27.05.2013 Views

DIT-08-Sifat-Biologi-Tanah-Compatibility-Mode

DIT-08-Sifat-Biologi-Tanah-Compatibility-Mode

DIT-08-Sifat-Biologi-Tanah-Compatibility-Mode

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

DASAR ILMU TAAH<br />

Materi <strong>08</strong>: <strong>Sifat</strong> <strong>Biologi</strong> <strong>Tanah</strong> & Proses


Komposisi Bahan Organik <strong>Tanah</strong><br />

Senyawa Humik (50%)<br />

Biomasa Hidup<br />

(4%)<br />

Bahan Organik<br />

Makro (16%)<br />

Senyawa on on Humik<br />

(30%)


Komposisi Biomasa <strong>Tanah</strong><br />

Mikroorganisme<br />

(70%)<br />

Akar<br />

(8%)<br />

Makrofauna<br />

(22%)


Habitat tanah yang<br />

mengandung partikel tanah<br />

mineral (pasir-Sa, debu-Si,<br />

liat-C), bahan organik<br />

(OM), air (W), akar<br />

tanaman dengan ramut<br />

akar (R), dan organisme<br />

tanah (bakteri-B,<br />

aktinomisetes-A, spora<br />

mikoriza dan hifa-My; hifa<br />

jamur saprofit-H;<br />

nematoda-N, protozoa<br />

ciliata-CP, protozoa<br />

flagelata-FP, dan mite-M)<br />

(Sylvia et al., 1998)


Bakteri<br />

Bahan Organik<br />

debu<br />

liat<br />

pasir<br />

Aktinomisetes<br />

Skema agregat<br />

tanah (Sylvia et al.,<br />

1998)


Organisme<br />

• prokariot (dari kata ‘pro’ yang berarti<br />

‘sebelum’ dan ‘karion’ yang berarti<br />

nukleus)Bakteri (termasuk sianobakteri dan aktinomisetes)<br />

dan Arhaea adalah prokariot, sedangkan semua organisme yang<br />

lainnya adalah eukariot<br />

• eukariot (dari kata ‘eu’ yang berarti ’benar’).<br />

– Perbedaan.<br />

• Nukleus eukariot adalah sitoplasma yang diselimuti oleh memban<br />

nukleus dan mengandung berbagai molekul DNA. Daerah nukleus<br />

prokariot tidak diselimuti oleh membran dan mengandung molekul<br />

DNA sirkular tunggal (kromosom). Pembelahan sel pada prokariot<br />

biasanya melalui pembelahan ganda (yakni nonmitotik).<br />

• Eukariot mengalami pembelahan melalui proses yang disebut<br />

‘mitosis’.


Arsitektur sel Prokariot dan Eukariot<br />

Struktur Sel Prokariot


Organisme tanah<br />

• mikroflora atau mikroorganisme tanah<br />

– bakteri (bacteria)<br />

– aktinomisetes (actinomycetes)<br />

– ganggang (algae)<br />

– jamur (fungi)<br />

– virus<br />

• fauna tanah<br />

– Mikrofauna<br />

– Mesofauna<br />

– Makrofauna<br />

• Bersama-sama akar tanaman, mikroorganisme dan<br />

fauna tanah membentuk komponen biota yang berperan<br />

penting dalam proses biogeokimia dalam tanah


Koloni bakteri (hasil scanning electron<br />

micrograph) (Sylvia et al., 1998). AABAEA<br />

Gambar 2.1. Koloni bakteri (hasil scanning electron micrograph) (Sylvia et al., 1998).<br />

Aktinomisetes tanah (Kilham, 1994)<br />

CYAOBACTERIA


Flagelata Amoeba Ciliata<br />

Cacing tanah<br />

Rayap<br />

ematoda <strong>Tanah</strong><br />

Milipida Tungau (mite)<br />

Semut Collembola (springtail)


Fungsi organisme tanah<br />

• Aliran energi dan dekomposisi bahan organik<br />

– Aliran energi terkait erat dengan proses akumulasi<br />

dan dekomposisi bahan organik<br />

– Jumlah bahan organik yang diperoleh dalam suatu<br />

ekosistem dapat digunakan sebagai ukuran<br />

produktivitas ekosistem tsb<br />

– Proses dekomposisi sangat dipengaruhi oleh faktor<br />

lingkungan; mikroba paling dominan cendawan dan<br />

bakteri<br />

• Siklus Hara: pertukaran unsur kimia antara bagian<br />

ekosistem yang mati ke bagian yang hidup disebut<br />

siklus hara, pada skala global disebut biogeokimia


Soil is alive!<br />

TANAH :<br />

a. Bahan inorganik (liat, debu,<br />

pasir)<br />

b. Bahan organik<br />

c. Air<br />

d. Udara<br />

•Hidup (biomas)<br />

•Mati (nekromas)<br />

Ekologi <strong>Tanah</strong>, gabungan:<br />

• Ekologi (orientasi<br />

organisma)<br />

• Ilmu <strong>Tanah</strong>: klasifikasi,<br />

genesis, fisika, kimia,<br />

biologi<br />

Overlap ke dua ilmu<br />

GOOD SOIL, MORE DIVERSITY !


Fertility<br />

Soil<br />

Organisms (BIOTA) ~ involve in<br />

chemical & physical processes<br />

Biology<br />

Soil as energy & nutrient<br />

source of biota except:<br />

Plants & mikrobia photoautotroph<br />

~ sun light<br />

energy source<br />

Microbial<br />

chemoautotroph ~<br />

inorganic; CO 2 from the<br />

atmosfer<br />

Symbiont ~plant roots ~<br />

fixed N from the air


Fase 1<br />

BIOTA pada berbagai kondisi AIR TANAH<br />

Collembola<br />

& kutu<br />

2.5>pF>0<br />

Fase 2<br />

Migrasi<br />

Collembola<br />

Air bebas<br />

T t = T 0<br />

= 10 0 C<br />

KR = 100%<br />

4.7>pF>2.5<br />

Uap air<br />

KR =<br />

100%<br />

Air<br />

kapiler


Proses <strong>Biologi</strong> <strong>Tanah</strong><br />

• Trasformasi Karbon<br />

• Transformasi itrogen<br />

• Fiksasi itrogen itrogen


TRANSFORMASI KARBON<br />

Bagian 1


Siklus C<br />

• Sebagian besar kabon di bumi ini dalam bentuk<br />

terikat (terutama dalam bentuk karbonat), baik<br />

dalam batuan induk maupun karbon fosil.<br />

• bahan organik tanah (BOT) merupakan cadangan<br />

karbon global yang jumlahnya bisa mencapai 2<br />

kali di atmosfer.<br />

• perubahan pada pool BOT akan sangat<br />

mempengaruhi kadar CO 2 global.


