Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Manca negara<br />
<strong>Bisnis</strong> <strong>Jakarta</strong>, Jumat <strong>25</strong> <strong>November</strong> <strong>2016</strong><br />
8<br />
Terkait Masalah Rohingya<br />
RI Harus Bersikap Tegas<br />
JAKARTA - Wakil Ketua<br />
Badan Kerja Sama Antarparlemen<br />
(BKSAP) DPR RI Rofi<br />
Munawar meminta pemerintah<br />
Indonesia bersikap secara tegas<br />
dan resmi atas kekerasan<br />
di Myanmar terhadap etnis<br />
Rohingya. “Indonesia sebagai<br />
sebuah negara yang bertetangga<br />
dengan Myanmar harus secara<br />
proaktif mendorong nilainilai<br />
perdamaian dan penyelesaian<br />
konflik yang bermartabat<br />
melalui program diplomasi<br />
maupun forum-forum internasional,”<br />
tutur Rofi Munawar di<br />
<strong>Jakarta</strong>, kemarin.<br />
Legislator dari Fraksi Partai<br />
Keadilan Sejahtera (PKS) itu<br />
menilai apa yang terjadi di<br />
Myanmar tentu tidak bisa dilepaskan<br />
dari persoalan kawasan<br />
ASEAN karena aksi eksodus<br />
besar-besaran pengungsi Rohingya<br />
di akhir tahun 2015<br />
menjadi persoalan yang berdampak<br />
langsung terhadap<br />
negara-negara sekitarnya.<br />
“Prinsip-prinsip netralitas<br />
ASEAN terhadap urusan<br />
dalam negeri anggotanya<br />
harus mampu mendesak Myanmar<br />
melakukan langkah-langkah<br />
pencegahan konflik dan<br />
perlakuan kekerasan terhadap<br />
etnis Rohingya,” katanya.<br />
Ia pun mengingatkan bahwa<br />
pemerintah Indonesia<br />
tahun lalu sudah melakukan<br />
langkah-langkah mediasi terkait<br />
dengan Rohingya sehingga<br />
ada baiknya untuk mengingatkan<br />
kembali komitmen negara<br />
tersebut.<br />
Pertemuan tersebut dihadiri<br />
Menlu Retno Marsudi dengan<br />
Menlu Myanmar U Wunna<br />
Maung Lwin yang menghasil-<br />
kan sejumlah kesepakatan, termasuk<br />
di antaranya soal pengungsi<br />
Rohingya yang akan<br />
dilakukan langkah prevensi irregular<br />
migration oleh pemerintah<br />
Myanmar. “Pada zaman<br />
informasi yang terbuka seperti<br />
saat ini, sumber informasi tidak<br />
lagi bermakna tunggal dan berjalan<br />
linier. Sensitivitas sebuah<br />
negara kawasan perlu diperhatikan,’’<br />
katanya. (ant)<br />
Setelah 54 Tahun<br />
Tokyo Hujan Salju<br />
TOKYO - Ibukota Jepang, Tokyo mendapat salju pertama<br />
Kamis, pada bulan <strong>November</strong>, sebagai kejadian pertama<br />
sejak 54 tahun, memperlambat jam sibuk karena warga harus<br />
berangkat kerja dengan mengenakan jaket tebal dan sepatu<br />
bot, di kota yang lebih akrab dengan gempa bumi ketimbang<br />
salju.<br />
Salju bulan <strong>November</strong> yang terakhir menimpa Tokyo terjadi<br />
ketika John F. Kennedy masih menjadi presiden AS<br />
dan saat Bob Dylan — peraih Nobel Kesusasteraan- meluncurkan<br />
album pertama beberapa bulan sebelumnya.<br />
Salju yang mulai turun saat fajar berupa hujan es dan<br />
salju, namun menjadi hujan salju sepenuhnya beberapa saat<br />
kemudian, dipicu oleh udara dingin yang tidak biasa di seputar<br />
Tokyo dan sekitarnya dan suhu udara merosot mendekati<br />
nol derajat celsius.<br />
Suhu udara rata-rata saat ini adalah 14 derajat dan bisa<br />
naik menjadi 20 derajat pada Minggu lalu. “Saya sangat<br />
kaget,” kata Masaru Machida, yang baru menyelesaikan<br />
giliran dinas malam dan sedang berjalan kaki pulang.<br />
Tokyo yang posisinya sejajar dengan kota Raleigh di<br />
North Carolina, AS, biasanya hanya mendapat satu kali<br />
hujan salju setiap tahun. (ant)<br />
ASEAN Bangun Sinergi<br />
Garap Potensi CSR<br />
JAKARTA - ASEAN membangun sinergi dengan berbagai<br />
pemangku kepentingan untuk memaksimalkan potensi<br />
dari program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR)<br />
pada kehidupan masyarakat di kawasan Asia Tenggara sesuai<br />
dengan cita-cita organisasi tersebut hingga 20<strong>25</strong>.<br />
