses politik berhadapan dengan DPR. “DPR<br />
belum tentu support. Kalian tahu sendiri kan<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
FOKUS<br />
Nah, apa gunanya kementerian baru<br />
kalau enggak ada anggarannya<br />
Deputi Kepala Staf Kantor<br />
Transisi, Eko Putro Sandjojo<br />
GRANDYOS ZAFNA/DETIKCOM<br />
yang saya maksud” ujarnya. “Nah, apa gunanya<br />
kementerian baru kalau enggak ada anggarannya<br />
Akhirnya kami realistis tetap dengan<br />
34 kementerian.”<br />
Pemerintahan Jokowi memang dibangun dari<br />
koalisi minoritas di DPR, kalah besar dibanding<br />
Koalisi Merah Putih yang beroposisi. Jika komposisi<br />
ini tidak berubah, program kementerian<br />
baru bisa mandek di parlemen.<br />
Kondisi itu tidak ideal buat Jokowi dan Kalla,<br />
yang ingin langsung “gigi lima” begitu mengambil<br />
alih pemerintahan.<br />
Jokowi tak<br />
mau menteri baru<br />
nantinya malah<br />
kelewat sibuk mengurusi masalah internal seperti<br />
ini. “Kalau menterinya enggak kerja, cuma<br />
mengurusi penggabungan saja, masyarakat<br />
bisa marah,” ujarnya.<br />
Kalaupun dipaksakan ada perombakan,<br />
mustahil dijalankan langsung setelah Jokowi<br />
dilantik pada 20 Oktober 2014. Pada Oktober-<br />
Desember 2014, Jokowi harus bekerja dengan<br />
APBN 2014 yang pos anggarannya masih dengan<br />
bentuk kementerian lama.<br />
APBN 2015 juga sudah disusun sebelum perubahan<br />
struktur itu kelar. Maka, disimpulkan<br />
perombakan harus dijalankan secara bertahap<br />
dan baru bisa benar-benar berjalan setelah ada<br />
APBN Perubahan 2015, yang baru mulai dibahas<br />
dengan DPR pada Maret 2015.<br />
●●●<br />
Akhirnya pada Senin, 15 September 2014,<br />
Jokowi mengumumkan jumlah kabinet tetap<br />
34 kementerian. Jumlah yang sama dengan kementerian<br />
pada era Yudhoyono.<br />
Mentok dengan merampingkan kementerian,<br />
Jokowi menyodorkan rencana alternatif.<br />
Ia memangkas kursi wakil menteri, kecuali di<br />
Kementerian Luar Negeri.<br />
Ia juga merampingkan lembaga kepresidenan<br />
dengan melebur Unit Kerja Presiden<br />
Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan<br />
(UKP4) ke dalam Kepala Staf Kantor<br />
Presiden. “Di kantor Kepresidenan nanti hanya<br />
ada Sekretaris Negara, Sekretaris Kabinet, dan<br />
nanti Kepala Staf Kantor Presiden,” kata Jokowi.<br />
“Ya, perubahan memang harus dimulai dari kita<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
FOKUS<br />
Anggota Tim Transisi (kiri-kanan)<br />
Andi Widjajanto, Eko Putro<br />
Sandjojo, Anies Baswedan, Rini<br />
Soemarno, Hasto Kristiyanto dan<br />
Akbar Faisal. di kantor Wapres<br />
Boediono, Jakarta, Selasa (2/9).<br />
PRASETYO UTOMO/ANTARA<br />
dulu. Kalau memang struktur yang sekarang<br />
gemuk, ya bisa dirampingkan,” ujarnya.<br />
Menurut politikus PDIP Eva Sundari, Jokowi<br />
akan mencicil perampingan. Saat ini ada 61<br />
badan yang fungsinya tumpang-tindih. Selain<br />
itu, ada komisi-komisi di luar kementerian yang<br />
menggunakan APBN.<br />
“Semua yang tumpang-tindih akan dikurangi<br />
dan dalam lima tahun akan ramping. Pelaksanaannya<br />
tidak di awal, sambil jalan.”<br />
Tapi langkah itu dikritik. Peneliti politik dari<br />
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Siti<br />
Zuhro, menilai tak ada pembaruan dalam arsitektur<br />
kabinet Jokowi seperti yang dijanjikan<br />
ketika kampanye. Siti bahkan menjulukinya Kabinet<br />
Indonesia Bersatu Jilid III. “Apa bedanya<br />
dengan yang dulu” kritik Siti.<br />
Anggota tim penyelaras kementerian Jokowi-<br />
JK, Andrinof Chaniago, menyatakan pendapat<br />
Siti keliru. “Jelas 34 kementerian Jokowi ini beda<br />
dengan 34 milik SBY,” ujarnya.<br />
Pakar politik Universitas Indonesia ini menje-<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
FOKUS<br />
Proyek perbaikan jalan Pantura<br />
di Tegal, Jawa Tengah. Jokowi<br />
berencana melebur Kementerian<br />
Pekerjaan Umum, Kementerian<br />
Perhubungan, dan Kementerian<br />
Perumahan Rakyat menjadi<br />
Kementerian Infrastruktur buat<br />
menangani proyek seperti ini.<br />
OKY LUKMANSYAH/ANTARA<br />
laskan, 34 kementerian milik Jokowi sudah melewati<br />
proses penggusuran beberapa bagian<br />
kementerian serta penghapusan posisi wakil<br />
menteri, kecuali di Kementerian Luar Negeri.<br />
Hasil pe rombakan itu membuat tiga ruang<br />
kosong yang bisa diisi kementerian baru. “Artinya,<br />
34 itu sudah termasuk badan yang diubah<br />
menjadi kementerian,” ujarnya.<br />
Ada beberapa kementerian yang tak akan<br />
diutak-atik oleh Jokowi karena sifatnya wajib<br />
ada. Instansi tipe ini adalah Kementerian Dalam<br />
Negeri, Kementerian Luar Negeri, Kementerian<br />
Pertahanan, Kementerian Hukum dan Hak<br />
Asasi Manusia, serta Kementerian Agama.<br />
Lalu di sektor ekonomi ada Kementerian<br />
Keuangan, Kementerian BUMN, Kementerian<br />
Energi dan Sumber Daya Mineral, serta Kementerian<br />
Badan Usaha Milik Negara. Ketiga<br />
kementerian koordinator juga akan tetap seperti<br />
sekarang ini.<br />
Di luar kementerian-kementerian itu, Tim<br />
Transisi menggodok opsi-opsi perombakan.<br />
Andi mencontohkan, kelompok kerja pendidikan,<br />
yang sempat bertemu dengan mantan<br />
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Satryo<br />
Soemantri Bro djonegoro, menawarkan opsi<br />
“mutilasi” Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.<br />
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi digabung<br />
dengan Kementerian Riset dan Teknologi.<br />
Sehingga, nantinya ada Kementerian Pendidikan<br />
Tinggi Riset dan Teknologi serta Kementerian<br />
Pendidikan Dasar.<br />
Hasil penggabungan lainnya adalah Ke-<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
FOKUS<br />
Akan ada tiga kementerian baru,<br />
kementerian kependudukan,<br />
kementerian agraria, dan<br />
kementerian ekonomi kreatif.<br />
Deputi Kepala Staf Kantor<br />
Transisi, Andi Widjajanto<br />
DOK. DETIKCOM<br />
menterian Kedaulatan Pangan, yang merupakan<br />
gabungan dari Kementerian Kelautan<br />
dan Perikanan dengan Kementerian Pertanian.<br />
Kedua, penggabungan Kementerian Perindustrian<br />
dan Kementerian Perdagangan,<br />
yang dulu memang menjadi satu. Lalu ada<br />
Kementerian Infrastruktur, yang menyatukan<br />
Kementerian Perhubungan, Pekerjaan<br />
Umum, dan Perumahan.<br />
Ada juga kementerian yang diubah namanya<br />
sehingga berganti pula fungsi kerjanya.<br />
Setidaknya ada dua,<br />
yakni Kementerian<br />
Pembangunan Desa<br />
dari Kementerian<br />
Pembangunan Daerah<br />
Tertinggal dan Kementerian<br />
Maritim, yang berasal dari beberapa unit<br />
di Kementerian Kelautan dan Perikanan.<br />
Selain itu, ada tiga kementerian yang benarbenar<br />
baru. Yang pertama adalah Kementerian<br />
Kependudukan, yang ditargetkan bisa menyiapkan<br />
Indonesia akan bonus demografi alias<br />
ledakan jumlah penduduk pada usia produktif<br />
pada 2030.<br />
Kementerian Kependudukan ini adalah keinginan<br />
Jokowi untuk menguatkan Badan<br />
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.<br />
Target awal Kementerian Kependudukan<br />
ini adalah merapikan data kependudukan dan<br />
pemetaan kondisi masyarakat. Kementerian<br />
inilah yang akan memberikan rujukan data<br />
kependudukan untuk semua program di berbagai<br />
instansi. “Sehingga, kita bergerak dengan<br />
satu basis data yang sama,” kata Andi.<br />
Pembenahan ini buat menghindari setiap<br />
program punya data yang berbeda. Andi mencontohkan<br />
tiga program kemiskinan bisa punya<br />
tiga angka masyarakat tak mampu yang<br />
berbeda.<br />
Lalu Badan Pertanahan Nasional juga akan<br />
dinaikkan statusnya jadi Kementerian Agraria.<br />
Tim Transisi mencatat sekitar 60 persen dari<br />
kasus hukum di Indonesia ternyata soal sengketa<br />
tanah.<br />
Naiknya status itu bagian dari one map policy,<br />
yakni Kementerian Perta nahan menjadi satusatunya<br />
instansi yang mengeluarkan peta tata<br />
ruang. Setelah naik jadi kementerian, otoritas<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
FOKUS<br />
Demontrasi sengketa tanah<br />
di depan gedung Kementerian<br />
Perdagangan tahun lalu. Tim<br />
Transisi mencatat sekitar 60<br />
persen dari kasus hukum di<br />
Indonesia merupakan sengketa<br />
tanah.<br />
HASAN ALHABSHY/DETIKCOM<br />
pertanahan ini juga memiliki fungsi mengatur<br />
peruntukan lahan dan pemberian izin penggunaannya.<br />
Yang terakhir adalah Kementerian Ekonomi<br />
Kreatif. Jokowi berharap kementerian ini<br />
bisa membantu meningkatkan pertumbuhan<br />
ekonomi dan perekonomian masyarakat.<br />
Semua opsi kementerian itu digodok tim penyelaras<br />
akhir di Yogyakarta. Tim yang kerjanya<br />
dipatok kelar pada Jumat, 19 September 2014,<br />
itu, selain Andrinof, ada Rektor Universitas<br />
Gadjah Mada Pratikno dan pengamat politik<br />
Universitas Gadjah Mada Cornelis Lay.<br />
“Kabinet yang nyusun tetap Pak Jokowi,” ujar<br />
Andrinof. ■ ISFARI HIKMAT, IRWAN NUGROHO, MONIQUE SHINTAMI,<br />
BAHTIAR RIFAI | OKTA WIGUNA<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
FOKUS<br />
KABINET KOMPROMI<br />
SEJAK REFORMASI<br />
PROPORSI kader partai<br />
dan kalangan profesional<br />
yang mengisi kursi menteri<br />
telah menjadi sorotan sejak<br />
dimulainya era Reformasi.<br />
Tanpa ada partai yang dominan<br />
sejak Pemilu 1999,<br />
otomatis koalisi meski dijajaki<br />
dan biasanya ber ujung<br />
pada pembagian jatah di<br />
kabinet.<br />
Penyeimbangan politikus<br />
dan pakar jadi ujian pertama<br />
setiap presiden terpilih.<br />
Kabinet pertama yang<br />
diumumkan menjadi tolok<br />
ukur posisi tawar sang<br />
presiden di hadapan partai<br />
pendukungnya.<br />
Berikut ini proporsi politikus<br />
dan profesional di kabinet<br />
pemerintahan RI sejak<br />
era Presiden Abdurrahman<br />
Wahid hingga masa jabatan<br />
kedua Susilo Bambang Yudhoyono,<br />
serta rencana presiden<br />
terpilih Joko Widodo.<br />
Kabinet-kabinet yang disajikan<br />
ini adalah yang pertama<br />
diumumkan setelah presiden<br />
dilantik sebelum ada reshuffle.<br />
KABINET PERSATUAN NASIONAL<br />
PRESIDEN ABDURRAHMAN WAHID (PKB) - WAKIL PRESIDEN MEGAWATI SOEKARNOPUTRI (PDIP)<br />
4 PKB<br />
• Menteri Luar Negeri<br />
• Menteri Agama<br />
• Menteri Negara Riset dan<br />
Teknologi<br />
• Menteri Negara Pemberdayaan<br />
Perempuan<br />
4 GOLKAR<br />
• Menteri Perindustrian dan<br />
Perdagangan<br />
• Menteri Eksplorasi Laut<br />
• Menteri Tenaga Kerja<br />
• Menteri Negara Pemuda dan<br />
Olahraga<br />
32<br />
MENTERI<br />
8<br />
PROFESIONAL<br />
4<br />
MILITER<br />
20<br />
POLITIKUS<br />
4 PDIP<br />
• Menteri Koordinator Bidang<br />
Ekonomi, Keuangan, dan<br />
Industri<br />
• Menteri Pertanian<br />
• Menteri Negara Lingkungan<br />
Hidup<br />
• Menteri Negara Penanaman<br />
Modal dan Pembinaan Badan<br />
Usaha Milik Negara<br />
4 PAN<br />
• Menteri Keuangan<br />
• Menteri Pendidikan Nasional<br />
• Menteri Negara Transmigrasi<br />
dan Kependudukan<br />
• Menteri Negara Urusan Hak<br />
Asasi Manusia<br />
2 PPP<br />
• Menteri Koordinator Bidang<br />
Kesejahteraan Rakyat dan<br />
Pengentasan Kemiskinan<br />
• Menteri Negara Koperasi<br />
dan Pengusaha Kecil<br />
Menengah<br />
1 PARTAI BULAN BINTANG<br />
• Menteri Hukum dan<br />
Perundang-undangan<br />
1 PARTAI KEADILAN<br />
• Menteri Kehutanan dan<br />
Perkebunan<br />
KABINET GOTONG ROYONG<br />
PRESIDEN MEGAWATI SOEKARNOPUTRI (PDIP)- WAKIL PRESIDEN HAMZAH HAZ (PPP)<br />
30<br />
MENTERI<br />
13<br />
PROFESIONAL<br />
3<br />
MILITER<br />
14<br />
POLITIKUS<br />
6 PDIP<br />
• Menteri Tenaga Kerja dan<br />
Transmigrasi<br />
• Menteri Kehutanan<br />
• Menteri Permukiman dan<br />
Prasarana Wilayah<br />
• Menteri Negara Badan Usaha<br />
Milik Negara<br />
• Menteri Negara Perencanaan<br />
Pembangunan Nasional/<br />
Kepala Bappenas<br />
• Menteri Negara Percepatan<br />
Pembangunan Kawasan Timur<br />
Indonesia<br />
3 GOLKAR<br />
• Menteri Koordinator<br />
Kesejahteraan Rakyat<br />
• Menteri Negara Komunikasi<br />
dan Informasi<br />
• Menteri Negara Pemberdayaan<br />
Wanita<br />
3 PPP<br />
• Menteri Sosial<br />
• Menteri Negara Koperasi dan<br />
Usaha Kecil dan Menengah<br />
• Menteri Negara Badan Usaha<br />
Milik Negara<br />
1 PKB<br />
• Menteri Pertahanan<br />
1 PAN<br />
• Menteri Negara Riset dan<br />
Teknologi Republik Indonesia<br />
1 PARTAI BULAN BINTANG<br />
• Menteri Kehakiman dan Hak<br />
Asasi Manusia<br />
KABINET INDONESIA BERSATU I<br />
PRESIDEN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO (PARTAI DEMOKRAT)-WAKIL PRESIDEN JUSUF KALLA (GOLKAR)<br />
3 PPP<br />
• Menteri Sosial<br />
• Menteri Negara Koperasi dan<br />
Usaha Kecil dan Menengah<br />
• Menteri Negara Badan Usaha<br />
Milik Negara<br />
Kesejahteraan Rakyat<br />
• Menteri Negara Pembangunan<br />
Daerah Tertinggal<br />
2 PARTAI BULAN BINTANG<br />
• Menteri Sekretaris Negara<br />
• Menteri Kehutanan<br />
34<br />
MENTERI<br />
16<br />
PROFESIONAL<br />
15<br />
3 PKS<br />
• Menteri Pertanian<br />
• Menteri Negara Perumahan<br />
Rakyat<br />
• Menteri Negara Pemuda dan<br />
Olahraga<br />
2 GOLKAR<br />
• Menteri Koordinator Bidang<br />
Perekonomian<br />
• Menteri Tenaga Kerja dan<br />
Transmigrasi<br />
2 PKB<br />
• Menteri Koordinator Bidang<br />
2 PAN<br />
• Menteri Perhubungan<br />
• Menteri Pendidikan Nasional<br />
1 PARTAI DEMOKRAT<br />
• Menteri Negara<br />
Pendayagunaan Aparatur<br />
Negara<br />
1 PKPI<br />
• Menteri Pemberdayaan<br />
Perempuan<br />
3<br />
MILITER<br />
POLITIKUS<br />
CATATAN:<br />
Beberapa menteri dari militer dan profesional adalah tim sukses<br />
pasangan SBY-JK dan ada juga yang menjelang Pemilu 2009 menjadi<br />
kader Demokrat.<br />
KABINET INDONESIA BERSATU II<br />
PRESIDEN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO (PARTAI DEMOKRAT)-WAKIL PRESIDEN BOEDIONO (NONPARTAI)<br />
34 17<br />
MENTERI<br />
11<br />
PROFESIONAL<br />
2<br />
MILITER<br />
21<br />
POLITIKUS<br />
WAKIL<br />
MENTERI<br />
6 PARTAI DEMOKRAT<br />
• Menteri Energi dan Sumber<br />
Daya Mineral<br />
• Menteri Perhubungan<br />
• Menteri Pariwisata dan<br />
Ekonomi Kreatif<br />
• Menteri Koperasi dan Usaha<br />
Kecil dan Menengah<br />
• Menteri Pendayagunaan<br />
Aparatur Negara dan<br />
Reformasi Birokrasi<br />
• Menteri Pemuda dan Olahraga<br />
4 PKS<br />
• Menteri Pertanian<br />
• Menteri Sosial<br />
• Menteri Komunikasi dan<br />
Informatika<br />
• Menteri Riset dan Teknologi<br />
4 GOLKAR<br />
• Menteri Koordinator Bidang<br />
Kesejahteraan Rakyat<br />
• Menteri Perindustrian<br />
• Menteri Kelautan dan<br />
Perikanan<br />
• Menteri Badan Usaha Milik<br />
Negara<br />
3 PAN<br />
• Menteri Koordinator Bidang<br />
Perekonomian<br />
• Menteri Hukum dan Hak Asasi<br />
Manusia<br />
• Menteri Kehutanan<br />
2 PKB<br />
• Menteri Tenaga Kerja dan<br />
Transmigrasi<br />
• Menteri Pembangunan Daerah<br />
Tertinggal<br />
2 PPP<br />
• Menteri Agama<br />
• Menteri Perumahan Rakyat<br />
RENCANA KABINET PRESIDEN TERPILIH<br />
JOKO WIDODO<br />
34<br />
MENTERI<br />
PARTAI PENGUSUNG:<br />
PDIP, PKB, Partai NasDem, Partai Hanura, PKPI<br />
18<br />
PROFESIONAL<br />
16<br />
POLITIKUS<br />
OKTA WIGUNA | ILUSTRASI: EDI WAHYONO | INFOGRAFIS: MINDRA PURNOMO<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
FOKUS<br />
KUE<br />
18 :16<br />
ITU<br />
JOKOWI MEMATOK<br />
ANGKA 16 KURSI UNTUK<br />
PARTAI POLITIK DI<br />
KABINETNYA. PARTAI<br />
PENGUSUNG PRABOWO<br />
PUN DIBERI TAWARAN.<br />
DEMI APA<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
FOKUS<br />
Ketua Umum Partai Persatuan<br />
Pembangunan Emron Pangkapi<br />
menghadiri Rakernas IV PDI<br />
Perjuangan di Semarang.<br />
LAMHOT ARITONANG/DETIKCOM<br />
“Hidup PPP!”<br />
“Hidup PPP!”<br />
TERIAKAN itu terus bergema dalam<br />
acara Rapat Kerja Nasional IV Partai<br />
Demokrasi Indonesia Perjuangan.<br />
Ya, tidak keliru, itu adalah acara PDIP,<br />
bukan Partai Persatuan Pembangunan.<br />
Rakernas ini penting untuk menyiapkan<br />
PDIP, yang semula menjadi partai oposisi,<br />
menjadi partai pemerintah setelah Jokowi-JK<br />
memenangi pemilu presiden pada 9 Juli lalu.<br />
Jokowi dan JK, dan tentu saja Megawati,<br />
datang ke acara yang digelar di Marina<br />
Convention Center, Semarang, itu. Didampingi<br />
Sekretaris Jenderal PDIP Tjahjo Kumolo,<br />
mereka datang sekitar pukul 13.40 WIB.<br />
Luapan kegembiraan menyambut kedatangan<br />
mereka.<br />
Sekitar 15 menit kemudian, suasana rakernas<br />
makin meriah. Para peserta bertepuk tangan<br />
riuh begitu Emron Pangkapi datang. Emron<br />
adalah Ketua Umum PPP versi Romahurmuziy.<br />
Mengenakan jas partai berwarna hijau,<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
FOKUS<br />
Presiden terpilih Joko Widodo<br />
di Rumah Transisi. Di kantor<br />
itu, postur kabinet dibahas.<br />
GRANDYOS ZAFNA/DETIKCOM<br />
Emron langsung menyalami Ketua Umum<br />
PKB Muhaimin Iskandar, Jusuf Kalla, Jokowi,<br />
dan Mega.<br />
Peserta rakernas semakin bungah begitu<br />
rakernas dibuka. Terlebih Wakil Ketua Umum<br />
Partai Amanat Nasional Dradjad Wibowo<br />
ternyata juga datang. Dia datang bersama<br />
Ketua Fraksi PAN Tjatur Sapto Edy. Tepuk<br />
tangan langsung menggema menyambut<br />
mereka.<br />
PPP dan PAN, seperti diketahui, masuk<br />
Koalisi Merah Putih (KMP) yang mengusung<br />
Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Emron dan<br />
Dradjad membantah partainya keluar dari<br />
Koalisi Merah Putih. Namun kedatangan<br />
mereka tetap saja semakin memperkuat<br />
sinyalemen berbaliknya dukungan parpol itu<br />
kepada Jokowi. “Ya, mudah-mudahan, insya<br />
Allah,” kata Mega dalam jumpa pers seusai<br />
pembukaan rakernas.<br />
Jokowi, sehari sebelum rakernas itu,<br />
mengumumkan postur kabinetnya. Kabinet<br />
yang awalnya diwacanakan akan ramping<br />
dengan 27 menteri, ternyata tetap diisi 34<br />
menteri. Pembagiannya, 18 profesional dan 16<br />
profesional partai politik.<br />
Seorang sumber majalah detik membisikkan,<br />
16 menteri parpol dibagi berdasarkan presentasi<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
FOKUS<br />
Joko Widodo menyatukan<br />
tangan dengan Ketua DPP<br />
Partai Kebangkitan Bangsa<br />
Muhaimin Iskandar dan<br />
Ketua Dewan Syuro DPP<br />
PKB KH Abdul Aziz Mansyur<br />
pada Mei lalu. Saat itu PKB<br />
mendeklarasikan dukungan<br />
terhadap Jokowi untuk<br />
pemilihan presiden.<br />
MUHAMMAD ADIMAJA/ANTARA FOTO<br />
perolehan suara pada saat pemilu legislatif.<br />
PDIP, yang memperoleh suara terbesar, akan<br />
mendapatkan kursi menteri terbanyak. Kabarnya<br />
ada enam kursi menteri untuk partai yang<br />
dipimpin Megawati itu.<br />
Lantas Partai Nasional Demokrat dan Partai<br />
Kebangkitan Bangsa masing-masing akan<br />
mendapatkan satu kursi menteri. Partai Hati<br />
Nurani Rakyat satu atau dua kursi menteri.<br />
Dan dua kursi lagi disediakan untuk anggota<br />
KMP yang akan bergabung. Yang paling<br />
santer disebut adalah PPP dan Demokrat.<br />
PAN, meskipun Dradjad datang ke Rakernas<br />
PDIP, dikabarkan tidak akan mendapat kursi<br />
menteri karena peluangnya kecil.<br />
“Kalau PPP saya optimistis. Rommy<br />
(Romahurmuziy) itu sepupu saya,” kata Cak<br />
Imin kepada majalah detik. Setelah pemilu<br />
presiden selesai, Cak Imin mendapat tugas<br />
untuk melobi PAN, PPP, dan Demokrat.<br />
Kader PPP yang paling sering disebut<br />
akan masuk kabinet adalah Lukman Hakim<br />
Saifuddin, Menteri Agama saat ini. Lukman<br />
diprediksi akan tetap menempati posisinya.<br />
Namun PKB masih keberatan. Sumber di PKB<br />
menuturkan partainya memiliki kader yang<br />
lebih berkualitas dari Lukman untuk posisi<br />
Menteri Agama.<br />
Cak Imin menyatakan sudah janjian dengan<br />
Jokowi untuk membahas kabinet dalam waktu<br />
