Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Cerem nial<br />
PPK Kemayoran<br />
Segera Bangun Jalan<br />
Layang<br />
<strong>Bisnis</strong> <strong>Jakarta</strong>, Kamis 4 <strong>Agustus</strong> <strong>2016</strong><br />
7<br />
JAKARTA – Kawasan Kemayoran selama ini sudah menjadi<br />
sorotan. Masalah sosial seperti PKL, transportasi yang<br />
sering macet hingga masalah lingkungan menjadi problem<br />
yang selama ini membelit kawasan ini. Direktur Utama Pusat<br />
Pengelolaan Komplek Kemayoran, Dwi Nugroho mengakui<br />
kondisi itu. Untuk mengatasi kondisi tersebut ada sejumlah<br />
program yang disampaikannya pada coffee morning PPK Kemayoran<br />
di <strong>Jakarta</strong> kemarin. Salah satunya membangun jalan<br />
layang untuk memperlancar akses lalu lintas sekaligus terkait<br />
dengan pembangunan Wisma Atlet untuk Asean Games<br />
2018 mendatang.<br />
Untuk sektor transportasi ini, ia mengaku sudah bekerja<br />
sama dengan Trans <strong>Jakarta</strong> agar bisa melayani seluruh jalan<br />
di kawasan tersebut. “Saat ini baru satu jalur yang dilewati<br />
bus Trans <strong>Jakarta</strong>. Ke depannya kita akan membangun sejumlah<br />
halte di seluruh kawasan ini untuk dilalui shuttle bus<br />
dan nantinya akan berkaitan dengan feeder busway,” ungkap<br />
Dwi Nugroho.<br />
Saat ini, tambah Dwi Nugroho, permasalahan yang terjadi<br />
di kawasan Kemayoran sangat komplek. Kerja sama penggunaan<br />
lahan yang dilakukan sejak tahun 1990-an hingga 2000-<br />
an sama sekali tak memberikan kontribusi untuk Negara. Itulah<br />
yang kini akan dioptimalkan dengan cara mencarikan mitra<br />
kerja baru yang dinilai memiliki reputasi dan kompeten di<br />
bidangnya. “Saat mengawali tugas di sini sejak Januari tahun<br />
ini, saya langsung melakukan evaluasi semua kerja sama sebelumnya.<br />
Ternyata banyak kerja sama yang tak berjalan sehingga<br />
lahan yang seharusnya sudah dibangun tapi kini masih<br />
berupa tanah kosong,” imbuhnya.<br />
Ia mengaku semua proses akan dilakukan secara transparan.<br />
“Kita akan transparan soal hal ini. Semua bisa menjadi<br />
partner kita. Itulah yang akan kita lakukan ke depan. Saat ini<br />
sudah ada beberapa pihak yang mengajukan proposal penggunaan<br />
lahan yang masih kosong di kawasan ini,” ujarnya.<br />
Terkait masalah sosial, PPK Kemayoran telah berupaya menata<br />
dan menertibkan PKL, bekerja sama dengan Dinas Koperasi<br />
UMKM dan Perdagangan DKI untuk merelokasinya ke<br />
lahan di Blok D-1 Kemayoran. Selain itu, penertiban bangunan<br />
liar yang berdiri di jalur hijau juga akan dilakukan untuk mencegah<br />
pencurian listrik dan air. (grd)<br />
<strong>Bisnis</strong> <strong>Jakarta</strong>/ist<br />
PENATAAN PKL - Direktur Utama PPK Kemayoran, Dwi Nugroho (kiri) bersalaman dengan Kepala Dinas Koperasi UMKM serta Perdagangan Provinsi DKI <strong>Jakarta</strong>, Irwandi usai<br />
melakukan Penandatangan Nota Kesepakatan untuk menata dan memberdayakan PKL dari Jl. H. Ung di Lingkungan Masjid Akbar dan Apron Kemayoran.<br />
Kewirausahaan<br />
Sediakan Kerja 40 Persen<br />
Penduduk Indonesia<br />
JAKARTA - Kewirausahaan<br />
dapat menyediakan<br />
kesempatan dan lapangan<br />
kerja yang lebih banyak dan<br />
lebih luas bagi 40 persen penduduk<br />
Indonesia yang ratarata<br />
berusia di bawah 30<br />
tahun. Hal tersebut disampaikan<br />
Pemimpin Nadi Ayu Technologies,<br />
perusahaan asal<br />
Malaysia, Nadira Mohd<br />
Yusoff di sela-sela pelaksanaan<br />
