14.11.2013 Views

Indonesian Report.indd - Global Witness

Indonesian Report.indd - Global Witness

Indonesian Report.indd - Global Witness

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

6 Uang Keamanan<br />

kemerdekaan Papua. Pengawasan ini sangat penting karena<br />

tanpa adanya kontrol kemana uang berakhir, bermacammacam<br />

nama yang dipakai oleh Freeport McMoRan untuk<br />

menggambarkan pembayaran ini dalam pernyataan publiknya<br />

akan tidak berarti.<br />

Freeport McMoRan telah diberikan kesempatan untuk<br />

menanggapi pertanyaan-pertanyaan dari <strong>Global</strong> <strong>Witness</strong>,<br />

namun mereka hanya memberikan jawaban-jawaban umum<br />

yang menyatakan bahwa perusahaan memiliki langkah<br />

pengawasan dan kepatutan, tanpa menjelaskan apa saja<br />

langkah-langkah itu secara lebih mendetil atau menunjukkan<br />

bagaimana prakteknya (lihat boks: Apa saja yang dikatakan<br />

Freeport McMoRan ... dan yang tidak dikatakan, halaman<br />

18). Mengingat temuan-temuan dalam laporan ini, dan<br />

karena perusahaan selalu enggan untuk menjelaskan secara<br />

menyeluruh hubungan keuangannya dengan aparat keamanan<br />

pemerintah Republik Indonesia, <strong>Global</strong> <strong>Witness</strong> percaya sudah<br />

saatnya hal ini diusut oleh pihak berwenang Amerika Serikat<br />

dengan menggunakan Undang-Undang Praktek Korupsi Luar<br />

Negri AS dan undang undang lain yang sesuai, dan juga oleh<br />

pihak berwenang Indonesia dengan menggunakan undang<br />

undang negara Indonesia yang mengatur tentang pembayaran<br />

atau pemberian uang yang dilakukan oleh perusahaan swasta<br />

kepada pejabat publik.<br />

Saatnya transparansi di daerah konflik<br />

Masalah yang dihadapi investasi industri ekstraktif di daerah<br />

konflik tidak terbatas hanya terjadi di Indonesia. Sebuah<br />

penilaian yang dikeluarkan di bulan Maret 2005 memperlihatkan<br />

dari 70 negara yang memiliki konflik atau mempunyai resiko<br />

konflik: sedikitnya 30 negara dari 70 negara tersebut memiliki<br />

industri minyak, gas dan pertambangan yang cukup signifikan. 14<br />

Di seluruh negara ini, perusahaan-perusahaan harus transparan<br />

secara penuh mengenai pembayaran yang mereka berikan<br />

kepada aparat keamanan dan hanya melakukan pembayaran<br />

yang memang diwajibkan oleh hukum. Hal ini juga berarti<br />

bahwa perusahaan tidak boleh membayar kelompok bersenjata<br />

apapun yang tidak diakui oleh hukum atau undang-undang,<br />

misalnya kelompok pemberontak.<br />

Ada persoalan yang lebih luas mengenai bagaimana caranya<br />

bagi perusahaan untuk menghindari keterlibatan, baik disengaja<br />

maupun tidak, dalam hal pelanggaran HAM atau tindak kejahatan<br />

lain yang mungkin terjadi di daerah konflik dimana mereka<br />

beroperasi. Persoalan ini harus menjadi hal yang pokok bagi<br />

kerja Perwakilan Khusus Sekjen PBB di bidang Bisnis dan HAM<br />

yang akan dibentuk di masa depan, pos yang pembentukannya<br />

masih didiskusikan di PBB ketika laporan ini keluar ke media<br />

[Juli 2005].<br />

Tanpa transparansi, tidak mungkin bagi masyarakat yang tinggal<br />

di daerah yang dirundung konflik bisa yakin bahwa perusahaanperusahaan<br />

yang mendapatkan keuntungan dari kekayaan alam<br />

mereka tidak melakukan hal itu dengan mengesampingkan HAM<br />

dan prinsip pemerintahan yang baik. Hal ini juga merupakan<br />

satu satunya jalan bagi pemegang saham untuk memastikan<br />

bahwa perusahaan mengelola resiko dengan cara-cara yang<br />

tidak memperburuk konflik maupun yang membahayakan<br />

keamanan dan kebebasan perusahaan untuk beroperasi.<br />

Transparansi akan sulit dicapai, jika hanya lewat komitmen<br />

secara sukarela dari perusahaan, karena ada resiko perusahaan<br />

akan memilih untuk tidak menyampaikan transparansi secara<br />

sukarela, atau hanya membuat komitmen retorik tentang<br />

keterbukaan tanpa memberikan informasi lengkap, seperti yang<br />

nampaknya dilakukan oleh Freeport McMoRan.<br />

Oleh karena itu, industri ekstraktif, para investor dan pemerintah<br />

yang mengatur kegiatan mereka perlu mewajibkan perusahaan<br />

untuk memberikan informasi secara penuh dan diaudit atas<br />

pembayaran yang mereka lakukan terhadap aparat keamanan<br />

di negara-negara yang terlibat konflik bersenjata, atau memiliki<br />

resiko konflik. Perusahaan ekstraktif seharusnya tidak melakukan<br />

pembayaran sama sekali kepada kelompok bersenjata di<br />

daerah konflik, kecuali ada kewajiban hukum yang jelas untuk<br />

melakukan hal demikian.<br />

Perusahaan ekstraktif secara rutin mengklaim bahwa mereka<br />

tidak terlibat dalam tindak kejahatan yang terjadi disekitar mereka,<br />

di daerah konflik. Untuk menunjukkan bahwa pernyataan<br />

mereka adalah benar, dan sebagai usaha supaya mereka tidak<br />

menjadi terlibat, perusahaan perlu mengungkapkan secara<br />

penuh seluruh pembayaran yang mereka lakukan kepada aparat<br />

keamanan pemerintah dan mengijinkan pembayaran mereka<br />

diaudit secara independen.<br />

<strong>Global</strong> <strong>Witness</strong> merekomendasikan:<br />

1. Hubungan keuangan antara Freeport McMoRan,<br />

Freeport Indonesia dan TNI serta Polri perlu diusut oleh para<br />

penegak hukum di Indonesia dan AS.<br />

2. Seluruh pembayaran oleh perusahaan ekstraktif kepada<br />

aparat keamanan negara di daerah konflik harus diungkapkan<br />

secara menyeluruh kepada publik dan diaudit secara<br />

independen.<br />

3. Tidak ada perusahaan ekstraktif yang boleh melakukan<br />

pembayaran kepada kelompok bersenjata di daerah konflik<br />

kecuali pembayaran tersebut secara eksplisit diwajibkan oleh<br />

hukum.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!