dekat. Ia optimistis banyak kader PKB yang<br />
akan jadi pembantu Jokowi. Bagi Cak Imin,<br />
semua kursi kabinet cocok bagi kader partai<br />
yang dipimpinnya. Pantangannya hanya satu,<br />
Menteri Keuangan.<br />
“Kita sudah janjian dengan Pak Jokowi, kita<br />
akan mendiskusikan dan membicarakannya<br />
detail,” kata Cak Imin.<br />
Sumber di PKB menyatakan Cak Imin sudah<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
FOKUS<br />
Calon menteri yang disodorkan<br />
PDIP: Pramono Anung, Tjahjo<br />
Kumolo, Puan Maharani, dan<br />
Hasto Kristiyanto<br />
DOK.DETIKCOM<br />
mengajukan sejumlah nama kepada<br />
Jokowi. Selain nama Imin sendiri, ada<br />
nama Marwan Jafar dan Rusdi Kirana.<br />
Deputi Tim Transisi dari PKB, Eko<br />
Sandjojo, mengakui sebagian nama di<br />
PKB sudah dititipkan kepadanya. Hanya,<br />
ia belum menyerahkan kepada Jokowi-<br />
JK karena tak diminta. Kewenangannya<br />
sebagai Deputi Tim Transisi sangat<br />
terbatas. “Kalau langsung dari ketua<br />
umum, saya tidak tahu,” ujarnya.<br />
Bila muncul nama Ketua Muslimat<br />
Nahdlatul Ulama Khofifah Indar<br />
Parawansa, dipastikan itu bukan berasal<br />
dari PKB. Jokowi pernah menyebut<br />
nama Khofifah diajukan oleh grup<br />
musik “Slank”, bersama nama Dahlan<br />
Iskan dan Anies Baswedan.<br />
Jokowi dan JK dalam waktu dekat<br />
akan melakukan pertemuan dengan<br />
semua ketua umum parpol untuk<br />
membahas penempatan kader parpol dalam<br />
kabinetnya. Sejauh ini para ketua umum parpol<br />
masih merasa misterius dengan komposisi 18<br />
banding 16 tersebut. Mereka hanya diminta<br />
memberikan list nama kader terbaiknya dua<br />
kali lipat dari jatah yang mereka dapat.<br />
“Tidak diberi alasan mengapa 18 banding<br />
16. Hanya diberi tahu komposisinya seperti<br />
itu saja. Tapi, dengan kemungkinan masuknya<br />
PPP dan Demokrat, bisa jadi komposisi akan<br />
berubah,” kata sumber di PKB.<br />
Adapun PDIP menyerahkan nama politikus<br />
senior PDI Perjuangan Pramono Anung,<br />
Sekretaris Jenderal Tjahjo Kumolo, Ketua DPP<br />
Puan Maharani, dan Hasto Kristiyanto. Sumber<br />
di kalangan internal PDIP membenarkan kabar<br />
ini. Konon, nama-nama itu disetujui oleh Ketua<br />
Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.<br />
Sedangkan Partai NasDem menyodorkan<br />
Sekjen Patrice Rio Capella, Ketua Badan<br />
Pemenangan Pemilu Ferry Mursyidan Baldan,<br />
Ketua DPP Akbar Faizal, Wakil Ketua DPP Siti<br />
Nurbaya, dan Ketua DPP Enggartiasto Lukito.<br />
Namun Ferry membantah sudah memberikan<br />
nama kepada Jokowi.<br />
Sumber di Partai Hanura menyebutkan ketua<br />
umumnya, Wiranto, juga telah menyiapkan<br />
nama untuk Jokowi. Mereka antara lain Ketua<br />
Bappilu Yuddy Chrisnandi, Ketua Bidang<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
FOKUS<br />
Jokowi dan para pemimpin<br />
partai pendukungnya di<br />
rumah Megawati.<br />
RACHMAN HARYANTO/DETIKCOM<br />
Organisasi Djafar Badjeber, Ketua Umum<br />
Sayap Perempuan Amelia Yani, dan Ketua<br />
Bidang Pemuda Hanura Wisnu Dewanto.<br />
Lantas, siapa dari Demokrat yang akan<br />
menjadi menteri bila jadi bergabung dengan<br />
Jokowi Ruhut Sitompul mengaku tidak tahu.<br />
Namun ia menyatakan siap. “Yang tahu itu<br />
Tuhan, Pak SBY, dan Jokowi,” kata Ruhut.<br />
Saat ini pembagian menteri untuk parpol<br />
disebut sudah selesai. Tarik-menarik justru<br />
berlangsung di kementerian profesional. Surya<br />
Paloh, Megawati, dan Jusuf Kalla mengusulkan<br />
nama-nama sendiri dari kalangan profesional<br />
untuk duduk di kabinet.<br />
JK disebut-sebut ingin memasukkan Hamid<br />
Awaluddin dan Sofyan Djalil. Hamid mungkin<br />
akan balik lagi ke posisi Menteri Hukum<br />
dan HAM. Sofyan untuk Menteri BUMN.<br />
Sementara itu, Mega menginginkan Andi<br />
Widjajanto dan Rini Soemarno masuk kabinet.<br />
“Andi Widjajanto itu sudah fix karena dia<br />
pilihan Mega,” kata sumber itu. Sedangkan<br />
nama Kepala Staf Tim Transisi Rini Soemarno<br />
masih ditimbang-timbang. JK tidak sreg<br />
dengan Rini.<br />
Nama dari kalangan profesional lainnya yang<br />
dikabarkan sudah dikantongi Jokowi adalah<br />
Dahlan Iskan, Gita Wirjawan, dan Rhenald Kasali.<br />
Rhenald akan bersaing dengan Enggartiasto<br />
untuk Kementerian Perumahan Rakyat.<br />
Jokowi dan JK sejauh ini belum pernah<br />
menyebut nama menteri ataupun<br />
kementeriannya. “Belum final, masih ada<br />
waktu satu bulan. Nanti disampaikan setelah<br />
ini,” kata Jokowi.<br />
Sikap Jokowi ini dinilai aneh oleh pengamat<br />
politik Universitas Indonesia, Maswadi Rauf.<br />
Semestinya Jokowi melihat nama-nama terlebih<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
FOKUS<br />
Dia menyisakan<br />
kursi untuk<br />
partai yang akan<br />
gabung, la ini<br />
kan jelas sekali<br />
transaksional di<br />
situ.<br />
Siti Zuhro<br />
ARI SAPUTRA/DETIKCOM<br />
dulu, baru kemudian memutuskan cocoktidaknya<br />
menjadi menteri. “Yang diperlukan itu<br />
keahlian orangnya, orang itu siapa saja. Jadi tak<br />
usah pakai target orang partai sekian, nonpartai<br />
sekian,” kritik Maswadi.<br />
Peneliti LIPI, Siti Zuhro, juga heran Jokowi-<br />
JK memberi tawaran kepada KMP. Sikap<br />
tersebut jelas tidak sesuai dengan janji Jokowi,<br />
yang tidak akan melakukan transaksi dalam<br />
penyusunan kabinet. “Dia menyisakan kursi<br />
untuk partai yang akan gabung, la ini kan jelas<br />
sekali transaksional di situ,” ujarnya.<br />
Jokowi membantah tudingan tersebut. Ia<br />
membantah melakukan jatah-jatahan dalam<br />
kabinetnya. “Kalau yang namanya bagi-bagi<br />
kursi itu, belum berangkat sudah saya kasih<br />
kursi menteri,” kata Jokowi. “Ini kan kriterianya<br />
dulu,” tuturnya.<br />
Andrinof Chaniago, anggota tim penyelaras<br />
kementerian Jokowi-JK, menilai 16 menteri<br />
untuk parpol merupakan hal yang wajar.<br />
“Kalau enggak ada dari partai sama sekali, itu<br />
namanya gila. Ini politik, masak dari partainya<br />
dibersihkan” kata dia.<br />
Toh, meskipun memberikan kursi kepada<br />
parpol, Jokowi tetap memagarinya dengan syarat<br />
profesional dan sejumlah kriteria lainnya. Selain<br />
itu, jumlah menteri profesional murni tetap lebih<br />
banyak dibanding profesional dari parpol.<br />
Jokowi memang memberi kriteria, di<br />
antaranya menteri yang akan mengisi<br />
kabinetnya tak boleh merangkap jabatan di<br />
partai politik. Setelah terpilih menjadi menteri,<br />
yang bersangkutan harus melepaskan<br />
jabatannya di partai.<br />
Namun kriteria ini rupanya juga ditawar. Cak<br />
Imin, misalnya, keberatan melepas jabatan<br />
Ketua Umum PKB. Ia justru mempersiapkan<br />
memperbanyak wakil ketua umum untuk<br />
mengambil alih tugasnya di partai. “Jadi<br />
jangan takut akan mengganggu tugas kalau<br />
jadi menteri,” kata Cak Imin.<br />
Akan mengalahkah Jokowi “Sudah saya<br />
sampaikan bolak-balik, kriteria itu tidak berubah,”<br />
Jokowi menegaskan. ■<br />
ISFARI HIKMAT, BAHTIAR RIFAI, KUSTIAH TANJUNG,<br />
MONIQUE SHINTAMI | ARYO BHAWONO<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
FOKUS<br />
MOMOK MENTERI<br />
ASAL PARTAI<br />
ANTARA FOTO, LAMHOT/DETIKCOM,AGUNG/DETIKCOM<br />
MENTERI DARI PARTAI POLITIK MASIH RAWAN TERJANGKIT KORUPSI.<br />
INTEGRITAS KANDIDAT AKAN DIPERIKSA KPK DAN PPATK.<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
FOKUS<br />
Badan Pemeriksa Keuangan<br />
mencatat korupsi<br />
Hambalang merugikan<br />
negara hingga Rp 463 miliar.<br />
EVA Kusuma Sundari dan Ferry Mursyidan<br />
Baldan mengaku sama-sama<br />
tidak tahu bagaimana nama nya bisa<br />
muncul dalam daftar calon menteri<br />
dari partai politik dalam kabinet Joko Widodo-<br />
Jusuf Kalla.<br />
“NasDem tidak mengirim surat usulan nama<br />
menteri. Makanya saya nanya, ‘Mengapa nama<br />
saya muncul’” kata Ferry, Ketua Badan Pemenangan<br />
Pemilu NasDem itu. Menurut dia,<br />
kalaupun namanya muncul, itu bukan berasal<br />
dari sumber resmi NasDem.<br />
Eva menyatakan belum<br />
pernah sekali pun diajak bicara<br />
kalau namanya masuk<br />
dalam list calon menteri PDIP<br />
yang di sodorkan kepada<br />
Jokowi. Ia juga belum mau<br />
buka suara apakah bersedia<br />
atau tidak. “Pokoknya, kalau sudah diputusin,<br />
baru aku mau ngomong,” kata Eva.<br />
Dalam jumpa pers, Senin, 15 September 2014,<br />
Jokowi mengumumkan kabinetnya terdiri atas<br />
34 kementerian: 18 menteri dari profesional<br />
murni, sedangkan 16 menteri dari partai politik.<br />
Jokowi menyebut menteri dari parpol itu dengan<br />
istilah “profesional partai”.<br />
Enam belas jatah menteri itu diberikan kepada<br />
parpol pendukung, yaitu PDI Perjuangan,<br />
Partai Kebangkitan Bangsa, Hanura, dan<br />
NasDem, serta dua kursi untuk parpol peserta<br />
Koalisi Merah Putih yang akan bergabung.<br />
Keberadaan menteri dari parpol, yang perbandingannya<br />
hampir separuh , ini menuai<br />
kritik keras. Menteri parpol masih menjadi<br />
momok bagi pemberantasan korupsi.<br />
Selama pemerintahan Presiden Susilo Bambang<br />
Yudho yono, tidak sedikit menteri dari<br />
parpol yang terseret kasus korupsi.<br />
Megaskandal kasus Hambalang, misalnya,<br />
menyeret Menpora saat itu, Andi Mallarangeng.<br />
Badan Pemeriksa Keuang an mencatat<br />
korupsi Hambalang merugikan negara hingga<br />
Rp 463 miliar.<br />
Mantan juru bicara Presiden Susilo Bambang<br />
Yudhoyono itu divonis penjara 4 tahun pada<br />
Juli 2014. Kasus ini banyak menye ret kader<br />
Demokrat lainnya. Sebut saja mantan Bendahara<br />
Umum Demokrat M. Na zaruddin, Angelina<br />
Sondakh dan anggota Fraksi Demokrat<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
FOKUS<br />
Ferry Mursyidan Baldan dan<br />
Eva Kusuma Sundari<br />
DETIKCOM<br />
Ignatius Mulyono. Kini mantan Ketua Umum<br />
Anas Urbaningrum masih disidang.<br />
Selain Andi, menteri yang terseret kasus korupsi<br />
adalah Suryadharma Ali. Ia menjadi tersangka<br />
kasus dugaan penggelembungan dana<br />
penyelenggaraan ibadah haji 2012-2013.<br />
Selain mark-up, pemondokan, dan transportasi<br />
haji, Sur yadharma dituding memanfaatkan<br />
kuota ONH Plus milik calon jemaah haji untuk<br />
menghajikan kerabat dan pengurus Partai Persatuan<br />
Pembangunan.<br />
Kemudian, belum lama ini Menteri Energi<br />
dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik juga<br />
ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi<br />
Pemberantasan Korupsi. Sekretaris Dewan<br />
Pembina Demokrat itu diduga melakukan<br />
pemerasan untuk tambahan dana operasional<br />
menteri. Jumlahnya nyaris mencapai Rp 10 miliar<br />
sepanjang 2011-2013.<br />
Menteri parpol memang lebih berpotensi<br />
melakukan korupsi dibanding menteri profesional.<br />
Koordinator Indonesia Corruption<br />
Watch Ade Irawan menilai setidaknya ada tiga<br />
faktor yang menjadi penyebabnya.<br />
Pertama, penunjukan menteri parpol sering<br />
tidak berdasarkan pada kompetensi, melainkan<br />
lebih pada balas jasa atas pemenangan seorang<br />
calon presiden. “Jadi (jabatan) diberikan<br />
sebagai hadiah saja,” ujar Ade.<br />
Kedua, menteri parpol cenderung berani<br />
korupsi karena ia mendapatkan tekanan tinggi<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
FOKUS<br />
Pengunjuk rasa yang tergabung<br />
dalam Laskar Anti-Korupsi<br />
melakukan aksi di depan<br />
gedung KPK, Jakarta, tahun<br />
lalu. Aksi tersebut digelar<br />
dalam rangka memperingati<br />
Hari Antikorupsi Internasional.<br />
ANTARA FOTO<br />
untuk menghidupi partainya. Sudah menjadi<br />
rahasia umum bahwa kementerian saat ini<br />
menjadi sumber logistik bagi partai politik.<br />
Ketiga, menteri parpol terlibat korupsi karena<br />
ia membuka pintu bagi pihak yang mencari<br />
untung di kementerian. Orang-orang itu bisa<br />
rekan separtai maupun pihak lain yang mengincar<br />
proyek-proyek besar di kementerian.<br />
Ade mengungkap ada korupsi bentuk lain<br />
yang sangat halus dilakukan oleh menteri dari<br />
parpol. Para menteri parpol itu membuat program-program<br />
yang hanya ditujukan kepada<br />
konstituen mereka sendiri.<br />
Praktek kurang baik lain yang dilakukan menteri<br />
dari parpol adalah membawa orang-orang<br />
dekat atau simpatisan untuk menjadi staf di<br />
kementerian. Pada akhirnya, mereka menjadi<br />
broker dengan rekanan proyek kementerian.<br />
“Tapi saya tidak mengatakan orang parpol<br />
tak boleh jadi menteri,” tutur Ade.<br />
Ade menyarankan agar menteri Jokowi-JK<br />
yang berasal dari parpol melepaskan jabatan<br />
di partainya. Gunanya untuk memutus relasi<br />
korupsi. Selain itu agar seleksi menteri parpol<br />
dilakukan lebih ketat lagi.<br />
Jokowi awalnya ingin menteri yang ditunjuk<br />
harus bebas dari parpol agar fokus bekerja.<br />
Namun belakangan ia berubah pikiran. “Dalam<br />
UUD, parpol itu inkubator pe mimpin Indonesia,”<br />
kata Deputi Kantor Transisi Jokowi-JK, Andi<br />
Widjajanto.<br />
Mantan dosen politik Universitas Indonesia<br />
ini mengatakan Jokowi akan membentuk se-<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
FOKUS<br />
Sejumlah menteri Kabinet<br />
Indonesia Bersatu II berbincang<br />
sebelum rapat paripurna<br />
kabinet di kantor Presiden,<br />
Jakarta, April lalu.<br />
ANTARA FOTO<br />
buah rezim antikorupsi. Menteri-menteri akan<br />
diseleksi dengan ketat. Jokowi akan meminta<br />
bantuan KPK serta Pusat Pelaporan dan Analisis<br />
Transaksi Keuangan (PPATK) untuk memeriksa<br />
integritas para kandidat.<br />
Aspek-aspek yang dinilai KPK dan PPATK<br />
cukup banyak. Misalnya gaya hidup. Kalau ada<br />
yang tidak sesuai dengan konsep rezim antikorupsi,<br />
kandidat akan langsung dicoret dari<br />
nominasi. “Pak Jokowi akan meng-cut,” ujar<br />
Andi.<br />
Pada saat kabinet sudah bekerja, Jokowi<br />
tetap menggandeng kedua lembaga itu untuk<br />
melakukan pengawalan. Mi salnya dengan<br />
meminta pelaporan harta kekayaan menteri<br />
secara lebih sering. “Tidak setahun-dua tahun,<br />
kalau mau tiga bulan, ya tiga bulan,”<br />
kata Andi.<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
FOKUS<br />
Jusuf Kalla menjamin<br />
menteri-menteri dari parpol<br />
tidak akan ditempatkan di<br />
kementerian yang rawan<br />
korupsi.<br />
Jusuf Kalla menjamin menteri-menteri dari<br />
parpol tidak akan ditempatkan di kementerian<br />
yang rawan korupsi.<br />
Kementerian Pertanian dan ESDM, yang<br />
pada zaman Pre siden Susilo Bambang Yudhoyono<br />
diisi menteri parpol, akan diganti oleh<br />
profesional murni. “Supaya tidak ada ‘gerbong’<br />
masuk di situ,” kata JK.<br />
Kementerian Pertanian sebelumnya terkena<br />
skandal korupsi impor daging sapi,<br />
yang lantas menjadikan Presiden<br />
Partai Keadilan Sejahtera Luthfi<br />
Hasan Ishaaq divonis 18 tahun<br />
penjara.<br />
Kalangan pasar rupanya juga<br />
menginginkan sektor-sektor<br />
ekonomi, seperti Kementerian<br />
Pertanian dan ESDM, dijauhkan dari tangantangan<br />
partai politik. Campur tangan kepentingan<br />
parpol membuat kinerja kementeriankementerian<br />
tersebut tidak bagus.<br />
“Itu yang paling ditunggu oleh para pelaku<br />
pasar,” kata Norico Gaman, Kepala Riset BNI<br />
Securities.<br />
Menurut Norico, sebetulnya pasar masih<br />
kurang puas dengan perban dingan komposisi<br />
menteri profesional dan parpol 18:16. Sebab,<br />
perbedaannya cuma 50 persen lebih sedikit.<br />
“Profesional harusnya 60-70 persen,” imbuhnya.<br />
PKB tidak sependapat dengan dikotomi<br />
antara menteri profesional dan parpol. Sebab,<br />
yang paling penting dari menteri itu adalah<br />
leadership-nya. Bagaimana menteri mampu<br />
menyelesaikan masalah, dan tahu kapan harus<br />
bertangan besi dan merangkul orang.<br />
“Yang nonpartai yang bermasalah integritas<br />
juga banyak, kan” kata politikus PKB Eko<br />
Putro Sandjojo, yang juga menjadi Deputi Tim<br />
Transisi.<br />
Andi menambahkan, Jokowi menggunakan<br />
istilah “profesional partai” karena lebih menekankan<br />
sisi profesional menteri, bukan partai<br />
asal. Sekarang ini menjadi tantangan partai untuk<br />
mengirimkan calon-calon yang betul-betul<br />
profesional.<br />
“Walaupun dikirim orang partai, harus betulbetul<br />
paham, profesional di bidang itu,” tutupnya.<br />
n HANS HENRICUS, BAHTIAR RIFAI, MONIQUE SHINTAMI, ISFARI<br />
HIKMAT, PASTI LIBERTI MAPAPPA, ARYO BHAWONO | IRWAN NUGROHO<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
FOKUS<br />
AZWAR ABUBAKAR:<br />
JANGAN TERPAKU<br />
PADA JUMLAH<br />
MENTERI<br />
PERAMPINGAN KABINET SULIT<br />
BERKURANG DARI 30 KEMENTERIAN.<br />
MENYARANKAN PEMOTONGAN<br />
DIREKTORAT DI DALAM KEMENTERIAN<br />
DAN PENGGABUNGAN INSTANSI BUAT<br />
MEMANGKAS ANGGARAN.<br />
HASAN/DETIKCOM<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
FOKUS<br />
Pasangan presiden-wakil<br />
presiden terpilih, Joko Widodo-<br />
Jusuf Kalla, memberikan<br />
keterangan pers di Kantor<br />
Transisi Jokowi-JK di Jalan<br />
Situbondo Nomor 10,<br />
Menteng, Jakarta Pusat, Senin<br />
(15/9).<br />
WIDODO S. JUSUF/ANTARA FOTO<br />
LOBI Tim Transisi bentukan presiden<br />
terpilih Joko Widodo akhirnya tembus<br />
juga pada Jumat, 12 September 2014.<br />
Setelah diberi lampu hijau oleh Menteri<br />
Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan<br />
Djoko Suyanto, tim yang dipimpin Deputi<br />
Kepala Staf Kantor Transisi Andi Widjajanto itu<br />
bisa menemui Menteri Pendayagunaan Aparatur<br />
Negara dan Reformasi Birokrasi Azwar<br />
Abubakar.<br />
Pertemuan dengan Azwar menjadi penting<br />
karena dia menteri yang mengurusi administrasi<br />
dan kepegawaian ketika Presiden Susilo<br />
Bambang Yudhoyono merombak struktur dan<br />
nomenklatur kabinet pada 2011. Kepada Tim<br />
Transisi, Azwar memberi masukan soal perampingan<br />
kementerian.<br />
Azwar memberi masukan kepada Tim Transisi<br />
agar tidak terpaku pada jumlah menteri, tapi<br />
juga struktur di setiap kementerian. “Seperti<br />
sebuah pohon, apakah cabangnya mau dibuat<br />
tujuh atau dibuat tiga saja. Itu yang menentukan<br />
efisiensi,” ujarnya.<br />
Kepada Isfari Hikmat dari majalah detik,<br />
yang me ng on taknya pada Jumat, 19 September<br />
2014, Azwar menjelaskan isi pertemuannya selama<br />
tiga jam dengan Tim Transisi. Berikut ini<br />
petikan wawancara tersebut.<br />
Anda bertemu dengan Tim Transisi, bukankah<br />
pe rintah Presiden Susilo Bambang<br />
Yudhoyono hanya berkoordinasi dengan<br />
Menko<br />
Kan biasa itu. Sudah ketemu deputi, tapi mau<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
FOKUS<br />
Seperti sebuah<br />
pohon, apakah<br />
cabangnya mau<br />
dibuat tujuh atau<br />
dibuat tiga saja. Itu<br />
yang menentukan<br />
efisiensi.<br />
Azwar Abubakar<br />
HASAN/DETIKCOM<br />
ketemu Menteri PAN. Lalu diatur lewat Menko<br />
Polhukam. Akhirnya kami terima. Kami jarang<br />
gembar-gembor apa yang sudah kami buat,<br />
tapi ini karena Tim Transisi, maka kami ceritakan<br />
apa adanya.<br />
Jadi, masukan kami ini melengkapi bahanbahan<br />
yang ada pada Tim Transisi. Kami kasih<br />
semua data dan rumusnya. Karena komitmen<br />
Pak SBY untuk membantu, maka kami lewat<br />
Polhukam ikut membantu. Terbuka menceritakan,<br />
tidak tertutup, apa adanya. Ini untuk<br />
kepentingan bangsa ke depan.<br />
Benarkah Anda membahas soal struktur<br />
kabinet deng an Tim Transisi<br />
Yang pertama itu membicarakan organisasi,<br />
ini yang terkait struktur kabinet. Tim itu saya<br />
kasih kajian secara keselu ruhan, saya tambah<br />
lagi mengenai audit organisasi. Audit itu ada<br />
dua level, makro dan mikro.<br />
Level makro itu bicara struktur kabinet, tidak<br />
bicara jumlah. Tapi bicara apa yang menjadi kewajiban<br />
pemerintah, baik berasaskan undangundang,<br />
visi-misi presiden, atau situasi sekarang<br />
yang berkembang. Misalnya soal otonomi,<br />
karakter hubungan pusat dengan daerah.<br />