Siklus C: fotosintesis menyebabkan asimilasi CO2 atmosfer yang diimbangi<br />

oleh dekomposisi sisa tanaman dan seresah, dan bahan organik tanah


Sumber C dalam <strong>Tanah</strong><br />

• Sumber utama: CO 2 atmosfer yang difiksasi oleh<br />

tanaman dan organisme fotoautotrof lainnya.<br />

– CO 2 atmosfer difiksasi menjadi bentuk karbon organik<br />

penyusun jaringan tanaman melalui reaksi: CO2+H2O CH CH2O+O O+O 2. .<br />

– Jaringan tanaman kemudian dikonsumsi oleh herbivora.<br />

– Sisa tanaman merupakan sumber karbon langsung<br />

untuk tanah, sedangkan tubuh hewan herbivora dan<br />

limbahnya merupakan sumber karbon yang tidak<br />

langsung.


Sumber C dalam <strong>Tanah</strong><br />

• Sumber lain:<br />

– bentuk hidrokarbon aromatik polisiklik dari pembakaran<br />

bahan bakar fosil<br />

– bentuk produk industri seperti pestisida.<br />

• Pada ekosistem yang produktif, pergantian (turnover)<br />

karbon umumnya berjalan cepat. Misalnya, hutan<br />

tropika basah mempunyai pool karbon tanah lima kali<br />

lebih besar daripada ekosistem pertanian.<br />

• Semakin tidak produktif suatu ekosistem semakin<br />

rendah kecepatan turnover karbon dalam tanah.


Bentuk Karbon Organik dalam<br />

<strong>Tanah</strong><br />

• 50% karbon organik dalam tanah berada dalam<br />

bentuk aromatik<br />

• 20% berasosiasi dengan nitrogen<br />

• sekitar 30% berada dalam bentuk karbon<br />

karbohidrat, asam lemak, dan karbon alkan.<br />

• Secara sederhana karbon organik tanah dapat<br />

dikelompokkan menjadi 3 pool,<br />

– karbon tidak larut (insoluble),<br />

– karbon larut (soluble),<br />

– karbon biomasa.


Dekomposisi Berbagai Bentuk<br />

Karbon Organik dalam <strong>Tanah</strong><br />

• tiga proses yang berkaitan<br />

– Pencucian / pelindian (leaching) senyawa<br />

mudah larut<br />

– katabolisme (catabolisms) organisme perombak<br />

– pelumatan (comminution) bahan oleh fauna<br />

tanah.


Faktor-faktor yang<br />

Mempengaruhi Dekomposisi<br />

• Kualitas Bahan Organik<br />

– Komposisi kimia: N, C/N, P, C/P, Lignin, Polifenol,<br />

Asam organik (fulvat, humat)<br />

– Fisik: kekerasan, kelenturan<br />

• Kondisi lingkungan<br />

– Iklim: curah hujan & kelembaban<br />

• Organisme perombak (decomposers)<br />

– Jenis, diversitas<br />

– Asesibilitas


Bahan Organik <strong>Tanah</strong><br />

• BOT merupakan salah satu komponen tanah<br />

yang sangat penting bagi ekosistem tanah<br />

• BOT merupakan sumber (source) dan<br />

• BOT merupakan sumber (source) dan<br />

pengikat (sink) hara dan sebagai substrat<br />

bagi mikroba tanah.


Bahan Organik <strong>Tanah</strong><br />

• BOT kunci keberhasilan sistim pertanian berkelanjutan<br />

• Idealnya 2% BOT, tetapi umumnya < 2% (karena cepatnya<br />

proses dekomposisi).<br />

• Fungsi BOT<br />

– penyedia unsur hara (via dekomposisi dan mineralisasi),<br />

– pemacu aktivitas organisme tanah memperbaiki agregasi tanah<br />

dan mengurangi resiko erosi,<br />

– pengikat unsur beracun pada tanah masam ( misal Al)<br />

meningkatkan kapasitas penyangga tanah; kaitannya dengan<br />

efisiensi penggunaan unsur hara (termasuk pupuk)


functional pool BOT<br />

• bahan organik tanah mudah<br />

dilapuk/labil (decomposable or<br />

labile),<br />

• bahan organik tanah sukar dilapuk<br />

(resistant),


decomposable BOT<br />

• bahan organik tanah mudah dilapuk/labil<br />

(decomposable or labile),<br />

– bahan yang paling labil: sel tanaman seperti<br />

karbohidrat, asam amino, peptida, gula amino,<br />

dan lipida,<br />

– bahan yang agak lambat didekomposisi:<br />

malam (waxes), lemak, resin, lignin dan<br />

hemiselulosa<br />

– biomass dan bahan metabolis dari mikroba<br />

(microbial biomass ) dan bahan rekalsitran<br />

lainnya.


