07.03.2018 Views

BOOKLET JIKA KAMU KORBAN

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

j K<br />

ika<br />

amu<br />

korban<br />

Perkosaan<br />

1


Desain oleh :<br />

Thoeng Sabrina<br />

Universitas Bina Nusantara<br />

untuk<br />

Komnas Perempuan<br />

2


Perkosaan<br />

Serangan dalam bentuk pemaksaan hubungan<br />

seksual dengan memakai peniske arah vagina, anus<br />

atau mulut korban. Bisa juga menggunakan jari<br />

tangan atau benda-benda lainnya. Serangan<br />

dilakukan dengan kekerasan, ancaman kekerasan,<br />

penahanan, tekanan psikologis, penyalahgunaan<br />

kekuasaan, atau dengan mengambil kesempatan<br />

dari lingkungan yang penuh paksaan.<br />

Pencabulan adalah istilah lain dari perkosaan yang<br />

dikenal dalam sistem hukum Indonesia. Istilah ini<br />

digunakan ketika perkosaan dilakukan diluar<br />

pemaksaan penetrasi penis ke vagina dan ketika<br />

terjadi hubungan seksual pada orang yang belum<br />

mampu memberikan persetujuan secara utuh,<br />

misalnya terhadap anak atau seseorang<br />

di bawah 18 tahun.<br />

3


Anda<br />

tidak<br />

bersalah!<br />

Jangan menyalahkan diri sendiri atas perkosaan yang<br />

kamu alami. Bangun keyakinan bahwa pelakulah<br />

yang bersalah. Dengan demikian kamu akan memiliki<br />

kekuatan untuk menghadapi dan memilih keputusan<br />

yang tepat untuk menyelesaikan kasus perkosaan<br />

yang kamu hadapi.<br />

4


simpa<br />

barang<br />

bukti<br />

n<br />

Kumpulkan benda-benda yang bisa<br />

dijadikan bukti, pakaian yang dikenakan<br />

pada saat kejadian, atau benda-benda<br />

pelaku yang mungkin tertinggal. Ingat<br />

jangan menyentuh alat-alat bukti<br />

dengan tangan. Gunakan plastik atau<br />

benda lain yang tidak menghilangkan<br />

sidik jari pelaku.<br />

Perlu diketahui sperma akan berada<br />

dalam vagina 4-5 jam. Namun masih<br />

bisa ditemukan antara 24-36 jam. Oleh<br />

karena itu, jangan langsung membersihkan<br />

anggota badan atau mandi karena hal<br />

ini akan menghilangkan barang bukti<br />

berupa jejak sperma pelaku.<br />

5


pada<br />

ceritakan<br />

yang terpercaya<br />

Cari dukungan baik teman, orang terdekat,<br />

pendamping, atau lembaga pengadalayanan<br />

yang dapat kamu percaya. Ceritakan apa yang<br />

telah terjadi. Ini penting jika sewaktu-waktu<br />

kamu mengalami sakit, trauma dan sebagainya.<br />

Orang yang dipercaya bisa membantumu dalam<br />

proses peradilan.<br />

6


segerag<br />

LAPOR<br />

KAN!<br />

Segera melapor ke pihak berwajib terdekat.<br />

Secara resmi setiap korban perkosaan harus<br />

melapor ke polisi. Polisi akan memberikan<br />

Surat Permintaan Visum et Repertum<br />

atau surat dari polisi yang meminta dokter memeriksa<br />

tubuh korban. Kamu tidak akan dikenakan biaya untuk<br />

pemeriksaan ini.<br />

7


Jika kamu memilih langsung ke layanan<br />

kesehatan, maka pihak kepolisian bisa<br />

didatangkan ke penyedia layanan<br />

kesehatan tersebut.<br />

layanan<br />

kesehatan<br />

8


Korban kekerasan dilindungi oleh Negara.<br />

Kamu bisa meminta lembaga bantuan<br />

hukum di wilayah terdekat untuk<br />

melindungi dan membantumu<br />

menyelesaikan kasus yang kamu hadapi.<br />

Di setiap kabupaten/kota terdapat Pusat<br />

Pelayanan Terpadu Pemberdayaan<br />

Perempuan dan Anak (P2TP2A). Selain itu,<br />

terdapat setidaknya 310 lembaga bantuan<br />

hukum di seluruh wilayah Indonesia yang<br />

mendapatkan dana Negara untuk<br />

memberikan bantuan<br />

hukum kepada masyarakat tanpa<br />

