15.06.2013 Views

JADRAN PISMO d - Daily Local News on Board

JADRAN PISMO d - Daily Local News on Board

JADRAN PISMO d - Daily Local News on Board

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Warga Desa Lau, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Selasa (21/9), gagalkan<br />

pemasangan instalasi untuk mendukung pembuatan kartu tanda penduduk (KTP) <strong>on</strong>line di wilayah<br />

Kecamatan Dawe, karena bangunan menara telekomunikasi tersebut dianggap membahayakan warga<br />

sekitar. Sejak awal, warga menuntut menara telekomunikasi bersama (MTB) tersebut dib<strong>on</strong>gkar segera<br />

karena sebagian warga tidak menyetujui proses pembangunannya, meskipun digunakan untuk<br />

mendukung pembuatan KTP "<strong>on</strong>line" di Kecamatan Dawe. Aksi penolakan warga tidak hanya sekali<br />

dilakukan, bahkan berulang kali meskipun tak membuahkan hasil. Mengetahui ada rencana pemasangan<br />

instalasi hari ini, warga sejak pagi siaga di kompleks bangunan menara untuk menghadang pekerja yang<br />

akan memasang peralatan tersebut.Selain memasang poster bernada penolakan, warga juga<br />

mengumpulkan ban bekas di jalan menuju bangunan menara telekomunikasi. Bahkan, sebagian ban<br />

bekas tersebut dibakar warga terutama yang ada di jalan menuju bangunan menara telekomunikasi.<br />

DPR: UU Kepolisian Perlu Direvisi<br />

Anggota Komisi III DPR, Nasir Jamil menilai, Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian<br />

perlu direvisi mengingat sudah delapan tahun Undang-undang tersebut tidak direvisi. "Kan dari 1998 jadi<br />

2002 itu sudah lima tahun masanya, sekarang sudah 2010 sepuluh, sudah delapan tahun belum direvisi,"<br />

tutur politisi Partai Keadilan Sejahtera itu usai rapat paripurna di komplek parlemen, Jakarta. Revisi dalam<br />

Undang-undang kepolisian, lanjut Nasir bisa saja mengubah ketentuan pemilihan Kepala Polri. "Bisa saja<br />

kan (direvisi jadi) cal<strong>on</strong>nya lebih dari satu, diatur cal<strong>on</strong>nya, bagaimana publik dapat akses," ujarnya. Nasir<br />

juga mengatakan, kalimat mengenai kewajiban DPR memberikan jawaban persetujuan atas cal<strong>on</strong> Kapolri<br />

yang diajukan dalam waktu 20 hari setelah menerima nama, perlu diperbaiki.<br />

Hotma: Silakan Roberto Tersangka, tapi..<br />

Kompol Arafat Enanie div<strong>on</strong>is majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dengan hukuman lima<br />

tahun penjara ditambah denda Rp 150 juta subsider empat bulan penjara. Hakim menilai Arafat terbukti<br />

menerima suap berkali-kali saat menangani kasus Gayus HP Tambunan. Salah satu uang yang diterima<br />

Arafat, menurut hakim, yakni suap senilai Rp 100 juta dan Rp 1,75 juta dari Roberto Sant<strong>on</strong>ius, k<strong>on</strong>sultan<br />

pajak. Roberto pernah mengalirkan uang ke rekening Gayus senilai Rp 925 juta yang diduga terkait tindak<br />

pidana. Lalu bagaimana tanggapan pihak Roberto? Hotma Sitompul, pengacara Roberto,<br />

mempertanyakan v<strong>on</strong>is mejelis hakim yang menggunakan keterangan para saksi dalam berita acara<br />

pemeriksaan (BAP), bukan keterangan saat bersaksi pada persidangan. Seperti diketahui, dalam BAP,<br />

Roberto mengaku menyuap Arafat. Namun, saat bersaksi pada persidangan, Roberto mencabut BAP dan<br />

membantah menyuap Arafat. "Saya tidak bela Arafat. Saya sebagai penasihat hukum dari Roberto. Orang<br />

Roberto enggak ngasih duit, kok. Kenapa dipaksakan begitu? kan lucu," l<strong>on</strong>tar Hotma di Pengadilan<br />

