Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
JUMAT<br />
<strong>17</strong> FEBRUARI 20<strong>17</strong><br />
MEMBANGUN<br />
DESA<br />
Para Kades se-Kec Barumun saat mengikuti Musrenbang<br />
(m24/Aswin)<br />
Kecamatan Barumun Gelar<br />
Musrenbang 20<strong>17</strong><br />
PALAS-M24<br />
Musyawarah rencana pembangunan (Musrenbang) tingkat Kec<br />
Barumun, Kab Padanglawas (Palas), tahun 20<strong>17</strong> digelar, Kamis (16/2).<br />
Agenda rapat untuk menyusun Rencana Kerja Pembangunan Daerah<br />
(RKPD) Kab Palas tahun 20<strong>17</strong>. Selain itu dibahas juga prioritas kegiatan<br />
hasil Musrenbang Desa di wilayah Kec Barumun.<br />
Dalam musyawarah dilakukan juga koordinasi, konfirmasi, klarifikasi<br />
usulan program tingkat kecamatan, melakukan klasifikasi atas prioritas<br />
kegiatan pembangunan kecamatan sesuai dengan fungsi-fungsi Satuan<br />
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) serta menetapkan prioritas kegiatan<br />
yang akan diusulkan pada forum SKPD tersebut.<br />
Camat Barumun, Ass'ad Tufeil kepada M24 mengatakan,<br />
musyawarah tahunan itu dilaksanakan untuk mendapatkan masukan,<br />
konfirmasi, klarifikasi, berbagai prioritas kegiatan berdasarkan hasil<br />
Musrenbang desa, program lintas desa, serta program internal<br />
kecamatan sebagai dasar bagi penyusunan Rencana Program Kerja<br />
Kecamatan (RPTK) ini.<br />
"BPMPD sebagai koordinator kegiatan didampingi Bappeda<br />
bersama dengan SKPD terkait yang bertugas sebagai narasumber<br />
dalam memberikan informasi terkait kegiatan-kegiatan yang akan<br />
dilaksanakan di tahun 20<strong>17</strong> yang sudah diakomodasi dalam APBD<br />
Tahun 2016, dan program kerja pada tahun 20<strong>17</strong>," katanya.<br />
Lanjut Camat, dalam kegiatan juga menampung usulan<br />
pembangunan yang disampaikan Kades se-Kec Barumun. "Usulan dari<br />
desa dibahas. Mana program yang butuh prioritas, kita majukan agar<br />
pelaksanaannya segera terlaksana," pungkasnya. (aswin)<br />
Kepala Bappeda Kab Pakpak Bharat, Jalan Berutu saat<br />
memberikan arahan (M24/edy Ilva S)<br />
MUSRENBANG STTU JULU<br />
Sekda: Harus Responsif Terhadap<br />
Pembangunan<br />
PAKPAK BHARAT-M24<br />
Kecamatan Sitellu Tali Urang (STTU) Julu merupakan kecamatan<br />
kelima di Kabupaten Pakpak Bharat yang melaksanakan Musyawarah<br />
Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) tahun 20<strong>17</strong> untuk<br />
perencanaan program tahun 2018.<br />
Akhir pekan lalu, mengambil tempat di Aula Kantor Camat STTU<br />
Julu, Ulu Merah musyawarah pun berjalan penuh khidmat. Secara<br />
resmi, Sekretaris Daerah (Sekda) Kab Pakpak Bharat, Sahat Banurea<br />
membuka pelaksanaan Musrenbang tersebut.<br />
Dalam pidato sambutannya, dia mengingatkan agar seluruh peserta<br />
konsisten terhadap hasil-hasil Musrenbang. Karena, katanya, dalam<br />
perkembangan teknologi saat ini Musrenbang sudah terekam secara<br />
elektronik yang dalam bahasa kekinian dikenal dengan sebutan e-<br />
