12.03.2017 Views

11-maret-2017

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

2 SAMBUNGAN<br />

SABTU <strong>11</strong> MARET <strong>2017</strong><br />

..............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................<br />

Bocah 8 Tahun Tewas Dijepit Roda Kontainer<br />

SUNGGAL-M24<br />

Peristiwa mengiris hati ini terjadi di Jln Masjid KM 10,5, Desa<br />

Payageli, Sunggal, Deliserdang tepatnya di depan Mesjid Al-Islah,<br />

Jumat (10/3) sekitar pukul 14:30 WIB.<br />

Informasi yang dihimpun di lokasi, sebelum kejadian, Sarah dan<br />

dua temannya Vira (8) dan Rara (8) baru pulang dari menghadiri<br />

Menyusul Ibu<br />

KEPERGIAN Sarah meninggalkan kepedihan bagi keluarga,<br />

khususnya ayahnya, Bowo. Pasalnya, keluarga ini telah lebih dulu<br />

ditinggal sang ibu, Rona, dua tahun lalu.<br />

“Ia mamaknya sudah meninggal beberapa tahun lalu. Dia (korban)<br />

anak pertama, adiknya satu dan tinggal sama ayahnya saja,”<br />

ucap Taufik, orangtua Vira, teman korban yang ditemui M24 di<br />

rumah duka, Jumat (10/3).<br />

Sejak ibunya meninggal, lanjutnya, korban terpaksa berhenti<br />

sekolah. Pasalnya, penghasilan ayahnya sebagai penjual mie ayam<br />

tak cukup membiayai pendidikan korban. (tiopan)<br />

2 Pertanda Sebelum Wafat<br />

SEOLAH menyadari akan berpulang ke pangkuan Ilahi, Sarah<br />

menunjukkan beberapa pertanda.<br />

“Kalau anaknya ini periang. Memang satu harian ini dia hanya<br />

diam aja,” kenang Taufik yang merupakan orangtua Vira, teman<br />

korban kepada M24, Jumat (10/3).<br />

Ternyata pertanda lain juga dirasakan Vira. Saat di acara hajatan<br />

tetangganya, korban mengajaknya pulang. Padahal Vira dan<br />

Rara, kedua teman korban sedang bermain.<br />

“Kami bertiga main-main di rumah teman. Dia mau pulang ke<br />

rumah jalan kaki, kami belum mau pulang. Pas di depan mesjid itu<br />

lewat mobil. Dia nggak tahu ada mobil dari belakang. Di situlah dia<br />

ditabrak,” beber Vira yang mengaku taruma akibat kejadian tersebut.<br />

(tiopan)<br />

13 Anggota OKP<br />

BINJAI-M24<br />

Petugas Sat Reskrim Polres Binjai mengamankan belasan pria<br />

yang membawa senjata api rakitan dan senjata tajam saat melintas<br />

di Simpang Keramat Jln Jamin Ginting, Kel Pujidadi, Kec Binjai<br />

Selatan, Jumat (10/3) sekitar pukul 01.00 WIB.<br />

Sedikitnya 13 pemuda yang diamankan merupakan salah satu<br />

anggota organisasi kemsyarakatan pemuda (OKP). Saat ini belasan<br />

pemuda tersenit diamankan di Mapolres Binjai berikut barang<br />

bukti. Disebutkan, sebelumnya Reskrim Polres Binjai mendapat<br />

informasi dari masyarakat jika ada sekelompok pemuda menaiki<br />

mobil angkutan umum membawa senjata api rakitan dan senjata<br />

tajam. Diduga mereka hendak bentrok dengan kelompok OKP lain.<br />

Saat melintas di Jln Jamin Ginting, Binjai Selatan mereka dihadang<br />

polisi. Untuk mengantisipasi agar tidak terjadi bentrok,<br />

petugas dipimpin Kanit Pidum Polres Binjai, Ipda Tono Listianto STK<br />

mengamankan belasan pemuda yang kedapatan membawa senjata.<br />

Kapolres Binjai AKBP M Hendra Salipu, melalui Kasat Reskrim<br />

AKP Ismawan Sah SIK membenarkan diamankannya 13 anggota<br />

OKP tersebut. (sopian)<br />

Tewas Bugil<br />

PERBAUNGAN-M24<br />

Syahril ditemukan tewas mengenakan. Tubuh pria umur 35 ini<br />

terpotong-potong. Sebelum tewas, ia sempat menantang warga<br />

di Desa Sijenggi, Kec Perbaungan, Sergai, yang melarangnya<br />

menggeber-geber kreta.<br />

Lajang yang tinggal di Dusun VI, Desa Bogak Besar, Kec Teluk<br />

Mengkudu, Sergai, ini ditemukan di pinggir rel perlintasan kereta api<br />

Dusun I, Desa Sijenggi, Kec Perbaungan, Sergai, Jumat (10/3)<br />

sekitar pukul 07.00 WIB. Ketika ditemukan kondisinya bugil.<br />

Menurut sumber, malam sebelum ditemukan tewas, Syahril naik<br />

kreta bebek tanpa plat. Lalu menggeber knalpot blongnya di hadapan<br />

warga yang duduk di warung. Syahril ditegur. Tapi ia menantang<br />

warga yang menegurnya. Lepas itu, ia pergi meninggalkan<br />

warung itu. Kemudian menuju simpang Tanah Merah. Ia menitipkan<br />

kretanya di kantor pos kamling. Sebab, kreta kehabisan bensin.<br />

Namun, pagi harinya, warga menemukan Syahril tewas bugil<br />

dengan tubuh terpotong-potong. Tewasnya Syahril diyakini akibat<br />

