23.01.2018 Views

23

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

2 SELASA, <strong>23</strong> JANUARI 2018<br />

SAMBUNGAN<br />

..............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................<br />

Gunakan Jalur Terbalik, 3 Gembong Narkoba Ditembak Mati<br />

2 Kreta Adu Kuat<br />

SIDIKALANG-M24<br />

Dua kreta beradu kuat di Jln Gereja Atas, Kel<br />

Parongil, Kec Silima Pungga-pungga, Kab Dairi, Minggu<br />

(21/1) sekira pukul 19.00 WIB. Akibatnya, satu orang<br />

tewas dan dua orang lainnya mengalami luka.<br />

Korban tewas diketahui bernama Baruddin Manalu<br />

(32) warga Desa Sirata, Kec Silima Pungga-pungga,<br />

Kab Dairi. Sedangkan Belfrin Gultom (20) warga Desa<br />

Sinampang, Kec Siempat Nempu, Kab Dairi, mengalami<br />

luka berat dan Retno Manullang (18) warga yang sama<br />

mengalami luka ringan.<br />

Menurut saksi mata kepada Sat Lantas Polres Dairi,<br />

kecelakaan bermula saat kreta Honda Supra BK 5603<br />

ZQ yang dikemudikan Baruddin, berjalan dari arah<br />

Parongil menuju rumahnya di Desa Sirata. Sesampainya<br />

di jalan yang kondisinya lurus dan mendatar, dia<br />

hendak berbelok ke kanan.<br />

Namun, diduga tidak menghidupkan lampu tangan<br />

(sein) dan tidak mengamati arus lalu lintas dibelakang<br />

yang searah dengannya, dari belakang melintas kreta<br />

Yamaha Vixion BM 3114 WG yang dikemudikan Belfrin<br />

yang berboncengan dengan Retnon. Dua kendaraan<br />

itu seketika beradu kuat.<br />

Baruddin tewas dalam perjalanan ke RSU Sidikalang.<br />

Sedangkan Belfrin dirujuk ke rumah sakit di kota Medan<br />

karena mengalami luka parah. Retno dirawat di RSU<br />

Sidikalang.<br />

Kapolres Dairi AKBP Januario Jose Morais melalui<br />

Kasat Lantas AKP M. Hasan kepada wartawan, Senin<br />

(22/1) menuturkan, kedua kendaraan yang terlibat<br />

lakalantas sudah diamankan untuk proses penyidikan.<br />

"Korban tewas sudah diserahkan ke pihak keluarganya<br />

untuk dikebumikan,” terangnya. (fajar)<br />

Istri Pergi Jualan<br />

MADINA-M24<br />

Mendengar anaknya, NA (7) menangis setiap buang<br />

air kecil, Yusroh (26) curiga. Warga Desa Sipapaga,<br />

Kec Panyabungan Kota ini pun membujuk sang putri<br />

untuk bercerita.<br />

Namun, pengakuan NA justru membuat Yusroh<br />

terkejut dan marah. "Saya curiga karena dia (korban)<br />

minta jangan bilang ke ayahnya kalau dia yang cerita,"<br />

ucap Yusroh pada awak media, Senin (<strong>23</strong>/1).<br />

Ternyata, NA selama ini menjadi korban perbuatan<br />

bejat AM (31), suaminya yang tak lain ayah tiri korban.<br />

Korban mengaku berkali-kali dicabuli bahkan disodomi<br />

AM saat Yusroh sedang bekerja di Penyabungan.<br />

Selama itu sulung dari dua bersaudara ini diancam<br />

bunuh oleh AM apabila bercerita kepada ibunya.<br />

Didampingi Ketua Lembaga Perlindungan anak<br />

(LPA) Kecamatan Panyabungan, Fahrizal Lubis, Yusroh<br />

melaporkan peristiwa itu ke Polres Madina, Jumat (20/<br />

1).<br />

Kapolres Madina, AKBP Martri Sonny SIK SH melalui<br />

Kasat Reskrim, AKP M Nainggolan yang dikonfirmasi<br />

membenarkan telah menerima laporan korban. "Setelah<br />

korban divisum, petugas langsung menangkap pelaku<br />

di depan rumah orangtuanya," jelas M Nainggolan.<br />

Meski tidak melakukan perlawanan, AM membantah<br />

telah menyabuli anak tirinya. Namun saat interogasi<br />

lebih lanjut di Mapolres Madina, tersangka tak bisa<br />

menampik.<br />

"Dalam pengakuannya, AM sudah dua kali mencabuli<br />

NA saat ibu korban tidak berada di rumah.<br />

Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya,<br />

tersangka akan dijerat hukuman minimal 15 tahun<br />

penjara," tandasnya. (jef/metro24.co)<br />

Film Horor<br />

AWAL 2018, Rianti Cartwright baru saja merampungkan<br />

syuting film horor. Ia mengaku tertarik karena<br />

film horor berjudul ‘Bayi Gaib’ itu disutradarai Rizal<br />

Mantovani.<br />

Demi memuluskan pengalaman pertamanya main film<br />

dengan genre tersebut, ia pun tak segan bertanyatanya<br />