Jadi dibagi menjadi tiga sifat urusan. Ada yang<br />
harus diurus negara, misalnya masalah luar negeri,<br />
keuangan, pertahanan, pertanahan. Ada juga<br />
urusan yang diurus bersama-sama, seperti pendidikan,<br />
itu swasta ikut, pemerintah ikut, daerah<br />
juga ikut.<br />
Apa sempat membahas jumlah kementerian<br />
yang ideal<br />
Dijumlah semua urusan pemerintah itu ada<br />
46. Itulah yang dikelompokkan menjadi fungsifungsi<br />
dalam kabinet. Fungsi-fungsi ini bisa 34<br />
maksimum, bisa 30, terserah. Itu saya serahkan<br />
kepada mereka yang datang. Tapi fungsi ini<br />
harus ada.<br />
Jokowi ingin menggabungkan beberapa<br />
direktorat dan lembaga pemerintah. Apa<br />
pendapat Anda<br />
Yang perlu dicatat, urus an yang terpecah di<br />
antara suatu lembaga diusahakan disatukan.<br />
Didekatkan orang yang mengurusnya. Misalnya<br />
ada satu urusan yang terkait dengan<br />
lima kementerian, kita buat agar lebih sedikit<br />
yang mengurus. Kita buat dua atau tiga agar<br />
lebih fokus. Itulah yang kami berikan.<br />
Itu bicara kabinet secara makro. Tapi juga bi-<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
FOKUS<br />
Sejumlah pegawai negeri<br />
sipil antre menerima surat<br />
keputusan kenaikan pangkat<br />
di halaman kantor Badan<br />
Kepegawaian Daerah,<br />
Pendidikan, dan Pelatihan<br />
Kabupaten Madiun, Jawa<br />
Timur, April lalu.<br />
SISWOWIDODO/ANTARA FOTO<br />
cara soal mikro, seperti sebuah pohon, apakah<br />
cabangnya mau dibuat tujuh atau dibuat tiga<br />
saja. Itu yang menentukan efisiensi.<br />
Sering kita dengar petani memotong ranting<br />
agar buahnya lebih banyak. Artinya, orang<br />
jangan terpaut oleh jumlah menteri saja, tapi<br />
setiap menteri itu harus diatur fungsi-fungsinya.<br />
Tim Transisi menyatakan perombakan<br />
struktur kabinet bisa memangkas anggaran....<br />
Belanja IT itu hampir Rp 10 triliun setahun.<br />
Berdasarkan kajian, itu untuk macam-macam,<br />
tapi masih terpisah-pisah. Makanya, bagaimana<br />
agar kita gabung, misalnya antara Kementerian<br />
Dalam Negeri dan kepolisian.<br />
Jadi kita sedang membangun sistem IT dengan<br />
tiga pendekatan utama. Antara government<br />
to government untuk sharing data, tapi<br />
harus aman. Kemudian antara government to<br />
business, misalnya single window di Tanjung<br />
Priok untuk melihat list apa yang bisa diekspor,<br />
belanjanya juga dengan e-account.<br />
Ada juga government to community, misalnya<br />
ada orang yang minta surat apa, bisa melalui<br />
online. Misalnya SKCK itu bisa lewat online saja.<br />
Belakangan, wacananya bukan lagi perampingan,<br />
tapi efisiensi anggaran tiap kementerian....<br />
Kami juga bicara bagaimana membuat<br />
penghematan APBN. Kami sudah dua tahun<br />
ini belanja dinas, jadi rapat-rapat di hotel kami<br />
potong itu. Kami potong di kementerian mas-<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
FOKUS<br />
Gabungan guru dan pegawai<br />
honorer melakukan aksi di<br />
depan Istana Merdeka, Jakarta<br />
Pusat, Mei lalu.<br />
FANNY OCTAVIANUS/ANTARA FOTO<br />
ing-masing, tapi kan tertutup, dari saya ke BPKP<br />
mengevaluasi, lalu laporannya kami berikan ke<br />
masing-ma sing menterinya. Itu bisa diteruskan<br />
lagi ke depan.<br />
Penghematan itu bisa dipakai buat kesejahteraan<br />
PNS. Ke sejahteraannya itu bukan pada gaji<br />
pokok, tapi pada tunjang an kinerja. Ada kinerja<br />
organisasi dan juga kinerja individu. Dibayarnya<br />
bukan dari APBN, tapi dari hasil penghematannya.<br />
Belanja rutin, seperti gaji dan tunjangan,<br />
itu selalu dikritik membebani anggaran karena<br />
jumlah pegawai negeri yang terlalu<br />
besar. Apa ini dibahas dengan Tim Transisi<br />
Kami membahas tentang reformasi birokrasi<br />
secara keseluruhan, analisis kebutuhan,<br />
menghitung apa yang lebih, jadi kita tidak<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
FOKUS<br />
Sejumlah tenaga honorer<br />
mengikuti tes CPNS kategori<br />
2 yang dilaksanakan secara<br />
serentak di lokasi ujian SMP<br />
Negeri 1 Palu, Sulawesi Tengah,<br />
Minggu (3/11).<br />
BASRI MARZUKI/ANTARA FOTO<br />
sewenang-wenang nambah. Kami juga menjelaskan<br />
bagaimana proses rekrutmen, katakanlah<br />
suatu instansi butuh 100.000 pegawai,<br />
bagaimana cara rekrutmennya. Kita jelaskan,<br />
rekrutmen itu harus bebas KKN. Dalam tiga<br />
tahun ini berkembang, pakai komputer. Itu<br />
berhemat banget.<br />
Kami juga menghitung jumlah kebutuhan,<br />
rekrutmen, dan promosi terbuka. Selanjutnya,<br />
soal peningkatan kompetensi Pegawai Negeri<br />
Sipil, ini terkait bagaimana meningkatkan<br />
SDM di bidang masing-masing. Ini yang masih<br />
kurang, masih perlu bekerja keras saya katakan.<br />
Jokowi sering membuat soal lelang<br />
jabatan, bagaimana gaya dia itu bisa masuk<br />
dengan reformasi birokrasi<br />
Kami ceritakan juga soal promosi terbuka.<br />
Sesuai aturan Undang-Undang Aparatur Sipil<br />
Negara, sudah ada Januari lalu, kita tunggu<br />
peraturan pemerintah. Nanti dari pusat sampai<br />
daerah itu harus ada promosi terbuka. Seperti<br />
lelang jabatanlah.<br />
Masukan lainnya yang Anda berikan kepada<br />
Tim Transisi<br />
Ada tambahan, bagaimana membangun perencanaan<br />
yang baik. Kedua, kementerian itu<br />
alat untuk pelaksana, tapi ingat, pelaksanaan itu<br />
bukan hanya di pemerintah pusat, tapi juga ada<br />
di daerah.<br />
Ketiga, itu adalah pengawasan yang ada.<br />
Konsep peng awasan disatukan di BPKP sehingga<br />
lebih kompeten dan independen. Punya<br />
kemampuan audit kinerja dan keuang an<br />
sekaligus. ■ ISFARI HIKMAT | OKTA WIGUNA<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
GAYA HIDUP<br />
Dari Pasar Jadi<br />
Barista Andal<br />
KOPI ENAK BUKAN HANYA SOAL BIJI KOPINYA.<br />
BARISTA YANG MUMPUNI JUGA MENJADI FAKTOR<br />
PALING MENENTUKAN.<br />
FOTO: THINKSTOCK<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
GAYA HIDUP<br />
KOPI menjadi minuman andalan<br />
banyak orang. Nongkrong<br />
rasanya kurang pas kalau tak<br />
ditemani secangkir kopi di atas<br />
meja.<br />
Dulu kopi dinikmati di warung-warung<br />
dengan teknik pembuatan ala kadarnya,<br />
tapi kini lebih canggih. Metode pembuatan<br />
secangkir kopi pun makin “rumit”.<br />
Selain kualitas biji kopi, kemampuan para<br />
barista (peracik kopi) sangat menentukan<br />
enak-tidaknya secangkir kopi. Salah sedikit<br />
saja, bisa-bisa hilang kenikmatan kopi.<br />
Profesi barista kini tak bisa dipandang<br />
sebelah mata. Mereka yang terbukti mumpuni<br />
menghasilkan secangkir kopi nikmat akan<br />
digaji mahal oleh kafe-kafe, bahkan hotel<br />
bintang lima.<br />
Pekerjaan yang menggiurkan, bukan Tapi<br />
menjadi barista andal tentu tak mudah.<br />
Dibutuhkan pelatihan intensif sekaligus jam<br />
terbang yang tidak sebentar.<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
GAYA HIDUP<br />
Namun kini kepiawaian<br />
meracik kopi tak cuma demi<br />
profesi. Banyak orang yang<br />
tertarik mengikuti kursus<br />
barista hanya untuk<br />
memenuhi gaya hidup.<br />
“Kalau di rumah lagi<br />
ada teman datang, saya<br />
bisa bikin kopi yang enak,<br />
kan keren,” ujar Dimas,<br />
seorang karyawan swasta yang tertarik<br />
menjajal kursus barista.<br />
Di Jakarta, ada satu tempat kursus barista<br />
yang lagi nge-hip. Namanya ABCD, kependekan<br />
dari A Bunch of Caffeine Dealers. Lokasinya<br />
di lantai dua Pasar Santa, Jakarta Selatan.<br />
Di pasar Yup, benar sekali. Tempat kursus<br />
menjadi barista ini memang menempati salah<br />
satu kios di Pasar Santa. Kumuh Wah, salah<br />
banget.<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
GAYA HIDUP<br />
GETTYIMAGES<br />
ABCD memang benar-benar menempati<br />
kios pasar. Tapi alat-alat dan perlengkapan<br />
untuk belajar membuat kopi di sini<br />
sangat modern. Up to date-lah.<br />
ABCD didirikan oleh Hendri<br />
Kurniawan, seorang konsultan berbagai<br />
kedai kopi tenar di Indonesia, seperti<br />
Rumah Kopi, Sabang 16, Lante Satu, dan<br />
1/15.<br />
Sebagai juri kejuaraan barista tingkat dunia,<br />
kemampuan Hendri soal kopi tentu tak perlu<br />
diragukan lagi. Jadi tak salah jika banyak orang<br />
berguru soal meracik kopi kepadanya.<br />
Kios mungil di pojokan Pasar Santa<br />
ini sejatinya dulu hanya tempat Hendri<br />
“bersembunyi”. Saat membutuhkan tempat<br />
untuk mengerjakan berbagai proyek, Hendri<br />
selalu ke sini.<br />
Lama-lama, banyak orang tahu tentang<br />
tempat ini. Hendri pun akhirnya menjadikan<br />
kios itu sebagai tempat bagi orang-orang<br />
yang ingin serius belajar membuat kopi.<br />
Murid-murid Hendri bahkan tak cuma<br />
mereka yang pemula. Ada juga murid yang<br />
sehari-hari berprofesi sebagai konsultan food<br />
& beverage profesional.<br />
“Mereka yang belajar jadi barista tapi enggak<br />
punya alatnya, ya boleh belajar di sini,” ujar<br />
lelaki yang akrab disapa Uncle Phat ini.<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
GAYA HIDUP<br />
Ruangan di kios ABCD memang tidak luas.<br />
Namun penataannya sangat profesional.<br />
Standar susunan alat peracik kopi serta<br />
letaknya disesuaikan dengan kejuaraan barista<br />
internasional.<br />
“Jadi mereka yang berlatih untuk kejuaraan<br />
nantinya tidak merasa canggung,” kata Ve<br />
Handojo, rekan Hendri.<br />
Seluruh peralatan yang disediakan boleh<br />
dipakai murid secara maksimal. Kalau hanya<br />
teori tanpa praktek, tidak akan menghasilkan<br />
apa-apa.<br />
“Jadi barista andal itu ya terus-menerus belajar<br />
dan melayani tamu. Nanti kemampuannya<br />
pasti meningkat,” ujar Hendri.<br />
Setiap kelas hanya diisi dua sampai tiga<br />
murid. Eksklusif. Dimulai dengan satu jam teori<br />
setiap sesi dan sisanya dimanfaatkan untuk<br />
praktek langsung.<br />
Kelas dibuka Senin sampai Jumat. Kalaupun<br />
pendaftarnya cuma dua orang, kelas barista ini<br />
akan tetap dijalankan. “Berapa pun muridnya,<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
GAYA HIDUP<br />
ya kita jalan saja,” ujar Ve.<br />
Awalnya Ve mengaku tidak yakin kelas<br />
barista ini mampu menarik perhatian banyak<br />
calon barista. Maklum saja, lokasinya berada<br />
di pasar yang sempit dan terkesan kumuh.<br />
“Ternyata responsnya bagus sekali. Kelas<br />
kita sampai Oktober sudah full,” ujar Ve.<br />
Coffee Shop<br />
Hari Senin sampai Jumat, ABCD memang<br />
penuh dengan barista yang belajar, tapi di<br />
akhir pekan berubah fungsi jadi coffee shop.<br />
Uniknya, harga secangkir kopi di sini<br />
tak ditentukan. Setiap tamu bisa memberi<br />
“harga” sendiri-sendiri dan memasukkan ke<br />
dalam tempat uang yang telah disediakan.<br />
Tapi jangan datang terlalu malam, ya. Sebab,<br />
biasanya orang yang datang untuk mencicip<br />
kopi cukup banyak. “Biasanya sebelum pukul<br />
19.00 WIB sudah habis kopinya,” ujar Ve.<br />
Hmm, mampir, yuk! n MELISA MAILOA | KEN YUNITA<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
KULINER<br />
BOSAN<br />
KULINERAN<br />
DI KAFE ATAU<br />
RESTORAN COBALAH<br />
KE PASAR SANTA.<br />
DIJAMIN SERU!<br />
DI POJOKAN<br />
PASAR<br />
SANTA<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
KULINER<br />
ETELAH melewati perdebatan<br />
yang panjang, akhirnya saya<br />
mengiyakan ajakan seorang teman<br />
untuk menghabiskan malam<br />
Minggu di Pasar Santa.<br />
Lagi pula sebenarnya saya sudah bosan dengan<br />
mal maupun tempat hangout lain yang<br />
lazim didatangi jika akhir pekan tiba. “Enggak<br />
ada salahnya menjajal tempat baru,” ujar saya<br />
dalam hati.<br />
Letak Pasar Santa agak tersembunyi, tepatnya<br />
di belakang toko-toko di Jalan Cipaku, Jakarta<br />
Selatan. Buat yang baru pertama kali datang,<br />
pasar ini mungkin agak susah dicari.<br />
Tapi, asalkan tahu patokannya, mencari keberadaan<br />
Pasar Santa tidak susah. Tinggal<br />
mencari plang “Santa Modern Market” di kiri<br />
jalan, ada gang kecil, silakan masuk.<br />
Dari kejauhan, Anda sudah bisa melihat bangunan<br />
bercat hijau itu. Jangan kaget kalau dari<br />
luar pasar ini tampak gelap dan sepi di malam<br />
hari.<br />
Silakan melipir ke lantai dua lewat tangga.<br />
Nah, di situlah “kehidupan malam” Pasar Santa<br />
akan terlihat. Memang sih, banyak kios yang<br />
masih kosong.<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
KULINER<br />
Tapi di pojokan ada “segerombolan” kios makanan<br />
unik yang dijejali pengunjung. Bahkan<br />
antrean pengunjung mengular di beberapa<br />
kios.<br />
Hmm, apa yang bikin tempat ini penuh<br />
pengunjung, ya Padahal tak ada fasilitas wah,<br />
seperti AC, Wi-Fi, atau sofa-sofa empuk khas<br />
kafe di mal. Tapi banyak pengunjung yang rela<br />
berlama-lama nongkrong.<br />
Kuliner khas Pasar Santa melambung seiring<br />
dengan kepopuleran A Bunch of Caffeine<br />
Dealers atau yang lebih dikenal dengan ABCD<br />
Coffee.<br />
Pada akhir pekan, kedai kopi nonkomersial<br />
ini memang selalu ramai pengunjung.<br />
Kios yang didirikan Ve Handojo ini menyediakan<br />
aneka kopi lokal hingga kopi-kopi yang<br />
pernah menang dalam kejuaraan kopi internasional,<br />
di antaranya kopi Geisha Panama, kopi<br />
Maruyama Jepang, Five Senses Australia, dan<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
KULINER<br />
kopi Brasil. Kadang ada kreasi<br />
terbaru dari para baristanya.<br />
ABCD Coffee tidak memiliki daftar menu.<br />
Jadi silakan sampaikan jenis kopi yang paling<br />
disukai, barista di sana akan merekomendasikan<br />
kopi yang paling sesuai dengan selera pengunjung.<br />
Karena saya tidak terlalu menyukai kopi yang<br />
pekat rasanya, saya memesan kopi latte. Tidak<br />
perlu menunggu terlalu lama, nama saya dipanggil<br />
oleh barista yang meracik kopi.<br />
Tampilannya tidak jauh berbeda dengan<br />
kopi pada umumnya. Hanya, kopi ini disajikan<br />
dalam cangkir plastik berukuran mini. Aroma<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
KULINER<br />
kopi yang kuat langsung menggoda saya untuk<br />
segera menyeruput.<br />
“Ini kualitasnya termasuk yang premium,”<br />
ujar Ve, yang kebetulan berada<br />
di kiosnya.<br />
Kopinya yang lembut di<br />
lidah bercampur dengan<br />
gurihnya susu. Kopi ini tidak<br />
ditambahi gula, jadi rasanya<br />
tidak manis, tidak juga pahit.<br />
Saya sangat menikmati<br />
setiap tegukan dari latte<br />
ini. Nah, salah satu yang<br />
unik dari ABCD Coffee<br />
adalah sistem pembayaran<br />
yang disebut<br />
appreciation can.<br />
Jadi uang untuk membayar<br />
dimasukkan ke<br />
kaleng merah. Jumlah<br />
uangnya memang tidak<br />
ditentukan, tapi bukan<br />
berarti suka-suka<br />
Anda.<br />
Besarannya diukur dari apresiasi terhadap<br />
kopi yang baru saja dinikmati. Hmmm, kira-kira<br />
saya harus bayar berapa, ya Bingung juga, hehe-he....<br />
Puas menikmati kopi, saya tergoda untuk mengunjungi<br />
kios mi yang letaknya persis di sebelah<br />
ABCD Coffee. Mie Chino namanya. Kedai ini<br />
diprakarsai seorang koki muda Indonesia yang<br />
baru kembali dari Melbourne, Australia.<br />
Saya memilih duduk di counter kecil yang<br />
berhadapan dengan dapur si koki dan langsung<br />
memesan satu porsi mi seharga Rp 15 ribu.<br />
Dengan cekatan, si koki langsung menyiapkan<br />
pesanan saya.<br />
Dan tahu-tahu, semangkuk mi dengan asap<br />
mengepul sudah terhidang di meja saya. Mie<br />
Chino dihidangkan dalam sebuah mangkuk<br />
putih berukuran sedang. Di atasnya ditaburi<br />
topping sayur, potongan daging ayam, jamur<br />
dan daun bawang.<br />
Ukuran mi di sini terlihat lebih tebal ketimbang<br />
mi pada umumnya.<br />
Minyak yang melumuri mi keriting ini membuatnya<br />
terasa lebih gurih dan nikmat. Makin<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
KULINER<br />
enak ketika diguyur dengan<br />
sambal dan sari kuah ayam dengan<br />
rasa khas. Sikat!<br />
Setelah menghabiskan mi, saya kembali berkeliling<br />
dan menemukan satu kios sederhana<br />
bertulisan “Ketan Pasar”. Tapi antrean pengunjungnya,<br />
waduh, bikin saya nyaris balik kanan.<br />
Karena penasaran, saya pun ikut antre. Ternyata,<br />
tak terlalu lama menunggu, giliran saya<br />
tiba. Saya memesan satu porsi ketan seharga<br />
Rp 5.000 beserta topping berupa kelapa susu<br />
wijen seharga Rp 2.000.<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
KULINER<br />
Teman saya memesan ketan<br />
dengan tambahan topping mangga,<br />
yang masing-masing dihargai<br />
Rp 5.000. Satu porsi ketan ini dihidangkan<br />
di atas piring plastik kecil<br />
beralas daun pisang.<br />
Ketan pesanan saya ini dihiasi<br />
serutan kelapa putih dan wijen.<br />
Di setiap suapannya, saya merasakan<br />
sensasi rasa gurih-manis<br />
yang seolah melumer dari<br />
dalam ketan. Enak!<br />
Ketan pesanan teman saya<br />
ini terlihat lebih berwarna dengan<br />
adanya potongan mangga.<br />
Rasa ketannya sedikit<br />
gurih dan sisanya didominasi<br />
oleh rasa mangga yang asam dan manis.<br />
Teman saya sangat lahap menikmati ketan<br />
mangganya itu. Karena kepingin, saya pun<br />
mencoel sedikit untuk mencicipi. Hmmm,<br />
rasanya ternyata memang enak.<br />
Untuk menyegarkan mulut, saya bergeser ke<br />
kios Bear & Co di seberang Ketan Pasar. Kios<br />
milik John Estey ini menyajikan kopi dan teh<br />
dingin yang dituang dari keran besar semacam<br />
bir Guinness.<br />
Saya memesan Nitro Cold Brew Coffee, sementara<br />
teman saya memesan Polar Bear Cold<br />
Brew Tea dengan harga masing-masing Rp 30<br />
ribu. Kedua pesanan kami dituang dalam gelas<br />
kaca panjang.<br />
Tampilan Nitro Cold Brew Coffee hitam pekat<br />
seperti kopi hitam, sedangkan Polar Bear Cold<br />
Brew Tea berwarna cokelat seperti teh susu.<br />
Nitro Cold Brew Coffee, yang “diinfus” dengan<br />
nitrogen, menghasilkan rasa kopi cair yang<br />
agak pahit dan berkarbonasi, seperti soda.<br />
Awalnya agak terasa aneh di lidah, lama-lama<br />
aroma kopi soda dengan rasa pahit dan dingin<br />
yang menyegarkan ini jadi biasa di lidah saya.<br />
Polar Bear Cold Brew Tea rasanya mirip.<br />
Hanya, aroma teh harum yang bercampur rasa<br />
susu membuat minuman ini terasa lebih spesial<br />
dan tidak terlalu pahit. Benar-benar unik. n<br />
MELISA MAILOA | KEN YUNITA<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
WISATA<br />
PENASARAN DENGAN<br />
CITY TOUR BUS<br />
WARGA JAKARTA DAN PARA TURIS<br />
ANTUSIAS DENGAN KEBERADAAN CITY<br />
TOUR BUS. SAYANG, JUMLAHNYA MASIH<br />
TERBATAS SEHINGGA PENUMPANG<br />
KESULITAN MENDAPAT TEMPAT DUDUK.<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
WISATA<br />
KEBERADAAN city tour bus di<br />
Jakarta menjadi pilihan baru bagi<br />
warga Jakarta untuk menghabiskan<br />
akhir pekan. Meski kini jumlah bus<br />
masih terbatas, antusiasme warga cukup luar<br />
biasa.<br />
Bahkan, di hari libur dan akhir pekan, wisata<br />
keliling kota dengan naik bus tingkat ber-AC<br />
ini kerap dijejali peserta. Antrean panjang<br />
sering terlihat di halte-halte pemberhentian<br />
bus ini.<br />
Bukan cuma warga Jakarta, warga dari<br />
sejumlah kota di sekitar Ibu Kota juga rela<br />
datang untuk menjajal city tour bus. Sejumlah<br />
wisatawan luar negeri juga terlihat antre.<br />
“Saya melihat soal city tour bus ini dari<br />
brosur wisata dan ingin mencoba,” ujar Jhon,<br />
seorang wisatawan asal Thailand, yang ingin<br />
melihat-lihat Kota Jakarta di sore hari itu.<br />
Saya juga, seperti Jhon, ingin mencoba<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
WISATA<br />
AGUNG/DETIKCOM<br />
HASAN/DETIKCOM<br />
naik city tour bus. Saya bersama empat rekan<br />
memutuskan naik dari halte di depan gedung<br />
Sapta Pesona, Jakarta, sekitar pukul 14.00<br />
WIB.<br />
Karena city tour bus ini masih gratis, saya<br />
tidak perlu membeli tiket apa pun. Tinggal<br />
menunggu bus datang di halte yang telah<br />
ditentukan, lalu naik. Gampang. Pikir saya.<br />
