You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
A. RENCANA BELAJAR SISWA<br />
BAB II<br />
PEMELAJARAN<br />
Kompetensi : Menguasai Elektronika Digital <strong>dan</strong> Komputer<br />
Sub Kompetensi : Konsep Elektronika Digital<br />
Jenis Kegiatan Tanggal Waktu<br />
Kegiatan Belajar 1<br />
SISTEM KODE ASCII<br />
Kegiatan Belajar 2<br />
GERBANG LOGIKA<br />
DASAR<br />
Kegiatan Belajar 3<br />
RANGKAIAN CLOCK<br />
Kegiatan Belajar 4<br />
FLIP-FLOP<br />
Kegiatan Belajar 5<br />
SHIFT REGISTER<br />
Kegiatan Belajar 6<br />
COUNTER<br />
Kegiatan Belajar 7<br />
DECODER&ENCODER<br />
8<br />
40<br />
10<br />
18<br />
18<br />
Tempat<br />
Pencapaian<br />
B. KEGIATAN BELAJAR<br />
KEGIATAN BELAJAR 1: SISTEM KODE ASCII<br />
a. Tujuan Pemelajaran<br />
26<br />
32<br />
Alasan<br />
Perubahan Paraf<br />
1. Dapat mengkonversikan sistem-sistem bilangan decimal ke hexadecimal<br />
2. Dapat mengkonversikan sistem bilangan hexadecimal ke biner<br />
3. Mengkonversikan karakter ASCII menjadi bilangan biner yang<br />
selanjutnya membentuk graphic symbol berdasarkan karakter control<br />
pada keyboard<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A 9
. Uraian Materi<br />
ASCII (American Standar Code For Information Interchange) adalah juga<br />
sering disebut dengan sandi ASCII yang sering digunakan untuk<br />
memproses sistem informasi, komunikasi, <strong>dan</strong> peralatan yang saling<br />
berhubungan biasanya berupa keypad (papan ketik) atau lebih lengkap<br />
disebut keyboard. Peraturan FCC memberikan para pengguna ASCII<br />
amatir agar dapat menyesuaikan pada ASCII yang diartikan oleh American<br />
National Standar Institute (ANSI) Standar X3.4-1968.ANSI telah membuat<br />
perbaikan menjadi X3.4-1977.ANSI yang menggunakan istilah yang<br />
berbeda misalnya dari dua pilihan output untuk graphic tertentu. ANSI<br />
adalah rekan usaha Internasional dengan Organisasi Internasional dalam<br />
memberlakukan standart ISO 646-1973 <strong>dan</strong> Internasional Alphabet no.5<br />
(IA5) yang secara spesifik direkomendasikan dalam CCITT (International<br />
Telegraph and Telephone Consultative Commitee). ASCII menyajikan<br />
sebuah karakter dengan 7 bit bilangan biner yang memungkinkan<br />
kombinasi 128 karakter yang berbeda. Dari 128 karakter ini 96 karakter<br />
diantaranya merupakan printable character (termasuk huruf besar <strong>dan</strong><br />
kecil). Sisa karakter yang lain sebanyak 32 buah digunakan untuk karakter<br />
khusus seperti carriage Return, Line Feed, Back Space, Delete.<br />
Tidak seperti (Bandot), ASCII telah lebih tinggi <strong>dan</strong> memiliki noise kasusu<br />
yang rendah dalam penulisannya. Sekumpulan Code ASCII dapat dilihat<br />
pada tabeh 1 berikut ini:<br />
Tabel 1<br />
Penempatan Character Code ASCII<br />
Bit<br />
Number<br />
6 0 0 0 0 1 1 1 1<br />
5 0 0 1 1 0 0 1 1<br />
4 0 1 0 1 0 1 0 1<br />
Hex 1 st 0 1 2 3 4 5 6 7<br />
3 2 1 0 2 nd<br />
0 0 0 0 0 NUL DLE SP 0 @ P ‘ p<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A 10
0 0 0 1 1 SOH DC1 ! 1 A Q a q<br />
0 0 1 0 2 STX DC2 “ 2 B R b r<br />
0 0 1 1 3 ETX DC3 # 3 C S c s<br />
0 1 0 0 4 EOT DC4 $ 4 D T d t<br />
0 1 0 1 5 ENQ NAK & 5 E U e u<br />
0 1 1 0 6 ACK SYN % 6 F V f v<br />
0 1 1 1 7 BEL ETB ‘ 7 G W g w<br />
1 0 0 0 8 BS CAN ( 8 H X h x<br />
1 0 0 1 9 HT EM ) 9 I Y i y<br />
1 0 1 0 A LF SUB * : J Z j z<br />
1 0 1 1 B VT ESC + ; K [ k {<br />
1 1 0 0 C FF FS ‘ < L \ l |<br />
1 1 0 1 D CR GS - = M ] m }<br />
1 1 1 0 E SO RS . > N ^ n ~<br />
1 1 1 1 F SI US / ? O _ o DEL<br />
ACK = acknowledge<br />
BEL = bell<br />
BS = backspace<br />
CAN = cancel<br />
CR = carriage return<br />
DC1 = device control 1<br />
DC2 = device control 2<br />
DC3 = device control 3<br />
DC4 = device control 4<br />
DEL = delete<br />
DLE =data link escape<br />
ENQ = enquiry<br />
EM = end of medium<br />
EOT = end of transmission<br />
ESC = escape<br />
ETB = end of block<br />
ETX = end of text<br />
Note : “1”= mark, “0”= space<br />
Bit 6 is the most significant bit (MSB)<br />
Bit 0 is tme least significant bit (LSB)<br />
FF = form feed<br />
FS = file separator<br />
GS =group separator<br />
HT = horizontal tab<br />
LF = line feed<br />
NAK = negative acknoweledge<br />
NUL = null<br />
RS = record separator<br />
SI = shift in<br />
SO = shift out<br />
SOH = start of heading<br />
SP = space<br />
STX = start of text<br />
SUB = substitute<br />
SYN = synchronous idle<br />
US = unit separator<br />
VT = vertical tab<br />
Nomor bit didalam table disusun sesuai pasangan gambar dari b6-b0.<br />
Dalam code internasional £, selalu menempati # <strong>dan</strong> $ mungkin untuk<br />
menandai kata uang internasional ¤<br />
Sementara pada awalnya misalnya pada terminal video display <strong>dan</strong><br />
teleprinter seperti teletype corp model 33, selalu diimplementasikan pada<br />
kenaiakan kasus huruf atau lambing. Mereka selalu menggambarkan<br />
kenaikan kasus huruf saat menerima kasus/huruf yanf lebih rendah. Dalam<br />
terminal CAPS LOCK, dalam keyboard mungkin dapat digunakan untuk<br />
mengubah semua huruf ke kenaikan kasus.<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A 11
Karakter Control:<br />
ASCII telah memiliki 32 karakter khusus yang berfungsi sebagi karakter<br />
control ditambah dengan karakter istimewa. Mereka tidak konsisten dalam<br />
menggunakan spesifikasi pada standart ANSI X3.4. Bagaimanapun ini kakan<br />
banyak membantu untuk mengetahui penggunaan sesuai standart.<br />
Terdapat 5 kelompok dalam rangkaian control yaitu:<br />
a. Logical Communication<br />
b. Device Control<br />
c. Information Separator<br />
d. Code Extention<br />
e. Physical Communication<br />
Dibawah ini adalah contoh penjelasan dari karakter control yang berbeda.<br />
Penjelasan ini dapat dibaca dari table yang sudah dilengkapi dengan<br />
karakter ASCII, Code Hexadecimal, Code biner <strong>dan</strong> symbol graphic sebagai<br />
berikut:<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A 12
ASCII Keyboard Decimal Hexadecimal Binary Graphic<br />
Char Char<br />
Symbol<br />
LOGICAL COMMUNICATION CONTROL<br />
SOH Control A 1 01 0000001 ⎡<br />
STX Control B 2 02 0000010 ⊥<br />
ETX Control C 3 03 0000011 ⎦<br />
ACK Control F 6 06 0000110 ∨<br />
ASCII<br />
Char<br />
Keyboard<br />
Char<br />
Decimal Hexadecimal Binary Graphic<br />
Symbol<br />
PHYSICAL COMMUNICATION<br />
NUL Control @ 0 00 0000000<br />
CAN Control x 24 18 0011000 Χ<br />
EM Control y 25 19 0011001 Φ<br />
SUB Control z 26 1A 0011010 ς<br />
DEVICE CONTROL<br />
BEL Control G 7 07 0000111<br />
BS Control H 8 08 0001000<br />
HT Control I 9 09 0001001 →<br />
VT Control K 11 0B 0001011 ↓<br />
INFORMATION SEPARATOR<br />
FS Control \ 28 1C 0011100<br />
GS Control | 29 1D 0011101<br />
RS Control ^ 30 1E 0011110<br />
US Control - 31 1F 0011111<br />
CODE EXTENTION<br />
SO Control N 14 0E 0001110<br />
SI Control O 15 0F 0001111<br />
ESC ESC 7 0B 0011011<br />
Keseimbangan (Parity)<br />
Saat a<strong>dan</strong>ya ke tidak tepatan penempatan ASCII disimpan 8 bit dengan<br />
menambahkan angka 0 sebagai bit bersignifikasi paling tinggi<br />
(diletakkan pada pada bit paling kiri). Sebagai contoh karakter R akan<br />
tersimpan sebagai 0101000, <strong>dan</strong> seterusnya. Bit tambahan ini sering<br />
digunakan untuk uji paritas. Penambahan ini mungkin untuk<br />
pemeriksaan keseimbangan/sama rata. Untuk membedakan data<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A 13
komunikasi <strong>dan</strong> pengertian parity dapat juga mengamankan data<br />
komunikasi.<br />
Code Tambahan (Code Extention)<br />
Dengan tambahan parity menjadi 8 bit, dapat digunakan sebagai balas<br />
tingkat code character. Pekerjaan yang sekarang dijalani untuk<br />
menghasilkan standar internasional dalam batas tingkat kumpulan code<br />
character. Untuk komunikasi teks yang akan memberikan sekumpulan<br />
tambahan karakter grafik.<br />
ASCII SERIAL TRANSMISSION<br />
Serial transmission dari karakter ASCII dapat menjadi penurunan bit<br />
pertama ke kenaikan bit yang paling penting (MSB) atau b0 menjadi b6<br />
ditambah dengan keseimbangan bit parity jika diperlukan.<br />
Tabel berikut ini merupakan tampilan kelengkapan perangkat karakter<br />
ASCII untuk melengkapai tabel diatas.<br />
ASCII Karakter ASCII Karakter ASCII Karakter ASCII Karakter<br />
000 NUL 032 Blank 064 @ 096<br />
001 SOH 033 ! 065 A 097 a<br />
002 STX 034 “ 066 B 098 b<br />
003 ETX 035 # 067 C 099 c<br />
004 EOT 036 $ 068 D 100 d<br />
005 ENQ 037 % 069 E 101 e<br />
006 ACK 038 & 070 F 102 f<br />
007 BEL 039 ‘ 071 G 103 g<br />
008 BS 040 ( 072 H 104 h<br />
009 HT 041 ) 073 I 105 i<br />
010 LF 042 * 074 J 106 j<br />
011 VT 043 + 075 K 107 k<br />
012 FF 044 ‘ 076 L 108 l<br />
013 CR 045 - 077 M 109 m<br />
014 SO 046 ‘ 078 N 110 n<br />
015 SI 047 / 079 O 111 o<br />
016 DLE 048 0 080 P 112 p<br />
017 DC1 049 1 081 Q 113 q<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A 14
ASCII Karakter ASCII Karakter ASCII Karakter ASCII Karakter<br />
018 DC2 050 2 082 R 114 r<br />
019 DC3 051 3 083 S 115 s<br />
020 DC4 052 4 084 T 116 t<br />
021 NAK 053 5 085 U 117 u<br />
022 SYN 054 6 086 V 118 v<br />
023 ETB 055 7 087 W 119 w<br />
024 CAN 056 8 088 X 120 x<br />
025 EM 057 9 089 Y 121 y<br />
026 SUB 058 : 090 Z 122 z<br />
027 ESC 059 ; 091 [ 123 {<br />
028 FS 060 < 092 \ 124 |<br />
029 GS 061 = 093 ] 125 }<br />
030 RS 062 > 094 ↑ 126 ~<br />
031 US 063 ? 095 _ 127 DEL<br />
Catatan:<br />
Karakter pertama <strong>dan</strong> terakhir adalah karakter control. Mereka tidak<br />
boleh dicetak.<br />
c. Rangkuman<br />
Code ASCII merupakan sandi yang paling penting. ASCII menyajikan 7<br />
bit bilangan biner, yang memungkinkan kombinasi 128 karakter yang<br />
berbeda. Dari 128 karakter yang berbeda ini 96 karakter diantaranya<br />
berupa printable character, <strong>dan</strong> 32 karakter pertama <strong>dan</strong> terakhir<br />
adalah control character. Pada tabel 1 diatas menunjukkan sandi ASCII<br />
lengkap yang disusun dalam sejumlah kolom <strong>dan</strong> baris. Sebagai contoh,<br />
karakter R terdapat pada kolom 101 <strong>dan</strong> baris 0010 sehingga sandi<br />
ASCII dari karakter R adalah 1010010. Dengan cara yang sama<br />
karakter carriage return (CR) mempunyai sandi 0001101. ASCII<br />
disimpan sebagai sandi 8 bit dengan menambakan satu angka 0<br />
sebagai bit significant paling tinggi. Bit tambahan ini sering dgunakan<br />
untuk uji prioritas. Karakter control pada ASCII dibedakan menjadi 5<br />
kelompok sesuai dengan penggunaan yaitu berturut-turut meliputi<br />
logical communication, Device control, Information separator, Code<br />
extention, <strong>dan</strong> physical communication. Code ASCII ini banyak dijumpai<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A 15
pada papan ketik (keyboard) computer atau instrument-instrument<br />
<strong>digital</strong>. Di pasaran terdapat sejumlah papan ketik yang keypad<br />
hexadecimal terdiri atas 16 kunci untuk 16 karakter hexadecimal yang<br />
sering digunakan pada sistem-sistem sederhana.<br />
d. Tugas<br />
Dari pembacaan pada tabel, buatlah daftar table yang terdiri atas:<br />
Kolom 1: Bilangan decimal 0 sampai dengan 64<br />
Kolom 2: Character ASCII<br />
Kolom 3: Bilangan Decimal<br />
Kolom 4: Bilangan binernya<br />
e. Test Formatif<br />
1. Sebutkan kegunaan dari kode ASCII!<br />
2. Kharakter control dalam kode ASCII dibedakan menjadi 5 kelompok.<br />
Sebutkan!<br />
3. Konversikan kode ASCII berikut menjadi bilangan biner!<br />
a. (127)10 = (7F)16 = 2<br />
b. (0E)16 = 2 = 10<br />
c. (1A)16 = 2 = 10<br />
f. Kunci Jawaban<br />
1. Kegunaan kode ASCII untuk memproses system informasi,<br />
komunikasi <strong>dan</strong> peralatan yang saling berhubungan yang biasanya<br />
berupa keyboard <strong>dan</strong> keypad.<br />
2. Karakter Control pada ASCII dibedakan menjadi:<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A 16
ASCII<br />
character<br />
4<br />
9<br />
G<br />
P<br />
R<br />
X<br />
M<br />
Nul<br />
ACK<br />
BEL<br />
FF<br />
CR<br />
CAN<br />
ESC<br />
a. Logical communication<br />
b. Device control<br />
c. Information separator<br />
d. Code extention<br />
e. Physical communication<br />
3. a. (127)10 = (7F)16 = (1111111)2<br />
b. (0E)16 = (0001110)2 = 1410<br />
c. (1A)16 = (0011010)2 = 2610<br />
g. Lembar Kerja<br />
Jika ditentukan:<br />
Perangkat character code ASCII seperti pada tabel dibawah ini.<br />
Lengkapilah tabel dibawah ini:<br />
Decimal Hexa Decimal<br />
Biner<br />
6 5 4 3 2 1 0<br />
Keterangan<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A 17
KEGIATAN BELAJAR 2: GERBANG LOGIKA DASAR<br />
a. Tujuan Pemelajaran<br />
1. Menjelaskan konsep dasar <strong>dan</strong> fungsi berbagai gerbang logika dasar<br />
dengan benar.<br />
2. Menjelaskan hukum-hukum penjalinan (Aljabar Boo lean) dengan<br />
bemar.<br />
3. Mengkombinasikan beberapa gerbang logika dasar dengan benar.<br />
4. Menjelaskan jenis-jenis IC untuk implementasi gerbang logika<br />
dengan benar.<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A 18
. Uraian Materi<br />
Gerbang logika merupakan dasar pembentuk system <strong>digital</strong>. Gerbang<br />
logika beroperasi pada bilangan biner 1 <strong>dan</strong> 0. Gerbang logika<br />
digunakan dalam berbagai rangkaian elektronik dengan system <strong>digital</strong>.<br />
Berkaitan dengan tegangan yang digunakan maka tegangan tinggi<br />
berarti 1 <strong>dan</strong> tegangan rendah adalah 0.<br />
Semua sistem <strong>digital</strong> disusun hanya menggunakan tiga gerbang yaitu:<br />
NOT, AND <strong>dan</strong> OR.<br />
1. Fungsi AND gate<br />
Fungsi AND dapat digambarkan dengan rangkaian listrik<br />
menggunakan saklar seperti dibawah ini:<br />
Keterangan:<br />
A & B adalah saklar<br />
Y adalah lampu<br />
Jika saklar dibuka maka berlogika 0, jika saklar ditutup disebut<br />
berlogika 1. Fungsi logika yang dijalankan rangkaian AND adalah<br />
sebagai berikut:<br />
1. Jika kedua saklar A & B dibuka maka lampu padam<br />
2. Jika salah satu dalam keadaan tertutup maka lampu padam<br />
3. Jika kedua saklar tertutup maka lampu nyala<br />
Simbol Gerbang AND Tabel Kebenaran<br />
A<br />
B<br />
A B<br />
Y=A.B<br />
=AB<br />
Y<br />
INPUT OUTPUT<br />
A B Y<br />
0 0 0<br />
0 1 0<br />
1 0 0<br />
1 1 1<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A 19
Karakteristik: Jika A da B adalah input, se<strong>dan</strong>gkan Y adalah Output,<br />
maka output gerbangnya AND berlogika 1 jika semua inputnya<br />
berlogika 1. Dan output berlogika 0 jika kedua atau salah satu<br />
inputnya berlogika 0.<br />
2. Fungsi OR gate<br />
Funsi OR dapat digambarkan dengan rangkaian seperti dibawah ini.<br />
Keterangan:<br />
A <strong>dan</strong> B =Saklar<br />
Y= lampu<br />
Jika saklar dibuka maka berlogika 0, jika saklar ditutup disebur<br />
berlogika 1.<br />
Simbol Gerbang OR Tabel kebenaran<br />
A<br />
B<br />
INPUT OUTPUT<br />
A B Y<br />
0 0 0<br />
0 1 1<br />
1 0 1<br />
1 1 1<br />
Karakteristik: Jika A <strong>dan</strong> B adalah input se<strong>dan</strong>gkan Y output maka<br />
output gerbang OR akan berlogika 1 jika salah satu atau kedua input<br />
adalah berlogika 1.<br />
3. Fungsi NOT gate<br />
Fungsi NOT dapat digambarkan dengan rangkaian seperti gambar<br />
dibawah ini:<br />
A<br />
B<br />
Y=A+B<br />
Y<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A 20
A<br />
Jika saklar dibuka maka berlogika 0,<br />
jika saklar ditutup disebut berlogika 1.<br />
Simbol Fungsi NOT Tabel Kebenaran<br />
INPUT OUTPUT<br />
A<br />
Y<br />
A<br />
0<br />
Y<br />
1<br />
1 0<br />
Karakteristik: Jika adalah input, output adalah kebalikan dari input.<br />
Artinya Jika input berlogika 1 maka output akan berlogika 0 <strong>dan</strong><br />
sebaliknya.<br />
4. Fungsi NAND gate<br />
NAND adalah rangkaian dari NOT AND. Gerbang NAND merupakan<br />
gabungan dari NOR <strong>dan</strong> AND digambarkan sebagai berikut:<br />
A<br />
B<br />
Menjadi:<br />
A<br />
B<br />
A<br />
B<br />
Y<br />
AND NOT<br />
NAND<br />
Y<br />
Y = AB<br />
Y = AB<br />
NAND sebagai sakelar<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A 21
Dari Gambar diatas dapat dibuat tabel kebenaran sebagai berikut:<br />
C Output<br />
A B Y<br />
0 0 1<br />
0 1 1<br />
1 0 1<br />
1 1 0<br />
Karakteristiknya: Jika A <strong>dan</strong> B input se<strong>dan</strong>gkan Y adalah output<br />
maka output gerbang NAND akan berlogika 1 jika salah satu<br />
inputnya berlogika 0. Dan output akan berlogika 0 jika kedua<br />
inputnya berlogika 1. Atau output gerbang NAND adalah komplemen<br />
output gerbang AND.<br />
5. Fungsi NOR gate<br />
NOR adalah singkatan dari NOT OR. Gerbang NOR merupakan<br />
gabungan dari gerbang NOT <strong>dan</strong> OR. Digambarkan sebagai berikut:<br />
A<br />
B<br />
menjadi:<br />
A<br />
B<br />
A B<br />
Y<br />
Y = A+B<br />
Y = A+B<br />
NOR dengan saklar<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A 22
Dari rangkaian diatas dapat dibuat tabel kebenaran sebagai berikut:<br />
Input Output<br />
A B Y<br />
0 0 0<br />
0 1 0<br />
1 0 0<br />
1 1 1<br />
Karakteristik: jika A <strong>dan</strong> B adalah input <strong>dan</strong> Y adalah output maka<br />
output gerbang NOR berlogika 1 jika semua input berlogika 1 <strong>dan</strong><br />
output akan berlogika 0 jika salah satu atau semua inputnya<br />
berlogika 0. Atau output gerbang NOR merupakan output gerbang<br />
OR<br />
6. Fungsi EX-OR (Exlusive OR)<br />
Gerbang X-OR akan memberikan output berlogika 1 jika jumlah<br />
logika jumlah logika 1 pada inputnya ganjil. Rangkaian EX-OR<br />
disusun dengan menggunkan gerbang AND, OR, NOT seperti<br />
dibawah ini.<br />
Simbol Gerbang EX-OR<br />
A<br />
B<br />
Y = A + B<br />
Dari gambar diatas dapat dibuat tabel kebenaran sebagai berikut:<br />
Input Output<br />
Y= A.B + A.B<br />
= A + B<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A 23
A B Y<br />
0 0 0<br />
0 1 1<br />
1 0 1<br />
1 1 0<br />
7. Fungsi EX-NOR<br />
Gerbang X-NOR akan memberikan output berlogika 0 jika jumlah<br />
logika 1 pada inputnya ganjil. Dan akan berlogika 1 jika kedua<br />
inputnya sama. Rangkaian EX-NOR disusun dengan menggunka<br />
gerbang AND, OR, NOT seperti dibawah ini.<br />
Simbol Gerbang EX-NOR<br />
A<br />
B<br />
Y = A + B<br />
Dari gambar diatas dapat dibuat tabel kebenaran sebagai berikut:<br />
Input Output<br />
A B Y<br />
0 0 1<br />
0 1 0<br />
1 0 0<br />
1 1 1<br />
8. Sifat-Sifat Aljabar Boolean<br />
Aljabar Boolean memuat variable <strong>dan</strong> simbul operasi untuk gerbang<br />
logika. Simbol yang digunakan pada aljabar Boolean adalah: (.)<br />
untuk AND, (+) untuk OR, <strong>dan</strong> ( ) untuk NOT. Rangkaian logika<br />
merupakan gabungan beberapa gerbang, untuk mempermudah<br />
penyeleseian perhitungan secara aljabar <strong>dan</strong> pengisian tabel<br />
kebenaran digunakan sifat-sifat aljabar Boolean:<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A 24
