15
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
2 KAMIS, <strong>15</strong> FEBRUARI 2018<br />
SAMBUNGAN<br />
..............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................<br />
Habis Bercinta, Mahasiswi Cantik Dibunuh<br />
RANTAUPRAPAT - M24<br />
Masih ingat peristiwa mahasiswi Universitas Islam Labuhanbatu<br />
(Unisla), Sisa Lestari (19) yang ditemukan<br />
tewas dengan kondisi memprihatinkan di areal kebun sawit<br />
Afdeli VI, Desa Londut, Kec Kualuh Hulu, Kab Labuhanbatu<br />
Utara (Labura), Sumatera Utara (Sumut), 8 Februari<br />
2018? Ternyata korban dibunuh oleh kekasihnya, Hariawan<br />
alias Wawan (24), warga Desa Londut, Kec Kualuh<br />
Hulu, Kab Labura.<br />
“Tersangka menyerahkan diri ke Polres Tapanuli Selatan<br />
(Tapsel), Selasa (13/2) pagi dan tiba di Polres Labuhanbatu,<br />
tadi malam (13/2),” kata Kapolres Labuhanbatu,<br />
AKBP Frido Situmorang didamping Kasat Reskrim, AKP<br />
Teuku Fathir dan Kapolsek Kualuh Hulu, AKP Romson Sihombing<br />
dalam konfrensi pers yang digelar, Rabu (14/2).<br />
Seperti penuturan tersangka, sejak dua bulan lalu, ia<br />
dan Sisa telah menjalin hubungan asmara. Tak hanya itu,<br />
keduanya bahkan sudah dua kali melakukan hubungan<br />
suami istri di areal kebun sawit Afdeling VI, Desa Londut<br />
tersebut. Pertama sekali dilakukan sebulan lalu dan yang<br />
kedua di hari pembunuhan itu.<br />
Sebelum pembunuhan itu, Wawan kembali mengajak<br />
Sisa bertemu di lokasi. Usai kuliah, selepas maghrib, keduanya<br />
pun bertemu. “Setelah ketemu, kami ngobrol di<br />
bawah pohon sawit," tutur tersangka.<br />
Setelah itu, keduanya pun kembali bercinta (berhubungan<br />
badan). Puas menyalurkan hasrat masing-masing,<br />
mereka kembali berbincang. Ketika itu korban belum mengenakan<br />
celananya. Kemudian Wawan meminjam uang<br />
sebanyak Rp700 ribu kepada mahasiswa Unisla tersebut.<br />
Namun permintaannya tak bisa dipenuhi. Pasalnya Sisa<br />
yang juga guru honor di SD Negeri 118253 Kuala Hulu<br />
tersebut tak memiliki uang sebanyak itu. Tak putus asa,<br />
Wawan membujuk Sisa untuk menggadaikan kretanya.<br />
Karena alat transportasi untuk kuliah dan mengajar, Sisa<br />
pun tegas menolak. “Dia (korban) bilang, kalau kretanya<br />
digadaikan, saya kuliah naik apa?” kenang tersangka.<br />
Sisa pun bertanya kepada Wawan mengenai keinginan<br />
meminjam uang sebanyak itu. Lama terdiam, Wawan pun<br />
mengaku jika uang tersebut untuk dikirimkan kepada anak<br />
KAPOLRES ASAHAN<br />
AMAN DUGAAN '86'<br />
TAK DITEMUKAN<br />
MEDAN-M24<br />
Setelah dilakukan gelar perkara terkait dugaan<br />
tangkap lepas yang dilakukan Kapolres Asahan,<br />
Kobul Syahrin Ritonga dan jajaran. Poldasu<br />
mengaku tidak ada menemukan unsur penyalah<br />
gunaan wewenang seperti yang dituduhkan.<br />
Hal itu disampaikan Kasubbid Penmas Poldasu,<br />
AKBP MP Nainggolan di Polda Sumut, Rabu (14/<br />
2).<br />
"Sudah kita lakukan gelar perkara, Jumat (9/<br />
2). Hasilnya tidak ada penyimpangan," ucap<br />
Nainggolan.<br />
Ia menyampaikan dalam gelar perkara itu, tim<br />
melaksanakan delapan gelar yang diprasangkakan<br />
dugaan tangkap lepas. "Ada delapan<br />
semuanya yang digelar, hasilnya tidak ditemukan<br />
ada dugaan tangkap lepas seperti yang tuntutan<br />
para pendemo kemarin," kata dia.<br />
Nainggolan menyebutkan, delapan perkara<br />
yang digelar itu bukan hanya kasus narkoba<br />
melainkan ada tindak pidana umum. Setelah aksi<br />
demo masyarakat, Poldasu langsung bergerak<br />
cepat untuk menindaklanjuti.<br />
Kapolres Asahan AKBP Kobul Syahrin Ritonga<br />
