09.06.2013 Views

(het) pupuk bersubsidi untuk sektor pertanian ta 2013 - Beranda ...

(het) pupuk bersubsidi untuk sektor pertanian ta 2013 - Beranda ...

(het) pupuk bersubsidi untuk sektor pertanian ta 2013 - Beranda ...

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Pasal 5<br />

(1) Kebutuhan Pupuk Bersubsidi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dirinci<br />

lebih lanjut menurut kecama<strong>ta</strong>n, jenis, jumlah, sub <strong>sektor</strong>, dan sebaran<br />

bulanan yang dite<strong>ta</strong>pkan dengan Peraturan Bupati/Waliko<strong>ta</strong>.<br />

(2) Kebutuhan Pupuk Bersubsidi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)<br />

mempertimbangkan rekap RDKK yang disusun oleh Kepala Dinas<br />

Kabupaten/Ko<strong>ta</strong> dan dike<strong>ta</strong>hui Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan<br />

Per<strong>ta</strong>nian, Perikanan dan Kehu<strong>ta</strong>nan (BP4K) Kabupaten/Ko<strong>ta</strong> setempat.<br />

(3) Peraturan Bupati/Waliko<strong>ta</strong> sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling<br />

lambat dite<strong>ta</strong>pkan pada akhir bulan Desember 2012.<br />

Pasal 6<br />

Dinas bersama lembaga penyuluhan <strong>per<strong>ta</strong>nian</strong> dan/a<strong>ta</strong>u perikanan setempat<br />

wajib melaksanakan pembinaan kepada kelompok<strong>ta</strong>ni dalam penyusunan RDKK<br />

sesuai luas areal usaha<strong>ta</strong>ni dan/a<strong>ta</strong>u kemampuan penyerapan <strong>pupuk</strong> di tingkat<br />

pe<strong>ta</strong>ni di wilayahnya.<br />

Pasal 7<br />

(1) Dalam hal kebutuhan Pupuk Bersubsidi sebagaimana dimaksud dalam Pasal<br />

3, Pasal 4 dan Pasal 5 terjadi kekurangan dapat dipenuhi melalui realokasi<br />

an<strong>ta</strong>r wilayah, waktu dan sub <strong>sektor</strong>.<br />

(2) Realokasi an<strong>ta</strong>r provinsi lebih lanjut dite<strong>ta</strong>pkan oleh Direktur Jenderal.<br />

(3) Realokasi an<strong>ta</strong>r kabupaten/ko<strong>ta</strong> dalam wilayah provinsi lebih lanjut<br />

dite<strong>ta</strong>pkan oleh Gubernur.<br />

(4) Realokasi an<strong>ta</strong>r kecama<strong>ta</strong>n dalam wilayah kabupaten/ko<strong>ta</strong> lebih lanjut<br />

dite<strong>ta</strong>pkan oleh Bupati/Waliko<strong>ta</strong>.<br />

(5) Apabila alokasi Pupuk Bersubsidi di suatu provinsi, kabupaten/ko<strong>ta</strong>,<br />

kecama<strong>ta</strong>n pada bulan berjalan tidak mencukupi, produsen dapat<br />

menyalurkan alokasi Pupuk Bersubsidi di wilayah bersangku<strong>ta</strong>n dari sisa<br />

alokasi bulan sebelumnya dan/a<strong>ta</strong>u dari alokasi bulan berikutnya dengan<br />

tidak melampaui alokasi 1 (satu) <strong>ta</strong>hun.<br />

BAB IV<br />

PENYALURAN PUPUK BERSUBSIDI<br />

Pasal 8<br />

Pupuk Bersubsidi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) terdiri a<strong>ta</strong>s<br />

Pupuk An-organik dan Pupuk Organik yang diproduksi dan/a<strong>ta</strong>u diadakan oleh<br />

Produsen.<br />

6

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!