05.06.2013 Views

BESI DAN BAJA Pendahuluan Proses Pembuatan Baja - ruang hadi

BESI DAN BAJA Pendahuluan Proses Pembuatan Baja - ruang hadi

BESI DAN BAJA Pendahuluan Proses Pembuatan Baja - ruang hadi

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Pendahuluan</strong><br />

<strong>BESI</strong> <strong>DAN</strong> <strong>BAJA</strong><br />

Besi dan baja merupakan logam yang banyak sumbangannya bagi perkembangan kebudayaan manusia. Hal ini disebabkan karena :<br />

- Jumlahnya yang cukup melimpah<br />

- Memiliki sifat mekanik yang menarik<br />

- Mudah dikerjakan dengan forming maupun dengan machining<br />

- Harganya relative murah<br />

- Dll.<br />

Pemanfaatanya besi dipergunakan dalam keadaan paduan bukan dalam keadaan murni. Paduan besi umumnya dengan carbon, yang<br />

dikenal sebagai baja dan besi tuang. Besi dan baja tuang bukan hanya berbeda kadar karbonnya tetapi juga berbeda struktur<br />

mikronya dan berbeda sifatnya.<br />

Klasifikasi baja dipasaran dilakukan berdasarkan,<br />

- Kekuatannya, st37, st42, st50, st60 dan lain sebagainya.<br />

- Komposisi kimianya, baja karbon rendah, baja karbon menengah, baja karbon tinggi<br />

- Strukturnya, baja hypoeutectoid, baja eutectoid, baja hypereutectoid<br />

- Penggunaannya<br />

- Bentuknya<br />

- <strong>Pembuatan</strong>nya, dan lain sebagainya.<br />

<strong>Proses</strong> <strong>Pembuatan</strong> <strong>Baja</strong><br />

Keseluruhan proses dapat dibagi menjadi beberapa tahapan pengerjaan :<br />

- Ijih besi menjadi besi kasar (pig iron) atau besi spons(sponge iron)<br />

Materi kuliah teknologi bahan <strong>hadi</strong>saputra@live.com Page 1


- Pengolahan besi kasar/besi spongs menjadi baja antara lain ingot atau bilet/slab/bloom<br />

- Pengolahan bentuk menjadi benda setengah jadi /baku berbentuk plat, strip, sklep, batang kawat, batang profil, dll.<br />

- Pengolahan lanjut bentuk setengah jadi menjadi menjadi bentuk yang lain misalnya, kawat, pipa, sheet, tin plated sheet, dll.<br />

Keseluruhan proses itu dapat dilakukan pada satu lokasi pabrik baja yang besar dan dapat pula dilakukan pada sejumlah pabrik yang<br />

terpisah. Misalnya ada pabrik yang hanya mengerjakan dri billet sampai suatu barang setengah jadi.<br />

Materi kuliah teknologi bahan <strong>hadi</strong>saputra@live.com Page 2


Gambar contoh proses pembuatan baja<br />

Materi kuliah teknologi bahan <strong>hadi</strong>saputra@live.com Page 3


Materi kuliah teknologi bahan <strong>hadi</strong>saputra@live.com Page 4


Besi kasar dan besi spons<br />

Besi di alam berada dalam bentuk,<br />

- Oksidasi<br />

- Sulfide<br />

- Karbonat<br />

- Silikat<br />

Semuanya itu dinamakan bijih besi. Bijih besi yang banyak diolah adalahyang berbentuk oksida yang mengandung unsur/senyawa<br />

lain yang biasanya disebut sebagai pengotoran, yaitu,<br />

- Hematid, Fe2O3 yang bercampur dengan sedikit belerang , phosphor, dll.<br />

- Limanit, 2 Fe2O3 3 H2O, dengan sejumlah phosphor dan pengotoran lainnya.<br />

- Magnetit, Fe2O4, dengan sejumlah belerang , silikat, seng, dll.<br />

- Siderit, FeCO3, dengan pengotoran berupa silica, alumina, magnesium, dll.<br />