dipanggil untuk melakukan gelar perkara terkait<br />
demo tersebut. (ahmad)<br />
Core Drill Korslet<br />
BINJAI-M24<br />
Dani (32), pekerja bangunan PT Serdang Jaya<br />
Perdana, di Pasar VI, Desa Tandam Hulu II, Kec<br />
Hamparan Perak, Kab DeliSerdang tewas setelah<br />
tersengat listrik.<br />
Informasi yang diperoleh, Rabu (14/2), peristiwa ini<br />
berawal saat korban mendatangi Sutrisno (58),<br />
tukang bangunan yang tinggal di Pasar II Titi Papan,<br />
Desa Tandam Hulu II, Kec Hamparan Perak, Kab.<br />
DeliSerdang, Selasa (13/2). Tujuannya meminta<br />
pekerjaan di pembuatan lobang pondasi. Sutrisno pun<br />
mengamini menerima korban untuk ikut bekerja.<br />
Setelah capek menjalankan Core Drill (pembuat<br />
lobang pondasi dengan aliran arus listrik), Sutrisno<br />
digantikan Kiki Subakti dan Kiki Afriansyah, selanjutnya<br />
digantikan korban. Naas, ketika korban<br />
menyalakan Core Drill, alat tersebut ternyata korslet.<br />
Korban pun berteriak dan terjatuh. Melihat itu, Kiki<br />
langcung menyabut stop kontak Core Drill dan<br />
membawa korban ke ruangan untuk istirahat.<br />
Kemudian Sutrisno membuat susu dingin dan<br />
diberikan kepada korban. Setelah meminum susu<br />
tersebut, korban langsung batuk. Sutrisno lalu<br />
membawa korban ke Klinik Asia Medika. Di situ, korban<br />
ditangani dr. Ahok. Namun beberapa menit kemudian,<br />
korban dinyatakan meninggal dunia.<br />
Oleh keluarga, jenazah korban dibawa ke rumah<br />
orangtuanya di Dusun VI Gg Jibur, Desa Sudomulio,<br />
Kec Binjai, Kab. Langkat dan langsung dikebumikan.<br />
Atas peristiwa itu, PT Serdang Jaya Perdana<br />
bertanggungjawab dan berjanji memberikan bantuan<br />
kepada keluarga korban. "Ya, sudah dikuburkan dan<br />
pihak perusahaan bertanggungjawab," ucap Kabag<br />
Humas Polres Binjai, AKP L Tarigan kepad M24.<br />
(sopian)<br />
Korban Restoran<br />
YUANITA Christiani ternyata pernah jadi korban<br />
kelalaian pihak restoran. Tak tanggung, ia melihat<br />
langsung tikus saat makan di restoran favoritnya.<br />
Pengalaman menjijikkan itu dibagikan Yuanita lewat<br />
Instagram Story. Ia mengaku mual seketika saat<br />
melihat penampakan binatang pengerat itu.<br />
"Lagi lunch di tempat favorit, tau2 keluar tikus dari<br />
kitchennya Mendadak mual," tulis Yuanita dengan<br />
menambahkan emotikon mewek.<br />
"Gw pernah makan mie ayam bakso di daerah gw.<br />
Tiba tiba tikus besar keluar tanpa malu malu. Kayak<br />
udah biasa aja gitu. Langsung sesak jantung mau<br />
nangis," komentar akun @liliy_noris92.<br />
"Ditempat mie ayam favorit sering banget ada tikus<br />
malah mondar mandir,tapi karena mie ayamnya super<br />
duper enak jdi yah anggap aja<br />
tuyul lewat," timpal akun<br />
@fitri_nyunyu. (net)<br />
BUKA- BUKAAN<br />
SAAT baru MENIKAH dan setelah usai pesta setelah<br />
tamu pulang, kedua pengantin Mak Bedah dan Wak Lokot<br />
langsung masuk kamar, Berdua mulai buka-bukaan…<br />
Mak Bedah : “Bang…, punyanya gede apa kecil …?”<br />
Wak Lokot : “Kecil de… Kalau kamu …!?”<br />
Mak Bedah : “Gede dong bang.”<br />
Wak Lokot : “Mana coba liat… Wow gede banget..!?”<br />
Mak Bedah: “Jadi malu…”<br />
Wak Lokot : “Wah parah de…”<br />
Mak Bedah : “Kenapa bang..! ?”<br />
Wak Lokot : “Masa amplop isinya amplop juga, parah<br />
nih orang…!”<br />
istrinya di Padangsidimpuan. Mendengar<br />
itu sontak Sisa emosi. Bagaimana<br />
tidak, ternyata selama ini Wawan mengaku<br />
lajang. Bahkan dirinya telah<br />
menyerahkan kesuciannya.<br />
Keduanya pun terlibat pertengkaran.<br />
Lalu, dari kejauhan terdengar<br />
suara kreta yang akan melintas. “Dia<br />
(korban) mengancam akan menjerit<br />
