04.05.2013 Views

Bab VII GELOMBANG DAN OPTIKA

Bab VII GELOMBANG DAN OPTIKA

Bab VII GELOMBANG DAN OPTIKA

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

BAB <strong>VII</strong><br />

<strong>GELOMBANG</strong> <strong>DAN</strong> <strong>OPTIKA</strong><br />

STANDAR KOMPETENSI :<br />

6. Menerapkan konsep dan prinsip gejala gelombang dan optika dalam<br />

menyelesaikan masalah.<br />

Kompetensi Dasar :<br />

6.1. Menganalisis sifat-sifat cahaya.<br />

Indikator :<br />

− Menunjukkan percobaan-percobaan yang mendukung atau<br />

melemahkan teori-teori Newton, Huygens dan Maxwell.<br />

− Menggunakan persamaan tentang optika geometrik untuk<br />

menyelesaikan masalah peralatan optik.<br />

6.2. Kompetensi Dasar : Memformulasikan besaran-besaran fisika tentang<br />

gelombang elektromagnetik secara kualitatif.<br />

Indikator :<br />

− Mencari dan menelusuri literatur tentang gelombang<br />

elektromagnetik.<br />

− Mengelompokkan berbagai gelombang elektromagnetik dalam<br />

spektrum.<br />

− Menjelaskan karakteristik khusus masing-masing gelombang<br />

elektromagnetik di dalam spektrum tersebut.<br />

− Menjelaskan contoh dan penerapan masing-masing gelombang<br />

elektromagnetik dalam kehidupan sehari-hari.<br />

MATERI :<br />

I. <strong>OPTIKA</strong> GEOMETRI<br />

Optika (Ilmu Cahaya) dibagi atas dua golongan, sebagai berikut :<br />

1. Optika Geometri adalah ilmu cahaya yang mempelajari sifat-sifat<br />

cahaya, misalnya, pemantulan, pembiasan serta prinsip jalannya<br />

sinar-sinar pada alat-alat optika.<br />

2. Optika fisik adalah ilmu cahaya yang mempelajari keadaan fisis<br />

cahaya dan tingkah laku cahaya sebagai gelombang, misalnya<br />

dispersi, difraksi, interferensi cahaya, polarisasi cahaya dan<br />

bermacam-macam gagasan mengenai hakikat cahaya itu sendiri.<br />

68


Pada bagian ini kita akan pelajari sifat-sifat cahaya.<br />

Bila cahaya dijatuhkan pada suatu permukaan, sebagian cahaya<br />

akan dipantulkan. Bila permukaan pemantul itu suatu bidang datar,<br />

banyaknya cahaya yang terpantul pada suatu arah tertentu<br />

cenderung banyak karena cahaya mengikuti Hukum Snellius.<br />

Menurut Hukum Snellius :<br />

a. Sinar datang, sinar pantul dan garis normal terletak pada satu bidang<br />

datar.<br />

b. Sudut datang sama dengan sudut pantul.<br />

Perhatikan gambar :<br />

Keterangan :<br />

AB = sinar datang<br />

BC = sinar patul<br />

N = garis normal<br />

i = sudut datang<br />

r = sudut pantul<br />

A<br />

Benda yang memantulkan hampir seluruh cahaya yang datang disebut<br />

cermin.<br />

Permukaan cermin ada tiga, yaitu : Cermin Datar, Cermin Cekung dan<br />

Cermin Cembung.<br />

A. PEMANTULAN PADA CERMIN DATAR<br />

Pada cermin datar selalu membentuk bayangan yang letaknya simetris<br />

terhadap kedudukan bendanya dari cermin. Dalam hal ini dikenal<br />

dengan benda positif dan negatif, serta bayangan positif dan negatif.<br />

69<br />

N<br />

i r<br />

B<br />

C


− Benda positif, jika merupakan perpotongan sinar-sinar datang.<br />

− Benda negatif, jika merupakan perpanjangan sinar-sinar datang.<br />

− Bayangan positif, jika merupakan perpotongan sinar-sinar pantul.<br />

− Bayangan negatif, jika erupakanperpanjangansinar-sinar pantul.<br />

Terdapat empat sifat bayangan pada cermin datar :<br />

1. maya.<br />

2. sama besar dengan bendanya.<br />

3. sama tegak dan menghadap berlawanan arah terhadap bendanya.<br />

4. jarak benda terhadap cermin sama dengan jarak bayangan<br />

terhadap cermin.<br />

Perhatikan gambar :<br />

Keterangan :<br />

A s 1<br />

s A 1<br />

A = benda nyata (+).<br />

A 1 = bayangan maya (-).<br />

s = jarak benda terhadap cermin (+).<br />

s 1 = jarak bayangan terhadap cermin (-).<br />

Jadi dalam cermin datar, jika bendanya (+), maka bayangannya (-) dan<br />

sebaliknya jika benda (-) bayangannya (+).<br />

Jika dua cermin datar saling dipasang berhadapan sehingga saling<br />

membentuk sudut,jumlah bayangan benda yang diletakkan antara<br />

kedua cermin dirumuskan sebagai berikut :<br />

70


n =( 360 0 /θ ) – 1 coba buktikan dengan sketsa bayangan !<br />

Keterangan :<br />

n = banyaknya bayangan<br />

θ = sudut yang dibentuk kedua cermin<br />

Contoh soal : 1.<br />

Sebuah benda diletakkan di depan dua cermin datar yang membentuk<br />

ο<br />

sudut 60 . Tentukanlah jumlah bayangan yang terbentuk !<br />

Penyelesaian :<br />

n = ( 360 ο /60 ο ) – 1 = 5.<br />

Contoh soal : 2.<br />

Seorang anak berdiri 5 m di depan sebuah cermin datar. Kemudian dia<br />

berjalan 2 m ke arah cermin itu. Berapa jauh anak itu dari<br />

bayangannya ?<br />

cermin<br />

2 m 2 m<br />

5 m 5 m<br />

Jarak benda awal dan bayangan awal adalah 5 + 5 = 10 meter. Benda<br />

bergeser 2 m ke cermin sehingga jarak benda pada kedudukan akhir<br />

adalah 5 m - 2 m = 3 meter.<br />

Jadi jarak benda akhir dan bayangan akhir = 3 + 3 = 6 meter.<br />

71


Dengan beberapa contoh dapat ditarik kesimpulan, bahwa :<br />

1. Jarak benda (s) sama dengan jarak bayangan (s 1 )<br />

s = s 1<br />

2. Panjang benda (h) sama dengan panjang bayangan (h 1 ) atau<br />

h = h 1<br />

3. Jika perbandingan panjang bayangan dengan panjang benda atau<br />

jarak bayangan dengan jarak benda disebut perbesaran M, maka :<br />

M = h 1 / h = 1 atau M = s 1 / s = 1<br />

B. PEMANTULAN PADA CERMIN LENGKUNG<br />

Cermin lengkung adalah cermin yang permukaannya melengkung. Jika<br />

yang bersifat memantulkan adalah permukaan yang melengkung ke<br />

dalam, cermin itu disebut dengan cermin cekung (concave mirror). Jika<br />

yang bersifat memantulkan adalah permukaan yang melengkung ke<br />

luar, cermin itu disebut cermin cembung (convex mirror).<br />

Cermin sferik (dari bahasa Inggris sphere, yang berarti bola). Tidak<br />

semua cermin melengkung merupakan cermin bola, karena ada yang<br />

permukaannya yang berbentuk parabol, hiperbola dan berbentuk ellips.<br />