Planning. “Artinya, tidak ada program atau kegiatan sisipan di tengah<br />
jalan. Apa yang direncanakan dan ditetapkan semenjak awal, itulah<br />
yang akan dilaksanakan pada akhirnya," terangnya.<br />
Musyawarah turut dihadiri Kepala Desa, Sekretaris dan Perangkat<br />
Desa, para ketua dan anggota BPD, pemuka masyarakat dan delegasi<br />
Desa, para Bidan, tenaga ahli dan pendamping Desa, serta undangan<br />
lainnnya. Tampak hadir juga para pimpinan OPD, pimpinan Muspika,<br />
Kepala Puskesmas, Koordinator PPL, dan tuan rumah Camat, Elhidayat<br />
Berutu, beserta jajarannya.<br />
Sekda juga meminta agar masyarakat responsif dalam menyikapi<br />
pembangunan. “Sebut saja ketika dibuat infrastruktur baru, maka<br />
manfaatkanlah sebaik-baiknya. Jangan pembangunan malah<br />
menghasilkan kesia-siaan, karena jika dikaji itu kembali ke tanggung<br />
jawab masyarakat semua sebagai yang mengusulkan dan<br />
merencanakan dan sesungguhnya pembangunan itu bersinergi serta<br />
berdampak pada peningkatan ekonomi karena merupakan multiplier<br />
effect”, jelas Sahat.<br />
Kepada Camat, Sekda berpesan agar urusan Dana Desa (DD) dan<br />
Anggaran Dana Desa (ADD) dapat dibantu prosesnya dan<br />
pertanggungjawabannya.<br />
Senada dengan Sekda, Kepala Bappeda, Jalan Berutu<br />
mengharapkan sinkronisasi yang solid antar pemangku kepentingan<br />
dengan masyarakat. “Pembangunan juga harus mengacu pada<br />
beberapa hal, antara lain visi-misi kabupaten, Rencana Umum Tata<br />
Ruang dan Rencana Tata Ruang Wilayah. Pastinya juga perencanaan<br />
saat ini juga turut diaudit, tidak semata-mata pertanggung jawaban<br />
saja," papar Jalan.<br />
Camat STTU Julu, Elhidayat Berutu saat dikonfirmasi menyebut<br />
bahwa proses Musrenbang kecamatan ini terlebih dahulu dimulai dari<br />
tingkat dusun, terus ke desa dan saat ini sedang berlangsung di<br />
kecamatan. “Nantinya akan disambung pada tingkat kabupaten dimana<br />
kami juga harus menyiapkan perwakilan dari kecamatan ini," ucapnya.<br />
(edy)<br />
JEMPUT ASPIRASI<br />
Anggota DPRD Asahan Temui Warga<br />
KISARAN-M24<br />
Untuk menampung aspirasi dari<br />
warga, anggota DPRD Asahan,<br />
Rosmansyah STP temui<br />
konstituennya di Kec Buntu Pane,<br />
Asahan, Rabu (15/2) kemarin.<br />
Selain itu, kegiatan ini juga sudah<br />
diatur berdasarkan PP Nomor 16<br />
Tahun 2010.<br />
Rosmansyah STP mengatakan<br />
bahwa reses bertujuan untuk<br />
mengevaluasi sejauh apa<br />
kemajuan dan perkembangan<br />
pembangunan di seluruh daerah di<br />
Kab Asahan, baik itu pelaksanaan<br />
pembangunan infrastruktur<br />
maupun bidang sosial lainnya.<br />
Pelaksanaan reses ini juga<br />
dimaksudkan untuk menyerap<br />
aspirasi dari masyarakat yang<br />
berhubungan dengan program<br />
pembangunan di daerah masingmasing<br />
sesuai UUD Nomor 25<br />
Tahun 2004 dan Permendagri<br />
nomor 54 Tahun 2010. Di dalam<br />
peraturan tersebut dijelaskan<br />
bahwa skema pembangunan<br />
meliputi tiga bidang yakni<br />