“Dalam upaya bersama kita untuk mewujudkan masyarakat<br />
yang terpusat, komunitas dengan berorientasi pada<br />
masyarakat, ASEAN perlu memperkuat keterlibatan dengan<br />
sektor swasta, organisasi masyarakat sipil dan pemangku<br />
kepentingan lainnya,” kata Deputi Sekretaris Jenderal<br />
ASEAN Urusan Masyarakat dan Perusahaan AKP<br />
Mochtan, <strong>Jakarta</strong>, kemarin.<br />
Untuk memperkuat sinergi tersebut, Kesekretariatan<br />
ASEAN di <strong>Jakarta</strong> juga bekerja sama dengan Jaringan CSR<br />
ASEAN untuk menyelenggarakan loka karya demi meningkatkan<br />
kesadaran dan kerja sama antara pemangku kepentingan<br />
dalam mempromosikan praktik-nya di ASEAN.<br />
Dalam acara yang akan dilangsungkan pada 24-<strong>25</strong> <strong>November</strong><br />
<strong>2016</strong> tersebut, Ketua Jaringan CSR ASEAN Yanti<br />
Triwadiantini juga menilai perlunya memperkuat keterlibatan<br />
berbagai pihak untuk mencapai cita-cita ASEAN pada<br />
20<strong>25</strong> tersebut.<br />
Dia juga menekankan pentingnya CSR dalam membangun<br />
Komunitas ASEAN yang solid. (ant)<br />
<strong>Bisnis</strong> <strong>Jakarta</strong>/ant<br />
KUNJUNGAN DUBES INGGRIS - Duta Besar Inggris untuk Indonesia, ASEAN dan Timor Leste Moazzam Malik (ketiga kiri) mengulek rujak bersama Country Director of British<br />
Council Indonesia Paul Smith (tengah) dan Ketua STIE Perbanas Luthfi (kanan) usai Dialog Interaktif di Auditorium STIE Perbanas Surabaya, kemarin. Kegiatan membuat rujak uleg<br />
tersebut bertujuan untuk menambah keakraban sekaligus memperkenalkan salah satu makanan khas Jawa Timur.<br />
Hal itu disampaikan Ketua<br />
Umum Dewan Pengurus Pusat<br />
(DPP) Generasi Muda (GEMA)<br />
Mathla’ul Anwar (MA) Ahmad<br />
Nawawi di <strong>Jakarta</strong>, kemarin.<br />
Konflik Myanmar<br />
Dianggap Murni Kejahatan<br />
Terhadap Rohingya<br />
KONFLIK yang terjadi di Myanmar<br />
dianggap bukanlah konflik agama antara<br />
Umat Buddha dengan Umat Islam, tetapi<br />
murni kejahatan kemanusiaan yang<br />
dilakukan oleh kelompok tertentu terhadap<br />
Muslim Rohingya.<br />
Pihaknya merilis pernyataan<br />
sikap bersama dengan Dewan<br />
Pengurus Pusat (DPP) Gema<br />
Budhi Bambang Patijaya.<br />
“Menyadari bahwa konflik<br />
tersebut bersifat kompleks terkait<br />
wilayah perbatasan, loyalitas<br />
warga negara, serta latar<br />
belakang sejarah yang berbeda<br />
sehingga kami mendesak<br />
Pemerintah Myanmar sesegera<br />
mungkin menghentikan aksi<br />
kejahatan kemanusiaan di<br />
negara itu serta menyelesaikan<br />
dengan metode ‘soft resolusion<br />
conflict’,” kata Ahmad<br />
Nawawi.<br />
Baik Gema MA maupun<br />
Gema Budhi mengajak Umat<br />
Islam dan Umat Buddha di Indonesia<br />
untuk tetap memelihara<br />
kerukunan dan toleransi serta<br />
bersatu-padu menolak dan<br />
mengutuk segala bentuk tindak<br />
kejahatan kemanusiaan.<br />
Kedua organisasi itu menyatakan<br />
menolak segala bentuk<br />
provokasi untuk memperluas<br />
dan memindah konflik Myanmar<br />
ke Indonesia dengan membenturkan<br />
Umat Islam dan<br />
Umat Buddha di Indonesia.<br />
“Kami mengimbau masyarakat<br />
Indonesia untuk dapat menyaring<br />
informasi yang beredar<br />
melalui media sosial dan tidak<br />
terprovokasi untuk menyebarkan<br />
kebecian,” tuturnya.<br />
Ahmad Nawawi juga meminta<br />
pihak kepolisian menindak<br />
tegas pihak-pihak yang dengan<br />
sengaja memperkeruh suasana<br />
dengan membenturkan Umat<br />
Islam dan Umat Buddha di Indonesia<br />
karena dapat merobek<br />
tenunan kebangsaan Indonesia.<br />
“Kita sepakat untuk menyampaikan<br />
keprihatinan melalui<br />
Kedubes Myanmar di <strong>Jakarta</strong>,”<br />
ujarnya. (ant)<br />
Badai di Australia<br />
Picu Sakit Asma<br />
MELBOURNE - Sebuah badai di kota Melbourne, Australia,<br />