digilas kereta api. “Pas nitipkan kretanya itu, dia bilang sedang<br />

stres,” ujar seorang warga. Bahril (45), selaku pihak keluarga mengatakan,<br />

Syahril memang ada memiliki kekurangan mental dan<br />

jarang pulang ke kampung. Syahril kesehariannya hanya keluyuran.<br />

Sementara itu Kapos Lantas Sei Sijenggi Aiptu Gultom menerangkan<br />

dari laporan pihak PT KAI, kejadian diperkirakan pukul<br />

02.00 WIB. Tubuh korban selanjutnya dievakuasi ke RSUD Sultan<br />

Sulaiman. (darmawan)<br />

Bapak & Anak Ditangkap<br />

TANJUNGMORAWA-M24<br />

Bapak dan anak ini ditangkap ketika bersama seorang perempuan,<br />

Jumat (10/3). Ketiganya diringkus oleh petugas Satnarkoba<br />

Polres Deliserdang di sebuah rumah di Desa Lengau Seprang, Kec<br />

Tanjungmorawa. Bapak dan anak itu adalah Syahrial (52) dan Amir<br />

Hisam (20). Sementara perempuan tersebut yakni Irma Suryani br<br />

Marbun (32) warga Desa Bangun Rejo, Kec Tanjungmorawa.<br />

Ketiganya diamankan di rumah Syahrial. Penangkapan dilakukan<br />

petugas setelah mendapat kabar jika di rumah Syahrial, buruh<br />

bangunan yang memiliki lima anak itu, kerap dijadikan lapak pesta<br />

sabu dan transaksi narkoba.<br />

Rupanya, kedatangan polisi sempat tercium Syahrial. Karena<br />

usai pesta sabu dan transaksi, Syahrial, Amir Hisam bubar dari<br />

kamar. Amir pura-pura tidur di kamar. Syahrial kabur ke belakang<br />

rumah pura-pura membersihkan halaman belakang. Sedangkan<br />

Irma duduk di depan pintu rumah. Meski ketiganya sudah bubar,<br />

tapi polisi tak tinggal diam. Polisi melakukan penggeledahan di dalam<br />

rumah Syahrial. Hasilnya, sepaket sabu seberat 0,19 Gram dan<br />

0,25 Gram ditemukan di kamar mandi dan kamar tidur. Selain itu, 17<br />

plastik klip transaran dan satu sendok sabu juga diamankan.<br />

Syahrial mengaku sudah nyabu sejak 2 minggu lalu karena diajari<br />

temannya. Sementara Irma, wanita yang belum memiliki anak<br />

ini mengakui sudah setahun mengkonsumsi sabu.<br />

Terpisah, Kasat Narkoba AKP Zulkarnain menjelaskan, dari hasil<br />

tes, urine Syahrial, Amir Hisam dan Irma Suryani positif menggunakan<br />

narkoba. (yan febri)<br />

Kecilnya Aktif & Cerewet<br />

SEBELUM sukses sebagai bintang sinetron dan film, Prilly Latuconsina<br />

ternyata punya kesan berbeda di masa kecil.<br />

Kelahiran Banten, 15 Oktober 1996 ini mengaku menghabiskan<br />

masa kecilnya di rumah dan belajar. Rizal Latuconsina dan Ully<br />

Djulita disebut over-protektif untuk dirinya. Sejak kecil dirinya pun<br />

didaftarkan untuk mengikuti berbagai les. Piano, biola, les vokal<br />

juga bimbingan belajar setiap harinya.<br />

Bintang sinetrans ‘BMBP’ (Bawang<br />

Merah Bawang Putih) yang akan<br />

segera tayang itu juga dikenal sebagai<br />

anak yang bawel. (dth)<br />

ORANG PINTAR<br />

SABTU siang sepulang belanja di Pasar Sentral, Mak<br />

Bedah kehilangan dompet dan surat-surat penting lainnya.<br />

Dia sangat sedih karena tinggal itu benda berharga yang ia<br />

miliki. Dengan saran dan nasehat dari tetangganya, Mak<br />

Bedah diminta untuk menemui Wak Lokot orang pintar yang<br />

terkenal dan dianggap mampu membantu Mak Bedah<br />

unutuk dapat mengembalikan barangnya yang hilang.<br />

Lalu Mak Bedah menemui Wak Lokot sang dukun terkenal<br />

itu… Mak Bedah : ”Tok tolong bantu untuk menemukan<br />

dompet saya yang hilang tadi siang,” kata Mak Bedah pada<br />

dukun yang hebat itu.<br />

Wak Lokot : “Tunggu sampai besok aja ya cuk!”<br />

Mak Bedah : “Tunggu gimana nih Tok, isi dompet saya itu<br />

ada uang, SIM, kartu kredit dan surat-surat penting<br />

lainnya!”<br />

Wak Lokot : “Saya tidak bisa menemukan dompetmu<br />

sebelum menemukan kunci kamar praktek saya yang hilang<br />

sejak kemaren…!”<br />

Mak Bedah : “HEAHHHH.... Untunglah Atok bukan dukun<br />

CAWALI dan bukan pulak dukun KPK dan POLRI. Kalo iya<br />

hancur negeri ini...!!!?”<br />

AKP Ponijo mengatakan, Polmas yang<br />

berada di Desa Manunggal telah memediasi<br />

pihak korban dan pelaku.<br />

“Kemungkinan itu bukan kasus pemerkosaan<br />

melainkan atas dasar suka sama suka,”<br />

ucap AKP Ponijo.<br />

Pernyataan suka sama suka dari AKP<br />

Ponijo ini terbilang aneh. Dalam pemberitaan<br />

sebelumnya, korban mengakui bila ia diperkosa<br />

