teknik gambar bangunan jilid 2

More documents

Recommendations

Info

– Ketentuan jarak minimal dan maksimal tulangan yang boleh dipasang – Ketentuan jumlah minimal yang harus dipasang – Ketentuan besarnya diameter minimal untuk suatu konstruksi – Pilih diameter besi beton yang beredar dalam pasaran atau perdagangan Memilih Besi Beton untuk Pelat – Tulangan terdiri dari tulangan tumpuan dan lapangan. – Teknik pemasangan ada yang lurus saja untuk kepraktisan dan kecepatan dalam pemasangan. Tetapi ada pula yang pemasangannya dibengkokkan pada ¼ bentang untuk daerah tumpuan dan lapangan, agar lebih hemat karena sesuai dengan fungsinya. Dan dalam perhitungan atau memilih tulangan lapangan dibagi 2 karena jalur pemasangan dibuat bergantian. – Tulangan lapangan dipilih terlebih dahulu dengan melihat daftar apakah luasnya sudah memenuhi sesuai dengan perhitungan, setelah itu baru menetapkan jarak tulangan. Ingat, jangan lupa minimal dan maksimal jarak tulangan serta minimal diameter tulangan yang boleh digunakan. – Kekurangan luas pada tumpuan dicari lagi besarannya dalam daftar sehingga luas tumpuan terpenuhi. Panjang tulangan tumpuan biasanya ¼ bentang pelat. Pada tulangan tumpuan perlu besi beton pengait atau tulangan pembagi dengan diameter Ø 8–20 – Penulangan pelat atap pemasangannya sama dengan pelat lantai hanya saja perlu tulangan susut dengan tulangan diameter 6 mm jarak 40 cm (Ø 6–40). Pemasangan tulangan susut diharapkan tidak terjadi retak-retak karena perubahan cuaca. – Untuk pelat luifel terdiri dari tulangan pokok dan pembagi serta bilamana perlu diberikan juga tulangan susut yang menyilang terletak di bawah dengan diameter 6 mm jarak 40 cm (Ø 6–40). 239
240 Contoh Peng<strong>gambar</strong>an Penulangan Pelat Luifel. Gambar 10.12 Penulangan Pelat Luifel
Page 1 and 2:
2 Direktorat Pembinaan Sekolah Mene
Page 3 and 4:
Hak Cipta pada Departemen Pendidika
Page 6:
KATA PENGANTAR Salah satu upaya yan
Page 9 and 10:
BAB 9 MENGGAMBAR KONSTRUKSI PONDASI
Page 11 and 12:
170 Gambar 5.2 Pemasangan Keramik/U
Page 13 and 14:
172 bangunan yang digunakan, pelaks
Page 15 and 16:
174 a. Bata utuh b. ¾ panjang bata
Page 17 and 18:
176 Gambar 5.6 Ikatan Bata Tebal ¾
Page 19 and 20:
178 Gambar 5.9 Ikatan Vlam Sumber:
Page 21 and 22:
Ikatan dinding batu bata a. Syarat
Page 23 and 24:
182 Gambar 6.2 Detail Hubungan Kons
Page 25 and 26:
184 Gambar 6.6 Detail 4 Kusen Pintu
Page 27 and 28:
186 Gambar 6.10 Detail 3, 4 Curtain
Page 29 and 30: 188 Gambar 6.15 Partition Gambar 6.
Page 31 and 32: 190 Gambar 6.18 Detail 7, 8 Partiti
Page 33 and 34: 192 Gambar 6.23 Detail Konstruksi K
Page 35 and 36: 194 Gambar 6.25 Konstruksi Pintu Ka
Page 37 and 38: 196 Menurut rumus tangga: 1 aantrad
Page 39 and 40: 7.3 Menggambar Konstruksi Tangga da
Page 41 and 42: 200 Gambar 7.6 Detail Tangga d
Page 43 and 44: 202 Gambar 7.8 Konstruksi Tangga Ba
Page 45 and 46: 204 Gambar 7.13 Tangga dengan Permu
Page 47 and 48: 206 jenis lainya - Tinggi rendahnya
