Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Manca negara<br />
<strong>Bisnis</strong> <strong>Jakarta</strong>, Jumat <strong>26</strong> <strong>Agustus</strong> <strong>2016</strong><br />
8<br />
Korban Tewas Gempa Italia<br />
Tambah 247 Orang<br />
AMARTRICE - Korban tewas akibat gempa bumi di bagian<br />
tengah Italia naik tajam menjadi 247 orang pada Kamis<br />
pagi waktu setempat setelah tim penyelamat bekerja tengah<br />
malam untuk menemukan korban yang tertimbun di<br />
reruntuhan bangunan.<br />
Sebelumnya pada Rabu malam, jumlah korban awal masih<br />
159.<br />
Gempa berkekuatan 6.2 SR mengguncang kawasan pengunungan<br />
140 km dari Roma pada Rabu pagi di saat orangorang<br />
masih tidur. Guncangan terasa sampai Bologna di<br />
utara dan Napoli di selatan (keduanya berjarak 220km dari<br />
pusat gempat).<br />
Pada Kamis pagi, banyak orang memilih tidur di dalam<br />
mobil ataupun tenda karena takut akan gempa susulan.<br />
Dua gempa susulan terkuat tercatat 5,1 dan 5,4 SR.<br />
Sejumlah otoritas memperkirakan jumlah korban tewas<br />
akan semakin bertambah melebihi angka kematian akibat<br />
gempa besar terakhir di Italia, yang menewaskan lebih dari<br />
300 orang di kota L’Aquilla pada 2009 lalu.<br />
Setidaknya 368 korban luka telah dirawat di rumah sakit<br />
pada Rabu malam, kata Perdana Menteri Matteo Renzi.<br />
Satu hotel yang rubuh di kota kecil Amartrice diperkirakan<br />
tengah memberi penginapan bagi 70 orang dan hanya<br />
tujuh mayat yang sudah diketemukan, kata wali kota di<br />
tempat yang paling parah terkena gempa tersebut.<br />
Tim penyelamat, dengan penerangan darurat, berhasil<br />
menyelamatkan gadis 10 tahun yang masih hidup setelah<br />
tertimbun reruntuhan selama kurang lebih 17 jam di desa<br />
Pescara del Tronto.<br />
Banyak anak lain yang tidak seberuntung gadis tersebut.<br />
Sebuah keluarga beranggotakan empat orang, termasuk<br />
di antaranya anak delapan bulan dan sembilan tahun,<br />
tewas tertimpa bangunan rumah di desa Accumoli.<br />
“Dia (Tuhan) mengambil semuanya begitu saja,” kata<br />
sang nenek yang menyalahkan Tuhan atas bencana ini.<br />
Renzi berjanji akan menggelar rapat kabinet untuk memutuskan<br />
kebijakan bantuan yang tepat. (ant)<br />
TOKYO - Seorang supir<br />
truk di Jepang menabrak dua<br />
perempuan pejalan kaki, satu di<br />
antara mereka tewas sementara<br />
yang lain terluka, akibat terlalu<br />
asyik bermain Pokemon Go<br />
saat mengendara.<br />
Setelah ditangkap oleh pihak<br />
kepolisian akibat insiden<br />
yang terjadi pada Rabu malam<br />
waktu setempat, sang sopir<br />
mengakui bahwa konsentrasinya<br />
terganggu oleh permainan<br />
Main Pokemon<br />
Tewaskan Pejalan Kaki<br />
tersebut, kata juru bicara kepolisian<br />
Tokushima.<br />
“Sang supir saat ini masih<br />
berada dalam tahanan. Masih<br />
belum ada keputusan apakah<br />
kami akan melanjutkan proses<br />
ini ke pengadilan,” kata juru<br />
bicara tersebut.<br />
Sementara itu seorang juru<br />
bicara Niantic, perusahaan<br />
pengembang Pokemon Go bersama<br />
Nintendo, mengatakan<br />
bahwa pihaknya telah menambahkan<br />
fitur “pop up” di layar<br />
telepo pintar saat mendeteksi<br />
kecepatan yang tidak wajar.<br />
Fitur “pop up” itu meminta<br />
konfirmasi bahwa sang pengguna<br />
tidak dalam keadaan sedang<br />
mengemudi.<br />
Juru bicara tersebut tidak<br />
menerangkan apakah Niantic<br />
akan menambah fitur untuk<br />
mencegah terjadinya insiden<br />
serupa di Jepang.<br />
Juru bicara Nintendo mengungkapkan<br />
duka cita terhadap<br />
keluarga perempuan<br />
yang tewas dalam kecelakaan<br />
di Jepang.<br />
“Pokemon Company dan<br />
Niantic berupaya keras menciptakan<br />
situasi di mana orang<br />
dapat memainkan permainan<br />
kami secara aman dan kami<br />
akan terus melakukannya,” kata<br />
dia saat ditanya apakah pihaknya<br />
akan mengeluarkan kebijakan<br />
baru demi mencegah<br />