Resistant BOT<br />

• bahan organik tanah sukar dilapuk (resistant),<br />

– ‘pool aktif’ (waktu turnover


Klasifikasi bahan organik tanah berdasarkan pool fungsi, waktu<br />

turnover dan komposisinya<br />

Pool fungsi Waktu<br />

turnover (th.)<br />

Komposisi Nama lain<br />

metabolic<br />

litter<br />

structural<br />

litter<br />

0.1 – 0.5 • isi sel (cellular<br />

contents), selulose<br />

• sisa tanaman<br />

atau hewan<br />

0.3 – 2.1 • lignin, polifenolik • sisa tanaman<br />

Active pool 0.2 – 1.4 • biomass microbia,<br />

karbohidrat dapat<br />

larut, enzim<br />

eksoselular<br />

• fraksi labil<br />

Slow pool 8 – 50 • BO berukuran<br />

partikel (Particulate<br />

organic matter,<br />

berukuran 50 µm -<br />

2.0 mm)<br />

Passive pool 400 – 2200 • asam-asam humik, • substansi<br />

fulvik, kompleks<br />

organo-mineral<br />

humus


Kualitas Bahan Organik<br />

Kompartemen BO<br />

• Parameter Kualitas (mudah terdekomposisi)<br />

– C/N < 20<br />

– N > 1,6%<br />

– Lignin < 9%<br />

– Polifenol < 4%<br />

• Protein binding capacity<br />

Cepat terdekomposisi<br />

(a) penyedia hara tanaman, segera<br />

(b) kontribusi ke BOT kurang<br />

Lambat terdekomposisi<br />

(a) Kontribusi BOT<br />

(b) Cadangan hara jangka panjang


Karakterisasi BOT<br />

• Karakterisasi bahan organik tanah dapat<br />

dilakukan melalui berbagai cara, di<br />

antaranya<br />

– analisis kimia: total C dan total N (metode<br />

termudah),<br />

– fraksionasi fisik: berdasar ukuran dan berat<br />

jenis,<br />

– penggunaan isotop: 13 C (isotop stabil, bukan<br />

radioaktif) dan 14 C (radioaktif).


Karakterisasi BOT: Metode<br />

Kimia<br />

• dapat mendeteksi asam humik dan fulvik, tetapi kurang<br />

akurat.<br />

• analisis secara kimia, kandungan aromatik dalam humat<br />

dinyatakan sekitar 50%,<br />

• NMR (nuclear magnetic resonance) dan pirolisis gas<br />

kromatografi-spektroskopi masa, kandungan aromatik<br />

tersebut < 50%.<br />

• bahan organik tanah harus dipisahkan dari matrik koloid<br />

mineral (liat) dan seskuioksida, serta didispersi dalam<br />

larutan (dengan NaOH atau Na 4P 2O 7).<br />

• Bahan yang terdispersi dipresipitasi pada nilai pH masam<br />

disebut asam humik, sedangkan bahan yang tetap dalam<br />

larutan disebut asam fulvik.


Karakterisasi BOT: Metode Fisik<br />

(fraksionasi fisik)<br />

• Pada prinsipnya pemisahan bahan organik dengan partikel<br />

tanah.<br />

• berdasarkan berat jenis partikel: dilakukan dengan<br />

menggunakan bahan suspensi silikat LUDOX yang<br />

mempunyai berat jenis (BJ) 1,8 g/cm3 mempunyai berat jenis (BJ) 1,8 g/cm dan dapat dibedakan<br />

3 dan dapat dibedakan<br />

menjadi:<br />

– fraksi ringan, merupakan bahan yang telah atau hanya sebagian<br />

terdekomposisi, BJ 1,37 g/cm 3 .


Karakterisasi BOT: Metode Fisik<br />

(fraksionasi fisik)<br />

• berdasarkan ukuran partikel<br />

– menentukan jumlah absolut dan proporsi relatif C dan<br />

N dari partikel organik dalam tanah.<br />

– Fraksi bahan organik tanah berukuran pasir (50 µm-2,0<br />

mm) biasanya lebih labil daripada bahan organik tanah<br />

berukuran liat atau debu<br />

– Bahan organik tanah yang mempunyai ukuran pasir<br />

disebut dengan bahan organik berukuran partikel<br />

(Particulate Organic Matter = POM).


Karakterisasi BOT:Teknik<br />

radioisotop<br />

• dengan radioisotop 14 C, dapat merunut (tracing)<br />

umur bahan organik tanah<br />

• dengan isotop stabil 13C dapat membedakan asal<br />

bahan organik tanah, dari tanaman bertipe C3 atau<br />

C4 (rantai fotosintesis):<br />

– contoh tipe C3 adalah tanaman hutan, pohon<br />

leguminosa; tipe C4: tebu, jagung.


Tranformasi Nitrogen


Peran itrogen<br />

• penyusun utama asam amino yang digunakan untuk sintesa<br />

peptida dan protein, serta berbagai komponen biologi<br />

seperti khitin dan mokupeptida.<br />

• merupakan bagian integral dari bahan genetik sel yaitu<br />

asam nukleat nukleat unsur esensial bagi semua bentuk<br />

kehidupan.<br />

• Pada sistem pertanian, pemahaman siklus nitrogen sangat<br />

diperlukan jika diinginkan penggunaan pupuk dan<br />

kandungan N tanah yang maksimum untuk produksi<br />

tanaman


Siklus Nitrogen<br />

• Nitrogen berada dalam bentuk gas dinitrogen (N 2),<br />

nitrogen organik (dalam tanaman, hewan, biomasa<br />

mikroba, dan bahan organik tanah), ion amonium<br />

(NH 4 + ) dan nitrat (NO3 - )<br />

• Organisme tanah merubah satu bentuk nitrogen ke<br />

bentuk nitrogen lainnya melalui berbagai proses.<br />

– N 2 dirubah menjadi NH 4 + melalui proses penambatan<br />

nitrogen, kemudian nitrogen yang ditambat tersebut diubah<br />

menjadi bentuk nitrogen lainnya melalui proses<br />

amonifikasi, imobilisasi, nitrifikasi dan denitrifikasi.