Page 49 and 50: 208 Gambar 8.7 Detail Konstruksi La
Page 51 and 52: 210 Pada garis besarnya pondasi dap
Page 53 and 54: 212 Sebagai lantai kerja dibuat dar
Page 55 and 56: 214 Gambar 9.5 Konstruksi Rollag c
Page 57 and 58: 216 Gambar 9.9 Konstruksi Parabola
Page 59 and 60: 218 Dengan demikian apabila daya du
Page 61 and 62: 220 Gambar 9.15 Pondasi Tiang Panca
Page 63 and 64: Latihan 1. Apa fungsi pasangan batu
Page 65 and 66: 224 Simbol/Tanda-Tanda dan Keterang
Page 67 and 68: 226 Tabel 10.3
Page 69 and 70: 10.2 Menggambar Denah Rencana Penul
Page 71 and 72: 230 Gambar 10.3 Denah Penulangan Pe
Page 73 and 74: 10.3 Menggambar Detail Potongan Pel
Page 75 and 76: 234 Dinding Untuk konstruksi dindin
Page 77 and 78: 236 Pemasangan Tulangan Pemasangan
Page 79: 238 Gambar 10.11 Pemasangan Tulanga
Page 83 and 84: 242 Tulang tumpuan tambahan Atx = 5
Page 85 and 86: 244 Sebuah rumah jaga dengan atap p
Page 87 and 88: Latihan 1. Terangkan dengan singkat
Page 89 and 90: 248 Tulangan yang dipilih luasnya h
Page 91 and 92: 250 Gambar 11.2 Penulangan Balok
Page 93 and 94: 11.4 Membuat Daftar Tulangan pada G
Page 95 and 96: 12.2 Menggambar Detail Potongan Kud
Page 101 and 102: 260 Gambar 12.11 Detail Konstruksi
Page 103 and 104: 262 Gambar 12.13 Detail Konstruksi
Page 105 and 106: 264 Menggambar Sambungan Kayu Arah
Page 107 and 108: 266 Sambungan Bibir Miring Sambunga
Page 109 and 110: 268 Gambar 12.19 Sambungan Memanjan
Page 111 and 112: 270 Gambar 12.22 Hubungan Kayu Meny
Page 113 and 114: 272 Pada bagian yang menerima gaya
Page 115 and 116: 274 Apabila pada hubungan pertemuan
Page 117 and 118: 276 Hubungan loef voorloef merupaka
Page 119 and 120: 278 Konstruksi Kuda-Kuda Baja Kuda-
Page 121 and 122: 280 Gambar 12.33 Macam Bentuk Kuda-
Page 123 and 124: 282 Gambar 12.35 Konstruksi Baja De
Page 125 and 126: 284 CONTOH 2: Gambar 12.37 Konstruk
Page 127 and 128: 286 Gambar 12.39 Konstruksi Baja Ti
Page 129 and 130: 288 Gambar 12.41 Konstruksi Baja Ti
Page 131 and 132:
290 Gambar 12.43 Bentuk Atap b
Page 133 and 134:
292 Atap Genteng Atap genteng ini b
Page 135 and 136:
294 Gambar 12.47 Genteng Silang Gen
Page 137 and 138:
296 Ukurannya sebagai berikut. - Uk
Page 139 and 140:
298 Jarak maksimum antara gording d
Page 141 and 142:
300 DETAIL-DETAIL ATAP SEDERHANA De
Page 143 and 144:
302 CARA PEMASANGANNYA - Pasang sem
Page 145 and 146:
304 NOK GIGI GERGAJI Gambar 12.59 N
Page 147 and 148:
306 Ini khusus antara sudut 10º da
Page 149 and 150:
308 LISPLANG LENGKUNG (atas pesanan
Page 151 and 152:
310 Gambar 12.67 Hubungan dan Sambu
Page 153 and 154:
312 JURAI DALAM Jurai dalam keadaan
Page 155 and 156:
12.5 Menggambar Konstruksi Talang H
Page 157 and 158:
Latihan 1. Buatlah diagram atau bag
Page 159 and 160:
LAMPIRAN A Soeratman, Pr Sudibyo. 1
Page 161 and 162:
LAMPIRAN B 320 Istilah Penjelasan H
show all

teknik gambar bangunan jilid 2

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

Delete template?

Save as template?