memicu ribuan serangan alergi asma yang disebabkan<br />
serbuk sari tanaman hingga menewaskan sedikitnya<br />
empat orang dan kondisi darurat tersebut tidak pernah terjadi<br />
sebelumnya.<br />
Hujan lebat dan angin pada hari Senin yang menjadi<br />
puncak musim semi di bagian selatan Victoria, menyebabkan<br />
serbuk sari rumput “Rye” menyerap kelembaban, membentuknya<br />
menjadi partikel yang lebih kecil sehingga<br />
menyebar ke udara.<br />
Rumah Sakit Melbourne merawat lebih dari 8.500 pasien<br />
pada Senin malam dan Selasa, berdasarkan data Departemen<br />
Kesehatan Victoria, selagi pelayanan darurat berusaha<br />
menangani masalah tersebut. “Pasien terkait kasus ini<br />
terus bertambah di Unit Gawat Darurat pusat Kota Melbourne,<br />
dengan tiga orang mengalami kondisi kritis,” kata<br />
pihak Departemen Kesehatan.<br />
“Hal ini sangat tidak terduga dan kejadian tragis, kami<br />
tengah memantau kondisi yang sedang berlangsung dalam<br />
penanganan di rumah sakit kami,” ujar nara sumber tersebut.<br />
Layanan darurat juga menerima panggilan telepon setiap<br />
beberapa detik pada saat masa darurat tertinggi dan<br />
para pegawai diminta untuk tetap bersiaga, tulis salah satu<br />
media setempat. (ant)<br />
Pertumbuhan Kota<br />
Ancam Warisan Ayutthaya<br />
BANGKOK - Pertumbuhan<br />
kota dan permasalahan<br />
manajemen air mengancam<br />
usaha pelestarian di<br />
kota kuno Ayutthaya, Thailand,<br />
kata pakar.<br />
Warisan Dunia<br />
UNESCO di sekitar 80 kilometer<br />
ke arah utara ibu<br />
kota, Bangkok, itu pernah<br />
menjadi salah satu kota<br />
terkaya di dunia dan menjadi<br />
pelabuhan perdagangan<br />
besar sejak abad ke-14<br />
hingga ke-18.<br />
Pada saat ini, kota itu<br />
menarik wisatawan dari<br />
penjuru dunia untuk mengagumi<br />
reruntuhan dan<br />
patung batu Buddha di<br />
Ayutthaya, yang pernah<br />
menjadi salah satu ibu kota<br />
kuno Thailand, yang pada saat<br />
itu dikenal dengan nama Siam.<br />
Meskipun demikian, tata<br />
kota -yang buruk- dan dampaknya<br />
terhadap manajemen air<br />
di wilayah rendah memberikan<br />
ancaman terhadap taman bersejarah<br />
itu, kata Montira Horayangura<br />
Unakul, Petugas Profesional<br />
Nasional dari Unit Kebudayaan<br />
UNESCO. “Separuh<br />
dari pulau itu dilindungi sebagai<br />
sebuah taman nasional<br />
dan bagian timurnya adalah<br />
lokasi dimana banyak dilaksanakan<br />
pembangunan modern,”<br />
kata Montira kepada Reuters<br />
dalam wawancara telepon.<br />
Pembangunan yang pesat<br />
telah memicu kekhawatiran atas<br />
kemampuan wilayah itu untuk<br />
menangani banjir.<br />
Banjir bandang di Thailand<br />
2011 lalu, yang menewaskan<br />
lebih dari 900 orang dan kerugian<br />
sebesar miliaran dolar, terjadi<br />
di Ayutthaya.<br />
Sejumlah kuil terendam air<br />
selama berminggu-minggu,<br />
meskipun sebagian besar mengalami<br />
sedikit kerusakan. “Begitu<br />
airnya surut tampak tidak<br />
banyak ekrusakan yang ditimbulkan.<br />
Meskipun demikian,<br />
setelah itu kami menemukan<br />
sisa-sisa dampak contohnya<br />
terhadap lukisan-lukisan dinding,”<br />
kata Montira,<br />
Kekurangan pengetahuan<br />
tentang bahan yang digunakan<br />
di sejumlah tempat itu<br />
menjadi masalah lain di Ayutthaya<br />
dan sejumlah warisan<br />
kebudayaan lainnya. (ant)<br />
<strong>Bisnis</strong> <strong>Jakarta</strong>/ade<br />
WAKAPOLRI BERTEMU DUBES ARAB BAHAS MASALAH KEAMANAN - Wakapolri Komjen Pol Syafruddin usai melakukan pertemuan<br />
tertutup dengan Dubes Kerajaan Arab Saudi untuk RI Osamah Mohammed al-Shuibi (kanan) di kantor Kedubes Arab Saudi di<br />
Kuningan, <strong>Jakarta</strong> Selatan, kemarin. Pertemuan tersebut membahas upaya peningkatan kerja sama keamanan kedua negara dan keamanan<br />
bangsa-bangsa dunia dalam menghadapi bahaya terorisme.