02.07.2013 Views

kelas07_membuka-jendela-ilmu-pengetahuan-bahasa..

kelas07_membuka-jendela-ilmu-pengetahuan-bahasa..

kelas07_membuka-jendela-ilmu-pengetahuan-bahasa..

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

100<br />

laparnya. Cacing-cacing dalam perut Wirley sudah pada demonstrasi<br />

sehingga membuat perutnya melilit. Sekali lagi Mijeni terharu oleh<br />

ketidakberdayaan suaminya melawan nafsu makannya sendiri.<br />

Mijeni lantas memberanikan diri untuk ngutang beras di toko Babah<br />

Liong. Babah Liong marah-marah dan tidak mengizinkannya. Mijeni pulang<br />

ke rumah dengan rasa kecewa dan rasa bersalah yang berlipat-lipat. Ketika<br />

ia melihat wajah tak berdaya suaminya, terbersit keinginannya untuk<br />

mencuri beras saat Babah Liong tidak ada di toko. Maka terjadilah, pada<br />

waktu Babah Liong meninggalkan toko, hanya ada seorang penjaga, suasana<br />

sudah sepi, Mijeni bermaksud melaksanakan niatnya.<br />

Mijeni mengendap-endap menuju gudang beras. Namun, Mijeni bukan<br />

pencuri, jadi ia tidak pandai mencuri. Ia ketakutan dan gugup. Tangannya<br />

gemetar saat menyentuh plastik-plastik beras Babah Liong. Mijeni kurang<br />

cekatan sehingga beberapa kantong plastik beras terjatuh dan beras<br />

berceceran. Penjaga toko itu memergokinya, kontan Mijeni lari terbiritbirit.<br />

Penjaga toko berteriak kesetanan.<br />

“Maling ... maling !!!”<br />

Penjaga toko lari mengejar. Teriakannya membuat orang-orang di<br />

sekitar toko ikut mengejar. Sambil terus berlari seseorang bertanya kepada<br />

penjaga toko,<br />

“Maling itu mencuri apa ?”<br />

“Beras! Tadi ia di gudang beras,” jawab penjaga toko.<br />

“Tapi dia tidak membawa apa-apa,” seseorang berkata lagi.<br />

“Ia tetap harus ditangkap untuk mengetahui motifnya berada di gudang<br />

beras, mungkin saja ia menaruh bom,” penjaga toko berprasangka.<br />

“Kau yakin ia membawa bom?”<br />

“Tentu!”<br />

“Kau benar-benar yakin?” desak seorang itu.<br />

“Bukankah segala hal mungkin.” ragu-ragu penjaga toko menjawab.<br />

Belum sempat seseorang itu bertanya lagi, terdengar letupan dari gudang<br />

beras Babah Liong. Gudang beras itu terbakar. Secepat kilat seseorang itu<br />

mengeluarkan pistol dari balik bajunya, lalu berlari lebih cepat<br />

meninggalkan orang-orang dan penjaga toko yang ternyata bisa tertinggal<br />

jauh oleh Mijeni. Seseorang itu mengarahkan moncong pistol kepada Mijeni.<br />

Secara mengejutkan, Mijeni merasakan benda asing menembus bahunya<br />

meskipun ia sadar bahwa dengan cara apa pun maut telah menjemput.<br />

Wajah Wirley melintas-lintas dalam pikirannya, Wirley yang kelaparan,<br />

Wirley yang tak berdaya, Wirley yang menyedihkan, Wirley yang malang,<br />

Wirley yang tersayang. Pandangan matanya yang kian buram kini menjadi<br />

benar-benar gelap. Mijeni roboh bersimbah darah.<br />

Keesokan paginya Wirley membaca koran setempat yang memberitakan<br />

bahwa seorang perempuan berinsial Mj, yang diduga kuat terkait jaringan<br />

teroris tewas ditembak polisi setelah meledakkan gudang beras Babah Liong.<br />

Kerugian yang diderita Babah Liong diperkirakan mencapai sekian ratus<br />

juta dan ditutup oleh pihak asuransi. Ia bergegas pulang ke rumah dari<br />

tempat rentalan untuk minum kopi dan menceritakan peristiwa tersebut<br />

kepada Mijeni.<br />

Sumber: Solo Pos, Oktober 2006<br />

Bahasa Indonesia VII SMP/MTs

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!