a. Sinar-sinar istimewa pada Cermin Cekung<br />

Dikatakan sinar istimewa karena sinar-sinar ini memiliki sifat<br />

pemantulan yang mudah dilukis.<br />

Tiga sinar istimewa pada cermin cekung :<br />

1. Sinar datang sejajar sumbu utama cermin, akan dipantulkan<br />

melalui titik fokus F.<br />

2. Sinar datang melalui titik fokus F, akan dipantulkan sejajar sumbu<br />

utama.<br />

3. Sinar datang melalui titik pusat kelengkungan dipantulkan kembali<br />

melalui titik pusat kelengkungan tersebut.<br />

72


Perhatikan gambar 4 :<br />

P F<br />

b. Sinar-sinar Istimewa pada Cermin Cembung<br />

Cermin cembung memiliki tiga sinar istimewa, yaitu sebagai berikut :<br />

1. Sinar yang datang sejajar dengan sumbu utama cermin<br />

dipantulkan seolah-olah berasal dari titik fokus (F).<br />

2. Sinar yang datang menuju titik fokus (F), dipantulkan sejajar<br />

sumbu utama.<br />

3. Sinar yang menuju titik pusat kelengkungan cermin (C)<br />

dipantulkan seolah-olah berasal dari titik pusat kelengkungan<br />

tersebut.<br />

Perhatikan gambar 5 :<br />

F P<br />

c. Menentukan Letak Bayangan dengan Cara Melukis pada Cermin<br />

Cekung.<br />

73


Letak bayangan dapat ditentukan dengan cara melukis jalannya<br />

sinar-sinar istimewa yang berasal dari satu titik pada benda.<br />

(perhatikan gambar. 6)<br />

Contoh cara menentukan letak bayangan dengan menggunakan 2<br />

sinar istimewa.<br />

P F<br />

d. Menentukan Letak Bayangan dengan Cara Melukis pada Cermin<br />

Cembung.<br />

Dengan menggunakan dua dari tiga sinar istimewa (1 dan 3), dapat<br />

ditentukan letak bayangan yang dibentuk.<br />

Perhatikan gambar 7 :<br />

F P<br />

Benda yang diletakkan di depan sebuah cermin cembung selalu<br />

membentuk bayangan maya, tegak dan diperkecil.<br />

74


Letak dan sifat bayangan pada cermin lengkung dapat pula<br />

ditentukan dengan metode penomoran ruang.<br />

Ruang I, adalah ruang antara pusat optik O (vertek) dan titik fokus<br />

(F)<br />

Ruang II, adalah ruang antara titik fokus (F) dan pusat<br />

kelengkungan (P)<br />

Ruang III, adalah ruang antara pusat kelengkungan (P) sampai ± ∞<br />

Ruang IV, adalah ruang antara pusat optik O (vertek) sampai ± ∞<br />

III II I IV<br />

P F<br />

IV<br />

O<br />

O<br />

I II III<br />

F P<br />

Ketentuan metode penomoran ruang adalah sebagai berikut :<br />

1. Jumlah nomor ruang benda dan nomor ruang bayangan selalu<br />

sama dengan 5.<br />

2. Benda yang terletak di ruang II atau ruang III selalu menghasilkan<br />

bayangan nyata dan terbalik terhadap bendanya.<br />

3. Benda yang terletak di ruang I atau ruang IV selalu menghasilkan<br />

bayangan maya dan tegak terhadap bendanya.<br />

75


4. Jika nomor ruang bayangan lebih besar daripada nomor ruang<br />

benda maka bayangan diperbesar.<br />

5. Jika nomor ruang bayangan lebih kecil daripada nomor ruang<br />

benda maka bayangan diperkecil.<br />

Rumus umum Cermin Lengkung :<br />

Keterangan :<br />

1/s + 1/s 1 = 1/f =2/r<br />

f = jarak fokus (cm)<br />

s = jarak benda (cm)<br />

s 1 = jarak bayangan (cm)<br />

r = 2f = jari-jari kelengkungan cermin<br />

Rumus ini berlaku untuk cermin cekung dan cermin cembung,<br />

dengan ketentuan sebagai berikut :<br />

s bertanda + jika benda nyata (di depan cermin)<br />

s bertanda – jika benda maya (di belakang cermin)<br />

s 1 bertanda + jika benda nyata (di depan cermin)<br />

s 1 bertanda – jika benda maya (di belakang cermin)<br />

f dan r bertanda positif (+) untuk cermin cekung (konvergen)<br />

f dan r bertanda negatif (-) untuk cermin cembung (divergen)<br />

e. Perbesaran Bayangan<br />

Untuk menyatakan kemampuan suatu alat optik dalam memperjelas<br />

penglihatan, digunakan konsep perbesaran. Ada dua jenis konsep<br />

perbesaran, yaitu perbesaran linier dan perbesaran anguler<br />

(perbesaran sudut)<br />

Perbesaran linier (M = magnification) didefinisikan sebagai<br />

perbandingan antara tinggi bayangan dan tinggi benda. Perbesaran<br />

76


linier tidak memiliki satuan karena diperoleh dari perbandingan dua<br />

besaran yang sama.<br />

Keterangan :<br />

M = s 1 /s = 1 /h<br />

M = Magnification = perbesaran linier.<br />

h 1<br />

= tinggi bayangan (cm)<br />

h = tinggi benda (cm)<br />

s 1<br />

Contoh : 1.<br />

= jarak bayangan (cm)<br />

s = jarak benda (cm)<br />

Jika perbesaran M bertanda positif (+) maka bayangannya maya<br />

dan tegak terhadap bendanya.<br />

Jika perbesaran M bertanda negatif (-) maka bayangannya nyata<br />

dan terbalik terhadap bendanya.<br />

Sebuah benda diletakkan di depan cermin cekung sejauh 10 cm, jarak<br />

fokusnya 7 cm. Hitunglah :<br />

a. letak bayangan.<br />

b. perbesaran linier.<br />

c. sifat-sifat bayangan yang dihasilkan.<br />

Penyelesaian :<br />

a. Cermin cekung maka f = +7 cm.<br />

1/s 1 + 1/s = 1/f<br />

1/s 1 + 1/10 cm = 1/7 cm.<br />

1/s 1 = 1/7 cm –1/10 cm = (10 –7) / 70 cm.<br />

1/s 1 = 3/70 cm.<br />

s 1 = 70 / 3 cm = 23,3 cm.<br />

Jadi letak bayangannya 23,3 cm di depan cermin cekung.<br />

77


. M = - s 1 /s = 23,3 / 10 cm = - 2,33<br />

Jadi perbesaran liniernya adalah 2,33<br />

c. Sifat-sifat bayangan yang dihasilkan :<br />

1. terletak di depan cermin.<br />

2. nyata karena s 1 positif.<br />

3. terbalik karena M negatif.<br />

4. diperbesar karena M lebih besar daripada 1.<br />

Contoh 2.<br />

Sebuah benda setinggi 4 cm diletakkan 16 cm di depan cermin<br />

cembung. Jika jarak fokusnya 12 cm, tentukanlah :<br />

a. letak bayangan.<br />

b. perbesaran bayangan.<br />

c. tinggi bayangan.<br />

Penyelesaian :<br />

a. Karena cermin cembung maka f = - 12 cm, h = 4 cm, s = 16 cm.<br />

1/s 1 + 1/s = 1/f<br />

1/s 1 + 1/ 16 cm = 1/ -12 cm<br />

1/s 1 = (-1/12 cm) – (1/16 cm) = (- 28 / 192 cm)<br />

s 1 = (- 192 cm / 28) = - 6,86 cm. bayangan terletak di belakang cermin<br />

cembung.<br />

b. M = - s 1 / s = (- 6,86) / 16 = 0,43 kali, karena M lebih kecil daripada 1,<br />