Ukuran pool Nitrogen tanah pada<br />

Pool Kisaran ukuran<br />

(g N/m 2 )<br />

kedalaman 1 m<br />

Keterangan<br />

N2 (dinitrogen) 1.150 (230-27.500) • Minimum berdasarkan 0,25 m3 ruang<br />

pori yang terisi udara; maksimum<br />

berdasarkan udara tanah ditambah<br />

silinder udara 30 m di atas permukaan<br />

tanah<br />

N organik 725 (100-3.000) • Nilai rata-rata kandungan N<br />

N tanaman 25 (1-240) • Minimum berdasarkan daerah padang<br />

pasir; maksimum berdasarkan<br />

tanaman pertanian dan sistem hutan<br />

NH 4 + (amonium) 1 (0,1-10) • Asumsi 1 m 3 tanah pada BJI<br />

1,25g/cm 3 , dan konsentrasi amonium<br />

pada ekstrak tanah<br />

NO 3 - (Nitrat) 5 (0,1-30) • Asumsi 1 m 3 tanah pada BJI<br />

1,25g/cm 3 , dan konsentrasi nitrat pada<br />

ekstrak tanah


Siklus N


Bentuk Nitrogen: N Organik<br />

Bentuk Nitrogen Definisi dan Metode Kisaran<br />

(% N tanah)<br />

N –tidak larut asam • Sebagian besar N aromatik. N yang tertinggal<br />

dalam tanah setelah hidrolisa asam (6 M<br />

HCl)<br />

N-amonia • NH +<br />

4 dapat ditukar plus N amida. Amonia<br />

yang ada dalam hidrolisat melalui destilasi<br />

uap dengan MgO<br />

N-asam amino • N protein, N peptida, dan N amino bebas.<br />

Ditetapkan melalui reaksi ninhidrin pada<br />

hidrolisat<br />

N- gula amino • Dinding sel mkroba. Amonia yang diperoleh<br />

dari hidrolisat dengan destilasi uap<br />

menggunakan fosfat-borat pada pH 11.2<br />

N-tidak dikenal<br />

yang dapat<br />

dihidrolisa<br />

dikurangi fraksi N amonia<br />

• Tidak diketahui tetapi mengandung N αamino<br />

N dari arginine, tryptophan, lusin dan<br />

prolin. N yang dapat dihidrolisa yang bukan<br />

amonia, asam amino atau gula amino<br />

10-20<br />

20-35<br />

30-45<br />

5-10<br />

10-20


Bentuk Nitrogen: N Anorganik<br />

Senyawa Formula Bentuk dalam<br />

tanah<br />

Amonium NH +<br />

4 Dijerap liat,<br />

larut, NH3 Ciri utama<br />

• Kation, agak tidak mobil, menguap dalam<br />

bentuk NH 3 pada pH tinggi, diasimilasi<br />

tanaman dan mikroba, substrat untuk<br />

nitrifikasi autotrof (oksidasi NH 3 )<br />

Hidroksilamina<br />

Dinitrogen<br />

NH2OH N2 Tidak diketahui<br />

Gas<br />

•<br />

•<br />

Hasil antara dalam oksidasi NH3 Pool N terbesar, tidak larut, substrat untuk<br />

