22.02.2013 Views

teknik penyambungan serat optik dengan metode penyambungan fusi

teknik penyambungan serat optik dengan metode penyambungan fusi

teknik penyambungan serat optik dengan metode penyambungan fusi

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK<br />

TEKNIK PENYAMBUNGAN SERAT OPTIK<br />

DENGAN METODE PENYAMBUNGAN FUSI (FUSION SPLICING)<br />

DI PT.TELEKOMUNIKASI INDONESIA,Tbk AREA NETWORK SOLO<br />

Ridwan Alief (L2F009118) i , Ir. Sudjadi MT. (195906191985111001) ii<br />

Teknik Elektro, Universitas Diponegoro<br />

Jalan Prof. H. Soedarto, S.H., Tembalang, Semarang Kode Pos 50275 Telp. (024) 7460053,<br />

7460055 Fax. (024) 746055<br />

Ridwan.alief@ymail.com<br />

#2 setiaone.iwan@gmail.com<br />

Abstrak— Serat <strong>optik</strong> berperan sebagai pemandu<br />

gelombang cahaya <strong>serat</strong> <strong>optik</strong> yang terbuat dari bahan<br />

gelas atau silika <strong>dengan</strong> ukuran yang sangat kecil dan<br />

ringan (dalam satuan mikro meter) yang dapat<br />

menghantarkan sinyal informasi dalam jumlah yang besar<br />

dan <strong>dengan</strong> rugi-rugi yang relatif rendah. Struktur kabel<br />

<strong>serat</strong> <strong>optik</strong> terdiri dari coating, cladding dan core. Core<br />

atau inti inilah yang berfungsi untuk menentukan arah<br />

rambat cahaya pada kabel <strong>serat</strong> <strong>optik</strong>. Sedangakan coating<br />

dan cladding berguna untuk melindungi core yang bersifat<br />

mudah hancur dan patah. Walau <strong>dengan</strong> berbagai<br />

keunggulan yang terdapat padanya bukan berarti Sistem<br />

Komunikasi Serat Optik (SKSO) tidak memiliki<br />

permasalahan. Permasalahan utama dan yang paling sering<br />

terjadi dalam <strong>serat</strong> <strong>optik</strong> adalah hilangnya energi cahaya di<br />

dalam <strong>serat</strong> <strong>optik</strong>. Pada dasarnya hilangnya energi cahaya<br />

didalam <strong>serat</strong> <strong>optik</strong> disebabkan oleh dua hal : bahan inti<br />

<strong>serat</strong> <strong>optik</strong> (core) yang kotor dan cahaya dibelokan kearah<br />

yang salah. Salah satu penyebab berbeloknya arah cahaya<br />

kearah yang salah adalah akibat <strong>penyambungan</strong> kabel <strong>serat</strong><br />

<strong>optik</strong> yang kurang baik.<br />

Dalam Kerja Praktek ini penulis mempelajari<br />

tentang <strong>teknik</strong> dan <strong>metode</strong> <strong>penyambungan</strong> kabel <strong>serat</strong> <strong>optik</strong><br />

yang menghasilkan rugi-rugi kecil, yaitu <strong>penyambungan</strong><br />

kabel <strong>serat</strong> <strong>optik</strong> secara <strong>fusi</strong> (Fusion Splicing). Untuk<br />

<strong>penyambungan</strong> kabel <strong>serat</strong> <strong>optik</strong> <strong>dengan</strong> <strong>metode</strong> <strong>fusi</strong> maka<br />

diperlukan alat bantuan yang bernama Fusion Slicer.<br />

Kata kunci : Core, Fusion Slicing, Fusion Splicer,<br />

I. PENDAHULUAN<br />

1.1 Latar Belakang<br />

Seiring perkembangan teknologi pada bidang<br />

telekomunikasi saat ini banyak perusahaan di bidang<br />

telekomunikasi yang mulai menggunakan teknologi <strong>serat</strong><br />

<strong>optik</strong> guna memberikan layanan yang terbaik, mudah dan<br />

cepat untuk masyarakat selain untuk persaingan yang kian<br />

ketat.<br />

Dengan perkembangan teknologi dalam bidang<br />

telekomunikasi memungkinkan penyediaan sarana<br />

telekomunikasi dalam biaya yang relatif lebih rendah, mutu<br />

pelayanan yang tinggi, cepat, aman, serta ditunjang oleh<br />

#3 Budisty@gmail.com<br />

1<br />

kapasitas yang besar dalam pengiriman informasi. Dalam<br />

prosedur transmisi sinyal informasi ada dua aspek<br />

mendasar yang harus dipenuhi, yaitu ketepatan waktu<br />

penerimaan (time transperacy) dan penerimaan informasi<br />

<strong>dengan</strong> benar (information transparency), dan <strong>dengan</strong><br />

menggunakan Sistem Komunikasi Serat Optik (SKSO)<br />

syarat mendasar dari transmisi dapat terpenuhi.<br />

Namun <strong>dengan</strong> berbagai keunggulan itu bukan<br />

berarti Sistem Komunikasi Serat Optik (SKSO) yang ada<br />

saat ini sudahlah sempurna dan tidak memiliki<br />

permasalahan. Permasalahan utama dan yang sering terjadi<br />

dalam <strong>serat</strong> <strong>optik</strong> adalah hilang nya energi cahaya di dalam<br />