maka bayangan diperkecil.<br />

Karena M positif maka bayangan adalah tegak dan maya.<br />

c. M = h 1 / h, 0,43 = h 1 /h<br />

h 1 = 0,43 x 4 cm = 1,72 cm.<br />

h 1 positif berarti bayangan tegak.<br />

78


C. PEMBIASAN CAHAYA<br />

Hukum pembiasan disebut juga hukum snellius. Ada dua hukum<br />

utama pembiasan, yaitu hukum I pembiasan dan hukum II pembiasan.<br />

Hukum I Pembiasan menyatakan : “Sinar datang, sinar bias dan<br />

Perhatikan gambar 9 :<br />

sinar datang<br />

garis normal terletak pada satu<br />

bidang datar.”<br />

i<br />

Garis normal<br />

r sinar bias<br />

Sudut yang dibentuk oleh sinar datang dengan garis normal disebut<br />

sudut datang (I). Sudut yang dibentuk oleh sinar bias dengan garis<br />

normal disebut sudut bias r. Adapun perbandingan sinus sudut datang<br />

dan sinus sudut bias menghasilkan nilai yang konstan, yaitu :<br />

sin i / sin r = C<br />

Hukum II Pembiasan, menyatakan : “Jika sinar datang dari medium<br />

79<br />

kurang rapat menuju medium<br />

lebih rapat maka akan<br />

dibiaskan mendekati garis<br />

normal. Sebaliknya, jika sinar


Indeks Bias<br />

datang dari medium lebih rapat<br />

menuju ke medium kurang<br />

rapat dibiaskan menjauhi garis<br />

normal” .<br />

Indeks bias adalah perbandingan antara cepat rambat cahaya dalam<br />

medium yang satu dengan medium yang lain.<br />

a. Indeks Bias Mutlak<br />

Indeks bias mutlak (absolute refractive index) suatu medium<br />

adalah perbandingan cepat rambat cahaya dalam ruang hampa<br />

(c) terhadap cepat rambat cahaya di dalam medium tersebut (v).<br />

Secara matematis ditulis :<br />

Keterangan :<br />

n = c / v<br />

n = indeks bias mutlak medium .<br />

c = kecepatan cahaya = 3 x 10 8 m s<br />

v = cepat rambat cahaya di suatu medium ( m s −1<br />

)<br />

Cepat rambat cahaya di udara (v) seringkali dianggap sama<br />

dengan cepat rambat cahaya di ruang hampa, sehingga indeks<br />

bias udara (nudara) = 1. Jika cahaya bergerak dari vakum/udara<br />

menuju ke medium tertentu maka nilai konstanta pada persamaan<br />

di atas merupakan indeks bias mutlak medium tersebut, sehingga:<br />

n = sin i / sin r<br />

Medium yang memiliki indeks bias lebih besar adalah medium<br />

yang lebih kuat dalam membelokkan cahaya. Indeks bias mutlak<br />

beberapa medium adalah sebagai berikut :<br />

80<br />

−1


1. Medium Vakum (hampa) indeks biasnya 1,0000.<br />

2. Medium Udara (1 atm 20 0 C) indeks biasnya 1,0003.<br />

3. Medium Air indeks biasnya 1,33.<br />

4. Medium Etil alkohol indeks biasnya 1,36.<br />

5. Medium Leburan kuarsa, indeks biasnya 1,46.<br />

6. Medium Gelas, kaca kerona (crown), indeks biasnya 1,52.<br />

7. Medium Garam dapur (Na Cl), indeks biasnya 1,53.<br />

8. Medium Karbon bisulfida, indeks biasnya 1,63.<br />

9. Medium Intan, indeks biasnya 2,42.<br />

b. Indeks Bias Relatif<br />

Indeks bias relatif medium merupakan perbandingan dari indeks<br />

bias medium tersebut terhadap medium lainnya.<br />

Perhatikan gambar : 10<br />

i<br />

r<br />

Gelas<br />

Udara<br />

Sinar datang dari gelas dengan sudut datang 01 menuju udara.<br />

Selanjutnya, cahaya dari udara dengan sudut datang 0u masuk ke<br />

air. Oleh air, sinar yang berasal dari udara dibelokkan dengan<br />

sudut bias 02.<br />

Secara umum persamaan Snellius untuk dua medium adalah :<br />

Keterangan :<br />

n1 sin θ1 = n2 sin θ2<br />

sin θ1 / sin θ2 = n2 / n1 = n2.1<br />

θ1 = sudut datang dalam medium 1<br />

θ2 = sudut bias dalam medium 2<br />

81<br />

Air


n1 = indeks bias mutlak medium 1<br />

n2 = indeks bias mutlak medium 2.<br />

n2.1 = indeks bias relatif medium 2 terhadap medium 1.<br />

D. PEMBIASAN CAHAYA PADA LENSA<br />

Lensa adalah benda yang terbuat dari bahan optik tembus cahaya<br />

(transparan) yang dibatasi oleh dua permukaan bidang lengkung atau<br />

satu bidang datar dan satu bidang lengkung.<br />

Jenis-jenis lensa<br />

Berdasarkan ketebalan bagian tengah lensa terhadap bagian tepinya,<br />

lensa dibedakan menjadi dua, yaitu lensa cembung dan lensa cekung.<br />

1. Lensa Cekung (Konkaf)<br />

Disebut juga lensa divergen atau lensa negatif, yaitu lensa yang<br />

memiliki bagian tengah yang lebih tipis daripada bagian ujungnya.<br />

