12.07.2015 Views

monitoring kesehatan terumbu karang kabupaten selayar ... - coremap

monitoring kesehatan terumbu karang kabupaten selayar ... - coremap

monitoring kesehatan terumbu karang kabupaten selayar ... - coremap

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Reef Health Monitoring 2009 (Selayar)pada bagian timur pulau lebih curam dibandingkan dengan bagian baratpulau. Pada bagian timur kemiringan lereng berkisar antara 15 o hingga 45 o ,sedangkan pada bagian barat hanya berkisar antara 0 o hingga 15 o . Lerengyang lebih curam ini sejalan dengan kondisi rataan pantai yang sempit padabagian timur Pulau Selayar tersebut. Hal tersebut berasosiasi dengan rataan<strong>terumbu</strong> yang sempit dan dengan ujung tubir yang curam.Pulau-pulau kecil lainnya selain kedua pulau besar tersebut hingga kePulau Kauna memiliki relief datar hingga bergelombang dengan ketinggianmaksimum < 300 meter di atas permukaan laut. Wilayah dataran rendahdengan ketinggian < 10 dan kemiringan lereng landai (< 5 o ) menempatiwilayah cukup luas di Pulau Bonerate. Wilayah berbukit pada pulau tersebuthanya terdapat di bagian utara dan timur pulau dengan ketinggian < 100meter di atas permukaan laut.Topografi dasar perairan Kabupaten Selayar bervariasi mulai darikedalaman < 100 meter hingga di beberapa tempat mencapai 1000 meter dibawah permukaan laut. Daerah dalam dengan kedalaman mencapai > 500meter terdapat hanya ± 15 kilometer di sebelah timur Pulau Selayar. Jaraktersebut tidak terlalu jauh dari pantai timur Pulau Selayar. Hal inimenunjukkan bahwa ada pola lereng yang curam pada bagian timur PulauSelayar berlanjut hingga dasar perairan, sehingga topografi dasar perairanpada bagian tersebut juga memiliki lereng yang curam.III.2. KARANGPengamatan <strong>karang</strong> terdiri dari <strong>karang</strong> Acropora, Non-Acropora,kategori bentik lainnya serta kategori abiotik. Hasil pengamatan di masingmasingstasiun permanen ditemukan sebanyak 16 suku dan 107 jenis.Sebaran jenis <strong>karang</strong> hasil <strong>monitoring</strong> ditampilkan pada Lampiran 2.III.2.1. Hasil Pengamatan KarangPengamatan <strong>karang</strong> telah dilakukan sebanyak 10 titik stasiunpermanen yang tersebar di perairan pesisir pantai bagian barat PulauSelayar dan P. Tanajampea. Kegiatan <strong>monitoring</strong> ini berhasil menemukantitik awal (t0) yang telah terpasang pada tahun sebelumnya sehingga dapatdiketahui perubahan terhadap ekositem <strong>terumbu</strong> <strong>karang</strong> di lokasi ini.Hasil pengamatan tahun 2006 (studi baseline), hingga <strong>monitoring</strong>tahun 2007 (t1) dan 2009 (t2), menunjukkan bahwa, umumnya persentasetutupan dari <strong>karang</strong>, kategori bentik maupun substrat mengalami fluktuasi.Perubahan nilai yang cukup menonjol terjadi pada kategori Non-Acropora,<strong>karang</strong> mati yang sudah ditumbuhi alga (DCA), dan pasir (Sand).Pergeseran nilai persentase tutupan tersebut pada masing-masing stasiuntransek permanen dapat disebabkan oleh faktor alam seperti musim,penyakit atau adanya hempasan ombak yang cukup keras, yang dapatmenggangu siklus/ritme kehidupan dari binatang <strong>karang</strong>, walaupun hanyasecara temporal. Sedangkan yang diakibatkan oleh kegiatan manusiaadalah seperti penggalian <strong>karang</strong> untuk bahan bangunan, penggunaanbahan peledak dan sianida dalam menangkap ikan, galangan perbaikankapal (dok), yang banyak menggunakan bahan kimia, perluasan pemukimanpenduduk, ataupun perluasan lahan pertanian yang tidak ramah lingkungan,9

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!