B hingga empat kali saat suami, S Sitorus<br />

(37) dan ketiga anaknya tidak di rumah.<br />

hajatan yang digelar di rumah tetangganya.<br />

Mereka pun berjalan dari sisi kiri jalan<br />

menuju rumahnya di Jln KM 10,5 Medan-<br />

Binjai.<br />

Tanpa mereka sadari, truk kontainer yang<br />

dikemudikan Sutrisno (38) warga Kalimantan<br />

Barat datang dari arah Jln Megro menuju<br />

Jln Besar Medan Binjai dengan kecepatan<br />

tinggi. Sutrisno disebut panik setelah sebelumnya<br />

ia menyenggol seorang pengendara<br />

sepedamotor.<br />

Saking kencangnya, truk memakan badan<br />

jalan. Tepatnya di depan Mesjid Al-Islah,<br />

Sunggal, Deliserdang, badan truk naas tadi<br />

justru menyenggol Sarah hingga terhempas<br />

ke aspal. Mirisnya, tubuh mungil Sarah<br />

langsung disambut roda belakang truk. Brak!<br />

Merasakan telah menggilas sesuatu, Sutrisno<br />

langsung menghentikan truk sembari<br />

mencari perlindungan dari amuk warga yang<br />

menjerit-jerit histeris. Ia tak menyadari, bila<br />

telah menghentikan lajur roda tepat di atas<br />

kepala Sarah yang pecah.<br />

Melihat itu warga sontak berlari mendatangi<br />

lokasi. Dengan gotong royong warga<br />

mengangkat roda kontainer untuk mengeluarkan<br />

korban. Namun nyawa Sarah tak<br />

dapat diselamatkan. Kepalanya pecah terlindas<br />

dan terjepit roda belakang kontainer.<br />

Selanjutnya korban dilarikan ke RS Sundari,<br />

Kanit: Kemungkinan suka sama suka?<br />

“Masuk dia ke kamar terus dibukanya<br />

celananya. Setelah telanjang bulat, aku disuruh<br />

lepas semua pakaianku. Kalau enggak,<br />

aku mau dihajarnya. Setelah itu langsung<br />

dimainkannya aku. Katanya, kalau aku teriak<br />

dan ngomong sama orang, aku mau<br />

dipukuli,” beber Tina kepada Sitorus ketika<br />

itu.<br />

Sebelumnya, praktisi hukum Julheri Sinaga<br />

juga mengkritik sikap petugas di SPKT<br />

Polsek Medan Labuhan yang langsung mengarahkan<br />

korban dan suaminya ke Polmas<br />

Waduh... Nama Wadir Krimsus ‘Dijual’<br />

anda ‘digunakan’ tanpa sepengetahuan<br />

untuk memeras orang? Sudah pasti anda<br />

tidak senang. Begitu pula yang agaknya dialami<br />

AKBP Maruli Siahaan SH. Nama perwira<br />

yang menajabat sebagai Wakil Direktur<br />

Kriminal Khusus (Wadir Krimsus) Polda Sumut<br />

ini ‘dijual’ oknum Ketua Dewan Pimpinan Cabang<br />

(DPC) Asosiasi Penambang Rakyat<br />

Indonesia (APRI) Deliserdang, Ramadhan<br />

Harahap alias Rama (28), untuk memeras<br />

sejumlah pengusaha tambang.<br />

Akibatnya Rama ditangkap petugas Dit<br />

Reskrimsus Polda Sumut (Poldasu). “Tersangka<br />

Ramadhan Harahap sudah kita tangkap<br />

dan ditahan. Dia sudah mencatut nama dan<br />

memalsukan tanda tangan saya untuk<br />

melakukan pemerasan terhadap pengusaha<br />

tambang,” cetus AKBP Maruli Siahaan<br />

didampingi Kasubdit IV/Tipiter, AKBP Robin<br />

Simatupang, Jumat (10/2).<br />

Menurut Maruli, tersangka Ramadhan<br />

Harahap, warga Jln Gambir Gg Jati No 2,<br />

Desa Bandar Klippa, Kec Percut Seituan,<br />

Deliserdang itu telah meraup keuntungan<br />

mencapai seratus juta dari sejumlah pengusaha<br />

tambang tanah urug di Medan dan<br />

Deliserdang.<br />

Dalam praktiknya, tersangka mendatangi<br />

dan menyerahkan surat dari DPC APRI<br />

bertandatangan AKBP Maruli Siahaan. “Dari<br />

surat itu, tersangka memperoleh uang dengan<br />

nilai bervariasi dari para pengusaha tambang<br />

mulai Rp6 juta hingga Rp15 juta. Jadi<br />

pengusaha tambang yang memiliki surat itu<br />

akan merasa di-backup,” kesal Maruli.<br />

Dijelaskan Maruli, perbuatan Rama terungkap<br />

setelah seorang pengusaha tambang,<br />

Bahagia Surbakti mengkonfirmasi beredarnya<br />

surat DPC APRI Nomor : 003/B/<br />

APRI/DPC-DS/I/<strong>2017</strong> tertanggal 12 Januari<br />

<strong>2017</strong> ditandatangani Ramadhan Harahap<br />

mencatut nama AKBP Maruli Siahaan, yang<br />

mengaku sudah menyerahkan uang hingga<br />

mencapai Rp25 juta kepada tersangka.<br />

Terkait pengungkapan kasus ini, AKBP<br />

Maruli Siahaan mengimbau kepada mas-<br />

Putus Cinta “Faris Putuskan Akhiri Hidup”<br />

TANJUNGBALAI - M24<br />

Warga di Jln Yos Sudarso, Link I, Kel Perjuangan,<br />

Kec Teluk Nibung, dihebohkan dengan<br />

