Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
NO. 00 MARET 2013<br />
<strong>int</strong><br />
3 KONTEs<br />
FOTOGRAFi<br />
iNTERNATiONAL<br />
ThE AssETs<br />
di Balik Nuansa Merah<br />
Masjid Lautze 2<br />
TiPs & TRiCK<br />
FOTO sAAT<br />
FEsTiVAL<br />
<strong>mata</strong><br />
ThE ViP / ThE AGENT / ThE AssETs<br />
KOhEsi BudAyA<br />
TiONGhOA<br />
Menapak<br />
Tahun ular Air<br />
2564<br />
Ketika Lilin Merah<br />
Warnai iMLEK<br />
Akulturasi Mengalir dengan<br />
Caranya sendiri
EdiTORiAL<br />
KOHESI BUDAYA<br />
TIONGHOA<br />
DI NUSANTArA<br />
N<br />
usantara, sebuah negeri dengan konsep<br />
multikultural sekaligus polietnis.<br />
dibentuk bangsanya dengan dua pola migrasi,<br />
yaitu dari luar dan dari dalam wilayah.<br />
Bicara migrasi dari luar Nusantara, orientasi kita akan<br />
mengarah pada tiga etnis, yaitu: india, China, dan Arab.<br />
Ketiganya bermigrasi ke negeri ini dengan latar belakang<br />
agama, perdagangan, atau sukarela tetapi jelasnya bukan<br />
penaklukan. Jejak budaya dan agama yang dibawa ketiganya<br />
begitu kuat mengakar melebur bersama budaya lokal.<br />
Kendati kecil secara kuantitas namun pengaruh ketiganya<br />
begitu besar sekali dalam berbagai bidang hingga saat ini.<br />
Majalah <strong>int</strong>i<strong>mata</strong> dalam edisi<br />
perdananya memperkenalkan diri<br />
bersamaan dengan perayaan<br />
Tahun Baru imlek 2564. Kupasan<br />
kohesi budaya coba disampaikan<br />
dalam tulisan dan foto. Kami<br />
tidak ingin membicarakan<br />
ekonomi atau bisnis meskipun<br />
sejarah bicara bahwa pemukiman<br />
masyarakat Tionghoa di<br />
indonesia dibentuk akibat proses<br />
aktivitas perdagangan. Kami<br />
coba memperlihatkan sisi lain<br />
bagaimana keserasian hubungan<br />
budaya China dan pribumi telah<br />
menciptakan pengertian yang<br />
apik dan koheren.<br />
Budaya Tionghoa secara<br />
nyata memberikan akulturasi unik<br />
memperkaya budaya indonesia.<br />
hiM<br />
EdiTOR iN ChiEF<br />
Ong hok ham (1933-2007) seorang sejarawan besar<br />
indonesia tanpa gelar profesor memaparkan tentang apa itu<br />
orang Tionghoa peranakan, yaitu mereka yang secara<br />
kebudayaan mempunyai budaya akulturasi (Tionghoa, lokal:<br />
Melayu, sunda atau Jawa, dan Eropa-Belanda). dalam<br />
kehidupan sehari-hari mereka tidak bisa berbahasa<br />
China melainkan ber-Bahasa indonesia dan atau bahasa<br />
daerah sebagai bahasa ibu. Bahkan, dahulu warga Tionghoa<br />
peranakan fasih berbahasa Belanda dalam kehidupan<br />
sehari-hari.<br />
Masyarakat Tionghoa di Nusantara merupakan<br />
pendatang, seperti halnya orang Muhajir di Pakistan<br />
atau orang Tamil di srilanka.<br />
Mereka secara demografis merupakan minoritas<br />
sehingga sebaiknya meng<strong>int</strong>egrasikan dan<br />
mengasimilasikan diri dengan suku bangsa<br />
serta kebudayaan di daerah tempat<br />
mereka menetap.<br />
- Koentjaraningrat -<br />
Apa yang digambarkan Ong dalam tulisannya menjelaskan<br />
pada kita bahwa keberadaan dan pengaruh orang Tionghoa<br />
di Nusantara adalah keniscayaan yang mengalir dengan<br />
sendirinya.<br />
Keberadaan Tionghoa mempunyai keunikan tersendiri dalam<br />
<strong>int</strong>eraksinya dengan suku lain di indonesia. sebut saja<br />
beberapa kota seperti singkawang, semarang, surabaya,<br />
Bandung, Padang, Bangka, Pontianak, hingga Ternate,<br />
Maluku, dan bahkan di Papua. di kota-kota tersebut orang<br />
Tionghoa berhubungan baik dengan suku setempat.<br />
Meleburnya peranakan Tionghoa di negeri ini jelas menjadi<br />
bukti adanya daya kohesi budaya yang kuat.<br />
Pada masa Orde Baru, peranakan Tionghoa sering<br />
dipandang negatif. Padahal, mereka mempunyai peranan<br />
penting dalam proses kebangsaan indonesia. Bahkan<br />
seorang Muhammad yamin pernah melakukan perjalanan<br />
ke pelosok Tangerang dan menyebut bahwa peranakan<br />
Tionghoa hidup persis seperti anak<br />
negeri indonesia lainnya.<br />
di Pecinan Glodok-Pancoran,<br />
Jakarta, orang Tionghoa-lah<br />
yang menjadi motor tumbuh dan<br />
berkembangnya Batavia menjadi<br />
Jakarta.<br />
Kini, orang indonesia keturunan<br />
persilangan antara masyarakat<br />
Tionghoa dan pribumi bisa menjadi<br />
jembatan antarbudaya<br />
serta simpul rasa saling percaya<br />
dalam masyarakat. dengan<br />
demikian, wujud harmonisasi sosial<br />
dapat terbuka lebar antar<br />
dua kubu kebudayaan melalui<br />
proses keterbukaan.<br />
Komunikasi budaya antara masyarakat Tionghoa dan<br />
masyarakat pribumi akan menguatkan identitas indonesia<br />
sebagai bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal ika, sebuah<br />
semboyan bangsa ini yang sering didengungkan dan kita<br />
dengar sejak sekolah dasar dulu.<br />
Bersatu indonesia dalam keragaman!<br />
MARET 2013 3
content<br />
NO. 00 MARET 2013 ThE ViP / ThE AGENT / ThE AssETs<br />
13<br />
10<br />
Liputan Khusus<br />
Menapak<br />
Tahun Ular Air 2564<br />
The ViP<br />
Amidis: Air Minum distilasi Pertama di<br />
indonesia<br />
20<br />
Toko Jamu Babah Kuya:<br />
Akulturasi Mengalir dengan Caranya sendiri<br />
33<br />
Liputan khusus<br />
3 Kontes Fotografer <strong>int</strong>ernasional<br />
35<br />
Events<br />
Filter Lensa yang Paling Tipis dan Ringan<br />
34<br />
Gear<br />
Tips & Tricks<br />
Foto Festival<br />
27<br />
68<br />
Kontes<br />
16<br />
Liputan Khusus<br />
Ketika Lilin Merah Warnai imlek<br />
Pemenang Kontes inifotoku.com<br />
75<br />
The Assets<br />
di Balik Nuansa Merah Masjid Lautze 2<br />
Kata Pembaca<br />
Tentang Majalah <strong>int</strong>i<strong>mata</strong><br />
MARET 2013 6
24<br />
37<br />
The hunter<br />
PAF “Klub Foto Amatir Tertua di indonesia”<br />
Gallery<br />
30<br />
The Agent<br />
JShe Photography:<br />
Find Your Colour<br />
dEWAN PENAsEhAT<br />
AKHMAD HADIAN LUKITA<br />
DION LUTVAN PRAMUDYO<br />
KEMiTRAAN<br />
MIKHAEL SEBAYANG<br />
@mikeystroo | +62819.3133.3010<br />
EdiTOR iN ChiEF<br />
HIM<br />
@saifanah<br />
sOCiAL MEdiA<br />
EKO JUSMAR<br />
@kitajimaland<br />
ROSALINA WATI<br />
@prettyow<br />
We don’t see things as they are,<br />
we see them as we are.<br />
- Ana’is Nin -<br />
NENI IRYANI<br />
@lilalily9<br />
you are what you think.<br />
PENuLis<br />
PENGEMBANGAN BisNis<br />
anggun nugraha<br />
@PariwisKata<br />
sunaryo kusuno<br />
@caksun<br />
TATA LETAK & dEsiGN<br />
abdul aris mustaqin<br />
@arisbronson<br />
WEBsiTE MAsTER<br />
NUR KHAFIDL<br />
andi abdul muhaimin<br />
@dmuhaimin<br />
it’s not who i am underneath, but<br />
what i do that defines me.<br />
- Batman -<br />
fauziah andi priyanto<br />
@zeezeeuzieuzie<br />
Keberhasilan bukan pada hasilnya<br />
yang cepat namun pada proses.<br />
AdMiNisTRAsi dAN KEuANGAN<br />
ida siti nuraida<br />
@Nuraida_ida<br />
REdAKsi dAN KEMiTRAAN<br />
JL. KYAI GEDE UTAMA NO. 12 BANDUNG 40132<br />
PHONE. +62.22.2501925 - FAX. +62.22.2516752<br />
iniFotokudotCom<br />
@iniFotoku<br />
www.inifotoku.com
(Candra Taufik)<br />
“Inti<strong>mata</strong> sangat mengesankan sebab foto-fotonya<br />
seakan membawa kita ke dunia yang berbeda dan<br />
nyata.”<br />
(Novianti)<br />
“Selamat atas terbitnya majalah Inti<strong>mata</strong> majalah<br />
khusus fotografi, nambah wawasan tentang seni<br />
fotografi plus mengagumi hasil2 karya fotografinya :D”<br />
(Ida Siti Nuraida)<br />
(Fiqi Dwiswistyan)<br />
“saya ucapkan selamat atas terbitnya majalah Inti<strong>mata</strong>. semoga<br />
dengan adanya majalah ini bisa semakin meramaikan dan<br />
menggiatkan dunia fotografi di Indonesia yang belakangan sudah<br />
mulai naik daun dan saya harap majalah Inti<strong>mata</strong> bisa menjadi<br />
