25.07.2016 Views

Bisnis Jakarta 25 Juli 2016

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Cerem nial<br />

<strong>Bisnis</strong> <strong>Jakarta</strong>, Senin <strong>25</strong> <strong>Juli</strong> <strong>2016</strong><br />

7<br />

Menperin Fokus Dongkrak Ekspor Otomotif<br />

JAKARTA - Menteri Perindustrian<br />

Saleh Husin fokus<br />

mendongkrak ekspor dan<br />

memacu aktivitas riset untuk<br />

memperkuat industri otomotif<br />

nasional. Menteri Saleh menegaskan<br />

hal itu saat melakukan<br />

pertemuan dengan pelaku industri<br />

otomotif indonesia di<br />

<strong>Jakarta</strong>. “Kita rumuskan strategi<br />

dan lakukan upaya-upaya<br />

agar ekspor yang berjumlah<br />

sekitar 207 ribu unit pada tahun<br />

lalu bisa meningkat 100 persen<br />

atau bahkan 300 persen sesuai<br />

dengan arahan Bapak Presiden,¿<br />

kata Saleh lewat siaran<br />

pers diterima di <strong>Jakarta</strong>, kemarin.<br />

Untuk itu, pihaknya ingin<br />

agar prinsipal dan perusahaan<br />

otomotif menambah investasi di<br />

Indonesia, khususnya untuk<br />

produk-produk global dan komponen<br />

utama guna memperkuat<br />

daya saing dan peningkatan<br />

ekspor. Saleh menengaskan,<br />

Pemerintah Indonesia<br />

menyambut baik dan siap menfasilitasi<br />

upaya investasi ini.<br />

Selain itu, pemerintah meminta<br />

agar aktivitas riset dan<br />

pengembangan (R&D) dapat<br />

dilaksanakan di Indonesia.<br />

Sumber daya manusia diyakini<br />

mampu berperan dalam melakukan<br />

aktivitas R&D sehingga<br />

biaya pengembangan produk<br />

dapat lebih efisien. “Apalagi<br />

dengan model global sources<br />

saat ini, aktivitas R&D akan<br />

menjadi kunci efisiensi dan<br />

peningkatan daya saing,” ujar<br />

Saleh.<br />

Hadir pada “Temu Pelaku<br />

Industri Otomotif Indonesia”<br />

itu antara lain Ketua Umum<br />

Gabungan Industri Kendaraan<br />

Bermotor Indonesia (GAIKIN-<br />

DO) Yohannes Nangoi, Irjen<br />

Kemenperin Soerjono dan<br />

Direktur Industri Maritim, Alat<br />

Transportasi, dan Alat Pertahanan<br />

Kemenperin Yan<br />

Sibarang Tandiele.<br />

Secara khusus, Saleh menyampaikan<br />

terima kasih kepada<br />

pelaku industri otomotif<br />

lantaran telah menjadikan Indonesia<br />

sebagai basis produksi<br />

dan mewujudkan produksi<br />

tertinggi pada 2014 dengan<br />

jumlah sebanyak 1.298.523<br />

unit. Saleh berharap agar<br />

produksi ini terus meningkat<br />

ditahun-tahun mendatang.<br />

Tercatat, industri otomotif<br />

Indonesia merupakan salah<br />

satu Industri andalan yang<br />

memiliki peran besar dalam<br />

PDB nasional. Kementerian<br />

Perindustrian juga memiliki<br />

peta jalan untuk mendorong<br />

jumlah produksi mobil hingga<br />

2,5 juta unit pada tahun 2020.<br />

Target peningkatan produksi<br />

tersebut perlu dibarengi dengan<br />

target peningkatan investasi.<br />

Demikian juga dengan<br />

investasi tersebut akan meningkatkan<br />

penyerapan tenaga<br />

kerja dan pada akhirnya akan<br />

menggerakkan perekonomian<br />

yang berujung pada meningkatkan<br />

penerimaan negara<br />

dari pajak.<br />

Saat ini, Kemenperin sedang<br />

menggarap finalisasi revisi<br />

Peraturan Menteri Perindustrian<br />

tentang Industri Kendaraan<br />

Bermotor untuk memperkuat<br />

daya saing industri<br />

<strong>Bisnis</strong> <strong>Jakarta</strong>/ist<br />

PERKUAT OTOMOTIF NASIONAL - Aktivitas menaikkan ratusan kendaraan ke kapal di salah satu dermaga Pelabuhan Tanjung Priok <strong>Jakarta</strong> beberapa waktu lalu. Pemerintah<br />