Forum Ekonomi Islam<br />
Dunia ke 12 di <strong>Jakarta</strong>, kemarin.<br />
“Jumlah penduduk usia<br />
produktif yang demikian<br />
banyak bisa menjadi masalah<br />
ekonomi dan sosial jika<br />
lapangan pekerjaan yang<br />
tersedia tidak mencukupi,”<br />
ujar Nadira.<br />
Menurut dia, jika<br />
kewirausahaan di Indonesia<br />
tidak berkembang baik,<br />
maka dalam waktu 10 tahun<br />
dari sekarang pemerintah<br />
dan masyarakat akan menghadapi<br />
masalah pengangguran<br />
yang berdampak pada<br />
kondisi ekonomi dan sosial<br />
nasional.<br />
“Kewirausahaan bukan<br />
sekadar cara untuk memperoleh<br />
banyak uang, tapi pada<br />
sejatinya menyediakan lebih<br />
banyak kesempatan bagi lebih<br />
banyak orang dalam memperoleh<br />
pekerjaan dan pendapatan<br />
yang layak,” ujar Nadira.<br />
Kaum perempuan, dapat<br />
mengembangkan sektor<br />
wirausaha yang dapat<br />
menyediakan lapangan kerja<br />
yang lebih luas. “Perempuan<br />
dapat berpartisipasi<br />
dalam pembangunan<br />
ekonomi dengan berwirausaha<br />
melalui penggunaan<br />
teknologi digital, sehingga<br />
mereka tidak perlu meninggalkan<br />
rumah dan keluarga,”<br />
jelasnya.<br />
Saat ini ia juga mengelola<br />
proyek ASEAN Great Women<br />
yakni upaya melahirkan<br />
para pengusaha perempuan<br />
dari seluruh kawasan Asia<br />
Tenggara dengan melibatkan<br />
mereka dalam suatu rantai<br />
bisnis mulai dari produksi<br />
hingga pemasaran dan penjualan<br />
produk secara lintas<br />
negara. (ant)<br />
SKK Migas<br />
Optimis Produksi Migas Lampaui APBN<br />
JAKARTA - Satuan Kerja<br />
Khusus Pelaksana Kegiatan<br />
Usaha Hulu Minyak dan Gas<br />
Bumi (SKK Migas) optimistis<br />
produksi minyak dan gas<br />
bumi melampaui target APBN<br />
Perubahan <strong>2016</strong>. Kepala SKK<br />
Migas Amien Sunaryadi<br />
dalam rilis di <strong>Jakarta</strong>, Rabu<br />
mengatakan, per 30 Juli <strong>2016</strong>,<br />
produksi rata-rata minyak<br />
bumi mencapai 834,7 ribu<br />
barel per hari dan gas bumi<br />
7.962 juta kaki kubik per hari<br />
(MMSCFD). “Dengan dukungan<br />
semua pihak, kami optimistis<br />
target produksi yang<br />
ditetapkan pemerintah dapat<br />
tercapai,” katanya.<br />
Dalam APBN Perubahan<br />
<strong>2016</strong>, target produksi minyak<br />
bumi sebesar 820 ribu<br />
barel per hari dan gas 6.440<br />
MMSCFD. Saat townhall<br />
meeting dengan seluruh pekerja<br />
SKK Migas, Amien<br />
juga mengatakan, per semester<br />
pertama <strong>2016</strong>, tercatat investasi<br />
tercapai 5,65 miliar<br />
dolar AS atau sekitar Rp76.3<br />
triliun.<br />
Rinciannya, investasi eksplorasi<br />
367 juta dolar,<br />
pengembangan 845 juta<br />
dolar, produksi 3,922 miliar<br />
dolar, dan administrasi 521<br />
juta dolar. “Hal ini menunjukkan<br />
perusahaan hulu migas<br />
menjadikan program pengembangan<br />
dan produksi sebagai<br />
prioritas,” ujarnya.<br />
Kegiatan sumur pengembangan<br />
terealisasi 144 sumur<br />
dari rencana 245 sumur atau<br />
59 persen, kerja ulang (work<br />
over) terealisasi 604 sumur<br />
dari rencana 1.286 sumur<br />
atau 47 persen, dan perawatan<br />
sumur terelisasi 16.822<br />
sumur dari rencana 39.956<br />
sumur atau 42 persen. Namun,<br />
ia menyoroti minimnya<br />
realisasi kegiatan program<br />
eksplorasi seperti survei<br />
seismik dan pengeboran eksplorasi.<br />
Ia mencontohkan, program<br />
survei seismik dua dimensi<br />