Negeri Jaksel.<br />

Lima Menteri Kena "Reshuffle"?<br />

Menjelang setahun masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoy<strong>on</strong>o dan Wapres Boedi<strong>on</strong>o,<br />

wacana reshuffle Kabinet Ind<strong>on</strong>esia Bersatu II mulai bermunculan. Wacana mengenai siapa menterimenteri<br />

KIB II yang akan diganti pun terdengar dari gedung anggota Dewan. "Menhuk dan HAM (Patrialis<br />

Akbar), Menteri PU (Djoko Kirmanto), dan Menkominfo (Tifatul Sembiring)," ujar Wakil Ketua Komisi XI<br />

DPR yang juga ketua DPP Partai Demokrat, Achsanul Qosasi, seusai rapat paripurna di gedung parlemen,<br />

Senayan, Jakarta. Selain ketiga nama tersebut, dua menteri yang diduga terlibat skandal asmara, Menteri<br />

Perhubungan Freddy Numberi dan Menteri ESDM Darmin Zahedi Saleh, berpeluang terkena reshuffle<br />

juga. "Ya, pokoknya tidak hanya gara-gara itu (skandal asmara) di-reshuffle. Semua menteri juga perlu<br />

dievaluasi," ujar Achsanul. Menurut Achsanul, reshuffle para menteri tersebut merupakan hak prerogatif<br />

Presiden. Dia pun belum dapat berkomentar mengenai kepastian ada atau tidaknya reshuffle. "Kalau<br />

reshuffle itu belum tahu, terserah Presiden. Tapi kalau evaluasi, pasti itu bisa reshuffle, bisa tidak,"<br />

tuturnya.<br />

JAT Bantah Terlibat Perampokan Medan<br />

Jamaah Ansharu-Tauhid (JAT) membantah keterlibatan anggotanya dalam perampokan Bank CIMB Niaga<br />

Agustus lalu. Hal ini disampaikan pimpinan JAT, Abu Bakar Baasyir melalui kuasa hukumnya, Ahmad<br />

Midan saat ditemui di Mabes Polri, Jakarta Selatan. Menurut Ahmad, Abu Bakar Baasyir menanggapi<br />

dingin tuduhan ini. "Ustadz Abu menyatakan bahwa ini fitnah. Dia hanya ketawa-ketawa saja menanggapi<br />

hal ini," ungkapnya. Ahmad Midan menyatakan bahwa Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri terlalu<br />

dini untuk menyebut JAT terlibat dalam perampokan tersebut. "Polisi harus lebih profesi<strong>on</strong>al. Seharusnya<br />

Kapolri juga menghormati azas praduga tak bersalah. Biarkan pengadilan nanti yang memutuskan apakah<br />

kami terlibat atau tidak," ujarnya. Di tempat yang sama, pimpinan sementara JAT Ustadz Akhwan,<br />

menegaskan JAT belum memiliki anggota di Medan. "Kita belum buka cabang di Medan. Cabang JAT di<br />

luar pulau Jawa itu baru ada di Bima, NTB, makanya kita bingung jika dianggap terlibat," jelasnya.<br />

Sakit, Sjahril Batal Diperiksa<br />

Terdakwa Sjahril Djohan batal diperiksa di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (21/9/2010), lantaran<br />

mengaku sakit. Akhirnya, agenda sidang hari ini hanya mendengar keterangan saksi Brigjen (Pol) Edm<strong>on</strong>d<br />

Ilyas, mantan Direktur II Ek<strong>on</strong>omi Khusus Bareskrim Polri. "Saya tidak enak badan. Saya darah rendah,"<br />

ucap Sjahril kepada majelis hakim yang diketuai Sudarwin. Sedianya, mantan diplomat itu akan diperiksa<br />

hari ini. Akhirnya, Sudarwin memutuskan menunda sidang hingga Senin (27/9/2010). "Melihat k<strong>on</strong>disi<br />

terdakwa maka sidang ditunda," tutup hakim. Pemeriksaan terdakwa ditunggu-tunggu. Pasalnya, Sjahril

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!