ditemukannya sesosok mayat tergantung,<br />

Jumat (10/3) sekitar pukul 07.30.<br />

Belakangan diketahui tak lain adalah<br />

karyawan PT Halindo bernama Julianus Alfaris,<br />

Hitijahubessy (30), warga Jln Ina, Tuni,<br />

Desa Aman Telu, Kec Siromau, Ambon. Korban<br />

ditemukan temannya saat aplusan (ganti<br />

jam kerja). Kala itu Surya Bakti Hasibuan<br />

(21) warga Jln MT Hariyono Link IV, Kel Selat<br />

Lancang , Kec Datuk Bandar dan Eko Basuki<br />

(53), warga Jln Burhannuddin Link II, Kel<br />

MEDAN-M24<br />

Minahasan Siregar (39) warga Jln Tirtosari<br />

Gg Dame, Perumnas Mandala, Kec Percut<br />

Seituan, dilaporkan ke Polrestabes Medan,<br />

Kamis (9/3) malam. Pria beristri dan punya 2<br />

anak ini dituduh telah mencabuli seorang<br />

bocah perempuan, sebut saja Melati (14).<br />

Adalah Susi boru Harahap (30) yang melaporkan<br />

perbuatan bejat Minahasan. Menurut<br />

Susi, putri sulungnya yang masih kelas 6<br />

SD diduga sudah berulang kali dicabuli pelaku.<br />

“Tega kali dia (Minahasan, red). Padahal<br />

dia juga punya anak perempuan,” ketus<br />

Susi saat ditemui wartawan di ruang Sentral<br />

Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polrestabes<br />

Medan.<br />

Disebutkan Susi, sejak pisah dengan suami<br />

pertamanya, Simon Naibaho (40), Melati<br />

tidak tinggal bersamanya. Melainkan ikut<br />

dengan Simon yang tinggal di Jln Tirtosari.<br />

“Warga di sana sering melihat putri saya itu<br />

dibawa ke rumah pelaku. Sudah disampaikan<br />

sama bapaknya (Simon, red) soal ini,<br />

tapi dia terkesan gak open. Makanya warga<br />

lapor ke saya,” beber Susi sembari mengungkap<br />

jika pelaku disebut-sebut oknum<br />

PNS di RSU Dr Pringadi Medan.<br />

“Anak saya itu sejak kelas 1 SD tinggal<br />

sama bapaknya dan bertangga dengan si<br />

pelaku,” imbuh wanita yang menetap di Jln<br />

Pasat IV, Kel Tanjung Sari, Kec Medan Selayang.<br />

Perbuatan pelaku sempat membuat warga<br />

geram. Mereka ingin mengusir pelaku,<br />

Perjuangan, Kec Teluk Nibung, mencari korban.<br />

“Ternyata kami menemukan korban telah<br />

gantung diri di dalam gudang , tepatnya di<br />

sebelah tempat kran air cuci tangan,” kata<br />

Surya.<br />

Kapolres Tanjungbalai AKBP Tri Setyadi<br />

Artono SH SIK MH, melalui Kapolsek Teluk<br />

Nibung AKP Mulkan Daulay. didampingi Kanit<br />

Reskrim Iptu Robinson Saragih SH membenarkan<br />

karyawan PT Halindo yang gantung<br />

diri.<br />

Diduga korban gantung diri akibat diputus<br />

pacarnya yang juga suku Ambon. “Yang kita<br />

karena dianggap sudah sering berlaku cabul<br />

kepada orang lain. “Awalnya, warga mengetahui<br />

perbuatan cabul terhadap anak saya<br />

pada Kamis (2/3) lalu. Terus sekitar sebelasan<br />

warga mendatangi rumah saya dan<br />

melapor ke saya Sabtu (4/3). Katanya, si<br />

pelaku itu memang pernah mencabuli orang<br />

dan dia terus pindah-pindah tempat tinggal,”<br />

tutur Susi lagi.<br />

Bahkan, Susi sempat menanyakan langsung<br />

kepada mantan suaminya soal anak<br />

mereka yang dicabuli. Simon dan ibunya,<br />

Rosinta Boru Silalahi (opung korban, red)<br />

sudah mendatang rumah pelaku. “Waktu<br />

didatangi pelaku mengakui perbuatannya.<br />

Ternyata, mereka sudah damai, tanpa<br />

sepengetahuan saya. Informasinya, pelaku<br />

menyerahkan uang damai Rp16 juta,” bebernya<br />

lagi.<br />

Tak rela anaknya dicabuli dan dijadikan<br />

ladang uang oleh keluarga mantan suaminya,<br />

untuk itulah Susi didampingi beberapa<br />

warga melapor ke Polrestabes Medan. “Saya<br />

jelas keberatan anak saya digituin,” ungkapnya.<br />

Sementara itu, Melati yang ditanyai mengaku<br />

sering dicabuli pada saat anak istri pelaku<br />

sedang tidak berada di rumah. Setiap<br />

mengajak, korban selalu diimingi uang jajan<br />

ceban alias Rp10 ribu.<br />

“Iya om, sudah sering saya digituin. Pertamanya<br />

pas malam-malam. Saya lagi main<br />

tali karet di depan rumah, terus dipanggil<br />

uwak itu. Baru saya dibawa ke kamarnya.<br />

Medan.<br />

“Pas kejadian, dia masih terjepit di bawah.<br />

Truk sudah berhenti. Terpaksa kami angkat<br />

truknya untuk mengambil dia dari bawah.<br />

Tetapi dia sudah meninggal karena kepalanya<br />

pecah,” jelas Taufik, orangtua Vira, teman<br />