saat ini fokus mendongkrak ekspor dan memacu aktivitas riset untuk memperkuat industri otomotif nasional.<br />

kendaraan bermotor Indonesia.<br />

“Seperti berkali-kali saya sampaikan,<br />

pendalaman dan lokalisasi<br />

komponen dengan memperbanyak<br />

kerjasama dengan<br />

industri nasional atau lokal,<br />

mesti kita lakukan terus,” ujar<br />

Saleh.<br />

Delys Incar Pasar Kosmetik Menengah ke Atas<br />

<strong>Bisnis</strong> <strong>Jakarta</strong>/grd<br />

BINCANG-BINCANG - Franck Vonachen (tengah) berbincang-bincang dengan Dr. Dinda Aditya (kiri),<br />

founder & owner Delys Paris, Marie-Helene (dua dari kiri), Felicia D (dua dari kanan) dan Yuyun Rahayu<br />

sambil menunjukkan produk Delys yang segera hadir di Indonesia.<br />

JAKARTA - Industri kecantikan<br />

memang selalu menjadi<br />

salah satu industri yang paling<br />

seksi di Indonesia. Hal itu ditandai<br />

dengan banyaknya merek<br />

asing yang masuk ke Tanah Air.<br />

Paling anyar, merek perawatan<br />

kulit asal Paris, Delys, hadir di<br />

Indonesia. Delys dikenal sebagai<br />

merek produk-produk<br />

pencerah kulit, hingga anti aging<br />

dan purifying untuk memperbaiki<br />

kesehatan dan penampilan<br />

kulit. Selain itu, Delys<br />

juga memiliki rangkaian produk<br />

perawatan tubuh dan rambut.<br />

Delys Operation Director of<br />

Southeast Asia Franck<br />

Vonachen menilai Indonesia<br />

merupakan pasar yang penting<br />

untuk produk perawatan kulit.<br />

“Karena itu, kami masuk ke Indonesia<br />

denan bekerja sama<br />

dengan Dewi Griya Kecantikan,<br />

yang akan memastikan kesediaan<br />

produk Delys di Indonesia.<br />

Kami juga sudah menciptakan<br />

produk perawatan kulit yang<br />

dirancag khusus untuk kulit<br />

Asia, seperti Indonesia,” ungkapnya<br />

dalam jumpa pers di<br />

<strong>Jakarta</strong> kemarin.<br />

Sebelum masuk ke Indonesia,<br />

Delys sudah hadir di<br />

HongKong, Taiwan, Singapura,<br />

dan Vietnam. Dalam waktu dekat<br />

Delys memiliki rencana ekspansi<br />

yang cukup agresif ke<br />

sejumlah negara di Asia. Sebut<br />

saja, Malaysia, Thailand, Kamboja,<br />

dan Filipina.<br />

Ditambahkan Franck,<br />

produk-produk Delys melampaui<br />

standard tinggi kosmetik<br />

Eropa. Bahkan, Delys juga<br />

menggunakan material alami<br />

semaksimal mungkin. Ia mencontohkan,<br />

material pokok<br />

pada sebagian besar produk<br />

Delys adalah White Lily atau<br />

dalam istilah kosmetik disebut<br />

