- Page 2 and 3:
Cahaya BintangSebuah cerita fiksi y
- Page 4 and 5:
penderitaan yang amat sangat. Kini
- Page 6 and 7:
“Kau salah, aku memang sedang sed
- Page 8 and 9:
membahagiakan. Itulah yang selalu k
- Page 10 and 11:
Sebuah keinginan untuk menjadi manu
- Page 12 and 13:
ercahaya, matahari yang bercahaya,
- Page 14 and 15:
jalan kepada setan untuk menyesatka
- Page 16 and 17:
aku pun sudah berjanji untuk tidak
- Page 18 and 19:
menetes bersamaan dengan hatinya ya
- Page 20 and 21:
pengalaman itu telah menjadi kenang
- Page 22 and 23:
“Aduh, kenapa belum ketemu juga?
- Page 24 and 25:
setiap kali dia memikirkan gadis it
- Page 26 and 27:
“Sudah… Ikut saja! Nanti kau ju
- Page 28 and 29:
“Lho, kalau begitu untuk apa kau
- Page 30 and 31:
semenjak Nabi Adam diciptakan hanya
- Page 32 and 33:
“Ya sudah, kalau begitu. Nanti bi
- Page 34 and 35:
atau tidak, semuanya dikembalikan k
- Page 36 and 37:
setelah pertemuannya dengan Randy,
- Page 38 and 39:
elajar dan belajar, hingga akhirnya
- Page 40 and 41:
Bobby tersenyum, “Merayu…? Kena
- Page 42 and 43:
ersama pemuda tampan yang menurutny
- Page 44 and 45:
“Benarkah masih banyak kesempatan
- Page 46 and 47:
ke hal-hal yang membahayakan. “Hm
- Page 48 and 49:
setiap lekuk perbukitan. Di kejauha
- Page 50 and 51:
Al-Quran juga membolehkan makan dag
- Page 52 and 53:
juga sudah mulai turun,” kata Bob
- Page 54 and 55:
segini cukup?” tanya wanita muda
- Page 56 and 57:
usana. Apalagi di sebelahnya ada se
- Page 58 and 59:
menceritakan siapa dirimu, dan kare
- Page 60 and 61:
Sungguh dia tak kuasa untuk menolon
- Page 62 and 63:
“Eng… Kenapa kau menanyakan hal
- Page 64 and 65:
“Banyak... banyak sekali, Bob. An
- Page 66 and 67:
“Hai, Kak Haris!” sapa gadis it
- Page 68 and 69:
“Nuraini itu memang tidak seperti
- Page 70:
Mendapat jawaban itu, Bobby pun kem
- Page 73 and 74:
dengar suara serangga-serangga itu!
- Page 75 and 76:
akhirnya ada juga ikan yang memakan
- Page 77 and 78:
“Benarkah…?”Bobby mengangguk,
- Page 79 and 80:
“Betul, bukankah kita memancing k
- Page 81 and 82:
menyebabkan seseorang bisa melihat
- Page 83 and 84:
“Tarik terus, Nur. Ikannya pasti
- Page 85 and 86:
“Aduh, kau ini boros sekali sih,
- Page 87 and 88:
sebenarnya rumus-rumus itu begitu m
- Page 89 and 90:
“Entahlah... aku tidak mau memiki
- Page 91 and 92:
“Ya, aku memang amatir. Namun beg
- Page 93 and 94:
“Hmm… tidak usah, Nur. Terima k
- Page 95 and 96:
manis yang bernama Nuraini masih be
- Page 97 and 98: Kini kedua muda-mudi itu tampak sal
- Page 99 and 100: kehadiran Randy yang datang dengan
- Page 101 and 102: “Tentu saja. Kau lihat sendiri ka
- Page 103 and 104: “Entahlah, Bob. Kalau menurut key
- Page 105 and 106: atau berkonsentrasi penuh. Yang man
- Page 107 and 108: dengan selalu bertakwa kepada-Nya.