a. Teori IDENTITAS<br />
A.1 = A A+1 = 1<br />
A.0 = 0 A+0 = A<br />
A.A = A A+A = A<br />
A.A = A A+A = 1<br />
b. Teori KOMUTATIF<br />
A.B.C = C.B.A<br />
A+B+C = C+B+A<br />
c. Teori ASOSIATIF<br />
A.(B.C) = (A.B).C = A.B.C<br />
A + ( B + C ) = ( A + B ) + C = A + B + C<br />
d. Teori DISTRIBUTIF<br />
A.B + A.C = A (B+C)<br />
e. Teori DE MORGAN<br />
A . B = A + B<br />
A + B = A . B<br />
9. Kombinasi Gerbang Logika<br />
Untuk memenuhi kebutuhan akan input yang lebih dari 2 di dalam<br />
suatu rangkaian logika, maka digabungkan beberapa gerbang logika<br />
. Hal ini biasa dilakukan jika faktor delay tidak diperhitungkan.<br />
Contoh:<br />
a) Gerbang logika AND 3 input<br />
A<br />
B<br />
C<br />
banyaknya input.<br />
Kemungkkinan tabel<br />
kebenaran untuk<br />
inputnya yaitu 2<br />
dimana n adalah<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A 25<br />
Y
NOT<br />
A<br />
AND<br />
Tabel kebenaran AND 3 input<br />
Jadi 2 = 8<br />
INPUT OUTPUT<br />
A B C Y<br />
0<br />
0<br />
0<br />
0<br />
0<br />
0<br />
1<br />
0<br />
0<br />
1<br />
0<br />
0<br />
0<br />
1<br />
1<br />
0<br />
1<br />
0<br />
0<br />
0<br />
1<br />
0<br />
1<br />
0<br />
1<br />
1<br />
0<br />
0<br />
1<br />
1<br />
1<br />
1<br />
b) Gerbang NAND sebagai gerbang universal<br />
Gerbang NAND disebut gerbang logika universal karena dapat<br />
digunakan untuk membuat gerbang logika yang lain, sehingga<br />
dapat meminimalkan penggunaan gerbang dasar untuk<br />
membentuk suatu gerbang logika tertentu.<br />
Rangkaian Ekivalen gerbang NAND<br />
JENIS GERBANG EKIVALEN<br />
A<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A 26
OR<br />
NOR<br />
EX-OR<br />
EX-NOR<br />
JENIS GERBANG EKIVALEN<br />
10. TEORI DE MORGAN<br />
Digunakan untuk mengubah bolak–balik dari bentuk minterm<br />
(bentuk penjumlahan dari pada hasil kali/SOP) ke maksterm<br />
(bentuk perkallian dari pada penjumlahan/POS) dari pernyataan<br />
Boolean.<br />
Teori De Morgan dapat ditulis:<br />
a. A + B = A . B<br />
Mengubah keadaan OR dasar menjadi AND dasar<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A 27
. A . B = A + B<br />
Mengubah keadaan OR dasar menjadi AND dasar<br />
Penyederhanaan fungsi logika dengan aljabar Boolean contoh:<br />
1. Y = A.B …………………………..Y = A + B = A + B<br />
2. Y = A + B ……………………….Y = A.B<br />
3. Y = AB + A.B + A.B<br />
Y = A + B + A.B + A.B<br />
Y = A + A.B + B + A.B<br />
Y = A(1+B) + B(1 + A)<br />
Y = A + B = A.B<br />
Penyederhanaan fungsi logika dengan sistem Sum Of Product (SOP)<br />
<strong>dan</strong> Product Of Sum (POS)<br />
1. Penyederhanaan dengan sistem SOP/penjumlahan dari pada hasil<br />
kali.<br />
Sifat: Untuk sistem SOP digunakan output 1<br />
Contoh:<br />
=<br />
=<br />
INPUT OUTPUT<br />
A B C Y<br />
0 0 0 1<br />
0 0 1 0<br />
0 1 0 0<br />
0 1 1 1<br />
1 0 0 0<br />
1 0 1 0<br />
1 1 0 1<br />
1 1 1 1<br />
Persamaan SOP<br />
Y = A.B.C + A.B.C + A.B.C + A.B.C<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A 28
A<br />
B<br />
C<br />
Gambar rangkaian:<br />
Penyederhanaan dengan aljabar Boolean<br />
Y = A.B.C + A.B.C + A.B.C + A.B.C<br />
Y = A.B.C + A.B.C + A.B.C + A.B.C<br />
Y = A.B (C+C) + A.B.C + A.B.C<br />
Y = A.B + A.B.C + A.B.C<br />
Penyederhanaan dengan POS/perkalian dari pada penjumlahan<br />
Sifat: Untuk sistem POS digunakan output 0<br />
Contoh:<br />
Input Output<br />
A B Y<br />
0 0 1<br />
0 1 1<br />
1 0 0<br />
1 1 0<br />
Persamaan POS: Y = ( A + B ) . ( A + B )<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A 29<br />
Y
11. Penyederhanaan fungsi logika dengan Karnaugh Map.<br />
Metoda Karnaugh Map adalah suatu teknik penyederhanaan fungsi<br />
logika denngan cara pemetaan K-Map terdiri dari kotak-kotak<br />
(bujur sangkar) yang jumlahnya tergantung dari jumlah variabel<br />
dari fungsi logika atau jumlah input dari rangkaian logika.<br />
Rumus menentukan jumlah kotak dalam K–Map<br />
N = 2 dimana N = jumlah kotak dalam K-Map<br />
N = banyaknya variabel/input<br />
Langkah-langkah pemetaan Karnaugh Map secara umum.<br />
1. Menyusun aljabar Boolean minterm (dari suatu taaabel<br />
kebenaran)<br />
2. Menggambarkan satuan dalam peta Karnaugh Map.<br />
3. Membuat kelompok dua-an, empat-an, delapan-an satuan <strong>dan</strong><br />
seterusnya dimana satuan tersebut berdekatan satu sama lain.<br />
4. Menghilangkan variabel-variabel dengan rumus bila suatu<br />
variabel <strong>dan</strong> inversinya terdapat didalam suatu kelompok<br />
lingkaran maka variabel tersebut dihilangkan.<br />
5. Meng-OR-kan variabel yang tersisa.<br />
a) Macam Karnaugh Map<br />
Contoh:<br />
a. Karnaugh Map dengan 2 variabel<br />
Input Output<br />
A B Y<br />
0 0 1<br />
0 1 0<br />
1 0 1<br />
1 1 1<br />
Langkah Pertama<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A 30
Y = A.B + A.B + A.B<br />
Langkah ke Dua<br />
A<br />
A<br />
A<br />
B<br />
B<br />
1<br />
B<br />
1 1<br />
Langkah ke Tiga<br />
A<br />
A<br />
A<br />
B<br />
B<br />
1<br />
1<br />
B<br />
1<br />
Langkah ke Empat<br />
Y = A. B + A.B + A.B<br />
Y = B ( A +A ) + AB<br />
Y = B + A.B<br />
Contoh:<br />
b. Karnaugh Map dengan 3 variabel<br />
INPUT OUTPUT<br />
A B C Y<br />
0<br />
0<br />
0<br />
0<br />
0<br />
0<br />
1<br />
1<br />
0<br />
1<br />
0<br />
1<br />
0<br />
1<br />
1<br />
1<br />
1<br />
0<br />
0<br />
0<br />
1<br />
0<br />
1<br />
1<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A 31
1<br />
1<br />
1<br />
1<br />
Penyederhanaan dengan K-Map<br />
Langkah pertama:<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A 32<br />
0<br />
1<br />
Y=A.B.C+A.B.C+A.B.C+A.B.C+A.B.C<br />
Langkah kedua:<br />
C<br />
AB<br />
A B<br />
A B<br />
A B<br />
A B<br />
C<br />
1<br />
Langkah ketiga:<br />
C<br />
1<br />
1<br />
1<br />
1<br />
Penyederhanaan dengan Aljabar Boolean<br />
Y = A.B.C+ A.B.C+ A.B.C+ A.B.C+ A.B.C<br />
Y = B.C (A+A)+A.B (C+C)+ A.B.C<br />
Y = B.C+A.B+ A.B.C<br />
Y = B.C+B(A+AC)<br />
Y = B.C+B(A+C)<br />
Y = B.C+A.B+B.C<br />
Y = A.B+C(B+B)<br />
Y = A.B+C<br />
c. Karnaugh Map dengan 4 variabel<br />
0<br />
1
Contoh:<br />
INPUT OUTPUT<br />
A B C D Y<br />
0<br />
0<br />
0<br />
0<br />
0<br />
0<br />
0<br />
0<br />
1<br />
1<br />
0<br />
0<br />
1<br />
0<br />
0<br />
0<br />
0<br />
1<br />
1<br />
1<br />
0<br />
1<br />
0<br />
0<br />
0<br />
0<br />
1<br />
0<br />
1<br />
1<br />
0<br />
1<br />
1<br />
0<br />
1<br />
0<br />
1<br />
1<br />
1<br />
1<br />
1<br />
0<br />
0<br />
0<br />
0<br />
1<br />
0<br />
0<br />
1<br />
1<br />
1<br />
0<br />
1<br />
0<br />
0<br />
1<br />
0<br />
1<br />
1<br />
1<br />
1<br />
1<br />
0<br />
0<br />
0<br />
1<br />
1<br />
0<br />
1<br />
1<br />
1<br />
1<br />
1<br />
0<br />
0<br />
1<br />
1<br />
1<br />
1<br />
1<br />
Penyelesaian:<br />
Penyederhanaan dengan Karnaugh Map<br />
Langkah pertama:<br />
Y = A.B.C.D + A.B.C.D + A.B.C.D + A.B.C.D + A.B.C.D + A.B.C.D +<br />
A.B.C.D + A.B.C.D + A.B.C.D<br />
Langkah kedua:<br />
AB<br />
A B<br />
A B<br />
A B<br />
CD<br />
CD<br />
CD<br />
1<br />
1<br />
1<br />
CD<br />
1<br />
1<br />
1<br />
CD<br />
1<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A 33
A B<br />
Langkah ketiga:<br />
1<br />
Penyederhanaan dengan Aljabar Boolean:<br />
1<br />
Y = A.B.C.D+ A.B.C.D+ A.B.C.D+ A.B.C.D+ A.B.C.D+ A.B.C.D+<br />
A.B.C.D<br />
+ A.B.C.D+ A.B.C.D<br />
Y = A.B.D(C+C)+ A.B.C.D+A.B.C(D+D)+ A.B.D(C+C)+ A.B.D(C+C)<br />
Y = A.B.D+ A.B.C.D+ A.B.C+ A.B.D+ A.B.D<br />
Y = B.D(A+A)+A.B(C+CD)+ A.B.D<br />
Y = B.D+A.B(C+D)+ A.B.D<br />
Y = B.D+A.B.C+ A.B.D+ A.B.D<br />
Y = B.D+ A.B.C+B.D(A+A)<br />
Y = B.D+ A.B.C+B.D<br />
Y = D(B+B)+ A.B.C<br />
Y = D+ A.B.C<br />
Variasi pelingkaran yang tidak biasa<br />
a. Tidak dapat disederhanakan b. Satu variabel dapat dihilangkan<br />
1 1<br />
1<br />
1 1<br />
c. Dua variabel dapat dihilangkan<br />
1 1 1 1<br />
1 1 1 1<br />
12. Aplikasi Gerbang Logika Dasar<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A 34
Contoh: Sebagai rangkaian ARITMATIKA BINER yang dapat<br />
melakukan Operasi aritmatik penjumlahan (+) <strong>dan</strong> pengurangan (-<br />
)<br />
a) Half Adder<br />
Adalah suatu rangkaian penjumlah sistem bilangan biner yang<br />
paling sederhana. Rangkaian ini memiliki 2 terminal input <strong>dan</strong> 2<br />
terminal output yang disebut Summary Out (Sum) <strong>dan</strong> Carry<br />
Out (Carry).<br />
Gambar rangkaian logika untuk Half Adder Simbol<br />
A<br />
B<br />
Sum<br />
A<br />
H A<br />
Sum<br />
Tabel Kebenarannya:<br />
Carry<br />
B C<br />
INPUT OUTPUT<br />
Persamaan logika:<br />
A B SUM CARRY Sum = A.B+A.B<br />
0<br />
0<br />
0<br />
1<br />
0<br />
1<br />
0<br />
0<br />
Carry = A.B<br />
1 0 1 0<br />
1 1 0 1<br />
b) Full Adder<br />
Adalah penjumlah lengkap (penuh) yang memiliki 3 input A, B,<br />
Carry Input (Cin) dengan 2 output Sum <strong>dan</strong> Carry Output<br />
(Cout=Co).<br />
Gambar rangkaian logika untuk Full Adder<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A 35
Carry in<br />
A<br />
B<br />
Simbol<br />
Cin<br />
A<br />
B<br />
Tabel Kebenarannya:<br />
INPUT OUTPUT<br />
A B Cin Sum Co<br />
0 0 0 0 0<br />
0 0 1 1 0<br />
0 1 0 1 0<br />
0 1 1 0 1<br />
1 0 0 1 0<br />
1 0 1 0 1<br />
1 1 0 0 1<br />
1 1 1 1 1<br />
Persamaan logika:<br />
F A<br />
Sum = A.B.C+ A.B.C+ A.B.C+ A.B.C<br />
Co = A.B.C+ A.B.C+ A.B.C+ A.B.C<br />
c) Half Subtractor<br />
Sum<br />
Carry out<br />
Adalah suatu rangkaian pengurang sistem bilangan biner yang<br />
paling sederhana, ini memiliki 2 input <strong>dan</strong> 2 output yang<br />
disebut differensi (Di) <strong>dan</strong> Borrow (Bo).<br />
Gambar rangkaian logika untuk Half Subtractor<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A 36<br />
Sum<br />
Co
A<br />
B<br />
Simbol<br />
A<br />
B<br />
Tabel Kebenarannya:<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A 37<br />
Di<br />
Bo<br />
INPUT OUTPUT<br />
A B Di Bo<br />
0 0 0 0<br />
0 1 1 1<br />
1 0 1 0<br />
1 1 0 0<br />
Persamaan logika:<br />
Di = A.B+A.B<br />
= A + B<br />
Bo = A.B<br />
H S<br />
d) Full Subtractor<br />
Adalah rangkaian pengurang biner yang lengkap (penuh).<br />
Rangkaian ini memliki 3 terminal input <strong>dan</strong> 2 terminal output,<br />
yaitu Borrow <strong>dan</strong> Differensi.<br />
Gambar rangkaian logika untuk Full Subtractor:<br />
Di<br />
Bo
A<br />
B<br />
Bin<br />
Simbol<br />
A<br />
B<br />
Bin<br />
Tabel kebenarannya:<br />
INPUT OUTPUT<br />
A B Bin Di Bo<br />
0 0 0 0 0<br />
0 0 1 1 1<br />
0 1 0 1 1<br />
0 1 1 0 1<br />
1 0 0 1 0<br />
1 0 1 0 0<br />
1 1 0 0 1<br />
1 1 1 1 1<br />
Persamaan logikanya:<br />
F S<br />
Di = A.B.C+ A.B.C+ A.B.C+ A.B.C<br />
Bo = A.B.C+ A.B.C+ A.B.C+ A.B.C<br />
13. Keluarga IC Digital<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A 38<br />
Di<br />
Bo<br />
Bo<br />
Di
Perkembangan teknologi elektronik diawali dengan penggunaan<br />
Tabung hampa sebagai bagian pokok suatu alat elektronik.<br />
Kemudian temukanlah Transistor sebagai pengganti Tabung<br />
hampa. Perkembangan selanjutnya adalah munculnya rangkaian<br />
terpadu (Integrated Circuit) yang mengkombinasikan berbagai<br />
komponen bipolar (resistor, transistor) dalam satu chip.<br />
Berdasarkan kepadatan komponen keluarga IC dibagi menjadi 4<br />
kelompok yaitu:<br />
1. SSI ( Small Scale Integration)<br />
2. MSI ( Medium Scale Integration)<br />
3. LSI ( Large Scale Integration )<br />
4. VLSI ( Very Large Scale Integration )<br />
Berdasarkan penggunaan, IC dibagi menjadi 2 keluarga besar yaitu<br />
keluarga IC analog <strong>dan</strong> keluarga IC <strong>digital</strong>. Keluarga IC <strong>digital</strong><br />
lebih umum digunakan mengingat berbagai macam peralatan telah<br />
beroperasi secara <strong>digital</strong>.<br />
Keluarga IC <strong>digital</strong> sendiri dibuat dengan menggunakan teknologi<br />
semikonduktor (MOS = Metal Oxide Semiconductor) <strong>dan</strong> teknologi<br />
bipolar.<br />
Macam keluarga bipolar adalah<br />
1. RTL (Resistor Transistor Logic)<br />
2. DTL (Diode Transistor Logic)<br />
3. TTL (Transistor Transistor Logic)<br />
4. ECL (Emitter Coupled Logic)<br />
5. HTL (High Treshold Logic)<br />
6. IIL (Integrated Injection Logic)<br />
Macam keluarga Unipolar ( MOS ) adalah<br />
1. P MOS (P- Channel Metal Oxide Semikonductor)<br />
2. N MOS (N- Channel Metal Oxide Semikonductor)<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A 39
3. C MOS (Complementary Channel Metal Oxide Semikonductor)<br />
14. Keluarga IC TTL<br />
IC Bipolar yang banyak dijumpai di pasaran adalah IC TTL<br />
(Transistor Transistor Logic) yang terkenal dengan seri 74XX atau<br />
74XXX. Keluarga IC TTL digunakan paling luas pada rangkaian<br />
logika. IC TTL dibuat dalam variasi yang luas dari rangkaian<br />
terpadu MSI <strong>dan</strong> SSI. Peningkatan dalam rangkaian logika terus<br />
berkembang. Terlebih pada keluarga TTL. Enam IC TTL berikut<br />
adalah tersedia saat ini dari National Semiconductor Corporation.<br />
1. Logika TTL Standar<br />
2. Logika TTL daya rendah<br />
3. Logika TTL Schottky daya rendah<br />
4. Logika TTL Schottky<br />
5. Logika TTL Schottky daya rendah maju<br />
6. Logika TTL Schottky maju<br />
15. Rangkaian Terpadu CMOS<br />
Complementary Metal Oxide Semikonductor (CMOS) menjadi<br />
terkenal sejak tahun 1968 <strong>dan</strong> berkembang dengan cepat dengan<br />
seri 40XX atau 40XXX. Keuntungan IC CMOS dibanding TTL adalah<br />
tingkat derau yang rendah <strong>dan</strong> fungsi yang digunakan banyak<br />
jenisnya. IC Logika jenis C MOS juga mempunyai keluarga yang<br />
tidak sedikit. Namun jumlahnya tidak sebanyak IC TTL. Berbeda<br />
dengan IC TTL yang bekerja dengan tegangan supply 5 volt. IC<br />
CMOS dapat beroperasi pada berbagai tegangan supply DC.<br />
Tegangan supplynya bisa mencapai 15 volt. Tetapi CMOS<br />
mempunyai kecepatan kerja yang lebih rendah daripada TTL.<br />
Setelah IC TTL <strong>dan</strong> IC CMOS, muncul IC-IC logic PLD (Programmable<br />
Logic Device). Kelebihan PLD adalah sifatnya yang programable<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A 40
karena mengandung jenis <strong>dan</strong> jumlah gerbang lebih banyak pada<br />
tiap-tiap chip nya. Pemakaian PLD dapat mengurangi jumlah chip<br />
yang digunakan. Yang termasuk jenis IC PLD antara lain sebagai<br />
berikut:<br />
a. PLA (Programmable Logic Array)<br />
Berisi sejumlah gerbang AND, OR, NOT, yang masukan <strong>dan</strong><br />
keluarannya dapat kita hubungkan sehingga membentuk<br />
rangkaian yang diinginkan.<br />
b. PAL (Programmable AND-Array Logic)<br />
c. GAL (Generic Array Logic)<br />
d. PALCE (PAL Configurable and Erasable)<br />
Yang koneksinya dapat diprogram <strong>dan</strong> dihapus berulang kali. GAL<br />
<strong>dan</strong> PALCE dilengkapi dengan flip-flop yang memudahkan kita<br />
untuk menyusun rangkaian logika sekuensial seperti Counter <strong>dan</strong><br />
Shift Register.<br />
e. FPGA (Field Programmable Gate Array)<br />
c. Rangkuman<br />
Merupakan jenis PLD terbaru yang mulai populer saat ini. FPGA<br />
mempunyai beberapa kelebihan, diantaranya adalah jenis <strong>dan</strong><br />
jumlah gerbangnya yang sangat banyak (ribuan hingga ratusan<br />
ribu). Kecepatannya sangat tinggi, mudah diprogram <strong>dan</strong> dapat<br />
diprogram berkali-kali.<br />
Gerbang (gate) dalam rangkaian logika merupakan fungsi yang<br />
menggambarkan hubungan antara masukan <strong>dan</strong> keluaran. Untuk<br />
menyatakan gerbang-gerbang tersebut digunakan simbol-simbol<br />
tertentu. Untuk menunjukan prinsip kerja tiap gerbang (rangkaian<br />
logika yang lebih kompleks) dapat digunakan beberapa cara. Cara yang<br />
umum dipakai antara lain adalah tabel kebearan (truth table) <strong>dan</strong><br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A 41
diagram waktu (timing chart). Karena merupakan rangkaian <strong>digital</strong>,<br />
tentu saja level kondisi yang ada dalam tabel atau diagram waktu hanya<br />
2 macam yaitu logika 0 (low atau false) <strong>dan</strong> logika 1 (high atau true).<br />
Jenis gerbang yang dipakai dalam rangkaian logika cukup banyak .<br />
Namun semuanya disusun atas kombinasi dari tiga gerbang dasar.<br />
Ketiga gerbang dasar itu adalah gerbang AND, OR <strong>dan</strong> NOT. Seperti<br />
contoh sebelumnya, gerbang AND identik dengan rangkaian seri dari<br />
beberapa saklar (yang berfungsi sebagai masukan) <strong>dan</strong> sebuah lampu<br />
(yang berfungsi sebagai keluaran). Pada rangkaian seri, lampu hanya<br />
dapat menyala (berlogika 1) jika semua saklar dalam keadaan tertutup<br />
(berlogika 1). Jika ada satu saklar (berlogika 0), lampu akan padam<br />
(berlogika 0).<br />
Dengan penggambaran diatas gerbang AND memiliki minimal 2<br />
masukan <strong>dan</strong> hanya satu keluaran. Gerbang OR identik dengan<br />
rangkaian paralel dari beberapa saklar. Pada rangkaian paralel, lampu<br />
sudah dapat menyala (berlogika 1), jika salah satu saklar ditutup<br />
(berlogika 1). Lampu hanya padam (berlogika 0), jika semua saklar<br />
dalam kondisi terbuka (berlogika 0). Jadi gerbang OR juga memiliki<br />
minimal 2 masukan <strong>dan</strong> hanya satu keluaran.<br />
Gerbang NOT sedikit berbeda dengan 2 gerbang sebelumnya. Ia hanya<br />
memiliki satu masukan <strong>dan</strong> satu keluaran. Jika masukan berlogika,<br />
keluaranya akan berlogika 0. Sebaliknya jika masukan berlogika 0,<br />
keluaranya akan berlogika 1. Kaarena itulah gerbang NOT sering<br />
disebut sebagai gerbang pembalik (inverter) logika.<br />
Dalam bentuk nyata rangkaian dapat disusun dari sebuah relay dengan<br />
kontak NC (Normally Closed/dalam keadaan normal tertutup) yang<br />
kontaknya tertutup saat arus listrik tidak melalui kumparan relay. Saat<br />
saklar dibuka (berlogika 0), kontak relay NC akan tertutup, sehingga<br />
arus listrik mengalir ke lampu <strong>dan</strong> membuatnya menyala (berlogika 1).<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A 42
Sebaliknya saat di tutup (berlogika 1), kumparan relay yang dialiri arus<br />
akan menarik kontak NC <strong>dan</strong> membuatnya terbuk. Akibatnya tidak ada<br />
arus yag mengalir ke lampu <strong>dan</strong> lampu menjadi padam (berlogika 0).<br />
Ketiga gerbang tersebut diatas dapat digabung-gabungkan menjadi<br />
gerbang lain, misalnya gerbang NAND, NOR, EX-OR, EX-NOR <strong>dan</strong> lain<br />
sebagaiya. Untuk rangkaian yang lebih kompleks, gerbang-gerbang<br />
dasar dapat disusun menjadi rangkaian Adder (penjumlah),<br />
Demultiplekser (pengubah data dari serial input menjadi paralel output,<br />
Multiplekser (pengubah data dari paralel input menjadi serial output).<br />
Selain itu rangkaian logika juga dapat di implementasikan dalam bentuk<br />
IC (Integrated Circuit) dalam jenis TTL (Transistor-transistor Logik)<br />
maupun CMOS (Complementary Metal Oxide Semikonduktor). Tiap-tiap<br />
anggota keluarga mempunyai konfigurasi sendiri-sendiri. Misalnya IC<br />
TTL 7404 mengandung 6 gerbang NOT, IC TTL 7432 mengandung 4<br />