penamabatan N 2 , produk akhir nitrifikasi<br />

Nitro Oksida N2O Gas, terlarut • Gas rumah kaca dan menyebabkan<br />

kerusakan ozon, sangat larut, hasil antara<br />

denitrifikasi, hasil samping nitrifikasi<br />

Nitrik Oksida NO Gas • Reaktif secara kimia, hasil antara<br />

denitrifikasi, hasil samping nitrifikasi<br />

Nitrit NO 2 - Terlarut • Biasanya dijumpai pada konsentrasi<br />

rendah, beracun, hasil oksidasi NH 3 ,<br />

substrat oksidasi NO 2 - , hasil antara<br />

denitrifikasi<br />

Nitrat NO 3 - Terlarut • Anion, mobil, mudah tercuci, diasimilasi<br />

tanaman dan mikroba. Hasil akhir<br />

nitrifikasi, substrat denitrifikasi


Mineralisasi itrogen<br />

(Amonifikasi/imobilisasi)<br />

• Mineralisasi = produksi nitrogen anorganik, baik<br />

amonium dan nitrat, tetapi kadang-kadang dinyatakan<br />

untuk amonium saja.<br />

• Peningkatan (atau kadang penurunan) nitrogen<br />

anorganik seringkali disebut net nitrogen mineralization<br />

karena mencerminkan jumlah proses produksi dan<br />

konsumsi amonium.<br />

• Istilah yang lebih benar untuk menyatakan proses<br />

transformasi nitrogen organik menjadi amonium adalah<br />

amonifikasi atau gross nitrogen mineralization.<br />

• Imobilisasi menggambarkan konversi amonium menjadi<br />

nitrogen organik, sebagai akibat dari asimilasi amonium<br />

oleh biomasa mikroba.<br />

– Imobilisasi kadang-kadang juga digunakan untuk menyatakan<br />

asimilasi amonium dan nitrat


Amonifikasi<br />

• Konversi senyawa nitrogen organik menjadi amonium<br />

dipacu oleh enzim yang dihasilkan oleh organisme tanah.<br />

• Produksi amonium melalui berberapa langkah.<br />

1. Enzim-enzim ekstraseluler memecah polimer nitrogen organik<br />

menghasilkan monomer yang dapat lolos membran sel untuk<br />

kemudian dimetabolisme lebih lanjut dengan hasil akhir amonium<br />

yang dilepaskan ke larutan tanah.<br />

2. Enzim ekstraseluler yang dihasilkan oleh mikroorganisme<br />

mendegradasi protein, aminopolisakarida (dinding sel<br />

mikroorganisme), dan asam nukleat serta menghidrolisa urea


Enzim ekstraseluler yang terlibat dalam mineralisasi<br />

nitrogen<br />

Substrat Enzim Produk<br />

Protein Proteinase, protease Peptida, asam amino<br />

Peptida Peptidase Asam amino<br />

Khitin Khitinase Chitobiose<br />

Khitobiose Khitobiase N-acetylglucosamine<br />

Peptidoglikan Lisozim N-acetylglucosamine dan N-asam<br />

acetylmuramic<br />

DNA dan RNA Endonuklease dan<br />

Eksonuklease<br />

Nukleotida<br />

Urea Urease NH3 dan CO 2


Imobilisasi (Asimilasi)<br />

• Mikroorganisme mengasimilasi amonium melalui dua rantai<br />

(pathway),yakni<br />

– glutamat dehidrogenase<br />

• Apabila amonium berada dalam konsentrasi tinggi (> 0,1 mM atau sekitar<br />

0,5 mgN/kg tanah), glutamat dehidrogenase bersama-sama dengan<br />

NADPH2 sebagai ko-enzim, dapat menambahkan amonium ke α- αketoglutarat<br />

membentuk glutamat.<br />

• memerlukan ATP untuk menambahkan amonium ke glutamat membentuk<br />

glutamin.<br />

– glumatin sinthetase-glutamat sinthase.<br />

• Pada kondisi ini konsentrasi amonium rendah<br />

• mentransfer amonium dari glutamin ke α-ketoglutarat membentuk dua<br />

glutamat.<br />

• amonium tersebut kemudian ditransfer ke skeleton karbon lainnya oleh<br />

reaksi transaminase untuk membentuk asam-asam amino tambahan.


Dinamika Amonium dalam tanah<br />

• Selain siklus mineralisasi/imobilisasi, amonium juga<br />

dapat diikat pada kisi pertukaran kation dalam<br />

mineral liat seperti illit dan vermikulit.<br />

• Amonium juga dapat bereaksi dengan senyawa<br />

organik seperti quinon, atau dapat juga mengalami<br />

votalisisasi pada pH tinggi.<br />

• Dinamika biologi yang utama adalah serapan<br />

tanaman, asimilasi mikroba, atau oksidasi menjadi<br />

nitrat oleh mikroorganisme nitrifikasi


itrifikasi<br />

• Nitrifikasi adalah oksidasi senyawa nitrogen tereduksi<br />

yang dilakukan oleh organisme tanah.<br />

• Proses nitrifikasi berlangsung dalam dua tahap yang<br />

dilakukan oleh dua organisme tanah yang<br />

mengoksidasi amonium menjadi nitrat, dimana<br />

nitrogen anorganik berperan sebagai sumber energi<br />

untuk bakteri nitrifikasi.<br />

– Tahap pertama proses nitrifikasi adalah oksidasi amonium,<br />

konversi amoium menjadi nitrit dilakukan oleh bakteri<br />

pengoksidasi amoinum dari genus “Nitroso”<br />

– Kemudian nitrit dioksidasi menjadi nitrat oleh bakteri<br />

pengoksidasi nitrit dari genus “Nitro”.


Bakteri Nitrifikasi Khemoautotrof<br />

Genus Spesies Genus Spesies<br />

Pengoksidasi NH3 Pengoksidasi NO -<br />

2<br />

Nitrosomonas europeae Nitrobacter urinogradskyi<br />

eutropus bamburgensis<br />

marina vulgaris<br />

Nitrosococus nitrosus Nitrospina gracilis<br />

mobilis Nitrococcus mobilis<br />

oceanus Nitrospira marina<br />

Nitrosospira briensis<br />

Nitrosolabus multiformis<br />

Nitrosovibro tenuis


Oksidasi Amonium<br />

• Bakteri pengoksidasi amonium yang terkenal<br />

adalah itrosomonas; pada tanah masam bakteri<br />

pengoksidasi amonium yang dominan adalah<br />

itrosospira<br />

itrosospira<br />

• reaksi konversi amonium menjadi nitrit adalah<br />

– NH 3 - + 1.5 O2 NO 2 - + H + + H2O<br />

– Oksidasi ini mentransfer 6e- yang menghasilkan 271 kj<br />

(65 kcal) /mol NH 3.


Oksidasi Amonium<br />

• Langkah pertama dalam reaksi tersebut<br />

adalah konversi NH3 menjadi NH2OH (hidroksilamin) oleh enzim amonia<br />

monooksigenase yang terikat pada<br />

membran, yakni<br />

– NH 3+O 2+2H + + 2 e- NH 2OH + H 2O<br />

• Hidroksilamin kemudian dikonversi<br />

menjadi nitrit dengan reaksi,<br />

– NH 2OH + H 2O NO 2 + 5H + + 4 e-


Oksidasi Nitrit<br />

• Bakteri pengoksidasi nitrit yang terkenal adalah itrobacter<br />

spp.<br />

• Oksidasi nitrit menjadi nitrat merupakan reaksi satu langkah:<br />

– NO 2 - + 1,5O2 NO 3 -<br />

2 2 3<br />

• Nitrit dioksidasi menjadi nitrat oleh nitrit oksidoreduktase<br />

yang terikat pada membran, yang memindahkan oksigen dari<br />

air dan memindahkan sepasang elektron ke rantai transpor<br />

elektron untuk menghasilkan ATP melalui fosforilasi oksidatif,<br />

– NO 2 - +H2O NO 3 - + 2H + + 2 e-


Faktor yang mempengaruhi itrifikasi<br />

• Populasi Bakteri Nitrifikasi<br />

– Harus ada bakteri nitrifikasi autotrof atau heterotrof<br />

– Pada kondisi optimum, diperlukan 3 x 105 bakteri nitrifikasi per gram<br />

tanah untuk kecepatan nitrifikasi 1 mg N/kg tanah per hari<br />

• Aerasi tanah<br />

– nitrifikasi berjalan optimum jika tanah pada kondisi kapasitas lapangan<br />

atau 60% pori-pori terisi air<br />

• Ketersediaan substrat<br />

– ketersediaan substrat, terutama ketersediaan amonium<br />

• pH tanah<br />

– Nitrifikasi berjalan lambat pada pH di bawah 4,5, terutama pada tanah<br />

pertanian


Dinamika itrat dalam <strong>Tanah</strong><br />

• Nitrat mudah tercuci dari tanah karena bermuatan negatif,<br />

• Jika nitrat tercuci, biasanya disertai dengan sejumlah kation<br />

kation basa seperti K + dan Ca 2+ dan meningkatkan<br />

kemasaman tanah.<br />

• Nitrat yang tercuci akan memasuki air tanah dan air<br />

permukaan yang menyebabkan pencemaran lingkungan.<br />

– Konsentrasi nitrat yang tinggi pada air permukaan dapat menyebabkan<br />

’eutrofikasi’ (pengkayaan air dengan hara yang berlebihan<br />

menyebabkan pertumbuhan gangang dan vegetasi lainnya).<br />

• Nitrat dapat diasimilasi oleh tanaman dan mikroorganisme.