sehingga warga mengira saya baru<br />
memperkosanya. Apalagi dia belum<br />
pakai celana. Panik, lehernya saya<br />
cekik,” aku tersangka.<br />
Hasil penyelidikan polisi, yayasan<br />
itu tak ditemukan akte pendiriannya.<br />
Sedangkan wilayah kerjanya dinyatakan<br />
fiktif.<br />
“Untuk yayasannya sendiri sampai<br />
saat ini belum bisa ditunjukan akte<br />
pendiriannya. Kita belum bisa memastikannya<br />
(ilegal) karena sedang proses<br />
mencari. Kalau wilayah kerjanya<br />
itu fiktif. Itu tergantung masing-masing<br />
kontrak itu bermacam daerah,”<br />
kata Dir Reskrimum Poldasu, Kombes<br />
Pol Andi Rian, Rabu (14/2).<br />
Modus dalam melancarkan aksinya,<br />
kata Andi, tersangka membuat kontrak<br />
perjanjian pinjam pakai dengan<br />
alasan mobil tersebut digunakan untuk<br />
proyek pembangunan Yayasan<br />
Sumatera Women Foundation yang<br />
bergerak dibidang sosial dan kemanusiaan.<br />
Setelah mobil ditangan, lalu dijual<br />
ke penadah.<br />
“Modus mengikat kontrak atas nama<br />
yayasan atau NGO atau LSM woman<br />
foundation. Ternyata mobil pidah tangan<br />
dengan cara jual beli. Modus penipuan<br />
ini, kata direktur, sudah berlangsung<br />
semenjak tahun 2016,” kata dia.<br />
Andi menjelaskan, saat mobil dijual,<br />
Nova yang mengaku sebagai Ketua<br />
DPW organisasi perempuan di Sumut<br />
itu memalsukan STNK mobil. “Kita masih<br />
lidik apakah ada keterlibatan oknum<br />
dalam kasus ini,” terangnya.<br />
Dalam pengungkapan kasus ini, polisi<br />
menangkap empat tersangka dengan<br />
peran yang berbeda-beda. “Nova Zein<br />
otak pelakunya, Usman Gumanti war-<br />
Setelah kreta menjauh, pelaku melepas<br />
cekikan di leher korban. Mengira<br />
korban pingsan, pelaku pun beranjak<br />
pergi meninggalkan korban. Baru berjalan<br />
sejauh enam meter, korban ternyata<br />
tersadar dan kembali menjerit minta<br />
tolong.<br />
Tak ingin kejahatannya terbongkar,<br />
pelaku mengambil kayu yang ada di<br />
lokasi dan langsung dipukul ke bagian<br />
belakang kepala korban. Pukulan yang<br />
dilakukan sekuat tenaga itu membuat<br />
korban langsung terjatuh dan tak bergerak.<br />
Selanjutnya pelaku kabur menemui<br />
anak istrinya yang tinggal di<br />
Padang Matinggi, Kota Padangsidimpuan.<br />
Selama di kampung keluarga istrinya,<br />
pelaku dihantui perasaan bersalah.<br />
Akhirnya ia pun menyerahkan<br />
diri ke Polres Tapsel untuk mempertanggungjawabkan<br />
perbuatannya.<br />
Dari pemeriksaan, tersangka juga<br />
membawa kabur HP milik korban. Akibatnya<br />
ia dijerat Pasal 338, 284 sub<br />
Pasal 363. (habibi)<br />
Modusnya Yayasan Sosial Rupanya Untuk Gelapkan Mobil<br />
Bestam, Udo Tohar Divonis Mati<br />
PN MEDAN-M24<br />
Ketua Majelis Hakim, Syafril Batubara<br />
menjatuhkan hukuman mati kepada<br />
Udo Tohar, terpidana seumur<br />
hidup penjara lantaran kembali terlibat<br />
peredaran narkoba.<br />
Dia yang kembali diadili karena mengendalikan<br />
sabu seberat 17 Kg dari<br />
dalam Lapas Klas IA Tanjung Gusta<br />
Medan. “Menghukum terdakwa Udo<br />
Tohar dengan hukuman mati,” ujar<br />
majelis hakim dalam sidang yang digelar<br />
di ruang Cakra VII, Pengadilan<br />
Negeri (PN) Medan, Rabu (14/2) sore.<br />
Majelis hakim menilai, perbuatan<br />
terdakwa terbukti melanggar Pasal 114<br />
ayat 2 UU RI No 35 tentang narkotika.<br />
Adapun yang menjadi pertimbangan<br />
hakim menjatuhi hukuman tersebut,<br />
karena terdakwa tidak mendukung program<br />
pemerintah dalam hal pemberantasan<br />
narkotika.<br />
“Terdakwa tidak mengakui perbuatannya<br />
dan sudah menjadi terpidana<br />