<strong>serat</strong> <strong>optik</strong>. Pada dasarnya hilangnya cahaya di dalam <strong>serat</strong><br />

<strong>optik</strong> disebabkan dua hal : bahan inti <strong>serat</strong> <strong>optik</strong> yang kotor<br />

dan cahaya dibelokan kearah yang salah. Salah satu<br />

penyebab pembelokan cahaya kearah yang salah adalah<br />

<strong>teknik</strong> <strong>penyambungan</strong> yang kurang baik.<br />

Untuk melakukan <strong>penyambungan</strong> <strong>serat</strong> <strong>optik</strong><br />

digunakan alat yaitu Optical Fiber Fusion Splicer Type-39.<br />

Alat ini yang akan menghubungkan antara core yang satu<br />

<strong>dengan</strong> core lainnya, serta menghubungkan juga cladding<br />

yang satu <strong>dengan</strong> cladding lainnya.<br />

Dengan latar belakang inilah penulis ingin<br />

mengangkat tema tentang “Teknik Penyambungan Serat<br />

Optik Dengan Metode Penyambungan Fusi (Fusion<br />

splicing)” sesuai yang penulis pelajari selama melakukan<br />

Kerja Praktek di PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. area<br />

Network Solo.<br />

1.2 Tujuan<br />

Tujuan penulis melaksanakan Kerja Praktek di PT.<br />

Telekomunikasi Indonesia Tbk. Area Network Solo adalah :<br />

1. Mempelajari secara langsung peralatan yang<br />

berhubungan denagn SKSO (Sistem Komunikasi<br />

Serat Optik).<br />

2. Mengetahui <strong>teknik</strong> <strong>penyambungan</strong> kabel <strong>serat</strong><br />

<strong>optik</strong> <strong>dengan</strong> menggunakan <strong>metode</strong><br />

<strong>penyambungan</strong> <strong>fusi</strong>.<br />

3. Menambah wawasan dan pengalaman dalam<br />

dunia kerja.


1.3 Batasan Masalah<br />

Hal-hal yang akan dibahas pada makalah ini adalah<br />

definisi <strong>serat</strong> <strong>optik</strong>, struktur <strong>serat</strong> <strong>optik</strong> dan bagaimana cara<br />

<strong>penyambungan</strong> <strong>serat</strong> <strong>optik</strong> menggunakan <strong>metode</strong> <strong>fusi</strong>.<br />

II. DASAR TEORI<br />

2.1 Definisi Serat Optik<br />

Serat <strong>optik</strong> terbuat dari bahan dialektrik yang terdiri<br />

dari bahan inti yaitu kaca (glass) dan lapisan pelindung<br />

yaitu plastik. Di dalam <strong>serat</strong> inilah energi cahaya yang<br />

dibangkitkan oleh sumber cahaya, disalurkan<br />

(ditransmisikan) sehingga dapat diterima diujung unit<br />

penerima (receiver).<br />

Gambar Fiber Optik<br />

Pada setiap tabung tube dapat berisi 6, 8 atau 12 <strong>serat</strong><br />

<strong>optik</strong> yang berukuran sangat kecil, dimana <strong>serat</strong> <strong>optik</strong><br />

sendiri terdiri dari 3 bagian dasar, yaitu :<br />

1. Inti (core)<br />

2. Jaket (cladding)<br />

3. Mantel (coating)<br />

Gambar Struktur Kabel Serat Optik<br />

Berdasarkan Ilustrasi gambar diatas terlihat bahwa<br />

Struktur <strong>serat</strong> <strong>optik</strong> terdiri coating, cladding, dan core.<br />

Struktur tersebut mamiliki pengertian sebagai berikut:<br />

1. Inti (Core)<br />

Bagian yang paling utama dinamakan bagian inti<br />

(core), dimana gelombang cahaya yang dikirimkan<br />

akan merambat dan mempunyai indeks bias lebih besar<br />

dari lapis kedua. Inti (core) terbuat dari bahan kaca<br />

(glass) yang berdiameter 2 μm – 50 μm, dalam hal ini<br />

tergantung dari jenis <strong>serat</strong> <strong>optik</strong>nya. Ukuran core juga<br />

dapat mempengaruhi karakteristik <strong>serat</strong> <strong>optik</strong> tersebut.<br />