korban yang diamini M Kahlo Ginting.<br />

Kanit Lantas Polsek Sunggal, Iptu AT Simangunsong<br />

yang dikonfirmasi telah<br />

menangani kasus kecelakaan lalu lintas dengan<br />

korban tewas seorang bocah tersebut.<br />

“Truk sama pengemudinya sudah kita<br />

amankan, masih dalam pemeriksaan, korban<br />

masih di rumah sakit,” ucap Iptu Simangunsong<br />

yang ditemui di lokasi. (tiopan)<br />

tanpa terlebih dahulu menerima dan mempelajari<br />

laporan.<br />

“Mengarahkan korban perkosaan melaporkan<br />

ke Polmas sudah mengkangkangi<br />

Undang Undang. Sudah menjadi tugas polisi,<br />

menangani peristiwa, melakukan penyelidikan<br />

dan mencari bukti-bukti. Kalau seperti<br />

itu, dimana itu sebutan polisi sebagai pelindung<br />

atau pengayom masyarakat?” ketus<br />

Julheri.<br />

Apa karena korban disebut menderita<br />

depresi ya? Diskriminasi dong?! (mag2)<br />

yarakat agar jangan mempercayai selebaran<br />

surat atau oknum yang mengaku mengenal<br />

dan mengatasnamakan Maruli Siahaan<br />

untuk meraup uang.<br />

Sebab, berdasarkan temuan pihaknya,<br />

tersangka sudah berulang kali berhasil<br />

melakukan aksi pemerasan sejak Desember<br />

2016 hingga Februari <strong>2017</strong>. Yakni di Jln<br />

Setia Budi Pasar II, Kel Tanjung Sari, Kec<br />

Medan Selayang, Jln Mariendal I, Kec Patumbak,<br />

Deliserdang, Jln Ngumban Surbakti,<br />

Kec Medan Selayang, Jln Setia Budi, Kel<br />

Tanjung Rejo, Medan Selayang dan di Jln<br />

besar Delitua, Deliserdang.<br />

Barang bukti yang disita dari tersangka,<br />

3 lembar Surat DPC APRI No:003/B/APRI/<br />

DPC-DS/XII mulai tanggal 1 Desember 2016<br />

hingga 20 Februari <strong>2017</strong> ditandatangani<br />

Ketua DPC APRI Ramadhan Harahap dan<br />

Polda Sumut atas nama Maruli Siahaan, 1<br />

lembar kwitansi bukti penerimaan uang dari<br />

Efendi Tarigan kepada Ramadhan Harahap,<br />

dua jeans dan dua kemeja. (ahmad)<br />

Terlalu... Modal Ceban Bapak 2 Anak Cabuli Bocah<br />

‘Hanya Tunggu Nasib,<br />

TEBING TINGGI-M24<br />

Kompol Bambang Rubianto yang<br />

merupakan bos Badan Narkotika Nasional<br />

(BNN) Tebingtinggi, buka suara perihal<br />

ia dilaporkan istrinya ke Poldasu, terkait<br />

kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga<br />

(KDRT). Kompol Bambang siap digeser<br />

dari jabatannya yang sekarang.<br />

Saat ditemui M24 di kantor BNN<br />

Tebingtinggi, Jln Prof HM Yamin, Jumat<br />

(10/3), Kompol Bambang mengakui istrinya<br />

Nur Khairani (43) telah melaporkan<br />

dirinya dalam perkara KDRT ke<br />

Mapoldasu. “Nggak tahulah saya lihat<br />

istri saya itu. Dibilangnya pulak saya ini<br />

sudah nikah lagi. Padahal itu semua tidak<br />

ada,” jelas Bambang.<br />

Terkait laporan itu, Bambang mengaku<br />

sudah mempersiapkan menerima resiko<br />

sebagai seorang prajurit. Ia siap untuk<br />

digeser dari jabatannya sebagai Kepala<br />

BNN Tebingtinggi.<br />

“Ya, hanya menunggu nasib ajalah.<br />

Saya siap apapun yang akan terjadi,<br />

kalaupun saya harus digeser dari jabatan<br />

ini. Semua ini saya serahkan saja<br />

kepada Allah SWT,” jelas Bambang.<br />

Dikatakan Bambang, dirinya sangat<br />

sayang kepada istri dan anak-anaknya.<br />

Itu terbukti kalau anak-anaknya lebih<br />

mendukung terhadap dirinya. “Nah ini<br />

anak saya lagi telpon. Saya terima dulu<br />

ya,” kata Bambang sambil menerima<br />

telpon dari anaknya.<br />

Lepas itu, Bambang bercerita lagi. Dia<br />

mengatakan, istrinya belakangan ini<br />

cemburu luar bisa. Terlebih sejak dirinya<br />

bertugas sebagai Kepala BNN<br />

Tebingtinggi. Sebab, sejak jadi Kepala<br />

BNN, dirinya sering pulang malam.<br />

“Padahal itu karena penuhnya jadwal<br />

kegiatan BNN,” bilangnya.<br />

Kecemburuan lainnya, lanjut Bambang,<br />

terjadi pada saat Bambang<br />

mengikuti perwiridan pada Jumat malam.<br />

Ia ketika itu sedang memberikan penjelasan<br />

mengenai penanggulangan<br />

narkoba. Lalu istrinya menelpon.<br />

“Pasti malam ini lagi sama perempuan<br />

kan,” kata Bambang menirukan perkataan<br />

istrinya. Bambang lalu mengambil<br />

gambar kegiatannya melakukan sosialisai<br />

di perwiridan itu. Lalu mengirimkan<br />

gambar itu ke istrinya.<br />

“Cemanalah saya bisa diisukan nikah<br />