Setelah antre sekitar 15 menit, bus yang kami<br />
tunggu-tunggu tiba juga. Ah, ini dia. Saya pun<br />
bersiap-siap naik. Tapi, begitu bus tiba di depan<br />
saya, seorang petugas menginformasikan<br />
bahwa tempat duduk yang tersedia hanya<br />
dua.<br />
“Hanya dua yang bisa naik, penuh,” kata<br />
petugas laki-laki itu ramah.<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
WISATA<br />
HASAN/DETIKCOM<br />
AGUNG/DETIKCOM<br />
Sekitar 10 orang yang saat itu antre cuma<br />
melongo. Rombongan saya lima orang,<br />
sedangkan Jhon dan teman-temannya ada 5<br />
orang juga. Saya dan Jhon memutuskan tidak<br />
naik.<br />
“We want to stick all together,” ujar Jhon<br />
tersenyum.<br />
Lima belas menit setelah itu, satu bus wisata<br />
kembali tiba di halte tempat saya menunggu.<br />
Tapi lagi-lagi bus itu penuh. Cuma tersisa satu<br />
tempat duduk yang tersedia.<br />
Jhon dan teman-temannya sudah terlihat<br />
tidak sabar. Mereka pun memutuskan “cabut”<br />
dari halte dan memilih naik taksi. “We give up,”<br />
ujar seorang rekan Jhon sambil melambaikan<br />
tangan ke arah saya.<br />
Beberapa bus berlalu setelah itu. Saya dan<br />
teman-teman saya tak juga dapat tempat.<br />
Saya sampai bertanya ke salah satu petugas<br />
bus, apakah ada halte transit tempat semua<br />
penumpang turun sehingga rombongan saya<br />
bisa mendapat tempat duduk<br />
Namun, menurut petugas itu, halte transit<br />
untuk bus wisata tidak ada. Jadi, penumpang<br />
boleh bebas naik dan turun di halte-halte<br />
yang telah ditentukan. Hal ini sering membuat<br />
rombongan kesulitan mendapat tempat<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
WISATA<br />
AGUNG/DETIKCOM<br />
duduk.<br />
Akhirnya rombongan saya dipecah menjadi<br />
dua agar bisa naik bus. Dua orang naik duluan,<br />
sisanya di bus berikutnya. Yang penting<br />
merasakan naik bus wisata meski terpisahpisah,<br />
he-he-he....<br />
Dari Halte Sapta Pesona, bus wisata yang<br />
saya tumpangi meluncur ke arah Bundaran<br />
Hotel Indonesia lewat jalur reguler (bukan<br />
busway). Karena hari sudah sore, Jalan Thamrin<br />
macet.<br />
Tapi, karena saya duduk di lantai dua,<br />
pemandangan Jakarta sore itu jadi agak<br />
berbeda. Kemacetan yang mengular panjang<br />
plus gedung-gedung pencakar langit jadi<br />
terlihat menakjubkan di mata saya.<br />
Sampai di Bundaran HI, bus berputar balik<br />
ke arah Harmoni. Ke depan, bus wisata ini<br />
akan mengantarkan wisatawan sampai Kota<br />
Tua. Tapi sampai saat ini bus hanya berjalan<br />
sampai Harmoni.<br />
Jadi, kalau wisatawan ingin pergi ke Kota Tua,<br />
harus “nyambung” dengan busway menuju<br />
Halte Kota Tua. Tiketnya Rp 3.500 saja. Hmm,<br />
agak merepotkan, ya, harus turun-naik bus<br />
begitu.<br />
Padahal Kota Tua adalah salah satu tujuan<br />
wisata paling ramai dikunjungi, khususnya oleh<br />
HERIANTO/DETIKCOM<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
WISATA<br />
AGUNG/DETIKCOM<br />
anak muda. Turis asing juga sangat menyukai<br />
tempat yang dipenuhi bangunan-bangunan<br />
zaman dulu ini.<br />
Pada malam hari, kawasan ini selalu penuh<br />
pengunjung, khususnya di sekitar Museum<br />
Sejarah Jakarta (dulu Museum Fatahillah). Ada<br />
yang sekadar jalan-jalan, cuci mata, ada juga<br />
yang datang untuk berbelanja.<br />
Di lapangan yang cukup besar ini memang<br />
kerap diselenggarakan kegiatan, mulai<br />
panggung hiburan, musik, hingga pertunjukan<br />
film. Ada juga atraksi seniman lokal yang unik.<br />
Para pengunjung bisa berfoto bersama orang<br />
yang melumuri seluruh badannya dengan cat<br />
berwarna gold. Ada juga pertunjukan ilusi<br />
atau sulap yang cukup menghibur.<br />
Di sini juga ada penjaja game unik dengan<br />
hadiah yang wow. Misalnya saja game<br />
mengangkat botol dengan tali bertarif Rp<br />
5.000, hadiahnya handphone, lo. Berani coba<br />
Pengunjung juga bisa berfoto dengan latar<br />
mobil-mobil tua yang unik. Tapi tarifnya Rp<br />
35 ribu, hanya untuk mengambil latar mobilmobil<br />
itu. Cukup mahal, ya.<br />
Jalan-jalan saya sore itu ditutup dengan<br />
kerak telor yang dijual abang-abang di pinggir<br />
jalan. Seporsi jajanan khas Betawi ini dihargai<br />
Rp 20 ribu. Hmm, lumayan mengenyangkan<br />
untuk dinikmati berdua. Nyam! n<br />
KEN YUNITA<br />
MAJALAH DETIK 22 28 SEPTEMBER 2014<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
EKONOMI<br />
TINGGAL SELANGKAH<br />
BAILOUT CENTURY SELESAI<br />
PERUSAHAAN INVESTASI J TRUST<br />
DARI JEPANG TINGGAL SELANGKAH<br />
JADI PEMILIK BARU BANK MUTIARA<br />
(EKS BANK CENTURY). HARGA<br />
KEMUNGKINAN DI BAWAH NILAI<br />
BAILOUT.<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
EKONOMI<br />
ENAM ruangan disiapkan khusus di<br />
kantor Bank Mutiara di Jalan Jenderal<br />
Sudirman, Jakarta Pusat, selama tiga<br />
bulan hingga Agustus. Urusannya<br />
memang serius, sehingga Lembaga Penjamin<br />
Simpanan (LPS), pemilik sementara eks Bank<br />
Century itu, menyiapkan enam ruangan tersebut.<br />
Setiap ruangan berisi satu tim. Tiap tim bertugas<br />
menelaah satu investor yang siap mengambil<br />
alih Bank Mutiara dari LPS. Dari penyaringan<br />
di enam ruangan itu, LPS sudah me netapkan<br />
Transaksi ini tidak masuk dari pembatasan 40<br />
persen kepemilikan bank komersial oleh asing.<br />
Nobuyoshi Fujisawa<br />
CEO J Trust<br />
KIYOSHI OTA/GETTY IMAGES<br />
satu pemenang, yakni J Trust Co Ltd. “Dia memberikan<br />
penawaran yang terbaik, harganya juga<br />
terbaik,” ujar Sekretaris Perusahaan LPS Samsu<br />
Adi Nugroho.<br />
Perusahaan Jepang yang juga memiliki 10<br />
persen saham Bank Mayapada itu menyisihkan<br />
dua investor lokal serta masing-masing satu<br />
investor dari Hong Kong, Malaysia, dan Singapura.<br />
J Trust pun tinggal melewati satu tahap<br />
terakhir untuk mengambil alih Bank Mutiara,<br />
yakni menghadapi Otoritas Jasa Keuangan,<br />
yang akan menggelar uji kepatutan dan kelayakan<br />
kepada mereka.<br />
Berdasarkan informasi di situs resminya,<br />
J Trust merupakan grup usaha Jepang yang<br />
berspesialisasi di bidang keuangan. Operasi<br />
terbesar mereka di Jepang dan Korea Selatan.<br />
Di Jepang, J Trust mengoperasikan perusahaan<br />
penjaminan kredit Nihon Hoshou dan Shinsei<br />
Credia. Sedangkan di Korea Selatan mengendalikan<br />
Chinae Savings Bank dan lembaga pembiayaan<br />
KJI Consumer Finance.<br />
J Trust ingin berinvestasi di Indonesia, negara<br />
yang tumbuh cepat dan penduduknya terbanyak<br />
di Asia Tenggara. Apalagi, menurut J Trust<br />
dalam siaran persnya, “(Kami) sebelumnya telah<br />
beraliansi strategis dengan PT Bank Mayapada.”<br />
Bank Mutiara, dengan aset sekitar Rp 13<br />
triliun, juga memungkinkan J Trust bisa menguasai<br />
penuh bank Indonesia tanpa terkena<br />
aturan pembatasan kepemilikan asing, seperti<br />
jika mereka berinvestasi di bank bukan bailout.<br />
“Transaksi ini tidak masuk dalam pembatasan<br />
40 persen kepemilikan bank komersial oleh as-<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
EKONOMI<br />
Bank Mutiara<br />
RACHMAN/DETIKCOM<br />
ing,” demikian diungkap J Trust.<br />
Saat ini OJK mulai melakukan persiapan.<br />
“Mereka (J Trust) lagi berkomunikasi persisnya<br />
persyaratannya seperti apa. Mereka kan belum<br />
pernah (melakukan) fit and proper test di<br />
Indonesia,” kata komisioner OJK bidang perbankan,<br />
Nelson Tampubolon.<br />
Jika J Trust benar jadi mengambil alih Mutiara,<br />
selesai pula tugas LPS yang panjang dan<br />
melelahkan mengurusi bank yang dulu bernama<br />
Bank Century itu. Sejak 2008 mereka<br />
mengambil alih bank ini dan sudah mengucurkan<br />
dana talang an sampai Rp 7,9 triliun. Kasus<br />
dana talangan ini dipolitisasi begitu kuat sehingga<br />
Sri Mulyani Indrawati sampai mundur<br />
dari kursi menteri dan akhirnya menjadi Man-<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
EKONOMI<br />
aging Director Bank Dunia.<br />
LPS mengucurkan dana talangan dalam dua tahap.<br />
Yang pertama Rp 6,7 triliun dan yang kedua,<br />
tahun lalu, Rp 1,25 triliun. Sejak 2009, LPS menjajakan<br />
Bank Mutiara. Bagi investor asing, membeli<br />
bank yang sedang diselamatkan LPS adalah<br />
satu-satunya kesempatan tidak kenal pembatasan<br />
kepemilikan asing 40 persen, tapi tetap saja para<br />
investor itu enggan. Sebab, harga yang setidaknya<br />
setinggi nilai bailout terlalu tinggi.<br />
Tapi tahun ini berbeda. Setelah lima tahun ditawarkan<br />
tidak ada yang berminat, Bank Mutiara<br />
Ada klausulnya, bahwa di tahun terakhir kita bisa<br />
jual di bawah suntikan modal LPS.<br />
AGUNG PAMBUDHY/DETIKCOM<br />
boleh dijual di bawah nilai bailout oleh LPS. “Ada<br />
klausulnya, bahwa di tahun terakhir kita bisa jual<br />
di bawah suntikan modal LPS,” kata Samsu.<br />
Samsu menyebutkan harga yang ditawarkan J<br />
Trust merupakan yang terbaik. Tapi dia tak mau<br />
memberitahukan nilai pembelian karena ada<br />
perjanjian tidak mengungkap perincian proses<br />
pembelian sampai ada keputusan resmi bahwa<br />
J Trust sudah menjadi pemilik Mutiara.<br />
Para ekonom memperkirakan J Trust tidak<br />
akan membeli Bank Mutiara sesuai dengan<br />
nilai bailout. Patokan pembelian normalnya<br />
adalah nilai buku sebuah perusahaan. Saat ini<br />
nilai buku Bank Mutiara Rp 1-1,5 triliun. “Harganya<br />
paling tinggi hanya 5 kali dari price to book<br />
value,” kata Kepala Ekonom Bank Internasional<br />
Indonesia Juniman.<br />
Selain itu, pembeli akan menghitung kondisi<br />
keuangan Bank Mutiara dan membandingkan<br />
dengan kondisi ekonomi Indonesia. Dengan perhitungan<br />
ini, ia memperkirakan, J Trust membeli<br />
Bank Mutiara pada kisaran Rp 3,5-7,5 triliun.<br />
Hitung-hitungan tidak jauh berbeda diungkap<br />
ahli perbankan dari Universitas Padjadjaran,<br />
Kodrat Wibowo. Ia mengatakan, selain<br />
perhitungan nilai buku dan sisi bisnisnya, investor<br />
melihat aspek hukum, politik, dan psikologi<br />
pasar yang selama ini melingkupi Bank Mutiara.<br />
Ia pun memperkirakan harga Bank Mutiara Rp<br />
3-3,4 triliun. “Harga jualnya memang tidak bisa<br />
tinggi sesuai dengan suntikan modal (bailout),”<br />
tutur Kodrat. n HANS HENRICUS B.S. ARON<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
BISNIS<br />
INDONESIA INTERNATIONAL<br />
MOTOR SHOW<br />
SAATNYA MENJADI<br />
RAJA OTOMOTIF<br />
ASEAN<br />
SELAIN SUDAH SWASEMBADA MOBIL,<br />
INDONESIA MENJADI PASAR TERBESAR<br />
OTOMOTIF ASEAN. TAPI PASAR EKSPOR MASIH<br />
KALAH DIBANDING THAILAND.<br />
AGUNG PHAMBUDHY/DETIKCOM<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
BISNIS<br />
INDONESIA INTERNATIONAL<br />
MOTOR SHOW<br />
Pabrik mobil dunia<br />
memperkenalkan mobil<br />
konsep di pameran otomotif<br />
terbesar Asia Tenggara di<br />
Jakarta.<br />
AGUNG PHAMBUDHY/DETIKCOM<br />
MUNGKIN job description sebagai<br />
duta besar tidak pernah ada yang<br />
menyebut mesti rajin mendatangi<br />
pabrik-pabrik mobil. Tapi Menteri<br />
Perdagangan Muhammad Lutfi, saat menjadi<br />
duta besar untuk Jepang pada 2010-2013, rajin<br />
menemui para bos raksasa otomotif Jepang.<br />
Tujuan Lutfi sederhana. Sebelum menjadi<br />
duta besar, ia adalah Kepala Badan Koordinasi<br />
Penanaman Modal (BKPM). Pada 2008-2009,<br />
terjadi krisis global dan, imbasnya, penjualan<br />
mobil di dalam negeri hanya 483 ribu unit.<br />
Jumlah yang terlalu kecil untuk menarik minat<br />
investor membuka pabrik di Indonesia. Ia<br />
ingin pabrik-pabrik mobil itu menanamkan<br />
modal, menambah produksi di Indonesia.<br />
Pada tahun terakhir menjadi Kepala BKPM,<br />
ia mulai datang ke Stuttgart, Jerman, untuk<br />
bertemu dengan para eksekutif Mercedes-<br />
Benz. Ia mendatangi pabrik mobil Jepang yang<br />
ada di Thailand. Dan, setelah menjadi Duta<br />
Besar Jepang, ia semakin intensif mengetuk<br />
pintu pabrik di sana. “Semua, dari Toyota,<br />
Mitsubishi, Daihatsu, sampai Suzuki saya<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
BISNIS<br />
INDONESIA INTERNATIONAL<br />
MOTOR SHOW<br />
ketok pintunya satu-satu,” katanya.<br />
Itu sebabnya, Lutfi sangat semringah saat<br />
membuka acara Indonesia International Motor<br />
Show pekan lalu. Ia merasa usahanya tidak siasia.<br />
Sekarang pasar domestik Indonesia sudah<br />
melewati 1,2 juta unit dan beberapa ratus ribu<br />
diekspor.<br />
Ukuran pasar mobil domestik Indonesia<br />
bahkan terbesar di ASEAN, melewati Thailand.<br />
Hanya, untuk pasar ekspor, Indonesia masih<br />
kalah. Thailand mengekspor lebih dari 1,5 juta<br />
mobil per tahun.<br />
Tapi Direktur Jenderal Industri Unggulan<br />
Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian<br />
Perindustrian Budi Darmadi sangat optimistis<br />
pasar ekspor Indonesia bisa melewati Thailand.<br />
“Apakah kita bisa melampaui Thailand<br />
Jawaban saya bisa,” tutur Budi.<br />
Jumlah ekspor memang masih kecil<br />
dibanding Thailand, tapi terus meningkat.<br />
Tahun lalu, untuk pertama kalinya, Indonesia<br />
mengalami swasembada produksi mobil.<br />
Jumlah mobil yang diekspor Indonesia lebih<br />
tinggi daripada yang diimpor. Tahun lalu<br />
Indonesia menjual 170 ribu unit ke luar negeri,<br />
sedangkan impor hanya 130 ribu unit. Tahun<br />
ini diharapkan ekspor mencapai 200 ribu unit.<br />
Namun, menyaingi Thailand sebagai<br />
produsen dan eksportir mungkin hanya bisa<br />
dilakukan dalam jangka panjang. Sebab, Negeri<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
BISNIS<br />
INDONESIA INTERNATIONAL<br />
MOTOR SHOW<br />
Menteri Perdagangan<br />
Muhammad Lutfi<br />
RACHMAN HERIYANTO/DETIKCOM<br />
Gajah Putih memiliki sarana infrastruktur<br />
pendukung yang mumpuni dibanding<br />
Indonesia.<br />
Budi mengatakan Thailand lebih dulu<br />
membangun infrastruktur, seperti pelabuhan<br />
ekspor mobil di Laem Chabang dan jaringan<br />
jalan yang memadai dari pabrik ke pelabuhan.<br />
Contohnya, kata Budi, jalan menuju Pelabuhan<br />
Laem Chabang sepanjang 90 kilometer<br />
dari Kota Bangkok dibuat layang dengan<br />
6 lajur. “Jadi hanya sekitar 30 menit untuk<br />
ke pelabuhan,” ujarnya. Selain itu, Thailand<br />
berani memberikan insentif kepada produsen<br />
yang hendak membangun pabrik.<br />
Meski begitu, selama masih menarik bagi<br />
investor sebagai pasar produksi otomotif,<br />
Indonesia bisa bersaing dengan Thailand.<br />
Usaha menyaingi Thailand mulai tampak dari<br />
jumlah pasar otomotif yang sama, yaitu 1,1-1,2<br />
juta unit.<br />
Jumlah penjualan kendaraan bermotor<br />
di Indonesia memang terus melejit. Ketua<br />
Gabungan Kendaraan Bermotor Indonesia<br />
Sudirman M.R. mengatakan, mulai 2010<br />
hingga 2011, penjualan mobil di Indonesia<br />
beranjak naik mendekati angka 1 juta unit.<br />
Puncaknya adalah pada 2012, penjualan mobil<br />
mencapai 1,1 juta unit dan pada 2013 naik<br />
menjadi 1,2 juta unit. Penjualan mobil hingga<br />
akhir 2014 diperkirakan mencapai 1,25 juta<br />
unit.<br />
Adapun kapasitas produksi mobil di<br />
Indonesia sebesar 1,3 juta unit dan diperkirakan<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
BISNIS<br />
INDONESIA INTERNATIONAL<br />
MOTOR SHOW<br />
Direktur Jenderal Industri<br />
Unggulan Berbasis Teknologi<br />
Tinggi Kementerian<br />
Perindustrian Budi Darmadi<br />
AGUNG PHAMBUDHY/DETIKCOM<br />
bertambah menjadi 2 juta unit hingga akhir<br />
2014. “Informasi ini menunjukkan Indonesia<br />
adalah pasar produk otomotif potensial<br />
sehingga bisa menarik investor,” kata<br />
Sudirman.<br />
Salah satu produsen mobil yang melihat<br />
Indonesia sebagai pasar potensial adalah Honda.<br />
Menurut Jonfis Fandy, Direktur Pemasaran PT<br />
Honda Prospect Motor, agen tunggal pemegang<br />
merek mobil Honda di Indonesia, Honda Motor<br />
Co Ltd di Jepang memilih Indonesia sebagai<br />
salah satu negara pilar produksi Asia, bersama<br />
India dan Thailand.<br />
Menurut Jonfis, Honda Motor Co Ltd<br />
mempercayakan Indonesia untuk ambil<br />
bagian dalam meningkatkan produksi hingga<br />
300 ribu unit per tahun. “Kapasitas pabrik<br />
Honda di Thailand mencapai 270 ribu unit per<br />
tahun, sedangkan India dan Indonesia samasama<br />
200 ribu unit per tahun,” ujar Jonfis. n<br />
HANS HENRICUS B.S. ARON<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
BISNIS<br />
INDONESIA INTERNATIONAL<br />
MOTOR SHOW<br />
PEMAIN BARU<br />
MPV SIAP<br />
BERAKSI<br />
PASAR MPV YANG BEGITU BESAR DI INDONESIA<br />
TERLALU SAYANG DILEWATKAN. MITSUBISHI PUN<br />
MENDIRIKAN PABRIK BARU UNTUK MEMPRODUKSI<br />
MPV DI CIKARANG.<br />
REUTERS/DARREN WHITESIDE<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
BISNIS<br />
INDONESIA INTERNATIONAL<br />
MOTOR SHOW<br />
Daihatsu memamerkan mobil<br />
MPV yang belum diluncurkan.<br />
Mobil ini akan membuat<br />
persaingan low MPV semakin<br />
panas.<br />
DADAN/DETIKOTO<br />
DUA hari sebelum Indonesia<br />
International Motor Show digelar<br />
pekan lalu, Menteri Perindustrian<br />
M.S. Hidayat kedatangan tamu<br />
penting. Ia adalah bos tertinggi Mitsubishi<br />
Motors Corporation, Osamu Masuko.<br />
Dalam pertemuan dengan M.S. Hidayat,<br />
Osamu mengumumkan langkah bisnisnya di<br />
Indonesia: akan membuat pabrik mobil baru<br />
di kawasan industri Greenland International<br />
Industrial Center, Delta Mas, Cikarang, Jawa<br />
Barat.<br />
Mitsubishi menyatakan nilai investasi<br />
pabrik yang mampu memproduksi 160 ribu<br />
unit per tahun ini US$ 600 juta (sekitar Rp<br />
7,2 triliun) dan mulai bekerja tiga tahun lagi.<br />
Mobil yang akan diproduksi Nah, inilah yang<br />
membuat Toyota Avanza atau Honda Mobilio<br />
harus siap bersaing lebih ketat. “Kemarin<br />
pengumumannya small MPV,” ujar Direktur<br />
Pemasaran PT Krama Yudha Tiga Berlian<br />
Motors Rizwan Alamsjah. “Sekarang lagi<br />
dikembangkan oleh mereka (Mitsubishi).”<br />
Rizwan belum mengetahui dengan pasti<br />
apakah maksud small MPV itu MPV yang<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
BISNIS<br />
INDONESIA INTERNATIONAL<br />
MOTOR SHOW<br />
CEO Mitsubishi Motors<br />
Osamu Masuko berdiri dekat<br />
Delica yang siap dipasarkan.<br />
Delica ini masuk kelas MPV<br />
menengah dan Mitsubishi<br />
sudah mengisyaratkan akan<br />
masuk pasar low MPV yang<br />
panas.<br />
REUTERS/DARREN WHITESIDE<br />
ukurannya kecil tapi harganya mahal (di atas<br />
Rp 200 juta) atau low MPV yang harganya di<br />
bawah Rp 200 juta. Ia hanya memperkirakan,<br />
jika mengacu pada kapasitas pabrik yang<br />
besar, yang diproduksi adalah low MPV alias<br />
MPV di bawah Rp 200 juta.<br />
Low MPV, seperti Avanza, Mobilio, Chevrolet<br />
Spin, atau Suzuki Ertiga, menguasai pasar<br />
Indonesia dengan volume penjualan yang<br />
sangat tinggi. Berdasarkan data Gabungan<br />
Industri Kendaraan Bermotor Indonesia,<br />
kontribusi low MPV lebih dari 30 persen dari<br />
total penjualan mobil di Indonesia. Artinya,<br />
setiap penjualan 10 mobil, setidaknya 3 unit<br />
berasal dari kelas ini. Jumlah mobil kelompok<br />
ini juga terus bertambah. Tahun lalu penjualan<br />
low MPV mencapai 375 ribu, naik 13 persen<br />
dari tahun sebelumnya,<br />
Selama beberapa tahun pertama, pasar low<br />
MPV hanya diisi oleh mobil kembar Toyota<br />
Avanza-Daihatsu Xenia. Direktur Pemasaran<br />
Toyota Astra Motor Rahmat Samulo<br />
mengatakan Avanza menyumbang 40 persen<br />
dari penjualan mereka. Padahal per bulan<br />
rata-rata mereka menjual 35 ribu unit. Dengan<br />
hitungan ini, Avanza terjual 14-16 ribu unit per<br />
bulan. Angka yang menakjubkan, apalagi ini<br />
belum termasuk ekspor. “Avanza juga diekspor<br />
ke 60 negara di Amerika Selatan, Asia, dan<br />
Timur Tengah,” ucap Rahmat.<br />
Tingginya volume penjualan Avanza<br />
membuat merek-merek lain ingin mencicipi<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
BISNIS<br />
INDONESIA INTERNATIONAL<br />
MOTOR SHOW<br />
Petugas mengecek deretan<br />
