03.05.2013 Views

www.stisitelkom.ac.id

www.stisitelkom.ac.id

www.stisitelkom.ac.id

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

BAB III<br />

KONSEP PERANCANGAN DAN VISUALISASI KARYA<br />

3.1 Konsep Perancangan<br />

3.1.1 Dasar Perancangan<br />

Penduduk Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang terdiri dari<br />

berbagai suku etnis dan bangsa yang memiliki ciri khas masing-masing. Dalam<br />

hal kesenian juga muncul suatu corak yang mencerminkan budaya masing-<br />

masing. Misalnya di Jawa Tengah dan Yogyakarta, kesenian Wayang Purwa atau<br />

Wayang Kulit dipakai dalam up<strong>ac</strong>ara ruwatan, nazar dan kepentingan lainnya.<br />

Pada jaman perkembangan Islam di Jawa, wayang kulit digunakan sebagai media<br />

dakwah para wali.<br />

Pada jaman modern ini, warisan budaya sudah mulai luntur, terutama<br />

karena sebagian besar generasi muda t<strong>id</strong>ak peduli lagi terhadap warisan budaya<br />

leluhurnya dan lebih suka mengikuti budaya asing yang menurutnya lebih cocok<br />

dengan perkembangan jiwanya. Tetapi justru bangsa asing yang lebih peduli<br />

terhadap warisan budaya ini dan mematenkannya sebagai warisan budaya<br />

negaranya.<br />

Hal tersebut menjadi gagasan awal untuk mengembalikan <strong>id</strong>entitas<br />

Wayang Purwa sebagai warisan budaya Indonesia sekaligus mengembangkannya<br />

di kalangan generasi muda Indonesia melalui perancangan busana ready to wear<br />

wanita yang menggunakan karakter Wayang Purwa sebagai ragam hiasnya.<br />

Dengan menggunakan teknik painting diatas bahan kaos dan kulit imitasilir.<br />

Konsep perancangan ini memb<strong>id</strong>ik pada usaha butik sebagai <strong>ac</strong>uan jenis<br />

usaha dengan jumlah busana yang dihasilkan terbatas (limited) dan proses<br />

produksi menggunakan teknik sablon.<br />

3.1.2 Tema Desain<br />

Tema ‘the Immortallity of Wayang Purwa’ diartikan sebagai ‘Wayang<br />

Purwa yang t<strong>id</strong>ak pernah mati’. Tema ini dipilih dengan alasan, walaupun<br />

Wayang Purwa merupakan kebudayaan kuno, namun Wayang Purwa memiliki<br />

<strong>www</strong>.<strong>stisitelkom</strong>.<strong>ac</strong>.<strong>id</strong>


sejarah yang sangat menarik dan merupakan warisan budaya yang harus<br />

dilestarikan agar t<strong>id</strong>ak punah atau diakui oleh negara lain.<br />

Diterapkan dalam perancangan busana ready to wear wanita dengan<br />

motif Wayang Purwa yang telah dikembangkan dan dimodifikasi dengan bentuk<br />

dan warna yang lebih modern tanpa menghilangkan kesan etniknya.<br />

3.1.3 Dasar Pertimbangan Perancangan<br />

3.1.3.1 Pertimbangan Faktor Internal<br />

Dasar perancangan harus memenuhi kriteria fungsional, nilai estetik dan<br />

unsur serta prinsip desain, seperti:<br />

a. Material<br />

Material yang digunakan dalam perancangan busana yaitu bahan-<br />

bahan kaos yang memiliki tekstur seperti L<strong>ac</strong>os, Double Fice,<br />

Double Knit. Dengan aplikasi tambahan dari kulit imitasilir.<br />

b. Teknik<br />

Teknik yang digunakan dalam perancangan ini adalah hand painting<br />

dengan tambahan aplikasi bordir dan imbuh pada beberapa bagian.<br />

c. Ragam hias<br />

Sesuai dengan <strong>id</strong>e dasar perancangan, ragam hias yang digunakan<br />

adalah karakter-karakter Wayang Purwa yang telah disederhanakan.<br />

Karakter Wayang Purwa yang diambil sebagai motif adalah<br />

Werkudara Bima, Kresna dan Arjuna; yang menampilkan kesan baik,<br />

lembut, kuat, gagah, pintar dan indah.<br />

Gambar 3.1 Werkudara Bima, Arjuna dan Kresna<br />

Sumber: Dokumentasi Pribadi<br />

<strong>www</strong>.<strong>stisitelkom</strong>.<strong>ac</strong>.<strong>id</strong>


