Mandatory Edisi 2 Lengkap
Mandatory Edisi 2 Lengkap
Mandatory Edisi 2 Lengkap
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
PDFXCHANGEw w w.docutrack.co mClick to buy NOW!PDFXCHANGEw w w.docutrack.co mClick to buy NOW!Kata PengantarDalam edisi yang lalu, <strong>Mandatory</strong> mendiskusikan krisis demokrasiliberal. Krisis ini, diantaranya, bersumber dari obsesi berlebihandemokrasi liberal terhadap metode, prosedur dan institusidalam memaknai dan menjelaskan arti penting pemerintahan dari,oleh dan untuk rakyat. Akibatnya model demokrasi liberal tidak pekapada isuisu seperti partisipasi, keadilan atau budaya demokrasi. Tampaknyamodel ini percaya inklusi politik, kesejahteraan dan civility akandatang dan terbentuk dengan sendirinya jika lembagalembaga sudahberhasil dibangun.Terbukti kemudian lembagalembaga selalu perlu diketuk agarbenarbenar membunyikan demokrasi. Jika tidak, lembaga baru sekaliberpemilu yang jujur dan adil sekalipun akan terjebak konservatisme.Contohnya, sebagai metode seleksi pemimpin ia justru memperkuatposisi kekuatankekuatan antidemokrasi. Bukankah dengan jalandemokrasi, Sultan Yogya misalnya, ingin mengembalikan feodalisme?Dengan lain perkataan, lembagalembaga demokrasi secanggih apapunselalu rentan sabotase. Tapi apa persoalan yang sesungguhnya di balikini semua?Pertamatama sejarah menunjukkan demokrasi adalah soal perjuanganpolitik. Demokrasi adalah soal perimbangan kekuatan antara kelompokyang pro dan anti demokrasi untuk memperebutkan hak memerintah.Mulanya, penulis seperti Barrington Moore, Jr. percaya kekuatanpenting di balik demokratisasi adalah borjuasi. Tapi kemudian keyakinanini dibantah oleh studi Therborn dan Rueschemeyer (et., al) yangmenemukan semangat demokratisasi dalam diri kelas pekerja. Sementarabeberapa penulis lain seperti Laclau dan Mouffe lebih percaya padaperan kelompokkelompok pinggiran yang berada di luar formasi so