Untuk memperoleh besi dari bijih besi dilakukan proses reduksi dengan menggunakan bahan reduktor yang kuat(biasanya karbon)<br />

dan fluks dengan pemanasan. Fluks berfungsi sebagai bahan pengikat kotoran sehiingga kotoran mudah mencair dan menjadi terak.<br />

Cara yang selama ini banyak digunakan adalah dengan reduksi bertingkat yang dilakukan dalam dapur tinggi (Blast Furnace).<br />

Cara lainnya adalah dengan reduksi langsung (DRI, Direct Reduction Iron).<br />

Dapur Tinggi<br />

Dapur tinggi terbuat dari susunan batu tahan api yang diperkuat dengan tiang-tiang baja, Dalam dapur tinggi akan terjadi proses<br />

reduksi bijih besi menjadi besi kasar (besi mentah). Selain itu juga reaksi-reaksi kimia yang menyertai proses reduksi tersebut. Dapur<br />

tinggi berukuran tinggi 30 m garis tengan maksimum 7 m, garis tengah puncak 4,5 m, garis tengah bawah 4m. Dapur tinggi didirikan<br />

diatas fondasi yang diperkuat oleh tiang-tiang baja. Bagian dalam dapur tinggi dilapisi batu tahan api yang mempunyai sifat tahan<br />

Materi kuliah teknologi bahan <strong>hadi</strong>saputra@live.com Page 5


terhdap suhu tinggi dan merupakan penyekat panas. Pada bagian atas dapur terdapat corot pengisi yang bekerja bergantian<br />

sehingga kehilangan gas dapur tinggi dapat dicegah. Serta dilengkapi dengan alat pemanas udara dan alat pemisah debu.<br />

Gambar contoh dapur tinggi<br />

Materi kuliah teknologi bahan <strong>hadi</strong>saputra@live.com Page 6


Bahan-bahan yang dimasukkan pada dapur tinggi : bijih besi, kokas, dan batu kapur. Bahan ini disimpan dedekat dapur tinggi supaya<br />

pengisiannya mudah. Bahan-bahan diangkut ke puncak dapur tinggi dengan alat pengangkut selapis demi selapis secara terusmenerus.<br />

Bahan-bahan pengisi daput tinggi ini akan mengalami proses fisika dan kimia sebagai berikut,<br />

1. Mula-mula dilakukan pemanasan pendahuluan, didalam dapur tinggi gas-gas hasil pembakaran yang suhunya masih panas<br />

akan naik ke atas sambil memanaskan bahan-bahan yang disikan., sehingga air dan zat-zat yang mudah menguap dalam zatzat<br />

pengisi akan segera menguap hingga bahan2 mencadi cukup kering.<br />

2. Langkah berikutnya adalah proses reduksi, dalam dapur tinggi yang bertemperatur antara 800C sd 1400C , akan terjadi<br />

serangkaian reaksi-reaksi kimia antara lain reaksi reduksi bijih besi, reaksi pembakaran kokas, dan peruraian batu kapor.<br />

Karena pengaruh udara panas kokas akan terbakar menurut reaksi<br />

C+CO---------------CO2<br />

Gas CO yang terjadi akan mereduksi bijih besi menurut reaksi sebagai berikut.<br />

CO2+ C ----------------2CO<br />

Gas CO yang terjadi akan mereduksi bijih besi menurut reaksi berikut.<br />

Fe3O4 +CO ----------- 3FeO+CO2<br />

Fe2O3 + CO ---------- 2 FeO + CO2<br />

Kedua reaksi tersebut dinamakan reaksi tidak langsung. Pada daerah reduksi juga terjadi peruraian batu kapur dan mungkin<br />

juga peruraian MgCO3 ataupun FeCO3 yang mungkin terdapat dalam batu kapur tersebut menurut reaksi berikut:<br />