Xinhua —yang dipantau Antara<br />
di <strong>Jakarta</strong>, Kamis pagi.<br />
“Dengan izin Tuhan, ada cukup<br />
bukti untuk memenuhi kriteria<br />
yang diminta Turki mengenai<br />
Gulen,” kata Biden.<br />
Dalam taklimat tersebut, Erdogan<br />
juga mengkonfirmasi<br />
Tentara Suriah Bebas (FSA),<br />
pasukan oposisi Suriah, telah<br />
mendesak gerilyawan di Jarablus<br />
di Suriah Utara ke luar<br />
wilayah itu dengan bantuan<br />
pasukan Turki dan pasukan<br />
koalisi pimpinan AS.<br />
“Pasukan FSA dan jarablus<br />
telah merebut kembali kota kecil<br />
tersebut dan IS telah pergi,”<br />
katanya. Ia menambahkan tujuan<br />
pasukan Turki memasuki<br />
Suriah ialah untuk memerangi<br />
kelompok teror dan melindunkejadian<br />
serupa.<br />
Popularitas permainan Pokemon<br />
Go di seluruh dunia membuat<br />
banyak orang berkumpul<br />
di taman-taman dan area-area<br />
publik lain di mana para pemain<br />
mencari monster.<br />
Namun di sisi lain, permainan<br />
tersebut juga sering dituding<br />
sebagai biang kecelakaan<br />
dan perampokan karena pengguna<br />
yang tidak awas akan<br />
kondisi sekitar. (ant)<br />
Rusia-Kamboja<br />
Kerjasama Nuklir<br />
JAKARTA - Perusahaan nuklir Rusia Rosatom dan Dewan<br />
Pembangunan Berkelanjutan Nasional Kamboja memperkuat<br />
kerja sama di bidang energi nuklir termasuk mempelajari<br />
kegunaan atom untuk tujuan damai seperti pendirian<br />
pembangkit listrik tenaga nuklir.Pertemuan kedua pihak<br />
yang dilakukan pertengahan <strong>Agustus</strong> tersebut merupakan<br />
implementasi nota kesepahaman yang ditandatangani pada<br />
Mei <strong>2016</strong>.<br />
Dalam keterangan tertulis yang diterima di <strong>Jakarta</strong>, Rabu,<br />
Duta Besar Rusia untuk Kamboja Dmitry Tsvektov mengatakan<br />
Rusia dan Kamboja sedang aktif untuk meningkatkan<br />
hubungan bilateral kedua negara di berbagai bidang<br />
termasuk ekonomi dan teknologi atom yang dinilai sebagai<br />
bidang kerja sama yang menjanjikan.<br />
“Atom bisa menjadi landasan bagi pembangunan berkelanjutan<br />
di Kamboja, yakni di satu sisi, atom dapat memenuhi<br />
kebutuhan energi untuk ekonomi negara yang sedang<br />
berkembang, dan di sisi lain, atom juga menjadi sumber<br />
energi murni yang tetap akan menjaga kelestarian alam,”<br />
ujar Dubes Tsvektov.<br />
Pertemuan tersebut membahas kemungkinan berbagai<br />
bentuk implementasi teknologi nuklir yang dapat mendukung<br />
pembangunan sosial-ekonomi di Kamboja, dengan prioritas<br />
utama pada peningkatan kesadaran masyarakat dan<br />
perbaikan kualitas tenaga kerja di bidang energi nuklir dan<br />
teknologi nuklir.<br />
Menteri Lingkungan Hidup Kamboja yang juga Ketua<br />
Dewan Nasional Pembangunan Berkelanjutan Kamboja Say<br />
Samal menjelaskan, kerja sama dengan Rusia merupakan<br />
upaya Kamboja untuk memajukan sosio-ekonomi, memodernisasi<br />
ekonomi, dan meningkatkan ilmu pengetahuan serta<br />
mengurangi ketergantungan pada sumber daya alam.<br />
“Kami tertarik dengan teknologi nuklir karena pengaplikasiannya<br />
yang beragam pada bidang kesehatan, industri,<br />
agrikultur dan sektor-sektor lain dalam ekonomi,” kata<br />
dia lagi.<br />
Dalam jangka panjang, teknologi nuklir bisa memenuhi<br />
permintaan energi Kamboja yang terus meningkat.<br />
Salah satu bidang kunci kerja sama Rusia-Kamboja dalam<br />
industri nuklir adalah penyebaran informasi terpercaya mengenai<br />
teknologi nuklir di masyarakat. (ant)<br />
<strong>Bisnis</strong> <strong>Jakarta</strong>/ap<br />
PROTES MUSLIM KASHMIR - Penduduk Muslim Kashmir meneriakkan slogan kebebasan dan protes atas pembunuhan warga sipil Amir Mir, di sebuah rumah sakit di Srinagar,<br />
India, Rabu (24/8). Pasukan pemerintah India menembakan senapan dan gas air mata di bagian India Kashmir untuk memecah protes baru menuntut diakhirinya kekuasaan India di<br />
wilayah Himalaya yang disengketakan.<br />
12 Tewas, Serangan<br />
