15.07.2013 Views

“Kisah Direktur PT Jaya Konstruksi” Ditulis oleh Ida Bagus Rajendra

“Kisah Direktur PT Jaya Konstruksi” Ditulis oleh Ida Bagus Rajendra

“Kisah Direktur PT Jaya Konstruksi” Ditulis oleh Ida Bagus Rajendra

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

lama bekerja tertentu. Demikian juga perusahaan tidak segan-segan memberikan peringatan maupun<br />

punishment (hukuman) bagi yang membuat kesalahan maupun tidak memenuhi apa yang<br />

diharapkan. Berkat sistem seperti inilah, saya mendapatkan kesempatan dan kepercayaan akhirnya<br />

menjabat sebagai direksi di salah satu anak perusahaan <strong>PT</strong> Pembangunan <strong>Jaya</strong> yaitu <strong>PT</strong> <strong>Jaya</strong><br />

Konstruksi.<br />

Kesulitan terberat saat Krisis Moneter<br />

Perusahaan tempat saya bekerja pernah mengalami masa sulit<br />

yang begitu beratnya dan puncaknya terjadi pada masa krisis<br />

moneter. Pekerjaan-pekerjaan yang telah kita selesaikan<br />

banyak yang macet pembayarannya, karena para pemiliknya<br />

mengalami kesulitan keuangan. Disisi lain banyak kontrak<br />

pekerjaan yang mengandung nilai barang import menjadi<br />

tanggungan perusahaan tanpa ada penyesuaian harga.<br />

Sehingga pada saat itu jumlah karyawan tetap kami yang<br />

semula berjumlah 1000 orang, tinggal sekitar 150 orang.<br />

Kebetulan saya sebagai salah seorang direksi berjanji bahwa seluruh direksi akan bertahan sampai<br />

“titik darah penghabisan”, kalau memang akhirnya perusahaan harus ditutup. Tekad perusahaan<br />

pada saat itu adalah melakukan pemutusan hubungan kerja dengan karyawan melalui azas “golden<br />

shake hand”. Kami berupaya maksimal agar karyawan yang di-PHK mendapatkan kompensasi<br />

maksimal. Sehingga mereka tidak merasa dibuang, akan tetapi memang kondisilah yang menjadi<br />

kendalanya.<br />

Pihak-pihak yang membuat kita menjadi seperti ini adalah tidak terlepas dari<br />

pimpinan dan termasuk pendiri perusahaan yakni diantaranya adalah Bapak<br />

Ir. Ciputra. Beliau memang mempunyai visi, misi dan cita-cita yang luar<br />

biasa untuk menumbuh-kembangkan perusahaan. Pak Ci, begitu ia dipanggil<br />

secara akrab, dibantu <strong>oleh</strong> beberapa direksi lainnya, secara konsisten<br />

menghendaki para manajernya untuk berdisiplin, bermotivasi dan selalu<br />

menjadi pelopor di bidangnya.<br />

Hal-hal yang selalu saya ingat selama saya bekerja adalah bahwa atasan kami jika menugaskan<br />

sesuatu tugas kepada kita maka merekapun melakukan hal yang sama. Sehingga pada saatnya tugas<br />

tersebut dicek, mereka membandingkannya dengan yang kita kerjakan, hal-hal inilah yang membuat<br />

kita untuk selalu mengerjakan tugas dengan sepenuh hati dan kemampuan atas apa yang ditugaskan<br />

tanpa harus diawasi atasan.<br />

Tentang keluargaku<br />

Hal yang tidak pernah saya bayangkan dahulu adalah memiliki istri orang Bali, meskipun saya<br />

orang Bali. Yang lebih seru lagi, saya mengenal calon istri hanya 2 hari, tanpa proses pacaran<br />

langsung nikah. Jadinya yang ada adalah pacaran dalam perkawinan. Karena perusahaan tempat<br />

bekerja saya merupakan perusahaan kontraktor, maka konsekuensinya adalah waktu kerja perhari<br />

yang luar biasa. Kami tidak mengenal waktu dan libur, disamping harus siap ditempatkan dimana<br />

saja, dan kemungkinan pisah dengan keluarga.<br />

Sehingga tidak saya sadari bahwa saat ini anak-anak sudah besar tanpa kita sempat menikmati<br />

proses pertumbuhan mereka secara wajar. Disinilah peran istri menjadi luar biasa karena mampu<br />

menemani anak-anak. Kesimpulannya bahwa kualitas hubungan dengan anak khususnya menjadi<br />

penting, karena dari sisi kuantitas, waktu saya tidak memungkinkan.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!