mobil Avanza siap ekspor di<br />
Tanjung Priok, Jakarta. Direktur<br />
Pemasaran Toyota Astra Motor<br />
Rahmat Samulo mengatakan<br />
Avanza menyumbang 40<br />
persen dari penjualan mereka.<br />
HASAN/DETIKCOM<br />
kelas low MPV. Awalnya muncul Nissan Livina,<br />
yang digadang-gadang bisa menghadang laju<br />
Avanza-Xenia. Tapi Livina—yang bentuknya<br />
“kurang minibus” dan ground clearance (jarak<br />
badan mobil dari tanah)-nya terlalu rendah—<br />
tidak bisa menggeser kedudukan pasangan<br />
Avanza-Xenia.<br />
Baru tiga tahun terakhir ini muncul tiga<br />
pesaingnya bersamaan dengan karakter<br />
mirip—kira-kira seperti minibus yang memiliki<br />
hidung—yakni Suzuki Ertiga, Chevrolet Spin,<br />
dan Honda Mobilio.<br />
Ertiga masuk pasar ini karena melihat<br />
volumenya yang begitu besar. “Bermain<br />
otomotif di Indonesia tanpa punya produk<br />
di segmen low MPV sepertinya berat untuk<br />
meningkatkan volume penjualan,” kata Davy<br />
J. Tuilan, 4W Sales, Marketing and Dealer<br />
Network Department Director Suzuki<br />
Indonesia, “karena ini segmen terbesar di<br />
Indonesia.”<br />
Davy menambahkan, low MPV yang<br />
diminati konsumen Indonesia memiliki<br />
7-seater atau tujuh tempat duduk dalam satu<br />
mobil. Sedangkan banderol harganya Rp 130-<br />
190 juta per unit.<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
BISNIS<br />
INDONESIA INTERNATIONAL<br />
MOTOR SHOW<br />
MPV menjadi kendaraan<br />
dominan yang dipakai<br />
pemudik Lebaran yang hendak<br />
menyeberang ke Sumatera di<br />
Pelabuhan Merak. Penjualan<br />
low MPV mengisi 30 persen<br />
pasar otomotif Indonesia.<br />
ANTARA/ASEP FATHULRAHMAN<br />
Davy mengatakan rata-rata penjualan Ertiga<br />
mencapai 4.000 unit setiap bulan. Semuanya<br />
diproduksi di Indonesia. Sisanya, sekitar 500<br />
unit per bulan, diekspor ke Thailand, Pakistan,<br />
dan Brunei Darussalam.<br />
Gurihnya segmen low MPV juga dirasakan<br />
Honda Prospect Motor, agen tunggal<br />
pemegang merek mobil Honda di Indonesia.<br />
Jonfis Fandy, Direktur Pemasaran Honda<br />
Prospect Motor, mengatakan bisa menjual<br />
Mobilio sampai 6.000 unit per bulan. Jumlah<br />
ini jauh lebih tinggi daripada produk laris<br />
Honda lainnya, seperti Jazz. “Jazz paling tinggi<br />
hanya 2.500 unit. Jadi Mobilio sudah dua kali<br />
lipat lebih,” tutur Jonfis.<br />
Menurut dia, Honda Mobilio diminati<br />
karena sesuai dengan kriteria MPV menurut<br />
konsumen Indonesia, antara lain 7-seater,<br />
ground clearance yang cukup tinggi, serta<br />
hemat bahan bakar, yaitu 1 liter untuk 20<br />
kilometer. Namun Honda Prospect Motor<br />
belum mengekspor Honda Mobilio karena<br />
produksi diprioritaskan untuk memenuhi<br />
permintaan dalam negeri.<br />
Jonfis mengatakan sekitar 75 persen<br />
penjualan di Indonesia didominasi mobil<br />
dengan harga di bawah Rp 200 juta, yang<br />
di dalamnya termasuk segmen low MPV. “Di<br />
Indonesia, sampai lima tahun ke depan saya<br />
rasa low MPV masih memiliki pangsa pasar<br />
terbesar,” ujarnya. n HANS HENRICUS B.S. ARON<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
BISNIS<br />
DELICA, YANG SERI<br />
AWALNYA MASUK<br />
DENGAN NAMA COLT<br />
T120, KEMBALI MASUK<br />
INDONESIA. DULU<br />
BANYAK DIPAKAI<br />
SEBAGAI KENDARAAN<br />
NIAGA, SEKARANG<br />
MASUK KELAS<br />
MPV MENENGAH.<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
BISNIS<br />
Penampilan Delica,<br />
"keturunan" Colt T120,<br />
yang pernah merajai<br />
jalanan Indonesia.<br />
HENDRA SONIE/ANTARA FOTO<br />
ORANG boleh mengatakan selama<br />
satu dekade ini Toyota Avanza<br />
menjadi penguasa jalanan di<br />
Indonesia. Dengan penjualan<br />
di atas 15 ribu buah per bulan, bahkan<br />
kadang menyentuh 20 ribu unit, mobil ini<br />
akan ditemui di mana pun kita berada di<br />
Indonesia.<br />
Tapi, empat dekade silam, raja jalanan di<br />
Indonesia adalah produk Mitsubishi, Colt<br />
T120 namanya. Mobil yang dikenal bandel<br />
dan kokoh ini tidak hanya masih gampang<br />
ditemui sampai saat ini, tapi di masanya<br />
juga menjadi raja jalanan.<br />
Itu sebabnya, saat PT Krama Yudha<br />
Tiga Berlian Motors menyatakan akan<br />
memasukkan seri terbaru Delica ke<br />
Indonesia, ingatan tentang raja jalanan itu<br />
kembali muncul. Meski masih “keturunan"-<br />
nya, Delica kali ini sudah bukan mobil<br />
niaga. Ia minibus mewah.<br />
“Ini adalah kendaraan penumpang yang<br />
kami namai sport utility MPV,” kata Kepala<br />
Humas PT Krama Yudha Tiga Berlian<br />
Motors, Intan Vidiasari, menyebut kategori<br />
tidak lazim campuran MPV dengan SUV<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
BISNIS<br />
Acara promosi mobil terlaris<br />
selama beberapa tahun<br />
terakhir, Toyota Avanza, di<br />
Pekanbaru, Februari lalu.<br />
Sekitar empat dekade silam,<br />
penguasa jalanan adalah<br />
Mitsubishi Delica, yang di<br />
Indonesia diberi merek Colt<br />
T120.<br />
SURYANTO/ANTARA FOTO<br />
itu.<br />
Di Indonesia, Delica bakal bersaing<br />
dengan mobil serupa dengan harga tidak<br />
jauh berbeda, yakni Toyota Nav-1 dan<br />
mobil cukup populer Mazda Biante. Ini<br />
adalah mobil dengan tempat duduk tiga<br />
baris yang kisaran harganya Rp 300 juta.<br />
Kisaran harga ini di atas MPV tapi masih<br />
di bawah minibus mewah, seperti Toyota<br />
Alphard atau Nissan Elgrand.<br />
Meski namanya sama, Mitsubishi<br />
membantah ada hubungan mobil yang<br />
diluncurkan ini dengan Delica yang 40<br />
tahun silam dikenal sebagai Colt T120 itu.<br />
“Tidak ada korelasinya dengan Delica saat<br />
ini,” kata Intan.<br />
Mitsubishi mulai memperkenalkan<br />
Delica (singkatan delivery car) pada 1968.<br />
Mereka memperkenalkan ke Indonesia<br />
pada awal 1970-an dan langsung sukses<br />
besar. Semula, Delica muncul dengan<br />
lampu besar di depan, tapi, sejak 1977,<br />
berganti tampilan menjadi dua lampu.<br />
Di Indonesia, saat itu Delica sangat laris.<br />
Baik versi pikap maupun minibus banyak<br />
digunakan. Yang versi pikap sampai sekarang<br />
masih ada di pedesaan dan kadang dipakai<br />
toko bahan bangunan untuk mengangkut<br />
material. Sedangkan versi minibus, selain<br />
dipakai sebagai kendaraan pribadi, banyak<br />
digunakan sebagai angkutan umum.<br />
Mitsubishi menghentikan seri Colt ini<br />
pada sekitar 1980 dan diganti dengan Delica<br />
generasi berikutnya, yang dijual dengan<br />
nama L300. Sampai saat ini, lebih dari tiga<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
BISNIS<br />
Antrean mobil penumpang di<br />
Pelabuhan Merak, Banten. Di<br />
Indonesia, pasar MPV belum<br />
terkalahkan.<br />
RAHMAD/ANTARA FOTO<br />
dekade setelah diluncurkan, Mitsubishi<br />
masih menjual L300 untuk pikap. Mobil<br />
penumpang juga masih dijual.<br />
Sejak pertengahan 1990-an, sebenarnya<br />
Mitsubishi mulai memproduksi Celica yang<br />
memiliki sedikit “hidung”. Tapi model-model<br />
ini tidak pernah diperkenalkan ke Indonesia.<br />
Baru tahun ini Celica yang berhidung, meski<br />
tidak terlalu mancung, itu mulai dijual kembali<br />
ke Indonesia.<br />
Mitsubishi memasukkan Delica karena<br />
melihat minibus atau MPV masih menjadi<br />
kendaraan terpopuler di negeri ini. Karakter<br />
MPV itu, kata Intan, digabung dengan<br />
faktor lain. “Delica mengkombinasikan<br />
karakter produk MPV yang nyaman, tapi<br />
tetap mencerminkan karakter yang sportif<br />
dan dinamis,” katanya.<br />
Kehadiran Delica ini akan membuat<br />
pasar MPV menengah bertambah sesak.<br />
Pasarnya sendiri tidak terlalu besar. Mazda<br />
sampai saat ini sudah melepas 2.800 unit<br />
Biante ke pasar, meski target 200 unit tiap<br />
bulan belum tercapai.<br />
Menurut Mazda, pasar Biante adalah keluarga<br />
menengah. “Mereka butuh kendaraan nyaman<br />
dan aman dengan tampilan cukup mewah,”<br />
kata Manajer Pemasaran Mazda Indonesia,<br />
Astrid Ariani Wijani. n BUDI ALIMUDDIN<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
BISNIS<br />
PERANG<br />
SUV CABAI RAWIT<br />
HONDA MELUNCURKAN HR-V. “ADIK” CR-V INI SIAP MASUK PASAR<br />
SUV KECIL DAN SIAP BERSAING MELAWAN “PARA ADIK” LAIN, YAKNI<br />
MITSUBISHI OUTLANDER, FORD ECOSPORT, DAN NISSAN JUKE.<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
BISNIS<br />
Mitsubishi Outlander menjadi<br />
salah satu pemain SUV mini<br />
di Indonesia, meski ukuran<br />
mesinnya sedikit lebih besar<br />
daripada Nissan Juke atau<br />
Honda HR-V.<br />
SPENCER PLATT/GETTY IMAGES<br />
KALAU hanya dilihat siluetnya,<br />
mobil ini mirip Honda CR-V, yang<br />
populer di Indonesia. Badannya<br />
lebih tinggi ketimbang sedan dan<br />
kesannya siap akan menjelajahi jalanan<br />
yang tidak berbentuk jalan. Tidak selembek<br />
sedan. Tapi, begitu dijejerkan, ketahuan<br />
perbedaannya. Mobil ini jauh lebih kecil<br />
daripada CR-V. Tingginya saja berselisih<br />
sekitar 20 sentimeter.<br />
Mobil bergaya SUV yang garang, tangguh,<br />
dan galak tapi berukuran lebih kecil itu diberi<br />
nama HR-V oleh Honda. Ia memang “adik”<br />
CR-V, baik dari ukuran maupun harga. Direktur<br />
Pemasaran dan Purnajual Honda Prospect<br />
Motor Indonesia, Jonfis Fandy, mengatakan<br />
mereka melihat ada kelompok konsumen yang<br />
memiliki uang lebih. “Mereka ingin terlihat<br />
tengil dan berbeda di jalanan,” katanya.<br />
HR-V tidak sendirian di pasar SUV mini. Di<br />
pasar sudah ada Ford EcoSport, Mitsubishi<br />
Outlander, dan tentu saja pelopornya,<br />
Nissan Juke. Umumnya, mobil ini memiliki<br />
mesin 1.500 cc dengan harga Rp 200-an juta.<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
BISNIS<br />
Presiden Direktur PT Honda<br />
Prospect Motor Tomoki<br />
Uchida (kedua dari kiri) saat<br />
memperkenalkan HR-V pekan<br />
lalu.<br />
SURYANTO/ANTARA FOTO<br />
Hanya Mitsubishi Outlander yang mesinnya<br />
lebih besar, yakni 2.000 cc, dengan harga<br />
termurahnya di atas Rp 300 juta.<br />
Harga ini di atas mobil-mobil MPV populer<br />
Indonesia, seperti Toyota Avanza atau Honda<br />
Mobilio, yang berada di kisaran Rp 150 juta<br />
sampai Rp 200 juta. Tapi masih di bawah<br />
SUV, seperti Honda CR-V, Toyota Fortuner,<br />
atau Nissan X-Trail, yang di atas Rp 300 juta.<br />
Honda, yang semula mengandalkan CR-V<br />
sebagai jualannya, melihat celah pasar<br />
yang kosong antara MPV dan SUV. Padahal<br />
sebagian pengguna MPV di bawah Rp 200<br />
juta atau hatchback yang harganya di kisaran<br />
Rp 200 juta ingin pindah ke SUV. “Dia akan<br />
memilih SUV mini ini dulu,” ucapnya.<br />
Tampilan SUV mini yang seperti cabai<br />
rawit, kecil tapi tengil, dimulai oleh Nissan<br />
Juke tiga tahun silam. Dengan tampilan<br />
seperti mobil kebesaran otot, Nissan Juke<br />
memiliki desain “berani”. Orang akan jatuh<br />
cinta atau sebaliknya, akan tidak suka. Tidak<br />
bisa memandang Juke dan tidak bersikap.<br />
Untungnya, banyak yang memandang Juke<br />
dengan senang. Ini tampak dari penjualannya.<br />
General Manager Marketing Strategy,<br />
Communication, & Product Planning PT<br />
Nissan Motor Indonesia, Budi Nur Mukmin,<br />
mengatakan sudah menjual 20 ribu unit Juke<br />
sejak 2011. Di awal kehadirannya, mereka<br />
bahkan bisa meraup sampai seperlima pasar<br />
SUV medium, kelas seperti kakak Juke, yakni<br />
X-Trail, atau Honda CR-V.<br />
Namun sekarang, setelah muncul pesaing,<br />
pasarnya sedikit menurun. “Saat ini pangsa<br />
pasar Nissan Juke berkisar di angka 5-10<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
BISNIS<br />
Nissan Juke sedang dirakit<br />
di Inggris. Di Indonesia, Juke<br />
menjadi pelopor SUV kecil<br />
dan sekarang pasarnya<br />
mulai diserbu merek-merek<br />
lain.<br />
CHRISTOPHER FURLONG/GETTY IMAGES<br />
persen dari total segmen medium SUV,”<br />
kata Budi. “Untuk rata-rata angka penjualan<br />
Nissan Juke pada tahun 2014 sekitar 150 unit<br />
per bulan.”<br />
Pasar Juke, menurut Budi, selain mereka<br />
yang ingin tampil beda, adalah kaum ibu,<br />
terutama keluarga yang memiliki mobil<br />
kedua. “High ground clearance (mobilnya<br />
tinggi) membuat mereka merasa lebih aman<br />
mengemudikan kendaraan ini,” ucapnya.<br />
Honda juga mengincar pembeli mobil<br />
kedua sebagai calon pasar bagi SUV cabai<br />
rawit ini. “Ya, mobil kedua atau pengganti,”<br />
kata Jonfis.<br />
Melihat kinerja penjualan Juke, Honda<br />
mungkin bisa berharap banyak. Apalagi Ford,<br />
yang menjual EcoSport, juga menyatakan<br />
pemasaran mereka bagus. “Sejak diluncurkan,<br />
All New EcoSport telah menerima lebih<br />
dari 3.500 booking (pesanan),” kata Direktur<br />
Komunikasi Ford Indonesia, Lea Kartika<br />
Indra. n BUDI ALIMUDDIN<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
BISNIS<br />
APPLE TANPA<br />
KEJUTAN BARU<br />
APPLE MELUNCURKAN PONSEL BERLAYAR SEKITAR<br />
5 INCI DAN SMARTWATCH. MEREK LAIN SUDAH<br />
MELUNCURKAN PRODUK SERUPA DI PASAR.<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
BISNIS<br />
Seorang tamu di acara<br />
pelucuran iPhone 6 sedang<br />
memotret seri terbaru ponsel<br />
buatan Apple itu.<br />
REUTERS/STEPHEN LAM<br />
GEDUNG Flint Center for the<br />
Performing Arts di Cupertino,<br />
California, menjadi tempat<br />
bersejarah. Tiga dekade silam, 1984,<br />
Steve Jobs memperkenalkan komputer pribadi<br />
dengan mouse pertama di dunia di tempat<br />
itu. Komputer tersebut mengubah cara orang<br />
menggunakan komputer secara dramatis dan<br />
dalam beberapa tahun mouse menjadi standar<br />
dunia.<br />
Tapi, sejak saat itu, Apple jarang menggunakan<br />
tempat tersebut untuk memperkenalkan<br />
produk inovasi mereka. Mereka lebih sering<br />
menggunakan Yerba Buena Center di San<br />
Francisco. Itu sebabnya, saat Tim Cook, bos<br />
Apple yang sekarang, meluncurkan produk<br />
baru di Flint Center, yakni iPhone dengan<br />
layar lebar sampai 5,5 inci serta smartwatch<br />
bernama iWatch, semua membandingkannya<br />
dengan mendiang Steve Jobs.<br />
Jobs memiliki ide inovasi luar biasa.<br />
Karyanya banyak digemari dan menjadikan<br />
Apple sebagai perusahaan teknologi paling<br />
top dunia. Cook, saat peluncuran, menjanjikan<br />
bahwa Apple iWatch, “Akan mendefinisi ulang<br />
apa yang diharapkan orang dari kategori ini.”<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
BISNIS<br />
CEO Apple, Tim Cook, saat<br />
memperkenalkan Apple Watch<br />
di Flint Center, Cupertino,<br />
California. Sejumlah pesaing<br />
Apple sudah lebih dulu<br />
meluncurkan smartwatch<br />
semacam ini.<br />
REUTERS/STEPHEN LAM<br />
Sejumlah orang terkesan pada produk baru<br />
ini. David Carr, kolumnis New York Times,<br />
menyiratkan, inovasi yang menjadi andalan<br />
bisnis Apple belum berhenti. “Apple berhasil<br />
melakukannya kembali (lewat iWatch).”<br />
Salah satu editor CNET mengatakan,<br />
“Apple jelas memenuhi harapan.” Sedangkan<br />
kolumnis lain di New York Times, Farhad<br />
Manjoo, menulis, berita terbesarnya bukan<br />
soal produknya, melainkan soal Apple yang<br />
banyak menciptakan produk baru. “Berita<br />
terbesarnya adalah tentang Apple yang lama:<br />
mereka beraksi lagi dan lebih bagus ketimbang<br />
sebelumnya.”<br />
Apple, saat dipimpin Steve Jobs, memang<br />
menjadi perusahaan yang menakjubkan.<br />
Banyak menciptakan kategori baru peranti<br />
teknologi, Apple selalu membuat kejutan.<br />
Mereka memperkenalkan pemutar musik yang<br />
bisa menyimpan ribuan lagu lewat iPod. Saat<br />
iPod diluncurkan pada 2001, pemutar musik<br />
digital masih terbatas karena kemampuan flash<br />
disk juga masih rendah. Apple menggunakan<br />
media penyimpan hard disk, seperti yang ada<br />
di komputer pribadi, sebagai gudang lagu di<br />
peranti pemutar musik yang kecil itu.<br />
Mereka kemudian memperkenalkan<br />
iPhone pada pertengahan dekade 2000-an,<br />
ponsel layar sentuh pertama di dunia. Begitu<br />
menakjubkannya produk ini, para insinyur<br />
yang sedang mengembangkan Android di<br />
Google terpaksa mengubah produknya.<br />
Semula mereka akan mengembangkan<br />
peranti lunak untuk smartphone tapi bukan<br />
layar sentuh.<br />
“Kami tahu Apple akan meluncurkan<br />
ponsel, setiap orang tahu itu,” kata Ethan<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
BISNIS<br />
iPhone 6 Plus, ponsel<br />
buatan Apple dengan layar<br />
5,5 inci, diperkenalkan di<br />
Jepang. Ponsel dengan<br />
layar sekitar 5 inci sudah<br />
lebih setahun merajai pasar<br />
tapi baru sekarang Apple<br />
mengikutinya.<br />
REUTERS/YUYA SHINO<br />
Beard, salah satu anggota tim peranti lunak<br />
Android, kepada Atlantic. “Kami cuma tidak<br />
membayangkan ini akan begitu bagus.”<br />
Apple kemudian juga mendefinisikan tablet.<br />
Semula tablet dipandang bakal menggantikan<br />
laptop dan semacam itu. Tapi Steve Jobs<br />
memandangnya berbeda. Tablet hanya akan<br />
menjadi pelengkap laptop, dan hanya dipakai<br />
untuk membaca, membuka Internet, atau<br />
berkirim e-mail. Siapa pun terkesan saat<br />
pertama kali mencoba game balapan yang<br />
pengendaliannya dengan memutar-mutar<br />
iPhone seperti kita memutar-mutar roda<br />
kemudi.<br />
Dengan sejarah inovasi yang dahsyat ini,<br />
Apple meluncurkan Apple iWatch dan dua seri<br />
iPhone baru. Tim Cook menjanjikan bahwa<br />
produk mereka akan mendefinisikan ulang<br />
kategori ini. Tapi sebagian meragukannya.<br />
“Saya tidak tahu apakah mereka sudah<br />
berada di jalan yang benar dengan<br />
meluncurkan iWatch,” kata Daniel Morgan,<br />
wakil presiden perusahaan investasi Synovus<br />
Trust Company di Atlanta, seperti dikutip<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
BISNIS<br />
CEO Apple, Tim Cook, saat<br />
meluncurkan iPhone 6 dan<br />
Apple World di Flint Center,<br />
Cupertino, California. Flint<br />
Center adalah tempat<br />
Steve Jobs, pendahulunya,<br />
memperkenalkan komputer<br />
dengan mouse, Mac.<br />
REUTERS/STEPHEN LAM<br />
Reuters. Nama iWatch muncul dalam spekulasi<br />
sebelum peluncuran.<br />
Salah satu yang diragukan analis adalah<br />
soal harga. Apple iWatch dilepas mulai tahun<br />
depan dengan harga US$ 349. Harga ini cukup<br />
mahal, apalagi pengguna Apple iWatch mesti<br />
memiliki iPhone.<br />
Selain itu, inovasi yang menjadi andalan<br />
Apple sudah berhenti. Apple iWatch bisa<br />
menerima panggilan telepon dan SMS,<br />
memainkan musik, menjadi monitor detak<br />
jantung, sampai menjadi dompet digital untuk<br />
jual-beli sesuatu. Apple menjualnya dalam<br />
tiga versi, mulai yang standar, sport, hingga<br />
berlapis emas 18 karat.<br />
Masalahnya, produk yang kira-kira semacam,<br />
smartwatch dengan kemampuan membaca<br />
detak jantung atau menerima SMS dan<br />
semacamnya, sudah diproduksi perusahaan<br />
lain. Pesaingnya, seperti Sony, Samsung,<br />
LG, dan Qualcomm, sudah meluncurkan<br />
smartwatch meski tidak semuanya sukses.<br />
Google bahkan sudah membuat sistem<br />
operasi bagi arloji pintar ini, bernama Android<br />
Wear. Sistem operasi ini memungkinkan<br />
smartwatch berkomunikasi dengan ponsel<br />
Android lain serta bisa mengunduh aplikasi<br />
dari Play Store.<br />
Pada saat yang sama, Apple meluncurkan<br />
iPhone 6 dengan layar 4,7 inci dan iPhone 6<br />
Plus dengan layar 5,5 inci. Layar ini menjadikan<br />
iPhone masuk kategori phablet—phone tablet<br />
alias ponsel berlayar sangat lebar. Dan layar<br />
selebar ini sudah beberapa tahun laris dipakai<br />
produk berbasis Android. n NUR KHOIRI<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
SAINS<br />
DICARI:<br />
JACK THE RIPPER<br />
“HINGGA AKU MENYAKSIKAN BUKTI<br />
LEBIH BANYAK LAGI, AKU MENGANGGAP<br />
INI HANYA KASUS SERUPA DENGAN<br />
PATRICIA CORNWELL.”<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
SAINS<br />
Aku yakin 100<br />
persen bahwa<br />
Walter Sickert<br />
adalah pembunuh<br />
di Whitechapel.<br />
SETELAH lebih dari sepuluh tahun<br />
dan merogoh dari kantong sendiri<br />