(2D) dari rencana<br />
10.955 kilometer, per semester<br />
pertama <strong>2016</strong> baru terealisasi<br />
1.057 km atau hanya tercapai<br />
10 persen. Seismik tiga<br />
dimensi (3D) baru terealisasi<br />
865 kilometer persegi dari target<br />
11.217 km2 atau hanya<br />
delapan persen.<br />
Begitu juga pengeboran eksplorasi<br />
baru terealisasi 23<br />
sumur dari rencana 68 sumur<br />
atau 34 persen. “Kecilnya realisasi<br />
kegiatan eksplorasi ini<br />
akan berdampak pada turunnya<br />
penemuan cadangan migas ke<br />
depan,” kata Amien. (ant)<br />
Perjanjian Pembiayaan<br />
LNG Tangguh Train<br />
3 Ditandatangani<br />
JAKARTA - Perjanjian pembiayaan proyek LNG Tangguh<br />
Train 3 di Teluk Bintuni, Papua Barat, yang rencananya<br />
bakal menciptakan efek berganda atau multiplier<br />
effect bagi perekonomian dan sektor kelistrikan nasional,<br />
khususnya di kawasan Indonesia timur, ditandatangani<br />
di <strong>Jakarta</strong>, kemarin. “Saya mendapat pesan dari<br />
Gubernur Papua Barat dan Papua, bahwa apa pun yang<br />
terjadi, listrik harus menyala pada 2020 di Papua dan<br />
Papua Barat,” kata Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana<br />
Kegiatan Usaha Hulu (SKK) Migas, Amien Sunaryadi<br />
saat memberikan sambutan dalam acara penandatanganan<br />
tersebut di <strong>Jakarta</strong> kemarin.<br />
Hal tersebut, karena pada tahun tersebut, Pekan Olahraga<br />
Nasional atau PON dijadwalkan bakal diselenggarakan<br />
di provinsi-provinsi tersebut. Sedangkan terkait perjanjian<br />
pembiayaan kilang LNG Tangguh Train 3, Amien mengemukakan<br />
bahwa hal ini merupakan terobosan di mana lembaga<br />
keuangan internasional bersedia membiayai, serta<br />
merupakan tonggak historis karena institusi keuangan domestik<br />
yaitu 3 bank BUMN, yaitu Bank Mandiri, BNI, dan<br />
BRI terlibat dalam pembangunan Kilang Tangguh Train 3.<br />
Kepala SKK Migas memaparkan, perjanjian pembiayaan<br />
itu merupakan bagian dari komitmen paket pinjaman total<br />
senilai 3,745 miliar dolar AS atau sekitar Rp50,557 triliun<br />
Nilai investasi Kilang LNG Tangguh train-3 di Kabupaten<br />
Teluk Bintuni Provinsi Papua Barat ditetapkan sebesar delapan<br />
miliar dolar Amerika Serikat.<br />
Proyek ini diproyeksikan mampu menyumbang tambahan<br />
kapasitas produksi kilang LNG Tangguh sebesar<br />
3,8 juta ton per tahun million tons per annum (mtpa),<br />
sehingga total kapasitas kilang di Teluk Bintuni kedepan<br />
menjadi 11,4 mtpa.<br />
Train tiga menambah dua anjungan lepas pantai, 13<br />
sumur produksi baru, dermaga LNG baru, dan infrastruktur<br />
pendukung lainnya. Amien Sunaryadi mengatakan, Kilang<br />
LNG Tangguh Train 3 ini besar artinya bagi program produksi<br />
listrik 35.000 MW karena 75 persen dari produksi tahunan<br />
LNG dijual ke PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Nilai<br />
tersebut setara dengan 3.000 MW listrik bagi Indonesia.<br />
Sebanyak 35 persen pekerjaan pengembangan sumur Tangguh<br />
ini, akan menggunakan potensi lokal antara lain dari<br />
sektor pekerjaan sipil, mesin, elektro, hingga kelautan. (ant)<br />
Penggunaan Mobile dapat Tingkatkan Produktivitas Perusahaan<br />
JAKARTA – Penelitian global<br />
Mobility Performance and<br />
Engagement oleh The Economist<br />
Intelligence Unit (EIU)<br />
oleh Aruba anak perusahaan<br />
Hewlett Packard Enterprise, telah<br />
menunjukan suatu hubungan<br />
terukur antara lingkungan<br />