gerbang OR. Selain gerbang-gerbang tunggal semacam itu ada juga yag<br />
konfigurasinya lebih komplek <strong>dan</strong> berisi rangkaian-rangkaian seperti<br />
Flip-flop, Counter, Encoder, Decoder, yang masing-masing mempunyai<br />
banyak varian dengan masing-masing spesifikasinya.<br />
d. Tugas<br />
1. Buatlah tabel kebenaran untuk gerbang AND 3 input?<br />
2. Buktikan persamaan Boolean dengan tabel kebenaranya untuk<br />
persamaan A . B = A + B?<br />
3. Bedakan antara gerbang NAND dengan gerbang NOR?<br />
4. Sederhanakan persamaan dibawah ini dengan menggunakan peta<br />
Karnaugh Map <strong>dan</strong> Aljabar Boolean:<br />
Y =A B C D + A B C D + A B C D + A B C D + A B C D + A B C D+A<br />
B C D<br />
5. Perhatikan <strong>dan</strong> analisalah rangkaian berikut:<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A 43
A<br />
B<br />
6. Rencanakan sebuah Half Adder dengan menggunakan gabungan<br />
gerbang logika dasar?<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A 44<br />
Y1<br />
Y2<br />
7. Jumlahkan data biner 1 1 0 1 dengan 0 1 1 0?<br />
8. Sebutkan 3 jenis IC TTL lengkap dengan kharakteristiknya masing-<br />
masing?<br />
9. Seb utkan 5 buah tipe dari IC TTL yang merupakan implementasi<br />
gerbang logika dasar!<br />
10. Sebutkan perbedaan antara IC TTL dengan CMOS?<br />
e. Test Formatif<br />
1. Perhatikan gambar dibawah ini:<br />
S1<br />
S2<br />
S3<br />
Jelaskan prinsip kerjanya <strong>dan</strong> fungsi logika apa yang dijalankan?<br />
2. Dengan menggunakan sifat-sifat Aljabar Boolean buktikan bahwa<br />
output dari rangkaian ini adalah Y = A + B<br />
A<br />
B<br />
Y
3. Bagaimanakah deretan pulsa yang terlihat pada keluaran gerbang<br />
EX-OR gambar dibawah ini:<br />
A 01100111<br />
B 11000100<br />
C 00101101<br />
f. Kunci Jawaban<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A 45<br />
Y<br />
1. Prinsip kerjanya:jika S1 =terbuka ;S2=S3=tertutup maka lampu<br />
akan menyala jika salah satu saklar atau semua saklar dalam<br />
keadaan tertutup. Sebaliknya lampu akan padam jika semua saklar<br />
dalam keadaan terbuka. Maka rangkaian tersebut melakukan fungsi<br />
gerbang OR.<br />
2. Pembuktian:<br />
Y = A.A.B.B.AB<br />
Y = A.AB + B.AB<br />
Y = A.AB +B.AB<br />
Y = A(A+B) +B(A+B)<br />
Y = AA + A.B +B.A + BB<br />
Y = A.B + A.B<br />
Y = A + B (terbukti)<br />
3. Deretan angka biner yang terlihat pada keluaran gerbang EX-OR<br />
adalah<br />
Y = 101011000<br />
g. Lembar Kerja<br />
Judul: GERBANG LOGIKA DASAR<br />
Alat <strong>dan</strong> bahan<br />
1. Power supply 5 volt DC 1buah<br />
2. Trainer Digital 1buah
3. IC TTL tipe7400 (NAND gate) 1buah<br />
4. IC TTL tipe7402 (NOR gate) 1buah<br />
5. IC TTL tipe7404 (NOT gate) 1buah<br />
6. IC TTL tipe7408 (AND gate) 1buah<br />
7. IC TTL tipe7432 (OR gate) 1buah<br />
8. IC TTL tipe7486 (Ex-OR gate) 1buah<br />
9. Jumper secukupnya<br />
Langkah kerja<br />
1. Siapkan power supply 5 volt DC<br />
2. Hubungkan terminal Vcc dari semua modul pada tegangan 5 volt<br />
DC<br />
3. Hubungkan terminal ground dari semua modul<br />
4. Buatlah rangkaian gerbang seperti gambar 1<br />
5. Berikan kondisi logik sesuai pada tabel 1<br />
6. Catat hasilnya pada kolom output<br />
Tabel 1 Gambar 1<br />
INPUT OUTPUT<br />
A B Y<br />
0 0<br />
0 1<br />
1 0<br />
1 1<br />
7. Ulangi langkah kerja 4 <strong>dan</strong> 5 untuk rangkaian gerbang logika yang<br />
lain.<br />
i. OR gate<br />
Tabel 2<br />
INPUT OUTPUT<br />
A B Y<br />
A<br />
B<br />
Gambar 2<br />
0 0<br />
0 1<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A 46<br />
A<br />
B<br />
Y
1<br />
1<br />
0<br />
1<br />
ii. NOT gate<br />
Tabel 3. Gambar 3<br />
INPUT OUTPUT<br />
A Y<br />
0<br />
1<br />
iii. NAND gate<br />
Tabel 4 Gambar 4<br />
INPUT OUTPUT<br />
A B Y<br />
0 0<br />
0 1<br />
1 0<br />
1 1<br />
iv. NOR gate<br />
Tabel 5 Gambar 5<br />
INPUT OUTPUT<br />
A B Y<br />
0 0<br />
0 1<br />
1 0<br />
1 1<br />
v. Ex-OR gate<br />
Tabel 6 Gambar 6<br />
INPUT OUTPUT<br />
A B Y<br />
0 0<br />
0 1<br />
1 0<br />
1 1<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A 47<br />
A<br />
A<br />
B<br />
A<br />
B<br />
A<br />
B<br />
Y<br />
Y<br />
Y<br />
Y
vi. Ex-NOR gate<br />
Tabel 7<br />
A<br />
Gambar 7<br />
INPUT OUTPUT<br />
B<br />
A B Y<br />
0 0<br />
0 1<br />
1 0<br />
1 1<br />
8. Buatlah kesimpulan <strong>dan</strong> laporan dari hasil praktek yang telah<br />
dilakukan!<br />
KEGIATAN BELAJAR 3: RANGKAIAN CLOCK<br />
a. Tujuan Pemelajaran<br />
1. Merangkai rangkaian clock dengan benar.<br />
2. Menjelaskan prinsip kerja <strong>dan</strong> fungsi rangkaian clock dengan benar.<br />
b. Uraian Materi<br />
Rangakaian clock berfungsi untuk pembentuk/membangkitkan<br />
pulsa/gelombang kotak secara terus-menerus <strong>dan</strong> rangkaian ini tidak<br />
mempunyai kondisi stabil/setimbang. Rangkaian clock termasuk<br />
golongan Astabil Multivibrator dengan IC 555. Output rangkaian clock<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A 48<br />
Y
digunakan untuk input rangkaian-rangkaian logika yang sekuensial<br />
(berhubungan dengan waktu). Yang termasuk rangkaian logika<br />
sekuensial contohnya: Flip-Flop, Shift Register, <strong>dan</strong> Counter. Adapun<br />
fungsi rangkaian clock yaitu, untuk mengatur jalannya data dalam<br />
penggeseran ke kanan atau ke kiri, maupun dalam<br />
perhitungan/pencacahan bilangan biner. Yang dimaksud rangkaian<br />
Astabil Multivribator Adalah multivribator yang tidak stabil tegangan<br />
output-nya (tegangan pengeluarannya berubah-ubah) tanpa a<strong>dan</strong>ya<br />
sinyal masukan yang diberikan. Rangakaian clock dengan IC 555 besrta<br />
pulsa-pulsa pada pin 3 <strong>dan</strong> pin 6 ditunjukkan pada gambar ini<br />
Vout<br />
2<br />
3<br />
4<br />
R<br />
TRIG<br />
O<br />
555<br />
8<br />
U7<br />
VCC<br />
1<br />
D<br />
TH<br />
CTL<br />
GND<br />
7<br />
6<br />
5<br />
0.01uF<br />
Gambar 1<br />
Cara kerja rangkaian diatas<br />
+VCC<br />
RA<br />
RB<br />
C<br />
• Pada saat C diisi tegangan ambang naik melebihi + (2/3) Vcc.<br />
• Kini Kapasitor C dikosongkan melalui Rb oleh karena itu tetapan<br />
waktu pengosongan dapat ditentukan dengan rumus T = Rb x C.<br />
• Bila egangan C sudah turun sedikit sebesar + (Vcc/3) maka keluaran<br />
menjadi tinggi.<br />
Pewaktu IC 555 mempunyai tegangan yang naik <strong>dan</strong> turun secara<br />
exponensial. Keluarannya berbentuk gelombang segi empat. Karena<br />
tetapan waktu pengisian lebih lama daripada tetapan waktu<br />
pengosonngan, maka keluarannya tidak simetri. Keadaan keluaran yang<br />
tinggi lebih lama dari keadaan keluaran yang rendah. Untuk dapat<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A 49
menentukan ketidak simetrian ssuatu pulsa keluaran yang dihasilkan<br />
oleh rangkaian multivibrator jenis astabil ini dipergunakan suatu siklus<br />
kerja yang dirumuskan sebagai berikut:<br />
W = 0.693 (RA + Rb ).C<br />
t = 0.693 . Rb. C<br />
T = W + t<br />
Dimana : W = lebar pulsa ; T = waktu periode<br />
Besarnya frekuensi ditentukan oleh<br />
1<br />
F = ( dimana T = detik ; F = Hertz )<br />
T<br />
c. Rangkuman<br />
Astabil Multivibrator atau pembentuk pulsa atau generator pulsa<br />
merupakan rangkaian yang membangkitkan sinyal secara terus-menerus<br />
pada keluarannya tanpa a<strong>dan</strong>ya sinyal masukan dari rangkaian.<br />
Rangkaian ini juga sering dinamakan dengan rangkaian cloc. Frekuensi<br />
pulsa yang dihasilhan tergantung oleh besarnya C, Resistor RA, Rb.<br />
Untuk menentukan periode T ditentukan oleh lebart pulsa W <strong>dan</strong> t.<br />
d. Tugas<br />
1. Definisikan rangkaian clock?<br />
2. Sebutkan fungsi rangkaian clock?<br />
3. Jika periode waktu T = 0.1 milidetik, Hitung besanya frekuensi?<br />
4. Periode T ditentukan oleh komponen apa saja? sebutkan!<br />
e. Test Formatif<br />
1. Gambar <strong>dan</strong> terangkan prinsip kerja rangkaian clock dengan<br />
rangkaian IC 555?<br />
f. Kunci Jawaban<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A 50
220<br />
2<br />
3<br />
4<br />
R<br />
TRIG<br />
O<br />
555<br />
8<br />
U7<br />
VCC<br />
CTL<br />
GND<br />
1<br />
D<br />
TH<br />
7<br />
6<br />
5<br />
0.1uF<br />
VCC=6V<br />
10k<br />
10k<br />
4.7uF<br />
Prinsip kerja:<br />
Pada waktu pin 2 <strong>dan</strong> pin 6 berada dibawah VLT = 1/3 Vcc,sehingga kaki<br />
3 (keluaran) menjadi tinggi. Kapasitor C mengisi, melalui Ra <strong>dan</strong> Rb.<br />
Sampai Vc mencapai harga VUT, yaitu sebesar 2/3 Vcc, maka keluaran<br />
kaki 3 menjadi rendah. Kapasitor C mengosongkan muatannya melalui<br />
Rb ke kaki 6. Sampai harga Vc menjadi tinggi. Sehingga kejadian seperti<br />
di atas akan terulang kembali. Kejadian akan berulang terus, dengan<br />
frekuensi ditentukan sebagai berikut:<br />
1<br />
f =<br />
T<br />
1,<br />
4<br />
f =<br />
( Ra + 2Rb).<br />
C<br />
g. Lembar Kerja<br />
Judul: Rangkaian Clock (Astabil Multivibrator)<br />
Alat <strong>dan</strong> bahan<br />
1. IC pewaktu 555<br />
2. CRO<br />
3. Batteray 5 volt (catu daya )<br />
4. Resistor Ra = Rb = 10 K Ω , R = 220 Ω<br />
5. Condensator 0,1 μ F , 1 μ F , 4,7 μ F , 10 μ F , 47 μ F , 100 μ F .<br />
6. LED warna merah<br />
7. Breadboard<br />
8. Kabel penghubung<br />
Langkah kerja<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A 51
1. Siapkan alat <strong>dan</strong> bahan yang diperlukan.<br />
2. Susunlah rangkaian seperti gambar berikut:<br />
220<br />
2<br />
3<br />
4<br />
R<br />
TRIG<br />
O<br />
555<br />
8<br />
U7<br />
VCC<br />
1<br />
D<br />
TH<br />
CTL<br />
GND<br />
7<br />
6<br />
5<br />
0.1uF<br />
VCC=6V 5V<br />
3. Hubungkan catu daya 5 volt DC, kemudian amatilah apa yang terjadi<br />
pada LED (pin 3 sebagai output).<br />
4. Amatilah dengan CRO untuk bentuk gelombang pada pin 3 <strong>dan</strong> pin 6<br />
5. Gambarlah bentuk gelombang tersebut <strong>dan</strong> catat harga W <strong>dan</strong> T<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A 52<br />
10k<br />
10k<br />
4.7uF<br />
dalam satuan detik, serta harga amplitudo dalam satuan Vpp.<br />
6. Ulangilah percobaan ini dengan menggantikan kondensator C yang<br />
lain, kemudian melaksanakan langkah 4 <strong>dan</strong> 5.<br />
7. Kembalikanlah peralatan <strong>dan</strong> bahan ke tempat semula.<br />
8. Buatkan laporan lengkap dengan kesimpulannya, berdasaarkan hasil<br />
praktek.
KEGIATAN BELAJAR 4: FLIP-FLOP<br />
h. Tujuan Pemelajaran<br />
1. Mampu mengaplikasikan konsep-konsep sistem <strong>digital</strong> menjadi<br />
rangkaian flip-flop<br />
2. Menjelaskan prinsip kerja macam-macam rangkaian flip-flop dengan<br />
benar<br />
3. Menjelaskan fungsi rangkaian flip-flop<br />
i. Uraian Materi<br />
Flip-flop adalah keluarga Multivibrator yang mempunyai dua keadaaan<br />
stabil atau disebut Bistobil Multivibrator. Rangkaian flip-flop mempunyai<br />
sifat sekuensial karena sistem kerjanya diatur dengan jam atau pulsa,<br />
yaitu sistem-sistem tersebut bekerja secara sinkron dengan deretan<br />
pulsa berperiode T yang disebut jam sistem (System Clock atau<br />
disingkat menjadi CK). Seperti yang ditunjukkan dalam gambar 1:<br />
Gambar1: Keluaran dari pembangkit pulsa yang digunakan sebagai<br />
deretan pulsa untuk sinkronisasi suatu sistem <strong>digital</strong><br />
sekuensial Lebor pulsa tp diandaikan kecil terhadap T<br />
Berbeda dengan uraian materi sebelumnya yang bekerja atas dasar<br />
gerbang logika <strong>dan</strong> logika kombinasi, keluarannya pada saat tertentu<br />
hanya tergantung pada harga-harga masukan pada saat yang sama.<br />
Sistem seperti ini dinamakan tidak memiliki memori. Disamping itu<br />
bahwa sistem tersebut menghafal hubungan fungsional antara variabel<br />
keluaran <strong>dan</strong> variabel masukan.<br />
Se<strong>dan</strong>gkan fungsi rangkaian flip-flop yang utama adalah sebagai<br />
memori (menyimpan informasi) 1 bit atau suatu sel penyimpan 1 bit.<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A 53
Selain itu flip-flop juga dapat digunakan pada Rangkaian Shift Register,<br />
rangkaian Counter <strong>dan</strong> lain sebagainya.<br />
Macam - macam Flip-Flop:<br />
1. RS Flip-Flop<br />
2. CRS Flip-Flop<br />
3. D Flip-Flop<br />
4. T Flip-Flop<br />
5. J-K Flip-Flop<br />
ad 1. RS Flip-Flop<br />
RS Flip-Flop yaitu rangkaian Flip-Flop yang mempunyai 2 jalan<br />
keluar Q <strong>dan</strong> Q (atasnya digaris). Simbol-simbol yang ada pada<br />
jalan keluar selalu berlawanan satu dengan yang lain. RS-FF<br />
adalah flip-flop dasar yang memiliki dua masukan yaitu R (Reset)<br />
<strong>dan</strong> S (Set). Bila S diberi logika 1 <strong>dan</strong> R diberi logika 0, maka<br />
output Q akan berada pada logika 0 <strong>dan</strong> Q not pada logika 1. Bila<br />
R diberi logika 1 <strong>dan</strong> S diberi logika 0 maka keadaan output akan<br />
berubah menjadi Q berada pada logik 1 <strong>dan</strong> Q not pada logika 0.<br />
Sifat paling penting dari Flip-Flop adalah bahwa sistem ini dapat<br />
menempati salah satu dari dua keadaan stabil yaitu stabil I<br />
diperoleh saat Q =1 <strong>dan</strong> Q not = 0, stabil ke II diperoleh saat<br />
Q=0 <strong>dan</strong> Q not = 1 yang diperlihatkan pada gambar berikut:<br />
Gambar 2. RS-FF yang disusun dari gerbang NAND<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A 54
Tabel Kebenaran:<br />
S B Q Q Keterangan<br />
0 0 1 1 Terlarang<br />
0 1 1 0 Set (memasang)<br />
1 1 1 0 Stabil I<br />
1 0 0 1 Reset (melepas)<br />
1 1 0 1 Stabil II<br />
0 0 1 1 Terlarang<br />
1 1 Qn Qn Kondisi memori (mengingat)<br />
Yang dimaksud kondisi terlarang yaitu keadaaan yang tidak<br />
diperbolehkan kondisi output Q sama dengan Q not yaitu pada<br />
saat S=0 <strong>dan</strong> R=0.<br />
Yang dimaksud dengan kondisi memori yaitu saat S=1 <strong>dan</strong> R=1,<br />
output Q <strong>dan</strong> Qnot akan menghasilkan perbedaan yaitu jika Q=0<br />
maka Qnot=1 atau sebaliknya jika Q=1 maka Q not =0.<br />
ad 2. CRS Flip-Flop<br />
Tabel kebenarannya:<br />
S R Qn +1<br />
0 0 Qn<br />
0 1 0<br />
1 0 1<br />
1 1 terlarang<br />
Keterangan:<br />
Qn = Sebelum CK<br />
Qn +1 = Sesudah CK<br />
CRS Flip-flop adalah clocked RS-FF yang dilengkapi dengan<br />
sebuah terminal pulsa clock. Pulsa clock ini berfungsi<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A 55
mengatur keadaan Set <strong>dan</strong> Reset. Bila pulsa clock berlogik 0,<br />
maka perubahan logik pada input R <strong>dan</strong> S tidak akan<br />
mengakibatkan perubahan pada output Q <strong>dan</strong> Qnot. Akan<br />
tetapi apabila pulsa clock berlogik 1, maka perubahan pada<br />
input R <strong>dan</strong> S dapat mengakibatkan perubahan pada output Q<br />
<strong>dan</strong> Q not.<br />
ad 3. D Flip-Flop<br />
D flip-flop adalah RS flip-flop yang ditambah dengan suatu inventer<br />
pada reset inputnya. Sifat dari D flip-flop adalah bila input D (Data) <strong>dan</strong><br />
pulsa clock berlogik 1, maka output Q akan berlogik 1 <strong>dan</strong> bilamana<br />
input D berlogik 0, maka D flip-flop akan berada pada keadaan reset<br />
atau output Q berlogik 0.<br />
Tabel Kebenaran:<br />
D Qn+1<br />
0<br />
1<br />
Gambar 4. D flip-flop<br />
0<br />
1<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A 56
ad 4. T Flip-Flop<br />
Tabel Kebenaran:<br />
T Q<br />
0 0<br />
1 0<br />
0 1<br />
1 1<br />
0 0<br />
1 0<br />
0 1<br />
1 1<br />
Gambar 5. T flip-flop<br />
Rangkaian T flip-flop atau Togle flip-flop dapat dibentuk dari<br />
modifikasi clocked RSFF, DFF maupun JKFF. TFF mempunyai<br />
sebuah terminal input T <strong>dan</strong> dua buah terminal output Q <strong>dan</strong><br />
Qnot. TFF banyak digunakan pada rangkaian Counter, frekuensi<br />
deviden <strong>dan</strong> sebagainya.<br />
ad 5. J-K Flip-Flop<br />
JK flip-flop sering disebut dengan JK FF induk hamba atau Master<br />
Slave JK FF karena terdiri dari dua buah flip-flop, yaitu Master FF<br />
<strong>dan</strong> Slave FF. Master Slave JK FF ini memiliki 3 buah terminal<br />
input yaitu J, K <strong>dan</strong> Clock. Se<strong>dan</strong>gkan IC yang dipakai untuk<br />
menyusun JK FF adalah tipe 7473 yang mempunyai 2 buah JK<br />
flip-flop dimana lay outnya dapat dilihat pada Vodemaccum IC<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A 57
(Data bookc IC). Kelebihan JK FF terhadap FF sebelumnya yaitu<br />
JK FF tidak mempunyai kondisi terlarang artinya berapapun input<br />
yang diberikan asal ada clock maka akan terjadi perubahan pada<br />
output.<br />
Tabel Kebenaran:<br />
j. Rangkuman<br />
Gambar 6. JK FF<br />
J K Qn+1 Keterangan<br />
0 0 Qn Mengingat<br />
0 1 0 Reset<br />
1 0 1 Set<br />
1 1 Qn (strep) Togle<br />
Telah diuraikan konfigurasi flip-flop RS, CRS, D (Data), T (Togle) <strong>dan</strong> JK<br />
sebagai lima jenis flip-flop yang penting. Hubungan logika yang berlaku<br />
untuk masing-masing flip-flop adalah berbeda. Suatu flip-flop IC<br />
biasanya dijalankan secara sinkron dengan suatu jam <strong>dan</strong> disamping itu<br />
IC tersebut dapat (atau tidak dapat) memiliki masukan langsung untuk<br />
operasi asinkron/tak sinkron, masukan J <strong>dan</strong> K Data <strong>dan</strong> Clear. Masukan<br />
langsung hanya dapat berharga 0 diantara pulsa jam (Clock) ketika<br />
CK=0. Bilamana CK=1 kedua masukan asinkron harus dalam keadaan<br />
tinggi <strong>dan</strong> harus tetap bertahan pada keadaanya selama jangka waktu<br />
pulsa, CK=1. Untuk flip-flop majikan budak (Master Slave), keluaran Q<br />
tetap sama selama jangka waktu pulsa <strong>dan</strong> hanya berubah setelah CK<br />
berubah dari 1 ke 0, pada tepi pulsa kearah negatif flip-flop togle atau<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A 58
komplementer tidak terdapat secara komersial karena JK FF dapat juga<br />
digunakan sebagai T FF dengan menghubungkan langsung masukan J<br />
<strong>dan</strong> K seperti gambar dibawah.<br />
k. TUGAS<br />
a. Berikan definisi dari suatu flip-flop!<br />
b. Tuliskan 2 fungsi dari flip-flop !<br />
c. Sebutkan jenis-jenis flip-flop yang pengaturnya menggunakan jam<br />
(clock)!<br />
d. Gambarkan sebuah flip-flop RS yang tidak menggunakan <strong>dan</strong><br />
disusun dari pintu/gerbang NAND!<br />
e. Apa arti dari Men-Set flip-flop?<br />
l. Test Formatif<br />
I Berilah tanda silang pada jawaban yang paling benar!<br />
1. Flip-flop termasuk golongan/keluarga:<br />
a. Univibrator<br />
b. Astabil Multivibrator<br />
c. Monostabil Multivibrator<br />
d. Bistabil Multivibrator<br />
2. Yang bukan merupakan jenis flip-flop yang diatur dengan clock<br />
adalah:<br />
a. JK FF<br />
b. D FF<br />
c. CRS FF<br />
d. RS FF<br />
3. Daerah terlarang untuk RS FF yang disusun dari pintu NAND<br />
yaitu:<br />
a. S=0 , R=0 c. S=0 , R=0<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A 59
. S=1 , R=0 d. S=1 , R=1<br />
4. Daerah stabil untuk RS FF yang dibangun dari pintu NAND yaitu:<br />
a. S=0 , R=0 c. S=1 , R=0<br />
b. S=1 , R=1 d. S=0 , R=1<br />