Lilium. Material alami lainnya<br />

yang Delys gunakan adalah<br />

rumput laut.<br />

Pasca memperoleh sertifikasi<br />

dari Badan POM, yang<br />

diperkirkan sebulan ke depan,<br />

produk-produk Delys akan hadir<br />

di berbagai klinik perawatan<br />

kulit dan kecantikan serta salon<br />

kecantikan. Felicia D, Direktur<br />

Utama PT Belia Indonesia<br />

Global selaku distributor tunggal<br />

Delys di Indonesia menyatakan,<br />

Delys akan segera tersedia<br />

luas di Indonesia. Pada tahap<br />

awal, pihaknya akan<br />

melakukan kampanye pemasaran<br />

yang gencar di <strong>Jakarta</strong>,<br />

Bekasi, dan sekitarnya. Selanjutnya,<br />

kami akan hadir di empat<br />

kota besar, yakni <strong>Jakarta</strong>,<br />

Bandung, Surabaya, dan Medan.<br />

“Selain itu, kami juga akan<br />

hadir di ritel seperti mall dan retailer<br />

lainnya,” tambahnya.<br />

Sebagai langkah awal, Delys<br />

menggelar media plus blogger<br />

gathering hari ini (23/7) di Hotel<br />

Mulia, Senayan, <strong>Jakarta</strong>. Pada<br />

kesempatan itu, Delys juga<br />

menggelar demo kecantikan<br />

dengan menggunakan produk<br />

Delys. “Ke depan, kami akan<br />

melakukan roadshow ke kotakota<br />

besar di Indonesia. Kami<br />

akan menciptakan emotional<br />

bonding dan brand experience<br />

di setiap roadshow Delys. Bahkan,<br />

kami juga akan menggelar<br />

cause related marketing, dimana<br />

setiap penjualan produk<br />

Delys, Delys akan mendonasikan<br />

Rp 400 untuk anak-anak<br />

cacat dan yatim,” papar Felicia.<br />

Sementara itu, pemilik Dewi<br />

Griya Kecantikan, Yuyun Rahayu<br />

menyatakan, Delys mengincar<br />

pasar menengah ke atas.<br />

“Delys akan hadir di Indonesia<br />

dengan harga mulai dari Rp 400<br />

ribu hingga di bawah Rp 1 juta,”<br />

ujar Yuyun Rahayu.<br />

Dokter Kecantikan Delys, Dr.<br />

Dinda Aditya, mengaku respon<br />

konsumen yang sudah menggunakan<br />

produk Delys tercatat<br />

positif. “Hal itu, karena Delys<br />

telah lama merancang khusus<br />

produk perawatan kult untuk<br />

orang Asia, termasuk Indonesia,”<br />

nilainya. (grd)<br />

Indonesia<br />

Jadi Destinasi Terfavorit Wisatawan Australia<br />

<strong>Bisnis</strong> <strong>Jakarta</strong>/ist<br />

DESTINASI PARIWISATA - Wisatawan mengunjungi salah satu obyek wisata di Indonesia. Saat ini Indonesia<br />

menjadi destinasi pariwisata terfavorit dari wisatawan asal Australia menggeser Selandia Baru.<br />

