DAFTAR ISIPenasehat :(Ka.<strong>Kanwil</strong> <strong>Kemenag</strong> Prov. Kalsel)H.Abdul Halim. H. Ahmad, LcKetua Pengarah :(Kepala Bagian Tata Usaha)Drs.H.MahrusStaf Ahli :1. Seluruh Kepala Bidang pada <strong>Kanwil</strong> <strong>Kemenag</strong> Prov. Kalsel2. Seluruh Pembimas pada <strong>Kanwil</strong> <strong>Kemenag</strong> Prov. Kalsel3. Kepala <strong>Kemenag</strong> se KalselRedaktur Senior :Drs H Amal Fathullah, M.Pd.IKetua Penyunting :Drs. Hidayaturrahman.Sekretaris :Hj.MaslinaReporter & Editting :Laily Lestari, S.Ikom, Zain Rahman, S.KomH. Fakhrudin, Hj. Titin RohaniH. Fadly Ilhamni, S.APEka Susana, SE & Mariyanti, A.MdDesain & Lay Out :HidayatRajuIjin TerbitSK. Menpen RI No 1958/DITJEN BPG/SPP/1993Tanggal 27 Desember 1993.Alamat Redaksi :Jl. DI. Panjaitan No 19 BanjarmasinTelp. 0511-3353472/3353150E-Mail : kalsel.kemenag.go.iddi terbitkan oleh :Subbag Hukmas & KUB <strong>Kanwil</strong> <strong>Kemenag</strong> Prov. Kalseldi cetak oleh :2CV.Rahmat Hafiz Al Mubaraq<strong>Kerabat</strong> <strong>Edisi</strong> 65 Tahun X - 20121. COVER2. DAFTAR ISI - REDAKSI3. Editorial & Topik4 - 5. Jadual Haji6 - 26. ARTIKEL- Meminimalkan TindakanKekerasan di Masyarakat denganMemfungsikan Sistem.( Armiah ) 06- Antara Profesionalsme,Sertivikasi dan Evaluasi( Gusti Surian ) 09- Pemuda dan Impian Kerukunan( Mujiburrahman ) 11- Kaum Muda dan PengembanganSikap Toleransi Beragama.( Ilham Masykuri Hamdie ) 14- Sudut Pandang Agama KatolikTerhadap Pemuda ( OrangMuda ) Sebagai tiang Negara.( Ignatius Supardi ) 16- Reformasi Pendidikan, SuatuKeharusan.( Salafuddin Fitri ) 18- Perhitungan Arah kiblatMenggunakan Microsoft Excel( Jain Rahman ) 20- Kebijakan Kementerian <strong>Provinsi</strong><strong>Kalimantan</strong> <strong>Selatan</strong> TentangKehumasan dan KeuanganTahun 2012.( H. Abdul Halim ) 24- Pembawa Acara / MC( Rajudin ) 26- Berhaji Dengan Hati( Zainal Ilmi ) 2830 - 33. LENSA KERABAT34 - 39. BERITA NASIONAL40 - 43. BERITA PROVINSI44 - 56. BERITA DAERAH
EditorialHaji MabrurHaji adalah ibadah yang banyak didambakan oleh kaummuslimin terutama di Indonesia. <strong>Kalimantan</strong> <strong>Selatan</strong>sebagai salah provinsi yang mayoritas penduduknyaberagama Islam adalah salah satu daerah yang urutanpenabung hajinya terbanyak. Hal ini menunjukkan bahwaanemo muslim Banua Antasari untuk berhaji sangatlahbesar.Panjangnya deretan calon jamaah haji menunggu hinggapuluhan tahun tersebut tidak lain adalah demi satudambaan yaitu haji mabrur.Harapan dan dambaan memperoleh haji mabrur itu mudahdimengerti, karena pengampunan dan surga Allah menjadibalasan dan imbalannya. Kata Nabi SAW, “Haji yangmabrur tak ada balasan lain kecuali surga,” (HR. Bukharidan Muslim).Haji mabrur berarti haji yang baik atau mendatangkankebaikan bagi pelakunya. Menurut para ulama, hajimabrur itu adalah haji yang tidak dicampuri atau dinodaioleh dosa-dosa. Ini mengandung makna bahwa kebaikanhaji yang diperoleh oleh para hujjaj itu telah membentengidiri mereka dari dosa-dosa (ma’asyi) dan berbagai tindakkejahatan (munkarat) baik kecil maupun besar. ,Dalam bahasa yang lebih simpel, Imam Nawawi memberidefinisi yang lebih konkret tentang haji mabrur. MenurutNawawi, haji mabrur adalah haji yang buah atau hasilnyatampak jelas bagi para pelakunya. Buah haji itu, tak lainadalah menguatnya iman dan meningkatnya ibadah danamal saleh dalam arti yang seluas-luasnya. Dengandemikian, lanjut Nawawi, maka keadaan hujjaj setelahmenunaikan ibadah haji jauh lebih baik dari keadaansebelumnya.Bertolak dari pemikiran Nawawi di atas, dapat dipahamibahwa mendapatkan haji mabrur merupakan sesuatuyang sulit. Namun, sesungguhnya yang lebih sulit lagiadalah mempertahankan dan memelihara kemabruran hajiitu. Kemabruran haji itu memang harus terus dijaga dandipelihara sepanjang waktu dalam hidup kita.Menjaga dan memelihara kemabruran haji itu dapatdilakukan dengan mengupayakan peningkatan kualitaskeberagamaan itu sendiri, baik dalam tataran iman, ibadah,amal