Parsititatif, Technical dan Politis.<br />
SIMALUNGUN-M24<br />
Hampir 80 persen, Kepala Puskesmas di<br />
Simalungun enggan menempati rumah dinas<br />
(Rumdis) yang disediakan Pemkab. Padalah,<br />
rumah tersebut layak untuk ditempati.<br />
akan disatukan dengan masukan<br />
yang diterima oleh anggota dewan.<br />
”Nanti itu akan masuk ke pokokpokok<br />
pikiran. Reses kali ini<br />
dilaksanakan untuk menjaring<br />
aspirasi masyarakat, baik usulan<br />
ataupun saran kepada anggota<br />
dewan,” ujarnya.<br />
Ia menjelaskan, bahwa tugas<br />
dirinya sebagai anggota dewan<br />
harus menampung dan<br />
memperjuangkan aspirasi-aspirasi<br />
serta keinginan masyarakat yang<br />
ada di Dapilnya. Sehingga, Pemkab<br />
Asahan dalam mengambil<br />
kebijakan bisa sesuai dengan yang<br />
dibutuhkan warganya.<br />
Sementara itu, Camat Buntu<br />
Pane, Adi Putra Parlaungan<br />
menjelaskan bahwa kegiatan reses<br />
adalah segala bentuk aspirasi dari<br />
masyarakat dapat dikawal oleh<br />
anggota DPRD Asahan.<br />
"Diharapkan kepada bung<br />
Rosmansyah selaku politisi dari<br />
PDI-Perjuangan dapat mengawal<br />
segala bentuk aspirasi yang<br />
disampaikan masyarakat,"<br />
harapnya. (deddy)<br />
PERINTAH BUPATI DIABAIKAN<br />
Kepala Puskesmas<br />
Enggan Tempati Rumdis<br />
UPATI<br />
B<br />
S i m a -<br />
lungun DR<br />
JR Saragih<br />
menginginkan<br />
seluruh<br />
Puskesmas yang ada<br />
beroperasi selama 1x24 jam,<br />
makanya didirikanlah Rumdis<br />
tersebut persis bersebelahan<br />
dengan fasilitas kesehatan itu<br />
agar Kepala Puskesmas bisa<br />
memberikan pelayanan<br />
Rosmansyah saat melakukan reses di Kec Buntu Pane (m24/Deddy)<br />
"Pada bidang Parsititatif,<br />
mekanisme berdasarkan dari<br />
bawah ke atas, kegiatannya yaitu<br />
Musrenbang. Pada bidang Techical,<br />
mekanismenya dari atas ke bawah,<br />
kegiatan ini membutuhkan analisa<br />
yang benar di dalam merencanakan<br />
segala pembangunan dan<br />
yang menentukan yakni dari forum<br />
kesehatan yang maksimal.<br />
Tapi apa mau dikata, pelayanan<br />
Puskesmas 1x24 jam tak<br />
akan bisa terlaksana dengan<br />
maksimal jika Kepala Puskesmas<br />
masing masing enggan<br />
menempati Rumdis yang ada.<br />
Lucunya, Kadis Kesehatan<br />
Kabupaten Simalungun, Dr Jan<br />
Maurisdo Purba malah membela<br />
sikap Kepala Puskesmas<br />
tersebut. Dia berdalih, selama<br />
pelayanan tetap prima, tak<br />
SKPD. Pada skema politis, peranan<br />
politik juga diperlukan. Ketiga<br />
skema pembangunan tersebut<br />
seterusnya akan dibahas dan<br />
dirumuskan agar bisa menciptakan<br />
suatu pembangunan," tegasnya.<br />
Rosmansyah melanjutkan,<br />
setiap masukan yang disampaikan<br />
oleh masyarakat saat dirinya reses<br />
masalah kalau Rumdis itu tak<br />
ditempati. Secara tak langsung,<br />
dia membantah perintah bupati<br />
yang menginginkan agar<br />
Rumdis itu ditempati Kepala<br />
Puskesmas.<br />
"Yang penting pelayanan<br />