JAKARTA - Duta Besar Indonesia<br />

untuk Australia Nadjib<br />

Riphat Kesoema mengatakan Indonesia<br />

saat ini menjadi destinasi<br />

pariwisata terfavorit dari<br />

wisatawan asal Australia menggeser<br />

Selandia Baru. “Berbagai<br />

kekayaan dan keindahan alam,<br />

budaya dan fasilitas pariwisata<br />

kelas dunia yang ditawarkan<br />

oleh Indonesia menjadi daya<br />

tarik tersendiri bagi masyarakat<br />

Australia,” kata Nadjib dalam<br />

siaran pers yang diterima Antara<br />

di <strong>Jakarta</strong> kemarin.<br />

Nadjib menyampaikan hal<br />

tersebut dalam acara misi promosi<br />

oleh Kementerian Pariwisata RI<br />

dan KBRI Australia di Hotel<br />

Hyatt, Canberra. Dubes mengatakan<br />

selain membantu mempromosikan<br />

saling pengertian antara<br />

masyarakat kedua negara, sektor<br />

pariwisata juga dapat menciptakan<br />

lapangan kerja di Tanah Air.<br />

Dia mendukung penyelenggaraan<br />

promosi wisata di<br />

beberapa kota Australia antara<br />

lain Canberra, Sydney, Melbourne<br />

dan Brisbane. Program<br />

tersebut akan mempertemukan<br />

operator perjalanan di Australia<br />

dengan mitra di Indonesia<br />

secara langsung.<br />

Selama ini, KBRI serta perwakilan<br />

Indonesia di Negeri<br />

Kangguru memanfaatkan berbagai<br />

kegiatan yang digelar oleh<br />

KBRI dan KJRI serta mengikuti<br />

kalendar kegiatan pariwisata dan<br />

sosial budaya baik dari pemerintah<br />

maupun sektor swasta Australia<br />

sebagai salah satu prioritas<br />

utama dalam menarik wisatawan<br />

Australia yang lebih besar.<br />

Dubes mengajak perusahaanperusahaan<br />

pariwisata di Australia<br />

mendorong masyarakat Australia<br />

untuk berkunjung ke<br />

wilayah lain di Indonesia Indonesia,<br />

bukan saja Pulau Bali.<br />

Menurut data KBRI, hampir 85<br />

persen dari 1,2 juta turis Australia<br />

berkunjung ke Bali pada 2015.<br />

Nadjib menawarkan sejumlah<br />

pilihan wisata lain di Indonesia<br />

yaitu Toraja, Danau Toba,<br />

Raja Ampat, Labuhan Bajo,<br />

Tanjung Kalayang, Kepulauan<br />

Seribu, Candi Borobudur, Gunung<br />

Bromo, Wakatobi atau<br />

Pulau Morotai.<br />

Sementara itu, Deputi Direktur<br />

Pemasaran Internasional,<br />

Kemenpar Agustini Rahayu<br />

menjelaskan jumlah turis Australia<br />

berkunjung ke Indonesia<br />

semakin meningkat pada akhir<br />

waktu ini. Dia mencatat pada<br />

Mei <strong>2016</strong> lalu, terjadi kenaikan<br />

hingga16,4 persen dibandingkan<br />

periode yang sama 2015<br />

yang berjumlah 92.000 orang.<br />

Saat ini, Australia menjadi<br />

penyumbang wisatawan asing<br />

terbesar keempat bagi Indonesia<br />

setelah Singapura, Malaysia<br />

dan China. Dia optimis melalui<br />

kampanye Wonderful Indonesia<br />

tren kunjungan wisatawan<br />

Australia ke Indonesia akan dapat<br />

membantu mencapai target<br />

jumlah turis asing ke Indonesia<br />

sebanyak 12 juta pada akhir<br />

<strong>2016</strong>. Untuk Australia, dia berharap<br />

sebanyak 1.4 juta orang<br />

akan berkunjung ke Indonesia<br />

pada <strong>2016</strong>. (ant)<br />

Ketua Umum Gabungan Industri<br />

Kendaraan Bermotor Indonesia<br />

(Gaikindo) Yohannes<br />

Nangoi mengapresiasi dukungan<br />

dari pemerintah tersebut.<br />

“Kami mengapresiasi dukungan<br />

dan perhatian dari pemerintah<br />

pada industri otomotif<br />

selama ini. Komunikasi dan kerja<br />

sama intensif terus berjalan<br />

dan akan terus kita tingkatkan,”<br />

kata Yohannes. (ant)<br />

Kementerian ESDM<br />

Akan Lelang Enam<br />

WK Natuna<br />

TUBAN - Pertamina EP Asset 4 Field Cepu, Jawa Tengah<br />

menargetkan sumur minyak Tapen II di Desa Sidoharjo,<br />

Tuban, Jawa Timur bisa berproduksi sekitar 300 barel<br />

per hari pada Agustus <strong>2016</strong>. “Kalau target kami sumur minyak<br />