lagi, sementara jadwal kegiatan di kantor<br />

BNN ini banyak. Mulai dari pagi dan<br />

terkadang sampai malam,” ucap Bambang<br />

sambil menunjukkan jadwal kegiatan<br />

BNN Tebing Tinggi. (agus)<br />

Utang Numpuk, Suami Lari,<br />

GALANG-M24<br />

Disaat utang yang menumpuk, Sri<br />

Lestari (28) justru ditinggal lari oleh suaminya.<br />

Diyakini tak tahan dengan persoalan<br />

itu, Sri yang tinggal di Dusun I, Desa<br />

Jaharun B, Kec Galang, memilih meminum<br />

Baygon, Jumat (10/3) sekira pukul<br />

06.00 WIB.<br />

Namun, aksi nekat Sri itu dipergoki oleh<br />

Andi, tetangganya. Andi yang melihat<br />

Sri muntah-muntah, memberitahukannya<br />

kepada Marlina, ibu kandung Sri.<br />

Seketika, Marlina mendatangi Sri.<br />

Melihat kondisi putrinya seperti itu, Marlina<br />

bergegas membawa Sri ke RSUD<br />

Deliserdang, Lubuk Pakam. Begitu sampai<br />

di rumah sakit, Sri langsung dibawa<br />

ke ruang IGD. Setelah mendapatkan<br />

perawatan dari tim medis, Sri akhirnya<br />

bisa diselamatkan dari kenekatannya<br />

coba bunuh diri itu.<br />

Saat ditemui di IGD RSUD Deliserdang<br />

kepada wartawan Marlina menerangkan<br />

anaknya Sri stress karena ditinggal suaminya<br />

yang pergi bekerja ke P Siantar.<br />

”Anakku stres. Suaminya merantau ke<br />

Siantar dan banyak meninggalkan utang.<br />

Kasihan kali anakku ini,” kata Marlina.<br />

Sementara itu Kapolsek Galang AKP<br />

Marhalam Napitupulu kepada wartawan<br />

menerangkan, kondisi Sri semakin membaik<br />

dan masih dirawat di RSUD Deliserdang.<br />

(yan febri)<br />

dengar dari keterangan warga sekitar, awalnya<br />

korban bersama teman wanitanya dari<br />

Kalimantan merantau ke Tanjungbalai. Mereka<br />

kerja kurang lebih 6 bulan lalu,” ungkap<br />

Robinson.<br />

Jasad korban selanjutnya dievakuasi ke<br />

RSUD Tanjungbalai untuk dilakukan visum<br />

luar dan akan dibawa ke RSUD Siantar untuk<br />

diotopsi dalam.<br />

“Sebelum jenazah korban dijemput pihak<br />

keluarga akan kita sarankan membuat<br />

surat pernyataan tidak keberatan atas kematiannya,”<br />

kata Robinson mengakhiri.<br />

(ambon)<br />

Anaknya dan istrinya lagi di rumah opungnya<br />

gak jauh dari situ,” ucap bocah lugu berambut<br />

ikal itu.<br />

“Awak sering diancam akan dibunuh pakai<br />

pisau, kalau cerita sama orang lain,”<br />

imbuh Melati.<br />

Beberapa jam berkonsultasi dengan petugas<br />

SPKT, korban bersama ibu dan warga<br />

yang mendampingi terpaksa pulang ke rumah,<br />

lantaran seluruh bukti seperti Kartu<br />

Keluarga (KK) dan akte lahir korban berada<br />

di rumah Simon.<br />

“Kami sudah ribut di rumah mantan suami<br />

saya itu, apalagi sama opungnya (orangtua<br />

mantan suami saya). Soalnya mereka<br />

saja yang berdamai dan saya gak dikasih<br />

surat keterangan mengenai anak saya ini,”<br />

bilang Susi.<br />

Maka dari itu, lanjut Susi, ia berencana<br />

mendatangi sekolah korban untuk meminta<br />

surat keterangan dan lapor anaknya.<br />

“Tadi disuruh polisi bawa berkas atau<br />

surat keterangan mengenai anak saya,<br />

makanya kami bingung. Warga sudah banyak<br />

yang mau jadi saksi. Besoklah kami ke<br />

sekolah minta data anak saya. Paginya kami<br />

melapor kesini lagi,” sebut ibu korban, sembari<br />

berlalu meninggalkan Polrestabes Medan.<br />

Kepala SPKT Polresta Medan Kompol<br />

Maraidun Hasibuan ketika dikonfirmasi mengatakan,<br />

akan menerima laporan korban<br />

setelah berkas-berkas atau data korban<br />

dilengkapi. (mag4)<br />

iklan<br />

Curi Kotak Infaq<br />

PATUMBAK-M24<br />

Rahmad (34) warga Pasar 7 Patumbak<br />

nyaris menjemput ajal karena tertangkap<br />

tengah mencuri kotak infaq,<br />

Jumat (10/3).<br />

Amuk massa terhadap Rahmad berawal<br />

ketika salah seorang pengurus<br />

Mesjid Shirathal Adha yang terletak di<br />

Jln Pertahanan Dusun 3 Desa Sigaragara,<br />

Kec Patumbak hendak bersih-bersih.<br />

Ia pun terkejut melihat kotak infaq<br />

yang berada di pintu masuk mesjid telah<br />

raib. Beberapa pengurus mesjid lalu<br />

melakukan pencarian dan memeriksa<br />

rekaman CCTV. Di situ terpampang seorang<br />

pria berperawakan kurus telah<br />

mengambil kotak infaq tersebut saat<br />

Ditabrak Scorpio<br />

PANCURBATU-M24<br />