2. Jaket (Cladding)<br />

Cladding berfungsi sebagai cermin yaitu<br />

memantulkan cahaya agar dapat merambat ke ujung<br />

lainnya. Dengan adanya cladding ini cahaya dapat<br />

2<br />

merambat dalam core <strong>serat</strong> <strong>optik</strong>. Cladding terbuat<br />

dari bahan gelas <strong>dengan</strong> indeks bias yang lebih kecil<br />

dari core. Cladding merupakan sekubung dari core.<br />

Diameter cladding berkisar antara 5 μm – 250 μm.<br />

Hubungan indeks bias antara core dan cladding akan<br />

mempengaruhi perambatan cahaya pada core<br />

(mempengaruhi besarnya sudut kritis).<br />

3. Mantel (Coating)<br />

Coating merupakan bagian terluar dari suatu <strong>serat</strong><br />

<strong>optik</strong> yang terbuat dari bahan plastik yang berfungsi<br />

untuk melindungi <strong>serat</strong> <strong>optik</strong> dari kerusakan, pada<br />

coating juga terdapat warna yang membedakan urutan<br />

core.<br />

2.2 Jenis – Jenis Serat Optik<br />

2.2.1 Single Mode Step Index<br />

Pada jenis single mode step index baik core maupun<br />

cladding nya dibuat dari bahan silica glass. Ukuran core<br />

yang jauh lebih kecil dari cladding nya dibuat demikian agar<br />

rugi-rugi transmisi berkurang akibat fading seperti pada<br />

gambar berikut.<br />

Gambar Perambatan Gelombang pada Single Mode Step<br />

Index<br />

Single mode step index mempunyai karakteristik sebagai<br />

berikut :<br />

1. Serat <strong>optik</strong> single mode step index memiliki<br />

diamater core yang sangat kecil jika dibandingkan<br />

<strong>dengan</strong> cladding nya.<br />

2. Ukuran diameter core antara 8 μm – 12 μm<br />

a. Cahaya hanya merambat dalam satu mode saja<br />

yaitu sejajar <strong>dengan</strong> <strong>serat</strong> sumbu <strong>optik</strong>.<br />

b. Memiliki redaman yang sangat kecil.<br />

c. Memiliki bandwidth yang lebar.<br />

d. Digunakan untuk transmisi data <strong>dengan</strong> bit rate<br />

tinggi.<br />

2.2.2 Multi Mode Step Index<br />

Pada <strong>serat</strong> <strong>optik</strong> multi mode step pulsa disisi terima<br />

akan lebih besar dibandingkan <strong>dengan</strong> pulsa disisi kirim.<br />

Pelebaran pulsa mengakibatkan adanya perbedaan bit-bit<br />

data yang ditransmisiskan. Pada jenis multi mode step<br />

index ini, diameter core lebih besar diameter cladding nya.<br />

Dampak dari besarnya diameter core menyebabkan rugirugi<br />

dispersi waktu transmitter nya besar. Penambahan<br />

presentase bahan silica pada waktu pembuatan tidak<br />

terlalu berpengaruh dalam menekan rugi-rugi dispersi<br />

waktu pengiriman. Serat <strong>optik</strong> multi mode graded index<br />

digunakan dalam transmisi jarak pendek <strong>dengan</strong> laju data<br />

yang rendah dan memiliki loss yang besar.


Gambar Perambatan Gelombang pada Multi Mode Step<br />

Index<br />

2.2.3 Multi Mode Graded Index<br />

Pada jenis <strong>serat</strong> <strong>optik</strong> multi mode graded index ini core<br />

terdiri dari sejumlah lapisan gelas yang memiliki indeks<br />

bias yang berbeda, indeka bias yang tertinggi terdapat<br />

pada pusat core dan berangsur-angsur turun hingga yang<br />

terendah terdapat pada batas antar core-cladding.<br />

Akibatnya dispersi waktu berbagai mode cahaya yang<br />

merambat berkurang sehingga cahaya akan tiba pada<br />

waktu yang bersamaan. Gambar dibawah ini menunjukan<br />

perambatan gelombang dalam multimode graded index.<br />

Gambar Perambatan Gelombang pada Multi Mode<br />

Graded Index<br />

Multi mode graded index mempunyai karakteristik sebagai<br />

berikut :<br />

1. Cahaya merambat karena difraksi yang terjadi pada<br />

core sehingga rambatan cahaya sejajar <strong>dengan</strong><br />

sumbu <strong>serat</strong>.<br />

2. Dispersi minimum sehingga baik untuk digunakan<br />

untuk jarak menengah.<br />

3. Ukuran diamater core antara 50 μm – 100 μm,<br />

lebih kecil dari multi mode step index dan dibuat<br />

dari bahan sillica glass.<br />

2.3 Jenis – Jenis Kabel Optik<br />

Secara umum kabel <strong>optik</strong> terbagi menjadi dua jenis<br />

kabel, yaitu tight buffered dan loose tube.<br />

2.3.1 Tight Buffered<br />

Dengan desain kabel tight buffered materi buffering<br />

berkontak langsung <strong>dengan</strong> <strong>serat</strong>, yang artinya <strong>serat</strong> <strong>optik</strong><br />