d. Warna<br />

Warna yang digunakan adalah warna-warna cerah seperti hijau dan<br />

oranye, juga warna-warna netral seperti hitam, putih, dan abu-abu<br />

dengan patokan dari beragam warna yang ada pada setiap karakter<br />

Wayang Purwa.<br />

e. Style Busana<br />

Jenis busana pada perancangan ini adalah busana ready to wear<br />

dengan style urban yang eksentrik dalam pengembangan volume,<br />

size dan paduan bahan. Busana dengan siluet A-line dan loose akan<br />

memudahkan pergerakan si pemakai yang cenderung aktif dan<br />

fleksibel.<br />

f. Aspek fungsional<br />

Busana digunakan sebagai kebutuhan sandang dan pemenuhan gaya<br />

h<strong>id</strong>up. Nyaman dikenakan dan t<strong>id</strong>ak mengganggu gerakan tubuh<br />

sehingga si pemakai bisa bergerak dengan leluasa. Secara psikologis,<br />

busana dapat membangkitkan rasa percaya diri, prestise dan dapat<br />

menarik perhatian.<br />

3.1.3.2 Pertimbangan Faktor Eksternal<br />

Dalam perancangan karya diperlukan berbagai pertimbangan yang<br />

mempengaruhi terwujudnya karya tersebut. Beberapa pendekatan dilakukan untuk<br />

mendapatkan segmentasi pasar yang sesuai, yaitu:<br />

1. Segmentasi Demografis<br />

Pembagian kelompok masyarakat berdasarkan umur, jenis kelamin,<br />

pekerjaan dan status sosial. Secara spesifik sasaran segmen yang<br />

digunakan dalam perancangan ini adalah:<br />

a. Usia: 17 – 21 tahun (remaja)<br />

b. Jenis kelamin: wanita<br />

c. Pekerjaan: siswi SMA, mahasiswi<br />

d. Status sosial: menengah keatas<br />

<strong>www</strong>.<strong>stisitelkom</strong>.<strong>ac</strong>.<strong>id</strong>


2. Segmentasi Geografis<br />

Wilayah yang menjadi tujuan dari perancangan ini adalah daerah-<br />

daerah kota besar seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya<br />

dan lainnya.<br />

3. Segmentasi Psikografis<br />

Merupakan segmentasi berdasarkan kelas sosial, gaya h<strong>id</strong>up,<br />

karakteristik, kepribadian dan lain-lain. Segmentasi pasar pada<br />

perancangan ini ditujukan kepada konsumen dengan status sosial<br />

menengah keatas, dengan kecenderungan perilaku sebagai berikut :<br />

- Karakter: open minded, percaya diri, ekspresif, memperhatikan<br />

penampilan, aktif, dinamis, fleksibel, dan ingin tampil beda.<br />

- Gaya h<strong>id</strong>up: mudah bersosialisasi, modern, fashionable,<br />

sekolah/kuliah, belanja, berkumpul bersama teman-teman,<br />

pengakuan atas status sosial, aktif.<br />

- Berdaya beli tinggi, motif pembelian t<strong>id</strong>ak hanya melihat segi<br />

3.2 Proses Perancangan<br />

fungsional saja, tetapi juga segi estetik dan prestige.<br />

Proses perancangan merupakan suatu proses yang menjabarkan hasil<br />

pertimbangan sebagai aplikasi dari kerangka konseptual kepada kerangka kerja<br />

visual.<br />

3.2.1 Tahapan Proses Merancang Tekstil<br />

3.2.1.1 Sumber Gagas<br />

Sumber <strong>id</strong>e adalah mendesain karakter Wayang Purwa yang lebih<br />

disederhanakan pada tekstil sebagai alternatif dari motif-motif pada busana wanita<br />

yang banyak beredar di pasaran. Karakter Wayang Purwa yang diambil sebagai<br />

motif adalah Werkudara Bima, Kresna dan Arjuna; yang menampilkan kesan<br />

ksatria yang baik, pintar, kuat dan gagah, juga yang lembut.<br />

<strong>www</strong>.<strong>stisitelkom</strong>.<strong>ac</strong>.<strong>id</strong>