Fernandi Ginting (22) warga Desa<br />

Bandar Baru Kec Sibolangit, Deliserdang<br />

terpaksa diopname (dirawat) di RSUP H<br />

Adam Malik Medan. Fernandi mengalami<br />

luka serius akibat kreta (sepedamotor)<br />

Yamaha Scorpio warna biru BK 4257<br />

AO yang ditungganginya bertabrakan<br />

dengan mobil pick-up Gran Max BK 9331<br />

BE dikemudikan Ahyan Sari (28) warga<br />

Koto Singkarak, Kab Solok, Sumatera<br />

Barat, Jumat (10/3) siang sekitar pukul<br />

12.30 WIB. Insiden lakalantas terjadi di<br />

Jalan Jamin Ginting KM 21-22 tepatnya<br />

di Dusun Barung Ketang, Desa Tiang<br />

Layar, Kec Pancurbatu. Usai tabrakan<br />

dengan Scorpio Fernandi Ginting, mobil<br />

Gran Max menyeruduk Toyota Avanza<br />

Duh...Sebulan Kenalan<br />

Hanya dengan sekali sentuhan di layar<br />

gadget, sudah bisa kenalan dan<br />

akrab. Bahkan berlanjut berhubungan<br />

badan. Edan...!!! Begitulah agaknya<br />

peristiwa miris yang dialami Bunga (14).<br />

Siswi kelas VIII SMP ini jadi korban nafsu<br />

cowok yang barus sebulan dikenalnya.<br />

Cewek berparas cantik ini diperawani<br />

Fe, siswa kelas XI SMK. Berawal dari<br />

perkenalan di pertengahan Februari<br />

<strong>2017</strong>, kedua insan ini akrab. Sejak perkenalan<br />

itu, Fe kerap mengajak Bunga<br />

main ke rumahnya. Situasi rumah yang<br />

sedang sepi dimanfaankan Fe untuk<br />

merayu Bunga untuk melakukan hubungan<br />

intim. Februari <strong>2017</strong>, Fe kembali<br />

mengajak Bunga jalan-jalan. Kali ini Fe<br />

membawa Bunga ke Kampung Kolam,<br />

Percut Seituan, ke sebuah pondok di<br />

solat subuh. Oleh pelaku, hasil curiannya<br />

itu disimpan di semak-semak dekat<br />

mesjid.<br />

Pengurus mesjid dan warga lalu<br />

menunggu pelaku kembali untuk mengambil<br />

kotak infaq tersebut. Begitu pelaku<br />

datang, warga yang geram langsung<br />

menangkap dan dihujani pukulan.<br />

Pelaku bahkan sempat disiram bensin.<br />

Beruntung, polisi cepat datang dan<br />

menyelamatkan nyawanya.<br />

“Pelaku mantan mantu Kades di sini.<br />

Tapi pas dihubungi, Kadesnya gak mau<br />

datang. Tapi pelaku diangkut memakai<br />

mobil dinas Camat Patumbak tadi,” ucap<br />

Yuniari (36) warga sekitar. (mehuli/<br />

ahmad)<br />

CARA HE-BAT, MENGATASI ASAM LAMBUNG KRONIS<br />

Luka dinding usus yang dialami RAHMAT HIDAYAT (<br />

39th) membuat dirinya sering merasakan kejang di<br />

usus dan sakit yang takterhingga sampai keluar<br />

keringat dingin. Sungguh penyakit ini telah menjerat dirinya<br />

sehingga mengganggu aktifitas untuk mencari nafkah<br />

sebagai pekerja bangunan yang memerlukan stamina<br />

dankesehatan yang prima. Setelah dua pekan<br />

mengkonsumsi He-Bat atas saran seorang teman secara<br />

rutin setiap pagi dan sore, Rahmat yang tinggal di Rawajawa<br />

Bandar Lampung ini merasakan gangguan asam lambung nya mereda dan<br />

perlahan-lahan menghilang. “Syukur Alhamdulillah derita asam lambung dan<br />

kejang usus saya menghilang sehingga semua kerjaan bisa saya lakukan<br />

dengan lebih baik” katanya. Sampai sekarang Rahmat masih minum He-Bat<br />

secara rutin untuk menjaga danmeningkatkan vitalitasnya.<br />

He-Bat mengandung Riboflavin yang berfungsi membersihkan saluran<br />

perncernaan dan memperbaiki selaput mukosa yang rusak akibat kadar asam<br />

yang terlalu tinggi, sehingga mampu mencegah dan menyembuhkan sakit<br />

lambung kronis. He-Bat juga mengandung Linoleic Acid, Ascorbid Acid dan<br />

Thymohydroquinone yang mencegah radang (inflamasi) pada sendi dan tulang.<br />

Selain itu He-Bat menambah daya tahan tubuh dan meningkatkan vitalitas<br />

seksual secara alami. He-Bat ramuan alami yang terbukti berkhasiat, rasanya<br />

nikmat cocok untu kmereka yang susah makan obat. Tersedia Di Siantar : Apt<br />

Shinta Farma Jln Sutomo, Tebing : Apt Sempurna , Perbaungan : Apt Sejahtra,<br />

Pakam : Apt. Oke Jl. Imam Bonjol. To. Leo Jl. Serdang, Binjai : To. Anugrah Jl.<br />

Sudirman Apt. Restu Jl. Sudirman, Langkat : Apt. Diana Parma Brandan. Apt.<br />

Budi Murni Tj. Pura.Apt.Aisyah Stabat.<br />

He-Bat tersedia di Apotik dan Toko Obat Terkemuka di kota Anda.<br />

Untuk informasi lebih lanjut klik: www.herbalberkhasiat.com info &<br />

konsultasi gratis He-Bat: 0823 1677 7787 – 0878 6744 0<strong>11</strong>9.<br />

