Mengembangkan Olah Rasa, Gali Seni Budaya - Institut Seni ...
Mengembangkan Olah Rasa, Gali Seni Budaya - Institut Seni ...
Mengembangkan Olah Rasa, Gali Seni Budaya - Institut Seni ...
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
Page 2 of 3<br />
membangun manusia yang utuh. Oleh karena itu, tegasnya, olah rasa dalam pendidikan seni harus<br />
diasah sejak dini di kalangan insani masa depan bangsa dan eksistensi nilai-nilai keindahan budaya<br />
Indonesia wajib dijaga dan terus dikembangkan.<br />
Kehadiran insan-insan seni dari Bali dalam acara itu rupanya dijadikan contoh bagaimana dunia olah<br />
rasa dibangun dalam pendidikan non formal di tengah masyarakat dan secara formal di sekolah.<br />
Empat seniman belia, Adi Sedana, Kadek Putra, Made Moris, dan Ayu Larasari yang unjuk<br />
kebolehan menabuh Gender Wayang siang itu adalah bentuk olah rasa dan penghayatan generasi<br />
muda Bali terhadap ekspresi seni yang ada di lingkungannya. Begitu pula dengan keterampilan yang<br />
ditampilkan grup penabuh wanita Asti Pertiwi ISI Denpasar yang memainkan gamelan<br />
Semarapagulingan mengumandangkan tabuh dan mengiringi seni tari, merupakan implementasi<br />
penjelajahan olah rasa kaum wanita Bali dalam kancah seni musik tradisional yang sebelumnya<br />
hanya lazim jadi medan olah rasa kaum pria.<br />
Selain cipta dan karsa, rasa adalah pilar utama dari keberadaan nilai-nilai keindahan karya manusia.<br />
Mungkin karena itu seni dapat berkomunikasi secara universal. Komunikasi dengan olah rasa itu, di<br />
tengah masyarakat bangsa-bangsa, khususnya dalam masyarakat Indonesia telah menjadi media<br />
solidaritas sosial, pendukung utama aktivitas keagamaan, hingga berperan menonjol sebagai<br />
presentasi estetik dan hiburan. Di pulau Bali, seni bersemi integral dalam kehidupan sosial dan<br />
budaya masyarakatnya. Dalam peristiwa keagamaan misalnya, seni selalu hadir menyediakan ruang<br />
olah rasa bagi setiap orang.<br />
Namun ditengah orientasi hidup material masyarakat dunia belakangan ini, termasuk di Indonesia,<br />
karunia rasa yang diberikan Tuhan rupanya cenderung kurang diasah dan disyukuri. Muncul<br />
fenomena semakin tumpulnya kepekaan kita terhadap sesama, alam lingkungan dan masa depan<br />
dunia. Sebaliknya merebak sikap dan prilaku yang destruktif yang mengacu kepada anti kerukunan<br />
sesama dan perdamaian dunia, mengumbar nafsu konplik, terorisme dan perang. <strong>Seni</strong> sebagai<br />
wahana olah rasa yang menyemai sikap asih dan saling menghormati seperti mandul dan<br />
kehilangan makna.<br />
Oleh karena pentingnya olah rasa untuk saling menghormati dalam kehidupan bersama, siang itu,<br />
digugah lewat dendang ceria lagu "Janger" yang dibawakan secara bersama oleh penabuh Asti<br />
Pertiwi dalam puncak penampilannya. Pentingnya pengembangan olah rasa dalam membangun<br />
manusia Indonesia yang utuh juga dipresentasikan dalam sebuah lagu berjudul "Insan Indonesia<br />
Cerdas dan Kompetitif" yang dibawakan secara duet oleh mahasiswi ISI Denpasar. Lagu ciptaan I<br />
Komang Darmayuda, S.Sn, M.Si dan Ni Wayan Ardini, S.Sn, M.Si berdasarkan ide Rektor ISI Prof.<br />
Dr. I Wayan Rai S., MA itu bertutur, diantaranya, dengan tekanan lirik "olah pikir tingkatkan<br />
kecerdasan, olah raga sehatkan jasmani, olah jiwa jernihkan budi pakerti, olah rasa galilah seni<br />
budaya".<br />
Kadek Suartaya