seumur hidup. Selain itu tindakan terdakwa<br />
berpotensi merusak generasi<br />
bangsa,” pungkas majelis hakim.<br />
Menanggapi putusan itu, Jaksa<br />
Penuntut Umum (JPU) Sindu Utomo<br />
yang sebelumnya menuntut terdakwa<br />
ga Jln Sunggal berperan sebagai mengantar<br />
mobil kepada Hotma Tua Pulungan<br />
dan Andika. Khairul Bariah alias<br />
Cece warga Jln Paya Bakung Perumahan<br />
Puri San Jadi Blok D No 1 Kel<br />
Serba Jadi, Kec Sunggal berperan sebagai<br />
mengambil uang dan Hotma Tua<br />
Pulungan warga Jln Selamat Ujung<br />
Medan Amplas berperan sebagai<br />
mengambil mobil dari Usman dan<br />
Cece,” kata dia. Andi mengaku, dalam<br />
perkara ini Dit Reskrimum Poldasu telah<br />
menerima 6 laporan polisi dengan<br />
jumlah 67 korban.<br />
Selain para pelaku, petugas juga<br />
menyita barang bukti empat mobil diantaranya<br />
satu unit mobil Alphard,<br />
Pajero Sport dan dua unit mobil inoova.<br />
(ahmad)<br />
dengan hukuman mati menyatakan<br />
terima. Sedangkan, terdakwa langsung<br />
menyatakan banding.<br />
Seperti yang diketahui, sesuai dengan<br />
dakwaannya jaksa menyebutkan,<br />
terdakwa merupakan bagian dari<br />
kasus pengiriman sabu seberat 17 Kg<br />
yang dilakukan Julianto napi di Lapas<br />
Klas IA Tanjunggusta Medan pada<br />
tahun 2016 lalu.<br />
Udo Tohar merupakan terpidana<br />
seumur hidup kasus narkoba seberat<br />
6 Kg. Dia ditangkap oleh BNN pada<br />
20<strong>15</strong> silam bersama empat rekannya.<br />
(ansah)<br />
Warga Sei Limbat Tewas Tergantung di Kusen Dapur<br />
BINJAI-M24<br />
Partono (45), warga Dusun III,<br />
Desa Sei Limbat, Kec Selesai, Kab<br />
Langkat ditemukan tewas tergantung<br />
di sebuah rumah di Link IV, Pasar I,<br />
Kel Pekan Selesai. Saat ditemukan,<br />
korban dalam kondisi leher terjerat tali<br />
yang tersangkut pada pintu dapur<br />
rumah.<br />
Kapolres Binjai, AKBP Donald P Simanjuntak<br />
melalui Kapolsek Selesai,<br />
AKP Zakaria Lubis, Rabu (14/2), menyatakan<br />
korban diperkirakan tewas<br />
dua jam sebelum jenazahnya ditemukan.<br />
Kematian korban diduga murni<br />
akibat bunuh diri. Dugaan itu diperkuat<br />
dengan tidak ditemukan tanda<br />
luka atau memar, baik yang disebabkan<br />
tikaman senjata tajam maupun<br />
pukulan dari benda tumpul.<br />
“Dari hasil visum luar terhadap<br />
jenazah korban, tim medis rumah sakit<br />
menyatakan bahwa korban meninggal<br />
dunia akibat bunuh diri dan bukan karena<br />
dibunuh,” seru mantan Kapolsek Binjai<br />
Barat tersebut. Jenazah korban<br />
sendiri, kata Zakaria, ditemukan pertama<br />
kali oleh keponakannya, Eka Indriani<br />
(18), tidak lain anak dari Maria<br />
(48), sang pemilik rumah. Saat itu, Eka<br />
Indriani sedang menuju dapur terkejut<br />
melihat tubuh pamannya sudah ter-<br />
BD Sabu Menjerit Pas Ditangkap Polisi<br />
PANTAI CERMIN-M24<br />
Jual sabu, BM alias Amin (47) warga<br />
Dusun IV, Desa Kotapari, Kec Pantai<br />
Cermin, Sergai ditangkap petugas<br />
Sat Narkoba Polres Sergai, Selasa<br />
(13/2) sekitar pukul 18.00 Wib.<br />
Lucunya, ketika hendak dibawa<br />
petugas, Amin berteriak-teriak minta<br />
tolong sama warga. Mendengar teriakan<br />
minta tolong warga lantas berhamburan<br />
keluar.<br />
Untungnya warga tau yang bersama<br />
Amin adalah petugas dari kepolisian.<br />
Ceritanya Amin ditangkap lantaran<br />
dilaporkan warga. Sama petugas, warga<br />
bilang kalau Amin bandar sabu. Info<br />
lalu diteruskan dengan membentuk tim.<br />
Amin dipancing petugas yang menyamar<br />
sebagai pembeli.<br />
Hasil kesepakatan, Amin setuju mengantarkan<br />
sabu di Jln HT Rizal Nurdin,<br />