dengan aktris lain yang tak lagi awam bermain<br />

horor.<br />

Syuting film horor nyatanya tak sesulit yang ia<br />

pikirkan. Rianti mengaku menikmati proses syuting<br />

yang dilakukan di sebuah tempat di kawasan Puncak,<br />

Jawa Barat itu.<br />

Meski begitu, istri Cas Alfonso ini tak ingin merasa<br />

cepat puas. Jika ada tawaran main film horor lagi, ia<br />

mengaku tak akan langsung mengiyakan.<br />

“Banyak faktor yang aku<br />

pertimbangin sih tetep. Bisa<br />

jadi pengen coba lagi, tapi liat<br />

nanti,” tukasnya. (dth)<br />

MENCURI MOTOR<br />

WAK Lokot dihadap ke mahkamah atas tuduhan mencuri<br />

aset milik negara. Namun di depan pengadilan ia membantah<br />

tuduhan tersebut…..<br />

"Saya sama sekali tidak mencurinya pak Hakim..." kata<br />

Wak Lokot membela diri. “Lalu gimana peristwa sebenarnya..?”<br />

tanya Hakim. "Wanita muda yang<br />

memberikan motor itu kepada saya. Ketika itu dia pulang<br />

dari kerja, dia meminta saya agar memboncengkannya<br />

dengan motornya. Saya pun memboncengkannya….!”<br />

jawan Lokot<br />

”Lalu…..!” tanya hakim lagi “Di tengah perjalanan, dia<br />

menyuruh saya berhenti. Dibukanya pakaiannya hinngga<br />

telanjang. Lalu katanya, saya boleh mengambil miliknya<br />

yang paling berharga…!” jawab Lokot menjelsaskan.<br />

“Gitu aja…? Jangan berbelit-belit kamu..!” kata Hakim.<br />

“Lalu saya berfikir, bajunya memang berharga, tapi itu<br />

baju wanita dan tak ada gunanya bagi saya. Karena saya<br />

bukan PNS. Karena itu, apa boleh buat terpaksa saya<br />

mengambil motornya pak Hakim, dan gak tau kalo motornya<br />

milik negara...!?" “Okhhhhhh….!!!@@@###????”<br />

MEDAN-M24<br />

Polda Sumut mengungkap peredaran 3 Kg narkoba yang<br />

melibatkan 3 gembong internasional, Jumat (19/1). Lantaran<br />

mencoba melawan petugas saat akan ditangkap di<br />

Jln Letda Sujono, Simpang Mandala By Pass, Medan, ketiganya<br />

pun ditembak mati.<br />

Pengungkapan jaringan narkoba internasional yang<br />

membawa masuk barang haramnya lewat jalur 'tak biasa'<br />

ini dipaparkan langsung oleh Wakapoldasu, Brigjen Agus<br />

Andrianto di depan RS Bhayangkara Medan, Senin (22/<br />

1). Perwira tinggi bintang satu ini mengaku mendatangi<br />

rumah sakit milik Polri tersebut untuk melihat langsung<br />

proses otopsi terhadap ketiga gembong narkoba dimaksud.<br />

Ketiganya, sebut dia pula, adalah Baktiar M Isa dan<br />

Izmuhar Z, warga Aceh; serta Soborin, warga Riau. Petugas<br />

Polda Sumut semula mencoba menangkap hidup-hidup<br />

ketiga gembong tersebut saat bertransaksi narkoba di<br />

dua lokasi terpisah.<br />

"Baktiar M Isa dan Izmuhar Z hendak diamankan di Jln<br />

Letda Sujono simpang Mandala By Pass. Keduanya mengendarai<br />

Toyota Avanza BK 1133 UL warna hitam," Brigjen<br />

Agus Andrianto.<br />

Dari tangan kedua pelaku, petugas mendapati barang<br />

bukti 1 Kg sabu-sabu yang dikemas dalam satu bungkusan.<br />

Barang tersebut mulanya disimpan di lantai mobil.<br />

"Dari kedua pelaku, petugas mengamankan 1 Kg sabu,<br />

3 unit handphone, sebuah tas merah dan kardus berbentuk<br />

kotak," sebutnya lagi.<br />

Selanjutnya, petugas melakukan pengejaran terhadap<br />

Sobirin dan berhasil menangkap pelaku di Jalan Pendidikan,<br />

Percut Sei Tuan, Kab Deliserdang. Ketika itu, Sobirin<br />

mengemudikan Mitsubhisi Lanser BA 1961 LM warna hitam.<br />

"Dari pelaku ketiga, petugas mengamankan 2 Kg<br />

sabu yang disimpan di dalam bagasi mobilnya," tambah<br />

Wakapoldasu.<br />

Agus kembali menegaskan, ketiga pelaku terpaksa ditindak<br />

tegas karena melawan dan membahayakan<br />

petugas. "Setelah diberikan<br />

tembakan peringatan, palaku kita<br />

berikan tindakan tegas. Mereka mencoba<br />

melawan saat akan ditangkap dan<br />

membahayakan petugas," tukasnya.<br />

Sementara itu Direktur Reserse<br />

Narkoba Poldasu, Kombes Hendrik<br />

Marpaung membeber bahwa jaringan<br />

narkoba yang ini menggunakan jalur<br />

masuk terbalik, bila dibanding jaringan<br />