3.2.1.2 Proses Pertimbangan Teknik<br />

Teknik yang digunakan pada perancangan ini adalah teknik painting<br />

yang sudah ada sejak zaman dahulu dan selalu memiliki potensi yang dapat<br />

dikembangkan dalam material tekstil untuk kebutuhan fashion. Painting<br />

dilakukan diatas bahan jenis kaos (L<strong>ac</strong>os, Double Fice, Double Knit) dan kulit<br />

imitasilir. Dan untuk produksi massal menggunakan teknik sablon.<br />

Pembuatan motif dilakukan mulai dari pembuatan pola busana untuk<br />

menentukan peletakan motif yang tepat sampai dengan finishing.<br />

3.2.1.3 Proses Pertimbangan Bahan<br />

Pemilihan bahan untuk perancangan ini adalah m<strong>ac</strong>am-m<strong>ac</strong>am jenis kaos<br />

seperti L<strong>ac</strong>os, Double Fice dan Double Knit yang dipadukan dengan kulit<br />

imitasilir. Kesan yang diambil dari bahan-bahan tersebut adalah bertekstur halus,<br />

nyaman digunakan dan t<strong>id</strong>ak panas di kulit.<br />

3.2.1.4 Proses Pertimbangan Produksi<br />

Proses pertimbangan produksi terbagi menjadi dua proses, yaitu proses<br />

pembuatan desain tekstil dengan teknik painting, kemudian proses pembuatan<br />

busana secara menyeluruh.<br />

3.2.2 Tahapan Proses Perancangan Busana<br />

3.2.2.1 Proses Pertimbangan Jenis Busana<br />

Jenis busana yang dipilih untuk perancangan ini adalah busana ready to<br />

wear wanita untuk pemakaian sehari-hari dengan style urban yang eksentrik<br />

dalam pengembangan volume, size dan paduan bahan. Siluet dari busana yang<br />

ditampiklan adalah A-line, balloon, dan loose. Pemilihan siluet busana yang<br />

simple disesuaikan dengan motifnya yang memiliki banyak detail dan warna.<br />

<strong>www</strong>.<strong>stisitelkom</strong>.<strong>ac</strong>.<strong>id</strong>


Gambar 3.2 Ide dasar style<br />

Sumber: Image board pribadi<br />

Perancangan busana ready to wear meng<strong>ac</strong>u pada:<br />

a. Aspek Fungsional<br />

Busana dapat memberikan kenyamanan dan keleluasaan bagi<br />

konsumen yang memiliki pribadi yang aktif, dinamis, fleksibel.<br />

Secara psikologis, busana dapat memberikan rasa percaya diri,<br />

prestige dan menarik perhatian.<br />

b. Aspek Struktural<br />

Strutur busana terdiri dari satu lapisan tanpa vuring dengan bentuk<br />

longgar.<br />

c. Aspek Dekoratif<br />

Dekorasi berupa jenis karakter Wayang Purwa yang diterapkan pada<br />

material kaos dan kulit imitasilir dengan teknik painting dan bordir<br />

sebagai pelengkapnya.<br />

3.2.2.2 Proses Pertimbangan Warna<br />

Warna yang digunakan adalah warna-warna cerah seperti hijau, oranye,<br />

merah, kuning dan biru yang dipadukan dengan warna-warna yang lebih berkesan<br />

<strong>www</strong>.<strong>stisitelkom</strong>.<strong>ac</strong>.<strong>id</strong>


netral seperti hitam, putih, abu-abu dan cokelat dengan patokan dari beragam<br />

warna yang ada pada setiap karakter Wayang Purwa dan disesuaikan dengan<br />

lingkungan target konsumen.<br />

Warna-warna yang dipakai pada perancangan dan psikologinya seperti<br />

yang tertulis dalam Color Workshop Irma Hadisurya adalah sebagai berikut:<br />

1. Hijau : Ketenangan, nyaman, rileks<br />

2. Hitam : Misterius, kekuasaan, elegan<br />

3. Oranye : Riang, hangat, menyenangkan<br />

4. Abu abu : Netral, praktis, aman, klasik<br />

5. Putih : murni, bersih, netral<br />

6. Kuning: hangat, riang, inovatif<br />

7. Merah: membangkitkan gairah dan energy, optimistik, provokatif<br />

8. Biru: menenangkan, memberi rasa tenteram, rileks<br />

9. Cokelat: ramah, sederhana, apa adanya<br />

3.2.3 Tahapan Proses Pelaksanaan<br />

Perancangan busana ready to wear dengan ragam hias Wayang Purwa ini<br />

melalui beberapa tahapan, sebagai berikut:<br />

1. Pembuatan Pola<br />

Setelah menentukan desain busana yang akan dibuat, tahapan yang<br />

dilakukan adalah membuat pola sesuai dengan pakaian tersebut.<br />

Untuk membuat pola dasar, bagian-bagian tersebut dibuat diatas<br />

kertas koran baru kemudian dijiplak diatas bahan.<br />

2. Proses Pemotongan<br />

Bahan yang sudah dipola kemudian dipotong sesuai dengan pola<br />

yang sudah dibuat.<br />

3. Penjiplakan Motif<br />

Untuk mendapatkan hasil terbaik, motif yang sudah ditentukan<br />

sebelumnya digambar diatas kertas terlebih dahulu dengan ukuran<br />

<strong>www</strong>.<strong>stisitelkom</strong>.<strong>ac</strong>.<strong>id</strong>


