08.08.2013 Views

CERAMAH MENTERI AGAMA RI

CERAMAH MENTERI AGAMA RI

CERAMAH MENTERI AGAMA RI

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>CERAMAH</strong> <strong>MENTE<strong>RI</strong></strong> <strong>AGAMA</strong> <strong>RI</strong><br />

DALAM MUKERNAS III PERSATUAN ISLAM (PERSIS)<br />

TANGGAL, 9 NOVEMBER 2007 DI JAKARTA.<br />

Peran Ormas Islam Dalam Mendukung<br />

Pembangunan Masyarakat Agamis<br />

Yth. Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Islam (PERSIS)<br />

Yth. Ketua Panitia Mukernas dan para hadirin peserta Mukernas Persis.<br />

Terlebih dahulu marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT,<br />

karena atas rahmat dan karunia-Nya kita dapat hadir dalam Mukernas III Persatuan<br />

Islam (Persis) pada hari ini. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan<br />

Nabi Muhammad SAW yang telah mewasiatkan dua hal kepada umatnya yaitu<br />

Kitabullah (Al Quran) dan Sunnah Rasul sebagai sumber ajaran Islam yang tetap<br />

terpelihara hingga akhir zaman.<br />

Selanjutnya saya menyambut gembira Mukernas PERSIS yang dilaksanakan saat<br />

ini. Semoga melalui Mukenas ini dapat dirumuskan langkah-langkah dan programprogram<br />

yang strategis, relevan serta dapat diimplementasikan di tengah kondisi<br />

umat Islam dan bangsa Indonesia yang tengah menghadapi berbagai persoalan dan<br />

tantangan dewasa ini.<br />

Sebagaimana kita ketahui bersama organisasi Persatuan Islam (PERSIS) yang<br />

didirikan di Bandung pada tahun 1923 bertujuan untuk mengamalkan ajaran Islam<br />

dalam segala segi kehidupan serta untuk menempatkan kaum muslimin pada ajaran<br />

akidah dan syariat yang murni berdasarkan Al Quran dan As Sunnah.<br />

Saya mencatat beberapa langkah yang dilakukan oleh PERSIS sebagai andil<br />

nyata ormas Islam dalam pembangunan masyarakat agamis di negara kita. di<br />

antaranya dengan mengembalikan kaum muslimin kepada Al Quran dan Sunnah,<br />

menghidupkan ruh jihad dan ijtihad di kalangan umat Islam, mengikis praktik<br />

bid'ah, khurafat, takhayul, taklid dan syirik di kalangan umat Islam, memperluas<br />

dakwah Islam kepada segenap lapisan masyarakat. Di samping itu Pemerintah<br />

menghargai amal usaha PERSIS yang telah mendirikan dan membina lembaga<br />

pendidikan seperti madrasah dan pesantren untuk mendidik kader-kader umat. Apa<br />

yang telah dilakukan tersebut perlu diperkuat dan dikembangkan seiring dengan<br />

tuntutan perkembangan masyarakat.<br />

Peran Strategis Ormas Islam.<br />

Menarik untuk diamati bahwa tantangan dan masalah-masalah yang dihadapi<br />

umat Islam tanah air kita selama ini telah mendorong kebangkitan organisasi-


organisasi Islam yang memainkan perannya secara nyata di dalam ranah kultural<br />

kehidupan bangsa kita. Organisasi-organisasi Islam di tanah air kita, ada yang<br />

berhaluan modernis dan nonmazhab, tapi ada pula yang berhaluan tradisionalis dan<br />

menganut paham bermazhab.<br />

Namun demikian, semua organisasi Islam pada hakikatnya menginginkan<br />

tenwujudnya kehidupan masyarakat yang berlandaskan pada nilai-nilai dasar<br />

agama. Di situlah kita melihat peran dan sumbangan strategis ormas Islam dengan<br />

kegiatan yang dilakukan selama ini bagi pembangunan umat dan bangsa.<br />

Dalam menghadapi tantangan masa kini dan masa depan, ormas-ormas Islam<br />

perlu melakukan sinergi program untuk membangun umat dan mengatasi masalahmasalah<br />

yang timbul menyangkut kepentingan umat Islam secara keseluruhan tanpa<br />

memandang sekat-sekat organisasi dan golongan. Dalam kaitan ini. pembangunan<br />

pendidikan, penanggulangan kemiskinan, penanggulangan krisis akhlak,<br />

pengembangan dakwah, serta koreksi terhadap paham dan aliran-aliran<br />

menyimpang dan sesat yang belakangan ini meresahkan masyarakat, seharusnya<br />

menjadi agenda bersama ormas-ormas Islam di tanah air kita.<br />

Dalam bingkai kesatuan bangsa, ajaran dan nilai-nilai agama diakui perannya<br />

dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Untuk itu semua umat beragama<br />

mendapat jaminan untuk mengamalkan ajaran agamanya baik dalam tataran<br />

individual maupun dalam tataran sosial kemasyarakatan sehingga tercipta<br />

kehidupan yang baik di tengah-tengah masyarakat. Namun untuk mewujudkan<br />

masyarakat agamis, ada dua pendekatan yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain,<br />

tetapi harus simultan yaitu pendekatan struktural dan pendekatan kultural.<br />

Pendekatan struktural berada dalam domain tugas Pemerintah yaitu dengan<br />

membuat kebijakan-kebijakan yang memperkuat dan memajukan kehidupan<br />

beragama. Sedangkan pendekatan kultural adalah pendekatan berbasis masyarakat<br />

yang selama ini telah dilakukan oleh organisasi-organisasi kemasyarakatan melalui<br />

berbagai kegiatan dan programnya, termasuk ormas-ormas Islam yang telah berbuat<br />