dikenai biaya.<br />

segera ke<br />

lembaga<br />

layanan<br />

terdekat<br />

9


Catatkan<br />

Kasusmu!<br />

Data kekerasan seksual, termasuk perkosaan,<br />

di Indonesia tidak tercatat dengan baik. Komnas<br />

Perempuan sedang membangun pusat pencatatan<br />

kasus kekerasan seksual secara online. Bantu kami<br />

untuk mencatatkan dan ikut memantau kasus yang<br />

kamu hadapi. Datanglah ke situs<br />

www.kekerasanseksual.komnasperempuan.or.id<br />

dan catat laporanmu. Setelah tercatat, kamu juga<br />

dapat terus memberikan info terbaru mengenai<br />

perkembangan kasusmu agar orang lain bisa belajar<br />

dari kasus kekerasan seksual yang kamu alami.<br />

10


Kenali Landasan Hukum, dan Jaminan<br />

Perlindunganmu dari TIndak Kekerasan<br />

Seksual<br />

NASIONAL<br />

Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) Pasal 285,<br />

286 287, 290, 291<br />

UU No.23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan<br />

Dalam Rumah Tangga (PKDRT) Pasal 8(b), 47, 48<br />

UU No 21 tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak<br />

Pidana Perdagangan Orang pasal 1 (3,7)<br />

UU No.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak<br />

pasal 1(15), 17(2), 59 dan 66 (1,2), 69, 78 dan 88<br />

INTERNASIONAL<br />

Statuta Roma Pasal 7 ayat 2 (g), Pasal 69 ayat 1&2,<br />

Pasal 68<br />

Resolusi PBB 1820 tentang Kekerasan Seksual dalam<br />

Konflik Bersenjata<br />

Deklarasi penghapusan tindak kekerasan terhadap<br />

perempuan (ICPD) pada bulan Desember 1993<br />

Deklarasi Wina Tahun 1993<br />

11


Hak Konstitusional<br />

yang dirampas<br />

Perkosaan merupakan pelanggaran terhadap hak<br />

asasi manusia seperti tertuang dalam konstitusi kita,<br />

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia<br />

Tahun 1945. Secara khusus perkosaan merampas<br />

hak perempuan sebagai warga negara atas jaminan<br />

perlindungan dan rasa aman yang telah dijamin di<br />

dalam konstitusi pada Pasal 28G(1).<br />

Karena lahir dari ketimpangan relasi kuasa antara<br />

laki-laki dan perempuan, pembiaran terhadap<br />

terus berlanjutnya perkosaan terhadap perempuan<br />

merampas hak perempuan sebagai warga negara<br />

untuk bebas dari perlakuan diskriminatif dan<br />

untuk mendapatkan perlindungan dari perlakuan<br />

diskriminatif itu (Pasal 28I(2)).<br />

Akibat dari perkosaan itu, perempuan korban dapat<br />

kehilangan hak untuk hidup sejahtera lahir dan batin<br />

(Pasal 28H(1)), hak untuk bebas dari penyiksaan<br />

atau perlakuan yang merendahkan derajat martabat<br />

manusia (Pasal 28G(2)), dan bahkan mungkin<br />

kehilangan haknya untuk hidup (Pasal 28A).<br />

Banyak pula perempuan korban yang kehilangan<br />

haknya atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan<br />

kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama<br />

di hadapan hukum (Pasal 27(1) dan Pasal 28D(1))<br />

karena tidak dapat mengakses proses hukum yang<br />

berkeadilan.<br />

12


Untuk informasi lebih lanjut<br />

Hubungi Komnas Perempuan:<br />

Jl. Latuharhary 4B, Menteng<br />

Jakarta Pusat 10310<br />

Telp (021) 3903963<br />

Fax (021) 3903922<br />

email: redaksi@komnasperempuan.or.id<br />

www.komnasperempuan.or.id<br />

@KomnasPerempuan<br />

Komnas Perempuan-Group<br />

13


Laporkan kasus kekerasan seksual ke:<br />

www.kekerasanseksual.komnasperempuan.or.id<br />

14


15


16<br />

KEKERASAN<br />

SEKSUAL<br />

Kenali & Tangani<br />

KOMNAS PEREMPUAN<br />

KOMISI NASIONAL ANTI KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!