didesain sedemikian rupa hingga terlihat rapat. Desain ini<br />

cocok untuk kabel jumper yang menghubungkan kabel<br />

luar ruangan ke peralatan dalam dan yang<br />

menyambungkan aneka alat dalam jaringan bangunan.<br />

Desain tight buffered menyediakan struktur yang<br />

kasar untuk melindungi <strong>serat</strong> tunggal selama perawatan,<br />

penyaluran dan konektorisasi. Benang aramid yang<br />

terdapat di dalam kabel berfungsi untuk menjaga <strong>serat</strong><br />

agar tidak terpengaruh kerenggangan beban.<br />

3<br />

Gambar Tight Buffered st connector<br />

2.3.2 Loose Tube<br />

Dalam desain kabel loose tube pembuluh plastik<br />

berkode melindungi dan menjadi tempat bagi <strong>serat</strong> <strong>optik</strong>.<br />

Serat <strong>optik</strong> ditempatkan di dalam pipa longgar yang<br />

terbuat dari bahan PBTP (Polybutylene Terepthalete) yang<br />

berisi jelly. Pada kabel loose tube didesain sedemikian<br />

rupa hingga <strong>serat</strong> <strong>optik</strong>nya terlihat longgar dan <strong>serat</strong> <strong>optik</strong><br />

dililitkan pada stregh member yang terdapat di dalamnya.<br />

Fungsi dari stregh member adalah sebagai elemen anti<br />

lengkung atau pengaman <strong>serat</strong> <strong>optik</strong> agar tidak mudah<br />

patah. Senyawa gel berfungsi untuk menghalangi<br />

masukknya air.<br />

Inti kabel, yang secara khusus dililiti benang aramid,<br />

merupakan bagian pokok yang berdaya rentang. Kabel<br />

loose tube secara khusus digunakan untuk instalasi luar<br />

ruangan dan aplikasi bawah tanah serta saluran udara.<br />

Gambar Loose Tube<br />

2.3.3 Kode Warna<br />

Untuk memudahkan instalasi, coating masing-masing<br />

<strong>serat</strong> diberi warna yang berbeda. Demikian pula <strong>dengan</strong><br />

selongsong kabel baik itu jenis loose tube maupun pada<br />

slotted cable.<br />

(a)


(b)<br />

Gambar (a) Kode Warna Tabung Optik<br />

(b) Kode Warna Serat Optik<br />

III.PEMBAHASAN<br />

3.1 Teknik Penyambungan Serat Optik Dengan<br />

Metode Penyambungan Fusi (Fusion splicing)<br />

Teknik Penyambungan Serat Optik Dengan Metode<br />

Penyambungan Fusi (Fusion splicing) adalah<br />

<strong>penyambungan</strong> <strong>serat</strong> <strong>optik</strong> yang dilakukan <strong>dengan</strong> cara<br />

melakukan pemanasan pada ujung sambungan dan<br />

menggunakan lelehannya sebagai perekatnya sehingga<br />

terbentuk suatu sambungan koninu. Teknik Penyambungan<br />

Serat Optik Dengan Metode Penyambungan Fusi (Fusion<br />

splicing) merupakan suatu <strong>teknik</strong> <strong>penyambungan</strong> <strong>serat</strong> <strong>optik</strong><br />

untuk menyambung dua fiber secara permanen dan rugi-rugi<br />

<strong>penyambungan</strong> yang didapat pun kecil karena<br />

<strong>penyambungan</strong> menggunakan suatu alat yaitu <strong>fusi</strong>on splicer.<br />

Proses ini jauh lebih baik bila dibandingkan <strong>dengan</strong><br />

menggunakan konektor maupun <strong>teknik</strong> mekanik, karena<br />

redaman yang dihasilkan bisa sampai 0 dB. Sedangkan bila<br />

menggunakan konektor masih menimbulkan redaman<br />

meskipun proses <strong>penyambungan</strong>nya dilakukan <strong>dengan</strong> baik.<br />

Sedangkan <strong>penyambungan</strong> <strong>teknik</strong> mekanik sifat nya hanya<br />

semi permanen dan besar redaman yang dihasilkan bersifat<br />

sedang.<br />

3.2 Hal – Hal yang Perlu Diperhatikan Dalam<br />

Proses Penyambungan<br />

1. Sebelum melakukan splicing usahakan semua<br />

peralatan dan tangan kita sebersih mungkin sebab<br />

adanya kotoran pada <strong>serat</strong> <strong>optik</strong> dapat<br />

menyebabkan redaman pada <strong>serat</strong>.<br />

2. Jangan menginjak tube karena dapat merusak core<br />

yang ada didalamnya sehingga bisa menyebabkan<br />

core pecah atau retak.<br />

3. Jangan menggulung core <strong>dengan</strong> ukuran diameter<br />

yang kecil karena bisa membuat core patah.<br />

4. Setelah melakukan pemotongan, hasil pemotongan<br />

langsung dimasukan kedalam wadah khusus agar<br />

core tidak masuk kedalam kulit yang<br />

dikhawatirkan mengganggu kesehatan.<br />

5. Selalu perhatikan perlindungan pada kaset agar air<br />

tidak bisa masuk kedalam kaset yang dapat<br />

merusak <strong>serat</strong> <strong>optik</strong>.<br />

6. Ikuti prosedur dan langkah-langkah yang ada.<br />

4<br />

3.3 Alat dan Bahan yang Digunakan<br />

Peralatan yang digunakan untuk <strong>penyambungan</strong><br />

kabel <strong>serat</strong> <strong>optik</strong> adalah sebagai berikut :<br />