CaCO3 ----------------- CaO + CO2<br />

MgCO3 --------------- MgO +CO2<br />

Materi kuliah teknologi bahan <strong>hadi</strong>saputra@live.com Page 7


FeCO3 ------------------ FeO + CO2<br />

Gas CO2 hasil dari peruraian ini akan bersinggungan dan bereaksi dengan lapisan kokas menurut reaksi berikut:<br />

CO2 + C ----------------- 2CO<br />

3. Langkah berikutnya adalah proses peleburan, Pada temperature 1400C sd 1600C akan terjadi peleburan hasil reduksi tak<br />

langsung dan juga terjadi pembentukan terak. Disamping itu juga akan terjadi reduksi langsung FeO oleh kokas. Reaksi kimia<br />

yang terjadi pada daerah ini adalah sebagai berikut.<br />

a. Reaksi langsung FO + C -------------------------------Fe + CO<br />

b. Pembentukan terak CaO + SiO2 ---------------------- Ca SiO3<br />

Kalau bijih besi mengandung mangan MnO + SiO2 -----------------MnSiO3<br />

Karena berat jenis terak lebih ringan daripada berat jenis besi, maka terak akan mengapung pada bagian atas. Besi<br />

mentah yang dihasilkan bukan merupakan besi murni tetapi masih mengandung unsur yang lainnya yaitu karbon(C), yang<br />

berasal dari kokas, sisilium (Si), Mangan(Mn), dan Phosphor (P) yang berasal dari bijih besi. Oleh karena itu besi mentah<br />

masih harus mengalami proses pengerjaan lanjutan.<br />

<strong>Pembuatan</strong> <strong>Baja</strong><br />

<strong>Baja</strong> pada dasarnya adalah paduan besi karbon dengan kadar karbon tidak lebih dari 2.0% disamping juga mungkin mengandung<br />

sejumlah unsur lainnya(unsur paduan dan pengotoran). <strong>Baja</strong> di buat dari besi kasar/spongs dengan mengurangi kadar karbo dan<br />

unsur lain yang kurang disukai. Ada beberapa macam cara pembuatan baja, antara lain:<br />

1. Dengan konvertor<br />

2. Dengan dapur siemens Martin (open Hearth furnance)<br />

3. Dengan dapur listrik<br />

Materi kuliah teknologi bahan <strong>hadi</strong>saputra@live.com Page 8


Klasifikasi proses pembuatan baja dilakukan berdasarkan pada derajat keasaman terak yang dihasilkan.<br />

a. <strong>Proses</strong> asam (acid)<br />

b. <strong>Proses</strong> basa (basic)<br />

c. <strong>Proses</strong> duplex (gabungan asam dan basa)<br />

d. Basic Oxygen process<br />

<strong>Pembuatan</strong> baja dengan cara konvertor<br />

<strong>Pembuatan</strong> <strong>Baja</strong> dengan cara ini yang diolah adalah besi cair, yang diperoleh dari dapur tinggi atau peleburan lain. Besi cari<br />

ditunagkan ke dalam konventor kemudian dihembuskan udara /oksigen sehingga bahan dan unsur pengotoran akan terbakar dan<br />

keluar dari besi cair berupa gas atau terak. Cara ini mula-mula diperkenalkan oleh Henry Bessemer.<br />

Bessemer converter<br />

Materi kuliah teknologi bahan <strong>hadi</strong>saputra@live.com Page 9


Pengisian dilakukan saat posisi horizontal dan dilanjutkan dengan mengembalikannya ke posisi vertical sambil dihembuskan udara<br />

dari bawah. Hal ini menyebabkan terjadinya reaksi .<br />

2Fe + O2 ---------------------------2 FeO<br />

Sebagian oksida besi ini menjadi terak dan yang lainnya bereaksi dengan Si dan Mn ,<br />

Si + 2FeO --------------------------SiO2 + 2Fe<br />

Mn + FeO ------------------------- MnO + Fe<br />

Reaksi-reaksi itu akan menyebabkan panas (exothermic) dan akan menaikkan temperature cairan. Oksida mangan dan oksida silicon<br />

ini akan menjadi terak pada saat<br />

Saat Si dan Mn hampir habis temperature menjadi sangat tinggi dan karbon mulai terbakar,<br />