fasilitas kesehatan di puskemas<br />
masing seperti anjuran bapak<br />
Bupati Simalungun tetap berjalan<br />
1 x 24 jam. Selain Kepala<br />
Puskesmas,disitu ada dokter<br />
jaga dan perawat yang selalu<br />
stay. Jadi mereka lah yang mengatur.<br />
Inti jangan pelayanan<br />
tergangu," ucapnya, Kamis(16/<br />
2) di ruang kerjanya.<br />
Jan Maurisdo mencontohkan,<br />
suatu waktu ada telepon<br />
dari warga lantaran ketiadaan<br />
dokter di Puskesmas Bah<br />
Jambi. Atas perintahnya, Kapus<br />
langsung memanggil dokter.<br />
"Contoh waktu itu Puskesmas<br />
Bah Jambi dan langsung saya<br />
telepon Kepala Puskesmas<br />
pukul 03.00 WIB dini hari dan<br />
selesai tak ada masalah,"<br />
ucapnya.<br />
Disinggung sanksi yang diberikan<br />
jika fasilitas pelayanan<br />
tak berjalan maksimal, Jan<br />
mengatakan akan segera kordinasi<br />
dengan Bupati Simalungun.<br />
"Kita akan berikan SP 1<br />
sampai SP 3, bila memungkinkan<br />
saya akan langsung<br />
kordinasi dengan Bupati Simalungun<br />
agar Kepala Puskesmas<br />
diberi sanksi tegas atau<br />
langsung diganti," ujarnya. (adi)<br />
Kantor KPUD Pakpak Bharat Memprihatinkan<br />
Kondisi Kantor KPUD Kab Pakpak Bharat yang<br />
memprihatinkan (m24/edy Ilva S)<br />
PAKPAK BHARAT-M24<br />
Kondisi Kantor Komisi Pemilihan<br />
Umum Daerah (KPUD)<br />
KONFLIK LAHAN PTPN II<br />
Semua Pihak Diminta Siapkan Dokumen<br />
MEDAN-M24<br />
Konflik lahan berkepanjangan<br />
di Durin Tonggal Kab<br />
Deliserdang (DS) antara Kelompok<br />
Tani Ari Ersada Aron<br />
Bolon dengan PTPN II tampaknya<br />
terus tak berujung.<br />
Kasus tersebut kembali dibawa<br />
ke ruang Rapat Dengar Pendapat<br />
(RDP) Komisi A Dewan<br />
Perwakilan Rakyat Daerah<br />
Sumatera Utara (DPRDSU),<br />
Selasa kemarin di gedung Dewan<br />
Jalan Imam Bonjol Medan.<br />
Pantauan M24, Ketua Komisi<br />
A DPRDSU, FL Fernando Simanjuntak<br />
SH MH belum bisa<br />
mengeluarkan rekomendasi<br />
karena tidak lengkapnya datadata<br />
pendukung alas hak dari<br />
para pihak terkait. Termasuk<br />
dokumen BPN DS, BPN Sumut<br />
dan Pemprovsu.<br />
Fernando Simanjuntak akhirnya<br />
mengeluarkan 4 catatan<br />
penting terkait konflik lahan di<br />
Durin Tonggal. Di antaranya,<br />
pertama, BPN DS mempersiapkan<br />
data-data sertifikat di<br />
lahan konflik seluas 102 Ha<br />
Kab Pakpak Bharat sangat<br />
memprihatinkan. Gedung yang<br />
dipakai sejak tahun 2004 itu,<br />
untuk diserahkan ke Komisi A.<br />
Kedua, Komisi A DPRDSU<br />
meminta polisi menghentikan<br />
segala proses hukum yang<br />
menyangkut lokasi sengketa.<br />
Ketiga, Pemkab DS mempersiapkan<br />
izin-izin di areal sengketa.<br />
Keempat, Pemprovsu dan<br />
BPN Sumut mempersiapkan<br />
data-data sebelum Komisi A<br />
DPRDSU turun ke lokasi.<br />
Dr Januari Siregar menegaskan,<br />
jika tanah di Durin<br />
Tonggal dikuasai 2 pengembang,<br />
maka kalau bila ada<br />
2 pihak mengklaim pada 1<br />
objek tanah, tentunya harus<br />