banyak di tengah masyarakat melalui dakwah bil hal.<br />

Agama dalam Dinamika Kehidupan Bangsa.<br />

Perkembangan kehidupan bangsa dewasa ini menampilkan ciri, antara lain:<br />

Pertama, pergeseran kultur masyarakat agraris menjadi masyarakat industri yang<br />

disertai dengan makin derasnya arus urbanisasi dan mobilitas sosial.<br />

Kedua, globalisasi informasi yang disertai dengan tata nilai kebebasan yang<br />

mempengaruhi sudut pandang masyarakat dalam menentukan batas antara benar<br />

dan salah. baik dan buruk.<br />

Ketiga, nilai-nilai dan pranata kehidupan masyarakat mengalami pergeseran, di<br />

mana nilai-nilai baru yang positif belum mapan, sementara nilai-nilai lama yang<br />

baik ditinggalkan, akibatnya masyarakat mengalami krisis identitas dan<br />

kepribadian.<br />

Di tengah situasi bangsa dan dunia yang terus berubah dalam arus tantangan<br />

seperti digambarkan di atas, maka peran ormas Islam yang telah mengakar di<br />

masyarakat perlu dipelihara dan dikembangkan secara proporsional. Dalam kaitan<br />

ini silaturrahim dan kerjasama antar ormas Islam perlu diperkuat di semua tingkatan<br />

sehingga dengan demikian diharapkan dapat menekan munculnya ego untuk


memperbesar pengaruh kelompok dan golongan sendiri dengan mengabaikan nilainilai<br />

kebersamaan dan persatuan umat.<br />

Bangsa kita dewasa ini menghadapi krisis dalam beragam bentuk, seperti krisis<br />

ekonomi, krisis moral, krisis ekologi, dan sebagainya. Dalam kaitan ini nilai-nilai<br />

Islam perlu memberikan sumbangan positif, kreatif. kritis, dan realistis dalam<br />

perencanaan serta pelaksanaan pembangunan.<br />

Dalam konteks sosio kultural, agama diharapkan berperan untuk memberi arah<br />

dan spirit bagi pembangunan yang bercitra religius dan manusiawi. Namun di<br />

samping itu, dalam konteks formal dan struktural, kaidah agama seharusnya<br />

senantiasa dijadikan sebagai pegangan dalam pemberian legitimasi dalam<br />

pelaksanaan pembangunan dan melanjutkan proses reformasi kehidupan berbangsa<br />

dan bernegara.<br />

Peran ormas Islam dalam mendukung kebijakan pembangunan masyarakat<br />

agamis pada akhirnya diharapkan bermuara pada pembentukan karakter dan akhlak<br />

bangsa. Bangsa yang tidak memiliki akhlak dan moralitas yang kuat dipastikan<br />

akan mengalami krisis kepribadian yang parah dan keresahan sosial yang tidak<br />

dapat ditutupi dengan teknologi dan kemajuan ekonomi.<br />

Menanggulangi Kemerosotan Akhlak.<br />

Kita perlu menyadari bahwa kemerosotan akhlak memberi andil yang besar<br />

terhadap keterpurukan bangsa ke dalam krisis multidimensi dengan segala<br />

akibatnya yang pernah kita rasakan.<br />

Sebagai contoh, budaya permissif dan pemberhalaan materi berkembang pesat.<br />

Sikap tidak merasa malu berbuat apa saja asal menguntungkan diri, keluarga atau<br />

golongan merajalela di dalam masyarakat kita. Dalam waktu bersamaan masyarakat<br />

lapisan bawah (grass-root) semakin mudah terbawa arus atau terprovokasi untuk<br />

melakukan tindakan kekerasan, brutal dan anarkis dengan mengabaikan akal sehat<br />

dan nilai-nilai agama.<br />

Untuk memulihkan umat dan bangsa dari keterpurukan seperti dikemukakan di<br />

atas, maka hal pertama yang harus diprioritaskan adalah pembentukan akhlak,<br />

antara lain melalui jalur pendidikan dan dakwah dalam arti yang luas. Sementara di<br />

sisi lain, tugas Pemerintah sebagai pembuat kebijakan berupaya mencegah dan<br />

mengatasi sumber-sumber kerusakan akhlak yang akan membawa keruntuhan<br />

kepribadian bangsa.<br />

Dalam rangka itulah Pemerintah sangat berkepentingan untuk segera<br />

mewujudkan Undang-Undang Pornografi, maupun perundang-undangan lainnya<br />

dalam rangka melindungi akhlak bangsa, misalnya yang berkaitan dengan masalah<br />

perjudian, narkoba, aborsi, produk halal, dan lain-lain.<br />

Upaya melindungi akhlak bangsa juga memiliki keterkaitan yang erat dengan<br />

upaya penanggulangan kemiskinan. Untuk itulah kita perlu mengembangkan<br />

pengelolaan zakat dan wakaf sebagai sumber dana pembangunan umat guna<br />

mencapai kehidupan yang bermartabat. Peran ormas Islam juga sangat penting<br />

untuk memberikan penyadaran kepada umat tentang pemberdayaan zakat dan<br />

wakaf.


Penutup.<br />

Demikianlah pokok-pokok pikiran yang dapat saya sampaikan tentang Peran<br />

Ormas Islam Dalam Mendukung Kebijakan Pembangunan Masyarakat Agamis.<br />

Semoga Allah SWT meridhai langkah dan upaya yang kita lakukan bersama.<br />

Amin.<br />

Wafakonallahu Waiyyakum.<br />

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.<br />

Jakarta, November 2007<br />

Menteri Agama <strong>RI</strong><br />

ttd<br />

Muhammad M. Basyuni

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!