Denitrifikasi<br />

• Denitrifikasi adalah proses reduksi nitrat menjadi gas nitrogen,<br />

terutama dalam bentuk dinitrogen dan nitro oksida.<br />

• Reaksi denitrifikasi adalah,<br />

– 2NO 3 - + 5 H2 + 2 H + N 2 + 6 H 2O<br />

• Denitrifikasi dilakukan oleh bakteri denitrifikasi didominasi<br />

oleh genus Pseudomonas dengan spesies Alcaligenes,<br />

Flavobacterium, dan juga genus Bacillus, tetapi sulit untuk<br />

diketahui mana yang aktif.<br />

• Bakteri tersebut dapat juga berasosiasi dengan transformator<br />

nitrogen lainnya (misalnya Azospirillum, itrosomonas dan<br />

Rhizobium) pada kondisi tertentu


PEAMBATA ITROGE<br />

&<br />

MIKORIZA


Penambatan Nitrogen<br />

• Semua organisme memerlukan nitrogen agar supaya<br />

tetap hidup.<br />

• Sebagian besar organisme hanya dapat menggunakan<br />

combined nitrogen, NH4+ atau nitrat NO3- NO3-<br />

• Konsentrasi nitrogen yang terbesar di bumi adalah<br />

N2; gas yang sangat stabil yang menyusun hampir<br />

80% atmosfer.<br />

• Penambatan nitrogen merupakan proses biologi<br />

kedua terbesar setelah fotosintensis


Definisi<br />

• Penambatan N adalah reduksi N2 atmosfer<br />

menjadi bentuk combined amonia yang<br />

bermanfaat untuk proses biologi.<br />

• N2 atmosfer sangat stabil, maka reaksi<br />

penambatan N sangat mahal jika ditinjau<br />

dari tingginya energi yang diperlukan


Organisme penambat nitrogen<br />

• dapat hidup bebas (tidak bersimbiosis)<br />

• dapat bersimbiosis dengan organisme, tanaman<br />

dan hewan.<br />

– Organisme yang dapat menggunakan N2 atmosfer<br />

sebagai satu-satunya sumber nitrogen untuk<br />

tumbuhnya disebut diazotrof (diazo – dinitrogen).


Enzim Nitrogenase<br />

• Penambatan N secara biologi dilakukan oleh<br />

komplek enzim nitrogenase, yang seringkali<br />

disebut sebagai komplek nitrogenase.<br />

• Komplek enzim ini terdiri atas dua komponen<br />

protein,<br />

– protein molibdenum-besi (MoFe protein) yang disebut<br />

dinitrogenase, sisi aktif dimana N2 direduksi,<br />

– protein besi (Fe protein) yang disebut dinitrogen<br />

reduktase menyediakan elektron untuk MeFe protein<br />

untuk mereduksi N2


Reaksinya<br />

• Dinitrogen reduktase (Fe protein) menerima elektron dari donor yang<br />

mempunyai redoks rendah seperti feredoksin tereduksi atau flavodoksin<br />

dan mengikat dua MgATP; dinitrogen reduktase mentransfer elektron<br />

sekali saja ke nitrogenase (MoFe protein).<br />

• Dinitrogen reduktase dan dinitrogenase membentuk komplek,<br />

elektronnya ditransfer, dan dua MgATP dihidrolisa menjadi dua Ma<br />

ADP + Pi (fosfat).<br />

• Dinitrogen reduktase dan dinitrogenase berdisosiasi, dan prosesnya<br />

kemudian diulang lagi.<br />

• Jika dinitrogenase telah mengumpulkan cukup elektron, dinitrogenase<br />

mengikat molekul dinitrogen, mereduksinya, dan melepaskan amonium.<br />

• Dinitrogenase kemudian menerima tambahan elektron dari dinitrogen<br />

reduktase untuk mengulangi siklus di atas.


Substrat untuk itrogenase<br />

• Substrat utama nitrogenase adalah<br />

dinitrogen<br />

• nitrogenase juga mereduksi gas acetylene<br />

menjadi ethylene<br />

– karena acetylene dan ethylene dapat dengan<br />

mudah diamati dengan gas kromatografi.<br />

– cara sederhana, peka dan cepat, yaitu acetylene<br />

reduction assay (ARA) untuk pengamatan<br />

aktivitas nitrogenase


Beberapa Organisme Hidup Bebas<br />

Penambat 2<br />

Genus atau Tipe Contoh Spesies<br />

Aerob Azotobacter A. chroococcum1 A. vinelandii<br />

Azomonas A. macrocytogenes<br />

Beijerinckia B. indica, B.fluminis<br />

Pseudomonas R stutzeri, F saccbaropbila<br />

Anaerob Clostridium Cpasteuilanum, C butyricum<br />

Desulfovibrio D. vulgails, D. desu0curicans<br />

Metbanosarcina M barken<br />

Sianobakteri Fototrof Anabaena A. cylindrica, A. inaequalis<br />

(aerob) Nostoc N. muscorum<br />

Gloeothece G. alpicola<br />

Sianobakteri Fototrof Plectonema P. boryanum<br />

(mikroaerofil) Lyngbya L. aestuarii<br />

Bakteri Fototrof Rbodosphillum R. rubrum<br />

(fakultatif) Rbodopseudomonas R. palustris<br />

Bakteri Fototrof Cbromatimn C vinosum<br />

(anaerob) Cb1orobium C limicola<br />

Ectotbiospira E. sbapovnikovii


Penambatan 2 secara simbiosis<br />

Rbizobium R. leguminosarum<br />

R. loti<br />

R. tropici<br />

R. galegae<br />

R. ciceri<br />

R. mediterraneum<br />

Sinorbizobium S. meliloti<br />

S. fredii<br />

S. sabeli<br />

S. teranga<br />

Bradyrbizobium B.japonicum<br />

B. elkanii<br />

B. flaoningense<br />

Azorbizobium A. cautinodans


Pembentukan odul Akar<br />

• Kelompok organisme (bakteri) yang menambat<br />

N2 dengan akar tanaman (terutama legum) secara<br />

kolektif disebut ‘rhizobia’.<br />

• Rhizobia termasuk dalam suatu famili bakteri<br />

yang disebut Rhizobiaceae.<br />

• Pembentuan nodul akar merupakan rangkaian<br />

proses dimana rhizobia berinteraksi dengan akar<br />

tanaman legum untuk membentuk nodul akar.


