BAB III - Universitas Gunadarma
BAB III - Universitas Gunadarma
BAB III - Universitas Gunadarma
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Beban angin adalah beban yang bekerja pada bangunan atau bagiannya<br />
karena adanya selisih tekanan udara (hembusan angin kencang). Beban angin ini<br />
ditentukan dengan menganggap adanya tekanan positif dan tekanan negatif<br />
(isapan angin), yang bekerja tegak lurus pada bidang-bidang bangunan yang<br />
ditinjau (Benny, 1996).<br />
Menurut Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983, besarnya<br />
tekanan tiup angin ini harus diambil minimum 25 kg/m 2 luas bidang bangunan<br />
yang ditinjau. Sedangkan untuk di laut sampai sejauh 5 km dari tepi pantai<br />
tekanan tiup angin ini diambil minimum 40 kg/m 2 , serta untuk daerah-daerah di<br />
dekat laut dan daerah-daerah lain dimana kemungkinan terdapat kecepatan angin<br />
yang mungkin dapat menghasilkan tekanan tiup yang lebih besar dari yang<br />
ditentukan di atas, maka tekanan tiup angin tersebut harus dihitung dengan rumus:<br />
Dimana: p = tekanan tiup angin (kg/m 2 ).<br />
2<br />
V<br />
p = kg/m<br />
16<br />
2 ……………………………...… (2.1)<br />
V = kecepatan angin (m/detik).<br />
2.4. Kombinasi Pembebanan<br />
Struktur dan komponennya harus memenuhi syarat kekuatan dan laik<br />
pakai terhadap bermacam-macam kombinasi beban, maka menurut SK SNI T-15-<br />
1991-03 pasal 3.2.2 harus dipenuhi ketentuan dan faktor beban berikut ini :<br />
1. Kuat perlu U yang menahan beban mati DL dan beban hidup LL paling tidak<br />
harus sama dengan :<br />
U = 1,2 DL + 1,6 LL<br />
2. Perencanaan struktur yang diperhitungkan terhadap beban gempa E, maka<br />
nilai U yang harus diambil adalah :<br />
U = 1,05 (DL + LL + E)<br />
3. Perencanaan Struktur yang diperhitungkan terhadap beban angin W, maka<br />
kombinasi beban yang diambil adalah :<br />
U = 0,9 DL + 1,2 LL + 1,2 W<br />
6