saleh maupun akhlak.Peningkatan iman diwujudkan, antara lain dalam bentukmenguatnya kesadaran seseorang tentang kebesaran dankeagungan Allah SWT. Peningkatan ibadah dibuktikandalam bentuk pelaksanaan ibadah secara sempuma danistiqamah, terutama shalat lima waktu.Peningkatan amal saleh diwujudkan, antara lain dalambentuk kepedulian sosial dan keberpihakan orang yangbersangkutan terhadap orang-orang lemah dan kaumdhuafa.MemeliharaKemabruran HajiSuatu yang pasti diinginkan oleh setiap orang mengerjakan ibadahhaji. Namun apakah yang dimaksud dengan haji mabrur?Dalam Tahrir Alfazh at Tanbih hal 152 karya an Nawawi disebutkan,“Menurut penjelasan Syamr dan lainnya mabrur adalah yang tidaktercampuri maksiat. Mabrur diambil dari kata-kata birr yangmaknanya adalah ketaatan. Sedangkan al Azhari berpendapat bahwamakna mabrur adalah amal yang diterima (mutaqobbal), diambildari kata-kata birr yang bermakna semua bentuk kebaikan…. Semuaamal shalih bisa disebut birr”.Dalam Syarh Muslim 5/16, an Nawawi berkata, “Pendapat yangpaling kuat dan yang paling terkenal mabrur adalah yang tidakternodai oleh dosa, diambil dari kata-kata birr yang bermaknaketaatan.Ada juga yang berpendapat bahwa haji mabrur adalah haji yangditerima. Di antara tanda diterimanya haji seseorang adalah adanyaperubahan menuju yang lebih baik setelah pulang dari pergi hajidan tidak membiasakan diri melakukan berbagai maksiat.Ada pula yang mengatakan bahwa haji mabrur adalah haji yangtidak tercampuri unsur riya’.Ulama yang lain berpendapat bahwa haji mabrur adalah jika sepulanghaji tidak lagi bermaksiat.Dua pendapat yang terakhir telah tercakup dalam pendapatpendapatsebelumnya”.Selamat MemperingatiTopikDalam konteks riwayat hadist tentang kemabrurah Haji , Nabi SAWditanya oleh seorang sahabat,”wama birul hajj ya Rasululloh SAW? Apa sebenarnya kebaikan haji itu wahai Rasul Alloh?”Beliau Rasulullah SAW bukannya menjawab dengan menyebutritual –ritualnya,seperti Thawaf, Sa’i, Wuquf di Arofah , Tahalull,danlain sebagainya. Nabi SAW malah menjawab ada tiga hal kebaikanhaji yang lebih banyak berkaitan dengan hubungan baik sesamajama’ah atau bisa juga kita artikan tiga hal ini sebagai haji mabrur.Pertama, Tiybul kalam (ucapan yang baik). Kedua, it’amut tho’am(memberi makan) dan ketiga : Ifsyaus Salam (menebarkan salam).Dari ketiga hal ini , kita dapat memahami ternyata seorang yangmabrur hajinya tidak hanya memilki kekhuyu’an yang total kepadaAllah SWT, tapi dia juga mampu mengontrol lisannya untuk berkatakecuali hal-hal yang baik , memiliki kepekaan sosial yang tinggiterhadap sesama , sekaligus senantiasa menebarkan salam yangjuga berarti kedamaian yang pasif juga kedamaian aktif.Imam al-Hasan r.a pernah ditanya apakah sebenarnya haji Mabrur?Jawabnya yaitu jika engkau telah pulang , kamu menjadi orangyang yang zahid (Tidak terbelenggu dalam cinta dunia) danbersemangat untuk mencapai kebahagiaan abadi di akhirat. Zuhudtidak berarti anti materi , tapi kesanggupan rohani untukmengalahkan ambisi pribadi, keserakahan kepemilikan benda, sertakebanggaan eksistensial.Hal tersebut di atas memberikan gambaran yang konkret kepadakita, betapa pentingnya memahami filosofi “ruh ibadah haji” agarkita mampu mengaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari.Semoga saja kaum muslimin yang saat ini sedang menjadi dutaAllah SWT akan pulang kembali ke tanahairnya dengan membawa , “wa hajjun mabrur, wa sa’yun masykurwa dzanbun magfur wa tijarotun lan tabur. Selamat jalan wahai paratamu Allah dengan semangat talbiyah yang senantiasa mengiringimu “Labaik Allohuma Labbaik.” Hamba datang memenuhipanggilan Mu ya Alloh Jalajalluhhu warohmatuhu, hamba datangmemenuhi panggilan-Mu. (Dari artikel Menjaga Kemabruran Haji— Muslim.Or.Id by null)Keterangan Cover :Kakanwil KetikaMenerima DIPAKementerian Agama<strong>Provinsi</strong> <strong>Kalimantan</strong><strong>Selatan</strong> Ketika MenerimaKedatangan MenteriAgama RI di BAndaraSyamsuddin noorBanjarmasin Tahun2012.3Desain dan Photo :Raju07