Desa Cilawan, Pantai Cermin. Sialnya,<br />
saat sabu diserahkan, Amin langsung<br />
di garuk polisi.<br />
Dari Amin, polisi mengamankan 3<br />
paket sabu, timbangan serta puluhan<br />
platik klip kosong.<br />
Amin mengaku sudah lima bulan<br />
menjual sabu, barang haram itu di per-<br />
Buah Mangga Antarkan Sam Ke Surga<br />
STABAT-M24<br />
Samsuri alias Sam (41) mungkin<br />
sudah tenang di alamnya. Selasa (13/<br />
2) sekitar pukul 10.00 WIB, buah<br />
mangga yang ada di belakang rumah<br />
mengantarkannya ke surga.<br />
Cerita yang didapat, pria yang<br />
diduga keterbelakangan mental ini<br />
pagi itu sedang memanen buah mangga<br />
menggunakan galah (pengait) besi.<br />
Keasyikan memanen, warga Jln MT<br />
Hariono, Link 1, Kel Sidumulyo, Kec<br />
Stabat, Kab Langkat ini tak sadar kalau<br />
kabel bertegangan tinggi melintang<br />
di pohon mangga itu.<br />
“Dia sedang memanen mangga dengan<br />
sebuah batang besi, baru beberapa<br />
buah yang telah di jatuhkannya<br />
saat asik menjolok mangga ada kawat<br />
listrik yang telanjang. Galah yang dipegangnya<br />
tersangkut hingga mengakibatkan<br />
dia kesetrum,” terang salah<br />
seorang warga. Akibat sengatan listrik,<br />
tangan dan kaki korban hangus<br />
terbakar. Seketika itu juga Sam jatuh<br />
dan langsung tewas di TKP<br />
Warga yang mendengar suara ledakan<br />
berhamburan keluar rumah.<br />
“Keras kali suaranya dan beberapa<br />
warga berteriak minta tolong. Makan-<br />
Evaluasi Kebijakan Bawa HP ke Sekolah<br />
adalah pelajar sebuah SMAN di<br />
wilayah selatan Kabupaten Blitar.<br />
Kapolres Blitar, AKBP Slamet Waloya<br />
yang dikonfirmasi viralnya video ini di<br />
medsos membenarkan hal tersebut.<br />
"Benar, video itu dilakukan pelajar<br />
SMA di wilayah Kabupaten Blitar. Saat<br />
ini kami mengundang pihak sekolah,<br />
Dinas Pendidikan Blitar, perwakilan<br />
Dinas Pendidikan Jatim, Kemenag,<br />
MUI, FKUB, FKDM, NU, dan Muhamadiyah.<br />
Pertemuan ini membahas<br />
langkah-langkah tindak lanjut kasus<br />
video pelajar itu," terang Slamet di<br />
Polresta Blitar, Senin (12/2/2018).<br />
Hasil koordinasi penanganan kasus<br />
beredarnya video porno aksi pelajar<br />
SMA di Blitar diserahkan ke pihak<br />
sekolah. Ada beberapa pihak yang dilibatkan,<br />
diantaranya kepolisian, Kemenag<br />
dan MUI.<br />
Selain masalah sanksi, pertemuan ini<br />
juga merumuskan langkah-langkah lain<br />
yang perlu dilakukan untuk menyikapi<br />
masalah tersebut.<br />
"Ada dua kesimpulan dalam pertemuan<br />
tadi. Pertama, sanksi pada pelajar<br />
yang terlibat video itu diserahkan<br />
ke pihak sekolah sesuai dengan ketentuan<br />
yang berlaku di lingkungan dinas<br />
pendidikan. Kedua, pembinaan pada<br />
pelajar di sekolah tersebut akan melibatkan<br />
pihak kepolisian, kemenag, dan<br />
MUI," jelas Slamet.<br />
gantung kaku pada kusen. Dia pun<br />
melapor kepada ibu dan tetangga.<br />
Petugas yang tiba di lokasi langsung<br />
menurunkan jenazah dan dievakuasi<br />
ke RSU Delia, Selesai, guna<br />
dilakukan visum. Sebaliknya, barang<br />
bukti tali sepanjang empat meter yang<br />
sempat terikat pada leher korban,<br />
berikut pakaian korban dan sejumlah<br />
foto di lokasi kejadian, turut diamankan.<br />
“Karena ayah, ibu, dan istri korban<br />
menolak dilakukan proses otopsi,<br />
maka kita pun menyerahkan jenazah<br />
ke keluarganya untuk dimakamkan,<br />
dengan menyertakan surat pernyataan,”<br />
bebernya. (sopian)<br />
oleh dari rekannya juga warga Pantai<br />
Cermin, dalam sehari amin belanja tiga<br />
paket kecil lalu dijual dan dipakai<br />