panduan dan guideline untuk para fotografer pemula maupun<br />
yang sudah expert..”<br />
(Rindu Ratu)<br />
“Selamat atas launching majalah Inti<strong>mata</strong>..<br />
Semoga makin sukses, banyak penggemarnya dan<br />
peminatnya..semakin laku dipasaran, semakin dikenal<br />
banyak orang.. :-)”<br />
(Wina Siti Setiana)<br />
“Congratulation e magz..<br />
semoga semakin kompetitif sbg salah satu majalah<br />
indonesia yg berkualitas.. g sabar pingin liat majalah<br />
emagz yg keduaa.. seru soalnya XD.. ”<br />
(Ida Siti Nuraida)<br />
“Selamat atas launching majalah Inti<strong>mata</strong>..<br />
Semoga makin sukses, banyak penggemarnya dan<br />
peminatnya..semakin laku dipasaran, semakin dikenal<br />
banyak orang.. :-)”<br />
“Congratulations E-Magazine for bring out Paparazi !<br />
i’ll grab you both for making my day wonderful,<br />
colorful, and beautiful..let’s bring the inspiring moment to<br />
people..!”<br />
(Altina Septiani)<br />
TESTIMONI<br />
“Sukses yaa buat launchingnya majalah Inti<strong>mata</strong>, semoga<br />
semakin berkembang, memberikan inovasi yang baru<br />
dalam dunia fotografi, dan menjadi inpirasi buat para<br />
fotografer dimanapun :D”
ThE ViP<br />
Memilih Asupan Air Bagi Tubuh<br />
Amidis<br />
Air Minum Distilasi Pertama<br />
di Indonesia Teks: Rosalinawati<br />
MARET 2013 10
ThE ViP<br />
da tiga element penting pendukung hidup manusia,<br />
yaitu udara, tanah dan air. Nah, yang terakhir yaitu air<br />
merupakan unsur penting tubuh manusia. sejauh mana Anda<br />
memperhatikan asupan air minum sehari-hari?<br />
70% tubuh manusia adalah air dan kerja organ penting seperti<br />
otak, darah dan ginjal sepenuhnya bergantung pada pasokan air<br />
dalam tubuh. Apabila kadar air dalam tubuh berkurang hingga 7<br />
persen saja maka seseorang bisa jatuh pingsan<br />
bahkan dapat menyebabkan kematian. Oleh karena itu, apabila<br />
kita salah memilih asupan air bagi tubuh maka akan<br />
menyebabkan kerja organ tubuh kurang maksimal, bahkan<br />
menyebabkan masalah serius dalam tubuh.<br />
selain berfungsi sebagai salah satu motor penggerak organ<br />
dalam tubuh, air juga memiliki banyak peran penting. Beberapa<br />
diantaranya adalah: mencerdaskan otak, membentuk sel dan<br />
cairan tubuh, menyehatkan jantung, memperlancar sistem<br />
pencernaan, mempertahankan keseimbangan tubuh, mengatur<br />
suhu tubuh, meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan<br />
kesuburan, merawat kecantikan, merampingkan tubuh,<br />
membersihkan racun, hingga memulihkan kondisi tubuh. itulah<br />
sebab, mengapa ahli kesehatan menganjurkan minum air 8<br />
gelas atau 2 sampai 2,5 liter sehari.<br />
Jadi, siapa pun Anda, apapun profesi dan status sosial, serta<br />
berapa pun usia Anda maka sudah pasti tidak akan bisa hidup<br />
tanpa air. Akan tetapi, tahukah bahwa tidak semua jenis air<br />
yang kita konsumsi dapat menyehatkan tubuh, salah memilih<br />
konsumsi air malah dapat menyebabkan timbulnya berbagai<br />
jenis penyakit dalam tubuh. Apalagi akhir-akhir ini marak<br />
beredar di masyarakat minuman kemasan yang tidak terjamin<br />
kebersihan dan kesterilannya. sebagai konsumen, penting bagi<br />
Anda untuk memilih air yang terjamin kebersihan dan<br />
kemurniannya.<br />
..air distilasi dari Amidis terbukti dapat menghilangkan bahan<br />
pencemar dan menjadikannya air murni yang bermanfaat bagi<br />
tubuh manusia.<br />
salah satu jenis air minum yang patut Anda coba adalah air<br />
hasil distilasi atau yang lebih dikenal sebagai air distilasi. Air<br />
minum berkualitas ini diproduksi oleh Amidis yang merupakan<br />
satu-satunya perusahaan air minum kemasan distilasi di<br />
indonesia. Air distilasi merupakan hasil proses penguapan dari<br />
air yang dipanaskan hingga mencapai suhu 110°C dan<br />
dikombinasikan dengan proses demineralisasi, penyaringan<br />
reverse osmosis (RO), serta sterilisasi dengan proses<br />
ozonisasi.<br />
Oleh karena itu, air distilasi dari Amidis terbukti dapat<br />
menghilangkan bahan pencemar dan menjadikannya air murni<br />
yang bermanfaat bagi tubuh manusia. Air ini merupakan<br />
satu-satunya yang memenuhi styarat definisi air, yaitu:<br />
hidrogen + oksigen, bebas dari segala bentuk mineral<br />
anorganik termasuk garam; satu-satunya larutan yang dapat<br />
diterima tubuh tanpa merusak lapisan tissue dalam tubuh<br />
manusia, serta sebagai pelarut vitamin dan menyebarkannya<br />
ke seluruh bagian tubuh manusia.<br />
Menurut yohanes Ferry suherman selaku Regional sales<br />
Manager, air destilasi produksi Amidis bukan air minum dalam<br />
kemasan biasa. itu karena prosesnya menggunakan teknologi<br />
tinggi dan sudah diteliti para ahli dibidangnya. Air Amidis<br />
memenuhi persyaratan air sehat dari WhO (World health<br />
Organization), yaitu tidak berbau, tidak berwarna dan tidak<br />
mempunyai rasa.<br />
Pria penggemar olah raga tersebut juga mengutarakan bahwa<br />
Amidis dapat melarutkan sisa-sisa racun berbahaya dari sel<br />
tubuh. Jenis air ini akan memberi manfaat terbaik bagi otak,<br />
ginjal, darah dan paru-paru, serta membantu menurunkan<br />
hipertensi karena hal itu mengandung sodium dengan<br />
Tds = 0 PPM dimana dapat mengoptimalkan proses<br />
detoksifikasi (pembuangan zat racun) dari dalam tubuh.<br />
“<br />
Amidis berdiri sejak 1997 sebagai salah satu<br />
perusahaan air minum kemasan di indonesia yang terbilang<br />
muda namun sebagai pionir air distilasi<br />
sehingga membuat Amidis banyak<br />
dilirik masyarakat terutama smart costumer.<br />
A“<br />
Tidak hanya itu, dengan menggunakan teknologi tinggi maka<br />
menjamin proses hingga kemasan Amidis ramah lingkungan.<br />
saat ini Amidis pun telah bermitra dengan berbagai pihak mulai<br />
dari hotel, restaurant, café, fitness club, retail, bank,<br />
perkantoran, dan sekolah. Beberapa merk dan mitra<br />
mencantumkan logo Amidis di brand mereka.<br />
didukung strategi dan inovasi baru di tahun ular air ini, Amidis<br />
yakin akan terus menjadi brand air minum kemasan yang<br />
berbeda dan berkualitas di pasaran. Bahkan, Amidis mencoba<br />
merambah pasar Asia terutama Jepang. hal itu membuktikan<br />
Amidis sudah mendapat kepercayaan di Tanah Air dan juga<br />
<strong>int</strong>ernasional.<br />
Jadi, percayakan Amidis sebagai air minum kesehatan Anda<br />
dan keluarga. dukunglah program diet dengan mengkonsumsi<br />
Amidis. hal paling penting adalah sayangi otak, darah, ginjal<br />
dan paru-paru Anda dengan lewat asupan air Amidis. dengan<br />
kemasan warna orange, Amidis tersedia dalam ukuran 240 ml,<br />
330 ml, 600 ml, 1500 ml, dan 19 liter yang cocok untuk<br />
menemani aktivitas luar ruangan. Bagi Anda yang sibuk dan<br />
menggantungkan asupan minuman berkualitas maka Amidis<br />
cocok untuk diletakkan di salah satu sudut dapur, ruang makan<br />
rumah, serta di kantor.<br />
MARET 2013 11
LiPuTAN Khusus<br />
Menapak Tahun Ular Air 2564 Teks: Andi A Muhaimin<br />
Photo: Abdul Aris Mustaqin<br />
imlek bukan sekedar<br />
ritual<br />
keagamaan se<strong>mata</strong>. imlek<br />
adalah perayaan manusia yang menyatu dengan<br />
alam. Ada nilai-nilai c<strong>int</strong>a ““hakekatnya<br />
kasih<br />
universal pada alam, lingkungan, dan<br />
sesama yang sangat kental dalam<br />
perayaannya.<br />
MARET 2013 13
LiPuTAN Khusus<br />
Mata terpejam khusuk<br />
sementara hio terbakar<br />
dalam genggaman.<br />
Beberapa orang tenggelam dalam khidmat<br />
doa di salah satu sudut Klenteng satya<br />
Budhi, Klenteng tertua yang ada di Kota<br />
Bandung. Bukan hanya sembahyang biasa<br />
yang mereka lakukan pagi hari 10 Februari<br />
2013. Mereka memanjatkan syukur untuk<br />