Perhatikan gambar : 11<br />

bi – konkaf plankonkaf konkaf-konveks<br />

Menunjukkan tiga bentuk lensa cembung, yaitu bi-konkaf,<br />

plankonkaf dan konkaf-konveks.<br />

2. Lensa Cembung (Konveks)<br />

Lensa cembung disebut juga lensa konvergen atau lensa positif,<br />

yaitu lensa yang memiliki bagian tengah lebih tebal daripada<br />

bagian ujungnya.<br />

82


Perhatikan gambar : 12<br />

Bi-konveks plankonveks konveks-konkaf.<br />

Menunjukkan tiga bentuk lensa cembung , yaitu bi-konveks,<br />

plankonveks , dan konveks-konkaf.<br />

a. Pembiasan pada Lensa Cembung<br />

Pada lensa, sinar datang bisa berasal dari arah kiri atau dari arah<br />

kanan. Arah datangnya sinar menentukan bagian mana yang disebut<br />

bagian depan lensa dan bagian mana yang disebut bagian belakang<br />

lensa. Lensa memiliki dua titk fokus, yaitu F1 dan F2. Titik fokus F1 di<br />

mana sinar-sinar sejajar dibiaskan disebut fokus aktif, sedangkan titik<br />

fokus F2 disebut fokus pasif.<br />

Perhatikan gambar : 13<br />

F2 F1<br />

Fokus aktif F1, pada lensa cembung diperoleh dari perpotongan<br />

langsung sinar-sinar bias, sehingga fokus aktif F1 disebut juga fokus<br />

nyata. Jarak fokus lensa cembung (f) bertanda positif sehingga lensa<br />

cembung disebut juga lensa positif.<br />

Terdapat tiga sinar istimewa pada lensa cembung, yaitu :<br />

1. Sinar datang sejajar sumbu utama lensa dibiaskan melalui titik fokus<br />

aktif F1.<br />

2. Sinar datang melalui titik fokus pasif F2 dibiaskan sejajar sumbu<br />

utama.<br />

83


3. Sinar datang melalui titik pusat optik O tidak dibiaskan melainkan<br />

diteruskan.<br />

b. Pembiasan pada Lensa Cekung<br />

Fokus aktif F1 untuk lensa cekung diperoleh dari perpotongan<br />

perpanjangan sinar bias sehingga disebut juga fokus maya. Jarak fokus<br />

lensa cekung bertanda negatif sehingga lensa cekung disebut juga<br />

lensa negatif.<br />

Terdapat tiga sinar istimewa pada lensa cekung, yaitu :<br />

1. Sinar datang sejajar sumbu utama dibiaskan seolah-olah berasal dari<br />

titik fokus aktif F1.<br />

2. Sinar datang seolah-olah menuju ke titik fokus pasif F2 dibiaskan<br />

sejajar sumbu utama.<br />

3. Sinar datang melalui pusat optik O diteruskan tanpa dibiaskan.<br />

Perhatikan gambar : 14<br />

c. Penomoran Ruang pada Lensa Lengkung<br />

Penomoran ruang pada lensa memiliki fungsi untuk memudahkan<br />

penentuan letak dan sifat-sifat bayangan pada lensa.<br />

Perhatikan gambar : 15<br />

Penomoran ruang pada lensa cembung<br />

84


III<br />

IV 1<br />

2F2<br />

Perhatikan gambar : 16<br />

II<br />

+<br />

I IV<br />

I 1<br />

Ruang Benda<br />

F2 F1 2F1<br />

Penomoran ruang pada lensa cekung<br />

Ruang Benda<br />

Ruang Bayangan<br />

Keterangan :<br />

-<br />

II 1<br />

Ruang Bayangan<br />

IV I II III<br />

III 1<br />

II 1<br />

I 1 IV 1<br />

2F1 F1 F2 2F2<br />

I, II, III dan IV = nomor ruang benda<br />

I1, II1, III1 dan IV1<br />

= nomor ruang bayangan<br />

Untuk menentukan letak dan sifat bayangan pada lensa cembung dan<br />

lensa cekung dapat digunakan “dalil Esbach”, yaitu sebagai berikut :<br />

1. Jumlah nomor ruang benda dan nomor ruang bayangan selalu<br />

sama dengan 5.<br />

2. Benda yang terletak di ruang II, atau ruang III selalu menghasilkan<br />

bayangan yang terbalik terhadap bendanya. Benda yang terletak di<br />

ruang I dan ruang IV selalu menghasilkan bayangan yang tegak<br />

terhadap bendanya.<br />

85<br />

III 1


3. Apabila nomor ruang bayangan lebih besar dari nomor ruang benda<br />

maka bayangan selalu lebih besar daripada benda. Apabila nomor<br />

ruang bayangan lebih kecil dari nomor ruang benda maka bayangan<br />

selalu lebih kecil daripada bendanya.<br />

d. Persamaan-persamaan Pembiasan<br />

Frekuensi cahaya di berbagai medium adalah tetap, tetapi tidak<br />

demikian dengan kecepatannya. Artinya, ketika cahaya merambat dari<br />

medium 1 ke medium 2 maka frekuensi cahaya di medium 1 dan<br />

medium 2 adalah sama, yaitu f1 = f2 = f, tetapi kecepatannya berubah,<br />

yaitu :<br />

v1 = f.λ 1 dan v2 = f. λ2<br />

Hubungan antara sudut datang dan sudut bias adalah :<br />

sin i /sin r = n2 / n1<br />

Jika n = c /v maka sin i / sin r = v1 / v2, karena v1 = f. λ1 dan v2 = f. λ2<br />