1. Optical Fiber Fusion Splicer Type 39<br />

2. Alat ukur Optical Time Domain Reflectometer<br />

(OTDR) Anritsu MT9083<br />

3. Sumber Listrik<br />

4. Perangkat pemotong<br />

Perangkat umum :<br />

1. Pemotong kabel, gergaji<br />

2. Besi penyangga kabel tambahan (closure)<br />

3. Meteran<br />

4. Gunting<br />

5. Obeng<br />

6. Tang<br />

7. Palu<br />

8. Kain majun<br />

9. Minyak pembersih gel<br />

10. Tali pengikat kabel<br />

11. Kabel <strong>serat</strong> <strong>optik</strong><br />

12. PVC tape<br />

13. Spidol<br />

Gambar Fiber Stripper dan Lupsheet Cutter<br />

Peralatan khusus : SEICOR closure tool kit untuk membuat<br />

lubang sesuai <strong>dengan</strong> diameter kabel yang akan disambung,<br />

material yang digunakan untuk <strong>penyambungan</strong> kabel <strong>serat</strong><br />

<strong>optik</strong> adalah sebagai berikut :<br />

1. Lupsheat Cutter berfungsi untuk mengupas tube<br />

2. Rotary pip berfungsi mengupas kulit terluar<br />

kabel (polyethelene)<br />

3. Fiber Stripper berfungsi mengupas jaket<br />

(coating)<br />

4. Separator berfungsi sebagai alat pemotong atau<br />

pemisah kabel <strong>dengan</strong> penyangga yang ada<br />

pada kabel udara.<br />

3.4 Prosedur Penyambungan Kabel<br />

3.4.1 Persiapan Kabel<br />

1. Langkah pertama yang harus dilakuakn adalah<br />

mengukur panjang kabel yang akan kita kupas<br />

untuk proses <strong>penyambungan</strong>, 120 cm untuk kabel<br />

udara dan 180 cm untuk kabel tanah maupun kabel<br />

duct. Untuk kabel udara, sebelum dilakuakan<br />

pengupasan kulit kabel, kabel dipisahkan terlebih<br />

dahulu antara kabel <strong>dengan</strong> penyangga kabel<br />

(metalic messenger) sepanjang 200 cm. Alat yang<br />

digunakan untuk memisahkan antara kabel <strong>dengan</strong><br />

penggantung kita gunakan separator.


Gambar Ukuran Kabel yang Akan Dikupas<br />

Setelah dilakukan pengukuran, masukan oval seal<br />

ke kabel, kemudian masukan kabel ke oval port,<br />

potong batas kabel yang akan dikupas<br />

menggunakan alat rotary pip. Dalam menggunakan<br />

rotary pip hal yang perlu diperhatikan adalah<br />

jangan terlalu dalam menusuknya karena<br />

dikhawatirkan mengenai tube.<br />

Untuk memudahkan dalam pengelupasan kabel,<br />

pertama kita potong kulit kabel ±10 cm terlebih<br />

dahulu dan terus berulang hingga batas<br />

pengelupasan agar lebih mudah ditarik untuk<br />

dilepas, sehingga kita temukan benang pelindung<br />

yang sangat kuat yang ada pada kabel <strong>serat</strong> <strong>optik</strong>.<br />

Setelah kita temukan benang pelindung, tarik<br />

benang pelindung yang ada pada kabel <strong>optik</strong> untuk<br />

membelah lapisan kulit kabel <strong>optik</strong> yang terbuat<br />

dari HDPE Sheath atau Gigh Density Polyethlene<br />

Sheath yaitu bahan sejenis polyethlene keras<br />

tersebut, dan secara perlahan kita belah lapisan<br />

kulit kabel <strong>optik</strong> atau secara keseluruhan sampai<br />

mengenai batas yang telah ditentukan. Dalam<br />

menarik benang pelindungt kita dapat lakukan<br />

<strong>dengan</strong> menggulung <strong>serat</strong> pada kulit kabel<br />

potongan pertama yang telah dikupas tadi<br />

kemudian kita tarik <strong>dengan</strong> keras, karena bila<br />

benang pelindungnya hanya ditarik <strong>dengan</strong><br />

menggunakan tangan kosong maka bisa melukai<br />

tangan kitakarena <strong>serat</strong> tersebut sangat kuat.<br />

Gambar Pemisahan Kawat Penggantung dan Kabel Serat<br />

Optik pada Kabel Udara<br />

5<br />

Gambar Pemotongan Kulit Kabel<br />

2. Bersihkan alumunium tape atau lapisan<br />

alumunium yang terdapat diantara kulit kabel dan<br />

water blocking yang berfungsi<br />

sebagaikonduktivitas elektris dan melindungi<br />

kabel dari pengaruh mekanis, dan bersihkan water<br />

blocking serta <strong>serat</strong> ini <strong>dengan</strong> menggunakan<br />