5. Yang disebut dengan Me-Reset sebuah FF yaitu dengan membuat<br />
keluaran:<br />
a. Q=1 , Qnot=0 c. Q=0 , Qnot=1<br />
b. Q=1 , Qnot=1 d. Q=0 , Qnot=0<br />
6. Jenis flip-flop yang tidak mempunyai kondisi terlarang adalah:<br />
a. RS FF dari NAND c. JK FF<br />
b. CRS FF d. RS FF dari NOR<br />
7. Daerah terlarang untuk CRS flip-flop adalah:<br />
a. R=1 , S=1 c. R=0 , S=1<br />
b. R=0 , S=0 d. R=1 , S=0<br />
8. Pernyataan berikut merupakan fungsi dari flip-flop, kecuali:<br />
a. Memory<br />
b. Pembangkit pulsa clock<br />
c. Rangkaian penggeser data<br />
d. Rangkaian hitung<br />
9. Jenis IC yang melaksanakan fungsi NAND adalah:<br />
a. 7402 c. 7473<br />
b. 7400 d. 7474<br />
10. Jenis IC yang melaksanakan fungsi JK FF adalah:<br />
a. 7402 c. 7473<br />
b. 7400 d. 7474<br />
II Jawablah pertanyaan berikut dengan tepat, jelas <strong>dan</strong> benar!<br />
1. Gambarkan <strong>dan</strong> buatlah tabel kebenaran dari CRS Flip-flop!<br />
2. Gambarkan <strong>dan</strong> buatlah tabel kebenaran dari JK Flip-flop!<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A 60
m. Kunci Jawaban<br />
1. 1. d 6. c<br />
2. d 7. a<br />
3. a 8. b<br />
4. b 9. b<br />
5. c 10. c<br />
2. Uraian<br />
1. Gambar CRS FF <strong>dan</strong> tabel kebenaran<br />
Tabel kebenaran:<br />
S R Qn +1<br />
0 0 Qn<br />
0 1 0<br />
1 0 1<br />
1 1 terlarang<br />
2. Gambar JK FF <strong>dan</strong> tabel kebenaran<br />
Tabel kebenaran:<br />
J K Qn+1 Keterangan<br />
0 0 Qn Mengingat<br />
0 1 0 Reset<br />
1 0 1 Set<br />
1 1 Qn (strep) Togle<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A 61
n. Lembar Kerja<br />
Judul 1 : RS FF , CRS FF <strong>dan</strong> D FF dengan gerbang-gerbang NAND<br />
ALAT DAN BAHAN<br />
1. IC SN 7400 : 2 buah<br />
2. LED : 2 buah<br />
3. R : 220 Ω : 2 buah<br />
4. Multimeter<br />
5. Catu daya 5 Volt<br />
6. Breadboard<br />
7. Kabel penghubung secukupnya<br />
GAMBAR RANGKAIAN<br />
R-S Flip-flop<br />
C-RS Flip-Flop<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A 62
LANGKAH KERJA<br />
MERAKIT RS FF<br />
D Flip Flop<br />
IC SN 7400<br />
1. Buatlah rangkaian RS FF seperti pada gambar rangkaian diatas.<br />
2. Masukkanlah tegangan +5V pada kaki 14 <strong>dan</strong> ground pada kaki<br />
7.<br />
3. Masukkan input logik pada input-input R <strong>dan</strong> S seperti pada tabel<br />
dibawah ini. Dan masukan hasil pengamatan ini ke dalam tabel I.<br />
TABEL I<br />
INPUT OUTPUT<br />
R S Q Qnot<br />
0 0<br />
0 1<br />
1 1<br />
1 0<br />
1 1<br />
0 0<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A 63
4. Ulangi percobaan ini beberapa kali sampai dapat memahami sifat<br />
<strong>dan</strong> cara kerja rangkaian RS FF.<br />
MERAKIT CLOCK<br />
1. Buatlah C-RS FF seperti pada gambar rangkaian diatas.<br />
2. Masukkanlah tegangan +5V pada kaki 14 <strong>dan</strong> ground pada kaki<br />
7.<br />
3. Masukanlah input logik pada input R, S <strong>dan</strong> Clock seperti pada<br />
tabel II, <strong>dan</strong> kemudian catat keadaan outputnya <strong>dan</strong> masukanlah<br />
hasilnya ke dalam tabel II berikut:<br />
TABEL II<br />
INPUT OUTPUT<br />
R S C Q Qnot<br />
0 0 0<br />
0 0 1<br />
1 0 0<br />
1 0 1<br />
0 1 0<br />
0 1 1<br />
1 1 0<br />
1 1 1<br />
4. Ulangilah percobaan ini beberapa kali sampai dapat memahami<br />
sifat <strong>dan</strong> cara kerja C-RS FF dengan gerbang NAND.<br />
MERAKIT D FF<br />
1. Buatlah rangkaian D FF seperti pada gambar rangkaian diatas.<br />
2. Masukkanlah tegangan +5V pada kaki 14 <strong>dan</strong> ground pada kaki<br />
7.<br />
3. Masukkan input logik pada input D <strong>dan</strong> Clock, lalu amatilah<br />
keadaan outputnya <strong>dan</strong> catatlah hasilnya ke dalam tabel III.<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A 64
TABEL III<br />
INPUT OUTPUT<br />
D Clock Q Qnot<br />
0 0<br />
0 1<br />
1 0<br />
1 1<br />
4. Ulangi percobaan ini beberapa kali sampai dapat memahami sifat<br />
KESIMPULAN<br />
<strong>dan</strong> cara kerja rangkaian D flip-flop dengan gerbang NAND.<br />
Apakah kesimpulan dari percobaan ini?<br />
Judul 2 : JK Flip-Flop <strong>dan</strong> T Flip-Flop<br />
ALAT DAN BAHAN<br />
1. IC SN 7473<br />
2. R : 220 Ω : 2 buah<br />
3. LED : 2 buah<br />
4. Catu Daya 5 Volt<br />
5. Bread Board<br />
6. Kabel Penghubung secukupnya<br />
GAMBAR RANGKAIAN<br />
J-K FF induk Hamba<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A 65
LANGKAH KERJA<br />
JK flip-flop Induk Hamba<br />
T FF Induk hamba<br />
1. Buatlah rangkaian JK FF seperti pada gambar diatas.<br />
2. Masukan tegangan +5 V pada kaki 4 <strong>dan</strong> ground pada kaki 11.<br />
3. Berikan keadaan logik pada input J, K <strong>dan</strong> Clock. Lalu amatilah<br />
keadaan outputnya <strong>dan</strong> catat hasilnya pada tabel I.<br />
4. Ulangi percobaan ini beberapa kali sampai dapat memahami sifat<br />
<strong>dan</strong> cara kerja rangkaian JK FF induk hamba.<br />
INPUT OUTPUT<br />
JA KA ClockA QA QAnot<br />
0 0 0<br />
0 0 1<br />
0 1 0<br />
0 1 1<br />
1 0 0<br />
1 0 1<br />
1 1 0<br />
1 1 1<br />
INPUT OUTPUT<br />
JB KB ClockB QB QBnot<br />
0 0 0<br />
0 0 1<br />
0 1 0<br />
0 1 1<br />
1 0 0<br />
1 0 1<br />
1 1 0<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A 66
1 1 1<br />
T FF Induk Hamba<br />
1. Buatlah rangkaian seperti pada gambar diatas.<br />
2. Masukan tegangan +5 V pada kaki 4 <strong>dan</strong> ground pada kaki 11.<br />
3. Berikan input logik pada input T, lalu amati <strong>dan</strong> catat keadaan<br />
outputnya pada tabel II berikut ini:<br />
TABEL<br />
KESIMPULAN<br />
INPUT OUTPUT<br />
T (Togle) Q Qnot<br />
0<br />
1<br />
0<br />
1<br />
0<br />
1<br />
0<br />
1<br />
Kesimpulan apakah yang diperoleh dari percobaan JK FF <strong>dan</strong> T FF<br />
ini?<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A 67
KEGIATAN BELAJAR 5: REGISTER<br />
a. Tujuan Pemelajaran<br />
1. Dapat menganalisa <strong>dan</strong> menggunakan flip-flop dalam rangkaian<br />
Register<br />
2. Menyebutkan macam-macam register dengan benar<br />
3. Menyebutkan fungsi <strong>dan</strong> kegiatan Register<br />
4. Menggambarkan macam-macam Register<br />
5. Menjelaskan prinsip kerja macam-macam register<br />
b. Uraian Materi<br />
Register adalah sekelompok flip-flop yang dapat dipakai untuk<br />
menyimpan <strong>dan</strong> untuk mengolah informasi dalam bentuk linier.<br />
Ada 2 jenis utama Register yaitu:<br />
1. Storage Register (register penyimpan)<br />
2. Shift Register (register geser)<br />
Register penyimpan (Storage Register) digunakan apabila kita hendak<br />
menyimpan informasi untuk sementara, sebelum informasi itu dibawa<br />
ke tempat lain. Banyaknya kata/bit yang dapat disimpan, tergantung<br />
dari banyaknya flip-flop dalam register.<br />
Satu flip-flop dapat menyimpan satu bit. Bila kita hendak menyimpan<br />
informasi 4 bit maka kita butuhkan 4 flip-flop.<br />
Contoh: Register yang mengingat bilangan duaan (biner): 1101 terbaca<br />
pada keluaran Q.<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A 68
Shift Register adalah suatu register dimana informasi dapat bergeser<br />
(digeserkan). Dalam register geser flip-flop saling dikoneksi, sehingga<br />
isinya dapat digeserkan dari satu flip-flop ke flip-flop yang lain, kekiri<br />
atau kekanan atas perintah denyut lonceng (Clock).<br />
Dalam alat ukur digit, register dipakai untuk mengingat data yang<br />
se<strong>dan</strong>g ditampilkan.<br />
Ada 4 Shift Register yaitu:<br />
1. SISO (Serial Input Serial Output)<br />
Gambar Register SISO yang menggunakan JK FF<br />
Word in (SI)<br />
Clock<br />
Prinsip kerja:<br />
1<br />
2<br />
3<br />
J<br />
CLK<br />
K<br />
FF1<br />
Q<br />
Q<br />
4<br />
5<br />
Q1<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A 69<br />
1<br />
2<br />
3<br />
J<br />
CLK<br />
K<br />
FF2<br />
Informasi/data dimasukan melalui word in <strong>dan</strong> akan dikeluarkan jika<br />
ada denyut lonceng berlalu dari 1 ke 0. Karena jalan keluarnya flip-<br />
flop satu dihubungkan kepada jalan masuk flip-flop berikutnya, maka<br />
informasi didalam register akan digrser ke kanan selama tebing dari<br />
denyut lonceng (Clock).<br />
Tabel Kebenaran (Misal masuknya 1101)<br />
Clock ke Word in Q1 Q2 Q3 Q4<br />
0 0 0 0 0 0<br />
1 1 1 0 0 0<br />
2 0 0 1 0 0<br />
3 1 1 0 1 0<br />
4 1 1 1 0 1<br />
Q<br />
Q<br />
4<br />
5<br />
Q2<br />
1<br />
2<br />
3<br />
J<br />
CLK<br />
K<br />
FF3<br />
Q<br />
Q<br />
4<br />
5<br />
Q3<br />
1<br />
2<br />
3<br />
J<br />
CLK<br />
K<br />
FF4<br />
Q<br />
Q<br />
4<br />
5<br />
Q4
Register geser SISO ada dua macam yaitu:<br />
1. Shift Right Register (SRR)/Register geser kanan<br />
2. Shift Left Register (SLR)/Register geser kiri<br />
3. Shift Control Register dapat berfungsi sebagai SSR maupun SLR<br />
Rangkaian Shift control adalah sebagi berikut:<br />
Geser Kanan<br />
Geser Kiri<br />
Rangkaian ini untuk mengaktifkan geser kanan/kiri yang ditentukan<br />
oleh SC. Jika SC=1, maka akan mengaktifkan SLR. Jika SC=0, maka<br />
akan mengaktifkan SRR. Gambar rangkaian selengkapnya adalah<br />
sebagai berikut:<br />
Serial out<br />
Clock<br />
Serial in<br />
SRR<br />
SC<br />
Keterangan:<br />
1<br />
D Q<br />
3<br />
2<br />
CLK<br />
DFF1<br />
1<br />
D Q<br />
3<br />
2<br />
CLK<br />
DFF2<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A 70<br />
DFF3<br />
Out<br />
1<br />
D Q<br />
3<br />
2<br />
CLK<br />
1<br />
D Q<br />
3<br />
2<br />
CLK<br />
DFF4<br />
Serial out<br />
Serial in<br />
SLR<br />
Jika SC=0,maka input geser kanan akan aktif. Keluaran NAND<br />
diumpamakan ke input DFF1 <strong>dan</strong> setelah denyut lonceng<br />
berlaku (saat tebing depan), maka informasi diteruskan ke<br />
output Q1. Dan output Q1 terhubung langsung keoutput DFF2
erikutnya sehingga dengan proses ini terjadi pergeseran ke<br />
kanan.<br />
TABEL KEBENARAN (jika input 1101)<br />
Clock ke Input Q1 Q2 Q3 Q4<br />
0 0 0 0 0 0<br />
1 1 1 0 0 0<br />
2 1 1 1 0 0<br />
3 0 0 1 1 0<br />
4 1 1 0 1 1<br />
Informasi digit digeser kekanan setiap ada perubahan pulsa<br />
clock tebing atas. Geser kanan berfungsi sebagai operasi<br />
aritmatika yaitu pembagi dua untuk tiap-tiap flip-flop.<br />
Jika SC = 1 , maka akan mengaktifkan input geser kiri. Output<br />
NAND masuk ke input D-FF4 <strong>dan</strong> setelah diberi pulsa clock<br />
informasi dikeluarkan melalui Q4 <strong>dan</strong> keluaran Q4<br />
dihubungkan ke input D-FF3, keluaran D-FF3 dimasukan ke D-<br />
FF berikutnya, sehingga dengan demikian terjadi pergeseran<br />
informasi bit ke arah kiri.<br />
TABEL KEBENARAN (jika input 1101)<br />
Clock ke Input Q1 Q2 Q3 Q4<br />
0 0 0 0 0 0<br />
1 1 0 0 0 1<br />
2 1 0 0 1 1<br />
3 0 0 1 1 0<br />
4 1 1 1 0 1<br />
Register geser kiri berfungsi sebagai operasi aritmatika yaitu<br />
sebagai pengali dua untuk tiap-tiap flip-flop.<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A 71
2. Register Geser SIPO<br />
Adalah register geser dengan masukan data secara serial <strong>dan</strong><br />
keluaran data secara parelel.<br />
Gambar rangkaiannya adalah sebagai berikut: (SIPO menggunakan<br />
D-FF)<br />
Data load<br />
Clock<br />
Read Out<br />
Cara kerja:<br />
1<br />
D Q<br />
3<br />
2<br />
CLK<br />
DFF1<br />
1<br />
D Q<br />
3<br />
2<br />
CLK<br />
1<br />
D Q<br />
3<br />
2<br />
CLK<br />
DFF4<br />
A B<br />
C<br />
D<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A 72<br />
DFF2<br />
1<br />
D Q<br />
3<br />
2<br />
CLK<br />
Masukan-masukan data secara deret akan dikeluarkan oleh D-FF<br />
setelah masukan denyut lonceng dari 0 ke 1. Keluaran<br />
data/informasi serial akan dapat dibaca secara paralel setelah<br />
diberikan satu komando (Read Out). Bila dijalan masuk Read Out<br />
diberi logik 0, maka semua keluaran AND adalah 0 <strong>dan</strong> bila Read Out<br />
diberi logik 1, maka pintu-pintu AND menghubung langsungkan<br />
DFF3<br />
sinyal-sinyal yang ada di Q masing-masing flip-flop.<br />
Contoh: Bila masukan data 1101<br />
TABEL KEBENARANNYA:<br />
Read Out Clock Input Q1 Q2 Q3 Q4 A B C D<br />
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0<br />
0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0<br />
0 2 1 1 1 0 0 0 0 0 0<br />
0 3 0 0 1 1 0 0 0 0 0<br />
0 4 1 1 0 1 1 0 0 0 0<br />
1 1 0 1 1 1 0 1 1
3. Register Geser PIPO<br />
Adalah register geser dengan masukan data secara jajar/paralel <strong>dan</strong><br />
keluaran jajar/paralel.<br />
Gambara rangkaiannya adalah sebagai berikut: (PIPO menggunakan<br />
D-FF)<br />
Reset<br />
Clock<br />
D3<br />
Cara kerja:<br />
DFF2<br />
1<br />
D Q<br />
3<br />
2<br />
CLK<br />
R<br />
QD<br />
DFF2<br />
1<br />
D Q<br />
3<br />
2<br />
CLK<br />
DFF2<br />
1<br />
D Q<br />
3<br />
2<br />
CLK<br />
D2 D1<br />
D0<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A 73<br />
R<br />
QC QB<br />
R<br />
DFF2<br />
1<br />
D Q<br />
3<br />
2<br />
CLK<br />
Sebelum dimasuki data rangkaian direset dulu agar keluaran Q<br />
semuanya 0. Setelah itu data dimasukkan secara paralel pada input<br />
D-FF <strong>dan</strong> data akan diloloskan keluar secara paralel setelah flip-flop<br />
mendapat pulsa clock dari 0 ke 1.<br />
Contoh:<br />
TABEL KEBENARAN:<br />
Clock D1 D2 D3 D4 QD QC QB QA<br />
0 1 1 0 1 0 0 0 0<br />
1 1 1 0 1 1 1 0 1<br />
2 1 0 0 1 1 0 0 1<br />
3 0 0 0 1 0 0 0 1<br />
4. Register geser PISO<br />
Adalah register geser dengan masukan data secara paralel <strong>dan</strong><br />
dikeluarkan secara deret/serial.<br />
Gambar rangkaian register PISO menggunakan D-FF adalah sebagai<br />
berikut:<br />
R<br />
QA
Data<br />
load<br />
Clock<br />
DFF2<br />
1<br />
D Q<br />
3<br />
2<br />
CLK<br />
R<br />
A B<br />
C<br />
D<br />
DFF2<br />
1<br />
D Q<br />
3<br />
2<br />
CLK<br />
R<br />
DFF2<br />
1<br />
D Q<br />
3<br />
2<br />
CLK<br />
Serial<br />
Out<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A 74<br />
R<br />
DFF2<br />
1<br />
D Q<br />
3<br />
2<br />
CLK<br />
Rangkaian diatas merupakan register geser dengan panjang kata 4<br />
bit. Semua jalan masuk clock dihubungkan jajar. Data-data yang ada<br />
di A, B, C, D dimasukkan ke flip-flop secara serempak, apabila<br />
dijalan masuk Data Load diberi logik 1.<br />
Cara Kerja:<br />
Mula-mula jalan masuk Data Load = 0, maka semua pintu NAND<br />
mengeluarkan 1, sehingga jalan masuk set <strong>dan</strong> rerset semuanya<br />
1 berarti bahwa jalan masuk set <strong>dan</strong> reset tidak berpengaruh.<br />
Jika Data Load = 1, maka semua input paralel akan dilewatkan<br />
oleh NAND. Misal jalan masuk A=1, maka pintu NAND 1<br />
mengeluarkan 0 adapun pintu NAND 2 mengeluarkan 1. Dengan<br />
demikian flip-flop diset sehingga menjadi Q=1. Karena flip-flop<br />
yang lainpun dihubungkan dengan cara yang sama, maka mereka<br />
juga mengoper informasi pada saat Data Load diberi logik 1.<br />
Setelah informasi berada didalam register, Data Load diberi logik<br />
0. Informasi akan dapat dikeluarkan dari register dengan cara<br />
memasukkan denyut lonceng, denyut-demi denyut keluar<br />
deret/seri. Untuk keperluan ini jalan masuk D dihubungkan<br />
kepada keluaran Q.<br />
R
Ada juga register yang dapat digunakan sebagai Shift register SISO<br />
maupun PIPO dengan bantuan suatu control sbb:<br />
Data<br />
jajar<br />
Preset<br />
Reset<br />
Input Control = 0, berfungsi sebagai register geser SISO<br />
Input Control = 1, berfungsi sebagai register geser PIPO<br />
Data IC Preset Reset<br />
0 1 1 0<br />
1 1 0 1<br />
0 0 1 1<br />
1 0 1 1<br />
Rangkaian kontrol diatas dapat disimbolkan sbb:<br />
Data Paralel 1<br />
2<br />
Preset<br />
Rangkaian selengkapnya adalah sbb:<br />
4<br />
3<br />
Input Control<br />
Input Control<br />
(IC)<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A 75<br />
5<br />
Reset
Data<br />
Seri<br />
Clock<br />
D3<br />
Catatan:<br />
D<br />
C<br />
P<br />
P<br />
D D<br />
D<br />
Q<br />
Q<br />
C<br />
R<br />
R<br />
P<br />
Q<br />
QD<br />
D2<br />
D<br />
C<br />
C<br />
R<br />
R<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A 76<br />
P<br />
Q<br />
QC<br />
Jika IC=0, maka input yang dimasukan ke D0, D1, D2, D3 tidak<br />
D1<br />
D<br />
C<br />
C<br />
mempengaruhi keadaan output QA, QB, QC, QD tetapi<br />
yang mempengaruhinya adalah data yang dimasukkan ke<br />
input D-FF secara serial, maka pada kondisi ini rangkaian<br />
akan bekerja senagai register geser SISO.<br />
Jika IC=1, maka input yang dimasukkan ke gate D seri tidak akan<br />
c. Rangkuman<br />
mempengaruhi output, tetapi output dipengaruhi oleh<br />
data paralel (D0, D1, D2, D3).<br />
Input dimasukkan secara serempak <strong>dan</strong> keluaran<br />
ditunjukkan secara serempak begitu pulsa clock berguling<br />
dari 1 ke 0, maka pada kondisi ini rangkaian akan bekerja<br />
sebagai registeer geser PIPO.<br />
Karena suatu unit biner adalah memori 1 bit maka susunan n buah flip-<br />
flop dapat menyimpan kata n bit. Susunan ini dinamakan Register.<br />
Untuk memungkinkan pembacaan data yang berurutan, maka keluaran<br />
dari flip-flop yang satu dihubungkan dengan masukan dari flip-flop<br />
R<br />
R<br />
P<br />
P<br />
Q<br />
Q<br />
QB<br />
D0<br />
D<br />
C<br />
D<br />
C<br />
R<br />
R<br />
P<br />
P<br />
Q<br />
Q<br />
QA<br />
IC
erikutnya. Konfigurasi seperti ini yang disebut dengan register geser.<br />
Masing-masing flip-flop banyak menggunakan JK-FF <strong>dan</strong> D-FF.<br />
Perhatikan pada uraian materi diatas bahwa tahapan yang harus<br />
menyimpan bit paling berarti adalah MSB (Most Significant Bit). Bit<br />
paling tidak berarti adalah LSB (List Significant Bit) yang berada pada bit<br />
disebelah paling kanan.<br />
Macam-macam register yang digunakan adalah berdasarkan fungsinya<br />
yaitu meliputi:<br />
1. Register SISO yaitu merupakan register yang masukan datanya seri<br />
<strong>dan</strong> keluar secara seri. Penerapan Register ini yaitu untuk Register<br />
geser kanan, geser kiri. Beberapa jenis register yang banyak<br />
dipasaran dilengkapi dengan gerbang-gerbang yang memungkinkan<br />
pemindahan data dari kanan ke kiri atau sebaliknya. Suatu<br />
penerapan untuk operasi-operasi ini adalah dalam perkalian <strong>dan</strong><br />
pembagian oleh angka kelipatan 2<br />
2. Register SIPO yaitu merupakan register yang masukan datanya<br />
secara seri <strong>dan</strong> keluar secara paralel. Flip-flop yang telah dijelaskan<br />
diatas dapat dikosongkan isinya dengan memberi bit 0 pada Clear<br />
sehingga semua keluaran Q1, Q2, Q3 <strong>dan</strong> Q4 = 0, setelah clear<br />
diberi logik 1, clock diberikan, data dimasukan misalnya 1101 maka<br />
data yang tak berarti akan tersimpan pada FF4 = 1, berturut-turut<br />
menuju ke kiri (data yang paling berarti) FF3 akan tersimpan logik 0,<br />
FF2 = logik 1 <strong>dan</strong> FF1=logik 1<br />
3. Register PISO yaitu merupakan register yang masukan datanya<br />
secara paralel <strong>dan</strong> keluarannya secara seri.<br />
Dalam kasus yang dijelaskan diatas flip-flop yang dipasang adalah<br />