maka didapatkan :<br />

sin i / sin r = n2 / n1 = v1 / v2 = λ1 / v2<br />

e. Pembiasan pada Kaca Planparalel<br />

Kaca planparalel adalah kaca tebal yang memiliki sisi-sisi yang<br />

berhadapan saling sejajar. Pembiasan pada kaca planparalel<br />

mengakibatkan sinar masuk dan sinar keluar dari kaca mengalami<br />

pergeseran. Adapun besarnya pergeseran sinar tersebut dapat<br />

ditentukan dengan menggunakan persamaan :<br />

t = d sin (i1 – r1) / cos r1<br />

Keterangan :<br />

d = tebal kaca plan paralel<br />

t = besar pergeseran sinar<br />

i1 = sudut datang<br />

86


1 = sudut bias<br />

Perhatikan gambar : 17<br />

f. Rumus Lensa Tipis dan Perbesaran Linier.<br />

Lensa tipis ialah lensa yang tebalnya dapat diabaikan terhadap<br />

diameternya.<br />

t<br />

Persamaan umum cermin lengkung juga berlaku pada lensa tipis :<br />

1 /s + 1 / s’ = 1 / f<br />

Keterangan :<br />

s = jarak benda (cm)<br />

s’ = jarak bayangan (cm)<br />

f = jarak fokus (cm).<br />

i1<br />

Penggunaan persamaan ini harus memperhatikan perjanjian tanda,<br />

yaitu sebagai berikut :<br />

• s bertanda positif (+) jika benda terletak di depan lensa (benda<br />

nyata)<br />

• s bertanda negatif (-) jika benda terletak di belakang lensa (benda<br />

maya)<br />

• s’ bertanda positif (+) jika bayangan terletak di belakang lensa<br />

(bayangan nyata)<br />

• s’ bertanda negatif (-) jika bayangan terletak di depan lensa<br />

( bayangan maya)<br />

• f bertanda positif (+) untuk lensa cembung (konveks atau konvergen)<br />

• f bertanda negatif (-) untuk lensa cekung (konkaf atau divergen)<br />

g. Rumus Perbesaran Linier Lensa Lengkung.<br />

87<br />

r1<br />

d


Perbesaran linier didefinisikan sebagai perbandingan antara tinggi<br />

bayangan dengan tinggi benda atau jarak bayangan dengan jarak<br />

benda itu.<br />

M = h’ / h = - s’ / s<br />

Keterangan :<br />

M = perbesaran bayangan<br />

h’ = tinggi bayangan (cm)<br />

h = tinggi benda (cm)<br />

s’ = jarak bayangan (cm)<br />

s = jarak benda (cm)<br />

Perbesaran linier M bertanda positif (+) mengindikasikan bahwa<br />

bayangannya maya dan tegak.<br />

Perbesaran linier M bertanda negatif (-) mengindikasikan bahwa<br />

bayangan adalah nyata dan terbalik.<br />

Contoh soal 1.<br />

Benda diletakkan di depan lensa cembung yang jarak fokusnya 15 cm.<br />

Tentukanlah :<br />

a. perbesaran bayangan jika benda diletakkan pada jarak 20 cm.<br />

b. sifat bayangan pada jarak tersebut.<br />

Penyelesaian :<br />

a. Letak bayangan (s’) dicari terlebih dahulu<br />

1 / s + 1 / s’ = 1 / f<br />

1 / s’ = 1 / f – 1 / s<br />

1 / s’ = (1 / 60 cm) – ( 1 / 20 cm)<br />

1 / s’ = (4 / 60 cm) – (3 / 60 cm)<br />

1 / s’ = 1 / 60 cm<br />

s’ = 60 cm.<br />

88


Sehingga harga perbesarannya adalah M = - (60 cm / 20 cm) = -3<br />

(tanda negatif menunjukkan bahwa bayangannya adalah nyata dan<br />

terbalik).<br />

b. Sifat bayangannya adalah nyata, terbalik terletak 60 cm di belakang<br />

lensa dan diperbesar.<br />

Contoh soal 2.<br />

Sebuah benda diletakkan di depan lensa cekung yang jarak fokusnya 15<br />

cm. Tentukan :<br />

a. perbesaran bayangan jika benda diletakkan pada jarak 20 cm.<br />

b. sifat bayangan pada jarak teresebut.<br />

Penyelesaian :<br />

Rumus yang dipakai adalah sama dengan rumus lensa cembung.<br />

Pada lensa cekung f bertanda negatif, f = -15 cm.<br />

a. 1 / s’ = 1 / f – 1 /s<br />

1 / s’ = (1 / -15) – (1 / 20)<br />

1 / s’ = (-4 / 60) – (3 / 60)<br />

1 / s’ = -7 / 60<br />

s’ = -60 / 7 = - 8,6 cm.<br />

M = (-s’ / s)<br />

M = - (- 8,6 cm / 20)<br />

M = +6 / 14 = +0,43<br />

Tanda positif menunjukkan bahwa bayangan adalah maya dan tegak.<br />

b. Sifat-sifat bayangannya adalah maya, tegak dan 8,6 cm di depan lensa<br />

dan diperkecil.<br />

h. Kekuatan Lensa.<br />

Dioptri adalah satuan yang menyatakan bahwa kekuatan (daya) suatu<br />

lensa atau cermin sama dengan kebalikan panjang titik apinya (fokus)<br />

89


dalam meter. Kekuatan lensa P menyatakan kemampuan suatu lensa<br />

dalam mengumpulkan atau menyebarkan sinar. Kekuatan lensa<br />

berbanding terbalik dengan jarak fokus f, dan secara matematis<br />

dinyatakan sebagai berikut :<br />

Keterangan :<br />

P = 1 / f<br />

P = kekuatan lensa (dioptri)<br />

f = fokus lensa (meter)<br />

Kekuatan lensa cembung berharga positif dan lensa cekung negatif.<br />

Contoh soal :<br />

Sebuah lensa dibatasi oleh permukaan cembung berjari-jari 10 cm dan<br />

permukaan cekung berjari-jari 20 cm, Tentukan :<br />

a. jarak fokus lensa, jika indeks biasnya 1,50.<br />

b. apa jenis lensa itu.<br />

c. kekuatan lensa tersebut.<br />

Penyelesaian :<br />

R1 = + 10 cm ( permukaan cembung)<br />

R2 = - 20 cm (permukaan cekung)<br />

a. 1 / f = (n2 / n1 – 1)(1 / R1 + 1 / R2)<br />

1 / f = (1,50 /1 – 1)(1 / 10 cm + 1 / ( - 20 cm)<br />

1 / f = (0,5)(2 / 20 cm – 1 / 20 cm)<br />

1 / f = (0,5)(1 / 20 cm)<br />

f = 40 cm.<br />

Jadi fokus lensa tersebut adalah 40 cm.<br />

90


. Jarak fokus lensanya adalah bertanda positif, maka jenis lensanya<br />

adalah konvergen.<br />

c. P = 1 / f (m) = 1 / 0,4 m = 2,5 dioptri.<br />

Jadi kekuatan lensanya adalah 2,5 dioptri.<br />

Soal-soal latihan :<br />

1. Seorang siswa ingin melihat seluruh bayangannya pada sebuah<br />

cermin datar. Jarak antara mata sampai ujung kakinya adalah 160 cm.<br />

Berapakah paling sedikit ukuran tinggi cermin itu ?<br />

2. Dua buah cermin datar dipasang saling membentuk sudut 45 o , sebuah<br />

lilin diletakkan diantara kedua cermin itu.<br />

a. Tentukan jumlah bayangan yang nampak dikedua cermin !<br />

b. Gambarlah jalannya sinar yang terjadi !<br />

3. Sebuah benda terletak di depan cermin cekung yang mempunyai jari-<br />

jari kelengkungan 24 cm. Jika perbesaran bayangan yang terjadi 4 kali<br />

semula, tentukan :<br />

a. Jarak benda ?<br />

b. Jarak bayangan ?<br />

4. Sebuah benda diletakkan pada jarak 24 cm di depan cermin cembung<br />