narkoba yang selama ini berhasil di-<br />

BRANDAN-M24<br />

Putri Wijaya terbaring lemah di Rumah<br />

Sakit Bina Kasih, Medan. Pantauan<br />

M24, Senin (22/1), tampak selang<br />

infus terpasang di tangan gadis<br />

19 tahun ini, sementara bagian dagunya<br />

tertutup perban. Warga Taman<br />

Bunga, Kel Brandan Barat, Kec Babalan,<br />

Kab Langkat ini baru dianiaya<br />

mantan pacarnya, Muhammad Syahdat<br />

(22).<br />

Dengan terbata-bata, Putri menuturkan<br />

kemalangannya pada M24.<br />

Dua tahun lalu, Putri dan Syahdad<br />

menjalin hubungan asmara. Tak seperti<br />

kisah dalam roman, Putri justru<br />

kerap dianiaya oleh warga Stasiun<br />

Kereta Api, Kel Bukit Kubu Besitang,<br />

Kec Besitang, Kab Langkat. Enam<br />

bulan lalu, Putri memutuskan hubungan.<br />

Tampaknya, Syahdad yang pengangguran<br />

tak terima dengan keputusan<br />

tersebut dan menyusun rencana<br />

jahat. Minggu (21/1), Putri yang<br />

hendak makan siang didatangi pelaku<br />

di tempat kerjanya Jln Kartini, Kec<br />

Brandan, Kab Langkat. Pelaku lalu<br />

meminta diantar ke tempat temannya.<br />

Putri yang tak curiga pun mengantar<br />

pelaku dengan mengendarai Yamaha<br />

Xeon BK 3<strong>23</strong>2 PAJ permintaan pelaku.<br />

Saat melintas di Jln Sudirman<br />

Ujung, pelaku tiba-tiba meminta berhenti<br />

dan bertanya kapan korban nikah.<br />

"Dibilangnya dia masih sayang<br />

ungkap. Jaringan lain, sebutnya,<br />

menggunakan jalur laut Aceh sebagai<br />

pintu masuk. Kemudian, barang dibawa<br />

ke Medan untuk selanjutnya diedar<br />

balik dari Pekanbaru, Riau.<br />

"Yang ini modus operandinya unik,<br />

berbeda dengam jaringan lainnya.<br />

Mereka ini memasukkan narkoba melalui<br />

Pekanbaru, dibawa ke Medan dan<br />

selanjutnya menuju Aceh," ungkap<br />

Kombes Hendrik Marpaung, saat Mendampingi<br />

Wakapoldasu.<br />

4 Pejabat Madina Diperiksa Jaksa<br />

MEDAN-M24<br />

Tapian Siri-Siri Syariah dan Taman<br />

Raja Batu, proyek prestisius yang<br />

didebut Pemerintah Kabupaten Mandailing<br />

Natal (Pemkab Madina) seiring<br />

kontestasi Pemilihan Kepala Daerah<br />

(Pilkada) 2015, kini memasuki<br />

ranah hukum. Empat pejabat eselon<br />

II di kabupaten pemekaran Tapanuli<br />

Selatan (Tapsel) itu sudah berhadapan<br />

dengan penyidik Kejaksaan Tinggi<br />

Sumut (Kejatisu).<br />

Penyidik Kejatisu menilai proyek<br />

yang 'menguras' Rp8 miliar dari Anggaran<br />

Pendapatan dan Belanja Daerah<br />

(APBD) Madina itu berpotensi<br />

merugikan negara. Hal ini disampaikan<br />

Kasi Penkum Kejatisu, Sumanggar<br />

Siagian, kepada M24 via seluler<br />

Jumat (19/1) siang.<br />

Pemeriksaan empat pejabat eselon<br />

II Pemkab Madina, bebernya pula,<br />

dilakukan penyidik secara bergilir<br />

pada Kamis (18/1) dan Jumat (19/<br />

1). Keempat pejabat dimaksud, sebutnya,<br />

masing-masing adalah Syahruddin<br />

selaku mantan Kadis PU, Rahmat<br />

Baginda Lubis selaku Kadis<br />

Perkim, Rahmat Hidayat selaku Kadis<br />

Pora, serta Abu Hanipah (selaku<br />

Kepala Bappeda).<br />

"Sejauh ini kita masih pulbaket<br />

(pengumpulan bahan dan keterangan),<br />

masih penyelidikan. Kita mintai<br />

dulu keterangan mereka. Nanti kita<br />

kembangkan dari hasil pemeriksaan<br />

Penjaga Toko Kain Disayat-sayat<br />

tersebut," tukas Sumanggar.<br />

Meski begitu, lanjut dia, bukan tidak<br />

mungkin para pejabat yang dimintai<br />

keterangan itu statusnya bisa ditingkatkan<br />

menjadi tersangka. "Ini kan<br />

berawal dari laporan masyarakat.<br />

Kalau di proyek pembangunan tersebut<br />

ditemukan adanya kerugian negara,<br />

maka yang terlibat pasti kita proses<br />

hukum," pungkasnya.<br />

Sekadar diketahui, Tapian Sirisiri<br />

Syariah dan Taman Raja Batu diproyeksikan<br />

sebagai objek wisata andalan<br />

Madina. Lokasinya berada di<br />

Daerah Aliran Sungai (DAS) Sungai<br />

Batang Gadis, tepatnya masih satu<br />

areal Kompleks Perkantoran Pemkab<br />

Madina dan terintegrasi dengan Tanggul<br />

