aceh-selatan-dalam-dinamika-aryos-nivada

PKPB, dan PPRN) plus “tim bayangan” yang bekerja secara serius dalam mengantarkan
pasangan nomor urut 3 ini menjadi orang nomor satu di Aceh Selatan. Kandidat Saman
mendapatkan dukungan dari partai-partai besar seperti Golkar, PPP, dan PRA. Sedangkan
kandidat Wapang di dukung oleh Partai Aceh.
Berikut hasil hasil akhir perolehan suara masing-masing Pasangan Calon Bupati/Wakil
Bupati Aceh Selatan pada Pilkada 2013 berdasarkan nomor urut;
1. Hasmar Yulia/Mudasir (Independen) : 2.246
2. M Saleh/Ridwan Rahman (Partai Golkar, PPP dan PRA) : 22.411
3. T Sama Indra/Kamarsyah (Partai Demokrat, PAN dan PKPB) : 33.810
4. T Darisman/Khaidir (PKPI dan SIRA) : 14.271
5. M Natsir/Zulkifli (Partai Aceh) : 23.819
6. Wahyu M Waly/Irwan Yasin (Koalisi Partai) : 14.706
Suara Sah: 111.263
Melihat kebelakang terhadap perpolitikan Pemilu 2009 di Kabupaten Aceh Selatan
telah menghasilkan komposisi partai relatif beragam. Mengapa dikarenakan hadirnya partai
lokal yang mendominasi serta partai nasional baru mampu meraih suara yang cukup besar. Ini
bisa dilihat dari perolehan suara partai baru PKPI mendapatkan kursi 4 dan PKPB 3 kursi.
Akan tetapi mayoritas tetap partai lokal yaitu Partai Aceh 3 kursi diikuti oleh Demokrat 4
kursi PAN 2 kursi, Golkar 3 kursi, PPP 1 kursi, SIRA 1 kursi, PRA 1 kursi, dan PPRN 1
kursi. Menariknya di parlemen DPRK Aceh Selatan partai lokal mengimbangi kekuatan dari
partai nasional terlihat ada 3 (tiga) partai lokal Partai Aceh, SIRA, dan Partai Rakyat Aceh,
dan Partai Suara Independent Rakyat Aceh.
Jika menilai pemilihan Gubernur Aceh tahun 2012, terlihat pasangan Zaini Abdullah
dan Muzakir Manaf yang mendapatkan 57.271 suara, selanjutnya di nomor kedua pasangan
Irwandi Yusuf dan Muyan Yunan sebesar 38.044 suara. Berpijak pada hasil tersebut, dapat
kita analisis bahwa suara Partai Aceh telah pecah dan tidak solid dikarena sudah beralih ke
kandidat Irwandi Yusuf yang juga orang GAM. Oleh karena itu kekuatan Partai Aceh tidak
sebesar di pemilu 2009 mampu menjadi pemenang di tingkat DPRA hingga DPRK.
Ketika ditanyakan organisasi massa yang berpengaruh, hasil diskusi dengan asisten
peneliti belum menampak adanya LSM atau organisasi massa yang sangat berpengaruh.
Argumentasinya perkembangan LSM/Ormas di Kabupaten Aceh Selatan tidak begitu
berkembang dikarenakan kemampuan secara kelembagaan tidak mampu bertahan. Ditambah
lagi keterbatasan sumber dana maupun akses jaringan membuat LSM/Ormas di Aceh Selatan
makin terpuruk. Hasil identifikasi LSM/Ormas di Aceh Selatan yaitu: Insosdes,
RimauLangkalut