download leaflet ini dalam file pdf - Balai Penelitian Tanah
download leaflet ini dalam file pdf - Balai Penelitian Tanah
download leaflet ini dalam file pdf - Balai Penelitian Tanah
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
T<br />
anaman perkebunan banyak diusahakan<br />
pada lahan dengan kemiringan agak curam,<br />
oleh karena itu erosi dapat menjadi salah<br />
satu penyebab kemunduran kualitas tanah<br />
yang berdampak pada penurunan<br />
produktivitas lahan. Guna mengurangi erosi sampai batas<br />
erosi yang dapat diabaikan (tolerable soil loss), maka<br />
beberapa tindakan pengendalian erosi perlu dilakukan,<br />
terutama pada saat tanaman masih relatif muda, atau tingkat<br />
penutupan lahan relatif rendah. Beberapa alternatif teknik<br />
konservasi yang dapat dipilih adalah sebagai berikut:<br />
Penanaman tanaman penutup tanah<br />
Tanaman penutup tanah adalah tanaman yang khusus<br />
ditanam untuk melindungi tanah dari ancaman erosi serta<br />
memperbaiki sifat kimia dan fisik tanah.<br />
Manfaat tanaman penutup tanah<br />
Tanaman penutup berfungsi untuk menahan dan<br />
mengurangi daya rusak butir-butir hujan dan aliran<br />
permukaan, sebagai sumber pupuk organik, dan untuk<br />
menghindari dilakukannya penyiangan yang intensif.<br />
Penyiangan intensif dapat menyebabkan tergerusnya lapisan<br />
atas tanah. Untuk menghindari persaingan antara tanaman<br />
penutup dengan tanaman utama, dapat dilakukan<br />
penyiangan melingkar (ring weeding).<br />
Foto: F. Agus<br />
Gambar 1. Tanaman penutup tanah Arachis pintoii pada<br />
lahan usaha tani tanaman kopi<br />
Kriteria tanaman yang dapat digunakan sebagai tanaman<br />
penutup tanah<br />
Tanaman yang digunakan sebagai tanaman penutup<br />
memerlukan persyaratan berikut: (a) mudah diperbanyak;<br />
(b) sistem perakaran tidak menimbulkan kompetisi dengan<br />
tanaman utama; (c) tumbuh cepat dan banyak menghasilkan<br />
daun; (d) tidak mensyaratkan tingkat kesuburan yang tinggi;<br />
(e) toleran terhadap pemangkasan, resisten terhadap hama,<br />
penyakit, kekeringan, naungan, dan injakan; (f) mampu<br />
menekan pertumbuhan gulma; (g) tidak akan berubah<br />
menjadi gulma; dan (h) tidak mempunyai sifat-sifat yang<br />
mengganggu seperti duri dan sulur-sulur yang membelit.<br />
Beberapa jenis tanaman yang biasa digunakan sebagai<br />
tanaman penutup tanah di lahan perkebunan antara lain:<br />
Arachis pintoii, Centrosema pubescens, Calopogonium<br />
muconoides, Mucuna sp., dan tanaman legum menjalar<br />
lainnya.<br />
Strip rumput alami<br />
Merupakan teknik konservasi dengan cara<br />
membiarkan sebagian tanah pada barisan/strip sejajar kontur<br />
(di antara tanaman perkebunan) ditumbuhi rumput secara<br />
alami selebar 20-30 cm.<br />
Foto: F. Agus<br />
Gambar 2. Strip rumput alami pada lahan usaha tani<br />
tanaman perkebunan<br />
Manfaat strip rumput alami<br />
Strip rumput bermanfaat untuk konservasi tanah<br />
dengan cara mengurangi kuatnya aliran permukaan. Selain<br />
itu strip rumput juga dapat berfungsi sebagai sumber pakan<br />
ternak. Dengan berjalannya waktu (3-4 tahun setelah<br />
aplikasi), strip rumput alami dapat membentuk teras kredit.<br />
Rorak<br />
Rorak adalah lubang yang dibuat di bidang olah atau<br />
saluran peresapan sebagai tempat penampungan air aliran<br />
permukaan dan sedimen. Ukuran rorak yang umum<br />
digunakan pada lahan usaha tani tanaman perkebunan<br />
adalah panjang 50-100 cm, lebar 50 cm, dan <strong>dalam</strong> 30-50<br />
cm.<br />
Hal yang harus diperhatikan <strong>dalam</strong> penggunaan rorak<br />
adalah: air hanya boleh tergenang beberapa saat. Apabila<br />
penggenangan berlanjut dikhawatirkan akan menimbulkan<br />
masalah berupa penyakit yang dapat menyerang tanaman.<br />
Sketsa: F.Agus<br />
Gambar 3. Rorak, diletakkan pada bidang olah dan saluran<br />
resapan air<br />
Manfaat rorak<br />
Selain berfungsi untuk menampung sedimen<br />
(sediment trap) dan menyalurkan air, rorak juga dapat<br />
menampung serasah, sehingga rorak dapat berfungsi sebagai<br />
fasilitas untuk aplikasi mulsa vertikal (Gambar 4). Rorak<br />
juga dapat merangsang pertumbuhan akar baru, yang<br />
berdampak pada peningkatan produksi tanaman kopi.
Foto: A. Dariah<br />
Gambar 4. Rorak yang telah terisi serasah (mulsa vertikal)<br />
Sistem multistrata<br />
Merupakan konservasi tanah dengan cara penanaman<br />
tanaman buah-buahan, kayu-kayuan, dan/atau tanaman<br />
legum multiguna (multipurpose leguminous) di antara<br />
tanaman perkebunan (tanaman utama), sehingga tercipta<br />
komunitas tanaman dengan berbagai strata tajuk. Dengan<br />
kondisi yang demikian, hanya sebagian kecil saja air hujan<br />
yang langsung menerpa permukaan tanah.<br />
Foto: F. Agus<br />
Gambar 5. Sistem multistrata pada lahan usaha tani<br />
berbasis kopi<br />
Manfaat sistem multistara<br />
Selain menguntungkan dari segi konservasi tanah,<br />
penerapan sistem multistrata dapat memberikan keuntungan<br />
lain, yakni: (1) tersedianya naungan untuk tanaman utama<br />
sehingga dapat menekan pertumbuhan gulma; (2) pangkasan<br />
dari tanaman legum pohonan dapat berfungsi sebagai<br />
sumber mulsa dan pupuk hijau; dan (3) tanaman lainnya<br />
yang ditanam <strong>dalam</strong> sistem multistrata dapat menjadi<br />
sumber pendapatan tambahan.<br />
Untuk informasi lebih lanjut, hubungi:<br />
Dr. Ai Dariah<br />
<strong>Balai</strong> <strong>Penelitian</strong> <strong>Tanah</strong><br />
Jl. Ir. H. Juanda 98, BOGOR<br />
Tlp : (0251)323012, Fax : (0251)321608<br />
e-mail: ai_dariah@telkom.net<br />
KONSERVASI TANAH PADA<br />
LAHAN USAHA TANI BERBASIS<br />
TANAMAN PERKEBUNAN<br />
Foto: F. Agus dan A. Dariah<br />
BALAI PENELITIAN TANAH<br />
Pusat <strong>Penelitian</strong> dan Pengembangan <strong>Tanah</strong> dan Agroklimat<br />
Badan Litbang Pertanian<br />
2005