berjuta-juta dolar AS, penulis novel<br />
Patricia Cornwell tiba pada satu<br />
kesimpulan: Walter Sickert = Jack The Ripper.<br />
“Aku percaya dia adalah Walter Sickert. Aku<br />
yakin sekarang, lebih dari yang aku yakini<br />
selama ini,” kata Cornwell setahun lalu.<br />
Dengan biaya sendiri, dia menelusuri jejak<br />
pelukis Inggris itu dan menyelidiki hubungannya<br />
dengan kasus Jack The Ripper. Cornwell rupanya<br />
ingin membuktikan teorinya. Pada 2002, dia<br />
menerbitkan buku bertajuk Portrait of a Killer:<br />
Jack The Ripper—Case Closed. Dalam bukunya<br />
itu, dia menyimpulkan bahwa Sickert-lah sang<br />
Jack The Ripper.<br />
“Jika seseorang membuktikan bahwa<br />
aku salah, bukan hanya aku akan tampak<br />
mengerikan, tapi aku juga bakal kehilangan<br />
reputasi,” kata Patricia Cornwell. Namun<br />
metode riset dan kesimpulan Cornwell dicerca<br />
para ripperologist, peneliti kasus Jack The Ripper,<br />
juga kurator lukisan. “Aku tak percaya dia bisa<br />
melakukan ini. Terdengar sangat bodohnya<br />
bagiku,” kata Richard Shone, kurator pameran<br />
lukisan Sickert di Inggris.<br />
Lahir di Muenchen, Jerman, Sickert tumbuh<br />
besar di Inggris dan menjadi pelukis kondang.<br />
Ketika berita pembunuhan lima pelacur di<br />
Distrik Whitechapel, London Timur, pada 1888,<br />
meledak, Sickert membuat lukisan yang dia<br />
beri tajuk Jack The Ripper's Bedroom. Lukisan<br />
itu menggambarkan satu ruangan yang kelam<br />
dengan sangat detail.<br />
Untuk membuktikan bahwa Sickert-lah<br />
sang pembunuh lima pelacur di Whitechapel<br />
tersebut, Cornwell menyewa jasa mantan<br />
detektif Scotland Yard, John Grieve. Dia<br />
juga membeli puluhan lukisan Sickert untuk<br />
mengumpulkan sampel DNA. Dia kemudian<br />
membandingkannya dengan DNA yang<br />
menempel pada surat-surat yang diduga<br />
dikirim oleh Jack The Ripper, sang pembunuh<br />
misterius, kepada polisi London.<br />
“Aku yakin 100 persen bahwa Walter Sickert<br />
adalah pembunuh di Whitechapel,” kata<br />
Cornwell kala itu. “Dia hanya melukis apa yang<br />
pernah dia saksikan.” Menurut Cornwell, kelainan<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
SAINS<br />
Russell Edwards dan<br />
Dr Jari Louhelainen<br />
LIVERPOOLECHO<br />
pada alat kelamin, kegagalannya memiliki<br />
keturunan, dan sejumlah perselingkuhannya<br />
dengan wanitalah yang mengubah Sickert<br />
menjadi Jack The Ripper. Case closed, kasus<br />
ditutup.<br />
Pada Jumat menjelang subuh, 31 Agustus<br />
1888, sesosok mayat perempuan ditemukan di<br />
Jalan Buck's Row, Distrik Whitechapel, London<br />
Timur. Ada dua sayatan pada leher dan luka<br />
menganga pada perut bagian bawah. Dia<br />
adalah Mary Ann Nichols, 43 tahun. Hingga<br />
9 November 1888, ada lagi empat perempuan<br />
yang dibunuh di Distrik Whitechapel, dengan<br />
luka hampir serupa. Tak pernah terungkap<br />
siapa pelakunya. Hingga hari ini, ada puluhan<br />
hipotesis, puluhan tersangka, tapi minim bukti.<br />
Cornwell terdengar sangat yakin dengan<br />
teorinya, tapi masih banyak yang percaya<br />
bahwa kasus pembunuhan lima pelacur pada<br />
126 tahun lalu itu belum waktunya dimasukkan<br />
ke laci. Sekarang giliran Russell Edwards,<br />
sejarawan amatir, yang mengklaim telah<br />
menemukan bukti yang sangat meyakinkan<br />
siapa Jack The Ripper sebenarnya.<br />
Bukan Walter Sickert, bukan pula Pangeran<br />
Albert Victor, Duke of Clarence, melainkan<br />
imigran Polandia keturunan Yahudi, Aaron<br />
Kosminski. “Aku sangat senang, setelah 126<br />
tahun, aku telah memecahkan misteri itu....<br />
Hanya mereka yang hendak mengabadikan<br />
mitos itu yang akan meragukannya,” Edwards<br />
menulis di Daily Mail, dua pekan lalu.<br />
Pada Maret 2007, Edwards mendengar kabar<br />
soal lelang selendang yang terkait dengan<br />
kasus pembunuhan di Whitechapel. Selendang<br />
itu milik David Melville-Hayes. Sang pemilik<br />
mengklaim selendang itu ditemukan di dekat<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
SAINS<br />
Mitre Square-lokasi<br />
korban keempat Ripper<br />
LIVERPOOLECHO<br />
Jika orang<br />
mendengar istilah<br />
DNA, mereka berpikir<br />
bahwa kasus itu<br />
sudah 100 persen<br />
terpecahkan.<br />
YOUTUBE<br />
mayat Catherine Eddowes, salah satu korban<br />
The Ripper.<br />
Sersan Amos Simpson, salah satu detektif<br />
pada kasus itu, membawa pulang selendang<br />
tersebut dan memberikannya kepada sang istri,<br />
Mary Simpson, nenek buyut David Melville.<br />
Selendang itu diwariskan dari sang nenek<br />
buyut hingga ke tangan David. Yang istimewa,<br />
selendang itu tak pernah dicuci.<br />
Dengan bantuan Jari Louhelainen, peneliti<br />
biologi molekuler di Universitas Liverpool<br />
John Moores, Edwards memelototi selendang<br />
tersebut. Dengan menggunakan kamera<br />
inframerah dan ultraviolet, Jari menemukan<br />
bercak darah dan noda percikan sperma pada<br />
selendang tersebut.<br />
Masalahnya, umur bercak darah dan<br />
sperma itu sudah kelewat tua. Dengan teknik<br />
konvensional, sangat sulit untuk mendapatkan<br />
sampel DNA dari bercak tersebut. “Aku<br />
menggunakan teknik yang aku kembangkan<br />
sendiri, yakni vacuuming, untuk mendapatkan<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
SAINS<br />
Jalan Buck Row, lokasi<br />
korban pertama Ripper<br />
LIVERPOOLECHO<br />
material genetis dari bercak itu,” kata Jari. Dia<br />
menyuntikkan cairan buffer untuk menstabilkan<br />
dan melarutkan sel-sel yang tertinggal di<br />
selendang, kemudian menyedotnya.<br />
Setelah mendapatkan sampel DNA yang utuh,<br />
dengan teknik reaksi berantai polimerase, dia<br />
menggandakan DNA itu hingga bisa dilakukan<br />
sequencing. Saat dibandingkan dengan DNA<br />
kerabat Catherine Eddowes, ternyata hasilnya<br />
cocok. Demikian pula dengan sampel DNA<br />
dari percikan sperma, setelah dibandingkan<br />
dengan keturunan dari saudara perempuan<br />
Aaron Kosminski, ternyata hasilnya juga cocok.<br />
Dari analisis itu pula, Jari Louhelainen bisa<br />
menggolongkan haplogrup dari mitokondria<br />
DNA yang didapat dari noda sperma. Menurut<br />
Jari, dia bisa digolongkan dalam kelompok<br />
haplogrup T1a1, yang biasa ditemukan pada<br />
keturunan Yahudi Rusia. “Selesai sudah. Aku<br />
sangat senang bisa membuktikan bahwa Aaron<br />
Kosminski-lah pelakunya,” kata Jari Louhelainen.<br />
Kesimpulan Russell Edwards dan Jari<br />
Louhelainen ini sebenarnya tak beda dengan<br />
dugaan Inspektur Donald Sutherland Swanson,<br />
detektif senior Kepolisian Metropolitan<br />
London, yang mengusut kasus The Ripper.<br />
Menurut nota tertulis yang ditinggalkan<br />
Detektif Swanson, Kosminski merupakan salah<br />
satu tersangka utama. Seorang saksi mata<br />
sempat menyaksikan dia berada tak jauh dari<br />
lokasi terbunuhnya Elizabeth Stride, salah satu<br />
korban The Ripper.<br />
Keluarga Kosminski datang ke Inggris pada 1881.<br />
Aaron menderita gangguan kejiwaan. Dia sempat<br />
diperiksa polisi dalam kasus pembunuhan di<br />
Whitechapel tapi dilepas kembali karena tak ada<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
SAINS<br />
Berita Jack The Ripper<br />
LIVERPOOLECHO<br />
bukti dan saksi kuat. Dia meninggal pada 1899 di<br />
sebuah rumah sakit jiwa.<br />
Seperti juga teori Patricia Cornwell, bukti<br />
yang disodorkan Edwards dan Jari Louhelainen<br />
disambut skeptis oleh para ripperologist. “Syal<br />
itu sudah dipegang banyak orang,” Richard<br />
Cobb, seorang ripperologist, menyangsikan<br />
akurasi penelitian Louhelainen. Menurut<br />
Stephen P. Ryder, pengelola forum ripperologist,<br />
setiap tahun selalu muncul teori baru soal The<br />
Ripper. “Jika orang mendengar istilah DNA,<br />
mereka berpikir bahwa kasus itu sudah 100<br />
persen terpecahkan,” kata Ryder.<br />
Ada sejumlah masalah yang membuat para<br />
ripperologist ragu dengan pembuktian duo Edwards-<br />
Louhelainen. Pertama, hasil penelitian itu tak<br />
dipublikasikan di jurnal ilmiah, sehingga tak bisa<br />
diuji oleh peneliti lain. Kedua, Jari Louhelainen hanya<br />
mendapatkan sampel DNA mitokondria, bukan<br />
DNA nukleus, yang lazim dipakai dalam uji forensik.<br />
Menurut Ryder, DNA mitokondria diwariskan<br />
lewat jalur ibu, sehingga ada kemungkinan<br />
kemiripan dengan orang lain. Melihat gangguan<br />
kejiwaan parah pada Kosminski, dia juga ragu<br />
pemuda itu bisa melakukan serangkaian<br />
pembunuhan yang tak terlacak tersebut.<br />
“Hingga aku menyaksikan bukti lebih banyak<br />
lagi, aku menganggap ini hanya kasus serupa<br />
dengan Patricia Cornwell,” kata Ryder. ■<br />
SAPTO PRADITYO | DAILY MAIL | GUARDIAN | TELEGRAPH | MIRR<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
SAINS<br />
1<br />
1. Mary Ann Nicholls, dibunuh<br />
pada 31 Agustus 1888<br />
3<br />
5<br />
2<br />
4<br />
LIMA<br />
TERSANGKA<br />
Ada puluhan, bahkan<br />
mungkin ratusan, tersangka<br />
Jack The Ripper.<br />
Berikut ini lima di antaranya.<br />
• Prince Albert Victor<br />
• Walter Sickert<br />
• Lewis Carroll<br />
• Dr Thomas Neill Cream<br />
• Mary “Jill The Ripper”<br />
Pearcey<br />
2. Annie Chapman, dibunuh<br />
pada 8 September 1888<br />
3. Elizabeth Stride, dibunuh<br />
pada 30 September 1888<br />
4. Catherine Eddowes, dibunuh<br />
pada 30 September 1888<br />
5. Mary Jane Kelly, dibunuh<br />
pada 9 November 1888<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
INTERNASIONAL<br />
MAJU-MUNDUR<br />
PERANG ISIS<br />
“SELURUH WILAYAH ITU MERUPAKAN SUMBER UANG. SANGAT<br />
SULIT MEMUTUS SUMBER KEUANGAN MEREKA.”<br />
REUTERS/AHMED JADALLAH<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
INTERNASIONAL<br />
Seorang pekerja di<br />
ladang minyak Al-<br />
Qahtaniya, Provinsi Al-<br />
Hasaka. Milisi Negara<br />
Islam menguasai<br />
sejumlah lapangan<br />
minyak di Suriah dan<br />
Irak.<br />
RODI SAID/REUTERS<br />
DI tengah perang berlarat-larat di<br />
antara pelbagai kubu di Suriah, setiap<br />
hari antrean truk masih mengular di<br />
lapangan minyak Shadada, wilayah<br />
timur laut Suriah. Sejak beberapa bulan lalu,<br />
ladang minyak di Provinsi Deir al-Zor tersebut<br />
dikuasai oleh milisi Negara Islam—dulu ISIS.<br />
Dari sumur-sumur minyak yang mereka<br />
kuasai, setiap hari milisi Negara Islam<br />
memompa ribuan barel minyak mentah.<br />
Truk-truk itu menadah minyak mentah yang<br />
diobral murah oleh milisi Negara Islam. Ratarata<br />
minyak mentah dari ratusan sumur kecil<br />
di Deir al-Zor hanya dijual US$ 18 per barel<br />
di pasar gelap, jauh di bawah harga minyak<br />
mentah internasional. Dari Suriah, lewat para<br />
perantara, minyak mentah itu diselundupkan<br />
dan dijual ke Turki.<br />
Walaupun minyak diobral murah, duit<br />
yang ditangguk nilainya sama sekali tak kecil.<br />
“Negara Islam paling tidak mendapatkan<br />
US$ 2 juta (sekitar Rp 24 miliar) setiap hari,<br />
sehingga memungkinkan mereka membayar<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
INTERNASIONAL<br />
KAMI SANGAT<br />
TERKEJUT, DEMIKIAN<br />
PULA INTELIJEN<br />
AMERIKA SERIKAT.”<br />
gaji prajurit dan mengongkosi operasi militer,”<br />
ujar seorang mantan eksekutif perusahaan<br />
minyak internasional yang beroperasi di Suriah.<br />
Guyuran fulus dari minyak itu membuat<br />
Negara Islam tak lagi bergantung pada donasi<br />
internasional.<br />
Menurut seorang pejabat di Damaskus,<br />
produksi minyak Suriah anjlok menjadi 28 ribu<br />
barel per hari dari sebelumnya<br />
380 ribu barel per hari tiga<br />
tahun lalu. Padahal uang dari<br />
penjualan minyak menyumbang<br />
hampir seperempat pendapatan<br />
pemerintah Suriah. Gara-gara<br />
perang dan minyak yang dicuri, menurut dia,<br />
Damaskus kehilangan uang lebih dari US$ 3,8<br />
miliar.<br />
Seorang insinyur di perusahaan minyak di<br />
Suriah menaksir, milisi Negara Islam menguasai<br />
sumur yang mampu memproduksi minyak 130<br />
ribu barel per hari. Masalahnya, sebagian besar<br />
perusahaan minyak yang mengoperasikan<br />
sumur-sumur itu, seperti Royal Dutch Shell,<br />
Total, dan Petro Canada, jauh-jauh hari sudah<br />
angkat kaki.<br />
“Perusahaan minyak hengkang, sumursumur<br />
ditutup, dan rupa-rupa peralatan<br />
tandas dijarah,” kata mantan eksekutif<br />
perusahaan minyak di Suriah. Bukan cuma dari<br />
menjual minyak mentah milisi Negara Islam<br />
mengeruk dolar, tapi juga dari jasa keamanan.<br />
Mereka mengawal jaringan pipa minyak dan<br />
memastikan aliran minyak tak terganggu. Tentu<br />
saja tak ada yang gratis. Perang terus berlanjut,<br />
tapi bisnis juga jalan terus.<br />
Milisi perlu amunisi, perang butuh uang. Dari<br />
150 kartu memori yang disita dari milisi Negara<br />
Islam beberapa bulan lalu, intelijen Irak bisa<br />
menaksir berapa besar musuh yang mereka<br />
hadapi. “Kami sangat terkejut, demikian pula<br />
intelijen Amerika Serikat,” kata seorang pejabat<br />
senior intelijen Irak.<br />
Sebelum menguasai Kota Mosul di Irak, total<br />
kekayaan milisi Negara Islam sekitar US$ 875<br />
juta atau Rp 10,5 triliun. Setelah merampas uang<br />
di brankas bank di Mosul, kekayaan mereka<br />
berlipat menjadi US$ 1,5 miliar atau Rp 18,1<br />
triliun. “Apakah kalian bisa mencegah mereka<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
INTERNASIONAL<br />
Prajurit<br />
Jerman sedang<br />
menunjukkan<br />
bagaimana cara<br />
mengoperasikan<br />
roket antitank<br />
MILAN yang<br />
akan dikirim ke<br />
Kurdistan, Irak,<br />
Kamis (18/9).<br />
THOMAS PETER/REUTERS<br />
menguasai aset-aset Tidak, karena mereka<br />
menguasai wilayah dengan aset sangat besar,”<br />
kata seorang pejabat antiterorisme Amerika.<br />
Jika Amerika Serikat, Irak, dan negara-negara<br />
sekutunya hendak menumpas milisi Negara<br />
Islam, mencekik aliran uang mereka merupakan<br />
salah satu jalan. Tapi ini bukan urusan gampang.<br />
“Kalian harus memutus jaringan perdagangan<br />
mereka. Tapi, jika kalian memutus jaringan<br />
perdagangan mereka, ribuan warga sipil<br />
berisiko ikut menderita,” kata sang pejabat<br />
antiterorisme. Pejabat di Kementerian Luar<br />
Negeri Turki juga mengatakan sangat sulit<br />
memutus jaringan penyelundupan minyak ke<br />
Turki, yang menjadi sumber fulus Negara Islam.<br />
Selain menguasai wilayah yang terbentang<br />
dari Suriah hingga Irak, milisi Negara Islam<br />
menguasai pelbagai sumber pendapatan.<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
INTERNASIONAL<br />
KITA TAK AKAN LAGI<br />
TERLIBAT DALAM<br />
PERANG LAIN DI IRAK.”<br />
“Seluruh wilayah itu merupakan sumber<br />
keuangan. Sangat sulit memutus sumber<br />
keuangan mereka,” ujar Douglas Ollivant,<br />
mantan Direktur Irak di Dewan Keamanan<br />
Nasional Amerika Serikat.<br />
Negara Islam mengumpulkan rupa-rupa<br />
pajak dari warga di wilayah itu. Seorang warga<br />
di wilayah kekuasaan Negara Islam menuturkan<br />
mereka harus membayar<br />
pajak hasil pertanian<br />
berdasarkan luas lahan yang<br />
mereka miliki. “Mereka minta<br />
dibayar dengan emas, perak,<br />
atau barang berharga lain,”<br />
katanya.<br />
●●●<br />
Ketika milisi Negara Islam menyerbu sejumlah<br />
wilayah di bagian utara Irak dan mendekati<br />
ibu kota Kurdistan, Irbil, beberapa bulan lalu,<br />
sebagai prajurit Peshmerga, Sherzad Sadraden<br />
mestinya turut angkat senjata dan maju<br />
menghadang mereka. Tapi ada satu persoalan:<br />
dia tak punya senjata.<br />
Sherzad sudah menjual senapan miliknya<br />
setahun lalu untuk membayar pembelian<br />
rumah. Untung ada Rasho, saudara laki-lakinya<br />
yang menjadi bos di perusahaan konstruksi.<br />
Rasho buru-buru berangkat ke bazar senjata dan<br />
membeli senapan AK-47 dari Kuba dan empat<br />
magasin peluru. Total dia merogoh kantong<br />
US$ 1.250 untuk mempersenjatai saudara lakilakinya.<br />
“Sekarang aku pakai senapan itu untuk<br />
bertempur,” kata Sherzad.<br />
Dibanding tentara Irak yang masih “hijau”,<br />
milisi Peshmerga dari Kurdistan dikenal lebih<br />
disiplin dan terlatih. Tapi mereka juga punya<br />
masalah genting, yakni kurangnya peralatan<br />
tempur dan seretnya keuangan. Kepada<br />
mereka inilah Amerika dan sekutu-sekutunya<br />
berharap bisa menumpas milisi Negara Islam<br />
yang brutal.<br />
Presiden Amerika Serikat Barack Obama<br />
sudah menegaskan mereka tak akan lagi terlibat<br />
dalam perang di Irak. “Kita tak akan lagi terlibat<br />
dalam perang lain di Irak,” Obama memastikan.<br />
Pekan lalu, Kongres Amerika memberikan izin<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
INTERNASIONAL<br />
Milisi Syiah-Irak<br />
sedang berlatih di<br />
gurun di Provinsi<br />
Najaf untuk<br />
menghadapi milisi<br />
Negara Islam,<br />
Selasa (16/9).<br />
REUTERS<br />
kepada Gedung Putih untuk memulai program<br />
pelatihan militer bagi milisi moderat di Suriah.<br />
Sekitar 5.000 prajurit milisi itu akan dilatih<br />
tempur di Arab Saudi. Amerika juga bakal<br />
memberikan bantuan peralatan militer.<br />
Apakah 5.000 prajurit itu bakal sanggup<br />
melawan sekitar 30 ribu prajurit Negara Islam<br />
Menteri Pertahanan Amerika Chuck Hagel<br />
mengakui 5.000 prajurit itu barangkali tak<br />
akan bisa membalikkan gelombang Negara<br />
Islam. “Selalu ada risiko dalam program seperti<br />
ini. Tapi risiko itu masih bisa dibenarkan,” kata<br />
Hagel.<br />
James Matis, purnawirawan jenderal marinir,<br />
mengkritik pernyataan Presiden Obama, yang<br />
bersumpah tak akan mengirimkan prajurit<br />
untuk berperang lagi di Irak. Menurut Matis,<br />
pernyataan itu seperti belenggu bagi militer.<br />
Pernyataan tersebut seperti jaminan bagi<br />
milisi Negara Islam bahwa mereka tak akan<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
INTERNASIONAL<br />
SELALU ADA<br />
RISIKO DALAM<br />
PROGRAM<br />
SEPERTI INI.”<br />
Sekelompok<br />
orang memprotes<br />
kemungkinan<br />
pengiriman prajurit<br />
Amerika Serikat<br />
untuk berperang<br />
melawan milisi<br />
Negara Islam.<br />
REUTERS<br />
berhadapan dengan prajurit Amerika.<br />
Kepala Staf Gabungan Jenderal Martin<br />
Dempsey sepertinya kurang sreg dengan<br />
kebijakan bosnya. Jenderal Dempsey justru<br />
membuka kesempatan bagi prajurit Amerika<br />
untuk ikut berperang melawan milisi Negara<br />
Islam.<br />
“Jika kita sampai pada satu titik di mana<br />
penasihat militer kita harus menemani tentara<br />
Irak untuk menyerang target milisi Negara<br />
Islam, aku akan merekomendasikannya kepada<br />
Presiden,” katanya. Dempsey menyatakan<br />
mendukung sepenuhnya kebijakan Presiden<br />
Obama. Namun, jika strategi Gedung Putih itu<br />
gagal total, dia akan mengusulkan taktik lain,<br />
termasuk kemungkinan mengirimkan prajurit<br />
Amerika untuk berperang di Irak. n SAPTO PRADITYO<br />
| GUARDIAN | WASHINGTON POST | CNN | BBC<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
INTERNASIONAL<br />
PEMBANGKANGAN INTEL ISRAEL<br />
“KAMI MENOLAK BERPERANG DI SEBERANG PERBATASAN TAHUN 1967 YANG HANYA BERTUJUAN<br />
MENGUASAI, MENGUSIR, DAN MELECEHKAN SEMUA ORANG.”<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
INTERNASIONAL<br />
VOSIZNEIAS<br />
SIAPA tak kenal Waze Aplikasi peta<br />
pemandu perjalanan yang sangat<br />
populer itu dibeli oleh Google<br />
dengan nilai fantastis, US$ 1,1 miliar<br />
atau Rp 13,2 triliun, dari sebuah perusahaan<br />
kecil di Israel. Waze hanyalah satu di antara<br />
puluhan perusahaan teknologi yang lahir dari<br />
“rahim” Yehida Shmoneh-Matayim.<br />
Yehida Shmoneh atau lebih dikenal<br />
sebagai Unit 8200 merupakan unit intelijen<br />
dalam militer Israel (IDF). Tugas Unit 8200<br />
ini kurang-lebih sama dengan Government<br />
Communications Headquarters (GCHQ) milik<br />
Inggris dan National Security Agency (NSA)<br />
Amerika Serikat, yakni menguping, menyadap,<br />
dan menyedot segala hal informasi intelijen<br />
elektronik. Para pendiri Waze merupakan<br />