bisa dibuktikan melalui pengujian<br />
dokumen surat tanah.<br />
Sarma Hutajulu meyakini, selama<br />
30 tahun lahan bukan eks<br />
HGU PTPN II telah diusahain<br />
oleh PTPN II.<br />
"BPN yang keluarkan sertifikat<br />
sebaiknya jangan mempersulit.<br />
BPN Sumut dan BPN<br />
DS wajib menyerahkan foto<br />
copy sertifikat. Berapa<br />
sertifikat dan atas nama siapa?<br />
Apa bekas tanah negara atau<br />
Pimpinan Komisi A DPRDSU saat memimpin RDP (m24/<br />
Budiman Pardede)<br />
perorangan<br />
yang<br />
disertifikatkan? Kepolisian<br />
tolong profesional dong<br />
memilah pengaduan. Jangan<br />
suka memproses warga<br />
dengan mudah," imbau Sarma.<br />
Sebelumnya, seorang anggota<br />
kelompok tani mengungkapkan,<br />
tanah yang dikelola<br />
dan diusahai belum ada sertifikat<br />
kepemilikan. Sehingga<br />
kelompok tani merasa berhak<br />
mengelola sekaligus menuntut<br />
sudah jauh dari kata layak untuk<br />
digunakan.<br />
Bangunan yang sudah tua,<br />
sarana pendukung yang kurang<br />
memadai membuat kantor<br />
KPUD tersebut butuh perhatian.<br />
Kondisi tersebut memaksa agar<br />
KPUD punya kantor baru. Sebab,<br />
sudah tiga (3) kali tahapan<br />
pemilihan kepala daerah (Pilkada)<br />
di daerah ini, bekas gedung<br />
SMP itu masih dipertahankan.<br />
Ketua KPUD Kab Pakpak<br />
Bharat, Sahitar Berutu MA saat<br />
dikonfirmasi M24, Kamis (16/2)<br />
di ruang kerjanya mengutarakan<br />
bahwa dana untuk pembangunan<br />
kantor telah direalisasikan<br />
pada Tahun Anggaran<br />
(TA) 2012 lalu. Namun, karena<br />
ketiadaan lahan yang dihibahkan<br />
dari Pemkab menyebabkan<br />
dana tersebut kembali ke pusat.<br />
“Sudah 13 tahun gedung ini<br />
dipakai untuk kantor KPUD,"<br />
terang Sahitar.<br />
Kondisi kantor seperti itu<br />
membuat para komisioner<br />
KPUD dan staf pegawai kurang<br />
nyaman untuk menjalankan<br />
tugasnya sehari-hari. Ia<br />
berharap, tahun ini Pemkab<br />
dapat memberikan hibah tanah<br />
untuk pembangunan gedung<br />
KPUD supaya di tahun akan<br />
datang KPU Pusat dapat<br />
memplot anggarannya. (edy)<br />
sertifikat. "Ada aktifitas kebun<br />
kelapa sawit di lahan bermasalah.<br />
Kami duga pihak<br />
PTPN II," kata Sempat Ginting.<br />
Dia menegaskan, lokasi<br />
lahan yang diklaim adalah<br />
kebun Sensir Dusun IV dan V<br />
Durin Tonggal. Merupakan<br />
tanah yang telah diusahai<br />
keluarga sejak turun temurun.<br />
Namun mulai tahun 1974,<br />
lanjut Ginting, PTPN II<br />
mengambil alih lahan secara<br />
Camat<br />
Angkat<br />
Kepling II<br />
& V Sei<br />
Marbau<br />
TANJUNGBALAI-M24<br />
Camat Teluk Nibung,<br />
Amiruddin Syah mengangkat<br />
Kepala Lingkungan (Kepling) II<br />
dan V, ini berdasarkan Surat<br />
Keputusan (SK) Camat Teluk<br />
Nibung Nomor:100/02/K/<br />
KTN/20<strong>17</strong> Tentang<br />
Pengangkatan Kepala<br />
Lingkungan di Kel Sei Marbau<br />
Kec Teluk Nibung,<br />
Tanjungbalai.<br />
Dalam SK itu, Andri<br />
Remenda diangkat sebagai<br />