1:1, kemudian baru dijiplak diatas bahan yang sudah dipola untuk<br />

kemudian dilukis.<br />

4. Proses Melukis<br />

Melukis dilakukan dengan menggunakan cat pigmen yang biasa<br />

dipakai untuk tekstil sesuai dengan desain motif yang sudah<br />

ditentukan. Dimulai dengan membuat outline dulu, baru kemudian<br />

diwarnai sampai finishing.<br />

5. Proses Penjahitan<br />

Gambar 3.3 Proses pelukisan desain 1<br />

Sumber: dokumentasi pribadi<br />

Gambar 3.4 Proses pelukisan desain 2<br />

Sumber: dokumentasi pribadi<br />

Pola yang sudah selesai dilukis disatukan dengan bagian-bagiannya<br />

yang kemudian akan dijahit menjadi satu kesatuan sehingga<br />

membentuk busana yang siap dipakai.<br />

<strong>www</strong>.<strong>stisitelkom</strong>.<strong>ac</strong>.<strong>id</strong>


3.3. Visualisasi Karya<br />

a. Desain Utama I<br />

Gambar 3.5 Visualisasi Desain Utama I<br />

Sumber: Dokumentasi Pribadi<br />

Siluet busana : mini dress, A-line, loose<br />

Motif : Hiasan kepala Arjuna pada bagian bawah depan, sedangkan<br />

di bagian bawah belakang adalah setengah tubuh Arjuna dan pada<br />

bagian kerah terdapat motif kain Arjuna.<br />

Bahan : L<strong>ac</strong>os dengan tekstur halus dan t<strong>id</strong>ak panas, imitasilir<br />

Warna : warna busana adalah hitam. Sedangkan motifnya berwarna<br />

putih, kuning, merah, biru<br />

Aksentuasi : sequins<br />

<strong>www</strong>.<strong>stisitelkom</strong>.<strong>ac</strong>.<strong>id</strong>


- Harga Pokok Produksi Sample (Teknik Lukis)<br />

Bahan: L<strong>ac</strong>os ¼ kg @Rp 62.000/kg = Rp 15.500<br />

Imitasilir ¼ m @Rp 25.000/m = Rp 6.250<br />

Rantai = Rp 6.500<br />

Jumlah = Rp 28.250<br />

Ongkos jahit = Rp 50.000<br />

Lukis = Rp 200.000<br />

TOTAL = Rp 278.250<br />

- Harga Pokok Produksi (Sablon)<br />

Bahan = Rp 28.250<br />

Ongkos jahit = Rp 25.000<br />

Screen 1/100 x 200.000 = Rp 2.000<br />

Cetak gambar = Rp 10.000<br />

TOTAL = Rp 65.250<br />

Keuntungan yang diharapkan 35% = Rp 23.000<br />

Harga jual = Rp 88.250<br />

Dibulatkan = Rp 88.500<br />

<strong>www</strong>.<strong>stisitelkom</strong>.<strong>ac</strong>.<strong>id</strong>


Gambar 3.6 Foto Desain Utama I<br />

Sumber: Dokumentasi Pribadi<br />

<strong>www</strong>.<strong>stisitelkom</strong>.<strong>ac</strong>.<strong>id</strong>


. Desain Utama II<br />

Gambar 3.7 Visualisasi Desain Utama II<br />

Sumber: Dokumentasi Pribadi<br />

Siluet busana : mini dress, loose, cape<br />

Motif : Kresna ditempatkan di bagian kiri bawah. Sedangkan pada<br />

bagian cape menggunakan motif dari pakaian dan mahkota Kresna.<br />

Bahan : Double Fice untuk dress, PE untuk cape.<br />

Warna : warna busana adalah oranye dengan cape berwarna abu-abu.<br />

Dan pada motifnya terdapat gradasi dari warna abu-abu–hitam dan<br />

oranye.<br />

Aksentuasi : beads<br />

<strong>www</strong>.<strong>stisitelkom</strong>.<strong>ac</strong>.<strong>id</strong>