alumni Unit 8200.<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
INTERNASIONAL<br />
AKU MERASA SANGAT<br />
BERUNTUNG MEMILIKI<br />
PEKERJAAN YANG BENAR-<br />
BENAR BERSIH DARI<br />
MASALAH MORAL.”<br />
Ribuan staf unit elite intelijen Yehida<br />
Shmoneh, menurut Nir Lempert, mantan Wakil<br />
Direktur Unit 8200, direkrut dari lulusan-lulusan<br />
perguruan tinggi Israel paling cemerlang.<br />
Selama enam bulan, menurut Kapten H—<br />
namanya dirahasiakan—dari<br />
menjelang matahari terbit<br />
hingga malam, mereka terus<br />
dilatih pemrograman, kerja<br />
sama tim, manajemen proyek,<br />
dan cara memecahkan<br />
masalah dengan kreatif.<br />
Hampir menyerupai materi<br />
di sekolah bisnis.<br />
Tak mengherankan jika<br />
alumni Unit 8200 menjadi<br />
incaran perusahaanperusahaan<br />
teknologi Israel.<br />
Bagi sebagian pemuda Israel, Unit 8200<br />
merupakan “perusahaan idaman” dan menjadi<br />
jalan tol menuju masa depan. “Aku masih ingat<br />
betul bagaimana rasanya saat aku direkrut<br />
Unit 8200. Aku merasa sangat beruntung<br />
memiliki pekerjaan yang benar-benar bersih<br />
dari masalah moral, karena pekerjaan kami<br />
membuat pekerjaan orang lain lebih cerdas,”<br />
kata A, 32 tahun, dua pekan lalu.<br />
Semula, bagi A, juga Nadav, 26 tahun, sersan<br />
di Unit 8200, dan D, 29 tahun, yang berpangkat<br />
kapten, Yehida Shmoneh merupakan organisasi<br />
dengan misi “mulia”. “Aku sangat bangga kala<br />
itu. Aku pikir unit ini merupakan unit yang<br />
sangat penting,” kata Sersan Nadav.<br />
“Tugas kami mestinya meminimalkan jumlah<br />
korban dalam perang melawan terorisme.... Dan<br />
saat tentara Israel menyerang balik, kamilah<br />
yang harus memastikan bahwa hanya orangorang<br />
jahat yang terbunuh,” kata A, lulusan<br />
jurusan matematika dari Universitas Hebrew,<br />
Israel. Setelah menjalani latihan militer selama<br />
satu setengah tahun, A direkrut oleh Unit 8200.<br />
Selama lima tahun menjadi “telinga” bagi<br />
militer Israel, pendapat A dan sebagian<br />
kawannya mengenai “misi mulia” Unit 8200<br />
mulai luntur. Sersan Nadav, Kapten D, A, dan<br />
40 staf cadangan maupun personel aktif Unit<br />
8200 merasa operasi intelijen Yehida Shmoneh-<br />
Matayim di Palestina sudah kelewatan.<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
INTERNASIONAL<br />
IDFBLOG<br />
Bukan cuma menguping dan memata-matai<br />
orang-orang yang dianggap membahayakan<br />
keamanan negara Yahudi itu, tapi Unit 8200<br />
juga menyadap warga sipil Palestina yang tak<br />
berkaitan dengan masalah keamanan maupun<br />
politik. Mulai urusan perselingkuhan hingga<br />
orientasi seksual.<br />
“Mereka tak punya hak menolak,” kata Sersan<br />
Nadav. Intelijen Israel bebas melakukan apa<br />
pun dengan informasi yang mereka kumpulkan<br />
soal warga Palestina. Jika dibutuhkan, bermodal<br />
hasil penyadapan, intel Israel bisa “memeras”<br />
warga Palestina supaya bersedia menjadi<br />
informan. “Apa pun informasi pribadi yang<br />
bisa dipakai memeras akan dianggap sebagai<br />
informasi yang relevan.”<br />
Menurut Nadav, intelijen Israel juga<br />
cenderung semakin menganggap enteng<br />
korban sipil. Sepuluh tahun lalu, saat pesawat<br />
tempur Israel menjatuhkan bom di atas rumah<br />
tokoh Hamas, Salah Shehade, dan menewaskan<br />
14 anggota keluarganya, media di Israel ribut<br />
mempermasalahkannya.<br />
“Tapi lihat sekarang, ketika gedung demi<br />
gedung berpenghuni dihancurkan dan ratusan<br />
warga sipil tewas, tak ada satu pun orang yang<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
INTERNASIONAL<br />
TAK ADA TEMPAT BAGI<br />
PENOLAKAN TUGAS DI<br />
IDF.”<br />
mengernyitkan jidat, tak seperti sepuluh tahun<br />
lalu,” kata Sersan Nadav. Intelijen Israel tak<br />
merasa perlu lagi memastikan bangunan yang<br />
hendak dia tembak berpenghuni atau tidak.<br />
Korban sipil itu seolah-olah hanya angka-angka<br />
belaka.<br />
Kecewa berat terhadap apa yang dilakukan<br />
Unit 8200, Sersan Nadav, Kapten N, Sersan Ella,<br />
Letnan Assaf, Letnan Gilad, Sersan<br />
Maya, dan teman-temannya—total<br />
ada 43 orang—nekat mengirimkan<br />
surat kepada Perdana Menteri<br />
Israel Benjamin Netanyahu, Panglima IDF<br />
Benny Gantz, Direktur Intelijen Militer Mayor<br />
Jenderal Aviv Kochavi, dan Komandan Unit<br />
8200, Jumat dua pekan lalu.<br />
Lewat surat itu mereka menyatakan menolak<br />
terlibat dalam operasi terhadap warga Palestina<br />
dan menolak membantu operasi militer di<br />
wilayah pendudukan, wilayah Palestina yang<br />
diduduki Israel sejak Perang Enam Hari pada<br />
1967. Menurut mereka, perluasan permukiman<br />
Israel di wilayah pendudukan tak ada urusannya<br />
dengan masalah keamanan Israel. “Kami tak<br />
bisa lagi melanjutkan tugas ini tanpa kesadaran,<br />
dengan mengabaikan hak jutaan orang,”<br />
mereka menulis dalam suratnya. Surat itu juga<br />
mereka kirimkan ke surat kabar Israel, Yedioth<br />
Ahronoth, dan koran Inggris, Guardian.<br />
Surat pembangkangan terbuka para veteran<br />
dan staf Unit 8200 terang membuat berang<br />
Perdana Menteri Netanyahu dan petinggi militer<br />
Negeri Bintang Daud. Apa yang ditulis para<br />
refusenik—sebutan bagi para pembangkang—<br />
menurut Netanyahu, merupakan fitnah tanpa<br />
dasar.<br />
Brigadir Jenderal Motti Almoz, juru bicara IDF,<br />
memastikan mereka akan dijatuhi hukuman.<br />
“Tak ada tempat bagi penolakan tugas di IDF,”<br />
kata Almoz. Menurut Menteri Pertahanan<br />
Moshe Ya’alon, mereka yang menandatangani<br />
surat itu bakal diperlakukan seperti kriminal.<br />
“Ini harga yang kami siap bayar.... Kalian tak<br />
bisa lari dari tanggung jawab,” kata Sersan<br />
Nadav. Seorang prajurit perempuan Unit 8200<br />
yang turut membubuhkan tanda tangan sedikit<br />
khawatir dengan konsekuensi yang bakal<br />
mereka tanggung. “Aku harus siap menghadapi<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
INTERNASIONAL<br />
NEWYORKER<br />
orang-orang yang mengharapkanku mati, yang<br />
menyumpahiku sebagai pengkhianat.”<br />
Pembangkangan bukan hal yang benarbenar<br />
baru di militer Israel. Namanya Letnan A.<br />
Dia bertugas di Unit 8200, dia membangkang<br />
dan diseret ke pengadilan militer. Pada suatu<br />
hari pada Januari 2003, dua bom meledak di<br />
Kota Tel Aviv dan membunuh 23 warga Israel.<br />
Murka terhadap pengeboman itu, petinggi<br />
militer Israel berniat membalasnya kontan.<br />
Letnan A diminta komandannya mengidentifikasi<br />
sebuah gedung di wilayah Palestina<br />
dan mencari informasi berapa jumlah<br />
penghuninya. Dia merasa heran dengan<br />
perintah tak lazim itu. Sebab, biasanya mereka<br />
diperintahkan mencari informasi mengenai<br />
seorang musuh dan di mana persembunyiannya.<br />
Letnan A curiga informasi “aneh” itu akan<br />
menjadi bekal serangan udara dengan korban<br />
acak. Dia khawatir serangan udara itu akan<br />
membunuh korban sipil tak bersalah. Tak setuju<br />
dengan operasi militer ngawur itu, Letnan A<br />
memutuskan menahan informasi intelijen yang<br />
dia peroleh. Tanpa bekal informasi intelijen,<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
INTERNASIONAL<br />
MIKOPELED<br />
serangan udara itu pun dibatalkan.<br />
Komandan Unit 8200 memutuskan menyeret<br />
Letnan A ke pengadilan militer Israel. Menurut<br />
sang komandan, bukan urusan Letnan A<br />
untuk menentukan apakah operasi militer itu<br />
sah atau tidak, bermoral atau tak bermoral.<br />
“Tapi tak sedikit orang yang menilai apa yang<br />
dia lakukan merupakan tindakan benar,” ujar<br />
seorang perwira muda Israel.<br />
Setahun sebelumnya, Kapten David<br />
Zonzhein dan puluhan prajurit IDF membuat<br />
surat terbuka—belakangan disebut The<br />
Combatant’s Letter. Lewat surat itu, mereka<br />
menolak dikirim ke wilayah pendudukan,<br />
di seberang Garis Hijau. Menurut mereka,<br />
operasi militer di wilayah pendudukan<br />
tak bertujuan menjaga keamanan Israel,<br />
melainkan hanya demi melanggengkan<br />
kekuasaan atas wilayah Palestina. “Kami<br />
menolak berperang di seberang perbatasan<br />
tahun 1967 yang hanya bertujuan menguasai,<br />
mengusir, dan melecehkan semua orang,”<br />
mereka menulis dalam suratnya. Hingga hari<br />
ini, sudah hampir 700 prajurit Israel yang<br />
bergabung dalam gerakan Ometz LeSarev<br />
alias Courage to Refuse. ■ SAPTO PRADITYO | GUARDIAN<br />
| JERUSALEM POST | YNET | ARUTZ SHEVA | MA'ARIV<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
INTERNASIONAL<br />
MENJUAL<br />
SHAOLIN INC.<br />
MENJUAL<br />
SHAOLIN INC.<br />
MENJUAL<br />
SHAOLIN INC.<br />
MENJUAL<br />
SHAOLIN INC.<br />
“HIDUP KAMI MUNGKIN BERUBAH, TAPI APA<br />
YANG KAMI LATIH DAN PIKIRAN<br />
KAMI TAK BERUBAH.”<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMEBER 2014
INTERNASIONAL<br />
REDDIT<br />
SEKILAS, tidak ada yang tak lazim<br />
dalam iklan lowongan itu, kecuali<br />
pemasangnya. Dicari dua orang untuk<br />
mengisi posisi direktur utama<br />
dan pemimpin redaksi. Menurut kantor berita<br />
Tiongkok, Xinhua, syarat bagi pelamar dua<br />
jabatan tinggi itu ha nya dua hal: pintar berbahasa<br />
Inggris, baik menulis maupun bercakap,<br />
dan lihai mengelola jejaring sosial seperti Weibo<br />
dan menyebarkan pesan lewat WeChat.<br />
Iklan lowongan di akun Yuji di situs Weibo—<br />
situs Twitter ala Tiongkok—pada awal September<br />
lalu itu dipasang oleh biara Shaolin di Pegunungan<br />
Song, Kota Dengfeng, Provinsi Henan,<br />
Tiongkok. Ya, kuil para biarawan Buddha dan<br />
konon tempat lahirnya kungfu.<br />
Menurut Yang Tong, pemilik akun Yuji, ada<br />
lebih dari 300 pelamar yang tertarik bekerja<br />
untuk Kuil Shaolin. Ada sejumlah wartawan<br />
Xinhua, juga beberapa jurnalis stasiun te levisi,<br />
yang mengirimkan lamaran. Lebih dari seperempat<br />
pelamar merupakan lu lusan universitas<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMEBER 2014
INTERNASIONAL<br />
MEREKA YANG BEKERJA UNTUK<br />
KUIL SHAOLIN HARUS TAHAN<br />
DENGAN KESEPIAN.”<br />
luar negeri.<br />
Karena pemilik lowongan adalah kuil biarawan<br />
Buddha, sebagian pelamar masih ragu<br />
dengan syaratnya. “Apakah pelamarnya harus<br />
laki-laki Apakah kami harus berpantang makan<br />
daging Apakah kami boleh menikah Dan<br />
apakah kami juga dilarang berhubungan seks”<br />
mereka melontarkan rupa-rupa pertanyaan.<br />
Tak perlu berpantang makan daging, juga tak<br />
harus seorang Buddha,<br />
menurut Qian Daliang,<br />
Manajer Shaolin<br />
Intangible Assets<br />
Management Center,<br />
yang boleh bekerja<br />
bagi mereka. Bahkan<br />
perempuan pun boleh<br />
ikut bergabung. Daliang<br />
mengatakan Kuil<br />
Shaolin berniat menyebarkan nilai-nilai Buddha,<br />
seni bela diri kungfu, dan ilmu pengobatan<br />
Shaolin ke seluruh dunia lewat jejaring sosial.<br />
Namun, walaupun namanya direktur dan<br />
pemimpin redaksi, seorang mantan murid<br />
Shaolin mengingatkan, jabatan itu jauh dari kesan<br />
glamor. Kuil Shaolin tetap merupakan kuil<br />
bagi biarawan Buddha. “Mereka yang bekerja<br />
untuk Kuil Shaolin harus tahan dengan kesepian....<br />
Anak-anak muda biasanya cepat bosan di<br />
sana,” kata dia.<br />
Sudah berumur lebih dari 15 abad, Kuil Shaolin<br />
memang tak lagi seperti biara Buddha pada<br />
puluhan tahun silam. Kini Biara Shaolin sudah<br />
menjadi obyek wisata yang sangat kondang.<br />
Setiap tahun, lebih dari 2 juta wisatawan dari<br />
seluruh dunia berkunjung ke kuil di Pegunungan<br />
Song tersebut.<br />
Sekarang, dalam sejumlah hal, Biara Shaolin<br />
lebih menyerupai sebuah “perusahaan”. Kepala<br />
Biara Shaolin ke-30, Shi Yongxin, 49 tahun,<br />
telah menyulap Shaolin dari biara miskin dan<br />
telantar, menjadi “perusahaan” yang lumayan<br />
tajir. Di media, Shi Yongxin dijuluki “Biarawan<br />
CEO” bukan cuma karena dia memiliki gelar<br />
MBA, tapi juga bagaimana cara dia mengelola<br />
Biara Shaolin.<br />
Pada 1998, Shaolin mendirikan perusahaan<br />
Henan Shaolin Temple Industrial Development<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMEBER 2014
INTERNASIONAL<br />
WAROSU<br />
Company dan mendaftarkan hak cipta atas<br />
merek Shaolin. Shaolin menjadi biara pertama<br />
di Tiongkok yang menguasai hak cipta atas<br />
namanya.<br />
“Kami menempuh jalur komersial dan hukum<br />
untuk melin dungi hak intelektual, merek, dan<br />
warisan sejarah kami,” Shi Yongxin menjelaskan<br />
alasan di balik pendaftaran nama Shaolin<br />
itu. Sepertinya memang tak ada cara lain bagi<br />
Sang Kepala Biara, karena nama Shaolin sangat<br />
kondang. Bukan cuma di kampung halamannya<br />
di Provinsi Henan, tapi juga di seluruh Tiong-<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMEBER 2014
INTERNASIONAL<br />
BIARAWAN BUDDHA YANG<br />
MENGENDARAI MOBIL MEWAH<br />
TAK MEMBERIKAN TELADAN<br />
KEPADA UMATNYA.”<br />
kok, bahkan seluruh dunia.<br />
Tak terhitung film dari daratan Tiongkok,<br />
Hong Kong, maupun Hollywood yang meminjam<br />
nama Shaolin. Tak terhitung pula sekolah<br />
kungfu yang membajak nama Biara Shaolin dari<br />
Songshan. Rupa-rupa produk, mulai sosis babi,<br />
obat-obatan herbal, parfum, bahkan minuman<br />
beralkohol yang terang barang haram bagi<br />
biarawan Buddha, juga nekat mencatut nama<br />
Kuil Shaolin.<br />
Sekarang, menurut Shi<br />
Yongxin, mereka tak punya<br />
cukup tenaga dan biaya untuk<br />
memperkarakan para pembajak<br />
“merek” Shaolin. “Jika kami<br />
menggugat mereka, kami akan<br />
menghabiskan banyak duit dan waktu. Itu pun<br />
hasilnya belum tentu memuaskan.... Suatu saat<br />
nanti, ketika masyarakat Tiongkok sudah seperti<br />
masyarakat Barat, ketika masyarakat lebih<br />
sadar hukum, secara alamiah mereka akan melepaskan<br />
nama Biara Shaolin,” kata Shi Yongxin<br />
bijak, terdengar taktis seperti bos perusahaan<br />
besar.<br />
Untuk sementara, Biara Shaolin sudah lumayan<br />
sejahtera dengan pendapatan dari<br />
tiket masuk ke kompleks Shaolin, uang kursus<br />
kungfu di 40 pusat kebudayaan yang dikelola<br />
Shaolin di seluruh dunia, plus royalti pemakaian<br />
nama Shaolin untuk film. Biara Shaolin juga<br />
mengelola perusahaan pembuat makanan dan<br />
obat-obatan tradisional.<br />
Tak sedikit pula eksekutif perusahaan dari<br />
seluruh dunia yang bersedia membayar mahal<br />
hanya demi menyimak beberapa patah nasihat<br />
dari biarawan Shaolin. “Kungfu meng ajari kita<br />
berlaku seperti air yang terus mengalir, karena<br />
semua hal dalam kungfu terus mengalir,” kata<br />
Demina Masoula, konsultan bisnis dari Yunani.<br />
Namun Shi Yongxin maupun anak buahnya<br />
menolak meng ungkap berapa besar pendapatan<br />
mereka setiap tahun. Tiket masuk ke<br />
kompleks Biara Shaolin, menurut situs China.<br />
org, sebesar 20 yuan atau sekitar Rp 39 ribu.<br />
Jika ada 2 juta pengunjung setiap tahun, bisa<br />
dihitung pendapatan dari tiket masuk Biara<br />
Shaolin saja paling tidak Rp 78 miliar. Memang,<br />
tak semua duit itu masuk ke kantong Shaolin.<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMEBER 2014
INTERNASIONAL<br />
REDDIT<br />
Menurut Yongxin, mereka hanya mendapat 30<br />
persen pendapatan tiket. Sisanya masuk ke kas<br />
pemerintah Kota Dengfeng.<br />
Sebagai tanda terima kasih kepada Biara<br />
Shaolin, yang telah menyumbang pendapatan<br />
lumayan besar, Pemerintah Kota Dengfeng<br />
memberikan hadiah mobil mewah Volkswagen<br />
SUV kepada pemimpin kuil, Shi Yongxin.<br />
Di Tiongkok, harga mobil VW SUV berkisar 2<br />
juta yuan atau sekitar Rp 1,9 miliar. Entah barang<br />
sumbangan atau bukan, beberapa kali<br />
Shi Yongxin juga tampak menenteng iPad dan<br />
merogoh iPhone dari balik jubahnya. Tak urung,<br />
mobil mewah dan gadget mahal itu mengundang<br />
gunjingan.<br />
“Biarawan Buddha yang mengendarai mobil<br />
mewah dan menenteng ponsel mahal tak<br />
memberikan teladan kepada umatnya,” Niu<br />
Fengrui, sosiolog di Akademi Ilmu Sosial Tiongkok,<br />
mengkritik. “Gaya hidup seperti itu juga<br />
tak selaras dengan semangat Buddha.” Setelah<br />
dicerca di sana-sini, Shi Yongxin memutuskan<br />
melelang mobil VW miliknya dan menyumbangkan<br />
uangnya kepada Biara Shaolin.<br />
Tapi suara miring terhadap Biara Shaolin,<br />
terutama soal komersialisasi Shaolin, tak lantas<br />
bisa dibungkam. “Sekarang jarang menemui<br />
biarawan Shaolin yang tekun melafalkan doadoa<br />
Buddha. Di mana-mana aku menemui para<br />
bia rawan yang lebih sibuk dengan ponselnya,”<br />
kata Pan Shanzhen, warga Kota Dengfeng, beberapa<br />
waktu lalu. Tapi Shi Yongxin tak ambil<br />
pusing dengan rupa-rupa kritik itu.<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMEBER 2014
INTERNASIONAL<br />
Shi Yongxin, Kepala<br />
Biara Shaolin<br />
REDDIT<br />
“Kita telah memasuki<br />
masyarakat<br />
komersial dan orang<br />
cenderung menilai<br />
segala hal dari sudut<br />
komersialisasi,” kata<br />
Shi Yongxin. “Tapi<br />
kalian harus melihat<br />
motivasi di balik<br />
bisnis. Ada orang<br />
yang berbisnis untuk<br />
bertahan hidup, ada<br />
pula yang berbisnis<br />
demi mengejar kekayaan.<br />
Biara Shaolin<br />
hanya ingin bertahan<br />
hidup.”<br />
“Kami tak punya<br />
banyak uang di bank, tapi kami memiliki stok<br />
makanan untuk dua tahun sehingga, jika ada<br />
bencana, kami masih bisa bertahan selama<br />
dua tahun,” Biarawan Yongxin menuturkan.<br />
“Aku selalu percaya, seorang Buddhis harus<br />
hidup di dunia nyata. Jika kalian mengasingkan<br />
diri di gunung, kalian tak akan memberikan<br />
manfaat.”<br />
Walaupun tak lagi miskin, menurut Shi<br />
Yongxin, para biarawan Shaolin tak memiliki<br />
barang-barang pribadi. Mobil dan<br />
pelbagai perangkat yang mereka pakai<br />
merupakan milik biara. Bagi Shi Yanbo, biarawan<br />
muda Shaolin, perubahan di biara<br />
itu merupakan satu ujian.<br />
“Turis merupakan ujian bagi xiuxing, jalan<br />
menuju pencerahan. Kami harus yakin bahwa<br />
pikiran kami tak terpengaruh oleh lingkungan<br />
yang bising,” kata Yanbo. “Hidup kami mungkin<br />
berubah, tapi apa yang kami latih dan pikiran<br />
kami tak berubah.” ■<br />
SAPTO PRADITYO | GLOBALTIMES | GUARDIAN | XINHUA | CHINA DAILY | FT<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMEBER 2014
LEONARDO<br />
DICAPRIO<br />
PESAN<br />
PERDAMAIAN<br />
ARIANA GRANDE<br />
THE FUTURE<br />
DIVA<br />
BIMBIM ‘SLANK’<br />
PEMBELA<br />
AHOK<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
PEOPLE PEOPLE<br />
LEONARDO DICAPRIO<br />
PESAN<br />
PERDAMAIAN<br />
LEONARDO DiCaprio tak cuma dikenal<br />
gape dalam bermain peran. Pemeran<br />
“Jack” dalam film Titanic ini juga dikenal<br />
cinta lingkungan dengan yayasan yang<br />
memiliki misi melin dungi bumi.<br />
Aktivitas ini ternyata mengundang perhatian<br />
PBB. Pria kelahiran Los Angeles, 11 November<br />
1974, ini didapuk sebagai Pembawa Pesan Perdamaian<br />
PBB (United Nations Messenger of<br />
Peace).<br />
“Dia bukan hanya salah satu aktor besar dunia.<br />
Dia juga punya komitmen jangka panjang terhadap<br />
lingkungan, termasuk lewat yayasannya,”<br />
ujar Sekjen PBB Ban Ki-moon.<br />
Pemeran film The Wolf of Wall Street ini pun<br />
langsung menyambut baik. Dia merasa menjadi<br />
pembawa pesan perdamaian PBB adalah bentuk<br />
kewajiban moral setiap orang.<br />
“Inilah saatnya untuk beraksi, bagaimana kita<br />
bereaksi terhadap krisis iklim mendatang yang<br />
menentukan nasib manusia dan bumi kita,” ujar<br />
aktor 39 tahun ini.<br />
Setelah resmi menjadi duta PBB, pria yang akrab<br />
disapa Leo ini kerap menghadiri pertemuan-pertemuan<br />
penting. Salah satunya pembahasan khusus<br />
tentang perubahan iklim. Good luck, Leo! n<br />
MELISA MAILOA | KEN YUNITA<br />
GETTY IMAGES<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
PEOPLE<br />
BIMBIM ‘SLANK’<br />
PEMBELA AHOK<br />