tahun yang telah dilewati dan memohon<br />
perlindungan kepada yang Maha Kuasa<br />
atas tahun baru menjelang. Menutup<br />
lembaran tahun Naga Air 2563 dan<br />
menapak perjalanan baru di tahun ular<br />
Air 2564.<br />
Walaupun sangat dekat dengan ritual<br />
umat Khong hu Chu, hakekatnya imlek<br />
bukan sekedar ritual keagamaan se<strong>mata</strong>.<br />
imlek adalah perayaan manusia yang<br />
menyatu dengan alam. Berakar pada<br />
budaya masyarakat petani dalam<br />
menyambut datangnya musim semi, ada<br />
nilai-nilai c<strong>int</strong>a kasih universal pada alam,<br />
lingkungan, dan sesama yang sangat<br />
kental dalam perayaannya.<br />
imlek adalah perayaan tahun baru.<br />
Waktunya bersyukur atas rezeki tahun lalu<br />
serta membangkitkan semangat untuk<br />
hal yang lebih baik di tahun baru. Waktu<br />
dimana seluruh keluarga saling bertemu,<br />
saling bermaafan, dan semangat<br />
persaudaraan dikibarkan.<br />
imlek memiliki makna filosofi di balik ragam<br />
tradisinya, misalnya pemberian angpau<br />
merupakan ungkapan simbolik membagi<br />
kesejahteraan dari orang tua kepada<br />
anak-anak atau dari yang mampu kepada<br />
kurang mampu. dengan<br />
semangat berbagi ini setiap orang dapat<br />
turut menikmati perayaan imlek dan tidak<br />
dibatasi pada keturunan Tionghoa saja<br />
tetapi untuk semua orang tanpa melihat<br />
suku dan agamanya.<br />
Begitu pula yang tercermin pada perayaan<br />
imlek di Klenteng Vihara satya Budhi<br />
Bandung. di sini, warga Tionghoa dan<br />
warga Bandung lainnya dapat bersama<br />
terlibat harmonis dalam perayaan<br />
imlek. Ketika umat Khong hu Chu<br />
khidmat menjalankan ritual di dalam<br />
Klenteng, warga lain turut membantu<br />
menjaga keamanan dan ketertiban di luar.<br />
Bahkan ada pula yang turut membantu<br />
menyiapkan peralatan sembahyang di<br />
dalam klenteng. sebaliknya, mereka yang<br />
selesai bersembahyang tidak segan-segan<br />
memberikan angpau kepada mereka yang<br />
menunggu di luar.<br />
MARET 2013 14
LiPuTAN Khusus<br />
Ketika Lilin Merah Warnai<br />
Imlek<br />
Teks & Photo: Neni iryani“<br />
-Buddha-<br />
“<br />
Thousands of candles can be lit from a single candle and the life of<br />
the candle will not be shortened. happiness never decreases by being shared.<br />
MARET 2013 16
LiPuTAN Khusus<br />
Ratusan lilin raksasa warna merah berjajar rapi di<br />
salah satu sudut halaman belakang Klenteng satya<br />
Budhi. Lilin persembahan tersebut menyeruakkan<br />
panas seolah ingin berlomba dengan Matahari pagi<br />
menyambut Tahun Baru imlek pada 10 Februari 2013.<br />
Tempat ibadah agama Khonghucu ini berlokasi di sebuah gang<br />
kecil tepatnya di Jalan Kelenteng No. 1. sekira 200 meter dari<br />
perempatan Jl. sudirman, Jl. Astana Anyar, dan Jl. Gardujati<br />
Bandung.<br />
Beberapa batang bambu dipasang sedemikian rupa sebagai<br />
penyangga di antara lilin-lilin raksasa. Apabila diperhatikan,<br />
nampak tulisan huruf China ditorehkan dengan t<strong>int</strong>a emas pada<br />
batang lilin. Akan tetapi, ada pula tulisan yang hanya ditulis di<br />
kertas putih kemudian dililitkan di batang lilin. Tulisan tersebut<br />
bisa berupa nama si pemesan lilin atau nama orang yang<br />
dim<strong>int</strong>anya dituliskan di batang lilin. selain mencantumkan nama<br />
pemesan, huruf-huruf China tersebut bisa saja berisikan syair<br />
kehidupan atau doa untuk kelancaran bisnis menjelang tahun<br />
ular Air 2564 ini.<br />
dengan tinggi sekira 1 meter dan diameternya ada yang<br />
mencapai 20 cm, lilin-lilin tersebut kabarnya bisa terus menyala<br />
selama 15 hari atau bahkan lebih. Berat sebuah lilin raksasa<br />
bisa mencapai hingga 1.000 kati (1 kati = 6,25 ons). harganya<br />
pun tak bisa dikatakan murah. sebatang lilin seberat 1000 kati<br />
bisa dihargai hingga Rp12 juta.<br />
Pihak pengurus kelenteng akan menjaga agar lilin-lilin raksasa<br />
tetap menyala hingga habis. Cairan berwarna merah darah atau<br />
lelehan lilin yang membeku tak ayal mewarnai lantai halaman<br />
belakang kelenteng tertua di Bandung tersebut.<br />
di tengah-tengah lilin yang membara, seorang paro baya<br />
terlihat sibuk membersihkan sisa hasil pembakaran lilin.<br />
Bermodalkan sekop dan sepatu boot, ia hadir sebagai sosok<br />
yang membantu kelancaran perayaan imlek hari itu.<br />
Lilin dan imlek memang tidak terpisahkan. Lilin adalah salah<br />
satu perangkat sembahyang atau persembahan yang<br />
diibaratkan sebagai kehidupan yang terang, keberkahan, rejeki,<br />
jodoh, dan lainnya. semakin besar ukuran lilin yang dibakar<br />
semakin besar pula rasa syukur seseorang atas rezeki dan<br />
berkah tahun lalu. Bisa juga lilin yang berukuran besar itu akan<br />
membawa keberuntungan besar di tahun akan datang.<br />
MARET 2013 17
LiPuTAN Khusus<br />
MARET 2013 18
LiPuTAN Khusus<br />
Toko Jamu Babah Kuya :<br />
Akulturasi Mengalir dengan<br />
Caranya Sendiri Teks:<br />
Andi A Muhaimin<br />
Photo: Abdul Aris Mustaqin<br />
MARET 2013 20
LiPuTAN Khusus<br />
“<br />
“Pembeli jamu Babah Kuya datang dari<br />
beragam orang dan daerah. Bahkan, ada yang<br />
datang dari luar negeri, seperti Belanda.<br />
Tidak jarang racikan jamu Babah Kuya<br />
dijadikan bahan riset pengobatan herbal.<br />
MARET 2013 21
LiPuTAN Khusus<br />
Keberadaan etnis Tionghoa di tengah masyarakat<br />
indonesia adalah sebuah keniscayaan dalam<br />
sejarah yang panjang. Pembauran budayanya<br />
begitu meresap dalam kehidupan sehari-hari dalam banyak<br />
bidang kehidupan. Ketika aktivitas sosial-ekonomi berlangsung<br />
maka lahir pula akulturasi yang mengalir dengan caranya sendiri<br />
saling menopang.<br />
sebagaimana terjadi di beberapa kota di indonesia, peran orang<br />
Tionghoa begitu terasa menghidupkan denyut nadi<br />
perekonomian suatu wilayah. Nah, itu terjadi pula pada salah<br />
satu pusat niaga tertua di Kota Bandung, yaitu di Pasar Baru.<br />
Kali ini <strong>int</strong>i<strong>mata</strong> mengajak Anda untuk menyambangi salah satu<br />
toko tua di sekitar Pasar Baru, Bandung. Toko yang dikelola<br />
keturunan Tionghoa ini tidak mengklaim sebagai penyedia<br />
ramuan China Tionghoa melainkan justru jamu tradisional<br />
Nusantara. Bagaimana, menarik bukan? Nama toko ini pun<br />
cukup unik, yaitu Babah Kuya.<br />
Berada di salah satu sudut ramai belakang Pasar Baru yang<br />
sekarang menjelma menjadi Pusat Perbelanjaan Modern, toko<br />
tua ini adalah saksi eksistensi warga Tionghoa diawal kelahiran<br />
pusat niaga Kota Bandung. Beralamat di Pasar selatan No. 33,<br />
Toko Jamu Babah Kuya sudah ada sejak tahun 1800-an<br />
didirikan oleh Tan sioe how.<br />
Penamaan Babah Kuya sendiri berasal dari kata ‘babah’ yaitu<br />
panggilan bapa untuk orang Tionghoa dan kata ‘kuya’ yang<br />
berarti kura-kura dalam bahasa sunda. Panggilan ‘babah’ untuk<br />
etnis Tionghoa rupanya memiliki kemiripan dengan ‘abah’ (bapa<br />
atau ayah) untuk orang sunda. sementara untuk kata ‘kuya’,<br />
itu karena memang di toko ini terpampang penyu (kura-kura air<br />
laut) yang diawetkan dan telah ada sejak awal toko tersebut<br />
berdiri. Penyu itulah yang kemudian menjadi simbol toko ini<br />
sekaligus menjadi sebutan yang mudah diingat konsumen.<br />
di tengah hiruk pikuk Pasar Baru yang tidak pernah sepi,<br />
<strong>int</strong>i<strong>mata</strong> berkesempatan mewawancarai han Pek hoa, istri dari<br />
iwan setiadi (sie Tjoe Liong), generasi keempat pengelola Toko<br />
Babah Kuya. ibu iwan menjelaskan bahwa dia dan suaminya<br />
telah mengelola toko jamu ini selama 27 tahun meneruskan<br />
tradisi menjual bahan dan racikan jamu. para pemasok<br />