gunting.<br />

Gambar Kabel Serat Optik yang Telah Dikupas<br />

3. Urai susunan kabel agar lebih mudah dalam proses<br />

pengupasan dan bersihkan tube dari jell<br />

menggunakan kain majun yang dibasahi <strong>dengan</strong><br />

alkohol.<br />

4. Potong central stregh member sisakan 10 cm, lalu<br />

kupas kulit central stregh member 5cm.<br />

5. Buka lapisan tube <strong>dengan</strong> menggunakan alat<br />

pengupas lupsheat cutter. Pengupasan sebaiknya<br />

dilakukan sedikit demi sedikit sepanjang ± 25 cm<br />

<strong>dengan</strong> cara memutar lupsheat cutter searah jarum<br />

jam sebanyak 2-3 kali lalu patahkan dan jangan<br />

lebih dari 30° agar <strong>serat</strong> <strong>optik</strong> tidak ikut patah, lalu<br />

tarik tube sehingga yang terlihat hanya <strong>serat</strong> <strong>optik</strong><br />

saja yang dilindungi oleh jelly. Lakukan berulangulang<br />

sampai panjang kulit pengelupasan yaitu ±<br />

120 cm dari ujung tube. Setelah itu akan muncul<br />

core yang masih dilapisi cladding dan jelly, kita<br />

bersihkan jelly <strong>dengan</strong> menggunakan kain majun<br />

yang telah dibasahi alkohol dan untuk<br />

mempermudah memisahkan core yang ada. Di<br />

dalam tube ini terdapat 12 macam warna core yang<br />

masih dilapisi oleh coating.


Gambar Pengelupasan Tube<br />

6. Ikat central stregh member pada clamp yang ada di<br />

dalam join closure.<br />

Gambar Mengikat Stregh Member pada Clamp Join<br />

Closure<br />

7. Pasang kabel <strong>serat</strong> <strong>optik</strong> pada join closure yang<br />

sebelumnya telah dilapisi oleh plastik elastis pada<br />

pangkal nya.<br />

8. Hal yang sama dilakukan untuk kabel ke dua.<br />

3.4.2 Proses Penyambungan Serat<br />

Pada <strong>penyambungan</strong> <strong>serat</strong> <strong>optik</strong> terdapat urutan<br />

proses yang harus dilakukan, antara lain :<br />

1. Terlebih dahulu masukan plastik khusus yang<br />

disebut slip protection untuk melindungi bagian<br />

core yang telah di splice satu persatu.<br />

2. Kupas coating <strong>dengan</strong> menggunakan tang<br />

pengupas (fiber stripper) <strong>dengan</strong> cara<br />

memposisikan tang agak miring, tahan lalu tarik<br />

ke ujung core secara perlahan, kupas ± 4 cm.<br />

3. Setelah terkupas bersihkan core <strong>dengan</strong> tisue<br />

tanpa parfum yang sudah dibasahi <strong>dengan</strong> alkohol<br />

sampai gesekannya mengeluarkan bunyi.<br />

Lakukan sebanyak 2-3 kali lalu bersihkan<br />

kembali <strong>dengan</strong> tisue kering. Hal ini sangat<br />

penting dilakukan karena apabila ada sedikit saja<br />

6<br />

kotoran yang menempel pada core maka akan<br />

mempengaruhi kualitas redaman pada saluran.<br />

4. Masukan ke dalam pemotong core (fiber cleaver)<br />

dimana menempatkan ujung coating pada skala<br />

yang ada pada alat antara 15 mm – 20 mm, lalu<br />

potong.<br />

Gambar Fiber Cleaver<br />

5. Setelah itu masukan ke dalam <strong>fusi</strong>on splicer yang<br />

akan menyambung core <strong>dengan</strong> <strong>teknik</strong> <strong>fusi</strong>on.<br />

Penyambungan fiber <strong>optik</strong> sesuai <strong>dengan</strong> nomor<br />

core, artinya core nomor 1 harus disambung<br />

<strong>dengan</strong> core nomor 1 pula.<br />

Gambar Fusion Splicer<br />

Gambar Peletakan Serat Optik pada Alat Fusion Splicer<br />

6. Kemudian tekan tombol berwarna hijau yang<br />

berarti start maka splicer akan meleburkan kedua<br />

core dan menyambugnya secara otomatis.<br />

Tunggu sampai layar menunjukan bahwa proses<br />

<strong>penyambungan</strong> telah selesai dan layar akan<br />

memunculkan estimasi redaman saluran yang<br />

dihasilkan dari kabel.


