You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
EMPAT MATA 5 MEI 2013 10<br />
AGUNG PAMBUDHY/DETIKFOTO<br />
Lola Amaria:<br />
Realitas<br />
Buruh<br />
Lebih<br />
Menyeramkan<br />
Lebih enak ketemu hiu<br />
daripada manusia-manusia<br />
yang hidup di darat.<br />
Menjadi aktris bukanlah impiannya.<br />
Namun bekerja seperti orang kantoran<br />
membuatnya tersiksa. Itulah yang<br />
dialami Lola Amaria, 35 tahun, selepas<br />
kuliah dari InterStudi Public Relations pada 1997.<br />
“Dulu saya kerja jadi marketing public relations<br />
itu cuma tiga bulan, tapi berasa tiga tahun,”<br />
katanya saat berbincang dengan Astrid Septriana<br />
dan Tia Agnes dari Detik di Restoran Remboelan,<br />
Plaza Senayan, Jakarta, Jumat lalu.<br />
Menurut dia, pekerjaan kantor yang monoton<br />
membuatnya tak bisa jadi manusia bebas. Ia juga<br />
merasa seperti buruh. Karena itu, ia lantas banting<br />
setir menjadi model, dan terpilih sebagai<br />
gadis sampul majalah Femina 1997. “Jadi artis itu<br />
juga buruh lo, meski beda profesi saja,” ujarnya.<br />
Satu per satu pengalamannya mengenai buruh<br />
pun ia rangkum dalam film berjudul Kisah 3 Titik.<br />
Film yang dia produseri ini menceritakan tiga<br />
kisah perempuan bernama Titik, yaitu Titik manajer,<br />
Titik buruh pabrik, dan Titik buruh rumahan.<br />
Lola berperan sebagai pengusaha yang berjuang<br />
mati-matian membela kaum buruh, meski harus<br />
mengorbankan dirinya.<br />
Siang itu, sebelum ikut nonton bareng dengan<br />
puluhan buruh serta Kepala Badan Nasional<br />
Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja<br />
Indonesia Jumhur Hidayat, secara blak-blakan<br />
Lola menceritakan pengalaman hidupnya.<br />
Mulai awal bekerja, film-filmnya, hingga alasannya<br />
melajang pada usia 35 tahun. Berikut ini<br />
petikan perbincangannya.<br />
Bagaimana awal mendapat inspirasi film Kisah<br />
3 Titik?<br />
Inspirasi awalnya dari kejadian di sekitar selama<br />
beberapa tahun belakangan. Selalu saja ribut