sendiri.<br />
Bapak tiga anak ini mengaku mengkonsumsi<br />
sabu supaya badan terasa<br />
fit dan berstamina dan sabu tersebut<br />
sering dipakai di rumahnya.<br />
Kasat Narkoba Polres Sergai, AKP<br />
P Bangun mengatakan saat ini tersangka<br />
dan barang bukti masih dalam<br />
pemeriksaan dan pengembangan “<br />
Sudah kita amankan dan masih dalam<br />
pengembangan” ucap Kasat. (darmawan)<br />
ya kami berhambur keluar dan korban<br />
sudah tergeletak tewas,” ungkap<br />
Pak Karli (54) dan Sukarman (60) saksi<br />
mata. Bersama warga lain dan pihak<br />
kepolisian, korban akhirnya dievakuasi<br />
dan disemayamkan ke rumah<br />
duka. Kasubag Humas Polres<br />
Langkat, AKP Arnold Hasibuan yang<br />
dikonfirmasi M24, Rabu (14/2) membenarkan<br />
kejadian itu.<br />
“Korban katanya selama ini ada<br />
cacat mental dan atas kejadian ini<br />
murni kecelakaan, kini korban sudah<br />
disemayamkan di rumah duka,” ujarnya.<br />
(rudi)<br />
Sementara itu, Kepala Sekolah<br />
SMAN tempat pelajar itu bersekolah<br />
mengatakan bahwa sanksi akan menyesuaikan<br />
dengan tata tertib (tatib)<br />
di sekolah. "Tapi semua menyarankan<br />
sanksi nanti yang sifatnya mendidik,<br />
utamanya pada pendidikan karakternya.<br />
Realisasinya nanti seperti<br />
apa, mungkin seperti menghafalkan<br />
surat-surat pendek. Ada juga yang<br />
menyarankan dimasukkan pondok.<br />
Kami sesuaikan dengan tatib yang<br />
ada," jelas kepala sekolah.<br />
Dalam pertemuan ini, juga dibahas<br />
perlunya evaluasi kembali kebijakan<br />
sekolah yang memperkenankan siswanya<br />
membawa HP. "Saya baru pin-<br />
Diteriaki Begal<br />
Setahun Lebih Buron<br />
ditangkap petugas kepolisian.<br />
Setahun lebih pelaku pembacokan<br />
terhadap tetangganya, Ginjang<br />
Silitonga (49) ini kabur ke Toba<br />
Samosir (Tobasa).<br />
Kapolsek Purba, AKP R Turnip<br />
menuturkan, penangkapan berdasarkan<br />
laporan polisi nomor: LP/<br />
34/XII/2016/SU/Simal/Sek. Purba<br />
tanggal 13 Desember 2016. Disebut,<br />
pada 12 Desember 2016 sekitar<br />
pukul 20:00 WIB, korban dan<br />
anaknya, Hotdianson Sipayung<br />
membicarakan pekerjaan ladang<br />
mereka di warung kopi milik Mangatas<br />
Sipayung, tak jauh dari kediamannya<br />
di Nagori Huta Tinggir,<br />
Kec Purba, Kab Simalungun.<br />
Pada pukul 21:30 WIB, korban<br />
Digilas Truk,<br />
LABUHAN-M24<br />
Di Jln Pematang Pasir Link 21<br />
Kel Tanjung Mulia, Medan Deli,<br />
persisnya di depan sebuah rumah<br />
makan ayam penyet, Tarisa Kirana<br />
menghembuskan nafas terakhirnya.<br />
ABG 13 tahun itu tewas setelah<br />
dilindas truk BL 8663 NH yang dikemudikan<br />
Said Nasir (60). Kecelakaan<br />
itu terjadi, Selasa (13/2) kemarin.<br />
Informasi yang diterima, kecelakaan<br />
bermula saat kreta BK 4558<br />
AHJ yang dikendarai Tarisa Kirana<br />
berboncengan dengan Dicky<br />
Setiawan (22) hendak mendahuli<br />
truk dari samping kiri.<br />
Beraksi Bagai Ninja<br />
Desa Sampali, Kec Percut Sei<br />
Tuan dan Miswandi (32), warga<br />
Sampali, Kec Percut Sei Tuan mendatangi<br />
Polsek Percut Sei Tuan,<br />
Rabu (14/2). Keduanya mengaku<br />
dianiaya.<br />
Peristiwa itu terjadi saat keduanya<br />
bertugas menjaga gudang<br />
ekspedisi di Jln Garuda No.25, Kel<br />
Kenangan Baru, Kel Percut Sei<br />
Tuan. Sekitar pukul 05:00 WIB,<br />
mereka melihat kelebatan bayangan<br />
memanjat tembok gudang<br />
sembari membawa parang, layaknya<br />
ninja.<br />
Seketika keduanya meneriaki<br />
pelaku. Bukannya ketakutan,<br />
para pelaku malah mendatangi dan<br />
menganiaya kedua korban. Yudi<br />
bahkan mengalami luka bacok di<br />