- Page 109 and 110: omantis. Hingga akhirnya, tanpa ter
- Page 111 and 112: LimaSetelah beberapa bulan menjalin
- Page 113 and 114: “Kak, ingatlah...! Bahwa semua pe
- Page 115 and 116: Nuraini tampak terduduk di atas kur
- Page 117 and 118: ini adalah ketentuan Tuhan, tentu k
- Page 119 and 120: “Hmm... baiklah kalau begitu, seb
- Page 121 and 122: “Wa Allaikum salam… Hati-hati d
- Page 123 and 124: “Bagus... lain waktu tentu akan l
- Page 125 and 126: malam, masa sih sudah selama ini di
- Page 127 and 128: memandangi ikan-ikannya yang tampak
- Page 129 and 130: “Ketahuilah kini aku sudah tidak
- Page 131 and 132: “Sudahlah, Bob! Lupakanlah dia, s
- Page 133 and 134: “Baiklah, aku akan mengatakan hal
- Page 135 and 136: EnamSemenjak pertemuannya dengan Ra
- Page 137 and 138: ermoral itu,” pikir Bobby sambil
- Page 139 and 140: yang paling membuat Bobby kagum ada
- Page 141 and 142: telah berjumpa denganmu. Dengan beg
- Page 143 and 144: Nuraini mengangguk.“Jahat sekali
- Page 145 and 146: menginginkan aku, bahkan dia rela m
- Page 147: “Tapi, bukankah saat itu dia tida
- Page 151 and 152: terus melangkah dan melangkah hingg
- Page 153 and 154: mungkin saja sudah pulang kampung d
- Page 155 and 156: “Ke mana?” tanya Bobby penasara
- Page 157 and 158: dengannya aku akan menjadi suami ya
- Page 159 and 160: “Hmm... sebaiknya aku memang haru
- Page 161 and 162: “Nah, dengan uang itulah akhirnya
- Page 163 and 164: membuatku menjadi lebih dewasa dan
- Page 165 and 166: kenapa kau tak bilang kalau kau tak
- Page 167 and 168: “Bob, bersiap-siaplah menjadi tul
- Page 169 and 170: itu, maka nyawa dan pendengarannya
- Page 171 and 172: ahwa Tuhan tidak akan memberikan uj
- Page 173 and 174: kemampuan terbangnya. Saat itu Bobb
- Page 175 and 176: Manusia harus memikirkan bagaimana
- Page 177 and 178: atas segala sesuatu di alam semesta
- Page 179 and 180: tidaklah sendirian. Untunglah Engka
- Page 181 and 182: DelapanDi siang yang cerah, ketika
- Page 183 and 184: sendiri. Bahkan setelah kau memberi
- Page 185 and 186: menjadi keluarga yang sakinah, mawa
- Page 187 and 188: Maafkan aku karena sudah membuatmu
- Page 189 and 190: Bintang yang sejak tadi terdiam, ki
- Page 191 and 192: jika sampai melihatnya berjalan ber
- Page 193 and 194: kemudian pemuda itu sudah kembali.
- Page 195 and 196: “Kau betul, Kak. Menceritakan aib
- Page 197 and 198: dengan akurat dan tepat waktu. Liha
- Page 199 and 200:
menganggap Bobby hanyalah sebagai s
- Page 201 and 202:
SembilanSemenjak pertemuannya denga
- Page 203 and 204:
Kini pemuda itu tampak sedang berdi
- Page 205 and 206:
sekali dia karena telah menyia-nyia
- Page 207 and 208:
kemuliaan manusia lain. Tanpa itu,
- Page 209 and 210:
ahwa apa yang kau lihat itu belum t
- Page 211 and 212:
merasa menjadi orang yang baik. Sel
- Page 213 and 214:
musababnya. Sebab, hanya Dialah, Za
- Page 215 and 216:
erbuat baik sesuai dengan kehendak-
- Page 217 and 218:
Bobby pun segera melihatnya, di dal
- Page 219 and 220:
eruntung ada juga yang tidak. Dan y
- Page 221 and 222:
waktu yang lama. Paling cuma sebent
- Page 223 and 224:
ertentangan dan tidak klop dengan r
- Page 225 and 226:
dorongan untuk melarikan diri dari
- Page 227 and 228:
Nikmat sekali, sehingga hampir seca
- Page 229 and 230:
Tuhan sendiri yang menangiskan kita
- Page 231 and 232:
ketiadaan-Nya. Karenanyalah mencint
- Page 233 and 234:
takdir yang akan membawa kepada keb
- Page 235 and 236:
Akhirnya dengan perasaan yang berbu
- Page 237 and 238:
“Ayo, Bob. Silakan duduk!” kata
- Page 239 and 240:
“Hahaha…! Peduli setan! Pokokny
- Page 241 and 242:
“Itu berarti kau belum dewasa, Bo
- Page 243 and 244:
Bobby pun menceritakan perihal pert
- Page 245 and 246:
“Tidak, Ran. Aku sudah menemukan
- Page 247 and 248:
“Tapi, Ran. Rasanya percuma, dia
- Page 249 and 250:
“Hmm… baiklah, Ran. Deminya aku
- Page 251 and 252:
kau terus pergi, akhirnya aku cuma
- Page 253 and 254:
saking gembiranya, aku pun langsung
- Page 255 and 256:
yang diceritakan Nuraini tadi meman
- Page 257 and 258:
saja kau tak bisa menganggap keboho
- Page 259 and 260:
Setibanya di mobil, kedua pemuda it
- Page 261 and 262:
Semula aku menduga kau bukanlah pem
- Page 263 and 264:
Saat itu, sebelum kalian datang men
- Page 265 and 266:
padanya, yaitu disaat kau pulang da
- Page 267 and 268:
sifat yang tak berkenan itu pasti b
- Page 269 and 270:
Bobby pun yakin untuk melamarnya ka
- Page 271 and 272:
aku jalan yang terbaik untuk meneri
- Page 273 and 274:
tiada terbatas, berikanlah aku keku
- Page 275 and 276:
tanggungjawabku sebagai suami, huku
- Page 277 and 278:
Sungguh prasangka yang tak sepatutn
- Page 279 and 280:
sebagai gadis yang tak bermoral. Su
- Page 281 and 282:
pun jadi kacau-balau. Ilmu sihir me
- Page 283 and 284:
Bukankah penulis itu juga manusia,
- Page 285 and 286:
kiasan yang mengandung makna untuk
- Page 287 and 288:
membingungkan, apa maksud dari komb
- Page 289 and 290:
memberikan yang terbaik yang mampu
- Page 291 and 292:
petunjuk dan jika dekat ia memberik
- Page 293 and 294:
enar dari bagian terbawah limas hin
- Page 295 and 296:
mengenalkan aku padamu. Namun karen
- Page 297 and 298:
Tuhan hati akan mati, dan manusia t