FF1, FF2, FF3, FF4 <strong>dan</strong> data yang dimasukkan adalah 1101 maka<br />
data yang tersimpan itu selanjutnya dapat dibaca secara serial pada<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A 77
FF yang paling kanan dengan menggunakan 4 pulsa clock. Sistem ini<br />
merupakan suatu konverter paralel ke serial.<br />
4. Register PIPO yaitu data dimasukkan seperti dijelaskan diatas secara<br />
paralel <strong>dan</strong> kemudian akan digeserkan secara paralel pada<br />
keluarannya. Dan masing-masing flip-flop hanya digunakan sebagai<br />
suatu memori.<br />
Salah satu penerapan yang penting dari register adalah penggunaanya<br />
sebagai pembangkit barisan biner. Sistem ini juga disebut pembangkit<br />
kata, kode atau huruf.<br />
Suatu register geser juga dapat dipakai untuk menimbulkan penundaan<br />
waktu ∆ dalam suatu sistem. Jadi suatu deretan pulsa masuk akan<br />
muncul pada keluaran suatu register n tahapan dengan penundaan<br />
waktu selama ∆=(n-1)T<br />
Disamping itu register geser juga dapat digunakan sebagai Ring Counter<br />
(pencacah sim vol). Jadi suatu pencacah sim vol mempunyai fungsi<br />
serupa dengan sebuah saklar Steping (Stepping Switch), karena setiap<br />
pulsa penggeser memajukan saklar itu sejauh satu langkah.<br />
d. Tugas<br />
1. Apa yang dimaksud dengan register?<br />
2. Ada berapa jenis register, sebutkan!<br />
3. Gambarkan rangkaian register SISO 4 bit menggunakan JK FF <strong>dan</strong> D<br />
FF serta jelaskan cara kerja masing-masing!<br />
4. Gambarkan rangkaian register geser SRR <strong>dan</strong> SLR menggunakan<br />
Shift Control!<br />
5. Kenapa dalam register SIPO dalam membaca keluaran paralel, input<br />
Read Out diberi logik 1?<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A 78
e. Tes Formatif<br />
1. Sebutkan 5 fungsi dari Register?<br />
2. Apakah fungsi Clear pada Register?<br />
3. Lengkapilah tabel kebenaran berikut ini jika Shift Register tersebut<br />
mempunyai output 8 bit secara SIPO, dimana Q8 merupakan LSB!<br />
Clock Data input Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8<br />
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0<br />
1 1<br />
2 1<br />
3 1<br />
4 1<br />
5 1<br />
6 1<br />
7 1<br />
8 1<br />
4. Gambarkan SIPO Shift Register tersebut diatas secara blok<br />
diagram?<br />
f. Kunci Jawaban<br />
1. Lima fungsi dari Register yaitu untuk:<br />
a. Memmory (menyimpan data)<br />
b. Penggeser data dari input seri ke output paralel<br />
c. Penggeser data kekanan (SRR) <strong>dan</strong> kekiri (SLR)<br />
d. Pembangkit barisan biner (sequence generator)<br />
e. Saluran penunda <strong>digital</strong><br />
2. Fungsi clear pada register untuk membersihkan data yang ada pada<br />
flip-flop (membersihkan memory) supaya sebelum data dimasukan<br />
output flip-flop semua dalam kondisi 0.<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A 79
3. Tabel Kebenaran<br />
Clock Data input Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8<br />
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0<br />
1 1 1 0 0 0 0 0 0 0<br />
2 1 1 1 0 0 0 0 0 0<br />
3 1 1 1 1 0 0 0 0 0<br />
4 1 1 1 1 1 0 0 0 0<br />
5 1 1 1 1 1 1 0 0 0<br />
6 1 1 1 1 1 1 1 0 0<br />
7 1 1 1 1 1 1 1 1 0<br />
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1<br />
4. Blok diagram SIPO untuk tabel diatas<br />
11111111<br />
Serial Input<br />
Clk<br />
g. Lembar Kerja<br />
Judul : Register<br />
BAHAN KERJA<br />
Clear<br />
Q1 MSB<br />
Q2<br />
Q3<br />
Q4<br />
Q5<br />
Q8 LSB<br />
1. IC SN 7473 (dual JK FF with clear) 2 buah<br />
2. IC SN 7400 (quadraple Z inputs NAND gate) 1 buah<br />
3. IC SN 7474 (dual DFF with Preset <strong>dan</strong> Clear) 2 buah<br />
4. IC SN 7495 (4 bit SRR or SLR) 1 buah<br />
5. IC SN 74164 (8 bit SIPO Shift Register) 1 buah<br />
6. Indikator (LED) 8 buah<br />
7. Rangkaian Clock<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A 80<br />
Q6<br />
Q7
ALAT KERJA<br />
1. Papan percobaan<br />
2. Kabel penghubung<br />
3. Catu daya + 5 volt DC<br />
4. Multimeter<br />
KESELAMATAN KERJA<br />
1. Selalu berhati-hati dalam membuat rangkaian.<br />
2. Meneliti terlebih dahulu sebelum melakukan percobaan.<br />
3. Menggunakan catu daya yang sesuai untuk setiap percobaan.<br />
4. Menanyakan kepada instruktur bila mengalami kesulitan.<br />
PETUNJUK UMUM<br />
1. Menyiapkan alat <strong>dan</strong> bahan yang diperlukan.<br />
2. Membuat rangkaian seperti pada gambar percobaan.<br />
3. Bila dalam merangkai telah baik <strong>dan</strong> benar, laporkan kepada<br />
instruktur.<br />
4. Menyalakan catu daya.<br />
5. Memberikan keadaan logik seperti pada tabel.<br />
6. Memperhatikan <strong>dan</strong> mencatat hasilnya (outputnya).<br />
7. Melakukan percobaan sampai 2 atau 3 kali.<br />
8. Bila telah selesai melakukan percobaan mematikan catu daya.<br />
9. Mengembalikan alat <strong>dan</strong> bahan ke tempat semula.<br />
10. Membersihkan ruangan tempat percobaan.<br />
LANGKAH KERJA<br />
A. Percobaan I (SRR menggunakan JK FF).<br />
Rangkaian gambar berikut:<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A 81
Word in (SI)<br />
Clock<br />
Clear<br />
1<br />
2<br />
3<br />
J<br />
CLK<br />
K<br />
FF1<br />
Q<br />
Q<br />
4<br />
5<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A 82<br />
Q1<br />
1<br />
2<br />
3<br />
J<br />
CLK<br />
K<br />
Bit-bit dimasukkan ke Word in (masukkan kata). Sebelum pulsa clock<br />
diberikan, FF direset terlebih dahulu dengan cara memberikan logik<br />
0 ke pin Clear. Masukkan data dengan memberikan pulsa clock<br />
sesuai tabel berikut:<br />
Word in Clock QA QB QC QD<br />
0<br />
1<br />
1<br />
0<br />
1<br />
FF2<br />
B. Percobaan II (SRR menggunakan D FF)<br />
Buatlah rangkaian berikut:<br />
Word in (SI)<br />
Clock<br />
Clear<br />
1<br />
2<br />
3<br />
J<br />
CLK<br />
K<br />
FF1<br />
Q<br />
Q<br />
4<br />
5<br />
Q1<br />
1<br />
2<br />
3<br />
J<br />
CLK<br />
K<br />
FF2<br />
Bit-bit dimasukkan ke input D FF-I. Sebelum pulsa clock diberikan,<br />
FF direset terlebih dahulu. Berikan data input <strong>dan</strong> catat outputnya<br />
dalam tabel berikut:<br />
Q<br />
Q<br />
Q<br />
Q<br />
4<br />
5<br />
4<br />
5<br />
Q2<br />
Q2<br />
1<br />
2<br />
3<br />
1<br />
2<br />
3<br />
J<br />
CLK<br />
K<br />
J<br />
CLK<br />
K<br />
FF3<br />
FF3<br />
Q<br />
Q<br />
Q<br />
Q<br />
4<br />
5<br />
4<br />
5<br />
Q3<br />
Q3<br />
1<br />
2<br />
3<br />
1<br />
2<br />
3<br />
J<br />
J<br />
CLK<br />
K<br />
CLK<br />
K<br />
FF4<br />
FF4<br />
Q<br />
Q<br />
Q<br />
Q<br />
4<br />
5<br />
4<br />
5<br />
Q4<br />
Q4
Input Clock<br />
0<br />
1<br />
1<br />
0<br />
1<br />
Output<br />
QA QB QC QD<br />
C. Percobaan III (Register PIPO menggunakan D FF)<br />
Buat rangkaian berikut:<br />
Reset<br />
Clock<br />
DFF2<br />
1<br />
D Q<br />
3<br />
2<br />
CLK<br />
R<br />
QD<br />
DFF2<br />
1<br />
D Q<br />
3<br />
2<br />
CLK<br />
D3 D2 D1<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A 83<br />
R<br />
QC<br />
DFF2<br />
1<br />
D Q<br />
3<br />
2<br />
CLK<br />
R<br />
QB<br />
D0<br />
DFF2<br />
1<br />
D Q<br />
3<br />
2<br />
CLK<br />
Bit-bit dimasukkan pada input D0, D1, D2, D3. Sebelum pulsa clock<br />
dimasukkan, resetlah terlebih dahulu. Masukkan data <strong>dan</strong> catat<br />
outputnya dalam tabel berikut:<br />
Clock<br />
PARALEL IN PARALEL OUT<br />
D0 D1 D2 D3 Q<br />
A<br />
Q<br />
B<br />
Q<br />
C<br />
QD<br />
0 0 0 1<br />
0 1 0 1<br />
1 1 0 1<br />
1 0 0 1<br />
D. Percobaan IV (SRR menggunakan IC SN 7495)<br />
Buatlah rangkaian berikut:<br />
Mode Control<br />
Serial In<br />
Clock<br />
6<br />
1<br />
9<br />
MODE<br />
SER<br />
CLK1<br />
QA<br />
QB<br />
QC<br />
QD<br />
7495<br />
13<br />
12<br />
11<br />
10<br />
R<br />
QA
Terminal mode control diberikan kondisi “0”. Bit-bit dimasukkan ke<br />
terminal serial input. Masukkan data <strong>dan</strong> catat outputnya dalam<br />
tabel berikut:<br />
Serial<br />
In<br />
1<br />
1<br />
0<br />
1<br />
Clock 1<br />
Output<br />
QA QB QC QD<br />
E. Percobaan V (SLR menggunakan IC SN 7495)<br />
Buatlah rangkaian berikut:<br />
Mode Control<br />
Clock 2<br />
Serial In<br />
6<br />
8<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
MODE<br />
CLK2<br />
A QA<br />
B QB<br />
C QC<br />
D QD<br />
7495<br />
13<br />
12<br />
11<br />
10<br />
Terminal mode control diberikan kondisi “1”, pulsa clock diberikan<br />
pada terminal clock 2. Bit-bit dimasukkan melalui input D. Masukkan<br />
data <strong>dan</strong> catat outputnya dalam tabel berikut:<br />
Input D Clock 2 QA QB QC QD<br />
1<br />
1<br />
0<br />
1<br />
F. Percobaan VI (SRR menggunakan IC SN 74164)<br />
Buatlah rangkaian berikut:<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A 84
Serial In<br />
Clock<br />
1<br />
2<br />
8<br />
U15<br />
3<br />
QA<br />
4<br />
QB<br />
5<br />
A QC<br />
6<br />
QD<br />
10<br />
B QE<br />
11<br />
QF<br />
12<br />
CLKQG<br />
13<br />
QH<br />
CLR<br />
9<br />
Reset<br />
74164<br />
Bit-bit dimasukkan melalui terminal input 1 atau 2, Clock dimasukkan<br />
melalui pin 8 <strong>dan</strong> reset melalui pin 9. Sebelum data dimasukkan<br />
resetlah terlebih dahulu. Masukkan data <strong>dan</strong> catat outputnya dalam<br />
tabel berikut:<br />
Input Clock QA QB QC QD QE QF QG QH<br />
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0<br />
1<br />
0<br />
0<br />
0<br />
0<br />
0<br />
0<br />
0<br />
Simpulkan dari masing-masing percobaan!<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A 85
KEGIATAN BELAJAR 6: COUNTER<br />
a. Tujuan Pemelajaran<br />
1. Menyebutkan jenis-jenis Counter dengan benar.<br />
2. Menyebutkan karakteristik penting dari pencacah.<br />
3. Menentukan langkah-langkah dalam merancang suatu pencacah.<br />
4. Menjelaskan prinsip kerja pencacah sinkron <strong>dan</strong> tak sinkron sebagai<br />
pencacah maju (Up Counter).<br />
5. Menjelaskan prinsip kerja pencacah sinkron <strong>dan</strong> tak sinkron sebagai<br />
pencacah mundur (Down Counter).<br />
6. Menentukan pencacah sinkron <strong>dan</strong> tak sinkron sebagai pencacah<br />
yang dapat berhenti sendiri (Self Stopping) <strong>dan</strong> pencacah yang<br />
dapat berjalan terus (Free Running).<br />
7. Menentukan batas hitungan (Modulo) pencacah sinkron <strong>dan</strong> tak<br />
sinkron untuk batas hitungan tertentu.<br />
8. Menentukan pencacah sinkron <strong>dan</strong> tak sinkron sebagai pencacah<br />
maju <strong>dan</strong> mundur (Up-Down Counter).<br />
b. Uraian Materi<br />
Counters (pencacah) adalah alat/rangkaian <strong>digital</strong> yang berfungsi<br />
menghitung/mencacah banyaknya pulsa cIock atau juga berfungsi<br />
sebagai pembagi frekuensi, pembangkit kode biner, Gray.<br />
Ada 2 jenis pencacah yaitu:<br />
1. Pencacah sinkron (syncronuous counters) atau pencacah jajar.<br />
2. Pencacah tak sinkron (asyncronuous counters) yang ka<strong>dan</strong>g-ka<strong>dan</strong>g<br />
disebut juga pencacah deret (series counters) atau pencacah kerut<br />
(rippIe counters).<br />
Karakteristik penting daripada pencacah adalah:<br />
1. Kerjanya sinkron atau tak sinkron.<br />
2. mencacah maju atau mundur.<br />
3. sampai beberapa banyak ia dapat mencacah (modulo pencacah).<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A 86
4. Dapat berjalan terus (free running) ataukah dapat berhenti sendiri<br />
(seIf stopping)<br />
Langkah-Langkah dalam merancang pencacah adalah menentukan:<br />
1. Karakteristik pencacah (tersebut diatas).<br />
2. Jenis flip-flop yang diperlukan/digunakan (D-FF, JK FF atau RS-FF).<br />
3. Prasyarat perubahan logikanya (dari flip-flop yang digunakan).<br />
a) Pencacah Tak Sinkron<br />
Dianamai pencacah tak sinkron (asynkronuous counters) atau ripple<br />
through counters, sebab flip-flop nya bergulingan secara tak<br />
serempak tetapi secara berurutan. Hal ini disebabkan karena hanya<br />
flip-flop yang paling ujung saja yang dikendalikan oleh sinyal clock<br />
untuk flip-flop lainnya diambilkan dari masing-masing flip-flop<br />
sebelumnya. Banyaknya denyut yang dimasukkan diterjemahkan<br />
oleh flip-flop kedalam bentuk biner. Itulah sebabnya pencacah tak<br />
sinkron disebut juga pencacah biner. Pada pencacah tak sinkron<br />
penundaan adalah sama dengan penundaan-penundaan flip-flop<br />
dijumlahkan.<br />
Ada dua macam pencacah yaitu pencacah sinkron <strong>dan</strong> asinkron.<br />
Pencacah sinkron terdiri dari 4 macam yaitu:<br />
1) Pencacah maju sinkron yang berjalan terus (Free Running).<br />
2) Pencacah maju sinkron yang dapat berhenti sendiri (Self<br />
Stopping).<br />
3) Pencacah mundur sinkron.<br />
4) Pencacah maju <strong>dan</strong> mundur sinkron (Up-down Counter).<br />
Pencacah tak sinkron terdiri dari 4 macam yaitu:<br />
1) Pencacah maju taksinkron yang berjalan terus (Free Running).<br />
2) Pencacah maju taksinkron yang dapat berhenti sendiri (Self<br />
Stopping).<br />
3) Pencacah mundur tak sinkron.<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A 87
4) Pencacah maju <strong>dan</strong> mundur tak sinkron (Up-down Counter).<br />
Macam-macam penggunaan pencacah:<br />
1) Penggunaan pencacah dalam teknologi industri. Dalam hal ini<br />
pencacah dioperasikan untuk menghitung obyek (barang<br />
produksi) dengan tujuan untuk mencapai kecepatan <strong>dan</strong><br />
kecermatan penghitungan.<br />
2) Digunakan sebagai pembagi frekuensi.<br />
3) Untuk mengukur besarnya frekuensi.<br />
4) Untuk mengukur waktu interval anta dua pulsa.<br />
5) Untuk mengukur jarak.<br />
6) Untuk mengukur kecepatan.<br />
7) Penggunaan dalam <strong>digital</strong> <strong>komputer</strong>.<br />
8) Untuk mengubah sinyal analog menjadi <strong>digital</strong> (Analog to Digital<br />
Converterrs/ADC) maupun untuk mengubah sinyal <strong>digital</strong> ke<br />
analog (Digital to Analog Converter/DAC).<br />
1) Pencacah maju tak sinkron<br />
Dasar dari pencacah ini adalah JK-FF yang dioperasikan sebagai<br />
T-FF (JK-FF dalam kondisi toggle) yaitu dimana kedua input J <strong>dan</strong><br />
K diberi nilai logika “1”. Dan dalam keadaan demikian JK-FF akan<br />
berfungsi sebagai pembagi dua. Atau dengan kata lain, frekuensi<br />
output JK-FF tersebut sama dengan setengah frekuensi clock<br />
yang diberikan.<br />
Rumus frekuensi output flip-flop dalam kondisi ini adalah:<br />
F output = 1/2 n x F in<br />
Frekuensiinput<br />
pulsa clock<br />
= n<br />
2<br />
(n = banyaknya toggle flip-flop yang dipakai)<br />
Rangkaian berikut merupakan pencacah maju tak sinkron yang<br />
menggunakan 4 buah JK-FF:<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A 88
1<br />
2<br />
3<br />
J<br />
CLK<br />
Q<br />
K<br />
A<br />
Q<br />
4<br />
5<br />
QA(LSB)<br />
1<br />
2<br />
3<br />
J<br />
CLK<br />
Q<br />
K<br />
B<br />
Q<br />
4<br />
5<br />
QD(MSB)<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A 89<br />
QB<br />
1<br />
2<br />
3<br />
J<br />
CLK<br />
K<br />
C<br />
Q<br />
4<br />
5<br />
QC<br />
1<br />
2<br />
3<br />
J<br />
CLK<br />
Q<br />
K<br />
D<br />
Q<br />
Cara kerja rangkaian diatas adalah sebagai berikut:<br />
(a) Output flip-flop yang pertama (QA) akan berguling (menjadi 0<br />
atau 1) setiap pulsa clock pada sisi negatif/trailing edge atau<br />
dari kondisi 1 ke 0.<br />
(b) Output flip-flop yang lainnya akan berguling bila <strong>dan</strong> hanya<br />
bila output flip-flop sebelumnya berganti kondisi dari 1 ke 0<br />
(sisi negatif/trailing edge) juga.<br />
Diagram waktu/timing diagram rangkaian tersebut adalah<br />
sebagai berikut:<br />
Clock<br />
QA<br />
QB<br />
QC<br />
QD<br />
Dari diagram waktu diatas dapat dilihat dengan jelas bahwa QA<br />
berguling setiap kali pulsa clock pada sisi negatifnya. QB<br />
berguling setiap kali sisi negatif dari QA. QC berguling setiap kali<br />
sisi negatif dari QB <strong>dan</strong> QD bergulingan setiap kali sisi negatif dari<br />
QC.<br />
Dan karena masing-masing flip-flop berfungsi sebagai pembagi<br />
dua, maka frekuensi masing-masing outpunya adalah:<br />
QA = ½ frekuensi sinyal clock.<br />
QB = ½ frekuensi QA = ¼ frekuensi sinyal clock.<br />
Q<br />
4<br />
5
QC = ½ frekuensi QB = 1/8 frekuensi sinyal clock.<br />
QD = ½ frekuensi QC = 1/16 frekuensi sinyal clock.<br />
Dengan demikian didapat suatu pembagi 2 n = 16 (n = banyaknya<br />
flip-flop), yaitu dengan melihat frekuensi output flip-flop terakhir.<br />
Dari diagram waktu diatas dapat dibuat tabel kebenaran sebagai<br />
berikut:<br />
Clock<br />
0<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
QD QC QB QA<br />
MSB LSB<br />
0 0 0 0<br />
0 0 0 1<br />
0 0 1 0<br />
0 0 1 1<br />
0 1 0 0<br />
0 1 0 1<br />
0 1 1 0<br />
0 1 1 1<br />
1 0 0 0<br />
1 0 0 1<br />
1 0 1 0<br />
1 0 1 1<br />
1 1 0 0<br />
1 1 0 1<br />
1 1 1 0<br />
1 1 1 1<br />
Desimal<br />
Pecacah diatas dapat mencacah dari bilangan buner 0000 sampai<br />
dengan 1111 (dari 0 sampai 15 desimal). Pencacah tersebut<br />
merupkan pencacah 16 modulus (modulo 16 counters).<br />
2) Pencacah mundur tak sinkron<br />
Dari pencacah maju dapat kita buat menjadi pencacah mundur<br />
dengan cara yang dibaca bukan keluaran Q melainkan keluaran<br />
Qnot atau dengan cara output Qnot sebagai masukan clock<br />
pada flip-flop berikutnya. Gambar rangkaiannya adalah sebagai<br />
berikut:<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A 90<br />
0<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15
Clock<br />
Clock<br />
1<br />
2<br />
3<br />
1<br />
2<br />
3<br />
J Q<br />
CLK<br />
K<br />
A<br />
Q<br />
J Q<br />
CLK<br />
K<br />
A<br />
Q<br />
4<br />
5<br />
4<br />
5<br />
QA(LSB)<br />
QA(LSB)<br />
1<br />
2<br />
3<br />
1<br />
2<br />
3<br />
J Q<br />
CLK<br />
K<br />
B<br />
Q<br />
J Q<br />
CLK<br />
K<br />
B<br />
Q<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A 91<br />
4<br />
5<br />
4<br />
5<br />
QB<br />
QB<br />
1<br />
2<br />
3<br />
Atau<br />
1<br />
2<br />
3<br />
J Q<br />
CLK<br />
K<br />
C<br />
Q<br />
J Q<br />
CLK<br />
K<br />
C<br />
Q<br />
4<br />
5<br />
4<br />
5<br />
QC<br />
QC<br />
1<br />
2<br />
3<br />
1<br />
2<br />
3<br />
J Q<br />
CLK<br />
K<br />
D<br />
Q<br />
J Q<br />
CLK<br />
K<br />
D<br />
Q<br />
4<br />
5<br />
4<br />
5<br />
QD(MSB)<br />
QD(MSB)<br />
Diagram waktu/timing diagram dari rangkaian tersebut adalah<br />
sebagai berikut:<br />
Clock<br />
QA<br />
QB<br />
QC<br />
QD<br />
Selanjutnya dari diagram waktu tersebut dapat dibuat tabel<br />
kebenaran seperti berikut:<br />
Clock QD QC QB QA Desimal<br />
0 1 1 1 1 15<br />
1 1 1 1 0 14<br />
2 1 1 0 1 13<br />
3 1 1 0 0 12<br />
4 1 0 1 1 11<br />
5 1 0 1 0 10<br />
6 1 0 0 1 9<br />
7 1 0 0 0 8<br />
8 0 1 1 1 7<br />
9 0 1 1 0 6<br />
10 0 1 0 1 5
Clock QD QC QB QA Desimal<br />
11 0 1 0 0 4<br />
12 0 0 1 1 3<br />
13 0 0 1 0 2<br />
14 0 0 0 1 1<br />
15 0 0 0 0 0<br />
16 1 1 1 1 15<br />
Pecacah diatas dapat mencacah mundur dari bilangan biner 1111<br />
sampai dengan 0000 (atau 15 s/d 0 dasan).<br />
