18.03.2013 Views

MAF413

MAF413

MAF413

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Pengomposan ini dapat dilakukan dengan<br />

beberapa cara. Misalnya dengan membuat bak<br />

komposter atau keranjang Takakura. Untuk<br />

mempercepat pengomposan, ada baiknya sampah<br />

dipotong kecil-kecil dulu. Setiap satu bulan sekali<br />

sampah harus di bolak-balik. Kelembabannya pun<br />

harus dijaga, tidak boleh terlalu kering ataupun<br />

basah. Pada bulan ketiga pupuk sudah bisa dipanen.<br />

Selain itu, untuk pengolahan sampah sisa-sisa<br />

makanan bisa menggunakan keranjang Takakura.<br />

Alat pengomposan skala rumah tangga yang<br />

ditemukan Pusdakota bersama Pemerintah Kota<br />

Surabaya, Kitakyusu International Techno-cooperative<br />

Association, dan Pemerintah Kitakyusu Jepang pada<br />

tahun 2005 ini dirakit dari bahan-bahan sederhana<br />

seperti keranjang pakaian, kardus, dan sekam.<br />

(Gambar 1).<br />

Cara kerjanya adalah dengan menimbun sisa<br />

makanan dengan tanah di dalam keranjang. Sampah<br />

18 Al FAlAh April 2013<br />

Keranjang Takakura di Sekretariat Tunas Hijau.<br />

(Gambar 1) Keranjang Takakura<br />

yang dimasukkan Keranjang Takakura sebaiknya<br />

dalam materi yang kecil. Semakin kecil materi,<br />

semakin mudah diuraikan. Pertama-tama gali starter<br />

kompos di dalam keranjang tersebut dengan cetok.<br />

Masukkan sampah pada lubang yang digali lalu<br />

tusuk-tusuk dengan cetok. Timbun sampah tadi<br />

dengan kompos di tepian lubang. Tutup kompos<br />

tersebut dengan bantalan sekam. Diikuti kain<br />

hitam. Dan penutup keranjang.<br />

Letakkan Keranjang Takakura di tempat yang<br />

terhindar dari sinar matahari langsung. Bila kompos<br />

kering, perciki air bersih sambil diaduk merata. Dan<br />

jika kompos di dalam Keranjang telah penuh, ambil<br />

1/3-nya dan kita matangkan selama seminggu di<br />

tempat yang tidak terkena sinar matahari secara<br />

langsung. Sisanya yang 2/3 bisa kita gunakan<br />

kembali sebagai starter untuk pengolahan<br />

berikutnya.<br />

Pemilahan sampah organik dan non organik ini<br />

lebih penting dari pada memisahkan sampah basah<br />

dan sampah kering. “Sebab, Kalau sampah non<br />

organik sudah bercampur dengan sampah organik,<br />

biasanya malah membuat orang jijik dan tidak mau<br />

mengolahnya,” terangnya.<br />

Setiap dari kita tentu menginginkan tinggal di<br />

tempat yang bersih, nyaman, dan indah. Cukup<br />

mewujudkan tempat tinggal bebas sampah. Dengan<br />

terbiasa melakukannya, tentu hal itu akan menjadi<br />

budaya baik yang bisa ditularkan.<br />

Mari mengubah perilaku kita menjadi lebih<br />

bijak terhadap sampah. Tidak membuangnya<br />

sembarangan, melainkan berusaha mengurangi<br />

pengadaan sampah dan mampu mengelolanya<br />

menjadi bermanfaat. Semoga kita menjadi golongan<br />

manusia yang dicintai Allah karena menjalankan<br />

fitrahnya sebagai pemelihara bumi ini.{}

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!