yang berjari-jari 24 cm. Dimana letak bayangannya dan lukiskan<br />

berkas sinarnya !<br />

5. Sebuah benda yang tingginya 2 cm terletak pada jarak 20 cm di depan<br />

lensa positif. Jika kekuatan lensa 2,5 dioptri, tentukan :<br />

91


a. jarak bayangan !<br />

b. tinggi bayangan !<br />

92


II. ALAT -ALAT OPTIK<br />

A. Mata dan Kaca Mata<br />

Bagian-bagian mata: kornea (zat bening), cairan aquaeoushumor, iris<br />

(berfungsi mengatur banyaknya sinar yang masuk), lensa mata, otot<br />

akomodasi (yang mengubah tebalnya lensa agar bayangan tepat di<br />

retina), cairan vitreous humor, retina dan syaraf mata. Lensa mata<br />

membentuk bayangan nyata, terbalik dan diperkecil.<br />

otot siliar<br />

iris<br />

pupil<br />

lensa<br />

kornea<br />

mata manusia<br />

retina<br />

saraf optik<br />

Titik jauh (punctum remotum) adalah titik tempat benda paling jauh<br />

yang dapat dilihat dengan jelas. Titik dekat (punctum proksimum)<br />

adalah titik tempat benda paling dekat yang masih dapat dilihat.<br />

1. Mata Normal (Emetropi) : memiliki titik dekat 25 cm, dan titik jauh<br />

tak terhingga.<br />

2. Cacat mata. Jika titik dekat dan titik jauh mata bergeser karena<br />

kurangnya daya akomodasi maka mata dikatakan cacat, misalkan:<br />

a. Rabun dekat (hypermetropi) : titik dekat lebih dari 25 cm, dan<br />

titik jauh lebih dari tak terhingga. Mata rabun dekat tidak dapat<br />

melihat dekat, dapat dibantu dengan lensa positif(lensa<br />

cembung). Besarnya kekuatan lensa :<br />

p = -100 / pr<br />

dimana : p = kekuatan lensa (dioptri)<br />

pr = titik jauh (m)<br />

b. Rabun jauh (myopi) : titik dekat kurang dari 25 cm, dan titik<br />

jauhnya kurang dari tak terhingga. Mata rabun jauh tidak dapat<br />

93


B. Lup<br />

melihat jauh, dapat dibantu dengan lensa negatif (lensa<br />

cekung). Besarnya kekuatan lensa:<br />

P = 4 – 100/pp<br />

dimana : p = kekuatan lensa (dioptri)<br />

pp = titik dekat (m)<br />

c. Mata tua (presbiopi) : titik dekat lebih dari 25 cm, dan titik jauh<br />

kurang dari tak terhingga. Umumnya dialami oleh orang tua,<br />

dapat dibantu dengan kaca mata berlensa rangkap (bifokal)<br />

yaitu bagian atas lensa negatuf dan bagian bawah lensa positif.<br />

d. Astigmatista (silindris) : tidak mampu melihat garis-garis<br />

horisontal dan vertikal secara bersama-sama, terjadi karena<br />

kornea mata tidak berbentuk bola tetapi lebih melengkung pada<br />

salah satu bidang. Perlu menggunakan kacamata silindris.<br />

Lup adalah alat optik untuk mengamati benda-benda kecil sehingga<br />

kelihatan lebih besar. Biasanya digunakan oleh tukang arloji dan ahli<br />

tekstil. Benda diletakkam di ruang I yaitu antara lup dan fokus. Sifat<br />

bayangan yang dihasilkan: diperbesar, maya, dan tegak. Pembesaran<br />

lup yaitu pembesaran linier (m) dan pembesaran sudut (λ).<br />

Pembesaran sudut adalah perbandingan antara sudut lihat dengan alat<br />

(β) dan sudut lihat tanpa alat (α).<br />

a. Pengamatan mata tak berakomodasi: benda diletakkan di titik fokus<br />

lensa . Besarnya pembesaran sudut: M = pp/f , untuk mata normal<br />

pp = 25 cm.<br />

F<br />

β<br />

94<br />

F


. Pengamatan mata berakomodasi pada jarak tertentu (x).<br />

Pembesaran sudutnya : M= pp/f + pp/x<br />

c. Pengamatan mata berakomodasi maksimum: benda diletakkan di<br />

ruang I yaitu antara lensa dan fokus. Pembesaran sudutnya :<br />

M = pp/f + 1<br />

C. Mikroskop<br />

!F<br />

h β<br />

Mikroskop adalah alat untuk mengamati benda-benda renik/ sangat<br />

kecil misalkan bakteri. Mikroskop menggunakan dua lensa positif yaitu<br />

lensa obyektif (ob) dan lensa okuler (ok). Lensa ob terletak di depan<br />

benda dan lensa ok terletak di dekat mata. Besarnya fokus ob lebih<br />

kecil dari fokus ok. Bayangan yang dibentuk mikroskop bersifat<br />

diperbesar, maya, dan terbalik.<br />

a. Pengamatan mata tak berakomodasi. Bayangan dari lensa ob harus<br />

jatuh di fokus ok sehinggga bayangan yang dibentuk oleh lensa ok<br />

berada di jauh tak terhingga. Pembesaran mikroskop untuk mata tak<br />

berakomodasi : M = S'ob / Sob x pp/fok<br />

Jarak antara lensa ob dan lensa ok adalah d = S'ob + fok<br />

Sob<br />

! Fob !<br />

Fob<br />

objektif S”ob<br />

95<br />

L<br />

!F<br />

Sok<br />

!<br />

Fok<br />

okuler<br />

!<br />

Fob


. Pengamatan mata berakomodasi maksimum. Bayangan yang<br />

dibentuk oleh lensa ok harus berada di titik dekat mata (S'ok = - pp =<br />

- 25 cm ). Pembesaran untuk mata berakomodasi : M = S'ob/ Sob x<br />

( pp/fok + 1 ), Jarak antara lensa ob dan lensa ok adalah d = S'ob +<br />

Sok<br />

! Fob<br />

Sob<br />

D. Teropong<br />

objektif<br />

!<br />

Fob<br />

S”ob<br />

L<br />

!<br />

Fok<br />

S’ok<br />

Sok<br />

okuler<br />

Teropong digunakan untuk melihat benda-benda yang jauh seperti<br />

gunung, bintang dan lain-lain agar tampak lebih dekat dan jelas.<br />

Teropong dikelompokkan menjadi : teropong bias (lensa) dan teropong<br />

pantul (cermin)<br />

1. Teropong Bias, meliputi teropong bintang, teropong bumi, teropong<br />

prisma dan teropong pangggung.<br />

a. Teropong bintang, menggunakan dua lensa positif dimana fob<br />

lebih besar dari fok, ditemukan oleh Galileo-Galilei. Bayangan<br />

yang dihasilkan bersifat: diperbesar, maya, dan terbalik.<br />

Biasanya pengamatan dilakukan dengan mata tak<br />

berakomodasi, sehingga bayangan dari lensa ob jatuh di fokus<br />

lensa ok yang berimpit dengan fokus lensa ob. Panjang teropong<br />

(d) = fob + fok<br />

b. Teropong bumi, sering disebut teropong medan atau teropong<br />

Yojana, menggunakan tiga lensa positif yaitu lensa obyektif (ob),<br />

96<br />

!<br />

Fob


lensa okuler (ok), dan lensa pembalik (p). Fokus ob lebih bsar<br />

dari fokus ok. Bayangan yang dibentuk bersifat : diperbesar,<br />

maya, dan tegak. Jika pengamatan tak berakomodasi, benda<br />

terletak di jauh tak terhingga ( Sob = ∞ ). Pembesaran benda<br />