Irigasi yang dibangun semasa<br />

kabupaten tersebut masih dipimpin<br />

Amru Daulay. Kini, Tapian Sirisiri Syariah<br />

dan Taman Raja Batu sudah dibuka<br />

untuk umum.<br />

Proyek prestisius itu dikerjakan di<br />

penghujung 2015, seiring kontestasi<br />

Pilkada 2015, di mana Drs. H. Dahlan<br />

Hasan Nasution tampil sebagai calon<br />

petahana. Dan, pria kelahiran Sopotinjak,<br />

Batang Natal, Madina, 11 Mei<br />

1958, itu akhirnya memenangi pemilihan,<br />

sehingga menjadi Bupati Madina<br />

yang ke-3 dan memimpin hingga<br />

sekarang.<br />

Sebelum pemilihan, Dahlan melanjutkan<br />

jabatan Bupati Madina Hidayat<br />

Batubara yang diberhentikan karena<br />

sama aku. Aku bilang ngapaen kau tanya-tanya,"<br />

tutur korban.<br />

Mendengar itu, pelaku mengambil<br />

pisau yang disiapkan dipinggang dan<br />

langsung menyucuk tangan Putri. Tak<br />

pelak korban menangis. Bukan kasihan,<br />

pelaku kembali menyucuk tangan kiri<br />

korban. "Jangan kau nangis, kumatikan<br />

kau nanti," ucap pelaku ditirukan<br />

korban.<br />

Karena terus menangis, pelaku menyayat<br />

muka korban di dagu, leher dan<br />

punggung. Setelah puas pelaku meninggalkan<br />

korban yang berdarah.<br />

"Waktu pacaran dia (pelaku) suka<br />

menyayat tapi gak parah. Setiap mau<br />

kuputusi aku diancam mau dibunuhnya,"<br />

beber Putri didampingi tunangannya.<br />

Oleh warga, korban dilarikan ke<br />

Puskesmas Pangkalanbrandan untuk<br />

mendapat pertolongan medis. Akibat<br />

peristiwa itu, korban mengalami luka<br />

tusuk yang dalam di leher dan dagu.<br />

MEDAN-M24<br />

Penangkapan narapidana narkoba<br />

Arifin alias Afin Lehu di hotel membuat<br />

Polda Sumut gerah. Kasus itu<br />

pun diambil alih Direktorat Reserse<br />

Narkoba Poldasu.<br />

"Kasus Afin Lehu memang kita tarik<br />

ke Direktorat Reserse Narkoba Poldasu<br />

untuk mendalami dugaan adanya<br />

keterlibatan pihak lain," terang<br />

Kasubbid Penmas Polda Sumut, AKBP<br />

MP Nainggolan kepada wartawan,<br />

Senin (22/1).<br />

"Yang perlu kita dalami, kenapa dia<br />

(Afin Lehu) bisa keluar dan siapa<br />

yang bertanggungjawab atau merekomendasi<br />

hingga tersangka bisa<br />

keluar dari rutan," bebernya.<br />

Pihaknya menduga, Toyota Fortuner<br />

warna putih yang berada di TKP<br />

saat penangkapan Afin Lehu dan istri<br />

sirinya, Fia Ramadhani, Rabu (17/<br />

1) memang disiapkan seseorang di<br />

rutan. Buntutnya, Kepala Rutan Natal,<br />

Amri Siregar akan diperiksa dalam<br />

waktu dekat.<br />

"Keterangan tersangka Fia, datang<br />

ke Natal untuk membesuk suaminya.<br />

Namun yang menjadi pertanyaan,<br />

mengapa membesuk bukan di Rutan,<br />

tetapi di hotel dengan sejumlah narkoba<br />

sebagai barang bukti," ujarnya.<br />

Fia Resmi Tersangka<br />

Terpisah, Polres Simalungun resmi<br />

menetapkan Fia Ramadhani sebagai<br />

tersangka.<br />

"Polres Simalungun hanya menangani<br />

kasus laka. Tersangka Fia sudah<br />

ditetapkam sebagai tersangka dan<br />

sudah ditahan di Rutan Polres Simalungun<br />

di Raya. Untuk Apin Lehu<br />

kasus hukum diambil alih Poldasu," kata<br />

Kapolres Simalungun, AKBP Marudut<br />

Liberty Panjaitan didampingi Kasat<br />

Lantas, AKP Hendri ND Barus di Asrama<br />

Polisi (Aspol) Siantar, Senin (22/<br />

1).<br />

Untuk tersangka Fia, lanjutnya,<br />

tersangkut kasus korupsi. Dahlan<br />

merupakan pasangan Hidayat Batubara<br />

pada Pilkada 2010.<br />

Adalah Imran Khaitamy Daulay,<br />

mantan Ketua DPRD Madina yang<br />

sejak awal sudah mengkritisi proyek<br />

prestisius Tapian Sirisiri Syariah dan<br />

Taman Raja Batu. Kepada M24, belum<br />

lama ini, politisi yang kini merupakan<br />

anggota biasa Fraksi Golkar<br />

DPRD Madina tersebut menegaskan<br />

proyek tersebut dirancang dan dikerjakan<br />

dengan mengabaikan aturan<br />

hukum.<br />

"Sejak awal, sebagai anggota<br />

dewan, saya sudah kritisi. Sayangnya,<br />

saat itu sepertinya saya sendirian<br />

