10.08.2013 Views

KETERSEDIAAN SILIKA (Si) PADA TANAH SAWAH DAN METODE ...

KETERSEDIAAN SILIKA (Si) PADA TANAH SAWAH DAN METODE ...

KETERSEDIAAN SILIKA (Si) PADA TANAH SAWAH DAN METODE ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

156<br />

Husnain<br />

PENDAHULUAN<br />

Perkembangan metode penetapan unsur hara di laboratorium umumnya<br />

sejalan dengan perkembangan penelitian dan pengetahuan tentang unsur terkait.<br />

Di Indonesia dan banyak negara berkembang lainnya perhatian masih<br />

dititikberatkan pada unsur makro N, P, dan K sebagai unsur hara utama di dalam<br />

pupuk. Namun demikian, pelandaian produktivitas tanaman pangan terutama<br />

padi yang diiringi dengan degradasi sumberdaya lahan menyebabkan bukan<br />

hanya unsur hara makro tersebut saja yang mempengaruhi produktivitas, tetapi<br />

ada faktor-faktor lain yang juga memiliki peranan penting termasuk peranan unsur<br />

mikro dan unsur hara lainnya seperti <strong>Si</strong>.<br />

Unsur silika (<strong>Si</strong>) telah lama dilaporkan sebagai unsur hara penting bagi<br />

beberapa tanaman pangan termasuk padi dan tebu (Epstein, 1999; Matichenkov<br />

and Calvert, 2002). <strong>Si</strong>lika (<strong>Si</strong>) dikenal sebagai beneficial element untuk tanaman<br />

padi (Epstein, 1999). Meskipun syarat sebagai unsur hara esensial tidak<br />

terpenuhi, unsur ini telah lama diketahui diserap tanaman dalam jumlah besar<br />

terutama tanaman akumulator <strong>Si</strong>. Beberapa tanaman akumulator <strong>Si</strong> diantaranya<br />

adalah famili Gramineae dan Cyperaceae (Ma dan Takahashi et al., 2002).<br />

Kebutuhan unsur hara <strong>Si</strong> tanaman padi jauh melebihi kebutuhan unsur hara<br />

makro N, P, maupun K. Untuk setiap 5 t/ha hasil padi, dibutuhkan sebanyak 230-<br />

470 kg <strong>Si</strong>/ha, sedangkan N, P, dan K berturut-turut hanya berkisar 75-120 kg N/<br />

ha, 20-25 kg P/ha, dan 23-257 kg K/ha (Casman et al., 1997; Dobermann et al.,<br />

1996a,b; Yoshida, 1981). Tidak seperti unsur hara N, P, dan K, peranan <strong>Si</strong><br />

sebagai unsur hara belum mendapat perhatian. Padahal menurut Savant et al.<br />

(1997a,b), rendahnya ketersediaan <strong>Si</strong> pada tanah-tanah sawah di daerah tropis<br />

merupakan salah satu penyebab penurunan produktivitas tanaman padi.<br />

Tanaman akumulator <strong>Si</strong> seperti padi, tebu, dan banyak tanaman lainnya,<br />

apabila kekurangan <strong>Si</strong> tersedia pada tanah dapat mempengaruhi pertumbuhan<br />

dan perkembangan tanaman tersebut. Peranan <strong>Si</strong> itu sendiri bagi tanaman<br />

terutama adalah untuk meningkatkan produktivitas dan memperkuat<br />

pertumbuhan tanaman sehingga tahan terhadap serangan hama. Telah banyak<br />

dilaporkan defisiensi <strong>Si</strong> dapat menyebabkan meningkatnya serangan penyakit<br />

blast pada padi (Su-Jein, 2002; Ishizuka and Hayakawa, 1951).<br />

Pemahaman dan penelitian tentang <strong>Si</strong> sebagai nutrisi tanaman masih<br />

sangat terbatas di Indonesia, bahkan dapat dikatakan hampir tidak ada. Belum<br />

ada sejarah pemupukan tanah sawah dengan <strong>Si</strong>. Dengan demikian metode<br />

penetapan yang digunakan juga belum berkembang. Di Jepang dan Rusia,<br />

penelitian kebutuhan <strong>Si</strong> pada tanaman pangan sudah dimulai sejak tahun 1955

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!