(M)= fob/fok. Dan panjang teropong (d) = fob + 4 fp + fok<br />

c. Teropong Prisma, menggunakan dua buah prisma siku-siku<br />

sama kaki yang disisipkan di antara lensa obyektif dan lensa<br />

okuler.<br />

d. Teropong Panggung, sering disebut teropong sandiwara atau<br />

teropong belanda atau teropong Galilei. Menggunakan dua lensa<br />

yaitu lensa positif sebagai lensa obyektif dan lensa obyektif<br />

sebagai lensa okuler, dimana fokus ob lebih besar dari fokus ok.<br />

Bayangan yang dibentuk bersifat diperbesar, tegak, dan maya.<br />

Biasanya pengamatan tak berakomodasi. Besarnya pembesaran<br />

(M)=fob/-fok<br />

Dan panjang teropong (d) = fob + fok<br />

2. Teropong Pantul (teropong pantul astronomi), terdiri dari sebuah<br />

cermin cekung yang besar, sebuah cermin datar kecil, dan sebuah<br />

lensa cembung sebagai okuler. Teropong astronomi terbesar adalah<br />

teropong pantul, diantaranya adalah Mount Palomar yang<br />

berdiameter 5 m berada di Amerika Serikat.<br />

Soal-soal latihan :<br />

1. Seorang miopi mempunyai titik jauh pada jarak 4 m. Untuk dapat<br />

melihat pesawat di angkasa, orang itu harus memakai kacamata yang<br />

sesuai, yaitu yang jarak fokusnya….<br />

a. – 4 m<br />

b. +4 m<br />

c. –0,25 m<br />

d. +0,25 m<br />

e. –2,5 m<br />

97


2. Seorang nenek memakai kacamata baca yang berukuran 2,5 dioptri,<br />

berarti titik dekat mata nenek berada pada jarak…..<br />

a. 67 cm<br />

b. 40 cm<br />

c. 25 cm<br />

d. 1,5 m<br />

e. 2,5 m<br />

3. Sebuah alat lup mempunyai ukuran 10 dioptri digunakan oleh seorang<br />

dengan mata berakomodasi maksimum dan menghasilkan perbesaran<br />

anguler 5 kali. Titik dekat mata pengamat itu berada pada jarak…..<br />

a. 20 cm<br />

b. 25 cm<br />

c. 40 cm<br />

d. 50 cm<br />

e. 60 cm<br />

4. Pengamat bermata normal bekerja dengan memakai mikroskop. Jarak<br />

fokus okulernya 5 cm. Pada saat mata tak berakomodasi diperoleh<br />

perbesaran sudut 50 kali. Pada saat pengamatnya berakomodasi<br />

maksimum akan diperoleh perbesaran sudut….<br />

a. 49 kali<br />

b. 50 kali<br />

c. 51 kali<br />

d. 55 kali<br />

e. 60 kali<br />

5. Teropong bumi dengan jarak fokus lensa obyektifnya 40 cm, jarak<br />

fokus lensa pembaliknya 5 cm dan jarak fokus okulernya 10 cm.<br />

Supaya mata tidak berakomodasi maka harus dibuat jarak lensa<br />

obyektif ke lensa okulernya….<br />

a. 45 cm d. 70 cm<br />

b. 50 cm e. 75 cm<br />

c. 55 cm<br />

98


Soal essay :<br />

1. Seseorang miopi mempunyai titik jauh 2 m. Dengan kacamata ia ingin<br />

membaca tulisan pada jarak baca normal. Tentukan :<br />

a. Ukuran kacamatanya<br />

b. jarak akomodasinya supaya tulisan terbaca dengan baik<br />

2. Sebuah lup dengan jarak jarak focus 5 cm digunakan oleh seseorang<br />

bermata normal untuk mengamati komponen arloji dengan mata<br />

berakomodasi maksimum, Tentukan :<br />

a. Jarak objek terhadap lup !<br />

b. Perbesaran angulernya !<br />

3. Sebuah mikroskop mempunyai jarak fokus lensa objektif 9 mm dan<br />

jarak fokus lensa okulernya 5 cm. Sebuah benda ditempatkan pada<br />

jarak 10 mm didepan objektifnya dan jarak antara lensa objektif ke<br />

lensa okulernya 12 cm. Tentukanlah :<br />

a. Perbesaran yang dihasilkan !<br />

b. Supaya mata tak berakomodasi berapa jauh lensa objektifnya<br />

harus digeser dan kearah mana !<br />

99


III. <strong>GELOMBANG</strong> ELEKTROMAGNETIK<br />

Teori/Hipotesa Maxwell (1864) tentang gelombang elektromagnetik :<br />

Perubahan medan listrik dapat menimbulkan medan magnet. Jalan<br />

pikiran Maxwell dapat dijelaskan dengan menggunakan dua bola<br />

isolator bermuatan digetarkan pada pegas untuk menimbulkan<br />

perubahan medan magnet dan medan listrik sehingga dipancarkan<br />

gelombang elektromagnetik. Perambatan medan listrik dan medan<br />

magnetik pada satu arah tertentu selalu saling tegak lurus, dan<br />

keduanya tegak lurus terhadap arah perambatan gelombang. Jadi<br />

setiap muatan listrik yang bergetar akan memancarkan gelombang<br />

elektromagnetik. Gelombang elektromagnetik merupakan gelombang<br />

tranversal yang cepat rambatnya ditentukan oleh permeabilitas vakum<br />

dan permitivitas vakum dan besarnya sama dengan cepat rambat<br />

cahaya dalam vakum, maka cahaya merupakan gelombang<br />

elektromagnetik.<br />

Percobaan Hertz tentang gelombang elektromagnetik<br />

Teori Maxwell diuji oleh Heinrich Hertz (1887) dengan peralatan<br />

seperti gambar :<br />

s<br />

A<br />

Dengan menggetarkan sakelar S, kumparan Ruhmkorf akan<br />

menginduksikan pulsa tegangan pada kedua elektroda bola di sisi A<br />

sehinggga terjadi percikan bunga api karena adanya pelepasan<br />

muatan. Ternyata kedua elektroda pada loop kawat kedua di sisi B<br />

100<br />

B


juga menampakkan percikan bunga api yang berarti terjadi<br />

pemindahan energi gelombang elektromagnetik dari sisi A ke sisi B.<br />

Hasil percobaan Hertz :<br />

a. Membuktikan kebenaran teori maxwell.<br />

b. Dapat mengukur radiasi gelombang elektromagnetik frekuensi radio<br />

yaitu 100 MHz,<br />

c. Dapat menunjukkan sifat-sifat gelombang cahaya yaitu pemantulan,<br />

pembiasan, interferensi, difraksi dan polarisasi<br />

Dari uraian di atas dapat disimpulkan beberapa sifat gelombang<br />

elektromagnetik yaitu :<br />

a. Dapat merambat dalam ruang hampa.<br />

b. Merupakan gelombang transversal.<br />

c. Dapat mengalami polarisasi, pemantulan (refleksi), pembiasan<br />

(refraksi), interferensi, lenturan atau hamburan (difraksi)<br />

d. Merambat dalam arah lurus, tidak dibelokkan oleh medan listrik dan<br />

medan magnet.<br />

Rentang spektrum gelombang elektromagnetik<br />

Gelombang elektromagnetik terdiri dari bermacam-macam gelombang<br />

yang berbeda frekuensi dan panjang gelombangnya tetapi<br />

kecepatannya di ruang hampa sama yaitu c = 3.10 m/s.<br />

Perhatikan tabel spektrum gelombang elektromagnetik di bawah ini :<br />

Spektrum Frekwensi (Hz) Panjang Gelombang (m)<br />