yang mengkritisi. Akhirnya, proyek<br />

tersebut tetap berjalan hingga selesai.<br />

Saya akan beber kembali kepada<br />

publik, betapa proyek itu telah<br />

melanggar aturan hukum," tukasnya<br />

berapi-api, saat dihubungi M24<br />

via telepon.<br />

Dikonfirmasi via telepon seluler,<br />

Senin (22/1) petang, Sekretaris<br />

Daerah (Sekda) Kab. Madina, Syafei<br />

Lubis, mengatakan tidak mengetahui<br />

apapun terkait hal ini. Namun, dia<br />

mengakui dirinya sudah menjabat Plt<br />

Sekda Kab. Madina di penghujung<br />

2015, saat proyek Tapian Siri-Siri<br />

Syariah mulai dikerjakan.<br />

"Iya. Tapi, untuk konteks ini saya<br />

no comment," tutupnya. (ansah/<br />

gunawan)<br />

Luka goresan tak kalah dalam juga<br />

terdapat di sebagian tangan kanannya.<br />

Karena peralatan medis tak memadai,<br />

korban dirujuk ke RS Bina Kasih,<br />

Kota Medan. Pihak keluarga juga melaporkan<br />

peristiwa itu ke pihak kepolisian.<br />

Kapolres Langkat, AKBP Dede<br />

Rojudin SIK MH melalui Kapolsek Pangkalanbrandan,<br />

AKP J Sitompul yang<br />

dikonfirmasi mengatakan telah menerima<br />

laporan korban penganiayaan<br />

tersebut. Pihaknya juga telah mengambil<br />

keterangan sejumlah saksi dan<br />

memburu pelaku. "Untuk motif pelaku<br />

menganiaya korban belum bisa kita<br />

sampaikan. Kasus ini masih dalam<br />

penyelidikan. Karena masih dalam<br />

perawatan, kita belum meminta keterangan<br />

korban. Pelaku tidak ditemui<br />

di rumahnya, namun identitasnya<br />

sudah kita kantongi. Anggota sedang<br />

melakukan pengejaran," jelas J Sitompul.<br />

(rudi/tiopan)<br />

Polda Sumut Ambil Alih Kasus Gembong Narkoba<br />

akan dijerat dengan Pasal 310 Ayat<br />

4 UU Lalu Lintas No.22 Tahun 2009<br />

dengan ancaman enam tahun penjara.<br />

Diberitakan sebelumnya, peristiwa<br />

itu berawal Fia Ramadhani menabrak<br />

Hanafi Batubara (45) hingga tewas<br />

di jalan umum KM 15-16 Siantar-Medan,<br />

tepatnya di Nagori Dolok Kahean,<br />

Kec Tapian Dolok, Kab Simalungun.<br />

Fia lalu menghubungi Afin<br />

Lehu yang ditahan di Lapas Pematangsiantar.<br />

Dari situ, gembong<br />

narkoba, Siantar ini memerintahkan<br />

pegawai Rutan Raya menjemput Fia<br />

ke Puskesmas Serbelawan untuk<br />

dibawa ke Natal. Afin Lehu bahkan<br />

mengatur agar dia dipindahkan ke<br />

Rutan Natal. Minggu (14/1) lalu, ia<br />

mengaku sakit dan minta dibawa berobat.<br />

Namun di RSUD Padangsidempuan,<br />

Afin melarikan diri. Ia ditangkap<br />

di hotel bersama Fia. (ahmad/adi)<br />

1 Bulan Berondok Pelaku Pengeroyokan Dijemput Polisi<br />

MEDAN AREA - M24<br />

Frengky Wijaya (25), pelaku penganiayaan<br />

diamankan personel<br />

Polsek Medan Area dari kediamannya<br />

di Jln Industri Gg Dame, Kel Tegal<br />

Sari Mandala I, Kec Medan Denai.<br />

Keempat temannya diburu polisi.<br />

Kanit Reskrim Polsek Medan<br />

Area, Iptu Rudi Silalahi SH mengatakan,<br />

Frengky Wijaya bersama<br />

keempat temannya dilaporkan korban<br />

Riko Salim (50) warga Jln Selam<br />

IV, Kel Tegal Sari Mandala I,<br />

Medan Denai.<br />

Dalam laporannya, korban dianiaya<br />

Frengky Cs pada Senin, 18<br />

Desember 2017 sekitar pukul 19.00<br />

Korban, Putri Wijaya saat<br />

dirawat di rumah sakit<br />

WIB. Saat itu Riko lagi duduk depan<br />

rumahnya. Lalu Frengky Cs melintas<br />

dengan mengendarai kreta.<br />

"Entah apa penyebabnya, tiba-tiba<br />

teman Fengky bernama Aciong memaki<br />

dan berkata kotor kepada korban.<br />

Tak senang, korban mengejar<br />

para pelaku menggunakan kreta," bilang<br />

Kanit Reskrim, Senin (22/1).<br />

Karena dikejar, Aciong pun berhenti<br />

dan langsung memukuli Riko disusul<br />

teman-temannya. Akibatnya, korban<br />

mengalami luka di kening kanannya.<br />

Selanjutnya korban melapor ke Polsek<br />

Medan Area.<br />

"Berdasarkan laporan nomor: LP/<br />

1165/K/XII/2017/Polsek Medan Area<br />

Perempuan Berkonde Ini Dicari Polisi<br />

RODA dua yang dia tumpangi bersama<br />