bahan-bahan jamu-nya pun saling meneruskan profesi dan<br />
usaha mereka secara estafet.<br />
Toko Babah Kuya telah menurunkan keahlian meracik bahan<br />
ramuan tradisional Nusantara secara turun-temurun. 95%<br />
bahan jamu yang dijual di toko ini berasal dari beberapa provinsi<br />
di indonesia, sementara sisanya mengimpor dari luar negeri<br />
termasuk China dan Thailand. uniknya, ketika ditanya mengenai<br />
asal resep ramuan jamunya, ibu iwan menjawab, “Kalau dari<br />
China kita nggak ngerti, ini semua ramuan tradisional<br />
Nusantara. hanya beberapa istilah, seperti kalau ada yang<br />
mem<strong>int</strong>a lingshi, nah kita ada. itupun saya nggak tahu gimana<br />
tulisan China-nya” ujarnya sembari tertawa.<br />
ibu iwan mengakui ada kepuasan tersendiri ketika membagikan<br />
pengetahuan kesehatan kepada pelanggannya. harapnya<br />
mereka mengerti manfaat ramuan tradisional Nusantara.<br />
Toko Jamu Babah Kuya adalah cerminan pembauran budaya<br />
yang tidak hanya indah tetapi memberi manfaat bagi banyak<br />
orang. Toko ini begitu universal sehingga tidak hanya menjadi<br />
rujukan ‘sinshe’ (pengobatan China) dan peramu pengobatan<br />
tradisional Nusantara tetapi juga menjadi rujukan pengobatan<br />
modern.<br />
Keberadaan toko Babah Kuya menunjukan bagaimana akuturasi<br />
Tionghoa dan pribumi telah mengalir dengan sendirinya dalam<br />
bidang usaha. ini adalah hal berbeda dimana seringnya kita<br />
melihat akulturasi budaya Tionghoa dengan pribumi itu terjadi<br />
pada ragam kuliner, arsitektur, seni kriya, atau kain tradisional.<br />
sambangi toko ini dan ambillah beberapa jepretan objek dari<br />
kamera kesayangan Anda. Lihatlah bagaimana campuran<br />
racikan bahan jamu tradisional itu seakan selaras dengan<br />
berbaurnya para pembelinya yang beragam. Anda juga akan<br />
merasakan bagaimana akulturasi itu terjadi dengan<br />
sendirinya saling menopang, saling mengerti, dan terpenting<br />
adalah mereka membaur tanpa harus lebur.<br />
MARET 2013 22
ThE huNTER<br />
PAF "Klub Foto Amatir<br />
Tertua di Indonesia"<br />
Teks & Photo: Fauziah Andri Priyatno<br />
15<br />
Februari 1924 berdiri klub foto amatir tertua<br />
di indonesia, yaitu Preanger Amateur<br />
Fotografee Vereeniging (PAF) yang diprakarsai<br />
Prof. schermamhorn dan Prof. Wolf schoemaker.<br />
Keduanya merupakan arsitek lagam artdeco terkenal<br />
sekaligus tokoh penting yang telah meninggalkan warisan<br />
berharga di Kota Bandung lewat karya arsitekturnya. hingga<br />
kini Anda dapat melihat karya-karya mereka menghiasi Kota<br />
Bandung seperti Gedung Merdeka, Vila isola (uPi sekarang),<br />
Teropong B<strong>int</strong>ang Boscha, hotel Preanger, Gereja Katedral, dan<br />
Gereja Bethel GPiB.<br />
Asal kata preanger sendiri bermula dari tempat pertemuan<br />
rutin beberapa tokoh kenamaan Bandung dan guru besar dari<br />
Technische hogeschool (Th) (sekarang institut Teknologi<br />
Bandung). Pertemuan tersebut bertempat di hotel Preanger<br />
sebagai ikon Tanah Priangan saat itu dan merupakan salah<br />
satu hotel tertua di Bandung. Tahun 1956, PAF berubah nama<br />
menjadi Perhimpunan Amatir Foto sekaligus peralihan ke<br />
Bahasa indonesia yang kemudian dinaungi oleh Federasi<br />
Perkumpulan seni Foto indonesia (FPsi). sebagai sebuah klub<br />
foto amatir tertua di indonesia, PAF memiliki misi<br />
mengembangkan jiwa fotografi anggotanya dan<br />
mensosialisasikan dunia fotografi kepada khalayak.<br />
<strong>int</strong>i<strong>mata</strong> berkesempatan mewawancarai wakil ketua<br />
Perhimpunan Amatir Fotografer Bandung, yakni Lauw Nam<br />
ie. Pria kelahiran Tasikmalaya, 16 Februari 1973 ini awalnya<br />
penyuka fotografi kemudian tahun 2000 ia serius dengan hobi<br />
fotografi. selain aktif sebagai wakil ketua di PAF, pria yang<br />
hobinya memancing ini juga bekerja sebagai sales di salah satu<br />
perusahaan tekstil di Kota Bandung.<br />
“<br />
sebagai sebuah klub foto amatir tertua di indonesia, PAF memiliki<br />
misi mengembangkan jiwa fotografi<br />
anggotanya dan mensosialisasikan dunia fotografi<br />
kepada khalayak.<br />
“<br />
Pria yang akrab disapa ie ie ini merupakan keturunan Tionghoa<br />
yang ramah dan memiliki toleransi sosial. ia memiliki prinsip,<br />
“siapapun berhak mendapatkan perlakuan yang sama dan<br />
menentang diskriminasi terhadap keturunan Tionghoa”. ie ie<br />
menuturkan bahwa ia lebih bangga disebut sebagai orang<br />
indonesia keturunan Tionghoa dibandingkan disebut sebagai<br />
orang China.<br />
ie ie yang seringkali memimpin kegiatan fotografi PAF<br />
memaparkan bahwa PAF rutin menggelar lomba bulanan<br />
<strong>int</strong>ernal setiap Rabu di Minggu ketiga tiap bulannya. Kegiatan<br />
<strong>int</strong>ernal tersebut ditunjukkan untuk melatih teknik dan<br />
kreativitas anggotanya baik itu fotografer pemula maupun ahli.<br />
Pada sabtu selalu diadakan sarasehan menghadirkan<br />
pembicara ahli fotografi baik dari Bandung ataupun dari kota<br />
lain. Tanggal 7 setiap bulannya diadakan pemotretan model<br />
bekerja sama dengan TiTAN Foto Bandung (perusahaan ritel<br />
penyuplai peralatan fotografi). 28 di setiap bulannya diadakan<br />
workshop studio melibatkan tutor profesional.<br />
selain itu, PAF juga mengadakan kegiatan hunting tematik<br />
yang selaras dengan tema lomba bulanan <strong>int</strong>ernal PAF. untuk<br />
menyalurkan kreativitas antaranggota PAF diselenggarakan<br />
pameran foto dengan pemilihan gaya foto bebas. Adapun<br />
pameran bulanan PAF yakni pameran yang diadakan di luar<br />
galeri <strong>int</strong>ernal PAF seperti di mall, galeri seni, kampus, dan<br />
tempat lainnya. Pameran tersebut menampilkan 20 foto<br />
terbaik yang telah dilakukan penjurian dalam lomba bulanan<br />
<strong>int</strong>ernal PAF.<br />
MARET 2013 24
ThE huNTER<br />
hal tak kalah menarik dari sekian kegiatan adalah adanya PAF<br />
goes to school/campus sebagai upaya mewujudkan misi PAF<br />
memperkenalkan fotografi kepada pelajar/mahasiswa sejak kini.<br />
untuk menjadi Anggota PAF cukup membayar uang<br />
keanggotaan dan iuran tahunan. Anggotanya akan diberi<br />
buletin (majalah) yang terbit setiap dua bulan sekali dan berhak<br />
mengikuti beberapa kegiatan PAF. Anggota perhimpunan ini<br />
tidak dibatasi usia, jenis kelamin, ataupun tingkat kemampuan<br />
sehingga bagi pemula pun dapat bergabung. Gedung<br />
kesekretariatan PAF sendiri beralamat di Jalan Banceuy Permai<br />
Kav. A-17 Bandung.<br />
saat ini PAF memiliki sekira 3.000 anggota dengan komposisi<br />
usia, jenis kelamin, dan suku yang heterogen. hal tersebut<br />
menunjukan dunia fotografi menjadi salah satu jembatan<br />
menuju keharmonisan antaretnis. Bahkan, sekarang pemer<strong>int</strong>ah<br />
menetapkan tahun baru imlek sebagai libur nasional.<br />
Fotografer yang tidak merayakan imlek dapat berkunjung ke<br />
vihara untuk memotret kegiatan di Vihara, begitu pun<br />
sebaliknya banyak fotografer beda agama dapat memotret<br />
acara keagamaan lainnya. hal tersebut merupakan wujud<br />
toleransi antarumat dan antaretnis. ia mengharapkan<br />
masyarakat dapat terus saling bertoleransi dan memahami<br />
perbedaan dengan cara melepas eksklusifitas etnis.<br />
MARET 2013 25
ThE AssETs<br />
Di Balik Nuansa Merah Masjid<br />
Lautze 2<br />
“<br />
Teks: Andi A Muhaimin<br />
Photo: Abdul Aris Mustaqin<br />
Masjid Lautze 2 telah berdiri sekira 20 tahun,<br />
keberadaannya menunjukan bahwa identitas<br />
agama dan identitas budaya tidak harus<br />
berseberangan.<br />
“<br />
MARET 2013 27
ThE AssETs<br />
M<br />
el<strong>int</strong>as di Kota Bandung dari arah Jalan Lembong<br />