SEJUMLAH orang menyebut Basuki<br />
Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai kutu<br />
loncat setelah memutuskan “cabut”<br />
dari Partai Gerindra. Tapi, buat Bimbim<br />
“Slank”, langkah Ahok itu justru wajib diacungi<br />
jempol.<br />
Pria bernama lengkap Bimo Setiawan Almachzumi<br />
ini bahkan menyebut Ahok adalah negarawan<br />
yang benar. Tak banyak politikus yang<br />
punya sikap seperti Ahok.<br />
“Dia kan mundur untuk membela kepentingan<br />
orang banyak, bukan pindah partai biar kariernya<br />
lebih mulus,” ujarnya.<br />
Menurut Bimbim, Ahok merasa tidak klop<br />
dengan langkah partainya yang berkeras menjegal<br />
pemilihan kepala daerah secara langsung.<br />
“Jadi, aku justru salut sama dia (Ahok), yang<br />
berani bersikap sesuai hati nurani, itu hebat kan,”<br />
ujar drummer grup band yang punya banyak fans<br />
ini. Wah, jadi tim pem bela Ahok nih, Bim n<br />
MELISA MAILOA | KEN YUNITA<br />
DETIKCOM<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
PEOPLE PEOPLE<br />
ARIANA GRANDE<br />
THE FUTURE<br />
DIVA<br />
ARIANA Grande punya banyak fans<br />
di kawasan Asia, termasuk Indonesia.<br />
Penyanyi Amerika Serikat yang<br />
menyabet enam kategori dalam MTV<br />
EMA 2014 ini meng aku tak sabar ingin ke Indonesia.<br />
Dalam acara jumpa fans lewat sambung an<br />
Google+, pelantun lagu Bang Bang ini mengungkapkan<br />
keinginannya segera menggelar konser<br />
di Indonesia.<br />
“Aku ingin berkunjung ke sana (Indonesia) dan<br />
bertemu dengan kalian (fans) semua,” ujar Ariana<br />
saat menjawab pertanyaan seorang fans asal<br />
Indonesia.<br />
Ariana memang dikenal sebagai penyanyi yang<br />
dekat dengan penggemarnya. Di negaranya<br />
sendiri, Ariana sangat sering me lakukan “jumpa<br />
fans” dengan Arianators.<br />
Nama Ariana mulai ngetop sejak akhir 2013. Di<br />
tengah banyaknya penyanyi muda yang mengandalkan<br />
auto-tune di lagu mereka, Ariana menawarkan<br />
hal lain.<br />
Penyanyi kelahiran 26 Juni 1993 ini mengingatkan<br />
pentingnya menikmati lagu dengan suara<br />
multioktaf ala Mariah Carey. Pantas saja album<br />
perdananya langsung menjadi nomor satu di<br />
iTunes hanya dalam waktu 19 menit setelah diluncurkan.<br />
Wow! n MELISA MAILOA | KEN YUNITA<br />
GETTY IMAGES<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
SENI HIBURAN<br />
TEATER<br />
Ikon Baru<br />
Seniman<br />
Muda Bali<br />
BALI TIDAK PERNAH DIAM.<br />
PERGULATANNYA MENGALIR<br />
TERUS DARI ZAMAN KE ZAMAN.<br />
KINI BALI MENEMUKAN<br />
SINERGI BARU BUDAYA<br />
POPULER DAN TRADISI.<br />
FOTO: PALEVI S/ DETIKHOT<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
SENI HIBURAN<br />
TEATER<br />
D<br />
ARI Kan Ada, Roman<br />
(Cak Lontong) datang<br />
berwisata ke Bali. Di<br />
negeri para dewata<br />
ini dia didampingi pemandu<br />
wisata (Insan<br />
Nur Akbar) yang luar<br />
biasa mata duitannya. Tiap sebentar minta bayaran.<br />
“One information one dollar, Sir,” katanya kepada<br />
Roman. Jadi, kalau dia memberitahukan<br />
nama tiga tetangganya: Putu, Made, dan Ketut,<br />
setelahnya Roman akan dimintai duit tiga dolar.<br />
“No problem,” jawab Roman sambil merogoh<br />
saku, “No problem for you, but for me very<br />
problem.”<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
SENI HIBURAN<br />
TEATER<br />
Roman dibawa ke Kuta,<br />
Sanur, Kintamani, dan Bedugul.<br />
Di sebuah pura, Roman<br />
berkenalan dengan Sita<br />
(Ayushita) setelah gadis ini<br />
bersembahyang. Roman<br />
tertarik pada Sita. Dia pun menjanjikan macammacam<br />
kemewahan agar Sita mau menerima<br />
cintanya.<br />
“Kalau kau mau, aku ajak kawan-kawanku<br />
yang investor ke sini. Kita bangun jalan tol, semua<br />
kita bangun, kita bikin Bali sebagai pulau<br />
metropolitan agar kau bisa menikmati suasana<br />
kota modern di Bali, seperti di Klaten, negeri<br />
bagian di Kan Ada. Semua serbakomputer,” Roman<br />
melemparkan rayuan mautnya.<br />
Sita tidak langsung meng iyakan tawaran Roman.<br />
Pasalnya, ada pemuda kampung yang sudah<br />
lebih dulu mendekatinya, bernama Made<br />
(I Wayan Balawan), putra Bape (Marwoto),<br />
seorang tokoh spiritual Bali. Made, yang sederhana,<br />
pandai bermain gitar dan rajin ke pura.<br />
Bape pun dapat membaca maksud tersembunyi<br />
Roman terhadap Sita.<br />
Sita bimbang menentukan ke mana hatinya<br />
di labuhkan. Persaingan merebut Sita makin<br />
lama makin keras. Dari yang merayu Sita, meledek<br />
pesaing, sampai perkelahian fisik.<br />
Pak Sapta (Sapta Nirwandar), ayah Sita, memberi<br />
masukan agar putrinya lebih baik bersama<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
SENI HIBURAN<br />
TEATER<br />
Made, yang jelas baik pe rangainya dan punya<br />
kesamaan budaya. “Kalau sama Roman, nanti<br />
dia tidak mau ke pura.” Sita menerima saran<br />
ayahnya dan menerima Made sebagai calon<br />
suami.<br />
Demikian Indonesia Kita yang digelar di Graha<br />
Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta,<br />
12 & 13 September 2014. Di tengah penolakan<br />
keras masyarakat atas upaya reklamasi Teluk<br />
Benoa, Bali, pementasan yang digagas Butet<br />
Kartare djasa, Agus Noor, dan Putu Fajar Arcana<br />
itu mengangkat lakon Roman Made in Bali.<br />
Seniwati-seniman Bali dihadirkan, memperkuat<br />
barisan anak negeri yang menolak perusakan<br />
alam dan budaya Bali. Selain Balawan,<br />
ada penyanyi new age Ayu Laksmi, penyanyi<br />
opera Heny Janawati, I Made Sidia dengan<br />
wayang listriknya, dan kelompok tari Kobagi<br />
(Komunitas Badan Gila) yang anggotanya dari<br />
beragam-ragam profesi. Muncul pula sebagai<br />
kameo, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati<br />
(Tjok Ace), sesepuh Puri Ubud yang merupakan<br />
tiang pancang tradisi Bali.<br />
Keberadaan para seniwati-seniman Bali<br />
dalam satu panggung seni pertunjukan memberi<br />
“identitas” baru atas pencapaian ekspresi<br />
generasi paling kini di Bali. Bahwa Bali sejak<br />
pembabakan masa sejarah sampai hari ini terus<br />
tumbuh dan berinovasi, menemukan cerukceruk<br />
kultural terbaru dan terus memberi harapan<br />
bagi lahirnya generasi masa depan yang<br />
berdialog dengan tradisinya.<br />
Tak berlebihan bila dikatakan Bali sedang<br />
menuju puncak sinergi kebudayaan populer<br />
dan tradisi. Intisari kultur tradisi merembes dan<br />
memberi warna pada penghayatan hidup manusia<br />
Bali masa kini dan memberi respons atas<br />
apa yang terjadi di sekitar mereka hari-hari ini.<br />
Sekilas, Roman Made in Bali tak<br />
ubahnya cerita ringan tipikal<br />
tentang dua pemuda<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
SENI HIBURAN<br />
TEATER<br />
yang berebut cinta seorang gadis. Namun mari<br />
lihat lebih dalam. Di situ ada Sita, gadis yang<br />
diperebutkan, sebagai pelambang Bali. Roman<br />
sebagai investor yang buas siap melahap sang<br />
gadis berbekal duit dari mana saja. Dan Made,<br />
penduduk lokal yang nyaris putus asa mempertahankan<br />
gadis yang dia sayang.<br />
Kita melihat keputusasaan penduduk Bali ketika<br />
sawah leluhur dan pura, yang dulu tempat<br />
anak-anak belajar menari, sudah berganti rupa<br />
jadi hotel, pub, dan minimarket. Bali dalam perebutan<br />
antara kepentingan wisatawan asing<br />
berikut pemodal dan keberpihakan pada keaslian<br />
budaya religius penduduk lokal.<br />
Humor-humor spontan komedian Cak Lontong,<br />
Akbar, dan Marwoto, yang bukan dari Bali,<br />
menandakan Bali juga bersentuhan dengan<br />
sesuatu yang “di luar”. Marwoto, yang asalnya<br />
seniman ludruk Jawa Timur, sempat keteteran<br />
ketika Balawan, di luar skenario, atau mungkin<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
SENI HIBURAN<br />
TEATER<br />
sengaja untuk membangun kelucuan, nyerocos<br />
panjang dalam bahasa Bali.<br />
“Wah, bingung ini, jangan panjang-panjang.<br />
Tadi di latihan tidak ada,” kata Marwoto yang,<br />
walau kebingung an, tetap mempertahankan<br />
dialek Bali-nya.<br />
Riuh-rendah industri pariwisata sesungguhnya<br />
sudah ditanggapi I Wayan Limbak<br />
dan Walter Spies pada 1931 ketika menafsirkan<br />
ulang tari Sanghyang menjadi tari<br />
Cak sebagaimana yang kita kenal sekarang.<br />
Atau Spies dan Bonnet, bersama Tjokorda<br />
Raka Sukawati membentuk kelompok perupa<br />
Pita Maha, yang mewariskan lukisan<br />
bercorak Ubud dan Batuan. Mundur lagi ke<br />
abad ke-8 Masehi, ada nama besar Maharsi<br />
Markandeya, yang mendirikan Pura Besakih,<br />
atau pada abad ke-16 Masehi, Bali mengalami<br />
masa keemasan saat pemerintahan Dalem<br />
Waturenggong.<br />
Dan Bali kini, Bali kontemporer, punya ikon<br />
dan representasi sendiri yang menunjukkan<br />
Bali tidak berhenti. Generasi seniwati-seniman<br />
muda seolah membentuk satu orkestra yang<br />
disuarakan berbarengan, respons yang mencitrakan<br />
identitas kedirian mereka. Nyatanya,<br />
musik, lagu, dan cara mereka berkesenian diterima<br />
zaman. ■ SILVIA GALIKANO<br />
MAJALAH DETIK 22 -- 28 SEPTEMBER 2014
SENI HIBURAN<br />
FILM<br />
DUNIA<br />
DI BALIK LABIRIN<br />
SEKELOMPOK PEMUDA HIDUP TERISOLASI DI DALAM LINGKARAN DINDING<br />
RAKSASA. JALAN KELUAR SATU-SATUNYA ADALAH LABIRIN YANG MENYESATKAN<br />
DAN MEMATIKAN.<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
SENI HIBURAN<br />
FILM<br />
Judul: The Maze Runner<br />
Genre: Action | Mystery<br />
Sutradara: Wes Ball<br />
Produksi: 20th Century Fox<br />
Tap untuk melihat Video<br />
Pemain: Dylan O’Brien,<br />
Kaya Scodelario, Will<br />
Poulter<br />
Durasi: 1 jam 54 menit<br />
Lift kurungan<br />
kawat besi dari bawah<br />
tanah yang melaju<br />
“BOOM!”<br />
membentur permukaan.<br />
Isinya seorang pemuda (Dylan O’Brien). Suara<br />
keras itu membangunkannya dari pingsan yang<br />
entah sudah sejak kapan.<br />
Segerombolan pemuda berdiri di luar<br />
kurungan, memperhatikan. Alby (Aml<br />
Ameen) maju, membukakan pintu kurungan,<br />
menjulurkan tangan, dan menariknya keluar.<br />
Dia masih linglung, tak tahu dari mana<br />
datangnya, tak tahu apa yang terjadi<br />
sebelumnya, bahkan tak ingat namanya<br />
MAJALAH MAJALAH DETIK 23 DETIK - 293 MAJALAH DESEMBER - 9 MARET DETIK 2013 2014<br />
22 - 28 SEPTEMBER 2014
SENI HIBURAN<br />
FILM<br />
sendiri. “Sudah biasa begitu,” Alby mencoba<br />
menghibur, “Kami semua juga demikian. Nanti,<br />
setelah satu-dua hari, kau akan ingat namamu.”<br />
Tempat ini bernama Glade, berisi para<br />
pemuda yang tak punya ingatan akan masa lalu<br />
mereka. Alby adalah pemuda pertama yang<br />
dikirim, tiga tahun lalu. Mereka membangun<br />
tempat tinggal berupa gubuk-gubuk dari kayu<br />
beratap ranting dan daun. Tiap bulan, datang<br />
semacam helikopter yang melemparkan drumdrum<br />
berisi logistik untuk keperluan sebulan.<br />
Glade dikelilingi tembok raksasa dengan<br />
empat pintu di empat penjuru mata angin.<br />
Satu pintu akan membuka begitu matahari<br />
terbit dan akan menutup sebelum matahari<br />
terbenam. Mereka tidak pernah melihat tiga<br />
pintu lainnya terbuka.<br />
Gladers (penghuni Glade) dibagi-bagi dalam<br />
kelompok tugas berdasarkan kemampuannya.<br />
“Kasta” paling tinggi adalah runner (pelari),<br />
kelompok orang-orang pilihan, yang hanya<br />
dipunyai sangat sedikit orang. Minho (Ki<br />
Hong Lee) salah satunya. Tak ada yang boleh<br />
melewati pintu dinding raksasa itu kecuali para<br />
runner.<br />
Di balik tembok yang mengelilingi Glade<br />
adalah labirin rumit yang menyesatkan tapi<br />
diyakini sebagai satu-satunya jalan keluar untuk<br />
bisa meninggalkan Glade dan kembali ke dunia<br />
nyata. Tugas runner menyusuri dan memetakan<br />
labirin, dari pagi hingga petang, sekali sepekan.<br />
Begitu pintu terbuka di pagi hari, dua runner<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
SENI HIBURAN<br />
FILM<br />
Film ini merupakan debut<br />
feature sutradara Wes<br />
Ball yang sebelumnya<br />
menangani efek visual di<br />
The Beginners (2010).<br />
berlari melewati pintu, dan<br />
petang hari para Gladers sudah<br />
bersiap di pintu menunggu<br />
kepulangan mereka.<br />
Jika hingga pintu ditutup<br />
runner tak kembali, dipastikan<br />
mereka tak akan kembali<br />
selamanya. Pasalnya, di<br />
dalam labirin ada Grievers,<br />
makhluk-makhluk biomekanik<br />
berbentuk tarantula dengan<br />
sengat beracun, yang keluar<br />
pada malam hari. Grievers siap melumat habis<br />
manusia yang mereka temui.<br />
Hari kedua, anak baru ini ditantang adu<br />
gulat melawan Gally (Will Poulter), yang sejak<br />
awal sudah tampak sinis. “Ayo, Greenie (Hijau),<br />
lawan aku.” Walau sempat ragu, pemuda yang<br />
mendapat panggilan “Greenie” itu menerima<br />
tantangan Gally.<br />
Sebuah serudukan keras Gally membuat<br />
tubuh Greenie terempas dan kepalanya<br />
membentur tanah dengan kencang. Seketika<br />
dia teringat namanya: Thomas.<br />
The Maze Runner mencemplungkan para<br />
remaja yang belum pernah membaca novel<br />
laris serial The Maze Runner (2009) karya James<br />
Dashner.<br />
Film ini merupakan debut feature sutradara<br />
Wes Ball yang sebelumnya menangani efek<br />
visual di The Beginners (2010) dan jadi sutradara<br />
film pendek animasi A Work in Progress<br />
(2002). Ball membangun adegan akhir yang<br />
menegangkan dan solid serta pengungkapan<br />
sebuah rencana besar di balik Glade, yang<br />
membuat kisah coming-of-age itu makin<br />
menarik.<br />
Pada satu jam pertama, film ini berjalan<br />
lambat dan tidak banyak pengembangan<br />
karakter. Sering kali gambar biru terang<br />
berkelebat, visual isi kepala Thomas, yang tak<br />
jelas tertangkap apa maknanya. Baru kemudian,<br />
ketika Thomas dan Minho sepakat mendobrak<br />
ketakutan selama ini untuk bersama-sama<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
SENI HIBURAN<br />
FILM<br />
mencari jalan keluar, The Maze Runner mulai<br />
terasa serunya.<br />
Baru beberapa hari Thomas datang, seorang<br />
gadis dikirim ke tengah-tengah gerombolan<br />
pemuda. Teresa (Kaya Scodelario) namanya.<br />
Begitu terjaga, nama Thomas yang dia<br />
gumamkan, setelah itu pingsan lagi.<br />
Tentu penonton berharap Teresa memberi<br />
arti penting di Glade. Namun, setelah mendapat<br />
porsi khusus dalam cerita sebagai orang dari<br />
masa lalu Thomas, satu-satunya perempuan ini<br />
pada akhirnya tenggelam jadi bayang-bayang.<br />
Penambahan seorang gadis terasa benar<br />
dipaksakan. Jadi jangan harap ada percintaan<br />
supranatural di sini, seperti di serial Twilight.<br />
Karakter-karakter The Maze Runner<br />
cenderung datar dan dua dimensi. Sepanjang<br />
film, O’Brien terus-menerus melemparkan<br />
tatapan kebingungan. Poulter, yang biasanya<br />
brilian, kali ini jadi si jahat yang tak berhenti<br />
bersungut-sungut menyebalkan.<br />
Kehadiran Grievers yang membahayakan<br />
Gladers kurang digali trio penulis skenario<br />
Noah Oppenheim, Grant Pierce Myers, dan<br />
T.S. Nowlin. Mereka terlalu berfokus pada<br />
hari ini si A mati di dalam labirin, besok B,<br />
lusa siapa. Padahal, selain adegan action yang<br />
menegangkan, dinding labirin yang kokoh dan<br />
menyesatkan itu merupakan sumber yang kuat<br />
untuk memberi bobot emosional film.<br />
Dibanding film-film bergenre dewasamuda<br />
lainnya, seperti The Hunger Games dan<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
SENI HIBURAN<br />
FILM<br />
Divergent, The Maze Runner terasa low-tech,<br />
klasik, dan segar. Mungkin saja The Maze<br />
Runner dipatok sebagai The Hunger Games<br />
berikutnya. Dan Wes Ball akan lebih berani<br />
menangani cowok-cowok keren ini memimpin<br />
dunia yang hancur di The Maze Runner, Part<br />
Deux. Siapa tahu ■<br />
SILVIA GALIKANO<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
FILM PEKAN INI<br />
DINO<br />
TIME<br />
KISAH tiga petualang anak-anak<br />
yang menjelajahi waktu dengan<br />
sebuah mesin waktu berbentuk telur.<br />
Ketiganya menjelajahi waktu hingga 65 juta<br />
tahun yang lalu, saat dinosaurus berkuasa di<br />
bumi.<br />
JENIS FILM: ANIMATION | PRODUSER: ROBERT<br />
ABRAMOFF, JOONBUM HEO, DAVID<br />
LOVEGREN | PRODUKSI: CJ ENTERTAINMENT |<br />
SUTRADARA: YOON-SUK CHOI, JOHN KAFKA |<br />
DURASI: 88 MENIT<br />
MAJALAH DETIK 21 - 27 JULI 2014<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
FILM PEKAN INI<br />
THE<br />
NOVEMBER<br />
MAN<br />
PETER Devereaux (Pierce Brosnan) adalah<br />
mantan anggota CIA yang kembali beraksi dalam<br />
sebuah misi yang sangat pribadi. Kali ini dia harus<br />
melawan mantan anak didiknya di permainan maut yang<br />
melibatkan pejabat pemerintah tinggi Amerika Serikat<br />
dan Presiden Rusia.<br />
JENIS FILM: ACTION | PRODUSER: SRIRAM DAS,<br />
BEAU ST. CLAIR | PRODUKSI: RELATIVITY MEDIA |<br />
SUTRADARA: ROGER DONALDSON | DURASI: 108 MENIT<br />
MAJALAH DETIK 21 - 27 JULI 2014<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
FILM PEKAN INI<br />
THE PURGE:<br />
ANARCHY<br />
JENIS FILM: ACTION, THRILLER | PRODUSER: MICHAEL BAY,<br />
JASON BLUM | PRODUKSI: UNIVERSAL PICTURES | SUTRADARA:<br />
JAMES DEMONACO | DURASI: 103 MENIT<br />
PEMERINTAHAN baru dijalankan oleh New<br />
Founders of America (NFA), melegalkan<br />
pembunuhan selama 12 jam di malam hari untuk<br />
memastikan bahwa tingkat kejahatan tetap di<br />
bawah 1 persen selama sisa tahun.<br />
Di saat pemerintah tidak bisa memberikan bantuan, lima<br />
warga sipil mencari tahu seberapa jauh mereka akan pergi<br />
untuk melindungi diri mereka. Mereka berjuang untuk bertahan<br />
hidup di malam yang penuh dengan keputusan mustahil.<br />
MAJALAH MAJALAH DETIK 22 DETIK 4 - - 28 10 SEPTEMBER 21 NOVEMBER - 27 JULI 2013<br />
2014
AGENDA<br />
SPACE IBIZA 25TH ANNIVERSARY TOUR<br />
26 SEPTEMBER 2014, 00.00 WIB, Colosseum Club, Jalan<br />
Kunir No. 7 Kota Tua, Jakarta Barat<br />
COMICONNEXIONS:<br />
COMIC’S WEEK YOGYAKARTA<br />
Reinhard Kleist, 22-27 SEPTEMBER 2014, Goethe-Institut<br />
Indonesien, Yogyakarta<br />
ART HOUSE CINEMA:<br />
POSTCARD FROM THE ZOO<br />
SELASA, 23 SEPTEMBER 2014, PUKUL 19.00 WIB,<br />
GoetheHaus Jakarta<br />
KOLINTANG:<br />
THE SOUND OF HARMONY<br />
Oleh Sanggar Bapontar, SABTU, 27 SEPTEMBER 2014,<br />
PUKUL 15.00 WIB, Galeri Indonesia Kaya, Jakarta<br />
33 TAHUN DUET ARI-REDA<br />
27 SEPTEMBER 2014 PUKUL 20.00 WIB, Coffeewar, Jalan<br />
Kemang Timur 15, Jaksel<br />
APPASSE’RE SA’RA<br />
Oleh Passare Ensemble, MINGGU, 28 SEPTEMBER 2014,<br />
PUKUL 15.00 WIB, Galeri Indonesia Kaya, Jakarta<br />
THE COLOR INDEPENDENCE ARTIST FESTIVAL<br />
28 SEPTEMBER 2014 PUKUL 18.00 WIB, Tennis Indoor Senayan,<br />
Jakarta, Promotor: Full Color Entertainment<br />
JAKARTA CONTEMPORARY CERAMIC<br />
BIENNALE: COEFFICIENT OF EXPANSION<br />
23 SEPTEMBER-13 OKTOBER 2014<br />
Pembukaan: 2 SEPTEMBER PUKUL 19.00 WIB<br />
Galeri Nasional, Jakarta<br />
STAGE EMPIRE FEAT. ADA BAND<br />
25 SEPTEMBER 2014 PUKUL 22.00 WIB<br />
Colosseum Club, Jalan Kunir No. 7 Kota Tua, Jakarta Barat,<br />
Promotor: Colosseum Club<br />
CUMLAUDE CONCERT SERIES XIV:<br />
A MUSICAL SUNDAY<br />
Oleh VIENNA MUSIC Menampilkan Ananda Sukarlan dan<br />
Children in Harmony, Teater Kecil, MINGGU, 28 SEPTEMBER<br />
2014, Pukul: 16.00 WIB, HTM: Rp 100.000<br />
WAYANG ORANG PANDAWA KUMARA PRABU<br />
25 SEPTEMBER 2014 PUKUL 19.00 WIB, Gedung Kesenian<br />
Jakarta, Jalan Gedung Kesenian No. 1, Jakarta, Promotor:<br />
Sekar Budaya Nusantara<br />
SPEAK PERCUSSION<br />
25 SEPTEMBER 2014 PUKUL 20.00 WIB<br />
Galeri Salihara, Jalan Salihara 16, Pasar Minggu, Jakarta<br />
Selatan, 12520<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014
Alamat Redaksi : Aldevco Octagon Building Lt. 4<br />
Jl. Warung Jati Barat Raya No. 75, Jakarta 12740 , Telp: 021-7941177 Fax: 021-7944472<br />
Email: redaksi@majalahdetik.com<br />
Majalah detik dipublikasikan oleh PT Agranet Multicitra Siberkom, Grup Trans Corp.<br />
@majalah_detik<br />
majalah detik