Pembentukan odul Akar<br />

• Rhizobia tertarik ke permukaan akar tanaman, kemudian<br />

memperbanyak diri, lalu menyerang sel-sel dengan cara yang<br />

spesifik yang melibatkan interaksi antar makromolekul yang<br />

terdiri atas karbohidrat (gliko-) protein yang disebut dengan<br />

lektin yang berada di dalam akar tanaman legum.<br />

• Simbion yang cocok satu dengan lainnya memproduksi suatu<br />

senyawa ekstraseluler, yaitu polisakarida yang bersifat asam,<br />

senyawa ini bereaksi dengan lektin.<br />

• Reaksi ini berlangsung dalam dua arah, yaitu dari bakteri ke<br />

tanaman dan dari tanaman ke bakteri.


Pembentukan odul Akar<br />

• Respon akar terhadap keberadaan rhizobia<br />

menyebabkan akar melengkung.<br />

• Infeksi rhizobia terhadap akar akan berlanjut<br />

sampai ke korteks, kemudian membelah diri<br />

membentuk sel-sel akar.<br />

• Bentuk batang dari bakteri berubah menjadi<br />

bentuk “Pleomorfik”, yaitu seperti tongkat (clubshape)


Pembentukan Nodul Akar<br />

Rambut akar mengeriting<br />

Rhizobia<br />

Benang infeksi


Nodul akar legum


Pembentukan odul Batang<br />

• Pembentukan nodul batang<br />

terjadi pada genus<br />

Aeschynomene (beberapa<br />

spesies) dan Sebania (hanya<br />

Sesbania rostrata), merupakan<br />

dua genus legum yang dapat<br />

tumbuh pada kondisi<br />

tergenang.<br />

• Pembentukan nodul dapat<br />

terjadi sepanjang batang,<br />

kadang-kadang mencapai 3 m<br />

di atas tanah


Faktor yang mempengaruhi Pembentukan odul<br />

dan Penambatan 2<br />

• Sumber Energi (organik atau anorganik)<br />

• Amonium: Kandungan rendah menghambat nitrogenase<br />

• Oksigen: nitrogenase peka oksigen, jika kena oksigen<br />

menjadi beracun<br />

• Nutrisi mineral (P, Mo, Fe)<br />

• Temperatur<br />

– antara 5 dan 10 o C, aktivitas nitrogenase rendah,<br />

– nntara 37-40 o C juga terhambat karena kepekaan enzim pada<br />

panas.<br />

• pH tanah: < 4, tidak berkembang; ideal 5-5,5<br />


Pengamatan Penambatan 2<br />

• Metode Perbedaan N (N-difference method)<br />

– membandingkan hasil dan kandungan nitrogen tanaman yang<br />

ditumbuhkan dengan dan tanpa bakteri penambat N2.<br />

• Metode Isotop Stabil 15N<br />

– Kultur bakteri atau jaringan tanaman diinkubasikan kondisi atmosfer<br />

yang diperkaya dengan 15N2<br />

– Setelah beberapa waktu N dalam bahan biologi dipurifikasi dengan<br />

digestion dan destilasi, dan proporsi atom 15N yang ada ditetapkan<br />

dengan menggunakan mass spectrometry.<br />

– Jumlah N yang ditambat bisa dihitung dari pengamatan N total dan<br />

proporsi 15N dalam bahan, jika pengkayaan (enrichment) 15N pada<br />

atmosfer yang digunakan dalam percobaan diketahui<br />

• Acetylene Reduction Assay<br />

– nisbah acetylene yang direduksi terhadap nitrogen yang ditambat adalah<br />

4 dibanding 1


Penambatan 2 secara simbiosis lainnya<br />

• Frankia dan Simbiosis Aktinoriza<br />

– Frankia adalah aktinomisetes yang membentuk aktinoriza, yaitu<br />

nodul penambatan N2 pada berbagai jenis angiosperma<br />

– Spesies tanaman inang umumnya bukan tanaman budidaya, tetapi<br />

beberapa di antaranya penting dalam agroforestri, ekologi dan<br />

ekonomi nitrogen untuk tanah-tanah marginal, reklamasi bekas<br />

tambang, atau stabilisasi bukit pasir<br />

tambang, atau stabilisasi bukit pasir<br />

• Simbiosis Azolla / Anabaena<br />

– Tanaman perairan Azolla banyak digunakan sebagai pupuk hijau<br />

– Azolla dipertahankan pada aliran air yang lambat atau dalam petak<br />

persemaian tanaman padi yang kemudian dibenamkan sebelum<br />

tanaman bibit padi dipindahkan ke lahan atau dibiarkan ternaungi<br />

kanopi padi yang tumbuh.


Komplek enzim nitrogenase


MIKORIZA<br />

21/10/<strong>08</strong>


Istilah<br />

• Istilah mikoriza (atau ‘jamur akar’) pertama kali diterapkan<br />

untuk asosiasi jamur-pohon pada tahun 1885 oleh A.B<br />

Frank, seorang ahli patologi hutan dari Jerman.<br />

• Mikoriza adalah asosiasi atau simbiosis antara tanaman<br />

dengan jamur yang mengkoloni jaringan kortek akar<br />

selama periode aktif pertumbuhan tanaman<br />

• Asosiasi tersebut dicirikan oleh pergerakan karbon yang<br />

diproduksi tanaman ke jamur dan pergerakan hara yang<br />

diperoleh jamur ke tanaman.