hingga ke persimpangan Jalan Veteran dan Jalan<br />
sumatera, mungkin perhatian Anda akan tertuju<br />
pada sosok patung pemain sepak bola (Patung Persib) tepat di<br />
sisi perempatannya. Akan tetapi, sedikit yang tahu di seberang<br />
patung itu, tepatnya di Jalan Tamblong, terselip di antara<br />
jajaran ruko lama dan hiruk pikuk lalu l<strong>int</strong>as terdapat sebuah<br />
bangunan unik dengan nuansa oriental yang kental. Bangunan<br />
yang terbilang kecil ini memiliki arti besar untuk umat Muslim<br />
keturunan Tionghoa di Bandung, yaitu Masjid Lautze 2.<br />
Kalau bukan karena papan nama besar yang bertuliskan “Masjid<br />
Lautze 2” mungkin orang tidak akan mengira bahwa ini<br />
merupakan salah satu masjid Muslim Tionghoa yang bermukim<br />
di Kota Bandung. dengan ornament khas Tiongkok dan<br />
dominasi warna merah, bangunan ini tampak unik di antara<br />
bangunan modern yang mengapitnya.<br />
Bagian dalam masjid ini didominasi warna merah dengan<br />
ornamen khas China serta lampu berbentuk lampion merah<br />
segi empat. sesuai namanya, masjid ini merupakan cabang<br />
Masjid Lautze di Jakarta. Jadi, tidak mengherankan didapati<br />
beberapa foto besar seukuran 60 x 40 sentimeter<br />
memperlihatkan sang pendiri yaitu Karim Oei bersama Presiden<br />
pertama Ri soekarno.<br />
Masjid Lautze 2 telah berdiri 20 tahun, keberadaannya<br />
menunjukkan bahwa identitas agama dan identitas budaya<br />
tidak harus berseberangan. Bahkan, dapat menyatu dengan<br />
indah. selain itu, kehadiran masjid ini juga menunjukkan<br />
keharmonisan hubungan antaretnis di Kota Bandung. Walaupun<br />
mengedepankan identitas Tionghoa yang kental, masjid ini<br />
terbuka bagi umat islam secara umum. Bahkan, saat shalat<br />
Jumat masjid ini dipenuhi warga hingga ke trotoar jalan di<br />
depannya.<br />
TEMPAT MENdALAMi KEisLAMAN<br />
Berawal dari sebuah kantor kesekertariatan sederhana milik<br />
yayasan haji Karim Oei (yhKO), Masjid Lautze 2 kemudian<br />
berkembang menjadi tidak hanya sebuah tempat ibadah<br />
melainkan sebuah gerbang bagi siapapun yang ingin medalami<br />
islam baik dari kalangan etnis Tionghoa ataupun bukan. di balik<br />
nuansa merah dan ornamennya khas Tionghoa, masjid yang<br />
berdiri pada 1997 ini justru menjadi tempat berkumpulnya umat<br />
Muslim berbagai etnis dan golongan.<br />
“<br />
“<br />
Keberadaan Masjid Lautze 2 bukan hanya sebagai eksistensi<br />
identitas budaya Tionghoa di Kota Bandung tetapi juga<br />
cerminan pembauran antaretnis di Bandung.<br />
Kebersamaan sangat jelas tercermin saat shalat Jumat tiba.<br />
Masjid kecil itu dipenuhi jamaah hingga ke trotoar di depannya.<br />
Keberadaan Masjid Lautze 2 pun begitu menyatu dengan<br />
warga sekitar sehingga ketika ada wacana untuk<br />
memindahkannya ke lokasi lain justru warga bersikeras<br />
mempertahankannya.<br />
Berbincang santai dengan utom, pengurus Masjid Lautze 2,<br />
<strong>int</strong>i<strong>mata</strong> mendapatkan cerita untuk dibagi tentang mengapa<br />
masjid kecil ini begitu istimewa. utom menjelaskan bahwa<br />
keberadaan masjid ini tidak lepas dari peran haji Abdul Karim<br />
Oei, seorang mualaf keturunan Tionghoa yang aktif<br />
memperjuangkan kemerdekaan bersama Presiden Ri pertama,<br />
ir. soekarno dan Buya hamka.<br />
untuk menghormati dan meneruskan misi dan visi beliau maka<br />
penerusnya mendirikan yhKO tahun 1991 di Jakarta. dengan<br />
visi dan misi awal sebagai pusat informasi islam dan pembinaan<br />
mualaf untuk etnis Tionghoa, yayasan tersebut kemudian<br />
melebarkan sayapnya ke Bandung dengan mendirikan cabang di<br />
kota tersebut pada 1997.<br />
Masjid Lautze 2 awalnya adalah sebuah musala kantor<br />
yayasan. Berikutnya banyak yang ikut shalat di tempat ini<br />
hingga akhirnya didirikanlah sebuah masjid meski berukuran<br />
kecil. Tahun 2004 musala itu pun direnovasi dan kantor<br />
kesekertariatannya dipindah ke lantai 2.<br />
Berbicara nuansa masjid ini yang bercorak sentuhan<br />
Tionghoa, utom menjelaskan bahwa itu dimaksudkan agar<br />
mereka yang berasal dari etnis Tionghoa ingin mendalami islam<br />
merasa nyaman dan tidak terasing dengan suasananya. selain<br />
itu, agar mualaf yang memasuki masjid ini merasa seperti di<br />
‘rumah’ sendiri.<br />
utom juga menjelaskan bahwa tampilan masjid yang khas<br />
ornamen China awalnya membuat warga mengira bahwa<br />
masjid ini hanya dikhususkan untuk etnis Tionghoa. Akan<br />
tetapi, setelah diberikan penjelasan bahwa masjid ini terbuka<br />
bagi siapa saja maka Masjid Lautze 2 pun menjadi bagian tak<br />
terpisahkan warga Jalan Tamblong, Jalan Kejaksaan, dan<br />
sekitarnya.<br />
Masjid ini hingga sekarang menjadi media bagi mereka yang<br />
ingin mendalami islam. utom menjelaskan bahwa mereka dari<br />
kalangan Tionghoa yang mualaf pada akhirnya akan menjadi<br />
duta islam bagi keluarga dan lingkungannya. ini berarti ketika<br />
seseorang memutuskan untuk memeluk islam bukan berarti<br />
dia menjauhi lingkungannya melainkan tetap menjaga hubungan<br />
baik dan memberikan penjelasan yang benar tentang islam.<br />
hal tersebut merujuk kepada tradisi budaya yang tidak<br />
berkaitan dengan ritual keagamaan. Mualaf dari etnis Tionghoa<br />
banyak yang menyempatkan diri hadir dalam beberapa tradisi<br />
seperti imlek sebagai bentuk silaturahmi. Kehadiran mualaf<br />
Tionghoa dalam lingkungannya bukan berarti ikut beribadah<br />
melainkan menunjukan bahwa mereka masih menjadi bagian<br />
dari adat istiadat keluarga.<br />
Keberadaan Masjid Lautze 2 bukan hanya sebagai eksistensi<br />
identitas budaya Tionghoa di Kota Bandung tetapi juga<br />
cerminan pembauran antaretnis di Bandung. Lebih dari itu,<br />
dengan nuansa Tionghoanya yang khas, masjid ini telah<br />
menjadi gerbang nyaman bagi mereka yang ingin mengenal dan<br />
mendalami islam.<br />
MARET 2013 28
ThE AGENT<br />
Berangkat dari hobi memotret dan dipotret serta<br />
didukung pengalaman pendukung lainnya rupanya<br />
Jessy mampu menjalankan beberapa usaha sekaligus,<br />
yaitu: Jshe Photography, Paradise, dan Jshe Model<br />
Management. Perempuan perfeksionis yang lahir di Jambi, 8<br />
oktober 1981 ini pernah aktif sebagai dancer di televisi swasta,<br />
modeling, serta menggeluti fotografi secara otodidak dari<br />
fotografer pendamping pre-wed.<br />
Pengalaman telah memberi Jessy kekuatan dan rasa percaya<br />
diri untuk membuka studio foto Jshe Photography pada 25<br />
Januari 2005. Bermodalkan peralatan foto studio seadanya, ia<br />
membuka studio foto berlokasi di Jl. Astina 35d dan kini<br />
berpindah tempat ke Jl. Pendawa 54, Bandung.<br />
Jessy mengaku saat memulai bisnis ini ia masih belum terlalu<br />
paham mengenai fotografi digital yang mulai popular saat itu. ia<br />
juga bahkan tak mengerti bagaimana memanfaatkan<br />
komputer untuk kepentingan editing foto. Akan tetapi,<br />
dengan kemauan keras Jessy menantang dirinya sendiri untuk<br />
mempelajari secara otodidak semua yang ia butuhkan<br />
demi menjalankan bisnis tersebut.<br />
ia pun nyaris mengerjakan semua sendirian, mulai dari proses<br />
pemotretan, penyediaan kostum, make up, hingga proses<br />
editing. Meski sempat tidak tidur selama 3 hari demi<br />
mengerjakan semuanya tetapi ia mengaku menikmati semua<br />
proses pengerjaan tersebut. “Mungkin karena ini bidang yang<br />
saya suka, jadi nggak terasa kerja,” paparnya.<br />
Jshe Photography menawarkan sesuatu yang berbeda bagi<br />
pelanggannya, yaitu konsep foto yang berbeda-beda tiap<br />
bulannya. ia menyediakan kebutuhan kostum, make-up, dan<br />
setting tema unik, yaitu: “Japanese”, “Carnaval”, “sporty”,<br />