C + FeO -------------------------- Fe + CO<br />

CO berupa gas dan keluar melalui mulut konventor, disini CO akan terbakar dan menjadi CO2. Hal ini di tandai dengan nyala api yang<br />

panjang dan terang. Bila nyala api mulai meredup dan yang ada adalah asap kemerahan hal ini berarti C sudah habis terbakar, dan<br />

hembusan angin harus segera dihentikan, agar besi tidak habis terbakar. Kemudian konvertor dimiringkan dan cairan besi<br />

dikeluarkan. Karena dalam cairan baja ini masih banyak oxygen maka perlu diberikan oksidan (ferromangan, ferrosilikat, atau<br />

alumunium) untuk menghilankannya. Sedangkan pengaturan kadar karbon dapat dilakukan dengan menambahkan sejulah besi<br />

kasar ke dalam baja cair.<br />

Materi kuliah teknologi bahan <strong>hadi</strong>saputra@live.com Page 10


<strong>Proses</strong> pembuatan baja dengan Tanur oxygen Basa<br />

Materi kuliah teknologi bahan <strong>hadi</strong>saputra@live.com Page 11


<strong>Pembuatan</strong> baja dengan open heath furnace<br />

Materi kuliah teknologi bahan <strong>hadi</strong>saputra@live.com Page 12


Pada furnace ini udara dan bahan bakar gas akan bercampur dan terbakar menghasilkan panas yg tinggi , pembakaran<br />

menghasilkan panas yang tinggi karena bahan bakar maupun uadara sudah dipanaskan didalam suatu regenerator. Karena<br />

temperature yang tinggi pada <strong>ruang</strong> bakar maka muatan dapur yang diletakkan di<strong>ruang</strong> bakar akan mencair dan cairan ini akan<br />

mendidih sehingga reaksi oksidasi dari unsur pengotoran/pembentuk terak akan dapat berlangsung. Muatan pengisian<br />

dimasukkan melalui pintu pengisian (charging door) muatan ini dapat berupa bahan padat ataupun besi cairan. Pada proses basa<br />

juga ditambahkan batu kapur sebagai pembentuk terak / pengikat phosphor. Reaksi yang berlangsung sama seperti pada<br />

konventor. Sebagian Fe, Si,Mn akan teroksidasi dan menjadi terak. Terak ini akan mengapung dipermukaan cairan sehingga<br />

menghalangi kontak antara cairan dan udara, untuk menjamin kelangsungan reaksi maka kedalam cairan ditambahkan bijih besi.<br />

<strong>Proses</strong> dalam dapur ini berlangsung sangat lambat 6-14 jam sedangkan pada konventor hanya 15 menit atau kurang). Karena<br />

proses dalam dapur sangat lambat maka dapat dilakukan analisa kimia dari cairan pada sitiap saat dan komposisinya dapat<br />

dikontrol dengan mudah. Dan karena cairan besi tidak bersentuhan dengan udara luar maka baja yang dihasilakan tidak<br />

mengandung nitrogen.<br />

<strong>Pembuatan</strong> baja dengan electric furnace<br />

<strong>Pembuatan</strong> baja dengan cara ini lebih luas digunakan karena, metoda ini akan menghasilkan panas yang sangat tinggi sehingga<br />

pemaduan dengan unsur-unsur yang memiliki titik leleh yang sangat tinggi dapat dilakukan. Diasmping itu atmosfir di permukaan<br />

cairan dapat dikontrol dengan mudah sehingga dapat menghasilkan baja yang lebih bersih. Kelemahannya pada kapasitasnya yang<br />

tidak terlalu tinggi, sehingga biasanya dipergunakan pada pabrik baja yang tidak terlalu besar.atau hanya untuk membuat special<br />

steel dalam jumlah yang terbatas, atau hanya dipergunakan untuk pengolahan besi tua ( remelling) dan pabrik pengecoran<br />