Selain dengan cara trsebut diatas untuk merancang pencacah<br />
dapat dilakukan pula dengan bantuan Peta Karnaugh<br />
(KARNAUGH MAP) <strong>dan</strong> prasyarat perubahan logic dari flip-flop<br />
yang digunakan.<br />
(a) RS FLIP-FLOP<br />
S<br />
CLK<br />
R<br />
Clear<br />
Preset<br />
Q<br />
Q<br />
RS-FF<br />
TRUTH TABLE<br />
R S Q<br />
0 0 Qn<br />
0 1 1<br />
1 0 0<br />
1 1 .<br />
. = indeterminate x = don’t care<br />
Clear = 0 , Q = 0<br />
Preset = 0 , Q = 1<br />
EXCITATION<br />
TABLE<br />
R S Qn Qn+1<br />
X 0 0 0<br />
0 1 0 1<br />
1 0 1 0<br />
1 1 1 1<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A 92
(b) J-K FLIP-FLOP<br />
J<br />
CLK<br />
K<br />
Clear<br />
Preset<br />
Q<br />
Q<br />
JK-FF<br />
TRUTH TABLE<br />
tn tn+1<br />
J K Q<br />
0 0 Qn<br />
0 1 0<br />
1 0 1<br />
1 1 Qn<br />
3) Pencacah Maju Tak Sinkron<br />
(a) Pecacah Tak Sinkron Modulo 8<br />
Misal kita merencanakan pencacah maju tak sinkron modulo 8<br />
<strong>dan</strong> yang digunakan adalah JK Flip-flop. Jadi memerlukan 3<br />
buah FF.<br />
EXCITATIAN TABLE<br />
Qn Qn+1 J K<br />
0 0 0 x<br />
0 1 1 x<br />
1 0 x 1<br />
1 1 x 0<br />
X=don’tcare<br />
Pulsa Output FFC FFB FFA<br />
ke C B A JC KC JB KB JA KA<br />
0 0 0 0 X X X X 1 X<br />
1 0 0 1 X X 1 X X 1<br />
2 0 1 0 X X X X 1 X<br />
3 0 1 1 1 X X 1 X 1<br />
4 1 0 0 X X X X 1 X<br />
5 1 0 1 X X 1 X X 1<br />
6 1 1 0 X X X X 1 X<br />
7 1 1 1 X 1 X 1 X 1<br />
8 0 0 0 X X X X X X<br />
9 0 0 1 X X X X X X<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A 93
C\BA 00 01 10 11 C\BA 00 01 10 11<br />
0 1 x x 1<br />
0 x 1 x<br />
1 1 x x 1<br />
1 x x 1 X<br />
JA = 1<br />
KB = 1<br />
C\BA 00 01 10 11C\BA<br />
00 01 10 11<br />
0 x 1 X X 0 1 1 x<br />
1 x 1 x X 1 x 1 1 X<br />
JB = 1<br />
KA = 1<br />
C\BA 00 01 10 11C\BA<br />
00 01 10 11<br />
0 x X 1 X 0 1 X x<br />
1 x x 1 X 1 x 1 1 X<br />
JC = 1<br />
KC = 1<br />
Realisasi rangkaiannya adalah sebagai berikut:<br />
Jadi: JA=JB=JC=KA=KB=KC = 1<br />
Clock<br />
1<br />
2<br />
3<br />
J<br />
CLK<br />
Q<br />
K Q<br />
JKFFA<br />
4<br />
5<br />
A<br />
1<br />
2<br />
3<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A 94<br />
J<br />
CLK<br />
K<br />
Q<br />
Q<br />
JKFFB<br />
4<br />
5<br />
B<br />
1<br />
2<br />
3<br />
J<br />
CLK<br />
K<br />
Q<br />
Q<br />
JKFFC<br />
(b) Pencacah 8421 BCD (Dekade Counters) tak sinkron<br />
Pul<br />
sa<br />
ke<br />
Output FFD FFC FFB FFA<br />
D C B A JD KD JC KC JB KB JA KA<br />
Clear<br />
0 0 0 0 0 X X X X X X 1 X 1<br />
1 0 0 0 1 X X X X 1 X X 1 1<br />
2 0 0 1 0 X X X X X X 1 X 1<br />
3 0 0 1 1 X X 1 X X 1 X 1 1<br />
4 0 1 0 0 X X X X X X 1 X 1<br />
5 0 1 0 1 X X X X 1 X X 1 1<br />
6 0 1 1 0 X X X X X X 1 X 1<br />
7 0 1 1 1 1 X X 1 X 1 X 1 1<br />
8 1 0 0 0 X X X X X X 1 X 1<br />
9 1 0 0 1 X X X X 1 X X 1 1<br />
10 1 0 1 0 X X X X X X X X 0<br />
11 0 0 0 0 X X X X X X X X X<br />
12 0 0 0 1 X X X X X X X X X<br />
13 0 0 1 0 X X X X X X X X X<br />
14 0 0 1 1 X X X X X X X X X<br />
JA=KA=JB=KB=JC=KC=JD=KD = 1<br />
4<br />
5<br />
C
Clear = B + D<br />
BA<br />
DC<br />
00 01 10 11<br />
00 1 1 1 1<br />
01 1 1 1 1<br />
10 x x X X<br />
11 1 1 X 0<br />
Realisasi rangkaian<br />
Clock<br />
1<br />
2<br />
3<br />
J<br />
Q<br />
4<br />
CLK<br />
K Q<br />
5<br />
JKFFA<br />
A<br />
1<br />
2<br />
3<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A 95<br />
J<br />
CLK<br />
K<br />
Q<br />
Q<br />
JKFFB<br />
4<br />
5<br />
B<br />
1<br />
2<br />
3<br />
J<br />
CLK<br />
K<br />
Q<br />
Q<br />
JKFFC<br />
4<br />
5<br />
C<br />
1<br />
2<br />
3<br />
J<br />
CLK<br />
K<br />
Q<br />
Q<br />
JKFFC<br />
Pencacah diatas merupakan pencacah tak sinkron dengan<br />
modulo tertentu <strong>dan</strong> merupakan pencacah yang berjalan<br />
terus (Free Running) karena setelah hitungan yang<br />
dikehendaki terlampaui, pencacah tersebut mulai mencacah<br />
lagi dari awal.<br />
(c) Pencacah maju tak sinkron dapat berhenti sendiri (Self<br />
Stopping)<br />
(1) Berhenti pada 11 (3)<br />
Pulsa Output FFB FFA<br />
ke B A JB KB JA KA<br />
0 0 0 X X 1 X<br />
1 0 1 1 X X 1<br />
2 1 0 X X 1 X<br />
3 1 1 X 0 X 0<br />
4 1 1 . . . .<br />
5 1 1 . . . .<br />
4<br />
5
KA = B<br />
B<br />
A<br />
KB = 0<br />
B<br />
0 1<br />
0 x 1<br />
1 x 0<br />
A<br />
0 1<br />
0 x 1<br />
1 x 0<br />
Realisasi rangkaiannya adalah sebagai berikut:<br />
Clock<br />
1<br />
2<br />
3<br />
J<br />
CLK<br />
K<br />
JKFFA<br />
(2) Berhenti pada 110 (6)<br />
Q<br />
Q<br />
4<br />
5<br />
A<br />
K Q<br />
JKFFB<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A 96<br />
1<br />
2<br />
3<br />
J<br />
CLK<br />
Q<br />
4<br />
5<br />
Pulsa Output FFC FFB FFA<br />
ke C B A JC KC JB KB JA KA<br />
0 0 0 0 X X X X 1 X<br />
1 0 0 1 X X 1 X X 1<br />
2 0 1 0 X X X X 1 X<br />
3 0 1 1 1 X X 1 X 1<br />
4 1 0 0 X X X X 1 X<br />
5 1 0 1 X X 1 X X 1<br />
6 1 1 0 X X X X 0 X<br />
7 1 1 0 X X X X X X<br />
KA=JB=JC=KB=KC = 1<br />
C<br />
Jadi:<br />
BA<br />
00 01 10 11<br />
0 1 x X 1<br />
1 1 X X 0<br />
JB=JC=KA=KB=KC =1<br />
Jadi:<br />
JA = JB = 1<br />
KA = Bnot<br />
KB = 0<br />
B
Realisasi Rangkaian:<br />
Clock<br />
1<br />
2<br />
3<br />
J Q<br />
CLK<br />
K Q<br />
JKFFA<br />
4<br />
5<br />
A B<br />
C<br />
1<br />
J Q<br />
4<br />
2<br />
CLK<br />
3<br />
K Q<br />
5<br />
JKFFB<br />
4) Pencacah Mundur Tak Sinkron<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A 97<br />
1<br />
2<br />
3<br />
J Q<br />
CLK<br />
K Q<br />
Dari pencacah maju tak sinkron kita dapat berubah/beralih ke<br />
pencacah mundur dengan jalan tidak membaca keluaran Q,<br />
melainkan membaca keluaran Qnot. Atau dengan memindahkan<br />
input pulsa clock yang mula-mula dari Q dipindahkan ke Qnot,<br />
JKFFC<br />
dimana pembacaan keluaran tetap pada Q.<br />
Gambar rangkaian:<br />
Clock<br />
Clock<br />
1<br />
2<br />
3<br />
1<br />
2<br />
3<br />
J<br />
CLK<br />
K<br />
J<br />
JKFFA<br />
CLK<br />
K<br />
Q<br />
Q<br />
Q<br />
Q<br />
JKFFA<br />
4<br />
5<br />
4<br />
5<br />
A B<br />
C<br />
I<br />
1<br />
2<br />
3<br />
1<br />
2<br />
3<br />
J<br />
CLK<br />
Q<br />
K Q<br />
JKFFB<br />
J<br />
CLK<br />
K<br />
Q<br />
Q<br />
JKFFB<br />
4<br />
5<br />
4<br />
5<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
J<br />
CLK<br />
K<br />
Q<br />
Q<br />
JKFFC<br />
A B<br />
C<br />
II<br />
1<br />
2<br />
3<br />
J<br />
CLK<br />
K<br />
Q<br />
Q<br />
JKFFC<br />
Pulsa ke<br />
Output 1<br />
C B A<br />
Output 2<br />
C B A<br />
0 1 1 1 0 0 0<br />
1 1 1 0 1 1 1<br />
2 1 0 1 1 1 0<br />
3 1 0 0 1 0 1<br />
4 0 1 1 1 0 0<br />
5 0 1 0 0 1 1<br />
4<br />
5<br />
4<br />
5
Pulsa ke<br />
Output 1<br />
C B A<br />
Output 2<br />
C B A<br />
6 0 0 1 0 1 0<br />
7 0 0 0 0 0 1<br />
8 1 1 1 0 0 0<br />
9 1 1 0 1 1 1<br />
5) Pencacah maju <strong>dan</strong> mundur tak sinkron (Up-Down Counter)<br />
1. a. Sebagai pencacah maju , membaca keluaran Q<br />
b. Sebagai pencacah mundur , membaca keluaran Qnot<br />
2. a. Sebagai pencacah maju, pulsa clock berasal dari output Q<br />
flip-flop sebelumnya.<br />
b. Sebagai pencacah mundur, pulsa clock berasal dari output<br />
Qnot flip-flop sebelumnya.<br />
Sekarang kita memerlukan suatu rangkaian multipekser 2 ke 1,<br />
misal Input Kontrol adalah A (data select):<br />
A Q Q not Output<br />
0 0 0 0<br />
0 0 1 1<br />
0 1 0 0<br />
0 1 1 1<br />
1 0 0 0<br />
1 0 1 0<br />
1 1 0 1<br />
1 1 1 1<br />
A<br />
QQ<br />
00 01 11 10<br />
0 0 1 1 0<br />
1 0 0 1 0<br />
Misal output = Y, sehingga Y= A.Q + A.Q<br />
Saat A = 1 Y = 0.Q + 1.Q<br />
Saat A = 0 Y = 1.Q + 0.Q<br />
Realisasi rangkaiannya:<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A 98
A<br />
Q<br />
Q<br />
b) Pencacah Sinkron<br />
Pencacah sinkron dinamai juga pencacah jajar. Masukan untuk<br />
denyut sulut (trigger pulse) yang disebut juga denyut-denyut<br />
lonceng/clock dikendalikan secara serempak. Dengan demikian<br />
penundaan counters adalah sama dengan penundaannya flip-flop.<br />
Pencacah sinkron memerlukan sirkuit lonceng/clock yang berdaya<br />
tinggi, sebab lonceng harus menggerakkan semua flip-flop.<br />
1) Pencacah Maju Sinkron<br />
(a) Pencacah maju sinkron modulo 5 biner<br />
Jadi kembali ke 000 pada pulsa kelima.<br />
Pulsa Output FFC FFB FFA<br />
Ke C B A JC KC JB KB JA KA<br />
0 0 0 0 0 X 0 X 1 X<br />
1 0 0 1 0 X 1 X X 1<br />
2 0 1 0 0 X X 0 1 X<br />
3 0 1 1 1 X X 1 X 1<br />
4 1 0 0 X 1 0 X 0 X<br />
5 0 0 0 X X X X X X<br />
6 0 0 1 X X X X X X<br />
7 0 1 0 X X X X X X<br />
Realisasi rangkaian:<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A 99<br />
Y
Modul ELKA.MR.UM.004.A<br />
100<br />
Clock<br />
1<br />
2<br />
3<br />
J<br />
CLK<br />
K<br />
Q<br />
Q<br />
JKFFA<br />
4<br />
5<br />
A B<br />
C<br />
1<br />
2<br />
3<br />
J<br />
CLK<br />
Q<br />
K Q<br />
JKFFB<br />
(b) Pencacah Maju sinkron modulo 5 kode gray<br />
4<br />
5<br />
1<br />
2<br />
3<br />
J<br />
CLK<br />
K<br />
Q<br />
Q<br />
JKFFC<br />
Pulsa Output FFC FFB FFA<br />
Ke C B A JC KC JB KB JA KA<br />
0 0 0 0 0 X 0 X 1 X<br />
1 0 0 1 0 X 1 X X 0<br />
2 0 1 1 0 X X 0 x 1<br />
3 0 1 0 1 X X 0 0 x<br />
4 1 1 0 X 1 x 1 0 X<br />
5 0 0 0 X X X X X X<br />
6 0 0 1 X X X X X X<br />
7 0 1 1 X X X X X X<br />
Realisasi rangkaian:<br />
Clock JKFFA<br />
1<br />
2<br />
3<br />
J Q<br />
CLK<br />
K Q<br />
4<br />
5<br />
C B<br />
A<br />
1<br />
2<br />
3<br />
J<br />
Q<br />
4<br />
CLK<br />
K Q<br />
5<br />
JKFFB<br />
1<br />
2<br />
3<br />
J Q<br />
CLK<br />
K Q<br />
JKFFC<br />
(c) Pencacah 8421 BCD (Decade Counter) Sinkron<br />
Pulsa Output FFD FFC FFB FFA<br />
ke D C B A JD KD JC KC JB KB JA KA<br />
0 0 0 0 0 0 X 0 X 0 X 1 X<br />
1 0 0 0 1 0 X 0 X 1 X X 1<br />
2 0 0 1 0 0 X 0 X X 0 1 X<br />
3 0 0 1 1 0 X 1 X X 1 X 1<br />
4 0 1 0 0 0 X X 0 0 X 1 X<br />
5 0 1 0 1 0 X X 0 1 X X 1<br />
4<br />
5<br />
4<br />
5
Modul ELKA.MR.UM.004.A<br />
101<br />
Pulsa Output FFD FFC FFB FFA<br />
ke D C B A JD KD JC KC JB KB JA KA<br />
6 0 1 1 0 0 X X 0 X 0 1 X<br />
7 0 1 1 1 1 X X 1 X 1 X 1<br />
8 1 0 0 0 X 0 0 X 0 X 1 X<br />
9 1 0 0 1 X 1 0 X 0 X X 1<br />
10 0 0 0 0 X X X X X X X X<br />
11 0 0 0 1 X X X X X X X X<br />
12 0 0 1 0 X X X X X X X X<br />
13 0 0 1 1 X X X X X X X X<br />
14 0 1 0 0 X X X X X X X X<br />
15 0 1 0 1 X X X X X X X X<br />
Realisasi rangkaian:<br />
Clock<br />
1<br />
2<br />
3<br />
J Q<br />
CLK<br />
K Q<br />
JKFFA<br />
4<br />
5<br />
D<br />
1<br />
J Q<br />
4<br />
2<br />
CLK<br />
3<br />
K Q<br />
5<br />
JKFFB<br />
C B<br />
1<br />
2<br />
3<br />
J Q<br />
CLK<br />
K Q<br />
JKFFC<br />
4<br />
5<br />
1<br />
2<br />
3<br />
J Q<br />
CLK<br />
K Q<br />
JKFFC<br />
(d) Pencacah Maju Sinkron dapat berhenti sendiri<br />
(1) Berhenti pada 11<br />
Pulsa Out FFB FFA<br />
ke B A JB KB JA KA<br />
0 0 0 0 X 1 X<br />
1 0 1 1 X X 1<br />
2 1 0 X 0 1 X<br />
3 1 1 X 0 X 0<br />
4 1 1 . . . .<br />
5 1 1 . . . .<br />
Realisasi rangkaian<br />
Clock<br />
B<br />
1<br />
J Q<br />
4<br />
2<br />
CLK<br />
3<br />
0 K Q<br />
5<br />
JKFFB<br />
1<br />
1<br />
2<br />
3<br />
J<br />
CLK<br />
Q<br />
4<br />
A<br />
K Q<br />
5<br />
JKFFA<br />
4<br />
5<br />
A
Modul ELKA.MR.UM.004.A<br />
102<br />
(2) Berhenti pada 110 (6)<br />
Pulsa Out FFC FFB FFA<br />
ke C B A JC KC JB KB JA KA<br />
0 0 0 0 0 x 0 x 1 X<br />
1 0 0 1 0 x 1 x X 1<br />
2 0 1 0 0 x x 0 1 X<br />
3 0 1 1 1 x x 1 X 1<br />
4 1 0 0 x 0 0 x 1 x<br />
5 1 0 1 x 0 1 x x 1<br />
6 1 1 0 x 0 x 0 0 x<br />
7 1 1 1 x x x x x x<br />
Realisasi rangkaian:<br />
Clock<br />
0<br />
1<br />
2<br />
3<br />
J Q<br />
CLK<br />
K Q<br />
JKFFC<br />
(e) Pencacah Mundur Sinkron<br />
C B<br />
A<br />
4<br />
5<br />
1<br />
J Q<br />
4<br />
2<br />
CLK<br />
3<br />
K Q<br />
5<br />
JKFFB<br />
Dari pencacah maju kita dapat beralih ke pencacah mundur<br />
dengan jalan tidak membaca keluaran Q, melainkan membaca<br />
keluaran Qnot.Cara lain adalah merencanakan rangkaian<br />
sesuai dengan perubahan keadaan logik yang dikehendaki.<br />
Misalnya kita merencanakan suatu rangkaian pencacah<br />
mundur sinkron modulo 6.<br />
Pulsa Out FFC FFB FFA<br />
ke C B A JC KC JB KB JA KA<br />
0 0 0 0 1 x 0 x 1 x<br />
1 1 0 1 x 0 0 x X 1<br />
2 1 0 0 x 1 1 x 1 x<br />
3 0 1 1 0 x x 0 X 1<br />
4 0 1 0 0 x x 1 1 x<br />
5 0 0 1 0 x 0 x x 1<br />
6 0 0 0 1 x 0 x 1 x<br />
1<br />
1<br />
2<br />
3<br />
J<br />
CLK<br />
K<br />
Q<br />
Q<br />
JKFFA<br />
4<br />
5
Modul ELKA.MR.UM.004.A<br />
103<br />
Pulsa Out FFC FFB FFA<br />
ke C B A JC KC JB KB JA KA<br />
7 1 0 1 x 0 0 x x 1<br />
Realisasi rangkaian<br />
C B<br />
A<br />
1<br />
J Q<br />
4<br />
1<br />
J Q<br />
4<br />
1<br />
J Q<br />
4<br />
2<br />
CLK<br />
2<br />
CLK<br />
2<br />
CLK<br />
Clock<br />
0<br />
3<br />
K Q<br />
JKFFC<br />
5<br />
3<br />
K Q<br />
JKFFB<br />
5<br />
1<br />
3<br />
K Q<br />
JKFFA<br />
5<br />
(f) Pencacah Maju <strong>dan</strong> Mundur Sinkron<br />
Kita cari dahulu persamaan masing-masing pencacah (up-<br />
down counters sinkron). Selanjutnya kita rencanakan<br />
rangkaian logika yang dapat mengubah persamaan, dari<br />
persamaan up-counter ke down counter sinkron <strong>dan</strong><br />
sebaliknya, dengan 1 bit titik kontrol.<br />
(1) Ring Counter<br />
Ring Counter atau pencacah lingkar adalah pencacah<br />
runtun yang merupakan pencatat (register) geser kanan<br />
(SRR) <strong>dan</strong> data yang diperoleh dari output fllip-flop yang<br />
terakhir yang merupakan rangkaian umpan baliknya (feed<br />
back). Rangkaian pencacah lingkar adalah sebagai berikut:<br />
Clock<br />
1<br />
2<br />
3<br />
J<br />
CLK<br />
K<br />
Q<br />
Q<br />
JKFFC<br />
4<br />
5<br />
A<br />
1<br />
2<br />
3<br />
J<br />
CLK<br />
K<br />
Q<br />
Q<br />
JKFFC<br />
4<br />
5<br />
B<br />
1<br />
2<br />
3<br />
J<br />
CLK<br />
K<br />
Q<br />
Q<br />
JKFFC<br />
4<br />
5<br />
C<br />
1<br />
2<br />
3<br />
J<br />
CLK<br />
K<br />
Q<br />
Q<br />
JKFFC<br />
4<br />
5<br />
D
Modul ELKA.MR.UM.004.A<br />
104<br />
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa data input<br />
dihubungkan dengan output flip-flop terakhir. Input J<br />
dihubungkan ke output Q <strong>dan</strong> input K dihubungkan ke<br />
output Qnot.<br />
Pencacah jenis ini mempunyai kelemahan yaitu tidak dapat<br />
start sendiri, sehingga perlu di-set sebelumnya. Selain itu<br />
untuk pencacah ini dengan empat buah flip-flop hanya<br />
dapat menghasilkan 4 variasi keluaran, berbeda dengan<br />
pencacah biner dengan 4 flip-flop akan dapat<br />
menghasilkan 16 variasi keluaran. Misal pencacah lingkar<br />
kita-Set pada flip-flop I, maka setelah diberi pulsa clock<br />
keluarannya sepeti tabel beikut:<br />
Clock D C B A<br />
0<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
0 0 0 0<br />
0 0 0 1<br />
0 0 1 0<br />
0 1 0 0<br />
1 0 0 0<br />
0 0 0 1<br />
Dari tabel disamping terlihat bahwa pada clock ke-1 data<br />
diloloskan di FF-A pada clock berikutnya data digeser ke<br />
FF berikutnya. Dan pada pulsa clock yang ke 5 data<br />
tersebut kembali ke awal.<br />
Contoh kegunaan ring counter, misal cacah lingkar<br />
betingkat sepuluh akan dapat dipakai sebagai pencacah<br />
dekade dengan keluaran dasan (desimal), tanpa<br />
memerlukan dekoder lain.<br />
(2) Pencacah Johnson<br />
Pencacah Johnson atau disebut juga pencacah lingkar<br />
bersilang adalah merupakan jenis pencacah sinkron
Modul ELKA.MR.UM.004.A<br />
105<br />
(pencacah lingkar) dimana output Q <strong>dan</strong> Qnot di tingkat<br />
terakhir diumpanbalikkan ke input dengan dijungkirkan,<br />
yaitu: output Q dihubungkan dengan input K <strong>dan</strong> output<br />
Qnot dihubungkan ke input J.<br />
Gambar rangkaian Pencacah Johnson adalah sebagai<br />
berikut:<br />
Clock<br />
1<br />
2<br />
3<br />
J<br />
CLK<br />
K<br />
Q<br />
Q<br />
JKFFC<br />
4<br />
5<br />
A<br />
1<br />
2<br />
3<br />
J<br />
CLK<br />
K<br />
JKFFC<br />
B<br />
1<br />
2<br />
3<br />
J<br />
Q<br />
4<br />
C<br />
CLK<br />
K Q<br />
5<br />
JKFFC<br />
1<br />
2<br />
3<br />
J<br />
CLK<br />
Tabel kebenaran pencacah Jonhson adalah sbb:<br />
Clock D C B A<br />
0<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
0<br />
0<br />
0<br />
0<br />
1<br />
1<br />
1<br />
1<br />
0<br />
0<br />
0<br />
0<br />
1<br />
1<br />
1<br />
1<br />
0<br />
0<br />
0<br />
0<br />
1<br />
1<br />
1<br />
1<br />
0<br />
0<br />
0<br />
Q<br />
Q<br />
4<br />
5<br />
0<br />
1<br />
1<br />
1<br />
1<br />
0<br />
0<br />
0<br />
0<br />
K<br />
Q<br />
Q<br />
JKFFC<br />
Dari tabel disamping dapat dilihat bahwa pencacah<br />
Johnson memiliki lebih banyak variasi keluaran dari<br />
pncacah lingkar diatas. Dengan empat buah tingkat dapat<br />
menghasilkan keluaran sebanyak delapan variasi. Selain<br />
itu pencacah ini dapat menganjak (start) sendiri sehingga<br />
tidak perlu diset. Pencacah jenis ini juga tidak mencacah<br />
bilangan dalam urutan biner.<br />
4<br />
5<br />
D
c. Rangkuman<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A<br />
106<br />
Counter adalah suatu alat atau rangkaian <strong>digital</strong> yang befungsi untuk<br />
menghitung banyaknya pulsa clock, pembagi frekuensi, pembangkit<br />
kode biner, gray.<br />
Ada 2 macam pencacah yaitu pencacah sinkron/pencacah jajar <strong>dan</strong><br />
pencacah tak sinkkron/asinkron yang juga sering disebut pencacah<br />
deret (series counters) atau pencacah kerut (ripple counters) atau<br />
pencacah biner.<br />
Langkah-langkah penting dalam merancang suatu pencacah meliputi:<br />
1. Kharakteristik pencacah.<br />
a. Sinkron atau tak sinkron.<br />
b. Pencacah maju atau pencacah mundur.<br />
c. Sampai berapa banyak ia dapat mencacah (modulo counter).<br />
d. Dapat bejalan terus (free running), atau dapat berhenti sendiri<br />
self stopping.<br />
2. Jenis-jenis flip-flop yang digunakan yaitu DFF, JKFF <strong>dan</strong> RSFF<br />
3. Prasyarat perubahan logicnya <strong>dan</strong> flip-flop yang digunakan.<br />
Penerapan Counter yang lain yaitu dpat digunakan sebagai:<br />
f. Ring Counter, tetapi pada counter ni mempunyai kelemahan bila<br />
dibandingkan denganpencacah Asinkron (biner) yaitu ring counter<br />
seperti penjelasan diatas terdiri dari 4 FF yang hanya mengahasilkan<br />
4 variasi keluaran, se<strong>dan</strong>gkan pada pencacah biner dengan 4 buah<br />
flip-flop akan dapat menghasilkan 2 n kombinasi keluaran, n =<br />
banyaknya flip-flop jadi ada 2 4 = 16 variasi keluaran.<br />
g. Johnson Counter/pencacah lingkar bersilang merupakan jenis<br />
d. Tugas<br />
pencacah sinkron dimana output Q ditingkat terakhir dihubungkan<br />
dengan input K <strong>dan</strong> output Qnot pada tingkat terakhir di umpan<br />
balikkan (dihubungkan) ke input J. Penerapan Rangkaian Counter<br />
banya kita jumpai pada peralatan-peralatan pada <strong>komputer</strong>,<br />
rangkaian pengendali, audio video <strong>dan</strong> lain sebagainya yang<br />
menerapkan sistem kerja rangkaian Elektronika Digital.