sang kakak tiba-tiba disalip si<br />

perempuan berkonde.<br />

"Ibu-ibu berkonde tanpa helm itu<br />

nyalip motor saya sama kakak saya.<br />

Waktu itu kakak saya bilang 'beranian'<br />

langsung minta saya buat rekam<br />

videonya," katanya.<br />

Ia tidak mengetahui tujuan si emak<br />

itu. Dia dan kakaknya sempat berupaya<br />

mengejar, namun laju motor ibu<br />

memakai konde itu cukup kencang.<br />

"Dia sendirian kemarin itu," kata<br />

restyvanny.<br />

Kasatlantas Polrestabes Bandung,<br />

AKBP Agung Reza mengatakan akan<br />

menyelidiki identitas perempuan<br />

berkonde yang terekam tengah menerobos<br />

kemacetan kendaraan.<br />

"Kita lacak dari nomor polisinya.<br />

Untuk mengungkap jaringan ini, lanjut<br />

dia, pihaknya melakukan penyelidikan<br />

selama tiga minggu.<br />

"Sebelum meringkus para pelaku,<br />

petugas sudah mendapat informasi<br />

akan ada transaksi narkoba," jelas<br />

Hendrik.<br />

Sejauh ini, dia mengatakan pihaknya<br />

masih terus melakukan pengembangan<br />

terhadap pelaku lainnya. "Kita<br />

berkomitmen membasmi peredaran<br />

narkotika," pungkasnya. (tiopan)<br />

tanggal 18 Desember 2017, petugas<br />

mencari para pelaku yang bersembunyi.<br />

Hampir sebulan mereka menghindar<br />

dari kejaran polisi," ujarnya.<br />

Tak tahan, akhirnya para pelaku<br />

keluar dari tempat persembunyiannya.<br />

Sehingga seorang pelaku ditangkap.<br />

Sedangkan empat pelaku<br />

lainnya masuk dalam daftar pencarian<br />

orang (DPO) alias sporing.<br />

"Frengky Wijaya diamankan dari<br />

rumahnya, Minggu (21/1) sekitar<br />

pukul <strong>23</strong>.00 WIB. Namun dia mencoba<br />

melawan petugas. Pun begitu,<br />

Frengky dapat diatasi. Kini pelaku<br />

mendekam dalam tahanan," pungkas<br />

Rudi. (wandi)<br />

Kalau ketahuan kita tindak," kata<br />

Reza. Ia menjelaskan setiap pengendara<br />

wajib menggunakan perlengkapan<br />

standar saat mengendarai sepeda<br />

motor. Helm merupakan komponen<br />

utama pengendara motor.<br />

"Sehingga dengan ini kita imbau<br />

agar masyarakat lengkapi terlebih<br />

dahulu persyaratan dalam berkendara<br />

motor," kata Reza. (net)<br />

Kejang-kejang<br />

NAMORAMBE-M24<br />

DU Sebayang (50), warga Jln<br />

Srikandi, Dusun 4, Desa Tengah,<br />

Kec Pancurbatu membuat warga<br />

Dusun I Pajak Namorambe, Kec<br />

Namorambe heboh. Pasalnya<br />

pedagang rempah-rempah ini ditemukan<br />

tewas di dalam Toyota<br />

Rush warna silver BK 1<strong>23</strong>0 US,<br />

Senin (22/1) sekitar pukul 11:00<br />

WIB.<br />

Informasi dihimpun, sebelumnya,<br />

DU Sebayang diketahui datang<br />

dari Pancurbatu bersama<br />

Santi (45) untuk jualan rempahrempah<br />

di Pajak Namorambe. Baru<br />

saja tiba di pajak, korban kejangkejang.<br />

“Baru saja kita sampai di Pajak<br />

Namorambe, korban langsung kejang.<br />

Mungkin sakit jantungnya<br />

8 Pengedar Diringkus<br />

HELVETIA-M24<br />

Unit Reskrim Polsek Medan Helvetia<br />

meringkus delapan tersangka<br />

peredaran narkotika jenis ekstasi<br />

dari dua lokasi berbeda. Mereka<br />

adalah BR, HR, MSW, RI, RS<br />

FE, BL dan KA. Turut diamankan<br />

barang bukti 200 pil ekstasi, 1<br />

bungkus klip kecil sabu, 1 amplop<br />

ganja, 7 unit telpon genggam dan<br />

1 unit Honda Revo BK 3779 AGAR.<br />

“Pada 13 Januari kita (Polsek)<br />

sedang melakukan razia di Jln TA<br />

Hamzah. Saat petugas menghentikan<br />

HR dan BR untuk meminta<br />

kelengkapan surat-surat kendaraan,”<br />

ucap Kapolsek Medan<br />

Helvetia, Kompol Trila Murni di<br />

awal paparannya, Senin (22/1)<br />

sore.<br />

Lanjutnya, salah seorang tersangka<br />

yang memegang telpon<br />

Kapolres Simalungun<br />

Pulang Minum Tuak<br />

kumat, karena korban selama ini<br />

mengidap penyakit jantung,” beber<br />

Santi yang ditemui di Puskesmas<br />

Namorambe.<br />

Mendengar jeritan istri korban,<br />

pengunjung pajak bebondongbongdong<br />

mendatangi lokasi.<br />

