SRIWIJAYA MAGAZINE MEI 2019

61
Sejauh mata saya memandang, saya melihat
tulang belulang dan tengkorak warga yang
sudah meninggal. Sejumlah peti mati
yang berhias aneka ukiran dan patung
kayu bernama ‘tau-tau’ pun tak luput dari
pandangan mata saya.
Entah kenapa, rasa seram begitu menyergap
dan saya memutuskan untuk melihatnya dari
pintu gua saja.
Satu hal yang menarik perhatian saya ketika
melihat sederet rumah tongkonan tersebut.
Hiasan kepala kerbau yang menempel di
depan rumah dan tanduk-tanduk kerbau
pada tiang utama di depan pintu rumah.
Tanduk-tanduk tersebut seolah disusun
rapi dari atas ke bawah. Hal ini ternyata
sebuah penanda status sosial keluarga yang
mendiami rumah tersebut.
Di sisi kiri rumah yang menghadap ke arah
barat dipasang rahang kerbau yang pernah
mereka sembelih dan di sisi kanannya
dipasang banyak rahang yang disusun
dengan rapi.
PADANG PASIR SUMALU
Toraja, tidak hanya bercerita tentang sebuah
budaya dan kematian. Kawasan ini juga
memiliki pemandangan alam yang membuat
saya terkagum ketika melihatnya. Waktu
yang saya miliki seolah tidak akan cukup
untuk menikmatinya.
K
Tidak hanya udara segar yang menguasai
organ pernafasan saya. Namun pemandangan
alam yang indah selalu merebut perhatian
saya dari apapun. Salah satunya adalah
padang Pasir Sumalu yang saya tempuh
sekitar kurang lebih 2 jam dari Rantepao
dengan sepeda motor sewaan.
Namun perjalanan saya tidak usai sampai
di situ. Saya harus rela berjalan kaki sejauh
setengah kilo meter untuk mencapai padang
pasir tersebut.
TRIP GUIDE
Sriwijaya Air layani penerbangan dari/ke
Makassar (Ujung Pandang) melalui Jakarta,
Denpasar, Banjarmasin, Surabaya, Gorontalo,
Ternate, Sorong, Kendari, Biak, Jayapura, Luwuk,
Balikpapan, dan Manokwari.
Perbukitan dan
perkampungan warga
menjadi pemandangan
menarik buat saya abadikan.
Toraja tidak hanya tentang
alam dan budaya saja.
Melainkan ada sebuah
makna hubungan antara
kehidupan dan kematian
yang lain. Banyak sekali
pelajaran yang saya
dapatkan dari Toraja. Kalau
saja Vincent tidak menarik
saya yang tengah menunggu
penerbangan kembali ke
Jakarta, mungkin sebuah
cerita berharga ini tidak
akan pernah ada.
“Toraja tidak
hanya tentang alam
dan budaya saja.
Melainkan ada sebuah
makna hubungan
antara kehidupan dan
kematian yang lain.”
EDISI 99 | MEI 2019 |