Modul ELKA.MR.UM.004.A<br />
107<br />
7. Sebutkan 4 macam pencacah sinkron <strong>dan</strong> asinkron!<br />
8. Sebutkan 4 karakteristik penting dari pencacah!<br />
9. Sebutkan 4 karakteristik penting dari pencacah tak sinkron 3 bit (3<br />
buah JK FF kondisi toggle), jika frekuensi clock sebesar 8 MHz!<br />
10. Buatlah rangkaian pembagi frekuensi modulo 4 pencacah asinkron<br />
<strong>dan</strong> sinkron! Gunakan metode Karnaugh Map!<br />
11. Rencanakan rangkaian pencacah yang dapat berhenti sendir pada<br />
hitungan 11(biner) sinkron <strong>dan</strong> asinkron.<br />
e. Test Formatif<br />
1. Jelaskan perbedaan antar pencacah sinkron dengan pencacah tak<br />
sinkron!<br />
2. Jika diketahui tabel kebenaran bari pencacah bilangan biner 0000<br />
sampai dengan 1111 (dari 0 sampai 15 desimal). Pencacah tersebut<br />
merupakan pencacah modulo 16 (modulo 16 counters)<br />
Clock QD QC QB QA Desimal<br />
0<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
0<br />
0<br />
0<br />
0<br />
0<br />
0<br />
0<br />
0<br />
1<br />
1<br />
1<br />
1<br />
1<br />
1<br />
1<br />
1<br />
0<br />
0<br />
0<br />
0<br />
1<br />
1<br />
1<br />
1<br />
0<br />
0<br />
0<br />
0<br />
1<br />
1<br />
1<br />
1<br />
0<br />
0<br />
1<br />
1<br />
0<br />
0<br />
1<br />
1<br />
0<br />
0<br />
1<br />
1<br />
0<br />
0<br />
1<br />
1<br />
0<br />
1<br />
0<br />
1<br />
0<br />
1<br />
0<br />
1<br />
0<br />
1<br />
0<br />
1<br />
0<br />
1<br />
0<br />
1<br />
0<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
Buatlah diagram waktu/timing diagram tabel kebenaran tersebut.<br />
f. Kunci Jawaban<br />
1. Perbedaan pencacah sinkron dengan asinkron.
Modul ELKA.MR.UM.004.A<br />
108<br />
*) Pencacah sinkron (Serempak)<br />
a. Masukan untuk denyut lonceng/clock dikembalikan secara<br />
serempak.<br />
b. Waktu penundaan counter adalah sama dengan penundaan satu<br />
flip-flop.<br />
c. Memerlukan sirkit clock yang berdaya tinggi, sebab sirkit<br />
lonceng/clock tersebut harus menggerakkan semua flip-flop<br />
secara serentak.<br />
d. Sering juga dinamakan pancacah jajar/paralel.<br />
*) Pencacah Asinkron (tak serempak)<br />
a. Masukan untuk denut lonceng/clock dikembalikan secara tak<br />
serempak atau tak berurutan.<br />
b. Waktu penundaan counter adalah waktu semua penundaan flip-<br />
flop dijumlahkan.<br />
c. Memerlukan sirkit clock yang berdaya rendah, sebab hanya flip-<br />
flop yang paling awal saja yang dikendalikan oleh flip-flop.<br />
d. Sering juga dinamakan pancacah seri/pencacah biner.<br />
2. Diagram waktu/timing diagaram adalah sebagi berikut :<br />
Clock<br />
QA<br />
QB<br />
QC<br />
QD<br />
g. Lembar Kerja<br />
Judul: PENCACAH DENGAN BATAS HITUNGAN<br />
BAHAN KERJA :
Modul ELKA.MR.UM.004.A<br />
109<br />
1. IC SN 7473 (dual JK FF with clear)<br />
2. IC 7490 (decade counter)<br />
3. CLOCK<br />
4. Indikator (LED)<br />
ALAT KERJA<br />
a. Papan percobaan<br />
b. Power suplly +5V DC<br />
c. Multimeter<br />
d. Kabel penghubung.<br />
KESELAMATAN KERJA<br />
i. Selalu berhati-hati dalam membuat rangkaian, agar tidak terjadi<br />
kesalaha hubungan.<br />
ii. Meneliti terlebih dahulu melakukan percobaan.<br />
iii. Menggunakan catu daya yang sesuai untuk setiap percobaan.<br />
iv. Menanyakan kepada instruktur bila mengalami kesulitan.<br />
PETUNJUK UMUM<br />
f. Menyiapkan alat <strong>dan</strong> bahan yang diperlukan.<br />
g. Membuat rangkaian seperti pada gambar percobaan.<br />
h. Bila dalam merangkai telah baik dn benar, melaporkan pada<br />
instruktur.<br />
i. Menyalakan catu daya.<br />
j. Memberikan pulsa-pulsa clock.<br />
k. Memperhatikan <strong>dan</strong> mencatat hasilnya.<br />
l. Melakukan percobaan sampai 2 atau 3 kali agar paham betul.<br />
m. Bila telah selesai melakukan percobaan matikan catu daya.<br />
n. Mengembalikan alat <strong>dan</strong> bahan ke tempat semula.<br />
o. Membersihkan ruangan sekitar tempat percobaan.<br />
LANGKAH KERJA<br />
Percobaan I (Pencacah tak sinkron)
Modul ELKA.MR.UM.004.A<br />
110<br />
4. Pancacah Maju Tak Sinkron Modulo 4 (Free running)<br />
i. Perhatikan secara seksama rangkaian dalam IC SN 7473,<br />
sehingga dapat dikuasai benar fungsi masing-msing kakinya.<br />
ii. Rangkailah gambar seperti pada gambar berikut<br />
Clock<br />
J<br />
CLK<br />
K<br />
Q<br />
Q<br />
JKFFB<br />
A<br />
J<br />
CLK<br />
Q<br />
K Q<br />
JKFFB<br />
iii. Hubungkan terminal clear masing-masing FF ke 0 Volt, agar<br />
B<br />
semua Q = 0 (LED padam), kemudian lepaskan kembali hbungan<br />
tersebut.<br />
iv. Berikan pulsa clock ke terminal Clock di FF A sesuai tabel berikut<br />
<strong>dan</strong> catat hasil keluaran QA dn QB.<br />
v. Setelah percobaan, matikan catu daya.<br />
Pulsa ke<br />
0<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
5. Pencacah Mundur Tak Sinkron.<br />
Out<br />
B A<br />
Desimal<br />
i. Pindahkan hubungan terminal Clk FF dari QA ke QAnot dari<br />
gambar 1 diatas.<br />
ii. Hidupkan rangkaian <strong>dan</strong> resetlah terlebih dahulu dengan<br />
menghubungkan semua terminal clear ke 0 V.<br />
iii. Masukkan pulsa clock <strong>dan</strong> catat hasilnya seperti pada tabel 1.<br />
6. Pencacah Maju Tak Sinkron (Self Stopping)
Modul ELKA.MR.UM.004.A<br />
111<br />
Berhenti pada 11 (biner) = 3 (decimal)<br />
i. Buatlah rangkaian seperti gambar berikut.<br />
Clock<br />
J<br />
CLK<br />
K<br />
Q<br />
Q<br />
JKFFB<br />
A<br />
J<br />
CLK<br />
Q<br />
K Q<br />
JKFFB<br />
ii. Hidupkan rangkaian <strong>dan</strong> resetlah terlebih dahulu, kemudian<br />
berikan pulsa-pulsa clock <strong>dan</strong> catat outputnya pada tabel<br />
dibawah.<br />
Pulsa ke<br />
0<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
B<br />
Out<br />
B A<br />
Percobaan II (Pencacah sinkron)<br />
6. Pencacah maju sinkron modulo 4 (free running)<br />
i. Buatlah rangkaian seperti gambar berikut ini<br />
Clock<br />
J<br />
CLK<br />
K<br />
Q<br />
Q<br />
JKFFB<br />
A<br />
J<br />
CLK<br />
Q<br />
K Q<br />
JKFFB<br />
B<br />
Desimal<br />
ii. Hidupkan rangkaian <strong>dan</strong> resetlah terlebih dahulu sehingga<br />
semua Q = 0.<br />
iii. Berikan pulsa-pulsa clock <strong>dan</strong> catat output QA <strong>dan</strong> QB seperi<br />
pada tabel 1.
Modul ELKA.MR.UM.004.A<br />
112<br />
7. Pencacah mundur Sinkron<br />
i. Rangkaian seperti pada gambar 3, hanya saja yang kita baca<br />
bukan Q melainkan Qnot. Jadi pindahkan LED dari Q ke Qnot.<br />
ii. Hidupkan rangkaian <strong>dan</strong> resetlah terlebih dahulu.<br />
iii. Berikan pulsa-pulsa clock <strong>dan</strong> catat outputnya seperti pada<br />
tabel 1.<br />
8. Pencacah Maju Sinkron (Self Stopping)<br />
Berhenti pada 11 (biner) = 3 (desimal)<br />
i. Buatlah rangkaian seperti gambar berikut ini:<br />
Clock<br />
J<br />
CLK<br />
K<br />
Q<br />
Q<br />
JKFFB<br />
A<br />
J<br />
CLK<br />
Q<br />
K Q<br />
JKFFB<br />
ii. Hidupkan rangkaian <strong>dan</strong> resetlah terlebih dahulu, kemudian<br />
berikan pulsa-pulsa clock <strong>dan</strong> catat outputnya seperti pada<br />
tabel 2.<br />
Percobaan III (Dekade up Counter)<br />
Pencacah pembagi 10:<br />
1. Perhatikan gambar layout dalamnya IC SN 7490.<br />
2. Buat rangkaian dekade counter sebagai berikut:<br />
B
Modul ELKA.MR.UM.004.A<br />
113<br />
3. Sebelum mulai mencacah resetlah terlebih dahulu dengan cara<br />
menghubungkan terminal Ro (1) DAN Ro (2) satu atau kedua-<br />
duanya ke Vcc (+5 V ), setelah itu kembalikan lagi ke Ground ( 0 V )<br />
4. Berikan pulsa-pulsa clock <strong>dan</strong> catat output QA, QB, QC, QD kedalam<br />
tabel berikut:<br />
Pulsa ke<br />
0<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
11<br />
12<br />
13<br />
14<br />
15<br />
16<br />
Out<br />
B A<br />
Desimal<br />
5. Buatlah Tabel pengamatan dari masing-masing percobaan yang<br />
saudara lakukan.<br />
6. Buatlah kesimpulan dari masing-masing percobaan yang saudara<br />
lakukan.<br />
7. Pada percobaan III, jika kita berikan logic “1” ke terminal RO (1) <strong>dan</strong><br />
Ro (2) sementara itu kita berikan pulsa-pulsa clock terus menerus,<br />
bagaimana kondisi outputnya?<br />
8. Pada percobaan ke III, pada pulsa keberapa sehingga output QA =<br />
0, QB = 1, QC = 1, QD = 0?
KEGIATAN BELAJAR 7: DECODER DAN ENCODER<br />
a. Tujuan Pemelajaran<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A<br />
114<br />
1. Menjelaskan rangkaian decoder <strong>dan</strong> encoder<br />
2. Menyebutkan jenis-jenis rangkaian pengubah dengan benar.<br />
3. Membuat rangkaian decoder BCD ke seven segment LED dengan<br />
benar.<br />
4. Membuat rangkaian encoder desimal ke BCD<br />
b. Uraian Materi
1. DECODER<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A<br />
115<br />
Dalam suatu sistem <strong>digital</strong> instruksi-instruksi maupun bilangan-<br />
bilangan dikirim dengan deretan pulsa atau tingkatan-tingkatan<br />
biner. Misalnya jika kita menyediakan karakter 4 bit untuk<br />
pengiriman instruksi maka jumlah instruksi berbeda yang dapat<br />
dibuat adalah 2 4 =16. Informasi ini diberi kode atau sandi biner.<br />
Dipihak lain seringkali timbul kebutuhan akan suatu saklar multi<br />
posisi yang dapat dioperasikan sesuai dengan kode tersebut. Dengan<br />
kata lain untuk masing-masing dari 16 saluran hanya 1 saluran yang<br />
dieksitasi pada setiap saat. Proses untuk identifikasi suatu kode<br />
tertentu ini disebut pendekodean atau Decoding. Sistem BCD (Binary<br />
Code Decimal) menterjemahkan Bilangan–bilangan decimal dengan<br />
menggantikan setipa digit decimal menjadi 4 bit biner. Mengingat 4<br />
digit biner dapat dibuat 16 kombinasi, maka 10 diantaranya dapat<br />
digunakan untuk menyatakan digit decimal 0 sampai 9. Dengan ini<br />
kita memiliki pilihan kode BCD yang luas. Salah satu pilihan yang<br />
disebut kode 8421. Sebagai contoh, bilangan decimal 264<br />
memerlukan 3 gugus yang masing-masing terdiri dari 4 bit biner<br />
yang berturut-turut dari kiri (MSB) ke kanan (LSB) sebagai berikut:<br />
0010 0110 0100 (BCD).<br />
Pendekode (decoder) BCD ke decimal umpamakan kita ingin<br />
mendekode suatu instruksi BCD yang diungkapkan oleh suatu digit<br />
decimal 5. Opeasi ini dapat dilaksanakan dengan suatu gerbang AND 4<br />
masukan yang dieksitasi oleh 4 bit BCD.<br />
A<br />
B<br />
C<br />
D Gb1. AND 4 input<br />
Y<br />
Perhatikan gambar 1, keluaran gerbang AND =<br />
1 jika masukan BCD adalah 0101 <strong>dan</strong> sama<br />
dengan untuk instruksi masukan yang lain.<br />
Karena kode ini merupakan representasi<br />
bilangan decimal 5 maka keluaran ini dinamakan saluran atau jalur 5.
Modul ELKA.MR.UM.004.A<br />
116<br />
Sehingga keluaran decoder ini harus dihubungkan dengan peralatan<br />
yang dapat dibaca <strong>dan</strong> dimengerti manusia.<br />
Jenis-jenis rangkaian decoder<br />
1. BCD to & 7segment Decoder<br />
MSB<br />
D<br />
C<br />
Input<br />
B<br />
A<br />
LSB<br />
7447<br />
a<br />
b<br />
c<br />
Gb.2 BCD to Seven Segment Decoder<br />
d<br />
e<br />
f<br />
g<br />
f<br />
e<br />
a<br />
g<br />
Kombinasi masukan biner dari jalan masukan akan diterjemahkan<br />
oleh decoder, sehingga akan membentuk kombinasi nyala LED<br />
peraga (7 segment LED), yang sesuai kombinasi masukan biner<br />
tersebut. Sebagai contoh, Jika masukan biner DCBA = 0001, maka<br />
decoder akan memilih jalur keluaran mana yang akan diaktifkan.<br />
Dalam hal ini saluran b <strong>dan</strong> c diaktifkan sehingga lampu LED b <strong>dan</strong> C<br />
menyala <strong>dan</strong> menandakan angka 1.<br />
2. Decoder BCD ke decimal<br />
Keluarannya dihubungkan dengan tabung indikator angka. Sehingga<br />
kombinasi angka biner akan menghidupkan lampu indikator angka<br />
yang sesuai. Sebagai contoh D = C = B = 0 , A= 1, akan<br />
menghidupkan lampu indikator angka 1. Lampu indikator yang<br />
menyala akan sesuai dengan angka biner dalam jalan masuk.<br />
d<br />
b<br />
c
MSB<br />
D<br />
C<br />
A<br />
LSB<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A<br />
117<br />
B<br />
7442<br />
9<br />
8<br />
7<br />
6<br />
5<br />
4<br />
3<br />
2<br />
1<br />
Tabungan<br />
angka<br />
Gb.3 Decoder BCD ke Desimal<br />
Gambar 3. Decoder BCD ke Decimal<br />
0<br />
INPUT OUTPUT<br />
D C B A 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9<br />
0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0<br />
0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0<br />
0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0<br />
0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0<br />
0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0<br />
0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0<br />
0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0<br />
0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0<br />
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0<br />
0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0<br />
2. DEMULTIPLEXER<br />
Demuliplexer adalah suatu system yang menyalurkan sinyal biner<br />
(data serial) pada salah satu dari n sluran yang tersedia, <strong>dan</strong><br />
pemilkah saluran khusus tersebut ditentukan melalui alamatnya.<br />
Suatu pendekode dapat diubah menjadi demultiplexer seperti<br />
dijelaskan pada gambar 4 sebagai berikut:
Input B<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A<br />
118<br />
A<br />
Y0<br />
Y1<br />
Y2<br />
Y3<br />
Gambar realisasi<br />
rangkaian<br />
Demultiplekser untuk<br />
masukan 1 keluaran 4<br />
Karnaugh Map untuk perencanaan rangkaian demultiplexer masukan<br />
1 keluaran 4.<br />
B<br />
A<br />
0 1<br />
0 Yo Y1<br />
1 Y2 Y3<br />
3. MULTIPLEXER<br />
Fungsi multiplexer adalah memilih 1 dari N sumber data masukan<br />
<strong>dan</strong> meneruskan data yang dipilih itu kepada suatu saluran informasi<br />
tunggal. Mengingat bahwa dalam demultiplexer hanya terdapat satu<br />
jalan masuk <strong>dan</strong> mengeluarkan data-data yang masuk kepada salah<br />
satu dari N saluran keluar, maka suatu multiplexer sebenarnya<br />
melaksanakan proses kebalikan dari demultiplexer. Gambar berikut<br />
adalah merupakan suatu multiplexer 4 ke 1 saluran. Perhatikan<br />
bahwa konfigurasi pendekodean yang sama digunakan baik dalam<br />
multiplexer maupun dalam demultiplexer<br />
Yo = A.B<br />
Y1 = A.B<br />
Y2 = A.B<br />
Y3 = A.B
Modul ELKA.MR.UM.004.A<br />
119<br />
Karnaugh Map untuk perencanaan rangkaian multiplexer 4 masukan<br />
ke 1 saluran adalah sebagai berikut:<br />
B<br />
D0<br />
D1<br />
D2<br />
D3<br />
A<br />
4. ENCODER<br />
B<br />
0 1<br />
0 Do D2<br />
1 D1 D3<br />
A<br />
A.B<br />
A.B<br />
A.B<br />
A.B<br />
Gambar Multiplexer<br />
4 masukan ke 1<br />
saluran keluaran<br />
Suatu decoder atau pendekode adalah system yang menerima kata<br />
M bit akan menetapkan keadaan 1 pada salah satu (<strong>dan</strong> hanya satu)<br />
dari 2 m saluran keluaran yang tersedia. Dengan kata lain fungsi suatu<br />
decoder adalah mengidentifikasi atau mengenali suatu kode terntu.<br />
Proses kebalikannya disebu pengkodean (encoding). Suatu pengkode<br />
atau encoder memiliki sejumlah masukan, <strong>dan</strong> pada saat tertemtu<br />
hanya salah satu dari masukan-masukan itu yang berada pada<br />
keluaran 1 <strong>dan</strong> sebagai akibatnya suatu kode N bit akan dihasilkan<br />
sesuai dengan masukan khusus yang dieksitasi. Upamanya kita ingin<br />
menyalurkan suatu kode biner untuk setiap penekanan tombol pada
Modul ELKA.MR.UM.004.A<br />
120<br />
key board alpha numeric (suatu mesin tik atau tele type). Pada key<br />
board tersebut terdapat 26 huruf kecil, 10 angka <strong>dan</strong> sekitar 22<br />
huruf khusus, sehingga kode yang diperlukan kurang lebih bejumlah<br />
84. syarat ini bisa dipenuhi dengan jumlah bit minimum sebanyak 7<br />
(2 7 =128). Kini misalkan bahwa key board tersebut diubah sehingga<br />
setiap saat suatu tombol ditekan, sakelar yag bersangkutan akan<br />
menutup. Dan dengan demikian menghubungkan suatu catu daya 5<br />
volt (bersesuaian dengan keadaan1) dengan saluran masuk tertentu.<br />
Diagram skema rangkaian encoder ditunjukkan sebagai berikut:<br />
0<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
INPUT<br />
D13<br />
D15<br />
D9<br />
D12<br />
D2<br />
D8<br />
D3<br />
D10<br />
D C B A<br />
,<br />
D5<br />
D7<br />
NOT 4<br />
.<br />
D4<br />
D11<br />
.<br />
D6<br />
NOT 3 NOT 2<br />
Encoder ini merupakan rangkaian penyandi dari bilangan dasan<br />
D1<br />
D14<br />
.<br />
NOT 1<br />
+ 5 Volt<br />
(desimal) menjadi sandi biner (BCD=binary code decimal).
