03.12.2016 Views

putusan_no.121tahun2016_kip_kab.benermeriah

putusan_no.121tahun2016_kip_kab.benermeriah

putusan_no.121tahun2016_kip_kab.benermeriah

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

SALINAN PUTUSAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILU<br />

Diunduh dari laman : www.dkpp.go.id<br />

KPU, BAWASLU dan DKPP No. 13, 11 dan 1 Tahun 2012 yang sangat jelas<br />

mengatur tentang perilaku dan etika setiap penyelenggara pemilu;<br />

3. Bahwa dalam hukum yang berlaku di Negara kita dikenal dengan adanya azas<br />

praduga tidak bersalah yang maksudnya bila seseorang itu tidak boleh dikatakan<br />

bersalah sebelum ada Putusan Pengadilan yang berkekuatan hukum tetap<br />

menyatakan orang tersebut bersalah atas perbuatan yang dilakukannya. Begitu<br />

juga dengan perbuatan Terlapor, seharusnya Majelis Hakim DKPP belum dapat<br />

melaksanakan sidang Kode Etik terhadap diri Terlapor sebelum Pengadilan Negeri<br />

Simpang Tiga Redelong mengeluarkan <strong>putusan</strong> yang berkekuatan hukum<br />

menyatakan Terlapor telah bersalah melakukan suatu tindak pidana;<br />

4. Bahwa perbuatan yang dilakukan oleh Teradu adalah merupakan Tindak Pidana<br />

murni sebagaimana yang didakwakan kepadanya melanggar Pasal 351 ayat 1<br />

KUHP, sehingga atas dasar tersebut perbuatan Terlapor harus diadili pada<br />

Pengadilan Negeri Simpang Tiga Redelong karena tindak pidana tersebut terjadi<br />

diwilayah hukumnya;<br />

5. Bahwa dugaan penganiayaan yang dilaporkan oleh Pelapor/Pengadu kepada DKPP<br />

terhadap diri Terlapor/Teradu diawali atas permintaan dari Terlapor/Teradu kepada<br />

Pelapor/Pengadu didalam ruangan Ketua KIP Bener Meriah untuk menyerahkan<br />

dokumen hasil seleksi PPK dan PPS Kabupaten Bener Meriah kepada<br />

Terlapor/Teradu, namun tidak diserahkan oleh Pelapor/Pengadu sehingga terjadi<br />

pertengkaran mulut diantara keduanya, dengan adanya pertengkaran mulut<br />

tersebut Pelapor/Pengadu tidak dapat menahan emosinya sehingga lebih dahulu<br />

melakukan pemukulan secara berulang-ulang kearah Terlapor/Teradu, dengan<br />

keadaan yang dipukuli secara berulang-ulang untuk mempertahankan diri<br />

Terlapor/Teradu melakukan pembelaan diri dengan memukul balik sebanyak satu<br />

kali lalu Pelapor/Pengadu langsung terjatuh ke lantai;<br />

6. Bahwa tidak benar seperti apa yang disebutkan oleh Pelapor/Pengadu didalam<br />

laporannya bila Terlapor/Teradu melakukan pemukulan ke arah diri Pelapor secara<br />

berulang-ulang, hal ini dapat dibuktikan dengan kutipan visum et repertum yang<br />

dimuat dalam Dakwaan Jaksa Penuntut Umum disidang Pengadilan pada tanggal,<br />

31 Oktober 2016 yang dikutip "...Pasien dipulangkan dalam keadaan baik...", sesuai<br />

dengan visum Et Repertum Nomor : 445/062/VER/2016 atas nama Anwar Hidayat<br />

tanggal, 08 September 2016, bila pemukulan tersebut dilakukan secara bertubi-tubi<br />

maka Pelapor seharusnya oleh dokter yang memeriksa akan dilakukan penanganan<br />

medis serta harus dirawat, namun dalam hal ini Pelapor dapat dipulangkan tanpa<br />

perlu adanya perawatan.<br />

7. Bahwa seluruh saksi-saksi yang disebutkan oleh Pelapor saat kejadian tidak berada<br />

didalam ruangan Ketua KIP Bener Meriah, saksi-saksi tersebut baru datang setelah<br />

kejadian tersebut berakhir dan melihat Pelapor telah tergeletak dilantai, sehingga<br />

tidak benar seperti apa yang disebutkan oleh Pelapor dalam laporannya bila saksisaksi<br />

tersebut melihat langsung Terlapor melakukan pemukulan kepada Pelapor;<br />

5<br />

Salinan <strong>putusan</strong> ini tidak bisa dipergunakan sebagai rujukan resmi atau alat bukti.<br />

Untuk informasi lebih lanjut, hubungi Sekretaris Persidangan DKPP RI, Jl. MH. Thamrin No. 14, Jakarta Pusat 10350, Telp. (021) 3192245, Fax. (021) 3192245, Email: info@dkpp.go.id

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!