Gambar Tampilam Proses Penyambungan pada Fusion<br />

Splicer<br />

7. Keluarkan core yang telah tersambung tadi<br />

kemudian geser slip protection kearah core yang<br />

tidak tertutup oleh coating dan masukan kebagian<br />

heater yang berfungsi untuk memanaskan slip<br />

protection agar mampat, kemudian tekan heat<br />

dan tunggu sampai proses selesai dan<br />

mengeluarkan bunyi.<br />

Gambar Proses Pemampatan Slip Protection<br />

3.4.3 Mengecek Hasil Sambungan<br />

Hasil <strong>penyambungan</strong> dapat dianalisa secara visual.<br />

Perkiraan nilai sambungan dan tampilan luar daripada titik<br />

sambungan menunjukan baik jeleknya kualitas sambungan.<br />

Berikut ini adalah beberapa kemungkinan cacat pada<br />

sambungan <strong>serat</strong> <strong>optik</strong> <strong>dengan</strong> <strong>metode</strong> <strong>fusi</strong>.<br />

1. Gelembung<br />

2. Garis tebal<br />

3. Bayangan hitam<br />

Bila terjadi hal semacam itu maka <strong>penyambungan</strong><br />

<strong>penyambungan</strong> harus dilakuakan kembali. Kualitas<br />

sambungan yang baik adalah sambungan yang memiliki<br />

redaman < 0,3 dB.<br />

7<br />

3.4.4 Penutupan Joint Closure<br />

Sarana sambungan kabel (closure) adalah untuk melindungi<br />

dan menempatkan tape agar terhindar dari pengaruh<br />

mekanis. Syarat yang harus harus dipenuhi oleh sarana<br />

sambung kabel adalah harus mampu melindungi <strong>serat</strong> <strong>optik</strong><br />

dari gangguan alam dan mekanis seperti air, getaran, panas,<br />

tension, reaksi kimia, dan bending / tekukan.<br />

Prosedure penanganan joint closure :<br />

1. Penempatan <strong>serat</strong> <strong>optik</strong> setelah disambung pada<br />

kaset / tape harus memperhatikan mikro banding<br />

<strong>dengan</strong> membuat lingkaran sebesar mungkin pada<br />

pinggiran kaset.<br />

Gambar Penempatan Serat Optik pada Kaset<br />

2. Pertama-tama tempatkan splice protection pada<br />

penjepit yang tersedia pada sisi pinggir kaset,<br />

kemudian <strong>dengan</strong> hati-hati letakan <strong>serat</strong> <strong>optik</strong> pada<br />

kaset <strong>dengan</strong> membuat lingkaran-lingkaran sebesar<br />

mungkin pada sisi pinggir kaset, hindari terjadi<br />

melintirnya <strong>serat</strong> <strong>optik</strong>.<br />

Gambar Penempatan Slip Protection pada Kaset<br />

3. Fusion Splicing dilaksanakan satu persatu <strong>serat</strong><br />

<strong>optik</strong>, suatu <strong>serat</strong> <strong>optik</strong> selesai disambung, lalu<br />

tempatkan di kaset, baru melakukan<br />

<strong>penyambungan</strong> <strong>serat</strong> <strong>optik</strong> selanjutnya.<br />

4. setelah semua <strong>serat</strong> <strong>optik</strong> selesai disambung dan<br />

ditempatkan pada kaset, tutup kaset <strong>dengan</strong><br />

penutup yang telah disediakan lalu disekrup agar<br />

rapat.<br />

5. Pasang ring penutup pada alur yang tersedia,<br />

dimana sebelumnya ring dilapisi <strong>dengan</strong> selatip<br />

hitam.<br />

6. Pasang tutup joint clusure sampai rapat.


IV.PENUTUP<br />

4.1 Kesimpulan<br />

Dari hasil Kerja Praktek di PT. Telekomunikasi<br />

Indonesia Tbk, Area Network Solo, Penulis dapat<br />

mengambil kesimpulan sebagai berikut :<br />

1. Struktur <strong>serat</strong> <strong>optik</strong> terdiri dari 3 bagian yaitu inti<br />

(core), selubung(cladding) dan jaket(coating).<br />

2. Komunikasi <strong>serat</strong> <strong>optik</strong> lebih banyak<br />

menguntungkan daripada komunikasi <strong>dengan</strong><br />

menggunakan gelombang radio atau satelit karena<br />

menggunakan <strong>serat</strong> <strong>optik</strong>, tidak ada suatu informasi<br />

yang mengalami penundaan, isyarat tidak<br />

terpengaruh oleh derau elektris maupun medan<br />

magnetis, isyarat dalam kabel <strong>serat</strong> <strong>optik</strong> terjamin<br />

keamanannya, dan cepat dalam memberikan sinyal<br />

informasi.<br />

3. Metode <strong>penyambungan</strong> <strong>serat</strong> <strong>optik</strong> menggunakan<br />

<strong>fusi</strong>on splicer merupakan <strong>metode</strong> yang paling<br />

efektif, karena <strong>metode</strong> ini menghasilkan redaman<br />

yang paling kecil.<br />

4. Peralatan utama dalam <strong>fusi</strong>on splicing adalah<br />

rotary pip berfungsi mengupas kulit terluar kabel<br />

(Polyethelne), Lupsheat Cutter berfungsi mengupas<br />

kulit tube, Fiber Stripper untuk mengupas coating,<br />

Fiber Cleaver untuk memotong <strong>serat</strong> <strong>optik</strong>, dan<br />