Tapen sudah berproduksi Agustus,” kata Field Manager<br />

Pertamina EP Asset 4 Field Cepu Agus Amperiyanto<br />

di lokasi sumur minyak Tapen, kemarin.<br />

Sekarang ini, pekerjaan pengeboran sumur minyak Tapen<br />

II yang dimulai sejak 15 Juni lalu sudah mencapai kedalaman<br />

2.074 kaki. “Target kami pengeboran bisa menemukan<br />

hasil minyak di kedalaman sekitar 3.000 kaki,” ucapnya<br />

menegaskan.<br />

Ia optimis pengeboran sumur minyak Tapen II bisa menemukan<br />

potensi sumber minyak karena data awal yang<br />

dimanfaatkan untuk melakukan pengeboran mengacu peta<br />

geologi dari sumur minyak Tapen I. Sesuai data awal, lanjut<br />

dia, sumur minyak Tapen I yang lokasinya juga di desa<br />

setempat, sudah mampu berproduksi sekitar 170 barel per<br />

hari. “Hanya saja sekarang berhenti berproduksi karena<br />

ada gangguan teknis. Proses perbaikan membutuhkan waktu<br />

sekitar lima hari,” tandasnya.<br />

Ditanya biaya pengeboran sumur minyak Tapen I<br />

dan II, ia menyebutkan besarnya berkisar Rp80-Rp90<br />

miliar per sumur. “Biaya yang dikeluarkan Pertamina<br />

EP untuk mengebor sumur minyak tidak sebesar perusahaan<br />

lainnya,” ujarnya.<br />

Sesuai data, produksi dari lapangan minyak yang masuk<br />

wilayah pertambangan (WP) Pertamina EP Asset 4 Field<br />

Cepu, Jawa Tengah sekarang ini rata-rata sekitar 1.800 barel<br />

per hari. Produksi minyak itu, dari keterangan yang diperoleh<br />

termasuk produksi lapangan sumur minyak tua di Kecamatan<br />

Kedewan, Bojonegoro, dengan jumlah rata-rata<br />

sekitar 400 barel per hari. (ant)<br />

Pertamina EP Targetkan<br />

Sumur Tapen<br />

Berproduksi Agustus<br />

TUBAN - Pertamina EP Asset 4 Field Cepu, Jawa Tengah<br />

menargetkan sumur minyak Tapen II di Desa Sidoharjo,<br />

Tuban, Jawa Timur bisa berproduksi sekitar 300 barel<br />

per hari pada Agustus <strong>2016</strong>. “Kalau target kami sumur<br />

minyak Tapen sudah berproduksi Agustus,” kata Field<br />

Manager Pertamina EP Asset 4 Field Cepu Agus Amperiyanto<br />

di lokasi sumur minyak Tapen, kemarin.<br />

Sekarang ini, pekerjaan pengeboran sumur minyak Tapen II<br />

yang dimulai sejak 15 Juni lalu sudah mencapai kedalaman 2.074<br />

kaki. “Target kami pengeboran bisa menemukan hasil minyak di<br />

kedalaman sekitar 3.000 kaki,” ucapnya menegaskan.<br />

Ia optimis pengeboran sumur minyak Tapen II bisa menemukan<br />

potensi sumber minyak karena data awal yang dimanfaatkan<br />

untuk melakukan pengeboran mengacu peta geologi dari<br />

sumur minyak Tapen I. Sesuai data awal, lanjut dia, sumur minyak<br />

Tapen I yang lokasinya juga di desa setempat, sudah mampu<br />

berproduksi sekitar 170 barel per hari. “Hanya saja sekarang<br />

berhenti berproduksi karena ada gangguan teknis. Proses perbaikan<br />

membutuhkan waktu sekitar lima hari,” tandasnya.<br />

Ditanya biaya pengeboran sumur minyak Tapen I dan II, ia<br />

menyebutkan besarnya berkisar Rp80-Rp90 miliar per sumur.<br />

“Biaya yang dikeluarkan Pertamina EP untuk mengebor sumur<br />

minyak tidak sebesar perusahaan lainnya,” ujarnya.<br />

Sesuai data, produksi dari lapangan minyak yang masuk<br />

wilayah pertambangan (WP) Pertamina EP Asset 4 Field<br />

Cepu, Jawa Tengah sekarang ini rata-rata sekitar 1.800 barel<br />

per hari. Produksi minyak itu, dari keterangan yang diperoleh<br />

termasuk produksi lapangan sumur minyak tua di Kecamatan<br />

Kedewan, Bojonegoro, dengan jumlah rata-rata<br />

sekitar 400 barel per hari. (ant)

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!