Tipe Mikoriza


Ektomikoriza<br />

• juga disebut mikoriza ektotrofik, merupakan<br />

karakteristik berbagai tanaman pohon di daerah agak<br />

dingin, misalnya pinus dan eukaliptus.<br />

• Jamur yang terlibat dalam asosiasi ini adalah<br />

Ascomycota dan Basidiomycota<br />

• memproduksi hifa dalam jumlah besar pada akar dan<br />

dalam tanah.<br />

• Fungsi Hifa<br />

– serapan dan translokasi hara anorganik dan air,<br />

– melepaskan hara dari lapisan seresah dengan memproduksi<br />

enzim yang digunakan dalam mineralisasi bahan organik.


Beberapa Tipe Ektomikoriza


ektomikoriza<br />

• Akar yang diinfeksi oleh ektomikoriza<br />

– mempunyai ujung akar yang tumpul dan pendek yang<br />

diselimuti oleh mantel jaringan jamur,<br />

– serta tidak ada atau hanya ada sedikit rambut akar.<br />

– Jamur mengambil alih peran rambut akar dalam<br />

menyerap hara.<br />

– Dari bagian dalam mantel tersebut jamur tumbuh<br />

diantara sel-sel kortek akar membentuk ’Jaring Hartig’<br />

(Hartig net)


Beberapa Tipe Ektomikoriza


Mantel dan Jaring Hartig Ektomikoriza serta<br />

penetrasi jamur di antara sel kortek akar


Mikoriza Arbuskular<br />

• dijumpai pada sebagian besar tanaman budidaya maupun<br />

tanaman liar<br />

• peran penting dalam serapan unsur hara<br />

• kadang-kadang perlindungan terhadap kekeringan dan<br />

serangan patogen<br />

• Jamur umum adalah Ordo Glomales.<br />

– Membentuk arbuskular, atau struktur bercabang banyak dalam sel<br />

kortek akar, menghasilkan mikoriza arbuskular.<br />

– Istilah umum untuk semua mikoriza yang tumbuh dalam sel kortek<br />

adalah endomikoriza<br />

– Jamur memproduksi hifa ekstramatrik yang ekstensif (hifa di luar akar)<br />

dan dapat meningkatkan serapan fosfor oleh tanaman yang dikoloni


mikoriza arbuskular<br />

• Ciri diagnostik mikoriza arbuskular perkembangan arbuskular<br />

yang bercabang banyak dalam sel-sel kortek akar<br />

• Jamur tersebut pada mulanya tumbuh di antara sel kortek, tetapi<br />

dengan segera menembus dinding sel inang dan tumbuh dalam<br />

sel.<br />

• Dalam asosiasi ini, dinding sel jamur maupun membran sel<br />

inang tidak tertembus. Ketika jamur tumbuh, membran sel inang<br />

menyelimuti jamur, membentuk kompartemen baru bagi bahan<br />

yang mempunyai kompleksitas molekular tinggi.<br />

• Kompartemen ini mencegah kontak langsung antar sitoplasma<br />

tanaman dan jamur dan menyebabkan transfer hara yang efisien<br />

antar simbion, mikoriza arbuskular ini umumnya berumur<br />

pendek, kurang dari 15 hari.


mikoriza arbuskular<br />

• Struktur lain yang dihasilkan oleh beberapa jamur<br />

mikoriza arbuskular termasuk<br />

– Vesikula: adalah struktur berisi lipid yang berdinding tipis<br />

yang biasanya terbentuk dalam ruang antar sel. Fungsi<br />

utamanya diduga sebagai penyimpan, tetapi vesikula juga<br />

dapat berperan sebagai propagula reproduksi untuk jamur.<br />

– sel auksilari: dibentuk dalam tanah, tetapi fungsinya masih<br />

belum diketahui dengan jelas.<br />

– spora aseksual: Spora yang dihasilkan oleh jamur<br />

pembentuk asosiasi mikoriza arbuskular adalah spora<br />

aseksual, dibentuk dengan diferensiasi hifa vegetatif.


Mikoriza Arbuskular


Klasifikasi mikoriza arbuskular<br />

• Jamur yang membentuk mikoriza arbuskular saat<br />

ini diklasifikasikan dalam ordo Glomales:<br />

Taksonominya ke dalam subordo atas dasar<br />

– adanya vesikula dalam akar dan pembentukan<br />

klamidospora (dinding tebal, spora aseksual) yang<br />

dihasilkan dari hifa, untuk subordo Glomineae, atau<br />

– tidak adanya vesikula dalam akar dan pembentukan sel<br />

auksilari dan zygospora dalam tanah, untuk subordo<br />

Gigasporaeae.


vesicular-arbuscular mycorrhiza<br />

(VAM)<br />

• Istilah vesicular-arbuscular mycorrhiza<br />

(VAM) asalnya diterapkan pada asosiasi<br />

simbiotik yang dibentuk oleh jamur dalam<br />

ordo Glomales tersebut, tetapi karena<br />

kebanyakan sub ordonya tidak punya<br />

kemampuan untuk membentuk vesikula<br />

dalam akar, banyak orang yang<br />

menggunakan istilah AM yang sinonim<br />

dengan VAM.


Serapan dan Transfer Hara<br />

<strong>Tanah</strong><br />

• Hifa jamur mikoriza sangat berpotensi untuk<br />

meningkatkan luas permukaan serapan akar<br />

sampai dengan 80%<br />

• Pelepasan P tidak tersedia menjadi tersedia secara<br />

fisikokimia dengan asam organik seperti oksalat.<br />

– Peran asam organik<br />

• melepaskan fosfor yang dijerap oleh hidrooksida logam<br />

melalui reaksi pertukaran ligan,<br />

• melarutkan permukaan oksida logam yang menjerap fosfor<br />

• mengkomplek logam dalam larutan sehingga mencegah<br />

presipitasi fosfat logam.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!