25.09.2013 Views

CARA MUDAH LEBIH MEMAHAMI BUDAYA JAWA TUJUAN ...

CARA MUDAH LEBIH MEMAHAMI BUDAYA JAWA TUJUAN ...

CARA MUDAH LEBIH MEMAHAMI BUDAYA JAWA TUJUAN ...

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Orangtua pengantin wanita menjemput orangtua pengantin laki-laki di<br />

depan rumah. Mereka berjalan bersama menuju ke tempat upacara. Kedua ibu<br />

berjalan di depan, dan kedua ayah berjalan di belakang. Orangtua dari pengantin<br />

laki-laki duduk di sebelah kiri dari pasangan pengantin. Orangtua dari pengantin<br />

perempuan duduk di sebelah kanan dari pasangan pengantin.<br />

SUNGKEMAN<br />

Mereka bersujut untuk mohon doa restu dari orangtua mereka. Pertama ke<br />

orangtua pengantin wanita, kemudian ke orangtua pengantin laki-laki. Selama<br />

Sungkeman, Pemaes mengambil keris dari pengantin laki-laki. Setelah<br />

Sungkeman, pengantin laki-laki memakai kembali kerisnya.<br />

Orang tua pasangan pengantin memakai motif batik yang sama<br />

(Truntum), berarti pasangan akan selalu mempunyai cukup keuntungan untuk<br />

hidup baik, mereka juga memakai Sindur seperti ikat pinggang. Warna merah<br />

dari Sindur dengan pinggir berliku berarti bahwa hidup itu seperti sungai<br />

mengalir di gunung. Orangtua mengantar mereka ke kehidupan nyata dan mereka<br />

akan membentuk keluarga yang kuat<br />

Ritual Nyadran<br />

Saat untuk Berintrospeksi<br />

Memiliki Makna Doa kepada Tuhan dan Wujud Penghargaan terhadap Bulan<br />

Sya'ban<br />

Menjelang datangnya bulan suci Ramadhan, di berbagai daerah di Jawa<br />

mudah kita jumpai ritual sadranan atau nyadran. Keunikan dan nuansa religius<br />

magis senantiasa mewarnai ritual-ritual itu. Biasanya, tempat-tempat yang<br />

dikramatkan menjadi lokasi kegiatan nyadran ini, terutama makam leluhur atau<br />

tokoh besar yang banyak berjasa bagi syiar agama pada masa lampau.<br />

Seperti warga Desa Karanggude Kulon, Kecamatan Karanglewas,<br />

Kabupaten Banyumas, yang melaksanakan ritual nyadran di makam Syekh<br />

Muchorodin atau Mbah Agung Mulyo. Warga setempat meyakini Syekh<br />

Muchorodin adalah pengikut setia Sultan Agung Pranatagama yang menyebarkan<br />

agama Islam di Jawa melalui media wayang kulit.<br />

Nyadran ke makam tokoh besar yang berjasa bagi syiar agama pada masa<br />

lalu juga diselenggarakan di makam Sunan Kalijaga di Kadilangu, Kabupaten<br />

Demak. Pada minggu-minggu terakhir bulan Ruwah, masyarakat dari berbagai<br />

penjuru datang ke makam ini untuk berziarah. Di Dusun Panjang Lor, Kelurahan

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!