Warga Tembung Heboh<br />
Dirental Rp450 Ribu<br />
dah dari SMA lain. Kalau di sekolah<br />
saya yang dulu memang pelajar<br />
dilarang membawa HP. Nanti di<br />
SMA ini kami perlu evaluasi kembali,<br />
apakah memang perlu diubah kebijakannya,"<br />
tandas kepala sekolah.<br />
Sementara itu, Kepala Cabang<br />
Dinas Pendidikan Jatim<br />
MEDAN AREA - M24<br />
Amuk massa terjadi di Jln Amaliun,<br />
Kel Komat II, Kec Medan<br />
Area. Dua penagih utang (debt<br />
collector) babak belur setelah diteriaki<br />
begal.<br />
Peristiwa itu berawal saat Kiki<br />
Rifai Yoga (36) sedang melintas di<br />
Jln Amaliun dengan mengendarai<br />
Toyota Avanza warna putih B<br />
2934 TRS, Selasa (13/2). Tiba-tiba<br />
warga Jln Area Selatan Gg Ganefo,<br />
Kec Medan Area ini dihadang<br />
dua debt collector.<br />
Keduanya adalah Lewindo Panjaitan<br />
(22), warga Jln Amplas Gg<br />
Rawa dan Toni Hutauruk (50),<br />
warga Jln Rupat Gg Buntu, Kec<br />
Medan Timur. Korban pun diminta<br />
turun dari mobil. Namun korban<br />
bertahan di atas mobilnya. Kedua<br />
pelaku lalu menarik kerah baju<br />
korban. Terancam, korban berteriak,<br />
“Tolong...tolong...ada begal”.<br />
Warga yang mendengar langsung<br />
mengepung dan memukuli<br />
kedua pelaku hingga babak belur.<br />
Beruntung petugas dari Polsek<br />
Medan Area melintas di lokasi dan<br />
mengamankan kedua pelaku ke<br />
komando.<br />
Kepada petugas, kedua pelaku<br />
menyebut korban sudah menunggak<br />
kredit mobil hingga lima bulan.<br />
Keduanya pun ditugaskan oleh perusahaan<br />
untuk menarik paksa<br />
mobil tersebut. “Dari debt collector<br />
itu kita sita barang bukti berupa<br />
mobil milik nasabah, kreta serta<br />
satu bilah besi pipa setengah meter<br />
yang digunakan pelaku. Kasus ini<br />
lagi dilidik dan kedua penagih utang<br />
sudah ditahan,” tutur Kanit Reskrim<br />
Polsek Medan Area, Iptu Rudi Silalahi<br />
SH pada M24, Rabu (14/2).<br />
(wandi)<br />
dan anaknya hendak pulang. Tibatiba<br />
Radame Simarmata datang<br />
sembari membawa sebilah parang.<br />
Tanpa basa-basi langsung membacok<br />
leher sebelah kiri korban sambil<br />
mengomel. Akibatnya leher korban<br />
luka robek.<br />
Korban pun menanyakan alasan<br />
pelaku, namun hendak kembali cibacok.<br />
Tak pelak korban melarikan<br />
diri ke rumahnya. Oleh istri, korban<br />
dilarikan ke Klinik Permata<br />
Saribudolok dan melaporkan peristiwa<br />
itu ke Polsek Purba.<br />
“Selama ini pelaku melarikan diri<br />
keluar kota, di Tobasa. Pelaku baru<br />
Seminggu pulang kampung karena<br />
mau menghadiri acara pesta keluarganya,”<br />
ucap R Turnip. (adi)<br />
Dari arah berlawanan datang<br />
kreta yang tidak diketahui platnya<br />
berusaha mengerem mendadak.<br />
Tarisa gugup, kretanya oleng lalu<br />
terjatuh ke sebelah kanan tepat di<br />
bawah kolong truck.<br />
“Korban mengalami luka-luka berat<br />
sempat dilarikan ke RS Mitra<br />
Medika, namun nyawanya tak tertolong<br />
hingga meninggal dunia.<br />
Sementara penumpangnya menjalani<br />
perawatan insentif,” kata<br />
Kanit Lantas Polsek Labuhan, AKP<br />
AW Nasution. Pihak Polsek juga<br />
sudah melakukan olah TKP untuk<br />
mengetahui kronologis kecelakaan<br />
tersebut. Termasuk mengamankan<br />
sopir truk. (faqih)<br />
bagian belakang kepala yang dilakukan<br />
oleh Nano. Mukanya pun<br />
lebam dihajar pelaku lainnya.<br />
“Tak hanya itu, HP dan dompet<br />
berisikan uang tunai Rp200 ribu<br />
juga diambil mereka,” katanya kepada<br />
petugas.<br />
Sedangkan korban Miswandi<br />
dipukul pelaku Boy dengan kayu<br />