- Harga Pokok Produksi Sample (Teknik Lukis)<br />

Bahan : Kaos PE 30cm @Rp 41.000/kg = Rp 8.500<br />

Kaos DF 1/2kg@Rp 37.000/kg = Rp 18.500<br />

Beads 2 bks @Rp 5.000/bks = Rp 10.000<br />

Jumlah = Rp 37.000<br />

Ongkos jahit = Rp 75.000<br />

Lukis = Rp 200.000<br />

TOTAL = Rp 312.000<br />

- Harga Pokok Produksi (Sablon)<br />

Bahan = Rp 37.000<br />

Ongkos jahit = Rp 25.000<br />

Screen 1/100 x 200.000 = Rp 2.000<br />

Cetak gambar = Rp 10.000<br />

TOTAL = Rp 74.000<br />

Keuntungan yang diharapkan 35% = Rp 25.900<br />

Harga jual = Rp 99.900<br />

Dibulatkan = Rp 100.000<br />

<strong>www</strong>.<strong>stisitelkom</strong>.<strong>ac</strong>.<strong>id</strong>


Gambar 3.8 Foto Desain Utama II<br />

Sumber: Dokumentasi Pribadi<br />

<strong>www</strong>.<strong>stisitelkom</strong>.<strong>ac</strong>.<strong>id</strong>


a. Desain Utama III<br />

Gambar 3.9 Visualisasi Desain Utama III<br />

Sumber: Dokumentasi Pribadi<br />

Siluet busana : mini dress, balloon, loose.<br />

Motif : Werkudara Bima. Motif kepala Bima ditempatkan pada<br />

bagian samping kanan depan, sedangkan motif kain Bima<br />

ditempatkan pada bagian kiri bawah.<br />

Bahan : Double knit, kulit imitasilir.<br />

Warna : warna busana adalah hijau. Sedangkan pada motifnya<br />

terdapat berm<strong>ac</strong>am-m<strong>ac</strong>am warna, antara lain: hijau, abu-abu, hitam,<br />

putih, merah, biru, cokelat, kuning.<br />

Aksentuasi : imitasilir<br />

<strong>www</strong>.<strong>stisitelkom</strong>.<strong>ac</strong>.<strong>id</strong>


- Harga Pokok Produksi Sample (Teknik Lukis)<br />

Bahan: Double knit ½ kg@Rp 60.000/kg = Rp 30.000<br />

Imitasilir cokelat 15cm 2 @Rp 15.000/m = Rp 2.250<br />

Imitasilir biru (silky) 15cm 2 @Rp 20.000/m = Rp 3.000<br />

Puma tipis merah 15cm @Rp 20.000/m = Rp 3.000<br />

Jumlah = Rp 38.250<br />

Ongkos jahit = Rp 50.000<br />

Bordir = Rp 30.000<br />

Lukis = Rp 250.000<br />

TOTAL = Rp 368.250<br />

- Harga Pokok Produksi (Sablon)<br />

Bahan = Rp 38.250<br />

Ongkos jahit = Rp 25.000<br />

Border = Rp 20.000<br />

Screen 1/100 x 200.000 = Rp 2.000<br />

Cetak gambar = Rp 10.000<br />

TOTAL = Rp 95.250<br />

Keuntungan yang diharapkan 35% = Rp 35.000<br />

Harga jual = Rp 130.250<br />

Dibulatkan = Rp 130.500<br />

<strong>www</strong>.<strong>stisitelkom</strong>.<strong>ac</strong>.<strong>id</strong>


Gambar 3.10 Foto Desain Utama III<br />

Sumber: Dokumentasi Pribadi<br />

<strong>www</strong>.<strong>stisitelkom</strong>.<strong>ac</strong>.<strong>id</strong>


1.4 Identitas Merk<br />

1. Desain Logo<br />

Gambar 3.11 Desain Logo<br />

Sumber: dokumentasi pribadi<br />

2. Desain Hang Tag dan Care Label<br />

Gambar 3.12 Desain Hang Tag dan Care Label<br />

Sumber: dokumentasi pribadi<br />

<strong>www</strong>.<strong>stisitelkom</strong>.<strong>ac</strong>.<strong>id</strong>


3. Desain P<strong>ac</strong>kaging<br />

4. Desain Kartu Nama<br />

Gambar 3.13 Desain P<strong>ac</strong>kaging<br />

Sumber: dokumentasi pribadi<br />

Gambar 3.14 Desain Kartu Nama<br />

Sumber: dokumentasi pribadi<br />

<strong>www</strong>.<strong>stisitelkom</strong>.<strong>ac</strong>.<strong>id</strong>


<strong>www</strong>.<strong>stisitelkom</strong>.<strong>ac</strong>.<strong>id</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!