Modul ELKA.MR.UM.004.A<br />
121<br />
Bila tombol 1 ditekan, maka D1 akan on menghubungkan jalur A ke<br />
logika 0 (GND), akibatnya pada NOT gate 1 timbul keluaran 1,<br />
sehingga timbul kombinasi logika biner 0001(2), <strong>dan</strong> seterusnya.<br />
Rangkaian Encoder juga dapat disusun dengan menggunakan<br />
gerbang NAND sebagai berikut:<br />
9<br />
8<br />
7<br />
6<br />
5<br />
4<br />
3<br />
2<br />
1<br />
0<br />
Tabel kebenaran dari rangkaian Encoder Desimal ke BCD dengan<br />
dioda logika <strong>dan</strong> gernag NAND sebagai berikut:<br />
Saklar yang<br />
Output<br />
ditekan D C B A<br />
0 0 0 0 0<br />
1 0 0 0 1<br />
2 0 0 1 0<br />
3 0 0 1 1<br />
4 0 1 0 0<br />
5 0 1 0 1<br />
6 0 1 1 0<br />
7 0 1 1 1<br />
8 1 0 0 0<br />
9 1 0 0 1<br />
Masih banyak jenis Encoder yang lain, yang dapat menyandikan<br />
simbol komunikasi angka <strong>dan</strong> abjad ke angka biner. Aturan ini<br />
distandarkan oleh ASCII (American Standard Code for Information<br />
Interchange). Penyandi ini dipakai dalam Komputer.<br />
4<br />
3<br />
2<br />
1<br />
D<br />
C<br />
B<br />
A
c. Rangkuman<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A<br />
122<br />
Didalam kegiatan komunikasi secara <strong>digital</strong> sering dilakukan system<br />
coding (sandi). Untuk itu diperlukan rangkaian yang dapat membuat<br />
sandi dari informasi-informasi masukkannya <strong>dan</strong> dapat menterjemahkan<br />
sandi-sandi yang dibuat sehingga dapat dimengerti oleh manusia.<br />
Rangkaian pembuat sandi disebut encoder. Pengertian encoder adalah<br />
rangkaian yang terdiri dari gerbang-gerbang logika yang dapat<br />
berfungsi untuk menterjemahkan bahasa manusia (analog) kedalam<br />
bahasa mesin (<strong>digital</strong>). Se<strong>dan</strong>gakan rangkaian penterjemah sandi<br />
dikenal dengan decoder (pemecah sandi). Pengertian decoder adalah<br />
suatu rangkaian yang dibangun dari gerbang-gerbang logika untuk<br />
memecahkan sandi-sandi <strong>digital</strong> menjadi bahasa manusia (analog).<br />
d. Tugas<br />
1. Gambarkan rangkaian BCD ke seven segment lengkap dengan tabel<br />
kebenarannya!<br />
2. Buatlah encoder 8 ke 3!<br />
3. Buatlah dekoder 3 ke 8 dengan Karnaugh Map!<br />
4. Buatlah rangkaian <strong>digital</strong> multiplexer untuk masukan 5 <strong>dan</strong> keluaran<br />
1 dengan Karnaugh Map!<br />
e. Tes Formatif<br />
1. Definisikan decoder!<br />
2. Apa yang dimaksud dengan encoder?<br />
3. Jelaskan fungsi dari demultiplexer!<br />
4. Jelaskan manfaat pengubah dari sinyal analog ke sinyal <strong>digital</strong>!<br />
5. Jelaskan pula manfaat pengubahan dari sinyal <strong>digital</strong> ke sinyal<br />
analog!<br />
f. Kunci Jawaban
Modul ELKA.MR.UM.004.A<br />
123<br />
1. Decoder adalah suatu rangkaian yang berfungsi untuk memecahkan<br />
sandi-sandi <strong>digital</strong> menjadi bahasa yang mudah dimengerti manusia<br />
(analog).<br />
2. Encoder adalah kebalikan dari Decoder. Yaitu suatu rangkaian yang<br />
berfungsi untuk menterjemahkan bahasa manusia atau analaog<br />
dalam bahasa mesin (<strong>digital</strong>).<br />
3. Fungsi dari Demultiplexer adalah untuk menggeserkan data serial<br />
input menjadi parallel output. Dalam hal ini data serial pada salah<br />
satu dari N saluran yang bersedia <strong>dan</strong> pemilihan saluran khusus<br />
tersebut ditentukan melalui alamatnya. Jadi suatu pendekode dapat<br />
diubah menjadi demultiplexer.<br />
4. Manfaat pengubahan sinyal analog ke digutal:<br />
a. Proses kerjanya cepat<br />
b. Tidak ada noise atau cacat.<br />
5. Manfaat pengubahan sinyal <strong>digital</strong> ke sinyal analog:<br />
hasil proses langsung dapat dinikmati oleh manusia/langsung dapat<br />
dibaca misanya: berupa angka decimal, tulisan, suara maupun<br />
gambar.<br />
g. Lembar Kerja<br />
Judul: BCD to 7 segment LED decoder<br />
ALAT DAN BAHAN<br />
1. IC TTL 7447<br />
2. IC 7segment LED<br />
3. R 220 Ohm<br />
4. Catu daya 5V<br />
5. Papan pecobaan/bread board<br />
6. Kabel penghubung secukupnya<br />
7. Multi meter<br />
LANGKAH KERJA
Modul ELKA.MR.UM.004.A<br />
124<br />
1. Siapkan peralatan <strong>dan</strong> bahan yang akan digunakan.<br />
2. Buatlah rangkaian BCD to & segment LED seperti gambar.<br />
MSB<br />
D<br />
C<br />
B<br />
A<br />
LSB<br />
+5V<br />
7447<br />
a<br />
b<br />
c<br />
d<br />
e<br />
f<br />
+5V<br />
f<br />
e<br />
a<br />
g<br />
g d<br />
b<br />
c<br />
Common<br />
Anoda<br />
3. Hubungkan catu dari batere 5 V dengan rangkaian, kemudian amati<br />
apa yang tejadi pada LED sebagai output jika input DCBA diberikan<br />
<strong>dan</strong> catat hasilnya <strong>dan</strong> masukkan pada tabel.<br />
4. Bagaimana kesimpulan dari hasil percobaan ini?<br />
5. Kembalikan alat <strong>dan</strong> bahan ke tempat semula.<br />
6. Buatlah laporan kerja berdasarkan hasil praktek.<br />
Hasil Pengamatan BCD to 7 Segment Decoder<br />
INPUT OUTPUT<br />
D C B A a b c d e f g<br />
0 0 0 0<br />
0 0 0 1<br />
0 0 1 0<br />
0 0 1 1<br />
0 1 0 0<br />
0 1 0 1<br />
0 1 1 0<br />
0 1 1 1<br />
1 0 0 0<br />
1 0 0 1<br />
Keterangan: x = lampu menyala<br />
-= lampu mati<br />
Decimal<br />
Output
A. TEST TERTULIS<br />
Kerjakan soal-soal berikut dengan benar <strong>dan</strong> jelas.<br />
1. Buatlah tabel kebenaran umtuk gerbang AND 3 input!<br />
A<br />
B<br />
C<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A<br />
125<br />
Y<br />
BAB III<br />
EVALUASI<br />
2. Buktikan persamaan Boolean berikut ini dengan table kebenaran: A.B=A+B<br />
3. Rencanakan rangkaian Half Adder dengan menggunakan gerbang-gerbang<br />
dasar!<br />
4. Sebutkan 4 macam karakteristik penting dari pencacah counter!<br />
5. Rencanakan sebuah rangkaian pencacah sinkron <strong>dan</strong> asinkron yang dapat<br />
berhenti pada 112 = 310 lengkapi dengan table kebenaran <strong>dan</strong> karnaugh<br />
Map<br />
6. Definisikan register!<br />
7. Sebutkan jenis-jenis dari register!<br />
8. Rencanakan gambar rangkaian register SISO yang menggunakan JK FF<br />
dengan D FF<br />
9. Gambarkan rangkaian RS FF <strong>dan</strong> buatlah table kebenarannya.<br />
10. Bagaimanakah sifat-sifat dari JK FF induk Hamba?<br />
B. TEST PRAKTEK<br />
ALAT DAN BAHAN<br />
1. IC SN 7473<br />
2. Rangkaian clock<br />
Judul: RING COUNTER
3. Indikator<br />
4. Papan percobaan<br />
5. Multimeter<br />
6. Catu daya 5 V DC<br />
7. Kabel penghubung<br />
LANGKAH PERCOBAAN<br />
Percobaan I (pencacah lingkar)<br />
1. Buatlah rangkaian seperti gambar berikut<br />
Clock<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A<br />
126<br />
1<br />
2<br />
3<br />
J<br />
CLK<br />
K<br />
Q<br />
Q<br />
JKFFC<br />
4<br />
5<br />
A<br />
1<br />
2<br />
3<br />
J<br />
CLK<br />
K<br />
Q<br />
Q<br />
JKFFC<br />
4<br />
5<br />
B<br />
1<br />
2<br />
3<br />
J<br />
Q<br />
4<br />
C<br />
CLK<br />
K Q<br />
5<br />
JKFFC<br />
1<br />
2<br />
3<br />
J<br />
CLK<br />
K<br />
Q<br />
Q<br />
JKFFC<br />
2. Resetlah semua FF terlebih dahulu, kemudian set FF 1 dengan cara<br />
memberikan logika “0” pada terminal preset sekejab.<br />
3. Berikan pulsa-pulsa clock <strong>dan</strong> catat dalam suatu table sebagai berikut:<br />
CLOCK D C B A<br />
0<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
4<br />
5<br />
D
Percobaan II (Pencacah Johnson)<br />
1. Tukarkan hubungan antara J <strong>dan</strong> K (input J dapat Qnot <strong>dan</strong> k mendapat Q)<br />
dari gambar rangkaian diatas.<br />
2. Resetlah semua FF terlebih dahulu, kemudia set FF 1 dengan cara<br />
memberikan logika “0” pada terminal preset sekejab <strong>dan</strong> catat outputnya<br />
dalam tabel.<br />
3. Berikan kesimpulan.<br />
4. Berapa variasi keluaran dari pencacah lingkar <strong>dan</strong> pencacah Johnson dari<br />
percobaan diatas.<br />
C. KUNCI JAWABAN<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A<br />
127<br />
TEST TERTULIS<br />
1. table kebenaran untuk gerbang AND 3 input.<br />
Jadi ada 2 n kemungkinan untuk inputnya. Dimana n = banyaknya input<br />
sehingga 2 3 = 8<br />
A<br />
B<br />
C<br />
Y<br />
A B C Y<br />
0<br />
0<br />
0<br />
0<br />
1<br />
1<br />
1<br />
1<br />
0<br />
0<br />
1<br />
1<br />
0<br />
0<br />
1<br />
1<br />
0<br />
1<br />
0<br />
1<br />
0<br />
1<br />
0<br />
1<br />
0<br />
0<br />
0<br />
0<br />
0<br />
0<br />
0<br />
1
2. Pembuktian persamaan Boolean dengan table kebenarannya untuk<br />
persamaan: Anot.Bnot=Anot+Bnot<br />
A B AB Anot.Bnot<br />
0<br />
0<br />
1<br />
1<br />
0<br />
1<br />
0<br />
1<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A<br />
128 JB = A<br />
0<br />
0<br />
0<br />
1<br />
1<br />
1<br />
1<br />
0<br />
3. Rancangan Half Adder dengan menggunakan Gerbang Dasar<br />
A<br />
B<br />
A.B<br />
A.B<br />
4. Karakteristik penting dari pencacah adalah:<br />
B. Kerjanya sinkron atau tak sinkron.<br />
C. Pencacah maju atau mundur.<br />
D. Sampai berapa bias mecacah (Modulo).<br />
Sum<br />
A.B + A.B<br />
Carry A.B<br />
E. Dapat berjalah terus (free running) atau berhenti sebdiri atau self<br />
stopping.<br />
5. Pencacah sinkron berhenti pada 11 = 3 (dasan)<br />
A B Anot Bnot Anot+Bnot<br />
Pulsa Out FF-B FF-A<br />
ke B A JB KB JA KA<br />
0 0 0 0 X 1 X<br />
1 0 1 1 X x 1<br />
2 1 0 x 0 1 x<br />
3 1 1 x 0 x 0<br />
4 1 1 x x x x<br />
B\A 0 1<br />
0 0 1<br />
1 X X<br />
0<br />
0<br />
1<br />
1<br />
B\A 0 1<br />
0 0 1<br />
1 X x<br />
KA = B<br />
0<br />
1<br />
0<br />
1<br />
1<br />
1<br />
0<br />
0<br />
1<br />
0<br />
1<br />
0<br />
1<br />
1<br />
1<br />
0
Gambar rangkaian:<br />
Clock<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A<br />
129<br />
J<br />
CLK<br />
K<br />
Q<br />
Q<br />
JKFFB<br />
B<br />
J<br />
CLK<br />
Q<br />
K Q<br />
JKFFB<br />
Pencacah sinkron berhenti pada 11:<br />
Pulsa Out FF-B FF-A<br />
ke B A JB KB JA KA<br />
0 0 0 X X 1 X<br />
1 0 1 1 X x 1<br />
2 1 0 X X 1 x<br />
3 1 1 X X x 0<br />
4 1 1 X x x x<br />
A<br />
6. Register adalah sekelompok flip flop yang dapat dipakai untuk menyimpan<br />
<strong>dan</strong> mengolah informasi dalam bentuk biner.<br />
7. Ada 2 jenis register yaitu:<br />
a. Storage register (register penyimpan)<br />
b. Shift Register (register geser)<br />
1. SISO (Serial Input Serial Output)<br />
2. SIPO (Serial Input Paralel Output)<br />
3. PISO (Paralel Input Serial Output)<br />
4. PIPO (Paralel Input Paralel Output)<br />
8. Rangkaian register SISO menggunakan JK FF:<br />
Word<br />
in<br />
Clock<br />
1<br />
2<br />
3<br />
J<br />
Q<br />
4<br />
CLK<br />
K Q<br />
5<br />
JKFFA<br />
1<br />
2<br />
3<br />
J<br />
CLK<br />
K<br />
Q<br />
Q<br />
JKFFB<br />
4<br />
5<br />
1<br />
2<br />
3<br />
J<br />
CLK<br />
K<br />
Q<br />
Q<br />
JKFFC<br />
4<br />
5<br />
1<br />
2<br />
3<br />
B\A 0 1<br />
0 X 1<br />
1 X 0<br />
JB = JA = 1<br />
KB = X<br />
J<br />
Q<br />
4<br />
CLK<br />
K Q<br />
5<br />
JKFFD<br />
Serial<br />
out
Prinsip kerja: Informasi data dimasukkan melalui word in <strong>dan</strong> akan<br />
dikeluarkan jika ada denyut lonceng berlalu dari 1 ke 0. Karena jalan<br />
keluarnya flipflop 1 dihibungkan dengan jalan masuknya flipflop berikutnya<br />
maka informasi didalam register akan digeser ke kanan selama tebing dari<br />
denyut lonceng atau clock.<br />
Rangkaian register SISO menggunakan D FF:<br />
Word<br />
in<br />
Clock<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A<br />
130<br />
D Q<br />
CLK<br />
FFA<br />
Q<br />
D Q<br />
CLK<br />
FFB<br />
Q<br />
D Q<br />
CLK<br />
Q<br />
FFC<br />
D Q<br />
CLK<br />
Q<br />
FFD<br />
Serial<br />
out<br />
Prinsip kerja: informasi atau data dimasukkan melalui input data load, <strong>dan</strong><br />
data tersebut akan dikeluakan selama ada denyut lonceng atau clock dari 0<br />
ke 1. Karena jalan keluarnya flipflop satu dihubungkan kepada jalan<br />
masuknya flip-flop berikutnya, maka informasi dalam register akan digeser<br />
kekanan selama tebing depan dari denyut lonceng (clock)<br />
9. Rangkaian clock RS FF<br />
S<br />
Clock<br />
R<br />
Tabel kebenarannya:<br />
CLOCK R S Q Qnot<br />
0<br />
1<br />
0<br />
1<br />
0<br />
1<br />
0<br />
0<br />
0<br />
0<br />
1<br />
1<br />
0<br />
0<br />
1<br />
1<br />
0<br />
0<br />
0<br />
0<br />
0<br />
1<br />
1<br />
0<br />
Q<br />
Q<br />
1<br />
1<br />
1<br />
0<br />
0<br />
1
0<br />
1<br />
10. Sifat-sifat JK FF<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A<br />
131<br />
1<br />
1<br />
1<br />
1<br />
0<br />
1<br />
1<br />
terlarang<br />
a. Jika input J <strong>dan</strong> K berlogika 1 diberi pulsa clock maka keadaan<br />
outputnya akan berubah.<br />
b. Dan jika inputnya J <strong>dan</strong> K keduanya berlogika 0 maka keadaanya<br />
outputnya tidak akan berubah (sama dengan kondisi sebelumnya)<br />
Meskipun pulsa clock diberikan. Kondisi ini dinamakan kondisi stabil.<br />
c. Flipflop ini tidak memiliki kondisi terlarang. Maksudnya jika pulsa clock<br />
diberikan input J <strong>dan</strong> K diberikan kedua outputnya Q <strong>dan</strong> Qnot tetap<br />
berbeda.<br />
D. LEMBAR PENILAIAN TEST PRAKTIK<br />
Nama Peserta :<br />
No. Induk :<br />
Program Keahlian :<br />
Nama Jenis Pekerjaan :<br />
PEDOMAN PENILAIAN<br />
No. Aspek Penilaian<br />
Skor<br />
Maks.<br />
Skor<br />
Perolehan<br />
Keterangan<br />
1 2 3 4 5<br />
1 Perencanaan<br />
1.1. Persiapan alat <strong>dan</strong> bahan<br />
5<br />
1.2. Menganalisa jenis desain<br />
5<br />
Sub total 10<br />
2 Membuat tata letak<br />
2.1. Penyiapan tata letak<br />
5<br />
2.2. Menentukan Ilustrasi <strong>dan</strong> warna<br />
5<br />
Sub total 10<br />
3 Proses (Sistematika & Cara Kerja)<br />
3.1. Cara membuat ilustrasi<br />
10<br />
3.2. Cara melakukan tata letak<br />
10<br />
3.3. Cara menetapkan warna<br />
10<br />
Sub total 30
4<br />
5<br />
6<br />
Kualitas Produk Kerja<br />
4.1. Hasil desain cover buku fiksi sesuai dengan 10<br />
isi buku<br />
4.2. Hasil desain cover memenuhi unsur<br />
10<br />
estetika<br />
4.3. Pekerjaan diselesaikan dengan waktu 10<br />
yang telah ditentukan<br />
Sub total 30<br />
Sikap/Etos Kerja<br />
5.1. Tanggung jawab<br />
5.2. Ketelitian<br />
5.3. Inisiatif<br />
5.4. Kemandirian<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A<br />
132<br />
2<br />
3<br />
3<br />
2<br />
Sub total 10<br />
Laporan<br />
6.1. Sistimatika penyusunan laporan<br />
6.2. Kelengkapan bukti fisik<br />
KRITERIA PENILAIAN<br />
4<br />
6<br />
Sub total 10<br />
Total 100<br />
No. Aspek Penilaian Kriteria Penilaian Skor<br />
1 Perencanaan<br />
1.1. Persiapan alat <strong>dan</strong> bahan<br />
1.2. Menganalisa jenis desain<br />
2 Membuat tata letak<br />
2.1. Penyiapan tata letak<br />
2.2. Menentukan jenis ilustrasi <strong>dan</strong><br />
warna<br />
3 Proses (Sistematika & Cara<br />
Kerja)<br />
3.1. Cara membuat ilustrasi<br />
• Alat <strong>dan</strong> bahan disiapkan sesuai<br />
kebutuhan<br />
• Alat <strong>dan</strong> bahan disiapkan tidak<br />
sesuai kebutuhan<br />
• Merencanakan sesuai tahapan/<br />
proses desain<br />
• Tidak merencanakan tahapan/<br />
proses desain<br />
• Tata letak disiapkan sesuai prosedur<br />
• Tata letak tidak disiapkan sesuai<br />
prosedur<br />
• Model susunan dilengkapi dengan<br />
intruksi penyusunan<br />
• Model susunan tidak dilengkapi<br />
dengan instruksi penyusunan<br />
• Ilustrasi dibuat sesuai dengan isi<br />
buku<br />
• Ilustrasi dibuat tidak sesuai isi buku<br />
5<br />
1<br />
5<br />
1<br />
5<br />
1<br />
5<br />
1<br />
10<br />
1
3.2. Cara melakukan tata letak<br />
3.3. Cara menetapkan warna<br />
4 Kualitas Produk Kerja<br />
4.1. Hasil desain cover buku fiksi<br />
sesuai dengan isi buku<br />
4.2. Hasil desain cover memenuhi<br />
unsur estetika<br />
4.3. Pekerjaan diselesaikan dengan<br />
waktu yang telah ditentukan<br />
5 Sikap/Etos Kerja<br />
5.1. Tanggung jawab<br />
5.2. Ketelitian<br />
5.3. Inisiatif<br />
5.4. Kemandirian<br />
6 Laporan<br />
6.1. Sistimatika penyusunan laporan<br />
6.2. Kelengkapan bukti fisik<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A<br />
133<br />
• Tata letak memenuhi dasar-dasar<br />
estetika<br />
• Tata letak tidak memenuhi dasardasar<br />
estetika<br />
• Penggunaan warna memenuhi<br />
harmoni warna<br />
• Penggunaan warna tidak harmoni<br />
• Hasil desain sesuai dengan isi buku<br />
• Hasil desain tidak sesuai denan isi<br />
buku<br />
• Hasil desain menerapkan unsure<br />
estetika<br />
• Hasil desain tidak memenuhi estetika<br />
• Menyelesaikan pekerjaan lebih cepat<br />
dari waktu yang ditentukan<br />
• Menyelesaikan pekerjaan tepat<br />
waktu<br />
• Menyelesaikan pekerjaan melebihi<br />
waktu yang ditentukan<br />
• Membereskan kembali alat <strong>dan</strong><br />
bahan yang dipergunakan<br />
• Tidak membereskan alat <strong>dan</strong> bahan<br />
yang dipergunakan<br />
• Tidak banyak melakukan kesalahan<br />
kerja<br />
• Banyak melakukan kesalahan kerja<br />
• Memiliki inisiatif bekerja<br />
• Kurang/tidak memiliki inisiatif kerja<br />
• Bekerja tanpa banyak diperintah<br />
• Bekerja dengan banyak diperintah<br />
• Laporan disusun sesuai sistimatika<br />
yang telah ditentukan<br />
• Laporan disusun tanpa sistimatika<br />
10<br />
1<br />
10<br />
1<br />
10<br />
1<br />
10<br />
1<br />
8<br />
10<br />
2<br />
2<br />
1<br />
3<br />
1<br />
3<br />
1<br />
2<br />
1<br />
4<br />
1
Modul ELKA.MR.UM.004.A<br />
134<br />
• Melampirkan bukti fisik hasil<br />
penyusunan<br />
• Tidak melampirkan bukti fisik<br />
BAB IV<br />
PENUTUP<br />
Setelah menyelesaikan modul ini, maka Anda berhak untuk mengikuti tes praktik<br />
untuk menguji kompetensi yang telah dipelajari. Dan apabila Anda dinyatakan<br />
memenuhi syarat kelulusan dari hasil evalusi dalam modul ini, maka Anda berhak<br />
untuk melanjutkan ke topik/modul berikutnya. Mintalah pada pengajar/instruktur<br />
untuk melakukan uji kompetensi dengan sistem penilaiannya dilakukan langsung<br />
dari pihak dunia industri atau asosiasi profesi yang berkompeten apabila Anda<br />
telah menyelesaikan suatu kompetensi tertentu. Atau apabila Anda telah<br />
menyelesaikan seluruh evaluasi dari setiap modul, maka hasil yang berupa nilai<br />
dari instruktur atau berupa porto folio dapat dijadikan sebagai bahan verifikasi<br />
bagi pihak industri atau asosiasi profesi. Kemudian selanjutnya hasil tersebut<br />
dapat dijadikan sebagai penentu standard pemenuhan kompetensi tertentu <strong>dan</strong><br />
bila memenuhi syarat Anda berhak mendapatkan sertifikat kompetensi yang<br />
dikeluarkan oleh dunia industri atau asosiasi profesi.<br />
6<br />
2
Hold Sworth, Digital Logic DesignButter Worth, London, 1985<br />
Modul ELKA.MR.UM.004.A<br />
135<br />
DAFTAR PUSTAKA<br />
John D. Ryder, PHD, Engineering Electronics, International Student Edition<br />
Millman Jacob <strong>dan</strong> Halkias Christos C, Elektronika Terpadu Jilid 2, Erlangga,<br />
Jakarta 1985<br />
Pudak Scientific, Basic Digital Communication, Bandung, Indonesia<br />
Wasito S, Pelajaran ElektronikaTeknik Digit, Karya Utama, Jakarta.