(foundry).<br />

Electric furnace ini pada dasarnya ada dua yaitu:<br />

1. Electrical Arc Furnace<br />

2. Induction Furnace<br />

Materi kuliah teknologi bahan <strong>hadi</strong>saputra@live.com Page 13


Electrical Arc Furnace<br />

Materi kuliah teknologi bahan <strong>hadi</strong>saputra@live.com Page 14


Cordless Induction Furnace<br />

Materi kuliah teknologi bahan <strong>hadi</strong>saputra@live.com Page 15


Sifat dan penggunaan baja<br />

Sifar baja banyak di tentukan oleh kadar karbonnya, disamping unsur paduannya. Pengaruh kadar karbon terhadap struktur mikro<br />

dan sifat mekanik utama dari baja karbon dapat dilihat dapri gambar berikut.<br />

Materi kuliah teknologi bahan <strong>hadi</strong>saputra@live.com Page 16


Materi kuliah teknologi bahan <strong>hadi</strong>saputra@live.com Page 17


Materi kuliah teknologi bahan <strong>hadi</strong>saputra@live.com Page 18


Materi kuliah teknologi bahan <strong>hadi</strong>saputra@live.com Page 19


Tugas<br />

Bagaimana Klasifikasi, dan kodefikasi Besi ?<br />

Bagaimana klasifikasi dan kodefikasi Steel ?<br />

Besi Tuang Jenis dan Penggunaanya<br />

Secara umum Besi Tuang (Cast Iron) adalah Besi yang mempunyai Carbon content 2.5% – 4%. Oleh karena itu Besi Tuang<br />

yang kandungan karbonnya 2.5% – 4% akan mempunyai sifat MAMPU LASNYA (WELDABILITY) rendah. Karbon dalam<br />

Besi Tuang dapat berupa sementit (Fe3C) atau biasa disebut dengan Karbon Bebas (grafit). Perlu di ketahui juga<br />

kandungan FOSFOR dan SULPHUR dari material ini sangat tinggi dibandingkan <strong>Baja</strong>.<br />

Ada beberapa jenis Besi Tuang (Cast Iron) yaitu :<br />

1. <strong>BESI</strong> TUANG PUTIH (WHITE CAST IRON).Dimana Besi Tuang ini seluruh karbonnya berupa Sementit sehingga<br />

mempunyai sifat sangat keras dan getas. Mikrostrukturnya terdiri dari Karbida yang menyebabkan berwarna Putih.<br />

2. <strong>BESI</strong> TUANG MAMPU TEMPA (MALLEABLE CAST IRON).Besi Tuang jenis ini dibuat dari Besi Tuang Putih<br />

dengan melakukan heat treatment kembali yang tujuannya menguraikan seluruh gumpalan graphit (Fe3C) akan<br />

terurai menjadi matriks Ferrite, Pearlite dan Martensite. Mempunyai sifat yang mirip dengab <strong>Baja</strong>.<br />

3. <strong>BESI</strong> TUANG KELABU (GREY CAST IRON).Jenis Besi Tuang ini sering dijumpai (sekitar 70% besi tuang berwarna<br />

abu-abu). Mempunyai graphite yang berbentuk FLAKE. Sifat dari Besi Tuang ini kekuatan tariknya tidak begitu<br />

tinggi dan keuletannya rendah sekali (Nil Ductility).<br />

4. <strong>BESI</strong> TUANG NODULAR (NODULAR CAST IRON)NODULAR CAST IRON adalah perpaduan <strong>BESI</strong> TUANG<br />

KELABU. Ciri Besi tuang ini bentuk graphite FLAKE dimana ujung – ujung FLAKE berbentuk TAKIK-AN yang<br />

mempunyai pengaruh terhadap KETANGGUHAN, KEULETAN & KEKUATAN oleh karena untuk menjadi LEBIH<br />

BAIK, maka graphite tersebut berbentuk BOLA (SPHEROID) dengan menambahkan sedikit INOCULATING<br />