Sinar gamma 10 22<br />

Sinar X 10 19<br />

Ultraviolet 10 17<br />

Cahaya tampak 10 15<br />

Inframerah 10 13<br />

Radar dan TV 10 10<br />

Gelombang radio 10 3<br />

101<br />

10 -14<br />

10 -10<br />

10 -8<br />

10 -6<br />

10 -5<br />

10 -2<br />

10 5


Urutan spektrum gelombang elektromagnetik dari frekuensi terkecil<br />

hingga frekuensi terbesar serta manfaatnya :<br />

a. Gelombang radio, berfungsi sebagai alat telekomunikasi<br />

Gelombang radio dapat dihasilkan oleh rangkaian elektronika yang<br />

disebut isolator. Gelombang radio dipancarkan oleh antena,<br />

diterima oleh antena pula dan radio penerima merubah energi<br />

gelombang menjadi energi bunyi. Gelombang radio tidak<br />

dipantulkan oleh lapisan atmosfir sehingga luas daerah<br />

jangkauannya sempit. Pengelompokan gelombang radio :<br />

1. Low Frekuency (LF) dengan frekuensi 30 kHz-300kHz, panjang<br />

gelombang 1500 m, digunakan pada radio gelombang panjang<br />

dan komunikasi melalui jarak jauh.<br />

2. Medium Frekuency (MF), dengan frekuensi 300kHz - 30kHz,<br />

panjang gelombang 300m, digunakan pada gelombang lokal<br />

dan radio jarak jauh.<br />

3. High Frekuency (HF), dengan frekuensi 3MHz-30MHz, panjang<br />

gelombang 30m (Short wave), digunakan pada radio gelombang<br />

pendek dan komunikasi radio amatir dan CB.<br />

4. Very High Frekuency(VHF), dengan frekuensi 30MHz - 300MHz,<br />

panjang gelombang 3 m, digunakan pada radio FM, polisi dan<br />

pelayanan darurat.<br />

5. Ultra High Frekuency (UHF), dengan frekuensi 300 MHz-3 GHz,<br />

panjang gelombang 30 cm, digunakan pada TV.<br />

6. Super High Frekuency (SHF), dengan frekuensi diatas 3 GHz,<br />

panjang gelombang 3 cm, digunakan pada Radar, komunikasi<br />

satelit telepon dan saluran TV.<br />

b. Gelombang televisi, mempunyai frekuensi sedikit lebih tinggi dari<br />

gelombang radio, tidak dapat dipantulkan oleh laposan atmosfir<br />

bumi, berfungsi sebagai alat telekomunikasi<br />

c. Gelombang mikro(radar), mempunyai frekuensi 3 GHz, berfungsi<br />

sebagai alat telekomunikasi, memasak dan Radar.<br />

102


d. Gelombang inframerah, mempunyai frekuensi 10 11 Hz – 10 14 Hz ,<br />

dihasilkan oleh elektron dalam molekul yang bergetar karena benda<br />

panas, berfungsi untuk analisa struktur molekul , memasak,<br />

membuat potret permukaan bumi dari satelit, menyembuhkan<br />

penyakit cacar dan encok.<br />

e. Sinar tampak (cahaya), mempunyai frekuensi 10 14 Hz – 3.10 15 Hz,<br />

mempunyai spektrum warna mulai dari panjang gelombang<br />

terbesar adalah merah, jingga, kunung, hijau, biru, nila, dan ungu,<br />

berfungsi untuk membantu penglihatan, menentukan spektrum<br />

benda<br />

f. Sinar ultraviolet, mempunyai frekuensi 10 15 Hz- 10 16 Hz, sumber<br />

utamanya matahari tetapi hanya sedikit yampai sampai ke bumi<br />

karena diserap lapisan ozon berfungsi untuk membunuh<br />

kuman/sterilisasi, untuk mengetahui unsur-unsur pada suatu bahan<br />

dengan teknik spektroskopi, menghitamkan pelat foto yang berlapis<br />

perak bromida.<br />

g. Sinar X, mempunyai frekuensi 10 16 Hz – 10 20 Hz, ditemukan oleh<br />

Wilhelm K. Rontgen (1895), bersifat dapat menghitamkan film, daya<br />

tembusnya besar, dapat merusak jaringan tubuh pada dosis besar,<br />

digunakan untuk mendiagnosa penyakit dengan mendeteksi organ<br />

tubuh, memotret posisi tulang dalam tubuh, analisa atom<br />

h. Sinar Gamma, mempunyai frekuensi 10 14 Hz – 10 14 Hz, daya<br />

tembusnya sangat besar, radiasi gamma dapat dideteksi dengan<br />

alat Geiger Muller, sinar gamma dapat digunakan untuk membunuh<br />

sel kanker, sterilisasi, mendeteksi keretakan pada logam<br />

Hubungan antara frekuensi, panjang gelombang dan cepat rambat<br />

gelombang elektromagnetik :<br />

c = f λ<br />

dimana : c = cepat rambat gelombang (m/s)<br />

F = frekuensi (Hz)<br />

λ = panjang gelombang (m)<br />

103


a. Soal essay<br />

1. Jelaskan terjadinya gelombang elektromagnetik yang diawali oleh<br />

perubahan medan listrik.<br />

2. Sebutkan spektrum gelombang elektromagnetik dari frekuensi<br />

terkecil hingga frekuensi terbesar.<br />

3. Sebutkan sifat-sifat gelombang elektromagnetik.<br />

4. Perhatikan macam-macam gelombang berikut: infra merah,<br />

ultraviolet, bunyi, sinar X dan radio<br />

a. Manakah yang tidak termasuk gelombang elektromagnetik<br />

b. Gelombang elektromagnetik mana yang memiliki panjang<br />

gelombang terpendek.<br />

c. Gelombang elektromagnetik mana yang memiliki frekuensi<br />

terkecil.<br />

5. Sebutkan manfaat dari gelombang elektromagnetik dibawah ini<br />

a. sinar gamma<br />

b. sinar inframerah<br />

c. gelombang mikro<br />

b. Soal cekpoint<br />

1. Gelombang elektromagnetik dibawah ini yang mempunyai panjang<br />

gelombang paling besar adalah<br />

a. sinar X<br />

b. gelombang radio<br />

c. sinar gamma<br />

d. sinar ultraviolet<br />

e. sinar inframerah<br />

2. Perubahan medan listrik akan dapat menimbulkan perubahan<br />

medan magnet, merupakan hipotesa :<br />

a. Faraday<br />

b. Maxwell<br />

c. Biot-Savart<br />

104


d. Coulomb<br />

e. Wien<br />

3. Urutan gelombang-gelombang elektromagnetik yang panjang<br />

gelombangnya dari kecil ke besar adalah<br />

a. sinar X, sinar ultra violet, sinar infra merah, sinar tampak<br />

b. sinar infra merah, sinar ultra violet, sinar X, sinar tampak<br />

c. sinar infra merah, sinar tampak, sinar ultraviolet, sinar X<br />

d. sinar X, sinar ultraviolet, sinar tampak, sinar inframerah<br />

e. sinar X, sinar inframerah, sinar tampak, sinar ultraviolet<br />

4. Seberkas sinar X dengan panjang gelombang 1,5 A mempunyai<br />

frekuensi ……..x10 18 Hz.<br />

a. 1<br />

b. 2<br />

c. 3<br />

d. 4<br />

e. 5<br />

5. Gelombang elektromagnetik dapat merambat pada :<br />

a. udara<br />

b. tanpa medium<br />

c. tali<br />

d. medium apa saja<br />

e. medan magnet dan medan listrik<br />

105

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!