kerja mobile first dan peningkatan<br />
keterlibatan<br />
karyawan. Ini membuktikan<br />
CIO dapat mendorong peningkatan<br />
kinerja bisnis melalui<br />
strategi-strategi mobile.<br />
Penelitian tersebut menunjukan<br />
perusahaan-perusahaan<br />
yang dinilai oleh para<br />
karyawannya sebagai pelopor<br />
dalam mendukung teknologi<br />
mobile mengalami kenaikan<br />
dalam hal produktivitas<br />
(16%), kreativitas (18%),<br />
kepuasaan (23%) dan loyalitas<br />
(21%) dibandingkan dengan<br />
perusahaan-perusahaan<br />
yang dinilai buruk dalan mendukung<br />
teknologi mobile.<br />
Direktur dan General Manager<br />
Aruba Asia Tenggara<br />
dan Taiwan Justin Chiah<br />
menjelaskan, sebagian besar<br />
perusahaan dan karyawan<br />
memahami pendekatan mobile<br />
first dapat berguna bagi<br />
bisnis mereka. “Tapi jika<br />
Anda dapat memberitahu<br />
seseorang CEO dari sebuah<br />
perusahaan Fortune 500 bahwa<br />
organisasi mereka dapat<br />
mencapai peningkatan 16%<br />
dalam hal hasil produksi, atau<br />
memberitahu para direktur<br />
SDM bahwa mereka dapat<br />
meningkatkan loyalitas lebih<br />
dari satu dari lima karyawan.<br />
Kami percaya mereka akan<br />
membuat mobilitas sebagai<br />
sebuah prioritas investasi<br />
tang lebih besar,” ujar Justin<br />
di <strong>Jakarta</strong> kemarin.<br />
Laporan dengan mensurvei<br />
1865 karyawan secara<br />
global ini, menunjukan banyak<br />
pekerja mengakui keuntungan-keuntungan<br />
dari<br />
lingkungan kerja yang optimal<br />
secara mobile. Bahkan<br />
disebutkan Justin, enam dari<br />
sepuluh atau 60% karyawan<br />
mengatakan teknologi mobile<br />
membuat mereka lebih<br />
produktif. Sementara lebih<br />
dari sepuluh (45%) percaya<br />
bahwa teknologi mobile<br />
menyebabkan kreativitas<br />
mereka meningkat.<br />
Penelitian EIU menemukan<br />
usia para responden bukan<br />
merupakan faktor bagaimana<br />
teknologi mobile berdampak<br />
terhadap kinerja dan keterlibatan<br />
mereka. Perbedaan terjadi<br />
antara responden yang<br />
menganggap diri mereka sebagai<br />
pengadopsi awal<br />
teknologi, merekalah yang<br />
Aruba definisikan sebagai<br />
#GenMobile, serta mereka<br />
yang menganggap diri mereka<br />
sebagai penyerap yang<br />
sangat lamban.<br />
Pengadopsi awal secara signifikan<br />
lebih mungkin untuk<br />
melaporkan bahwa teknologi<br />
mobile membuat mereka lebih<br />
produktif (72% dari kelompok<br />
ini setuju dengan pernyataan<br />
ini, dibandingkan dengan 50%<br />
dari para penyerap yang lamban),<br />
lebih puas (59% versus<br />
48%), lebih kreatif (52% versus<br />
40%), dan loyal kepada atasan<br />
mereka (44% versus 31%).<br />
Untuk memandu para CIO<br />
dalam berpikir tentang bekerja<br />
secara mobile-first dengan<br />
cara-cara yang dapat<br />
berdampak secara positif<br />
bagi pendapatan perusahaan,<br />
Aruba telah mengembangkan<br />
cetak biru CIO untuk<br />
menciptakan lingkungan-lingkungan<br />
mobile yang<br />
menguntungkan. Aruba<br />
merupakan anak perusahaan<br />
Hewlett Packard Enterprise<br />
penyedia solusi jaringan,<br />
melayani generasi pengguna-penguna<br />
yang melek mobile<br />
yang bergantung pada<br />
aplikasi bisnis berbasis<br />
cloud. (grd)<br />
Bisnsi <strong>Jakarta</strong>/grd<br />
Direktur dan General Manager Aruba Asia Tenggara dan Taiwan Justin Chiah (kiri) bersama Country<br />
Manager, Aruba Indonesia Robert Suryakusuma usai jumpa pers di <strong>Jakarta</strong> kemarin.