Cara He-Bat Mengatasi Asam lambung Kronis,<br />

Ya Minum He-Bat yang Manis<br />

Diproduksi oleh: PD.PUSAKA NUSANTARA - JAWA BARAT INDONESIA<br />

Distributor: PT. JOYO WONGSO ABADI – INDONESIA<br />

DepKes. RI P-IRT No. 5133205010527-20<br />

BK 569 dikemudikan Husni (44) warga<br />

Banda Aceh yang pada saat itu sudah<br />

menepi. Kronologis kejadian berawal saat<br />

Fernandi Ginting datang dari arah Medan<br />

menuju Kab Karo. Begitu tiba di TKP,<br />

Fernandi coba mendahului Avanza yang<br />

dikemudikan Husni. Nahas, dari arah<br />

berlawanan muncul Gran Max yang dikemudikan<br />

Ahyan. Braaaakkk... tabrakan<br />

pun tak dapat dihindarkan. Husni yang<br />

mengemudikan Avanza mencoba menghindar<br />

ke tepi jalan namun akibat kerasnya<br />

benturan membuat Gran Max terpental<br />

dan kembali menyeruduknya.<br />

Warga sekitar berupaya untuk<br />

menyelamatkan para korban dengan<br />

membawanya ke RSUP H Adam Malik<br />

Medan. (ali)<br />

tengah sewah. Bermodal bujuk rayu,<br />

Bunga klepek-klepek dan kembali pasrah<br />

ditiduri. Awalnya Bunga merahasiakan<br />

perbuatan Fe pada orangtuanya.<br />

Hingga Minggu (4/3) saat Bunga nekat<br />

pergi dengan Fe dan tak pulang ke rumah<br />

membuat orangtuanya cemas.<br />

Nah, begitu pulang, Bunga langsung diinterogasi.<br />

Saat itulah Bunga buka mulut.<br />

Orangtua Bunga yang tidak terima<br />

langsung melaporkannya kepada pihak<br />

berwajib.<br />

“Tega kali dia (Fe, red) menodai putriku.<br />

Ia harus dihukum,” kesal ayah dan<br />

ibu Bunga di Mapolsek Percut Seituan,<br />

Jumat (10/3). Orangtua korban yang<br />

tercatat sebagai warga Pasar IX Tembung,<br />

berharap polisi menangkap pelaku.<br />

(wandi)<br />

Masuk Penjara Pulaknya<br />

SUNGGAL-M24<br />

Danil Riska (34) dijebloskan ke sel<br />

tahanan Polsek Sunggal, Jumat (10/3).<br />

Warga Jln Teratai Danu Melinjo, Kec<br />

Binjai Utara, Binjai ini dilaporkan orangtua<br />

DR (14), gadis yang dibawa nginap<br />

di hotel.<br />

Ceritanya, Danil dan DR berkenalan<br />

melalui HP, Minggu (5/3) lalu. Keduanya<br />

lantas berjanji bertemu, Selasa (7/3).<br />

Seperti yang disepakati, pukul 19:00<br />

WIB, mengendarai kreta, Danil menjemput<br />

DR dari sebelah rumahnya.<br />

Keduanya lalu berkeliling menikmati<br />

suasana malam di Kota Rambutan itu.<br />

Danil juga menunjukkan rumahnya.<br />

Tanpa terasa, malam sudah larut. Pelaku<br />

lalu mengajak korban untuk pulang,<br />

tapi korban tidak berani pulang. Alasannya<br />

takut dimarahi orangtuanya.<br />

Danil pun membawa siswi Kelas III<br />

salah satu SMP di Binjai itu menginap di<br />

Hotel Kembang Indah Jln Binjai KM 14,5<br />

Desa SM Diski, Kec Sunggal, Deliserdang.<br />

Di kamar hotel, pelaku membujuk korban<br />

untuk bercinta dan berjanji akan<br />

bertanggungjawab. Karena korban<br />

menolak, pelaku pun memilih tidur.<br />

“Nggak sempat aku gituin dia, Pak.<br />

Pas sudah kubuka bajunya cuma aku<br />

ciumin aja bibir sama payudaranya. Udah<br />

sempat mau aku masukkan, tapi karena<br />

dia nggak mau, aku gesek-gesek aja<br />

punyaku di dekat punya dia sampai keluar,”<br />

ucap pelaku kepada M24.<br />

Keesokan harinya, pelaku mengantarkan<br />

korban ke lokasi ketika dijemput.<br />

Begitu sampai, korban langsung diinterogi<br />

keluarga yang khawatir semalam<br />

suntuk. Mendengar pengakuan putrinya,<br />

keluarga korban langsung mendatangi<br />

kediaman pelaku.<br />

Karena tidak ada jalan keluar, keluarga<br />

korban pun menyeret pelaku ke<br />

Polsek Sunggal untuk mempertanggungjawabkan<br />

perbuatannya. (tiopan)<br />

Berharap Uluran Tangan<br />

(70) mencari upahan dengan bekerja<br />

di ladang orang. Meskipun telah<br />

kembali ke rumah orangtuanya, penghasilan<br />

mereka hanyalah cukup untuk<br />

makan. Kebutuhan nutrisi untuk kandungannya<br />

sulit terpenuhi. Kurangnya<br />

asupan gizi ini pula salah satu faktor<br />

penyebab serangan kanker darah yang<br />

diderita Citra. Mirisnya, Khairul Anwar<br />

hanya datang ketika Citra dirawat di<br />

RSUP H Adam Malik. Sejak keluar dari<br />

rumah sakit dengan kondisi yang belum<br />

sembuh benar, sang ayah tak pernah<br />

lagi menjenguknya. Tak heran bila ia<br />

sangat merindukan sosok ayah. “Kalau<br />

ayah yang pengennya jenguk juga la,”<br />

ucap Citra sedih. Ucapan lirih Citra tak<br />

pelak membuat sang kakek, Samsudin<br />

meneteskan air mata. Meskipun memaksakan<br />

diri yang sakit-sakitan untuk<br />

bekerja, ia hanya dapat memenuhi kebutuhan<br />

makan hari lepas hari. Tak mampu<br />

membawa sang cucu ke rumah sakit.<br />

“Jika aku total ada 6 kali sudah dibawa<br />

berobat kesana-kemari tapi belum<br />

juga terlihat lebih baik cucuku itu. Biasanya<br />

jika sudah banyak berobat adalah<br />

baiknya, ini belum ada,” ucap Samsudin<br />

sambil menitikkan air mata.<br />

Sejauh ini, tuturnya, Citra hanya<br />

menjalani pengobatan alternatif. Itu pun<br />

menunggu bantuan dan belas kasihan<br />

dari saudara serta warga. Bengkakbengkak<br />

di leher Citra saat ini mulai membaik.<br />

Pun begitu, pihaknya tetap berharap<br />

uluran tangan para dermawan<br />

untuk kesembuhan cucunya tersebut.<br />

(bersambung)

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!