di Universitas Amerika Afghanistan<br />
SEBANYAK 12 orang tewas dalam sebuah<br />
serangan yang terjadi di American University<br />
di Kabul, Afghanistan, demikian keterangan<br />
kepolisian setempat pada Kamis pagi waktu<br />
setempat.<br />
Serangan itu bermula pada<br />
Rabu pukul 18:30 waktu setempat<br />
(21.00 WIB) dengan sebuah<br />
ledakan besar yang kemudian<br />
disusul dengan tembakan.<br />
Sejumlah pelaku kemudian<br />
memasuki kawasan kam-<br />
pus saat para pekerja asing dan<br />
mahasiswa masih beraktivitas.<br />
Pasukan khusus Afghanistan<br />
kemudian mengepung kampus<br />
dan berhasil memasukinya,<br />
kata seorang pejabat kementerian<br />
dalam negeri.<br />
Kepala kepolisian Kabul,<br />
Abdul Rahimi, mengatakan tujuh<br />
mahasiswa, tiga petugas<br />
kepolisian, dan dua orang satpam<br />
tewas dalam serangan itu.<br />
Sebelumnya, insiden serupa<br />
pernah terjadi pada bulan ini di<br />
universitas lain.<br />
Tidak ada korban warga<br />
negara asing dalam insiden itu,<br />
kata kementerian kesehatan<br />
Afghanistan.<br />
Saat ini pihak kepolisian tengah<br />
memeriksa gedung-gedung<br />
kampus dan telah mengevakuasi<br />
700-an mahasiswa<br />
dari universitas yang sangat<br />
populer di kalangan orang kaya<br />
negara tersebut.<br />
“Kami sedang berada di kelas<br />
saat mendengar ledakan keras<br />
yang disusul dengan tembakan.<br />
Kejadian itu sangat dekat. Beberapa<br />
mahasiswa menangis,<br />
dan yang lain berteriak,” kata dia.<br />
Beberapa kelompok radikal,<br />
seperti Taliban Afghanistan<br />
dan cabang ISIS, sebelumnya<br />
sering mengaku sebagai pelaku<br />
serangan bom yang bertujuan<br />
untuk menjatuhkan pemerintahan<br />
Presiden Ashraf Ghani,<br />
tokoh yang didukung oleh<br />
negara-negara Barat.<br />
Serangan pada Rabu malam<br />
adalah insiden kedua dalam<br />
satu bulan terakhir yang menyasar<br />
institusi pendidikan.<br />
Taliban saat ini berhasil<br />
menguasai sebagian Afghanistan,<br />
terutama di provinsi Helmand<br />
di wilayah selatan dan<br />
Kunduz di utara. Sementara di<br />
sisi lain, pihak keamanan kewalahan.<br />
(ant)<br />
Turki Kecewa<br />
AS Belum Tahan Gulen<br />
ANKARA- Turki kecewa<br />
bahwa tokoh agama Fetullah<br />
Gulen, yang mestinya ditahan<br />
berdasarkan kesepakatan<br />
ekstradisi, masih berkeliaran<br />
secara bebas, kata Presiden<br />
Turki Recep Tayyip Erdogan<br />
pada Rabu (24/8) di Ankara.<br />
“Menurut kesepakatan<br />
ekstradisi 1981 dengan AS,<br />
kami berharap Gulen ditahan.<br />
Namun ia masih berkeliaran<br />
secara bebas,” kata Erdogan<br />
selama taklimat bersama<br />
Wakil Presiden AS Joe<br />
Biden, yang sedang berkunjung.<br />
Tapi Bidan mengatakan<br />
“hanya pengadilan federal<br />
AS yang memiliki wewenang<br />
untuk mengekstradisi<br />
Gulen”, demikian laporan<br />
gi perbatasan Turki.<br />
“Kami percaya perbatasan<br />
Turki harus dikuasai hanya<br />
oleh Turki, tak boleh ada pendudukan<br />
oleh kelompok lain,”<br />
kata Biden.<br />
Desakan Presiden Edorgan<br />
disampaikan untuk kesekian<br />
kalinya setelah pemerintah<br />
Amerika Serikat (AS) dinilai<br />
tidak memiliki itikad baik untuk<br />
melakukan ekstradisi terhadap<br />
Gulen yang dituduh<br />
sebagai orang yang paling<br />
brtanggungjawab atas insiden<br />
kudeta yang dilakukan<br />
pihakl militer Turki. Beruntung,<br />
kudeta tersebut dapat<br />
digagalkan dan oknum oejabat<br />
militer yang terlibat kini<br />
sedang menghadapi tuntutan<br />
hukum. (ant)<br />
<strong>Bisnis</strong> <strong>Jakarta</strong>/ap<br />
EKSTRADISI FETULLAH GULEN -Tokoh agama asal Turki Fetullah Gulen, yang mestinya ditahan berdasarkan kesepakatan ekstradisi<br />
hingga kini masih berkeliaran bebas. Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan Rabu (24/8) di Ankara, kembali mendesak Amerika Serikat<br />
menyerahkan Gulen untuk menjalani hukuman di Turki.