Kepling II menggantikan<br />
Bangun Surya sementara<br />
Sofyan Sori Lubis diangkat<br />
sebagai Kepling V<br />
menggantikan Kamal Panjaitan.<br />
Pengangkatan Kepling ini<br />
merupakan bagian dari upaya<br />
mengisi kekosongan pelayan<br />
publik di lingkungan II dan V.<br />
Hal ini dikarenakan kedua<br />
Kepling sebelumnya tersangkut<br />
masalah hukum. SK langsung<br />
diserahkan Camat Teluk<br />
Nibung kepada yang<br />
bersangkutan di Kantor<br />
Walikota, Kamis (16/2).<br />
Dalam rangka memenuhi<br />
Peraturan Walikota<br />
Tanjungbalai Nomor:2 Tahun<br />
2016 tanggal 4 Januari 2016<br />
tentang Pedoman<br />
Pembentukan, Pengangkatan<br />
dan Pemberhentian Kepala<br />
Lingkungan dikota<br />
Tanjungbalai, Surat Badan<br />
Narkotika Nasional Kota<br />
Tanjungbalai Nomor : B/186/<br />
Ka/brts.01/20<strong>17</strong>/BNNK-TB<br />
tanggal 10 Februari 20<strong>17</strong> perihal<br />
data PNS yang dilakukan<br />
penangkapan oleh BNNK<br />
Tanjungbalai serta Surat<br />
Seketaris Daerah kota<br />
Tanjungbalai Nomor : 100/<br />
3023/Pem-an tanggal 13<br />
Februari 20<strong>17</strong> Perihal<br />
Pemberitahuan Kepling di<br />
lingkungan, juga mengacu<br />
pada Surat Lurah Sei Marbau<br />
Nomor : 140/09/KSM/20<strong>17</strong><br />
tanggal 14 Februari 20<strong>17</strong> perihal<br />
Penyampaian Usulan<br />
Pengangkatan Kepala<br />
Lingkungan II dan V Kelurahan<br />
Sei Marbau Kecamatan Teluk<br />
Nibung.<br />
"Terpenting Pelayanan dan<br />
Kinerja Pemerintahan langsung<br />
bersentuhan dengan pelayanan<br />
kepada masyarakat mulai dari<br />
Kepala Lingkungan, Lurah,<br />
Camat serta SKPD," ungkap.<br />
Terkait hal tersebut, tidak<br />
boleh kosong apalagi<br />
terabaikan. Perlunya sinergitas<br />
dan optimalisasi Kinerja guna<br />
peningkatan Kualitas<br />
Pelayanan Publik diseluruh<br />
Wilayah dikota Tanjungbalai<br />
sehingga Visi-Misi Walikota<br />
dan Wakil Walikota "BERSIH"<br />
Berprestasi, Religius, Sejahtera,<br />
Indah dan Harmonis dapat<br />
sejalan. (ambon)<br />
sepihak.<br />
Bagian Hukum PTPN II,<br />
Kenedy Sibarani menanggapi,<br />
areal lahan sengketa awalnya<br />
milik PTP II yang habis HGU<br />
pada tahun 1999-2000. "Lalu<br />
kami lanjutkan perpanjangan.<br />
Bahwa sesuai data fakta kami<br />
sampai terbitnya sertifikat,<br />
lahan yang jadi objek<br />
pembahasan tidak kami kuasai<br />
dan tidak kami usahai. Jadi<br />
lokasi yang diklaim kelompok<br />
tani di luar areal HGU kami<br />
seluas 350 Ha. Soal aktivitas di<br />
sana, tidak ada aktivitas PTPN<br />
II," tepis Kenedy.<br />
Kasi Pengukuran BPN DS M<br />
Hutagalung berpendapat,<br />
masalah konflik lahan di Durin<br />
Tonggal sudah sangat panjang.<br />
Kelompok Tani diakuinya<br />
kerap meminta pembatalan<br />
sertifikat. "Data kami sertifikat<br />
atas nama Christina dengan<br />
luas lahan 16.702 M2 atau 1,6<br />
Ha," ungkapnya, tanpa mampu<br />
menjelaskan tahun sertifikat<br />
dengan alasan tidak tertera.<br />
(budiman)