“Korea”, “My Bed Room”, “V<strong>int</strong>age”, “sparkling”, “Butterfly”,<br />
dan “Little india”. Konsep tersebut terbukti menarik pelanggan<br />
hingga seorang bisa saja m<strong>int</strong>a difoto untuk 3 konsep yang<br />
berbeda.<br />
JShe Photography,<br />
Find Your ColourTeks:<br />
Neni iryani<br />
Tahun 2006, Jessy memperlebar bidang usahanya dengan<br />
mendirikan Paradise yang bergerak di bidang wedding<br />
organizer, dancer dan pagar ayu. Pengalamannya sebagai<br />
dancer menjadi modal penting baginya dalam melahirkan<br />
talent baru yang kebanyakan adalah pelanggan studio Jshe<br />
Photography. dancer dan pagar ayu kerap diundang dalam<br />
acara ultah sweet seventeen, gathering, launching, dan<br />
wedding.<br />
“<br />
untuk bisa bertahan di tengah persaingan, Jessy tidak hanya<br />
mengandalkan konsep yang berbeda dan kualitas. ia juga<br />
mempromosikan bisnisnya dengan cara berbeda.<br />
“<br />
Tak cukup sampai di situ, pada 2010, Jessy membuka divisi<br />
modeling dimana ia mencetak talent model untuk majalah,<br />
brosur make-up, butik, dan lainnya. Guna mendukung divisi baru<br />
ini, Jessy pun kembali membuka J Model Management tahun<br />
2011. di sekolah model ini, Jessy sendiri yang bertindak sebagai<br />
mentor yang mengajarkan secara privat kepada talent model<br />
tentang bagaimana cara berjalan, pose, postur, ekspresi, dan<br />
lainnya.<br />
Model dan talent di J Model Management atau pun Paradise<br />
tidak hanya berusia remaja dan dewasa, bahkan anak-anak pun<br />
kerap menjadi talent dancer, biasanya untuk acara wedding.<br />
uniknya, sebagian besar talentnya berwajah oriental. hal ini<br />
bukanlah sesuatu yang disengaja sebab Jessy tidak membatasi<br />
siapa pun untuk turut bergabung. Meski begitu, rupanya hal ini<br />
menjadi salah satu keunikan dan hal yang berbeda yang<br />
ditawarkan model agency yang satu ini. Menjelang perayaan<br />
imlek, perm<strong>int</strong>aan kerja sama dari klien mengalami<br />
peningkatan, terutama untuk kebutuhan fashion show<br />
bertemakan imlek atau menjadi pendukung dalam acara-acara<br />
perayaan imlek.<br />
untuk bisa bertahan di tengah persaingan, Jessy tidak hanya<br />
mengandalkan konsep yang berbeda dan kualitas. ia juga<br />
mempromosikan bisnisnya dengan cara berbeda yaitu<br />
penerbitan majalah Jshe di ulang tahun pertama Jshe<br />
Photography hingga ulang tahun yang ke-4.<br />
MARET 2013 30<br />
Jshe Photography
ThE AGENT<br />
Majalah yang dibagikan gratis ini disusun dan ditulis sendiri oleh<br />
Jessy. isi majalah tersebut meliputi profil Jessy, promosi produk,<br />
kerja sama butik, profil model dan konsep, koleksi foto-foto<br />
pelanggannya, liputan kegiatan di sekolah (snap shoot), film,<br />
idola, zodiac, ucapan terima kasih dari pelanggan, dan lainnya.<br />
Jessy nampaknya tahu betul bagaimana memenangkan hati<br />
pelanggan dengan menerbitkan majalah yang isinya<br />
melibatkan dan menampilkan foto serta kegiatan dari<br />
pelanggannya sendiri. Menjadi sponsor kegiatan sekolah adalah<br />
bentuk promosi lainnya. ia juga membuatkan gantungan kunci<br />
atau gelas bergambarkan foto sesuai perm<strong>int</strong>aan pelanggan.<br />
Kec<strong>int</strong>aannya pada fotografi dan kepeduliannya terhadap orang<br />
yang juga ingin belajar fotografi membuat Jessy pun membentuk<br />
komunitas: shoot Till you drop (sTyd). seminggu sekali<br />
diadakan foto hunting dimana anggota komunitas ini akan<br />
terjun langsung ke lapangan dan memburu foto sambil belajar<br />
teknik fotografi.<br />
Bagi Jessy, hobi yang digelutinya dengan serius terbukti bisa<br />
menghasilkan uang. ia pun mengaku tidak merasa sedang<br />
bekerja sebab yang ia lakukan adalah hal yang ia sukai. setiap<br />
tantangan justru menjadi pemicu baginya untuk terus maju.<br />
Motivasi dan kepercayaan diri memulai bisnis yang ia miliki<br />
sepertinya tak luput dari peran kedua orang tua yang telah<br />
mendidiknya untuk berjiwa bisnis sejak kecil. Jessy yang<br />
multitalenta pun tak menyiakan bakat yang dimilikinya dan<br />
menyambut setiap tantangan hingga ia dapat menjalankan<br />
bisnis ini nyaris sendirian!<br />
di Tahun ular Air ini, Jessy yang tengah menunggu kelahiran<br />
bayinya berharap diberi kesehatan karena baginya inilah salah<br />
satu hal utama untuk bisa berkarya. ia pun berharap agar<br />
bisnis yang ia jalankan semakin gemilang.<br />
JShe Photography<br />
Jshe Photography<br />
by. david sudjono @ Our Little studio
EVENTs<br />
Bandung Laoetan Onthel iii : Ketika sepeda<br />
Tua Merajai Jalanan<br />
salah satu komunitas sepeda di Bandung yakni Paguyuban sapedah<br />
Baheula Bandoeng (PsBB) kembali menggelar event menarik<br />
bertajuk Bandoeng Laoetan Onthel iii (BLO iii). Acara ini akan<br />
berlangsung pada 23 – 24 Maret 2013 (sabtu hingga Minggu)<br />
bertempat di Lapangan Gazebo dan Jl. diponegoro, tidak jauh dari<br />
Gedung sate, Bandung. Acara ini dihelat bekerja sama dengan<br />
Khawanika dalam rangka memperingati peristiwa bersejarah<br />
Bandung Lautan Api yang jatuhpada 24 Maret.<br />
Event Bandoeng Laoetan Onthel hanya diadakan 3 tahun sekali<br />
sehingga dipastikan menjadi event yang unik, langka dan<br />
ditunggu-tunggu. Rencananya serangkaian kegiatan menarik akan<br />
melengkapinya, yaitu: teatrikal Bandung Lautan Api, parade, tur<br />
sepeda, coaching clinic sepeda tua, classic bicycles freestyle, lomba<br />
fotografi, seminar budaya bersepeda, panggung hiburan, dan<br />
berbagai pertunjukan seni lainnya bertema tradisional sunda.<br />
Bandoeng Laoetan Onthel iii diselenggarakan dengan membawa<br />
misi untuk menjaga dan ikut serta memelihara kualitas udara Kota<br />
Bandung melalui aktivitas bersepeda. selain itu, tentunya terus<br />
mendukung Kota Bandung sebagai Kota Tujuan Wisata. Event ini<br />
akan menghadirkan pula segerombolan sepeda tua berpawai obor<br />
di Fly Over Pasupati. Kegiatan tersebut melibatkan berbagai klub<br />
sepeda tua dari seluruh indonesia, para kolektor sepeda tua, serta<br />
ahli sepeda klasik dunia.<br />
Paguyuban sapedah Baheula Bandoeng sendiri telah berdiri sejak<br />
31 Januari 2005 dan setiap minggunya mengadakan kegiatan rutin<br />
berkumpul di<br />
Jl. diponegoro depan Museum Geologi Bandung. Mereka sering<br />
mengadakan touring keliling Kota Bandung atau memenuhi beberapa<br />
undangan.<br />
Bagi Anda yang ingin turut serta membudayakan aktivitas<br />
bersepeda, menyelamatkan lingkungan dari polusi udara, serta<br />
memperingati Bandung Lautan Api, maka ini saatnya meluangkan<br />
waktu turut andil dalam event BLO iii. Polusi udara merupakan<br />
pekerjaan rumah dan tanggung jawab bersama.<br />
Red Bull illume image Quest 2013<br />
Red Bull illume adalah kompetisi fotografi <strong>int</strong>ernasional yang khusus<br />
didedikasikan untuk kegiatan olahraga dan petualangan. Tujuannya<br />
adalah untuk menampilkan seni fotografi olahraga dan petualangan<br />
yang paling menarik dan kreatif.<br />
Tahun ini merupakan edisi ke-3 dari kompetisi potografi Red Bull<br />
illume. dari puluhan ribu foto yang masuk akan dipilih sebanyak 50<br />
foto dalam sepuluh kategori yang dipilih oleh juri dan foto editor<br />
<strong>int</strong>ernasional.<br />
50 foto yang sudah dipilih akan dipublikasikan ke seluruh dunia dalam<br />
pameran foto tunggal di malam hari.<br />
Registrasi dan pengiriman foto secara online sudah dibuka sejak<br />
1 desember 2012 lalu dan akan berakhir pada 30 April 2013.<br />
untuk rincian registrasi dan pengiriman foto silakan kunjungi website<br />
Red Bull illume image Quest di http://www.redbullillume.com/.<br />
http://blo2013psbb.wordpress.com/<br />