Fusion Splicer untuk melebur/menyambung <strong>serat</strong><br />

<strong>optik</strong>.<br />

5. Dalam melakukan peleburan, jarak kedua ujung<br />

<strong>serat</strong> otik tidak boleh saling bersentuhan tetapi<br />

hanya berdekatan satu sama lain <strong>dengan</strong> rentang<br />

jarak 0,2 mm – 0.5 mm.<br />

6. Prinsip kerja Fusion Splicer adalah menggunakan<br />

kontrol komputer dalam melakuakn <strong>penyambungan</strong><br />

dan sekaligus memberikan perkiraan analisa<br />

hasilnya (besar loos estimasi).<br />

7. Untuk mendapatkan kualitas <strong>penyambungan</strong> yang<br />

bagus harus menggunakan kabel yang sesuai<br />

spesifikasi, alat sambung (Splicer) yang baik,<br />

lingkungan Core yang bersih dan Jointer yang<br />

berpengalaman.<br />

4.2 Saran<br />

1. Dalam upaya penanganan masalah dalam bidang<br />

komunikasi diperlukan data atau informasi yang<br />

dialami pelanggan secara detail dan lengkap.<br />

2. Pemenuhan alat kerja dan sarana kerja sesuai<br />

kebutuhan di lapangan.<br />

DAFTAR PUSTAKA<br />

[1] Anonim. 2000. Kabel Serat Optik : Standard<br />

Operation Procedure dan Standard Maintenence<br />

Procedure Edisi Pertama. PT. Telekomunikasi<br />

Indonesia. Bandung<br />

[2] Anonim. Penyambungan Kabel Serat Optik. DIVLAT<br />

PT. Telekomunikassi Indonesia. Bandung<br />

8<br />

[3] Anonim. 2004. Modul Pelatihan : Dasar Alat Ukur<br />

dan Penyambungan. PT. Telekomunikasi Indonesia.<br />

Surakarta<br />

[4] Anonim. 2007. Modul Jaringan Akses dan Jaringan<br />

Transport. Jurusan Teknik Elektro STT Telkom.<br />

[5] Anonim. 2007. Modul Penerapan Sistem Transmisi<br />

Serat Optik (SKSO). Jurusan Teknik Elektro STT<br />

Telkom.<br />

[6] Eliot, B dan Crispand, J.2008. Serat Optik : Sebuah<br />

Pengantar. Jakarta : Erlangga<br />

[7] Nugraha, R. –A.2006. Serat Optik. Yogyakarta :<br />

Penerbit Andi<br />

[8] Sarini, Leti. 2008. Analisa Konfigurasi Kontingensi<br />

Sistem Komunikas Serat Optik (SKSO) Intercity<br />

Palembang (Studi Kasus Transmisi Talang Kelapa-<br />

Kenten Ujung) di PT. Telkom. Polo<strong>teknik</strong> Negeri<br />

Sriwijaya.<br />

[9] http://digilib.polsri.ac.id, diakses pada tanggal x-x-<br />

2012<br />

[10] http://physicsismylifeyoucanreadit.blogspot.com/2011/06/perambatancahaya.html,<br />

diakses pada tanggal 21 Januari 2012<br />

[11] http://frisilya09.wordpress.com, diakses pada tanggal<br />

21 Januari 2012<br />

[12] http://engineeringtown.com, diakses pada tanggal 21<br />

Januari 2012<br />

[13] http://openlearn.open.ac.uk, diakses pada tanggal 21<br />

Januari 2012<br />

[14] http://tuolima.com, diakses pada tanggal 21 Januari<br />

2012<br />

BIODATA MAHASISWA<br />

Ridwan Alief<br />

Dilahirkan di Jakarta 26 Febuari 1991 <strong>dengan</strong> nama akte<br />

Ridwan Alief. Memulai pendidikan di Tk. Tadika Puri,<br />

melanjutkan Sd. Muhammadiyah selama 6 tahun, lalu<br />

melanjutkan SMPN 73 selama 3 tahun semuanya dijalani<br />

penulis di kota Jakarta. Melanjutkan ke SMAN 26 Jakarta.<br />

Dan sampai saat ini sedang menempuh pendidikan S1<br />

Teknik Elektro di Universitas Diponegoro.<br />

Menyetujui,<br />

Dosen Pembimbing<br />

Ir. Sudjadi MT.<br />

NIP. 19590619 198511 1 001

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!