hingga kaki kanan bengkak hingga<br />
ke atas lutut. Sementara ibu jari<br />
telunjuk tangan sebelah kiri bengkak.<br />
“Pelaku lainnya memukul dan<br />
mengambil dompet berisikan KTP<br />
dan STNK,” ungkapnya.<br />
Kapolsek Percut Sei Tuan, Kompol<br />
Pardamean Hutahaean SIK membenarkan<br />
adanya laporan korban.<br />
“Saat ini kita sedang periksa para<br />
saksi,” ucapnya singkat. (irwan)<br />
PERCUT-M24<br />
Warga Letda Sudjono Link VIII,<br />
Kel Bandar Selamat, Kec Medan<br />
Tembung, Rabu (14/2) sekira<br />
pukul <strong>15</strong>.<strong>15</strong> Wib mendadak heboh.<br />
Mereka berbondong-bondong<br />
turun ke jalan untuk melihat tumpukan<br />
ban bekas dari perusahaan<br />
ekspedisi pengangkutan yang terbakar.<br />
Noval, salah seorang pelajar<br />
yang kebetulan melintas mengatakan<br />
api dan gumpalan asap hitam<br />
tampak terlihat dari perusahan<br />
ekspedisi pengangkutan Lamno<br />
Jaya Jln Letda Sudjono.<br />
“Tebal kali asapnya, kebakaran<br />
juga buat macet jalan,” katanya.<br />
Pemadam yang turun sempat<br />
kesulitan menjinakkan api lantaran<br />
banyaknya bahan atau material<br />
yang mudah terbakar di dalam<br />
gudang tersebut. Satu jam lamanya,<br />
12 unit Damkar berhasil menjinakkan<br />
api.<br />
“Dan saat kebakaran dalam<br />
keadaan tertutup karena libur<br />
dalam suasana imlek dan untuk<br />
saja segera pemadam datang, soalnya<br />
nyaris truk yang terpakir di<br />
dalam gudang tersebut kenak api,”<br />
kata salah seorang warga kepada<br />
M24. Informasi yang diterima, api<br />
berasal rembetan bakaran sampah.<br />
“Saat ini sedang kita selidiki penyebabnya<br />
dan tidak ada korban<br />
jiwa dalam kebakaran ini,” kata<br />
Kapolsek Percut Sei Tuan, Kompol<br />
Pardamean Hutahaean, SIK. (irwan)<br />
DELITUA-M24<br />
Y Lubis (52) menjadi korban komplotan<br />
penggelapan mobil rental.<br />
Warga Jln Karya Kasih, Link<br />
VII, Kel Gedung Johor, Kec Medan<br />
Johor ini pun membuat laporan<br />
ke Polsek Delitua, Rabu (14/2).<br />
Ceritanya, 29 Januari 2017,<br />
korban didatangi Iwan (46), tetangganya<br />
untuk merental mobil Kijang<br />
Innova warna hitam BK 811<br />
QS yang baru tiga bulan dikredit.<br />
Karena masih ada hubungan keluarga,<br />
korban pun mengizinkan<br />
mobilnya dirental.<br />
“Kami sepakat mobil saya dirental<br />
selama tiga hari sampai 1 Februari<br />
dengan sewa Rp450 ribu<br />
perhari,” ungkap korban kepada<br />
M24.<br />
Sejak mobil dibawa pelaku, korban<br />
terus mengontrol mobil melalui<br />
GPS. Hari kedua, mobil dan pelaku<br />
masih terlacak. Namun di hari<br />
ketiga, mobil tak lagi terdeteksi GPS.<br />
HP Iwan yang dihubungi pun tak<br />
aktif lagi.<br />
“Berbagai usaha telah dilakukan<br />
namun tetap juga tidak ada hasilnya.<br />
Istri pelaku juga tidak tau dimana<br />
keberadaan suaminya,” tambah<br />
korban.<br />
Hingga 13 hari ditunggu, pelaku<br />
tidak kunjung datang. Akhirnya<br />
korban melaporkan peristiwa itu ke<br />
polisi. Akibat peristiwa itu, korban<br />
mengalami kerugian sebesar Rp320<br />
juta.<br />
Kapolsek Delitua, Kompol Arifin<br />
Marpaung yang dikonfirmasi melalui<br />
Kanit Reskrim, Iptu Parstyo Triwibowo<br />
mengaku sudah menerima<br />
laporan korban.<br />
“Benar, korban sudah membuat<br />
laporan dan kita sudah cek TKP,”<br />
ucap Parstyo. (mehuli)<br />
Wilayah Kab Kota Blitar, Suhartono<br />
menyatakan, kebijakan penggunaan<br />
HP akam dikaji kembali.<br />
"Kami perlu kaji kembali larangan<br />
penggunaan HP di SMA. Karena<br />
beberapa mata pelajaran masih<br />
membutuhkan HP sebagai sarana<br />
penunjang," pungkasnya. (net)