AGENT, seperti Magnesium atau calcium silicide. Karena Besi Tuang mempunyai KEULETAN yang TINGGI maka<br />

besi tuang ini di kategorikan DUCTILE CAST IRON.<br />

Materi kuliah teknologi bahan <strong>hadi</strong>saputra@live.com Page 20


FAKTOR-FAKTOR APA YANG MEMPENGARUHI SIFAT MAMPU LAS (WELDABILITY) PADA<br />

MATERIAL INI<br />

1. Ketegangan saat pendinginan.Secara teori pengelasan (welding) material las (logam las / weld metal) akan<br />

berkontraksi selama pendinginan. Karena kerapuhan dari besi tuang inilah kontraksi cast iron mempunyai<br />

kemampuan yang lebih rendah dibandingkan <strong>Baja</strong>.<br />

2. Bentuk yang tidak beraturan.Umumnya Besi Tuang ini dibuat dalam bentuk yang tidak berarturan atau boleh saya<br />

bilang artistik. Dengan adanya bentuk yang rumit besi tuang tersebut sedikit banyak mempunyai ketebalan yang<br />

tidak seragam hal ini akan mempengaruhi kontraksi tegangan yang terjadi pada material tersebut dan mudah terjadi<br />

retak dan perlu diingat juga yang melatarbelakangi ini adalah sifatnya yang mempunyai daya lentur yang sangat<br />

rendah.<br />

3. HAZ yang keras.HAZ pada Besi Tuang yang berdekatan dengan Weld Metal akan mempunyai sifat yang KERAS.<br />

Pengerasan ini diakibatkan oleh adanya bagian HAZ yang tidak ikut mencair.<br />

4. Pengikatan Karbon dari Base Metal.Akibat Pengelasan Besi tuang yang tercampur dengan Base Metal akan<br />

menyebabkan terjadinya pengikatan KARBON pada WELD METAL sehingga menyebabkan peningkatan kandungan<br />

SULFUR dan PHOSPOR dalam WELD METAL tersebut.<br />

5. Penyerapan Minyak pada Besi Tuang.Karena bentuk kareketeristik material ini rata-rata berpori maka kemungkinan<br />

terjadinya peresapan minyak dalam graphite yang menyebabkan porositas pada logam las. Biasanya sering dialami<br />

oleh temen praktisi welding, repair pada saat maintenance.<br />

Mengapa Cast Iron jika di Las Sering terjadi retak? Sebelum kita bahas hanya keretakan pada Cast Iron, ada baiknya jika<br />

kita mengerti terlebih dahulu apa yang disebut Crack pada logam, apa yang menyebabkan crack pada logam, apa<br />

pengaruh Chemical Composition terhadap mudah tidaknya suatu logam retak, Apa itu diagram CCT dan CCCT, dll.<br />

Sehingga kita tidak salah dalam mengambil kesimpulan dalam memahami terjadinya crack pada pengelasan Cast Iron…..<br />

Keretakan pada proses pengelasan Cast Iron, ada beberapa faktor yang saling dukung mendukung sehingga memudahkan<br />

terjadinya Crack.<br />

Faktor utamanya adalah :<br />

1. Chemical Composition : %C = Carbon terlalu tinggi. Unsur C yang tinggi memang akan menurunkan Titik Lebur baja<br />

(Mesti dibahas juga Diagram Fe-Fe3C) sehingga antara proses peleburan dan penuangan di cetakan lebih mudah.<br />

Tetapi karena sifatnya yang lunak akan menjadi sumber keretakan di paduan Besi Cor, apalagi yang C nya berbentuk<br />

Flake (Besi cor mempunyai Carbon bebas, mungkin seperti radikal bebas di tubuh kita). %P= Posphor dan %S=<br />

Materi kuliah teknologi bahan <strong>hadi</strong>saputra@live.com Page 21


Sulphur Tinggi. Dalam paduan Fe, kadar P dan S tidak boleh lebih besar dari keteentuan. Karena lebih dari itu akan<br />

menyebabkan sumber keretakan (kalau di proses rolling pembuatan besi beton bisa pecah) . Lantas mengapa unsur<br />