indonesia World underwater Photo Contest 2013:<br />
divers’ heaven, One Nation<br />
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik indonesia<br />
mengundang masyarakat indonesia dan <strong>int</strong>ernasional untuk ikut<br />
dalam kontes fotografi bawah laut bertajuk “indonesia World<br />
underwater Photo Contest 2013”.<br />
Kontes fotografi bawah laut ini merupakan yang paling lama,<br />
terbesar, dan bergengsi. Mengangkat tema “divers’ heaven, One<br />
Nation”. Kontes sendiri dibuka sejak Januari hingga November 2013<br />
dengan ketentuan objek fotonya adalah lokasi menyelam di<br />
indonesia.<br />
Kontes yang berhadiah total 200.000 dollar Amerika ini dibagi dalam<br />
8 kategori, yaitu: Basic Compact, Compact Plus Wide, Compact Plus<br />
Macro, dsLR - Wide, dsLR - Macro, People and Marine Conservation,<br />
Junior (under 15 years old), dan Best of show.<br />
untuk informasi mengenai regulasi kontes, registrasi dan<br />
detail silakan klik laman:<br />
http://www.indonesiaunderwatercontest.com/<br />
The Renaissance Photography Prize<br />
The Renaissance Fotografi Prize adalah sebuah kompetisi fotografi<br />
<strong>int</strong>ernasional yang menampilkan foto-foto luar biasa dari seluruh<br />
dunia. Kompetisi ini terbuka untuk umum baik fotografer profesional,<br />
amatir, juga masyarakat umum.<br />
Kontesnya terbagi dua kategori, pertama Best single image dibagi<br />
menjadi tiga Expression, Ordinary, dan in Between. Kategori kedua<br />
adalah Best series. Foto-foto terbaik dalam kompetisi ini akan dipilih<br />
beberapa juri ternama yang sudah berpengalaman dalam dunia<br />
fotografi. setiap foto yang masuk akan dipamerkan di London,<br />
inggris.<br />
Jumlah total hadiah kompetisi ini senilai 5000 poundsterling atau<br />
setara Rp72.937.700,- Foto-foto pemenang juga akan dipublikasikan<br />
di hotshoe Magazine. Kompetisi ditutup pada 28 April 2013.<br />
informasi lebih lanjut mengenai syarat dan ketentuan silakan kunjugi<br />
laman: http://renaissancephotography.org/2013/index.php<br />
Nantinya dana yang dikumpulkan dari kompetisi fotografi ini akan<br />
disumbangkan sepenuhnya untuk mendukung pengobatan kanker<br />
payudara melalui organisasi The Lavender Trust at Breast Cancer<br />
Care yang berbasis di inggris.<br />
MARET 2013 33
TiPs & TRiCKs<br />
Tips<br />
Foto Festival<br />
Perayaan imlek biasanya menyuguhkan beragam atraksi khas budaya Tionghoa sekaligus juga budaya lokal. untuk<br />
menangkap berbagai moment terbaik selain perlu kejelian juga tentunya kecepatan reaksi. <strong>int</strong>i<strong>mata</strong> berbagi tips untuk Anda<br />
menangkap momen perayaan festival seperti imlek misalnya.<br />
1. Perhatikan sudut Pandang<br />
Pemilihan angle yang tepat akan membantu Anda<br />
menghasilkan foto yang biasa menjadi luar biasa. sebagai<br />
contoh saat Anda memotret barongsai dengan satu kali<br />
jepretan dengan hasil biasa maka kini cobalah mencari sudut<br />
yang berbeda, pencahayaan, dan komposisi yang unik sehingga<br />
menghasilkan foto menjadi luar biasa.<br />
2. Tentukan Moment<br />
diperlukan insting dan kesabaran agar Anda dapat menangkap<br />
moment sempurna. Tentunya hal ini perlu jam terbang untuk<br />
menghasilkan foto sempurna.<br />
3. Fokus<br />
Fokus terhadap benda yang bergerak tidaklah mudah, Anda<br />
dapat menggunakan speed yang tinggi, biasanya 1/250 ke atas,<br />
bila memungkinkan gunakan flash. selain itu, biasanya kamera<br />
dsLR memiliki fasilitas continuous focus sehingga Anda dapat<br />
memanfaatkan fitur tersebut.<br />
4. Percaya diri<br />
Berbeda dengan memotret model yang dapat diatur<br />
background dan gerakannya maka memotret barongsai menjadi<br />
lebih sulit. Anda perlu percaya diri untuk menangkap<br />
kemanapun gerakan barongsai tersebut bergerak.<br />
5. Gunakan isO yang tinggi<br />
sebenarnya pengaturan isO dapat disesuaikan dengan cahaya<br />
yang ada di sekitar objek, apabila sedikit redup bisa<br />
menggunakan isO tinggi. Akan tetapi, apabila foto yang<br />
dihasilkan menjadi blur maka sebaiknya gunakan isO lebih tinggi<br />
karena tergantung kecepatan gerakan barongsai. Bila cahaya<br />
terang maka Anda tinggal menyesuaikan. Ada baiknya pula<br />
Anda melihat cara mereka berlatih (bisa juga melihat<br />
videonya di <strong>int</strong>ernet) sehingga saat akan memotret sudah tahu<br />
kapan momen terbaik akan diambil. itu karena barongsai<br />
diiringi tarian dengan ritme tinggi dan mengetahui dan<br />
menerka gerakan mereka tentunya akan memudahkan Anda<br />
mendapatkan jepretan terbaik dan berbeda.<br />
Nah, bagi Anda yang belum memiliki kamera jenis dsLR maka<br />
dapat memanfaatkan kemampuan camera smartphone untuk<br />
memotret barongsai berikut ini.<br />
1 Perhatikan pencahayaan, Anda perlu p<strong>int</strong>ar memilih<br />
pencahayaan karena semakin baik teknik pencahayaan<br />
yang Anda gunakan maka hasilnya lebih menunjang.<br />
2 Gunakan autofocus, pelajari fitur camera di smartphone<br />
Anda sehingga dapat memilih fitur autofocus dimana<br />
berguna untuk mengunci fokus foto sehingga terpengaruh<br />
oleh gerakan kecil yang dapat membuat hasil foto tampak<br />
bergerak.<br />
3 hindari fitur zoom, kebalikan dari camera dsLR yang dapat<br />
memanfaatkan lensa untuk memperbesar (zoom) maka<br />
sebaiknya Anda menghindari fitur zoom, guna menghindari<br />
hasil foto yang pecah. Baiknya Anda yang mendekati<br />
objek saja.<br />
4 Amati lingkungan, semakin Anda p<strong>int</strong>ar mengamati<br />
lingkungan maka kemungkinan foto yang Anda hasilkan akan<br />
semakin bagus.<br />
5 Ambil beberapa angle, kelebihan camera smartphone dapat<br />
memudahkan Anda mengambil foto dengan beberapa angle<br />
dan memilih mana yang terbaik.<br />
6 sikap tenang saat memegang smartphone penting agar<br />
hasil foto tidak terlihat goyang.<br />
MARET 2013 34
GEAR<br />
PURE<br />
HARMONIE<br />
FILTER LENS<br />
Menggunakan filter berarti menggunakan<br />
kreativitas Anda dalam menangkap objek yang<br />
diinginkan tetapi pernahkah Anda membayangkan<br />
memiliki filter lensa yang ringan dan tipis? Cokin (Produsen filter<br />
lensa asal Paris) baru saja mengeluarkan filter lensa yang diberi<br />
nama PuRE harmonie. Filter ini digadang-gadang yang paling<br />
tipis dan ringan, dirancang untuk lensa kamera dsL dan video<br />
jenis apapun.<br />
Kelebihan filter ini adalah ketahanannya dalam semua kondisi di<br />
lapangan. selain ringan dan tipis, filter ini juga memiliki<br />
lingkaran cicin untuk menyesuaikan polarisasi pada lensa mulai<br />
dari Nds sampai Nd400.<br />
PuRE harmonie terbuat dari kaca yang sangat kuat dan<br />
dirancang untuk mengurangi kabut serta melindungi lensa<br />
dari debu dan goresan. filter ini juga mampu mengatur jumlah<br />
cahaya yang masuk ke dalam sensor kamera agar mampu<br />
menghasilkan gambar yang lebih tajam, nada warna yang lebih<br />
dalam, saturasi, dan shutter-speed yang sempurna dimana<br />
tidak bisa dihasilkan langsung oleh perangkat lunak komputer.<br />
Ada tiga jenis varian PuRE harmonie yang tersedia, yaitu:<br />
Multi-Coated Anti-uV (uV MC) dengan tingkat ketipisan 3.3mm,<br />
Circular Polarizer (C PL) dengan tingkat ketipisan 4.5mm dan<br />
Variable density Neutral Gray (Nd X) dengan<br />
tingkat ketipisan 9.5mm. Ketiga lensa ini hampir tidak terlihat<br />
ketika Anda memasangnya pada lensa kamera. PuRE<br />
harmonie dijual dengan kisaran harga mulai dari Rp484.250,-<br />
sampai Rp1.937.000 untuk Nd filter. saat ini Anda dapat<br />
memperolehnya di situs penjualan di <strong>int</strong>ernet.<br />
MARET 2013 35
GALLERy<br />