Dibantu warga, korban sempat dilarikan<br />

ke Puskesmas. Namun pihak<br />

medis menyatakan korban<br />

sudah meninggal dunia. Kanit<br />

Reskrim Polsek Namorambe, Iptu<br />

Winton Tarigan yang dikonfirmasi<br />

mengaku tengah menangani kasus<br />

tersebut. “Atas permohonan keluarga,<br />

korban tidak dilakukan otopsi<br />

dan keluarga sudah membuat surat<br />

pernyataan. Jenazah korban<br />

sudah dibawa ke rumah duka untuk<br />

disemayamkan,” ucap Winton.<br />

(mehuli)<br />

genggam menunjukkan gelagat<br />

mencurigakan. Benar saja. Saat<br />

dilakukan penggeledahan ditemukan<br />

satu bungkus plastik putih<br />

transparan berisikan narkotika jenis<br />

ekstasi.<br />

Petugas langsung melakukan<br />

pengembangan ke Tanjung Gusta<br />

dan berhasil mengamankan enam<br />

tersangka lainnya. Dari situ, diamankan<br />

barang bukti sabu, satu<br />

bungkus plastik berisi 100 pil ekstasi.<br />

Menurut tersangka, barang<br />

haram tersebut akan diedarkan di<br />

tempat hiburan malam. “Para tersangka<br />

melanggar Pasal 114 Ayat<br />

(2) subscribe 112 Ayat (2) subscribe<br />

132 Ayat (2) UU RI No.35<br />

Tahun 2009 tentang narkotika dengan<br />

ancaman hukuman mati dan<br />

seumur hidup,” pungkasnya. (tiopan)<br />

SIMALUNGUN-M24<br />

Kapolres Simalungun, AKBP<br />

Marudut Liberty Panjaitan, mengaku<br />

tidak tahu dirinya dilaporkan<br />

ke Propam Polda Sumut terkait<br />

perbuatan tidak menyenangkan.<br />

Hal itu diutarakan Marudut Liberty<br />

saat dikonfirmasi kru M24,<br />

Senin (22/1) sekira pukul 10:00<br />

WIB di Asrama Polisi (Aspol) Jln<br />

Sangnawaluh Kel Asuhan, Kec<br />

Siantar Timur. “Saya tidak tahu<br />

dilaporkan atas perbuatan tak<br />

menyenangkan. Justru saya tahu<br />

dari Anda,” tukas Marudut.<br />

Seperti diketahui, Kapolres Simalungun<br />

Marudut Liberty dilaporkan<br />

Nur Asyiah Pagit Tarigan, selaku<br />

kuasa hukum Iwi alias Mincu,<br />

seorang pemegang saham SPBE PT<br />

Nusa Indah Jaya Alam Lestari (NI-<br />

JAL) berlamat di Jln Siantar Perdagangan<br />

KM 32,5 Huta IV Pematang<br />

Kerasaan, Simalungun.<br />

Kasus bermula saat Nur mendatangi<br />

penyidik kasus diamankannya<br />

ratusan tabung gas elpiji 3 Kg milik<br />

PT NIJAL pada 5 Januari 2018 lalu.<br />

Ketika ketemu, Kapolres bicara<br />

dengan nada keras seolah tidak<br />

mencerminkan dirinya selaku pengayom<br />

masyarakat. (adi)<br />

DOLOKMASIHUL-M24<br />

Rahmat Nasution alias Ajo (27)<br />

harus merasakan dinginnya lantai<br />

sel tahanan Polsek Dolok Masihul.<br />

Pasalnya, bapak 1 anak ini nekat<br />

memperkosa tetangganya di<br />

Dusun IV, Desa Karang Tengah,<br />

Kec Serbajadi, Sergai.<br />

Ceritanya, malam itu Ajo minum<br />

tuak hingga mabuk berat. Saat<br />

dalam perjalanan pulang, ia teringat<br />

dengan tetangganya, J (46).<br />

Hal itu membuat libidonya naik dan<br />

butuh penyaluran.<br />

Ia pun mengintip dari jendela<br />

rumah. Saat itu J tampak tidur<br />

seorang diri di kamar. Ajo lalu<br />

membuka paksa jendela rumah.<br />

Setelah masuk ia mendatangi J di<br />

kamar yang tidur dalam posisi telentang.<br />

J yang merasa ditindih<br />

terbangun dan melihat pelaku<br />

tengah menggerayanginya. Sontak<br />

janda bercucu dua ini berteriak<br />

minta tolong. Sayangnya pelaku<br />

lebih dulu membekap mulutnya<br />

dengan bantal.<br />

Diancam akan dibunuh, J pun<br />

pasrah saat pelaku memperkosanya.<br />

Setelah melampiaskan nafsu<br />

bejatnya, pelaku kabur. Tak terima,<br />

keesokan harinya J melaporkan<br />

peristiwa itu ke keluarga yang<br />

diteruskan ke Polsek Dolok Masihul.<br />

Petugas langsung menindaklanjuti<br />

dengan menangkap pelaku<br />

dari rumahnya, Minggu (21/1).<br />

“Tersangka ditemukan tak jauh<br />

dari rumahnya. Berikut barang<br />

bukti, tersangka diboyong ke komando<br />

guna dilakukan proses hukum,”<br />

ucap Kapolsek Dolok Masihul,<br />

AKP Cahyandi SH pada M24,<br />

Senin (22/1).<br />

Hanya saja, dalam pemeriksaan,<br />