P dan S ini tidak diturunkan saja? Dalam proses pengecoran, unsur P dan S sangat diperlukan untuk meningkatkan<br />

mampu alir dari cairan besi….<br />

2. Faktor-faktor lain seperti bentuk yang kompleks dan lain tidak banyak berpengaruh, karena kebanyakan pada proses<br />

pengelasan Cast Iron, keretakan terjadi pada daerah HAZ.<br />

3. Bagaimana pengaruh Olie dll ? Pengotor seperti ini lebih banyak berpengaruh terhadap terjadinya Porosity pada<br />

weld metal.<br />

Lantas bagaimana untuk menghindari terjadinya keretakan pada pada proses pengelasan Cast Iron?<br />

1. Gunakan kawat las Nickel.<br />

2. Kontrol heat input dan Cooling rate…<br />

3. Sebelum mengelas harus dibersihkan terlebih dulu dari misalnya Olie, Cat dlll.<br />

Pada umumnya Besi Tuang (Cast Iron) mempunyai bentuk yang rumit suatu contoh (PIPE FITTING, SPROKECT, PUMP,<br />

CRANK SHAFT MESIN MOBIL dan beberapa peralatan yang terdapat pada Pabrik GULA) bukan dalam bentuk MILD<br />

seperti STEEL yang sering kita temui dipasaran.<br />

BAGAIMANA KORELASINYA.<br />

Dengan adanya bentuk yang rumit besi tuang tersebut sedikit banyak mempunyai ketebalan yang tidak seragam hal ini<br />

akan mempengaruhi konstraksi tegangan yang terjadi pada material tersebut dan mudah terjadi retak.<br />

Untuk menghindari timbulnya keretakan pada sebuah besi tuang karena ketegangan akibat konstraksi tegangan selama<br />

pengelasan sering dilakukan dengan memperluas bidang yang dipanasi dengan PREHEATING untuk menyeimbangkan<br />

KONTRAKSI TEGANGAN dalam hal ini ada metode yang dilakukan dalam preheating :<br />

1. PREHEATING SETEMPAT.Tujuannya untuk menghambat tingkat pendinginan sambungan las.<br />

2. PREHEATING KESELURUHAN.Mempunyai fungsi untuk melepaskan tegangan internal yang tersembunyi dan<br />

untuk memperlambat pendinginan pengelasan. Hal ini cocok untuk material yang mempunyai bentuk rumit Seperti<br />

RODA GIGI, SPROKET dsb.<br />

MENGAPA KAWAT LAS <strong>BESI</strong> TUANG BERBASIS PADA UNSUR NICKEL (Ni) ??<br />

Nickel adalah suatu logam berwarna Putih perak, Mempunyai Berat Jenis 8.5 yang hampir sama dengan Tembaga.<br />

Materi kuliah teknologi bahan <strong>hadi</strong>saputra@live.com Page 22


Nickel dijadikan sebagai bagian dari bahan Kawat Las Cast Iron karena Nickel mempunyai karakteristik LOW<br />

SOLUBILITY pada Carbon. Dengan menyatunya NICKEL & <strong>BESI</strong> dapat menghindari terjadinya CRACK (RETAK) PADA<br />

DAERAH FUSION LINE akibat adanya perbedaan EXPANSION temperature pengelasan pada material Cast Iron. Selain<br />

itu logam las ini mempunyai karakteristik yang lentur dan mudah untuk dimachining.<br />

Perlu diketahui juga TIDAK SELAMANYA kawat las cast iron berbasiskan pada NICKEL tetapi ada juga kawat las yang<br />

berbasiskan TEMBAGA (Copper).<br />

Tugas<br />

Bagaimana Klasifikasi Besi Tuang ?<br />

Materi kuliah teknologi bahan <strong>hadi</strong>saputra@live.com Page 23

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!