Geliat Pembangunan Edisi April 2017
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
12 TAJUK UTAMA<br />
KIRI<br />
FotoPelabuhan Kota Dumai<br />
TENGAH<br />
Kapal Nelayan<br />
Sumber : Bapeda<br />
BAWAH KANAN<br />
Kawasan Industri Dumai<br />
“Jepang sudah<br />
menjanjikan akan<br />
menanam investasi<br />
sebesar US $ 25 samoai<br />
35 triliun”, Zul As.<br />
Terutama menghadapi persaingan<br />
global yang semakin hari semakin terasa<br />
kehadirannya.<br />
Untuk memajukan Dumai sehingga<br />
menjadi sebuah kota metropolis<br />
memang tak semudah membalik<br />
telapak tangan. Apalagi Dumai adalah<br />
kawasan yang boleh dikatakan tidak<br />
memiliki sumber daya alam sama sekali.<br />
Sumber daya manusianya pun, karena<br />
terhitung baru berkembang dari desa<br />
menjadi kota, tampaknya masih belum<br />
terlalu bisa untuk Sebenarnya, Dumai<br />
sejak 1999 sudah menata diri untuk<br />
menjadi kawasan industri yang cukup<br />
diperhitungkan. Saat ini setidaknya<br />
telah ada beberapa kawasan industri.<br />
Kawasan Industri Dumai (KID) seluas<br />
5.000 hektare di Pelintung, Kawasan<br />
Industri Pelindo seluas 200 hektare,<br />
Kawasan Industri Patra Niaga seluas 250<br />
hektare, dan Kawasan industri Lubuk<br />
Gaung seluas 1.700 hektare.<br />
“Sayangnya pertumbuhan di Dumai<br />
tampak masih stagnan, karena pemerintah<br />
pusat hingga kini belum mengeluarkan<br />
RTRW (Rencana Tata Ruang<br />
Wilayah),” kata Zul AS.<br />
Tanpa adanya RTRW, jalan tol, rel<br />
keretaapi, kawasan industri, dan berbagai<br />
peruntukan lainnya jadi tidak bisa<br />
dikerjakan. Bayangkan saja, investasi<br />
lebih dari 20 triliun masih menggantung<br />
menunggu rampungnya RTRW<br />
tersebut.<br />
Peran pemerintah pusat memang<br />
sangat dibutuhkan. Maklum saja, sekitar<br />
30 persen dari devisa negara merupakan<br />
hasil ekspor dari pintu gerbang<br />
ekonomi Riau ini. Bahkan, Dumai kini<br />
tercatat sebagai pelabuhan ekpsor<br />
minyak sawit mentah (CPO) terbesar di<br />
tanahair. Saat ini dari Dumai diekspor 8 -<br />
9 juta ton CPO setiap hari. Dibandingkan<br />
dengan dari Medan hanya 5 juta ton.<br />
Pada 2016 tercatat ekspor dari Dumai<br />
senilai US$ 11 miliar. Sedangkan Bea<br />
Keluar (Pajak Ekspor) CPO diperkirakan<br />
mencapai puluhan triliun rupiah per<br />
tahun.<br />
<strong>Geliat</strong> ekonomi dari kawasan di sekitar<br />
Selat Malaka ini setidaknya telah menopang<br />
pendapatan negara yang cukup<br />
besar. meskipun, menurut Walikota<br />
Zul AS, Dumai secara langsung tak<br />
mendapatkan apa-apa.<br />
Karena itu sangat wajar jika pemerintah<br />
pusat lebih menggencarkan lagi<br />
pembangunan infrastruktur bagi kemajuan<br />
Dumai. Kedepan masih banyak<br />
kerja besar yang harus dituntaskan.<br />
Seperti pembenahan sumber air minum<br />
sehingga warga Dumai tak perlu lagi<br />
membeli air setiap hari guna keperluan<br />
rumahtangga.<br />
Menunjang perkembangan industri,<br />
beberapa objek wisata seperti pantai<br />
puak yang saat ini digarap serius.<br />
Kawasan hutan bakau di Purnama dan<br />
beberapa lokasi lainnya akan menjadi<br />
andalan. Selain fungsi lainnya sebagai<br />
kawasan hijau dan antisipasi terhadap<br />
abrasi.<br />
Pemko Dumai menargetkan 10.000<br />
wisawatan per tahun. Langkah ini dilakukan<br />
dengan memanfaatkan diri sebagai<br />
pintu gerbang pariwisata daerah sekitar<br />
di Riau dan pulau Sumatra.<br />
“Jumlah wisatawan di Melaka cukup<br />
besar. Demikian juga di Kepulauan Riau.<br />
Jika kita mampu mengelola mereka 10<br />
persen saja agar masuk ke Riau maupun<br />
ke Sumatra melalui Kota Dumai, potensinya<br />
sangat luar biasa,” ujar Zul As.<br />
Pemerintah Kota Dumai telah dan terus<br />
bergerak mencapai visi misi Kota Dumai.<br />
Menuju masyarakat yang makmur<br />
madani.<br />
Upaya Pemerintah Kota Dumai ini ditopang<br />
dengan kebijakan pemerintah<br />
pusat yang sedang membangun jalan<br />
tol dan jalan keretaapi. Itu semua guna<br />
menunjang kemajuan Dumai sebagai<br />
kawasan industri dan pelabuhan<br />
yang diperhitungkan.<br />
<strong>Pembangunan</strong> rail way dan<br />
jalan tol secara bertahap<br />
sudah terlihat progress-nya.<br />
Sebagian dalam tahap proses<br />
gantirugi lahan dengan penduduk.<br />
Sebahagian lagi<br />
masuk fase pematangan<br />
lahan.<br />
Upaya tersebut ternyata<br />
telah menimbulkan ketertarikan<br />
para investor dari<br />
luar. “Jepang sudah menjanjikan<br />
akan menanam investasi<br />
sebesar US $ 25 sampai 35<br />
triliun,” ungkap Zul AS.<br />
Suatu jumlah yang sangat<br />
fantastis, yang diharapkan<br />
dapat meningkatkan predikat<br />
Dumai sebagai gerbang<br />
ekonomi Riau. Bahkan<br />
sebagai gerbang investasi<br />
dan wisata Indonesia di<br />
Sumatra. (*)<br />
MAJALAH PEMKO DUMAI APRIL <strong>2017</strong>