02.07.2013 Views

download

download

download

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Berdasarkan pasal 17 ayat 2 (a) Keputusan Menteri Keuangan nomor 1169/<br />

KMK.01/1991 bahwa pembayaran leasing tanpa hak opsi atau operating lease<br />

yang dibayar atau terutang oleh lessee adalah biaya yang dapat dikurangkan<br />

dan penghasilan bruto. Jadi berdasarkan pasal 17 ayat 2 (a) Keputusan Menteri<br />

Keuangan nomor 1169/KMK.01/1991 ini beban sewa yang dibayar oleh PT<br />

SUKASEWA kepada lessor sebesar Rp.27.629.000,00 dianggap sebagai biaya<br />

operasional perusahaan sehingga bisa menjadi pengurang pendapatan kotor<br />

di dalam perhitungan laporan laba rugi.<br />

PT SUKASEWA memotong pajak penghasilan pasal 23 atas penghasilan<br />

lease yang diterima oleh lessor. Besarnya pemotongan yang dilakukan oleh PT<br />

SUKASEWA sebesar 15% dari perkiraan penghasilan bersih. Karena penerima<br />

rental/lessor di sini merupakan suatu badan usaha maka perkiraan penghasilan<br />

bersih sebesar 20% dari jumlah penghasilan kotor. Sehingga dengan ketentuan<br />

di atas besarnya PPh pasal 23 yang dipotong oleh lessee adalah:<br />

PPh pasal 23 = 15% × (20% × Rp27.629.000,00)<br />

= 15% × Rp5.525.800,00<br />

= Rp829.000,00<br />

Pemotongan PPh pasal 23 yang dilakukan oleh PT SUKASEWA atas<br />

pembayaran sewa didasarkan pada Keputusan Menteri Keuangan nomor 1169/<br />

KMK.01/1991 pasal 17 ayat 1 (a) ”seluruh pembayaran leasing tanpa hak opsi<br />

yang diterima atau diperoleh lessor merupakan objek pajak penghasilan pasal<br />

23”. PT SUKASEWA harus menyetorkan pajak penghasilan pasal 23 yang telah<br />

dipotong kepada kantor pos atau bank persepsi paling lambat tanggal 10 bulan<br />

takwim berikutnya setelah bulan saat terutangnya pajak. Dan wajib melaporkan<br />

kepada kantor pelayanan pajak selambat-lambatnya tanggal 20 bulan takwim<br />

berikutnya setelah masa pajak berakhir. Dalam hal ini PT SUKASEWA wajib<br />

menyetorkan pajak selambat-lambatnya tanggal 10 Mei 2007 dan melaporkannya<br />

paling lambat tanggal 20 Mei 2007.<br />

Selain itu, seperti halnya transaksi capital lease, di dalam melakukan<br />

operating lease, lessee dikenakan pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar 10%<br />

dari lease yang dibayarkan. Pengenaan pajak pertambahan nilai (PPN) atas<br />

transaksi operational lease didasarkan pada Keputusan Menteri Keuangan<br />

nomor 1169/KMK.01/1991 pasal 18 yaitu atas penyerahan jasa dalam transaksi<br />

leasing tanpa hak opsi dari lessor kepada lessee terutang pajak pertambahan<br />

nilai. Pada akhir masa pajak PT SUKASEWA dapat mengkreditkan PPN masukan<br />

dengan PPN keluaran.<br />

147

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!