pelaku membantah memperkosa<br />

korban.<br />

“Memang sudah aku buka celananya<br />

tapi J teriak, makanya aku<br />

kabur. Malam itu aku baru pulang<br />

dari minum tuak kondisi mabuk,”<br />

kilahnya. (darmawan)<br />

Polisi Tekuk 3 Pengedar Sabu<br />

PERBAUNGAN-M24<br />

Tiga orang pengedar sabu<br />

ditekuk dalam penggrebekan di<br />

sebuah rumah di Desa Jambur<br />

Pulau (Jampul), Kec Perbaungan,<br />

Minggu (21/1) sekitar pukul 22.30<br />

WIB. Rumah tersebut selama ini<br />

dikeluhkan masyarakat karena disinyalir<br />

sarang narkoba.<br />

Ketiga pengedar sabu itu masing-masing<br />

Andika alias Dika (19),<br />

Riski alias Kiki (21) dan Dika alias<br />

Gito (17). Mereka warga Dusun<br />

4, Desa Jambur Pulau, Perbaungan.<br />

Dari penggeledahan terhadap<br />

ketiganya, petugas mengamankan<br />

barang bukti berupa 6 paket sabu<br />

seberat 0,55 gram, 3 mancis, 2<br />

HP dan uang tunai Rp72 ribu.<br />

Penggrebekan dilakukan menyusul<br />

banyaknya laporan masyarakat<br />

seputar peredaran narkoba<br />

yang semakin marak di sekitar<br />

Curi Uang 900 Ribu<br />

Desa Jampul.<br />

Kapolsek Perbaungan AKP Ilham<br />

Harahap memerintahkan Kanit<br />

Reskrim Ipda M Tambunan melakukan<br />

penyelidikan, hingga penggrebekan<br />

dan penangkapan ketiga<br />

tersangka.<br />

Seorang tersangka mengaku<br />

sabu dibelinya dari bandar berinisial<br />

Ew. Namun, saat dilakukan<br />

penggrebekan ke rumah Ew, yang<br />

bersangkutan tidak ada di rumah.<br />

Sementara itu Dika mengaku sudah<br />

lama mengedarkan sabu karena<br />

tidak mempunyai pekerjaan tetap.<br />

“Untuk tambahan uang jajan, sebagian<br />

buat aku pakai sendiri pak,”<br />

bilangnya. Kapolsek Perbaungan<br />

AKP Ilham Harahap mengatakan,<br />

ketiga tersangka dijerat pasal 114<br />

(1) subs pasal 112 (1) dari UU No.<br />

35/2009 tentang narkotika dengan<br />

ancaman kurungan di atas 10<br />

tahun. (darmawan)<br />

TANJUNGBALAI - M24<br />

HS, warga Alteri ini terbilang<br />

hebat. Pasalnya bocah 10 tahun<br />

ini memimpin dua orang dewasa<br />

melakukan pencurian di sejumlah<br />

tempat.<br />

Kapolres Tanjungbalai, AKBP Tri<br />

Setyadi Artono SH SIK MH melalui<br />

Kasat Reskrim, AKP Burju Martahan<br />

Habonaran Siahaan SH didampingi<br />

Kasubbag Humas Iptu<br />

Jumadi Bripka CW Simatupang<br />

yang ditemui di ruang kerjanya,<br />

Senin (22/1) menuturkan, hal itu<br />

terungkap berkat laporan korban<br />

Rosma Sinaga (57), warga Jln Sei<br />

Ledang, Link III, Kel Pasar Baru,<br />

Kec Sei Tualang Raso. Ia melaporkan<br />

pencurian di rumahnya.<br />

Hasil penyidikan, petugas mengamankan<br />

HS dari kediamannya<br />

selanjutnya dibawa ke Polres Tanjungbalai<br />

untuk diproses hukum.<br />

“Sudah dua kali anak ini mencuri.<br />

Pertama di Vihara Tri Ratna, korbannya<br />

gak mempersalahkan. Terakhir<br />

ini, di rumah korban Rosma.<br />

Saat melihat HS dan memanggilnya,<br />

anak itu lari, sehingga timbul<br />

kecurigaan korban dan mendatangi<br />

rumahnya serta bertanya terkait<br />

pencurian di rumahnya. Alhasil<br />

ngaku,” tutur Burju.<br />

Mirisnya, lanjut Kasat Reskrim,<br />

HS mengajak Rahmad Dani alias<br />

Sahdan (30), warga Jln Sei Gebang,<br />

Link V, Kel Pasar Baru, Kec<br />

Sei Tualang Raso dan Nazaruddin<br />

alias Modan (33), warga Jln Sei<br />

Semayam, Link III, Kel Pasar Baru,<br />

Kec ST-Raso untuk mengawasi<br />

keadaan saat ia beraksi.<br />

Dari rumah korban, HS berhasil<br />

mencuri uang Rp900 ribu. Oleh<br />

para pelaku digunakan membeli<br />

kotak musik (speaker) dan baju<br />

baru. HS mendapat Rp450 ribu,<br />

Sahdan Rp400 ribu seedangkan<br />

Modan hanya menerima Rp50 ribu.<br />

Sisa uang Rp200 ribu.<br />

“Sahdan adalah residivis, Bang<br />

kasus yang sama (pencurian), sedangkan<br />

Modan hanya ikut-ikutan.<br />

Karena masih anak bawah umur,<br />

HS dikembali ke orangtuanya,” tukas<br />

Burju. (ambon)

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!