Galeri kali ini kami hadirkan jejak kemeriahan perayaan imlek dan Cap Go Meh 2456 di Kota Bandung yang berlangsung pada<br />
2 Maret 2013. Kirab budaya penuh warna tersebut menempuh jalur sepanjang 4 km. Rute kirab dimulai dari Vihara dharma<br />
Ramsih di Jalan Cibadak kemudian menuju Jalan sudirman, Jalan Kelenteng, Paskal hyper square, Jalan Kebonjati, Jalan<br />
Gardujati, Jalan sudirman, Jalan Otista, hingga kembali ke Jalan Cibadak.<br />
Cap Go Meh sendiri merupakan perayaan hari kelima belas dalam rangkaian imlek (tahun baru). Kirab budaya tersebut rutin<br />
dilaksanakan setahun sekali dan menjadi atraksi menarik yang menyuguhkan warna-warni budaya Tionghoa. Redaksi<br />
<strong>int</strong>i<strong>mata</strong> tidak melewatkan event ini untuk menangkap beberapa jejak kemeriahannya. Kami juga menghadirkan beberapa<br />
foto pilihan dari kontributor saat acara Cap Go Meh di Kota singkawang.<br />
Barongsai Biru<br />
isO: 320 shutter: 1/2500 F: 2.5<br />
by him<br />
MARET 2013 37
GALLERy<br />
Naga Liong<br />
isO: 200 shutter: 1/400 F: 3.5<br />
by him<br />
MARET 2013 38
GALLERy<br />
Bersiap untuk Parade<br />
isO: 200 shutter: 1/80 F: 7.1<br />
by him<br />
MARET 2013 39
GALLERy<br />
Membakar hio<br />
isO: 200 shutter: 1/100 F: 3.5<br />
by him<br />
MARET 2013 40
GALLERy<br />
Pengiring Musik Barongsai<br />
isO: 320 shutter: 1/1000 F: 2.8<br />
by him<br />
MARET 2013 41
GALLERy<br />
Mengarak Joli<br />
isO: 200 shutter: 1/2000 F: 2.8<br />
by him<br />
MARET 2013 42
GALLERy<br />
Tidak Terhalang usia<br />
isO: 320 shutter: 1/1600 F: 2.8<br />
by him<br />
MARET 2013 43
GALLERy<br />
Bersiap Melompat<br />
isO: 320 shutter: 1/2500 F: 2.8<br />
by him<br />
MARET 2013 44
GALLERy<br />
Keluar Kandang<br />
isO: 320 shutter: 1/8000 F: 2.5<br />
by him<br />
Aksi Naga Liong<br />
isO: 320 shutter: 1/4000 F: 2.8<br />
by him<br />
MARET 2013 45
GALLERy<br />
Mendapat Angpao<br />
isO: 320 shutter: 1/2500 F: 2.8<br />
by him<br />
MARET 2013 46
GALLERy<br />
Kuat meski dengan tongkat<br />
isO: 320 shutter: 1/800 F: 2.8<br />
by him<br />
MARET 2013 47
GALLERy<br />
Mandi Kembang<br />
isO: 400 shutter: 1/1250 F: 4.5<br />
by Andi Wijaya<br />
MARET 2013 49
GALLERy<br />
sembahyang Tahun Baru<br />
isO: 400 shutter: 1/30 F: 9<br />
by Andi Wijaya<br />
MARET 2013 50
GALLERy<br />
Cap Go Meh<br />
isO: 800 shutter: 1/60 F: 6.3<br />
by Andi Wijaya<br />
MARET 2013 51
GALLERy<br />
Tatung Boy<br />
isO: 400 shutter: 1/80 F: 9<br />
by Andi Wijaya<br />
MARET 2013 52
GALLERy<br />
Joli<br />
isO: 400 shutter: 1/320 F: 9<br />
by Anggun Nugraha<br />
MARET 2013 54
GALLERy<br />
dewa-dewa di Cap Go Meh<br />
isO: 400 shutter: 1/160 F: 9<br />
by Anggun Nugraha<br />
MARET 2013 55
GALLERy<br />
Angkat Tinggi<br />
isO: 400 shutter: 1/320 F: 9<br />
by Anggun Nugraha<br />
MARET 2013 56
GALLERy<br />
Memberi Komando<br />
isO: 400 shutter: 1/640 F: 9<br />
by Anggun Nugraha<br />
MARET 2013 57
GALLERy<br />
Pulang<br />
isO: 400 shutter: 1/400 F: 9<br />
by Anggun Nugraha<br />
MARET 2013 58
GALLERy<br />
seru Peluit<br />
isO: 400 shutter: 1/160 F: 9<br />
by Anggun Nugraha<br />
MARET 2013 59
GALLERy<br />
Angkat Lampion<br />
isO: 400 shutter: 1/400 F: 9<br />
by Anggun Nugraha<br />
MARET 2013 60
GALLERy<br />
Jajaran Lampion<br />
isO: 400 shutter: 1/100 F: 9<br />
by Anggun Nugraha<br />
MARET 2013 61
GALLERy<br />
by Abdul Aris Mustaqin<br />
Khusuk Berdoa<br />
isO: 640 shutter: 1/400 F: 5.6<br />
by Abdul Aris Mustaqin<br />
MARET 2013 62
GALLERy<br />
Mendalami<br />
isO: 320 shutter: 1/160 F: 5.6<br />
by Abdul Aris Mustaqin<br />
MARET 2013 63
GALLERy<br />
Menatap<br />
isO: 640 shutter: 1/50 F: 5.6<br />
by Abdul Aris Mustaqin<br />
MARET 2013 64
Nyalakan hio<br />
isO: 800 shutter: 1/80 F: 5<br />
by Abdul Aris Mustaqin<br />
MARET 2013 65
GALLERy<br />
duduk menunggu, termenung<br />
isO: 320 shutter: 1/400 F: 5.6<br />
by Abdul Aris Mustaqin<br />
MARET 2013 66
KONTEs<br />
smartphone<br />
Kebersamaan di Malam Tahun Baru<br />
by ismail<br />
smartphone<br />
Cap Go Meh singkawang<br />
by hermanto Tjhang<br />
pemenang kontes<br />
inifotoku.com<br />
MARET 2013 68
KONTEs<br />
DSLR<br />
Menunggu harapan<br />
isO: 100 shutter: 1/160 F: 1.8<br />
by Agus Rosadi<br />
DSLR<br />
Lampion<br />
isO: 1600 shutter: 10/40 F: 5.6<br />
by indra dunggio<br />
MARET 2013 69
KONTEs<br />
DSLR<br />
Toa se Bio Prayer<br />
isO: 100 shutter: 1/50 F: 1.8<br />
by david hendrawan<br />
DSLR<br />
Liong Jawa<br />
isO: 200 shutter: 10/2500 F: 8<br />
by Redika yudha Kurniadi<br />
MARET 2013 70
KONTEs<br />
DSLR<br />
Liong on Parade<br />
isO: 400 shutter: 1/160 F: 6.3<br />
by Ludi sasmita<br />
MARET 2013 71
KONTEs<br />
DSLR<br />
Fire in snow<br />
isO: 500 shutter: 1/60 F: 3.5<br />
by Rudijanto hadi<br />
DSLR<br />
Persiapan Ritual<br />
isO: 1600 shutter: 1/80 F: 4<br />
by yohanes Kurniawan<br />
MARET 2013 72
KONTEs<br />
DSLR<br />
Kebersamaan<br />
isO: 400 shutter: 1/2500 F: 5.6<br />
by Peri yadi<br />
MARET 2013 73
KONTEs<br />
DSLR<br />
Cap Go Meh singkawang<br />
isO: 100<br />
by hengky Alexander<br />
DSLR<br />
Pelita dewa<br />
isO: 500 shutter: 1/1600 F: 3.2<br />
by dede Kelana<br />
MARET 2013 74
KATA PEMBACA<br />
“Artikel yang menarik dilengkapi dengan foto penuh arti<br />
sekaligus menggelitik hati siapa pun yang membaca dan melihat<br />
majalah ini. sukses selalu untuk <strong>int</strong>i<strong>mata</strong> semoga makin<br />
bersinar dalam edisi–edisi selanjutnya”<br />
(Akhmad h. Lukita)<br />
“Photography dewasa ini semakin marak dibicarakan baik di kalangan komunitas, hobbiest<br />
dan para awam. <strong>int</strong>i<strong>mata</strong> memang bukan yang pertama, sudah banyak majalah majalah<br />
lain yang terbit dan memberikan informasi soal photography. Namun di dalam <strong>int</strong>i<strong>mata</strong> ada<br />
sesuatu hal lain yang ingin disodorkan yaitu bukan se<strong>mata</strong> tekhnik belaka tapi lebih kepada<br />
pemahaman makna dari arti sebuah foto.<br />
selamat buat <strong>int</strong>i<strong>mata</strong> semoga terbitan yang hanya dalam bentuk online ini bisa<br />
memberikan informasi yang berguna dan bertanggung jawab bagi pembacanya.”<br />
(Krisna satmoko)<br />
“semoga semakin kreatif konten majalahnya!! Jagalah<br />
kreativitas tidak hanya beberapa dekade tapi terus.. terus..dan<br />
selamanya, karena dengan kreativitas maka akan terasa lebih<br />
mudah dalam berkarya!!<br />
(dodo d’Cinnamons)<br />
“Congratulations E-Magazine for bring out <strong>int</strong>i<strong>mata</strong> !<br />
i’ll grab you for making my day wonderful,<br />
colorful, and beautiful..let’s bring the inspiring moment to<br />
people..!”<br />
(Rindu Ratu)<br />
“selamat atas peluncuran majalah online semoga bisa dinikmati<br />
pec<strong>int</strong>a foto di indonesia bahkan dunia. Terus warnai dunia foto<br />
dengan majalah <strong>int</strong>i<strong>mata</strong>.”<br />
(Lauw Nam ie)<br />
“Lensa yang oke dipadu teknik fotografi yang tepat<br />
menghasilkan kualitas jepret yang oke pula. <strong>int</strong>i<strong>mata</strong> ngasi tau<br />
saya semua hal itu. Congratz untuk terbitnya <strong>int</strong>i<strong>mata</strong>!”<br />
(Tomi Fadlan)<br />
“sukses yaa buat launchingnya majalah <strong>int</strong>i<strong>mata</strong>,<br />
semoga semakin berkembang, memberikan inovasi<br />
yang baru dalam dunia fotografi, dan menjadi inpirasi buat<br />
fotografer dimanapun :d”<br />
(Altina septiani)<br />
“Congratulation e-magz <strong>int</strong>i<strong>mata</strong> semoga semakin<br />
kompetitif sebagai salah satu majalah indonesia<br />
berkualitas.. ga sabar pingin liat majalah e-magz yang kedua,<br />
seru soalnya Xd.. ”<br />
(Wina siti setiana)<br />
MARET 2013 75