10.07.2015 Views

Dementia in the Asia Pacific Region: The Epidemic is Here

Dementia in the Asia Pacific Region: The Epidemic is Here

Dementia in the Asia Pacific Region: The Epidemic is Here

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Demensia di kawasan <strong>Asia</strong> Pasifik:sudah ada WABAHSumber daya manusia dan keuangan yang kurang mencukupi untuk memenuhikebutuhan perawatan dan kebijakan perawatan demensia yang terbatas.Banyaknya penderita yang dimasukkan ke w<strong>is</strong>ma-w<strong>is</strong>ma jompo di kota-kotabesar di beberapa negara dan kurangnya fasilitas di kawasan la<strong>in</strong>.Pelatihan yang kurang memadai bagi pemberi perawatan profesional dankurangnya dukungan bagi keluarga pemberi perawatan.Sudah banyak nasihat baik yang menunjukkan bagaimana menghadapi tantangantantangan<strong>in</strong>i. Tragedi bagi penderita demensia dan keluarganya serta mereka yangmemberikan perawatan di <strong>Asia</strong> Pasifik adalah jika nasihat <strong>in</strong>i tidak dilaksanakan.Pertama, dewasa <strong>in</strong>i sudah ada pemahaman yang baik tentang jalur demensia sejakmulai mengalami kesulitan sebagai akibat perubahan-perubahan kecil dalam <strong>in</strong>gatandan perilaku sampai sangat tergantung pada perawatan dan tidak mampu berfungsi.Meskipun jalur <strong>in</strong>i berbeda-beda dari satu orang ke orang la<strong>in</strong>, namun otonomiperorangan terus menerus berkurang. Pada titik-titik berbeda pada jalur tersebutdiperlukan tanggapan pelayanan yang berbeda pula, dan bervariasi sesuai dengankebutuhan perseorangan.Kedua, suatu rencana t<strong>in</strong>dakan untuk menghadapi demensia yang didasarkan pada“t<strong>in</strong>dakan m<strong>in</strong>imal yang diperlukan untuk perawatan penderita demensia” d<strong>is</strong>ajikanpada Konperensi Internasional Alzheimer’s D<strong>is</strong>ease International yang ke-20 yangdiadakan di Jepang pada 2004 – Deklarasi Kyoto (terlampir).Ketiga, ada bukti-bukti yang mak<strong>in</strong> bertambah banyak yang menunjukkan rendahnyabiaya berbagai farmakoterapi serta manfaat diagnosa d<strong>in</strong>i, <strong>in</strong>tervensi d<strong>in</strong>i danpendidikan, pelatihan dan dukungan bagi keluarga pemberi perawatan.RekomendasiPenduduk negara-negara di kawasan <strong>Asia</strong> Pasifik sudah mencapai lebih dari separojumlah penduduk dunia. Dalam jangka waktu antara sekarang dan tahun 2050, jumlahpenderita demensia di seluruh kawasan <strong>in</strong>i pal<strong>in</strong>g sedikit akan men<strong>in</strong>gkat menjadi tigakali lipat.Kebijakan pemer<strong>in</strong>tah yang terumuskan dan terencana dengan baik, dengan kerjasama dengan organ<strong>is</strong>asi-organ<strong>is</strong>asi swasta dan masyarakat, dapat mengurangidampak biaya kenaikan prevalensi yang diproyeksikan melalui <strong>in</strong>tervensi rendah biayayang memberikan hasil bermutu bagi penderita demensia dan keluarganya.Pemer<strong>in</strong>tah negara-negara di kawasan <strong>Asia</strong> Pasifik akan membantu penderitademensia dan keluarga pemberi perawatan jika mereka mengakui bahwa:Demensia adalah prioritas kesehatan.Ada <strong>in</strong>tervensi yang rendah biaya.Kerangka dan rencana kebijakan mendukung semua sektor dalam mengubahkeadaan bagi penderita demensia dan keluarganya.Deklarasi Kyoto 2004 memberikan cara prakt<strong>is</strong> untuk melangkah ke depan dankerangka program t<strong>in</strong>dakan bagi Pemer<strong>in</strong>tah, lembaga swadaya masyarakat sertapihak-pihak la<strong>in</strong> yang berkepent<strong>in</strong>gan. Ada Pemer<strong>in</strong>tah yang sudah mengumumkankebijakan nasionalnya.5

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!